Anda di halaman 1dari 13

TUGAS UAS

CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

PT TELEKOMUNIKASI INDONESIA (TELKOM) TBK

Dosen:

Dr. Hendrati Dwi Mulyaningsih, SE., MM., CT., CECP

Fasya Muhammad Ghaffar

20090319078

MAGISTER MANAJEMEN RUMAH SAKIT


PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
2020
BAB I
PENDAHULUAN
Telkom Group adalah satu-satunya Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
telekomunikasi serta penyelenggara layanan telekomunikasi dan jaringan terbesar
di Indonesia. Telkom Group melayani jutaan pelanggan di seluruh Indonesia dengan
rangkaian lengkap layanan telekomunikasi yang mencakup sambungan telepon kabel
tidak bergerak dan telepon nirkabel tidak bergerak, komunikasi seluler, layanan
jaringan dan interkoneksi serta layanan internet dan komunikasi data. Telkom
Group juga menyediakan berbagai layanan di bidang informasi, media dan
edutainment, termasuk cloud-based and server-based managed services, layanan e-
Payment dan IT enabler, e-Commerce dan layanan portal lainnya.

1. Telekomunikasi

Telekomunikasi merupakan bagian bisnis  Telkom. Sebagai ikon bisnis


perusahaan, Telkom melayani sambungan telepon kabel tidak bergerak Plain
Ordinary Telephone Service (POTS), telepon nirkabel tidak bergerak, layanan
komunikasi data, broadband, satelit, penyewaan jaringan dan interkoneksi, serta
telepon seluler yang dilayani oleh Anak Perusahaan Telkomsel. Layanan
telekomunikasi Telkom telah menjangkau beragam segmen pasar mulai dari
pelanggan individu sampai dengan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) serta
korporasi.

2. Informasi

Layanan informasi merupakan model bisnis yang


dikembangkan Telkom dalam ranah New Economy Business (NEB). Layanan ini
memiliki karakteristik sebagai layanan terintegrasi bagi kemudahan proses kerja dan
transaksi yang mencakup Value Added Services (VAS) dan Managed Application/IT
Outsourcing (ITO), e-Payment dan IT enabler Services (ITeS).

3. Media

Media merupakan salah satu model bisnis Telkom yang dikembangkan


sebagai bagian dari NEB. Layanan media ini menawarkan Free To Air (FTA) dan
Pay TV untuk gaya hidup digital yang modern.

4. Edutainment

Edutainment menjadi salah satu layanan andalan dalam model bisnis NEB
Telkom dengan menargetkan segmen pasar anak muda. Telkom menawarkan
beragam layanan di antaranya Ring Back Tone (RBT), SMS Content, portal dan lain-
lain.

5. Services

Services menjadi salah satu model bisnis Telkom yang berorientasi kepada
pelanggan. Ini sejalan dengan Customer Portfolio Telkom kepada pelanggan
Personal, Consumer/Home, SME, Enterprise, Wholesale, dan Internasional.

Perusahaan telekomunikasi, Telkom Group terus mengupayakan inovasi di


sektor-sektor selain telekomunikasi, serta membangun sinergi di antara seluruh
produk, layanan dan solusi, dari bisnis legacy sampai New Wave Business. Untuk
meningkatkan nilai usaha, pada tahun 2012 Telkom Group mengubah portofolio
bisnisnya menjadi TIMES (Telecommunication, Information, Media Edutainment &
Service). Untuk menjalankan portofolio bisnisnya, Telkom Group memiliki empat
anak perusahaan, yakni PT. Telekomunikasi Indonesia Selular (Telkomsel), PT.
Telekomunikasi Indonesia International (Telin), PT. Telkom Metra dan PT. Daya
Mitra Telekomunikasi (Mitratel).
BAB II
LANDASAN TEORI
Dalam konteks global, istilah Corporate Social Responsibility (CSR) mulai
digunakan sejak tahun 1970-an dan semakin populer terutama setelah kehadiran buku
st
Cannibals With Forks: The Triple Bottom Line in 21 Century Business (1998),
karya John Elkington. Mengembangkan tiga komponen penting sustainable
development, yakni economic growth, environmental protection, dan social equity,
yang digagas the World Commission on Environment and Development (WCED)
dalam Brundtland Report (1987), Elkington mengemas CSR ke dalam tiga fokus: 3P,
singkatan dari profit, planet dan people. Perusahaan yang baik tidak hanya memburu
keuntungan ekonomi belaka (profit) melainkan pula memiliki kepedulian terhadap
kelestarian lingkungan (planet) dan kesejahteraan masyarakat (people). (Initiative,
2002).

