Anda di halaman 1dari 21

KONSEP DASAR

SUPERVISI PENDIDIKAN
(Akademik)
Oleh:
Piter J. Nugroho
Permendiknas Nomor 13 Tahun 2007:
Standar Kompetensi Kepala Sekolah Kompetensi Kepala Sekolah

Kompetensi Kepribadian

Kompetensi Sosial

Kompetensi Kompetensi Manajerial


Kepala Sekolah

Kompetensi Kewirausahaan

Kompetensi Supervisi
Peranan Supervisor Pendidikan

Gambar: Model Konseptual Supervisi Pendidikan


Peranan Supervisor
dalam Bidang Pendidikan (Oliva, 1984):

1 2 3 4

Koordinator: Konsultan: Group Leader: Evaluator:

Mengkoordinir seluruh Memberi konsultasi, Memimpin Menilai hasil kerja


kegiatan di dalam untuk membantu kelompok dan serta proses
lembaga pendidikan anggota staf yang staf pembelajaran
(sekolah) memerlukan
bantuan
Supervisi
Ciputra (2016):
Secara etimologis, supervisi berasal dari
bahasa Inggris supervision. Super berarti di
atas, sedangkan vision berarti
penglihatan/melihat. Jika diartikan secara
bebas, maka supervision dapat pula dimaknai
sebagai melihat dari atas.

Secara harfiah sebagai kegiatan melihat orang


lain dari atas, namun lebih kepada makna
mengawasi orang lain yang dilakukan oleh
orang yang memiliki jabatan tinggi ke orang
yang memiliki jabatan lebih rendah.

Supervisi adalah melihat dan meninjau dari


atas atau menilik dan menilai dari atas yang
dilakukan oleh pihak atasan terhadap
aktivitas, kreativitas, dan kinerja bawahan.
Supervisi dalam Konteks Pendidikan
(Suhardan, 2010):

Supervisi Pendidikan Supervisi Administrasi:


(Akademik): menitikberatkan
Menitikberatkan pembinaan/pengamatan
pembinaan/pengamatan supervisor pada aspek-aspek
supervisor pada masalah-masalah administrasi yang berfungsi
akademik, yaitu hal-hal yang sebagai pendukung dengan
langsung berada dalam lingkup pelancar terlaksananya kegiatan
kegiatan pembelajaran pembelajaran

Supervisi Lembaga:
Menitikberatkan pembinaan/pengamatan supervisor
pada aspek-aspek yang berada di sekolah. Jika
supervisi akademik dimaksudkan untuk meningkatkan
pembelajaran, maka supervisi lembaga dimaksudkan
untuk meningkatkan kualitas sekolah secara
keseluruhan.
Supervisi Akademik

Glickman Daresh
(2007) (2001)

Supervisi akademik merupakan


serangkaian kegiatan membantu guru
mengembangkan kemampuannya Supervisi akademik merupakan upaya
dalam mengelola proses pembelajaran membantu guru mengembangkan
sehingga dapat meningkatkan kemampuannya mencapai tujuan
kompetensi paedagogik dan profesional, pengajaran
yang muaranya kepada peningkatan
mutu lulusan peserta didik

tidak hanya ditekankan pada peningkatan pengetahuan


dan keterampilan mengajar guru, melainkan juga pada
peningkatan komitmen, kemauan, atau motivasi guru.
(Pidarta, 2009; Priansa & Somad, 2014; Robbins, 1999)
Peranan/Tugas Supervisor (Oliva, 1984):
Membantu Guru dalam:

 Merancang Pembelajaran
 Menyajikan Pelajaran
 Mengevaluasi Pembelajaran
 Manajemen Kelas
 Mengembangkan Kurikulum
 Mengevaluasi Kurikulum
 Program In-service
 Bekerja Bersama
 Evaluasi Diri Sendiri
 Individual - Klinik
Proses Supervisi Akademik
Tujuan Supervisi Akademik

