Hasil Cut
Hasil Cut
Uji Reliabilitas
bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan
menghasilkan data yang sama. Artinya apabila suatu instrumen tersebut dikenakan
pada sejumlah subjek yang sama pada lain waktu, maka hasilnya akan tetap sama
atau relatif sama. Adapun rumus yang digunakan untuk menghitung reliabilitas
2
∑ σb
r 11 = [ ][k
k −1
1−
σ t2 ]
2
2 (∑ X )
Dengan Varian σ t=¿ ∑X − n
n
Keterangan:
r 11 : Koefisien reliabilitas
σ t2 : Varians total
n : Banyak siswa
nilai r 11 hasil perhitungan dari rumus Alpha Cronbach dengan harga r tabel yang
mengambil nilai α = 0,05 = 5%. Apabila r 11 > r tabel , maka butir soal/pernyataan
Product Moment dengan angka kasar yang dikemukakan oleh Karl Pearson,
sebagai berikut:
N ( ∑ XY ) −( ∑ X )( ∑ Y )
r xy =
2 2
√ {N ∑ X −(∑ X ) }{ N ∑ Y −(∑ Y ) }
2 2
Keterangan:
rxy : Koefisien korelasi antara skor butir soal/item pernyataan X dan total skor Y
∑Y : Total skor
N : Banyak siswa
moment dengan taraf signifikansi 5% dan jika rxy > rtabel maka instrumen tersebut
karena data yang dihasilkan dari pemberian angket gaya belajar berskala ordinal.
b. Pada setiap butir, menentukan jumlah orang yang mendapat skor 1,2,3, dan 4;
proporsi.
secara berurutan.
Y = NS + [1 + |NSmin|]11
Jones & Knuth (dalam Idharwati, Rasiman, & Utami, 2019) menyebutkan representasi adalah
model atau bentuk pengganti dari suatu situasi masalah atau aspek dari suatu situasi masalah
yang digunakan untuk menemukan solusi, sebagai contoh, suatu masalah dapat
3. Uji Validitas
ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti
instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.
Rumus yang digunakan untuk menguji validitas instrumen ini adalah korelasi
Product Moment dengan angka kasar yang dikemukakan oleh Karl Pearson,
sebagai berikut:
N ( ∑ XY ) −( ∑ X )( ∑ Y )
r xy =
2 2
√ {N ∑ X −(∑ X ) }{ N ∑ Y −(∑ Y ) }
2 2
Keterangan:
rxy : Koefisien korelasi antara skor butir soal/item pernyataan X dan total skor Y
∑Y : Total skor
N : Banyak siswa
Pengujian dilakukan menggunakan bantuan aplikasi IBM SPSS Statistic 21.
moment dengan taraf signifikansi 5% dan jika rxy > rtabel maka instrumen tersebut
Siswa juga belum memahami gaya belajarnya yang tepat agar dapat lebih mudah
menghafal untuk dapat menyelesaikan soal matematika. Padahal cara ini belum tentu
representasi matematis yang diterapkan dalam penelitian ini berpatokan pada indikator
Rose dan Nicholl juga menyatakan pendapat yang serupa yaitu dengan
memahami gaya belajar sendiri dapat membantu menyerap informasi lebih cepat dan
mudah sehingga berkomunikasi lebih efektif dengan orang lain (Wulandari, Mirza, &
Sayu, 2014).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengaruh gaya belajar visual, gaya
belajar auditorial, dan gaya belajar kinestetik terhadap prestasi belajar berada pada
kategori sangat kuat (Sugiyono, 2007 dalam Bire, Geradus, & Bire, 2014: 78).
Menurut nasution 2013, gaya belajar adalah cara yang konsisten yang dilakukan
oleh seorang siswa dalam menangkap stimulus atau informasi, cara mengingat, berpikir
mengenali berbagai metode belajar yang disukai yang mungkin lebih efektif bagi siswa
tersebut”.
untuk menggali data yang diperlukan. Penelitian yang dilakukan dengan terjun
matematis siswa kelas VIII ditinjau dari gaya belajar pada Materi Teorema Pythagoras
dipelajari dan dipahami, apalagi harus dipelajari dengan sistem belajar seperti di masa
pandemi Covid-19 ini. Siswa tentu akan lebih banyak belajar secara mandiri dan
apabila tidak paham, kecil kemungkinannya bahwa siswa akan aktif menanyakan
Meski di penghujung tahun 2020 sebagian sekolah mulai diizinkan untuk melangsungkan
pembelajaran tatap muka, namun tetap harus mengikuti protokol kesehatan yang ketat dengan
mengurangi waktu belajar atau jumlah pertemuan di sekolah. Jadi, sebagian kegiatan belajar
mengajar masih tetap dilaksanakan secara online.
