MeOH Dari Gasifikasi Batu Bara
MeOH Dari Gasifikasi Batu Bara
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk memenuhi persyaratan
Ujian Sarjana Teknik Kimia
Oleh :
STEPHANIE
030405035
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk memenuhi persyaratan
Ujian Sarjana Teknik Kimia
Oleh :
STEPHANIE
030405035
(Dr.Eng.Ir.Irvan, MSi) (Ir. Indra Surya, MSc) ( Ir. Kartini Noorhafni, MT)
NIP : 132 126 842 NIP : 131 836 666 NIP : 131 945 807
Metanol yang diproduksi 70.000 ton/tahun dengan 330 hari kerja dalam 1
tahun dengan menggunakan bahan baku batubara 75.080,5286 ton/tahun. Lokasi
pabrik direncanakan di daerah Mariana, Musi Banyuasin, Sumatera Selatan dengan
luas daerah 17.200 m2, tenaga kerja yang dibutuhkan berjumlah 193 orang dengan
bentuk badan usaha Perseroan Terbatas (PT) yang dipimpin oleh seorang direktur
utama dengan struktur organisasi sistem garis.
Rasa Hormat dan Syukur penulis naikkan ke hadirat Tuhan Yang Maha
Kuasa atas kasih dan perkenaanNya penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir
yang berjudul:
PRA RANCANGAN PABRIK
(Stephanie)
Halaman
KATA PENGANTAR ...............................................................................................i
INTISARI ............................................................................................................. iii
DAFTAR ISI ........................................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ x
DAFTAR TABEL ...................................................................................................xi
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ I-1
1.1 Latar Belakang ................................................................................ I-1
1.2 Perumusan Masalah ........................................................................ I-2
1.3 Tujuan Pra Rancangan Pabrik ......................................................... I-2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................... II-1
2.1 Sejarah Metanol ............................................................................. II-1
2.2 Gambaran Metanol ........................................................................ II-2
2.3 Gasifikasi Batubara ........................................................................ II-4
2.4 Batubara ........................................................................................ II-8
2.5 Sifat - sifat Bahan Baku dan Produk............................................. II-10
2.5.1 Bahan Baku ......................................................................... II-10
2.5.2 Produk ................................................................................ II-10
2.6 Deskripsi Proses .......................................................................... II-17
BAB III NERACA MASSA .............................................................................III-1
BAB IV NERACA ENERGI ........................................................................... IV-1
BAB V SPESIFIKASI PERALATAN ..............................................................V-1
5.1 Unit Persiapan Bahan Baku ............................................................V-1
5.1.1 Gudang Batubara (F-101)...................................................V-1
5.1.2 Crusher (C-301) .................................................................V-1
5.1.3 Bucket Elevator (J-201) .....................................................V-2
5.1.4 Belt Conveyor (J-202)........................................................V-2
5.1.5 Gasifier (B-401) .................................................................V-2
5.1.6 Kompresor Udara (G501)...................................................V-3
5.1.7 Heater (E-601) ...................................................................V-3
Tabel 2.1 Perbandingan jenis-jenis gasifier (A.G.A.Z, Habib, 2008) .............. II-7
Tabel 6.1 Daftar Penggunaan Instrumentasi Pada Pra Rancangan Pabrik
Pembuatan Metanol dar Gasifikasi Batubara ................................ VI-9
Tabel 7.1 Kebutuhan Uap (Steam) pada Alat Produksi................................ VII-1
Tabel 7.2 Kebutuhan Air Pendingin pada Alat Proses ................................. VII-2
Tabel 7.3 Kualitas Air Sungai Musi ............................................................ VII-4
Tabel 8.1 Perincian Luas Areal Pabrik ....................................................... VIII-4
Tabel 9.1 Susunan Jadwal Shift Karyawan .................................................. IX-9
Tabel 9.2 Jumlah Karyawan dan Kualifikasinya ........................................ IX-10
Tabel 9.3 Perincian Gaji Karyawan ........................................................... IX-12
Tabel A.1 Neraca massa pada Cyclone ...................................................... LA-11
Tabel A.2 Neraca massa pada Tangki Penyimpanan Sementara ................. LA-12
Tabel B.1 Data-Data Panas Perubahan Fasa Komponen .............................. LB-2
Tabel B.2 Data Kapasitas Panas Komponen Gas ( J/mol K) (Reklaitis, 1983)LB-2
Tabel B.3 Data Kapasitas Panas Komponen Cair ( J/mol K) (Reklaitis, 1983)LB-2
Tabel B.4 Data Panas Reaksi Komponen (Reklaitis, 1983) .......................... LB-3
Tabel E.1 Data Perhitungan Internal Rate of Return .................................. LE-30
Metanol yang diproduksi 70.000 ton/tahun dengan 330 hari kerja dalam 1
tahun dengan menggunakan bahan baku batubara 75.080,5286 ton/tahun. Lokasi
pabrik direncanakan di daerah Mariana, Musi Banyuasin, Sumatera Selatan dengan
luas daerah 17.200 m2, tenaga kerja yang dibutuhkan berjumlah 193 orang dengan
bentuk badan usaha Perseroan Terbatas (PT) yang dipimpin oleh seorang direktur
utama dengan struktur organisasi sistem garis.