Membantu guru agar dapat Membantu guru


melihat dengan jelas tujuan dalam mengembangkan
pendidikan 2 pengalaman belajar dalam
1 pendidikan

Membantu guru
dalam
mengembangkan Tujuan Membantu guru dalam
aspek kerja dalam Supervisi mendayagunakan
rangka 6 Pendidikan 3 berbagai sumber
pertumbuhan belajar
pribadi, jabatan
personal, dan
profesional

5 4 Membantu guru
dalam memahami kebutuhan
Membantu guru pembelajaran yang
dalam menilai hasil yang diharapkan
diperoleh dalam proses
pendidikan
Tujuan Supervisi Akademik

Membantu guru mengembangkan


kemampuan profesionalnya, seperti:
memahami kehidupan kelas, mengembangkan
keterampilan mengajarnya dan menggunakan
kemampuannya melalui teknik-teknik tertentu.

Memonitor kegiatan PBM di sekolah, seperti:


kunjungan kepala sekolah ke kelas-kelas di
Sergiovanni saat guru sedang mengajar, percakapan pribadi
(1987): dengan guru, teman sejawatnya, maupun
dengan sebagian peserta didik

Mendorong guru menerapkan kemampuannya


dalam melaksanakan tugas-tugas mengajar,
mendorong guru mengembangkan
kemampuannya sendiri, serta mendorong guru
agar ia memiliki perhatian yang sungguh-
sungguh terhadap tugas dan tanggung
jawabnya.
Gambar Tujuan Supervisi Akademik secara Utuh

Alfonso, Firth, dan Neville (1981):


 Supervisi akademik yang baik adalah supervisi akademik yang mampu
berfungsi mencapai multi tujuan (Professional Growth, Motivation Growth,
dan Quality Growth).
 Tidak ada keberhasilan bagi supervisi akademik jika hanya memperhatikan
salah satu tujuan tertentu dengan mengesampingkan tujuan lainnya.
 Hanya dengan merefleksi ketiga tujuan inilah supervisi akademik akan
berfungsi mengubah perilaku mengajar guru
Bagaimana melaksanakan Supervisi Akademik?

1. Analisis Kebutuhan Supervisi


(Analisis Kemampuan Guru)

2. Analisis Karakteristik
Guru (Daya Abstraksi &
6. Evaluasi Komitmen)
Hasil Supervisi

6 LANGKAH

3. Identifikasi Teknik
dan Media Supervisi
yang akan Digunakan
5. Pelaksanaan
Supervisi

4. Persiapan
Melakukan Supervisi
Glickman (1981):
Perilaku Guru

Level of Level of
Commitment Abstraction

Level komitmen merujuk kepada Level abstraksi merujuk pada


usaha dan penyediaan waktu kemampuan kognitif seseorang
dalam melaksanakan tugasnya (guru)
Kuadran Perilaku Guru dan Pendekatan Supervisi yang Diterapkan:

Alternatif Pendekatan Supervisi yang tepat:


 Guru yang drop out, mempunyai tingkat komitmen rendah dan tingkat abstraksi
yang rendah. Menghadapi guru seperti ini supervisor dapat menggunakan
pandangan direktif.
 Guru yang kerjanya tak terarah (unfocused worker) tingkat komitmen kerjanya
tinggi tetapi tingkat berpikirnya rendah. Tipe guru seperti ini supervisor dapat
menggunakan pandangan collaborative.
 Guru yang pengamat analisis (analytical observer) tingkat abstraksinya tinggi
tetapi rendah tingkat komitmennya. Pandangan yang dapat digunakan supervisor
adalah collaborative dengan titik tekan negosiasi.
 Guru professional, yaitu tingkat komitmen dan tingkat abstraksinya tinggi.
Pandangan yang dapat digunakan oleh supervisor adalah nondirective.
Pendekatan Supervisi
(Pidarta, 2009):
Non Directive Collaborative Directive
(Tidak Langsung) (kolaborasi) (Langsung)