Salah satu masalah yang muncul akibat sistem belajar di masa sekarang ini yaitu
persis, atau terlihat bahwa siswa mengerjakan tugas yang diberikan dengan hanya
menyalin jawaban temannya. Meski bekerja sama tidak dilarang, namun jika hanya
menyalin jawaban tanpa memahami maka tujuan pembelajaran tidak akan tercapai.
Tujuan guru-guru memberikan tugas yaitu untuk melihat tingkat pemahaman dan
kemampuan matematis siswa terkait materi yang diajarkan. Guru-guru saat ini harus
memaklumi keadaan tersebut karena sistem pembelajaran seperti ini masih butuh
penyesuaian dan sulit untuk dilaksanakan jika ingin hasil yang diperoleh sama seperti
Namun sebagian siswa kini terpaksa mengikuti cara belajar yang diberikan guru seperti yang
hanya mengirimkan materi beserta contoh saja, ada yang dilengkapi dengan video penjelasan,
ataupun hanya memberikan langkah-langkah singkat dalam penyelesaiannya. Dengan kondisi
seperti itu, untuk sebagian siswa dirasa tidak sesuai dengan gaya belajarnya sehingga
terjadilah ketidakpahaman siswa terhadap materi yang dijelaskan. Alhasil tugas-tugas yang
diberikan tidak dikerjakan atau dikerjakan dengan menyalin jawaban teman saja. Dalam hal
ini guru perlu memahami gaya belajar siswa agar penyaluran informasi terkait materi dapat
diterima dan dipahami dengan baik.
jawaban tugas matematika siswa-siswa di kelas VIII sebagian sama persis satu
dengan lainnya. Ada siswa yang mengerjakan dan jawabannya benar, ada juga yang
mengerjakan tapi jawabannya masih salah, ada yang mengerjakan namun menyalin
jawaban temannya yang salah, dan ada juga yang tidak mengerjakan sama sekali. Hal
ini menyebabkan sulit untuk mengetahui siswa-siswa yang sudah dan yang belum
khususnya kemampuan representasi yang telah dimiliki siswa. Ditambah lagi, keadaan
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2006 Standar
Isi untuk Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta.
Guntoro, S. A. (2016). Konsepsi Siswa Tentang Teorema Pythagoras Kelas VIII SMP Negeri
10 Salatiga. NASKAH PUBLIKASI. FKIP, Pendidikan Matematika, Universitas
Kristen Satya Wacana.
AR, R. A., & Mahmud, N. (2018). Analisis Kemampuan Representasi Matematis dalam
Pemecahan Masalah Geometri Serta Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jurnal
Review Pembelajaran Matematika , 3(2), 147-148.
As'ari, A. R., Tohir, M., & Valentino, E. (2017). Matematika SMP/MTs Kelas VIII. Jakarta:
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Azizah, L. N., Junaedi, I., & Suhito. (2019). Kemampuan Representasi Matematis Ditinjau
dari Gaya Kognitif Siswa Kelas X pada Pembelajaran Matematika dengan Model
Problem Based Learning. PRISMA, Prosiding Seminar Nasional Matematika 2 , 355-
365.
Bire, A. L., Geradus, U., & Bire, J. (2014). Pengaruh Gaya Belajar Visual, Auditorial, dan
Kinestetik Terhadap Prestasi Belajar Siswa. Jurnal Kependidikan Penelitian Inovasi
Pembelajaran , 44(2), 168-174.
DePorter, B., & Hernacki, M. (2007). Quantum Learning: Membiasakan Belajar Nyaman
dan Menyenangkan (1st Edition ed.). (S. Meutia, Penyunt., & A. Abdurrahman,
Penerj.) Bandung: Kaifa.
Guntoro, S. A. (2016). Konsepsi Siswa Tentang Teorema Pythagoras Kelas VIII SMP Negeri
10 Salatiga. NASKAH PUBLIKASI. FKIP, Pendidikan Matematika, Universitas
Kristen Satya Wacana.
