Anda di halaman 1dari 5

Nama : Dhimas Haryo Prayoga

Nim : 401190049
Kelas : Ekonomi Syariah B
TUGAS FIQH MUAMALAH KONTEMPORER
PETA KONSEP
REASURANSI

Usaha jasa pertanggungan ulang terhadap risiko


yang dihadapi oleh perusahaan asuransi,
PENGERTIAN
perusahaan penjaminan, atau perusahaan
reasuransi lainnya.

REASURANSI FAKULTATIF

MEKANISME
REASURANSI

OPERASIONAL

Reasuransi berdasarkan perjanjian atau


reasuransi wajib

1. Transparency (keterbukaan)

2. Akuntabilitas

PRINSIP TATA
KELOLA 3. Pertanggung jawaban

4. kemandirian

5. kesetaraan dan kewajaran

Sumber: www.ojk.co.id
DASAR HUKUM UNDANG-UNDANG REASURANSI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA


NOMOR 40 TAHUN 2014
TENTANG
PERASURANSIAN

Upaya untuk menciptakan industri perasuransian yang lebih sehat, dapat diandalkan,
amanah, dan kompetitif secara umum dilakukan, baik dengan penetapan ketentuan baru maupun
dengan penyempurnaan ketentuan yang telah ada. Upaya tersebut diwujudkan antara lain dalam
bentuk:
A. Penetapan landasan hukum bagi penyelenggaraan Usaha Asuransi Syariah dan Usaha
Reasuransi Syariah;
B. Penetapan status badan hukum bagi Perusahaan Asuransi berbentuk usaha bersama yang
telah ada pada saat Undang-Undang ini diundangkan;
C. Penyempurnaan pengaturan mengenai kepemilikan perusahaan perasuransian yang
mendukung kepentingan nasional;
D. Pemberian amanat lebih besar kepada Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Asuransi
Syariah untuk mengelola kerja sama dengan pihak lain dalam rangka pemasaran layanan
jasa asuransi dan asuransi syariah, termasuk kerja sama keagenan; dan
E. Penyempurnaan ketentuan mengenai kewajiban untuk menjaga tata kelola perusahaan
yang baik, kesehatan keuangan, dan perilaku usaha yang sehat.

Peningkatan peran industri perasuransian dalam mendorong pembangunan nasional


terjadi apabila industri perasuransian dapat lebih mendukung masyarakat dalam menghadapi
risiko yang dihadapinya sehari-hari dan pada saat mereka memulai dan menjalankan kegiatan
usaha.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2014 tentang perasuransian usaha


Reasuransi adalah usaha jasa pertanggungan ulang terhadap risiko yang dihadapi oleh
perusahaan asuransi, perusahaan penjaminan, atau perusahaan reasuransi lainnya. Usaha
Reasuransi Syariah adalah usaha pengelolaan risiko berdasarkan Prinsip Syariah atas risiko yang
dihadapi oleh perusahaan asuransi syariah, perusahaan penjaminan syariah, atau perusahaan
reasuransi syariah lainnya.

Undang-Undang Nomor 40 tahun 2014 tentang perasuransian mengatur tentang:


A. Ruang lingkup usaha perasuransian: bentuk badan hukum dan kepemilikan.
B. Perusahaan perasuransian, perizinan usaha, penyelenggaraan usaha.
C. Tata kelola usaha perasuransian berbentuk koperasi dan usaha bersama.
D. Peningkatan kapasitas asuransi, reasuransi, reasuransi Syariah dalam negeri.
E. Program asuransi wajib, perubahan kepemilikan, penggabungan, dan peleburan.
F. Pembubaran, likuidasi, dan kepemilikan.
G. Perlingdungan pemegang polis, tertanggung, atau peserta.
H. Profesi penyedia jasa bagi perusahaan perasuransian, pengaturan dan pengawasan.
I. Asosiasi usaha perasuransian.
Sumber Refrensi diambil dari: Undang-Undang
Nomor 40 tahun 2014
PANDANGAN ULAMA TERHADAP
REASURANSI