o Pendekatan yg memberikan o Kerjasama antara guru dan o Untuk guru yang lemah
kesempatan kepada guru supervisor o Sumber psikologi
untuk berinisiatif dan kreatif o Sumber psikologi kognitif behavioristik
menciptakan ide-ide baru o Bagi guru enerjik, kerjasama o Kebalikan Directive
untuk melaksanakan dgn supervisor untuk o Tidak memberi peluang
pembelajaran membantu melaksanakan guru utk berinisiatif, kreatif
o Sumber psikologi humanistik ide guru dan dan inovatif krn
o Supervisor percaya kepada menyelesaikannya kemampuan dan
guru o Bagi guru konseptor, komitmen guru sangat
o Dapat menjadi supervisor kerjasama dgn supervisor rendah
sebaya bagi sejawat guru dimanfaatkan utk membantu o Supervisor
lainnya guru merealisasikan konsep mengkondisikan guru
yang guru ciptakan untuk melakukan sesuatu
sesuai arahan/petunjuk
o Arahan/petunjuk utk
dilakukan dalam kegiatan
sehari-hari
Model Supervisi

1. Supervisi Konvensional (Tradisional)

Model 2. Supervisi Ilmiah

Supervisi
3. Supervisi Klinis

4. Supervisi Artistik
Supervisi tradisional cenderung untuk mengadakan
Inspeksi. Oliva (1984) menyebutnya Snoopervision
Supervisi (Memata-matai)
Konvensional  Bersifat feodal atau otoriter
(Tradisional)  Mencari-cari kesalahan
 Jauh dari kesan pembinaan dari atasi kpd staf

Pendekatan ilmiah dalam supervisi pengajaran


dilandasi oleh suatu asumsi bahwa suatu
pengajaran akan meningkat efisiensinya
manakala:

Supervisor mau membimbing guru menerjemahkan


tujuan sekolah dengan rumusan yang dapat dipahami
Supervisi oleh guru
Ilmiah Supervisor mau membantu guru menyesuaikan
kurikulum dengan individualitas siswa dan lingkungan
masyarakat siswa
Supervisor mau membantu guru menganalisis
pengajaran
Supervisor mau menilai kualitas pengajaran guru
Supervisor mau mengukur efisiensi pengajaran yang
dilakukan oleh guru
Supervisi akademik berbasis permintaan/kebutuhan guru
Dilakukan berdasarkan adanya keluhan atau masalah
dari guru yang disampaikan kepada supervisor
Supervisi Berdasarkan permintaan guru yang mengalami
Klinis permasalahan/kesulitan dalam proses pembelajaran
Bersifat kolegial, tolong-menolong

 Supervisi artistik dapat dikatakan sebagai antitesa


terhadap supervisi ilmiah.
 Bertolak dari pandangan bahwa mengajar, bukan
semata-mata sebagai science (ilmu
pengetahuan) tapi juga merupakan suatu Art
(seni).
Supervisi
 Dalam sudut pandang pendekatan artistik,
Artistik
keberhasilan pembelajaran tidak dapat diukur
dengan keberhasilan pembelajaran yang lain yang
berbeda pelakunya dan berbeda konteks nya
namun segala aspek yang menyangkut guru,
siswa, sekolah dan lingkungan serta masyarakat
mempunyai peran penting dalam pembelajaran.
Teknik Supervisi
(Gwyn dalam Kemdikbud, 2019):

 Kunjungan Kelas (Classroom


Visitation)
Supervisi Individual  Kunjungan Observasi (Observasion
Visitation)
 Pertemuan Individual
 Kunjungan antar Kelas

 Pertemuan atau Rapat Guru


 Supervisi Sebaya
Supervisi Kelompok  Diskusi Kelompok
 Supervisi Demonstrasi
 Supervisi Pertemuan Ilmiah
 Supervisi Kunjungan ke Sekolah lain
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai