REHABILITASI MEDIK
PEREMPUAN 47 TAHUN DENGAN NYERI PUNGGUNG
BAWAH YANG MENJALAR
Oleh:
Samantha Geraldine G992008049
Pembimbing:
dr. Trilastiti Widowati M., Sp.KFR, M.Kes
SURAKARTA
2021
HALAMAN PENGESAHAN
Presentasi kasus ini disusun untuk memenuhi persyaratan Kepaniteraan Klinik Ilmu Rehabilitasi
Medik Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret / RSUD Dr. Moewardi, dengan judul:
Oleh:
Samantha Geraldine G992008049
STATUS PENDERITA
I. ANAMNESIS
A. Identitas Pasien
Nama : Ny. TP
Umur : 47 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pekerjaan : Tidak Bekerja
Alamat : Jatimulyo, Boyolali, Jawa Tengah
Status : Menikah
No RM : 0153XXXX
B. Keluhan Utama
Nyeri punggung bawah
C. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke poli rehabilitasi medik dengan nyeri punggung bawah
yang menjalar dari pantat kiri sampai ke kaki kiri sekitar 2 bulan SMRS. Pasien
merasakan kebas pada betis kaki kiri dan memberat saat berdiri. Awal keluhan,
pasien merasakan kemeng kurang lebih 1 bulan. Keluhan ini dirasakan terus
menerus dan pasien merasakan sangat nyeri saat bergerak sampai tidak dapat
tidur. Ketika duduk harus dalam posisi miring. Jika berbaring dan ditekuk 1 kaki
pasien merasakan lebih enak. Pasien sebelumnya sudah berobat ke dokter
keluarga namun tidak mengalami perbaikan. Kemudian pasien pergi ke RS PKU
Delanggu kurang lebih 3 hari SMRS karena merasa tidak dapat berbuat apa-apa,
semakin sakit jika bergerak, dan tidak dapat berdiri. Pasien tidak merasakan
keluhan lain.
D. Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat trauma : disangkal
Riwayat hipertensi : (+), dengan pengobatan amlodipin 1x5mg
Riwayat DM : disangkal
Riwayat stroke : disangkal
Riwayat penyakit jantung : disangkal
Riwayat alergi obat/makanan : disangkal
Riwayat asma : disangkal
Riwayat operasi : disangkal
Riwayat tumor/keganasan : disangkal
E. Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat hipertensi : disangkal
Riwayat DM : disangkal
Riwayat penyakit jantung : disangkal
Riwayat alergi obat/makanan : disangkal
Riwayat asma : disangkal
Riwayat tumor/keganasan : disangkal
F. Riwayat Kebiasaan dan Gizi
Penderita makan tiga kali sehari dengan nasi, sayur, dan lauk pauk. Pasien tidak
memiliki riwayat kebiasaan merokok dan mengonsumsi alkohol. Riwayat
berolahraga diakui pasien sangat jarang dilakukan.
G. Riwayat Sosial Ekonomi
Pasien sudah tidak bekerja lagi. Pasien berobat ke RSUD Dr. Moewardi dengan
menggunakan jaminan kesehatan BPJS.
II. PEMERIKSAAN FISIK
A. Status Ambulasi
Datang dengan kursi roda
B. Status Generalis
Keadaan umum sakit ringan, GCS E4V5M6.