Dalam perkembangan selanjutnya ketiga konsep ini menjadi patokan bagi


perusahaan untuk melaksanakan tanggung jawab sosial yang kita kenal dengan
konsep CSR. CSR merupakan komitmen usaha untuk bertindak secara etis,
beroperasi secara legal dan berkontribusi untuk meningkatkan kualitas hidup dari
karyawan dan keluarganya, komunitas lokal, dan komunitas luas. Konsep CSR
melibatkan tanggung jawab kemitraan antara pemerintah, perusahaan, dan komunitas
masyarakat setempat yang bersifat aktif dan dinamis.

CSR walau masih sangat sedikit tapi sudah diatur secara tegas di Indonesia, yaitu
dalam Undang-Undang Nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, Undang-
Undang Nomor 25 tahun 2007 tentang Penanaman Modal, dan Peraturan Menteri
Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor Per-5/MBU/2007 tentang Program
Kemitraan BUMN dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan, khusus untuk
perusahaan-perusahaan BUMN. Setelah itu tanggung jawab sosial perusahaan
dicantumkan lagi dalam Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan
Terbatas. Pasal 74 ayat (1) Undang-Undang ini menyatakan perseroan yang
menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan atau berkaitan dengan sumber daya
alam wajib melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan. Ayat (2) pasal ini
manyatakan kewajiban tersebut diperhitungkan sebagai biaya perseroan yang
pelaksanaannya dilakukan dengan memperhatikan kepatutan dan kewajaran.
Selanjutnya ayat (3) menyebutkan perseroan yang tidak melaksanakan kewajiban
sebagaimana yang dimaksud ayat (1) dikenai sanksi sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang terkait. Kemudian ayat (4) menyatakan ketentuan lebih
lanjut mengenai tanggung jawab sosial dan lingkungan diatur dengan Peraturan
Pemerintah.

Terdapat dua jenis konsep CSR, yaitu dalam pengertian luas dan dalam
pengertian sempit. CSR dalam pengertian luas, berkaitan erat dengan tujuan
mencapai kegiatan ekonomi berkelanjutan (sustainable economic activity).
Keberlanjutan kegiatan ekonomi bukan hanya terkait soal tanggungjawab sosial tetapi
juga menyangkut akuntabilitas (accountability) perusahaan terhadap masyarakat dan
bangsa serta dunia internasional. CSR dalam pengertian sempit dapat dipahami dari
beberapa peraturan dan pendapat ahli berikut:

1. Menurut (Widjaja & Yeremia, 2008) CSR merupakan bentuk kerjasama antara
perusahaan (tidak hanya Perseroan Terbatas) dengan segala hal (stake-holders)
yang secara langsung maupun tidak langsung berinteraksi dengan perusahaan
untuk tetap menjamin keberadaan dan kelangsungan hidup usaha (sustainability)
perusahaan tersebut. Pengertian tersebut sama dengan Tanggung Jawab Sosial
dan Lingkungan, yaitu merupakan komitmen Perseroan untuk berperan serta
dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan kualitas
kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat, baik bagi perseroan sendiri,
komunitas setempat, maupun masyarakat pada umumnya (Widjaja & Yani, 2006).
Menurut UUPT 2007 pengertian CSR dalam Pasal 1 angka 3 menyebutkan tang-
gungjawab sosial dan lingkungan adalah komitmen perseroan untuk berperan
serta dalam pembangunan
ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan
yang bermanfaat, baik bagi Perseroan sendiri, komunitas setempat, maupun
masyarakat pada umumnya.

2. UUPM 2007, dalam penjelasannya pasal 15 huruf b disebutkan tanggungjawab


sosial perusahaan adalah tanggungjawab yang melekat pada setiap perusahaan
penanaman modal untuk tetap menciptakan hubungan yang serasi,seimbang, dan
sesuai dengan lingkungan, nilai, norma, dan budaya masyarakat setempat.
Tampak bahwa UUPT 2007 mencoba memisahkan antara tanggung jawab sosial
dengan tanggung jawab lingkungan, yang mengarah pada CSR sebagai sebuah
komitmen perusahaan terhadap pembangunan ekonomi berkelanjutan dalam
upaya meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan.

3. Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor Per-5/MBU/2007


tentang Program Kemitraan BUMN dengan Usaha Kecil dan Program Bina
Lingkungan, konsep CSR dapat dipahami dalam Pasal 2 bahwa menjadi ke-
wajiban bagi BUMN baik Perum maupun Persero untuk melaksanakannya.

4. World Business Council for Sustainable Development didefinisikan sebagai


komitmen bisnis untuk memberikan kontribusi pada pembangunan ekonomi
berkelanjutan dengan memperhatikan para karyawan dan keluarganya,
masyarakat sekitar serta public pada umumnya guna meningkatkan kualitas hidup
mereka.

5. Menurut (Kotler & Nance, 2005) mendefinisikannya sebagai komitmen korporasi


untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar melalui kebijakan praktik
bisnis dan pemberian kontribusi sumber daya korporasi.

Dari pengertian tersebut tampak bahwa CSR merupakan social responsibility dan
perusahaan dalam hubungannya dengan pihak internal dan eksternal perusahaan.
Dengan demikian korporasi dewasa ini memiliki berbagai aspek tanggungjawab.
Korporasi harus dapat mengelola tanggungjawab ekonominya kepada pemegang
saham, memenuhi tanggungjawab hukum dengan mematuhi peraturan perundang-
undangan yang berlaku, dan bertanggungjawab sosial kepada para stakeholder
(pemegang kepentingan).
BAB III
PEMBAHASAN
1. Program CSR PT Telkomsel bekerja sama dengan PEMKOT kota
Bandung meluncur Bus Pariwisata Gratis ( BANDROS )

Telkomsel bekerjasama dengan Pemerintah Kota Bandung meresmikan Bus


Pariwisata BANDROS (Bandung Tour on Bus) yang akan melayani wisatawan
berkeliling Kota Bandung secara gratis. Bus ini adalah bentuk aktivitas Corporate
Social Responsibility (CSR) Telkom Group dalam mendukung kemajuan
pariwisata Bandung, di mana salah satu indikator kota wisata berskala dunia adalah
hadirnya fasilitas angkutan yang menjadi daya tarik kunjungan wisatawan.
Peluncuran bus ini dilakukan di sela-sela Pesta Pergantian Tahun Baru yang
dihadiri langsung oleh Walikota Bandung Ridwan Kamil dan Direktur Keuangan
Telkomsel Heri Supriadi. BANDROS nantinya akan melewati rute Braga, Pasirkaliki,
Setiabudi, Dago, serta wilayah lain yang banyak terdapat objek wisata menarik.
Walikota Bandung Ridwan Kamil mengatakan, ”Kami berharap BANDROS dengan
desain art deco-nya yang unik bisa menjadi icon pariwisata kota Bandung, seperti
halnya bus pariwisata serupa di negara-negara maju di dunia.”
Nama BANDROS sendiri sama seperti salah satu makanan khas Parahyangan.
Nama BANDROS ini diambil dari sayembara via Twitter yang dimenangkan
oleh Erry Pamungkas, di mana pemenang berhak mendapat sebuah telefon genggam.
Bus ini dibangun bertingkat atau double deck dengan desain unik, artistik, dan
beratap terbuka supaya menarik minat pengunjung. BANDROS berukuran panjang
747 cm, tinggi 315 cm, dan lebar 210 cm dengan kapasitas bagian bawah duduk 12
dan berdiri maksimal 20 penumpang, sedangkan bagian atas duduk 24 penumpang,
bahkan sopir dan kondekturnya pun diberi pakaian dan desain khusus.

2. Telkom Bangun Taman KAA di Bandung

Untuk mendukung Bandung sebagai salah satu tuan rumah peringatan ke-60


Konferensi Asia Afrika (KAA), PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom)
menjalankan program corporate social responsibility bagi Pemerintah Kota
Bandung dengan membangun taman KAA di Jalan Pasteur Bandung. Pembangunan
ini ditandai dengan penandatanganan Prasasti Taman KAA antara Direktur Utama
Telkom Alex J. Sinaga dengan Walikota Bandung Ridwan Kamil, disaksikan Menteri
Komunikasi dan Informatika Rudiantara di Trans Luxury Hotel, Bandung, 23 April
2015. Turut hadir dalam acara ini Direktur Enterprise & Business Service Telkom
Muhammad Awaluddin, Direktur Network Telkomsel Sukardi Silalahi, dan Ketua
Komunitas Environment Tourism Social Development Center (ETSDC) Nicolaus
Lumanau.
Telkom telah mendukung penyelenggaraan KAA sejak tahun pertamanya
sejak tahun 1955. Telkom yang saat itu masih dikenal dengan nama perusahaan
jawatan Post Telegraaf Telefoon (PTT), juga turut berkontribusi dalam
penyelenggaraan KAA melalui penyediaan teknologi telegraf dan telepon.
Dalam peringatan KAA Telkom menyediakan layanan ICT yang terdiri dari
layanan View, Internet dan Phone (V-I-P) dengan lingkup area yang meliputi Media
Center, Accomodation, Security, International Airport dan Venue (M-A-S-I-V) di
kawasan Jakarta dan Bandung, yang didukung infrastruktur Switching, Transmission
dan Access (S-T-A) dengan jaminan kehandalan layanan mencapai 99,99%.