Sejarah reasuransi tidak dapat dipisahkan dari sejarah perkembangan asuransi, karena
reasuransi lahir dari kepentingan asuransi, yaitu untuk menasuransikan kembali asuransi yang
telah diterimanya.1 Dalam kaidah fiqih disebutkan bahwa pada dasarnya, semua bentuk
muamalah boleh dilakukan kecuali ada dalil yang mengharamkannya.2 Dikalangan umat islam
ada anggapan bahwa asuransi atau reasuransi itu merupakan tindakan yang tidak islami dan yang
melakukannya sama halnya dengan mengingkari rahmat allah. 3 Salah satu ulama yang
mengharamkannya adalah Sayyid Sabid,, abd Allah al-Qalqi (mufti Yordania) beliau
berpendapat bahwa perasuransian merupakan tindakan perjudian dan hidup dan mati seseorang
tidak boleh dijadikan sebagai objek bisnis.4 Dewan Yurisprudensi Islam Liga Dunia Muslim,
Mekkah, Saudi Arabia, menganggap bahwa semua transaksi perasuransian modern termasuk
asuransi jiwa dan niaga adalah bertentangan dengan ajaran islam, akan tetapi Dewan menyetujui
adanya “Asuransi Koperatif”.5
Prinsip yang digunakan asuransi syariah adalah berasaskan konsep "takaful" yang
merupakan perpaduan tanggung jawab dan persaudaraan. Perpaduan tanggung jawab adalah
salah satu bentuk dari sikap saling tolong menolong (ta‟awun) yang menjadi doktrin ajaran
Islam juga bisa diartikan sebagai bentuk saling berbuat kejujuran, keadilan, dan saling
menjamin.6 Muhammad Mas’hum Billah juga mengajukan sebuah konsep yang diberi nama
Takaful, yaitu sebuah konsep asuransi Syariah yang didalamnya dilakukan kerja sama dengan
para peserta takaful (pemegang polis asuransi) atas prinsip al-Mudharabah.7 Ada juga yang
berpendapat cikal-bakal konsep asuransi syariah menurut sebagian ulama adalah ad-diyah `alā
al-`āqilah. Al-`āqilah adalah kebiasaan suku Arab jauh sebelum Islam datang. Jika salah seorang
anggota suku terbunuh oleh anggota suku lain pewaris korban akan dibayar uang darah (al-
diyah) sebagai kompensasi oleh saudara terdekat dari pembunuh.8 Dalam jurnalnya Siti
Hardyanti asuransi Syariah menggunakan akad takaful, tabarru’, dan ijarah dengan sistem
sharing of risk (saling menanggung antara satu peserta dengan peserta.9 Ulama atau cendikiawan
muslim yang membolehkan asuransi dan reasuransi diantaranya, Abdul Wahab Khallaf,

1
Eko Adhitama, “Metode Reasuransi Quota Share Treaty Ditinjau dari Hukum Perjanjian”, Jurnal Hukum dan
Pembangunan tahun ke-39, Jakarta: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, No.2 (2009): 175.
2
Hidayatulloh, “Asuransi Syariah dan Gagasan Amandemen Undang-Undang Nomor 02 Tahun 1992 Tentang
Perasuransian”, FIAT Justisia: Jurnal Ilmu Hukum, Volume 8 Nomor 02 (2014): 312.
3
Mukhsinun, Utihatli, “Dasar Hukum dan Prinsip Asuransi Syariah di Indonesia”, Labatila: Jurnal Ilmu Ekonomi
Islam, Kebumen: Institut Agama Islam Nahdlatul Ulama Kebumen, Volume 2 Nomor 1 (2018): 56.
4
Muh. Fudhail Rahman,” Asuransi dalam Perspektif Hukum Islam”, Al- ‘Adalah: Jurnal Syariah dan Hukum Islam,
Jakarta: Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah, Volume 10 Nomor 1 (2011): 30.
5
Abdurrauf, “Asuransi dalam Pandangan Ulama Fikih Kontenpore”r, Al-Iqtishad: Jurnal Ilmu Ekonmi Syariah,
Jakarta: Fakultas Syariah dan Hukum UIN Jakarta, Volume 11 Nomor 02 (2010): 145.
6
Muhammad Fadhil Junery, “Asuransi dalam Perspektif Hukum Islam”, Jurnal Iqtishaduna: Ekonomi Kita, Riau:
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Syariah Bengkalis: 129.
7
Andri Soemitra, Asuransi Syariah, Medan: Wal Ashri Publishing, 21.
8
Uswatun Hasanah, “Asuransi dalam Perspektif Hukum Islam”, Asy-Syir’ah: Jurnal Ilmu Syariah dan Hukum,
Jakarta: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, Volume 47 Nomor 1 (2013): 242.
9
Nanda Hardyanti, “Otentisitas Penerapan Asuransi Syariah di Indonesia”, Yogyakarta: Fakultas Syariah dan
Hukum Universitas Islam Negeri Sunan Kali Jaga: 20.
Musthofa Ahmad Zarqa, Muhammad Yusuf Musa, Abdur Rahman Isya, Masyfuq Zuhdi, dan
Bahjat Ahmad Hilmi.10

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrauf. “Asuransi dalam Pandangan Ulama Fikih Kontenporer”. Al-Iqtishad: Jurnal Ilmu
Ekonmi Syariah, Jakarta: Fakultas Syariah dan Hukum UIN Jakarta, Volume 11 Nomor 02
(2010): 145.

Adhitama, Eko. “Metode Reasuransi Quota Share Treaty Ditinjau dari Hukum Perjanjian”.
Jurnal Hukum dan Pembangunan tahun ke-39, Jakarta: Fakultas Hukum Universitas
Indonesia, No.2 (2009): 175.

Avarik, Havis. “Asuransi dalam Perspektif Islam”. Nurani: Jurnal Kajian Syari’ah dan
Masyarakat, Palembang: Sekolah Tinggi Ekonomi dan Bisnis Syariah Indo Global
Mandiri. Volume 16 Nomor 2 (2016): 31.

Hardyanti, Nanda. “Otentisitas Penerapan Asuransi Syariah di Indonesia”. Yogyakarta:


Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Sunan Kali Jaga: 20.

Hasanah, Uswatun. “Asuransi dalam Perspektif Hukum Islam”. Asy-Syir’ah: Jurnal Ilmu Syariah
dan Hukum, Jakarta: Fakultas Hukum Universitas Indonesia. Volume 47 Nomor 1 (2013):
242.

Hidayatulloh. “Asuransi Syariah dan Gagasan Amandemen Undang-Undang Nomor 02 Tahun


1992 Tentang Perasuransian”. FIAT Justisia: Jurnal Ilmu Hukum, Volume 8 Nomor 02
(2014): 312.

Junaery, Muhammad Fadhil. “Asuransi dalam Perspektif Hukum Islam”. Jurnal Iqtishaduna:
Ekonomi Kita, Riau: Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Syariah Bengkalis: 129.

Mukhsinun, Utihatli. “Dasar Hukum dan Prinsip Asuransi Syariah di Indonesia”. Labatila:
Jurnal Ilmu Ekonomi Islam, Kebumen: Institut Agama Islam Nahdlatul Ulama Kebumen,
Volume 2 Nomor 1 (2018): 56.

Rahman, Muh. Fudhail. “Asuransi dalam Perspektif Hukum Islam”. Al- ‘Adalah: Jurnal Syariah
dan Hukum Islam, Jakarta: Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah, Volume
10 Nomor 1 (2011): 30.

Soemitra, Andri, Asuransi Syariah, Medan: Wal Ashri Publishing

10
Havis Avarik, “Asuransi dalam Perspektif Islam”, Nurani: Jurnal Kajian Syari’ah dan Masyarakat, Palembang:
Sekolah Tinggi Ekonomi dan Bisnis Syariah Indo Global Mandiri, Volume 16 Nomor 2 (2016): 31.

Anda mungkin juga menyukai