C. Tanda Vital dan Status Gizi
Tekanan darah : 182/113 mmHg
Nadi : 102 kali/menit
Respirasi : 20 kali/menit
Suhu : 36,6 oC
VAS : 4-5 di punggung bawah
D. Kepala
Mesocephal, luka operasi(-), rambut hitam dan putih, tidak mudah rontok, tidak
mudah dicabut
E. Mata
Konjungtiva anemis(-/-), sklera ikterik(-/-), refleks cahaya langsung dan tidak
langsung(+/+), pupil isokor(3mm/3mm), oedem palpebra(-/-), sekret(-/-)
F. Hidung
Nafas cuping hidung(-), deformitas(-), darah(-/-), sekret(-/-)
G. Telinga
Deformitas(-/-), darah(-/-), sekret(-/-)
H. Mulut
Bibir kering(-), sianosis(-), lidah kotor(-), lidah simetris, stomatitis(-), gusi
berdarah(-)
I. Kulit
Warna sawo matang, pucat(-), ikterik(-), petechiae(-), spider naevi(-), striae(-),
hiperpigmentasi(-), hipopigmentasi(-)
J. Leher
Simetris, trakea di tengah, step off(-), JVP tidak meningkat, limfonodi tidak
membesar, nyeri tekan(-), benjolan(-)
K. Thoraks
1. Jantung
a. Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
b. Palpasi : Ictus cordis tidak kuat angkat
c. Perkusi : Konfigurasi jantung kesan tidak melebar
d. Auskultasi : BJI BJII normal, reguler, bising(-)
2. Paru
a. Inspeksi : Pengembangan dada kanan=kiri, retraksi(-)
b. Palpasi : Fremitus kanan=kiri
c. Perkusi : Sonor seluruh lapang paru
d. Auskultasi : Suara dasar vesikuler(+)
L. Trunk
Inspeksi : skoliosis(-), kifosis(-), lordosis(-)
Palpasi : massa(-), nyeri tekan(-)
Perkusi : nyeri ketok kostovertebra(-)
Tanda Patrick/Fabere : (-/-)
Tanda Anti Patrick : (-/-)
Tanda Laseque/SLR : (-/+); SLR: 30o
M. Abdomen
Inspeksi : dinding perut sama dengan dinding dada
Auskultasi : peristaltik (+) normal
Perkusi : timpani
Palpasi : supel, nyeri tekan (-)
N. Ekstremitas
Pemeriksaan status lokalis pada regio Femur dextra et sinistra
Inspeksi : kemerahan(-/-), deformitas(-/-), nyeri gerak(-/+),
sikatrik(-/-), atrofi(-/-)
Palpasi : suhu teraba dalam batas normal, nyeri tekan(-/-),
krepitasi(-/-), massa tumor(-/-), oedem(-/-), akral dingin(-/-)
ROM : keterbatasan ROM (-/+)
Kekuatan Tonus RF RP
555 555 N N +2 +2 - -
555 555 N N +2 +2 - -
O. Status Neurologis
1. Kesadaran : GCS E4V5M6
2. Fungsi luhur : dalam batas normal
3. Fungsi vegetatif : dalam batas normal
4. Fungsi sensorik : dalam batas normal
5. Fungsi motorik dan refleks
Tonus RF RP
N N +2 +2 - -
N N +2 +2 - -
Pemeriksaan ROM
Neck
ROM Pasif ROM Aktif
Fleksi 0-70o 0-70o
Ekstensi 0-40o 0-40o
Lateral bending kanan 0-60o 0-60o
Lateral bending kiri 0-60o 0-60o
Rotasi kanan 0-90o 0-90o
Rotasi kiri 0-90o 0-90o
R. Index Barthel
IV. ASSESSMENT
Klinis: LBP Mekanik suspek HNP Lumbosacral
Ischialgia Sinistra
V. DAFTAR MASALAH
A. Masalah Medis
LBP mekanik suspek HNP Lumbosacral dan Ischialgia sinistra
B. Problem Rehabilitasi Medik
1. Fisioterapi
Pasien merasakan nyeri pada nyeri punggung bawah yang menjalar dari pantat
kiri sampai ke kaki kiri. Pasien merasakan kebas pada betis kaki kiri dan
memberat saat berdiri.
2. Terapi Okupasi
Pasien mengalami gangguan aktivitas sedang dikarenakan fungsi motorik
pada kaki kiri pasien mengalami penurunan.
3. Terapi wicara
tidak ada
4. Sosiomedik
tidak ada
5. Ortesa-protesa
tidak ada
6. Psikologi
tidak ada
VI. PENATALAKSANAAN
A. Medikamentosa
Gabapentin 1x300mg
Mecobalamin 2x1
Amlodipin 1x5 mg
B. Rehabilitasi Medik
1. Edukasi pasien dan keluarganya mengenai penyakit pasien
2. Fisioterapi
a. InfraRed Radiation (IRR) Lumbal
b. Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation (TENS) Lumbal
c. Back Exercise
3. Terapi okupasi
tidak dilakukan
4. Terapi wicara
tidak dilakukan
5. Sosiomedik
tidak dilakukan
6. Ortesa-protesa
Korset Lumbal/LSO Semirigid
7. Psikologi
tidak dilakukan
- Disability/ketidakmampuan :
Gangguan sedang, ADL pasien menurut Index Barthel memiliki nilai 85
yang berarti moderate dependent.
- Handicap/rintangan :
Kondisi pasien saat ini mengganggu pasien dalam beberapa kegiatan dan
peran dalam lingkungan sosial, seperti pada kegiatan sarasehan geriatri pasien
(kesulitan untuk berganti-ganti posisi dari duduk ke berdiri) dan mengganggu
pasien dalam kegiatan beribadah (seperti ketika melakukan gerakan sujud saat
sholat).
VIII. PLANNING
A. Planning Terapi
Fisioterapi dan Ortesa-protesa
B. Planning Edukasi
1. Penjelasan mengenai penyakit pasien
2. Penjelasan tujuan pemeriksaan dan tindakan yang dilakukan
3. Edukasi untuk latihan di rumah dan ketaatan untuk melakukan terapi, latihan
pernapasan, dan menggunakan korset ketika beraktivitas
C. Planning Evaluasi
Evaluasi hasil terapi dalam 2 bulan
IX. TUJUAN
A. Tujuan Jangka Pendek
Mengurangi nyeri pada punggung bawah dan kaki kiri
B. Tujuan Jangka Panjang
Membantu meningkatkan kualitas hidup pasien
X. PROGNOSIS
Ad vitam : dubia ad bonam
Ad sanationam : dubia ad bonam
Ad fungsionam : dubia ad bonam
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Low back pain adalah suatu periode nyeri di punggung bawah yang berlangsung lebih
dari 24 jam, yang didahului dan diikuti oleh 1 bulan atau lebih tanpa nyeri punggung
bawah. Sumber lain menyebutkan LBP adalah nyeri dan ketidaknyamanan yang
terlokalisasi di bawah sudut iga terakhir (costal margin) dan diatas lipat bokong bawah
dengan atau tanpa nyeri pada daerah tungkai. LBP termasuk salah satu dari gangguan
akibat dari mobilisasi yang salah. Penyebab umum yang sering terjadi adalah regangan
otot serta bertambahnya usia yang menyebabkan intensitas berolahraga dan intensitas
bergerak semakin berkurang sehingga otot- otot pada punggung dan perut yang berfungsi
mendukung tulang belakang menjadi lemah.
Tulang belakang manusia adalah pilar atau tiang yang berfungsi sebagai
penyangga tubuh. Tulang belakang terdiri dari 33 ruas tulang belakang tersusun secara
segmental. Terdiri dari: 7 ruas tulang servikal, 12 ruas tulang torakal, 5 ruas tulang
lumbal, 5 ruas tulang sakral yang menyatu, dan 4 ruas tulang ekor.
Gambar 1. Kolumna Vertebra
Setiap ruas tulang belakang terdiri dari korpus di depan, dan arkus neuralis
di belakang yang padanya terdapat sepasang pedikel di kanan dan kiri. Sepasang
lamina, dua sendi, satu processus spinosus, serta dua processus transversus. Setiap
ruas tulang belakang dihubungkan dengan jaringan tulang rawan yang disebut
dengan diskus intervertebralis.
Susunan tulang belakang tersebut memiliki struktur tulang dan otot yang
berbeda satu dengan yang lain. Perbedaan tersebut memberikan berbagai macam
gerakan yang dihasilkan oleh tulang belakang.