3. Telkom Group bantu kampong Naga

Perusahaan Telkom Grup di Tasikmalaya, juga untuk menyerahkan dana CSR


(Corporate Social Responsibility) ke Kampung Naga untuk perbaikan sarana umum
dan masjid di Kampung Naga.

4. Telkom Gulirkan Puluhan Miliar Beasiswa

Pendidikan menjadi salah satu fokus utama penyaluran corporate


social responsibility (CSR) PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. (Telkom), salah
satunya melalui program beasiswa. Setiap tahunnya miliaran rupiah digelontorkan
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini.

Penyaluran beasiswa adalah upaya Telkom membangun pendidikan, khususnya


bagi mereka yang pintar dan potensial, tapi terkendala finansial. Salah satu yang
terbesar misalnya diberikan entitas PT Telkom di bidang pendidikan yakni Yayasan
Pendidikan Telkom, yang sepanjang tahun 2014 lalu memberikan beasiswa hingga
Rp20 miliar.

Beasiswa tersebut diberikan kepada sekitar 800 mahasiswa dalam bentuk


pembebasan Selain YPT, beasiswa dalam jumlah signifikan juga diberikan oleh PT
Telkomsel. Salah satunya beasiswa pertukaran pelajar AFS (American Field Service)
yakni mengikuti program pertukaran pelajar selama satu tahun ke Swiss, Belgia,
Italia, dan Jepang.
Program ini diikuti pelajar yang sedang menjalani pendidikan setingkat SMU
pada masa kenaikan dari kelas 2 ke kelas 3 di tanggal keberangkatan ke negara
tujuan. Selama mengikuti pendidikan, para peserta akan mengikuti aktivitas sekolah,
serta melebur ke dalam lingkungan masyarakat di negara tujuan. Di samping itu,
mereka juga akan mengikuti rangkaian kegiatan bermanfaat seperti orientasi, field
trip, dan community service.

Telkomsel juga menjadi motor beasiswa bagi kawasan Indonesia Timur. Pada


Juli 2014 lalu, memberikan beasiswa khusus bagi pelajar berprestasi dari Jayapura,
Sorong, dan Ambon. Bukan hanya dalam bentuk beasiswa, Telkom juga menyalurkan
CSR pendidikan melalui upaya pemingkatan kompetensi sumber daya manusia
(SDM) bangsa untuk menghadapi persaingan global. Salah satunya melalui pendirian
Telkom Profesional Certificate Centre (TPCC).

Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) TPCC, memberikan uji Kompetensi di


Bidang Teknisi Instalasi Fiber Optik yang juga merupakan tren jaringan akses saat
ini. Untuk pelaksanaan proses sertifikasi, LSP-TPCC bekerjasama dengan SMK
dan Lembaga Pelatihan yang tersebar di seluruh Indonesia dengan fungsi sebagai
Tempat Uji Kompetensi (TUK).
BAB IV
ANALISIS KASUS DAN KESIMPULAN
Setiap perusahaan besar yang berada di Indonesia sudah tidak asing lagi
dengan yang namanya tanggapan dari masyarakat, terutama konsumen dari PT
Telkom tersebut. Telepas dari baik dan buruknya product yang telah dikeluarkan oleh
perusahaan tersebut dapat diambil dua kesimpulan yaitu positif dan negatif
1. Dampak positif
a. Dari beberapa program yang yang telah dikeluarkan oleh PT Telkom
khusunya dalam bidang CSR, masyarakat sangat terbantu oleh
program program seperti pengadaan Bus Bandros yang dianggap
penting dalam mempromosikan keindahan isi kota Bandung.
b. Pembangunan taman di KAA, dalam memeriahkan acara 4 tahunan di
bandung tersebut PT Telkom ikut andil dalam pembangunan taman di
sekitaran area KAA berlangsung. Dampaknya saat ini warga bandung
dapat mennikmati taman tersebut dan dapat diperoleh secara Cuma
Cuma atau gratis.
c. Pembangunan tempat ibadah di Kampung Naga, pembangunan
tersebut dilakukan dalam rangka kunjungan kerja PT Telkom Cabang
Tasikmalaya. Dampaknya kini masyarakat kampong naga dapat
beribadah dengan lebih nyaman lagi.
d. Dana beasiswa bagi pelajar yang ingin ikut serta dalam pertukaran
pelajar. Program ini sangat membantu pemerintah dalam mewujudkan
bangsa yang cerdas.

Dalam pengaplikasian CSR dari PT Telkom yang sudah diuraikan, menurut penulis
terdapat beberapa program yang bersifat umpan, namun kedepannya alangkah lebih
baik bagi perusahaan BUMN seperti ini lebih melibatkan masyarakat dalam
penyusunan rencana penggunaan CSR yang bersifat kail.

Anda mungkin juga menyukai