Herlina, Yusmin, E., & Nursangaji, A. (2017). Kemampuan Representasi MAtematis Siswa
dalam Materi Fungsi di Kelas VIII SMP Bumi Khatulistiwa. Jurnal Pendidikan dan
Pembelajaran Khatulistiwa , 6(10).
Khoeron, I. R., Sumarna, N., & Permana, T. (2014). Pengaruh Gaya Belajar Terhadap
Prestasi Belajar. Journal of Mechanical Engineering Education , 1(2), 291-297.
Mantiri, J. (2019). Peran Pendidikan dalam Menciptakan Sumber Daya Manusia Berkualitas
di Provinsi Sulawesi Utara. Jurnal Civic Education , 3(1), 20-26.
Merpaung, J. (2015). Pengaruh Gaya Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa. Jurnal
KOPASTA , 2(2), 13-17.
Mulyaningsih, S., Marlina, R., & Effendi, K. N. (2020). Analisis Kemampuan Representasi
Matematis Siswa SMP dalam Menyelesaikan Soal Matematika. Jurnal Kajian
Pendidikan Matematika , 6(1), 99-110.
NCTM. (2000). Principles and Standards for School Mathematics. Reston, VA: NCTM.
Nurmala, S., & Adirakasiwi, A. G. (2020). Analisis Kemampuan Representasi Matematis dan
Kepercayaan Diri. Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan
Matematika Universitas Singaperbangsa Karawang , 2(1B), 468-469.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 21 Tahun 2016 Standar Isi untuk
Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2006 Standar
Isi untuk Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta.
Prashnig, B. (2007). The Power of Learning Style: Memacu Anak Melejitkan Prestasi dengan
Mengenali Gaya Belajarnya. (R. Astuti, Penyunt., & N. Fauziah, Penerj.) Bandung:
Kaifa.
Pratiwi, N. K., Yusmin, E., & Yani, A. (2019). Kemampuan Representasi Matematis
Menyelesaikan Soal Segi Empat Ditinjau dari Self-Efficacy di Madrasah Tsanawiyah.
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Khatulistiwa , 8(9), 1.
Priyatna, A. (2013). Pahami Gaya Belajar Anak! Memaksimalkan Potensi Anak dengan
Modifikasi Gaya Belajar. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
Purnama, R. N., Kusmaryono, I., & Basir, M. A. (2019). Analisis Kemampuan Representasi
Matematis Siswa Kelas VIII SMP Al Fattah Semarang. Kontinu: Jurnal Penelitian
Didaktik Matematika , 3(1), 23-36.
Pujiarti, Amin. (2013). Hubungan Antara Gaya Belajar dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas
V SD Negeri Percobaan 4 Wates Kulon Progo Tahun Ajaran 2012/2013. SKRIPSI.
Fakultas Ilmu Pendidikan, Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Negeri
Yogyakarta.
Rambe, M. S., & Yarni, N. (2019). Pengaruh Gaya Belajar Visual, Auditorial, dan Kinestetik
Terhadap Prestasi Belajar Siswa SMA Dian Andalas Padang. Jurnal Review
Pendidikan dan Pengajaran , 2(2), 291-296.
Sinaga, G. F., Hartoyo, A., & Hamdani. (2016). Kemampuan Representasi Matematis Siswa
Ditinjau Dari Gaya Belajar pada Materi Fungsi Kuadrat di SMA. Jurnal Pendidikan
dan Pembelajaran Khatulistiwa , 5(6), 1-12.
Tanta. (2010). Pengaruh Gaya Belajar Terhadap Hasil Belajar Mahasiswa pada Mata Kuliah
Biologi Umum Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Cenderawasih.
KREATIF Jurnal Kependidikan Dasar , 1(1), 7-21.
Triwinarki, E., & Marlina, R. (2020). Analisis Kemampuan Representasi Matematis Siswa
SMP pada Materi Segiempat dan Segitiga. Prosiding Seminar Nasional Matematika
dan Pendidikan Matematika Universitas Singaperbangsa Karawang , 2(1B), 392-393.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Sistem Pendidikan Nasional.
Jakarta.
Wulandari, S., Mirza, A., & Sayu, S. (2014). Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa
Ditinjau dari Gaya Belajar pada SMA Negeri 10 Pontianak. Jurnal Pendidikan dan
Pembelajaran Khatulistiwa , 3(9), 1-11.