C. Etiologi
1. Trauma
Lesi traumatik dapat disamakan dengan lesi mekanik. Pada daerah punggung
bawah, semua unsur susunan neuromuskoletal dapat terkena oleh trauma. LBP ini
dibagi 2 menjadi:
2. Proses Degeneratif
a. Spondilosis
c. Osteoartritis
3. Inflamasi
a. Artritis reumatoid
b. Spondilitis angkilopoetika
5. Neoplasma
a. Tumor benigna
b. Tumor maligna
Walaupun benar bahwa nyeri punggung bawah dapat dirasakan seorang penderita
ulkus peptikum, pankreatitis, tumor lambung, penyakit ginjal dan seterusnya,
namun penyakit penyakit visceral menghasilkan juga nyeri abdominal dengan
manifestasi masing-masing organ yang terganggu. LBP yang bersifat referred
pain memiliki ciri khas yaitu :
8. Infeksi
Infeksi dapat dibagi ke dalam akut dan kronik. Nyeri punggung bawah
yang disebabkan infeksi akut misalnya kuman piogenik (stafilokokus,
streptokokus). Nyeri punggung bawah yang disebabkan infeksi kronik misalnya
spondilitis TB.
D. Patogenesis
Low Back Pain (LBP) sering terjadi pada daerah L4-L5 atau L5-S1, dimana pada
daerah tersebut terdapat dermatomal. Apabila dermatomal kehilangan refleks sensoriknya
maka refleks tendon dalam berkurang dan kelemahan otot terjadi. LBP mekanik banyak
disebabkan oleh rangsang mekanik yaitu penggunaan otot yang berlebihan. Hal ini dapat
terjadi pada saat tubuh dipertahankan dalam posisi statik atau postur tubuh yang salah
untuk jangka waktu yang cukup lama dimana otot-otot di daerah punggung akan
berkontraksi untuk mempertahankan postur tubuh yang normal atau pada saat aktivitas
yang menimbulkan beban mekanik yang berlebihan pada otot-otot punggung bawah.
Penggunaan otot yang berlebih dapat menimbulkan iskemia atau inflamasi. Setiap
gerakan otot akan menimbulkan nyeri dan menambah spasme otot sehingga gerak
punggung bawah menjadi terbatas. Faktor mekanik juga berperan menyebabkan LBP
mekanik, diantaranya postur tubuh yang buruk, fleksibilitas yang buruk, otot penyusun
vertebra yang lemah, dan exercise technique dan lifting technique yang kurang tepat.
Postur tubuh yang buruk seperti sikap berdiri membungkuk ke depan, tidak tegak,
kepala menunduk, dada datar, dinding perut menonjol dan punggung bawah sangat
lordotik dapat memperparah kejadian LBP mekanik. Keadaan ini membuat titik berat
badan akan jatuh ke depan, sehingga punggung harus ditarik ke belakang dan akan
menimbulkan hiperlordosis lumbal.
Otot penyusun vertebra lumbal yang merupakan otot perut, otot punggung,
gluteus maksimus dan otot iliopsoas adalah otot yang sangat penting dalam
mempertahankan sudut lumbosakral pada posisi yang optimal, yaitu sebesar 30 derajat.
Apabila otot pada daerah ini lemah, dapat menimbulkan pembesaran sudut lumbosakral.
Exercise technique dan lifting technique yang kurang tepat seperti latihan yang
salah atau teknik mengangkat yang salah dapat meningkatkan tekanan ekstra pada
punggung bawah dan berpotensi menimbulkan keluhan LBP mekanik terutama pada
daerah punggung bawah karena nyeri menjalar ke daerah lutut, paha dan pantat.
E. Klasifikasi
a. Mekanik Statik
LBP mekanik statik terjadi apabila postur tubuh dalam keadaan posisi
statis (duduk atau berdiri) sehingga menyebabkan peningkatan pada sudut
lumbosakral (sudut antara segmen vertebra L5 dan S1 yang sudut normalnya 30° -
40°) dan menyebabkan pergeseran titik pusat berat badan. Peningkatan sudut
lumbosakral dan pergeseran titik pusat berat badan tersebut akan menyebabkan
peregangan pada ligamen dan kontraksi otot- otot yang berusaha untuk
mempertahankan postur tubuh yang normal sehingga dapat terjadi strain atau
sprain pada ligamen dan otot-otot di daerah punggung bawah yang menimbulkan
nyeri.
b. Mekanik Dinamik
LBP mekanik dinamik dapat terjadi akibat beban mekanik abnormal pada
struktur jaringan (ligamen dan otot) di daerah punggung bawah saat melakukan
gerakan. Beban mekanik tersebut melebihi kapasitas fisiologik dan toleransi otot
atau ligamen di daerah punggung bawah. Gerakan-gerakan yang tidak mengikuti
mekanisme normal dapat menimbulkan LBP mekanik, seperti gerakan kombinasi
(terutama fleksi dan rotasi) dan repetitif, terutama disertai dengan beban yang
berat.
a. LBP Akut
Keluhan pada fase akut awal terjadi <2 minggu dan pada fase akut akhir terjadi
antara 2-6 minggu, rasa nyeri yang menyerang secara tiba-tiba namun dapat
hilang sesaat kemudian.
b. LBP Subakut
Keluhan pada fase kronik terjadi >12 minggu atau rasa nyeri yang berulang.
Gejala yang muncul cukup signifikan untuk mempengaruhi kualitas hidup
penderitanya dan sembuh pada waktu yang lama.
a. Usia
Dari berbagai studi epidemiologi, kejadian Low back pain meningkat dan
mencapai puncaknya pada usia sekitar 55 tahun.6,10 Pada umumnya keluhan otot
skeletal mulai dirasakan pada usia kerja 25-65 tahun. Keluhan pertama biasanya
dirasakan pada usia 35 tahun dan tingkat keluhan akan terus meningkat sejalan
dengan bertambahnya umur. Hal ini terjadi karena pada umur setengah baya,
kekuatan dan ketahanan otot mulai menurun, sehingga resiko terjadi keluhan otot
meningkat.
b. Jenis Kelamin
Laki-laki dan wanita mempunyai resiko Low back pain yang sama sampai
usia sekitar 60 tahun. Diatas 60 tahun wanita mempunyai resiko Low back pain
yang lebih besar karena cenderung terjadinya osteoporosis. Walaupun masih ada
perbedaan pendapat dari beberapa ahli tentang pengaruh jenis kelamin terhadap
resiko keluhan otot skeletal, namun beberapa hasil penelitian secara signifikan
menunjukan bahwa jenis kelamin sangat mempengaruhi tingkat risiko keluhan
otot. Hal ini terjadi karena secara fisiologis, kemampuan otot wanita memang
lebih rendah dari pada pria.
c. Pekerjaan
H. Diagnostik
1. Anamnesis
Anamnesis merupakan awal yang penting dalam pemeriksaan LBP. Pasien perlu
ditanyakan mengenai keluhan utama, anamnesis keluarga, penyakit sebelumnya,
keadaan sosial dan penyakit saat ini. Cara ini praktis dan efisien untuk mendeteksi
kondisi pasien apabila didapatkan kondisi yang lebih serius.
2. Pemeriksaan Fisik
3. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Laboratorium
b. Pemeriksaan Radiologis
● Foto Polos
MRI digunakan untuk melihat defek intra dan ekstra dural serta
melihat jaringan lunak. Pada pemeriksaan dengan MRI bertujuan
untuk melihat vertebra dan level neurologis yang belum jelas,
kecurigaan kelainan patologis pada medula spinalis atau jaringan
lunak, menentukan kemungkinan herniasi diskus pada kasus post
operasi, kecurigaan karena infeksi atau neoplasma.
● CT- Mielografi
I. Tatalaksana
c. Steroid
J. Prognosis
Meskipun LBP akut memiliki prognosis yang baik, efek dari cLBP dan disabilitas
yang menyertainya pada masyarakat sangat besar. Tidak seperti LBP akut, cLBP tidak
memiliki tujuan biologis. Ini adalah kelainan yang berkembang dalam lingkungan
kompleks yang dipengaruhi oleh faktor-faktor endogen dan eksogen yang mengubah
produktivitas individu lebih dari yang akan ditimbulkan oleh disfungsi patologis awal.
1. Hasenbring Mi, Rusu Ac, Turk Dc. From Acute To Chronic Back Pain: Risk
Factors, Mechanisms, And Clinical Implications [online]. Oup Oxford; 2012.
2. Cahyati A. Merawat Tanpa Nyeri Punggung Bawah. 2012.
3. Goertz M, Thorson D, Bonsell J, Bonte B, Campbell R, Haake B, Et Al. Health
Care Guideline Adult Acute And Subacute Low Back Pain. Inst Clin Syst Improv.
2012.
4. Ramadhani Ae, Wahyudati S. Gambaran Gangguan Fungsional Dan Kualitas
Hidup Pada Pasien Low Back Pain Mekanik. Media Med Muda; Vol 4, No 4
Media Med Muda. 2015.
5. Munir S. Analisis Nyeri Punggung Bawah Pada Pekerja Bagian Final Packing
Dan Part Supply Di Pt. X. 2012;46.
6. Netter Fh. Atlas Of Human Anatomy 25 Th Edition [Internet]. 2014 [Cited 2021
Mar 16]. Available From:
http://Netterreference.Com/Elsevier/Netter_S_Clinical_Anatomy/B/Bookdetails/3
4.
7. Susanto H. Penatalaksanaan Fisioterapi Pada Low Back Pain Miogenik Di Rst Dr.
Soedjono Magelang. Fakultas Ilmu Kesehatan Univ Muhammadiyah Surakarta.
2013;53(9):1689–99.
8. Susihono W, Prasetyo W. Perbaikan Postur Kerja Untuk Mengurangi Keluhan
Muskuloskeletal Dengan Pendekatan Metode Owas. 2010;
9. Fauci A, Braunwald E, Kasper D, Hauser S, Longo D, Jameson J, Et Al.
Harrison’s Principles Of Internal Medicine, 17th Edition [online]. Mcgraw-Hill;
2008.
10. Jumiati J. Penambahan Core Stabilization Exercise Lebih Menurunkan Disabilitas
Dibandingkan Dengan Penambahan Latihan Metode Mckenzie Pada Traksi
Manipulasi Penderita Nyeri Punggung Bawah Mekanik Di Kota Yogyakarta
[online]. 2013 [Cited 2021 Mar 16].
11. Kilpikoski S. The Mckenzie Method In Assessing , Classifying And Treating
Non-Specific Low Back Pain In Adults With Special Reference To The
Centralization Phenomenon. 2010. 102 P.
12. Tomita S, Arphorn S, Muto T, Koetkhlai K, Naing Ss, Chaikittiporn C. Prevalence
And Risk Factors Of Low Back Pain Among Thai And Myanmar Migrant
Seafood Processing Factory Workers In Samut Sakorn Province, Thailand. Ind
Health [online]. 2010
13. Sinaki M, Mokri B. Low back pain and disorders of lumbar spine. In :
Braddom,ed. Physical Medicine and Rehabilitation. Philadelphia : W.B Saunders
Company; 2000.p. 853-93.
14. Hills EC, Mechanical low back pain. eMedicine.com, [Online] June 2006.
Available at: http://www.emedicine.com/pmr/topic73.html.
15. The Norwegian Back Pain Network. Acute low back pain – interdisciplinary
clinical guidelines. Oslo; 2002 : The Norwegian Back Pain Network.
16. Tarwaka dkk, 2004, Ergonomi Untuk Keselamatan Kesehatan Kerja dan
Produktivitas, Surakarta: UNIBA press.
17. Ruslan A Latif, 2007, Nyeri Punggung Bawah, Available at:
http://medicastore.com/penyakit/2007/08/Nyeri_Punggung_Bawah.html, diakses
tanggal 16 Maret 2021.
18. Dachlan Lm. Pengaruh Back Exercise Pada Nyeri Punggung Bawah. 2009.
19. Adams Rd, Victor M. Principles Of Neurology [online]. Mcgraw-Hill Information
Services Company, Health Professions Division; 1985 [Cited 2021 Mar 16].
20. Panduwinata W. Peranan Magnetic Resonance Imaging Dalam Diagnosis Nyeri
Punggung Bawah Kronik. 2014;41(4):260–3.
21. Huldani D. Nyeri Punggung. Jurnal Kedokteran Univ Lambung Mangkurat. 2012.
22. Chawla, J. 2018. What is the Prognosis of Low Back Pain (LBP). [online]
Available at:
https://www.medscape.com/answers/1144130-118906/what-is-the-prognosis-of-lo
w-back-pain-lbp. Diakses tanggal 17 Maret 2021.