Permintaan industri dunia akan metanol lebih dari 32 juta ton per tahun
dan mengalami peningkatan permintaan lebih dari 3% tiap tahunnya (
www.chemlink.com.au/actedconsultant, 1997). Indonesia merupakan salah satu
penghasil bahan bakar terbesar sehingga industri metanol mempunyai prospek dan
nilai ekonomi yang sangat menguntungkan jika dikembangkan di Indonesia.
Kata metil pada tahun 1840 diambil dari methylene, dan kemudian
digunakan untuk mendeskripsikan "metil alkohol". Nama ini kemudian disingkat
menjadi "metanol" tahun 1892 oleh International Conference on Chemical
Nomenclature. Suffiks [-yl] (indonesia {il}) yang digunakan dalam kimia organik
untuk membentuk nama radikal-radikal, diambil dari kata methyl.
Pada tahun 1923, ahli kimia Jerman, Matthias Pier, yang bekerja untuk
BASF mengembangkan cara mengubah gas sintesis (syngas / campuran dari
karbon dioksida and hidrogen) menjadi metanol. Proses ini menggunakan katalis
zinc chromate (seng kromat).
Api dari metanol biasanya tidak berwarna. Oleh karena itu, kita harus
berhati-hati bila berada dekat metanol yang terbakar untuk mencegah cedera
akibat api yang tak terlihat. Karena sifatnya yang beracun, metanol sering
digunakan sebagai bahan additif bagi pembuatan alkohol untuk penggunaan
industri; Penambahan "racun" ini akan menghindarkan industri dari pajak yang
dapat dikenakan karena etanol merupakan bahan utama untuk minuman keras
(minuman beralkohol).
Saat ini, gas sintesis umumnya dihasilkan dari metana yang merupakan
komponen dari gas alam. Terdapat tiga proses yang dipraktekkan secara
komersial, yaitu: (Sheldiez, 2007)
1. Pada tekanan sedang 1 hingga 2 MPa (10-20 atm) dan temperatur tinggi
(sekitar 850 °C), metana bereaksi dengan uap air (steam) dengan katalis
nikel untuk menghasilkan gas sintesis menurut reaksi kimia berikut:
CH4 + H2O → CO + 3 H2
2 CH4 + O4 → 2 CO2 + 4 H2
reaksi ini adalah eksotermik dan panas yang dihasilkan dapat digunakan
secara in-situ untuk menggerakkan reaksi steam-methane reforming.
Sangat perlu diperhatikan bahwa setiap produksi gas sintesis dari metana
menghasilkan 3 mol hidrogen untuk setiap mol karbon monoksida, sedangkan
sintesis metanol hanya memerlukan 2 mol hidrogen untuk setiap mol karbon
monoksida. Salah satu cara mengatasi kelebihan hidrogen ini adalah dengan
menginjeksikan karbon dioksida ke dalam reaktor sintesis metanol, dimana ia
akan bereaksi membentuk metanol sesuai dengan reaksi kimia berikut:
Walaupun gas alam merupakan bahan yang paling ekonomis dan umum
digunakan untuk menghasilkan metanol, bahan baku lain juga dapat digunakan.
Ketika tidak terdapat gas alam, produk petroleum ringan juga dapat digunakan. Di
Afrika Selatan, sebuah perusahaan (Sasol) menghasilkan metanol dengan
menggunakan gas sintesis dari batu bara.
Gasifikasi adalah proses yang dilakukan pada suhu dan tekanan yang
tinggi untuk menghasilkan campuran gas (gas sintetis) dengan mereaksikan steam,
oksigen, dan material yang mengandung karbon. Produk terdiri dari karbon
monoksida, karbon dioksida, hidrogen, metana, dan gas-gas lain, dalam
perbandingan yang tergantung pada reaktan tertentu dan kondisi operasi
(temperatur dan tekanan) yang dilakukan dalam reaktor, dan tahap perlakuan yang
dilalui gas-gas tersebut untuk selanjutnya meninggalkan gasifier. Bahan-bahan
kimia yang sama dapat juga digunakan dalam gasifikasi kokas (batu bara) yang
diturunkan dari petroleum dan sumber yang lain. Reaksi batu bara dan arang batu
bara dengan udara atau oksigen untuk menghasilkan panas dan karbon dioksida
dapat disebut sebagai gasifikasi, tapi lebih cocok dikatakan sebagai proses
pembakaran. Tujuan dasar dari beberapa konversi adalah produksi gas alam
sintesis sebagai bagian bahan bakar gas dan gas-gas sintesis untuk produksi
bahan-bahan kimia dan plastik.
Dasar reaksi kimia secara umum untuk seluruh gasifikasi batu bara adalah
batu bara dan arang batu bara (1-3) dan reaksi gas (4-5):
Batu bara gas (CO, CO2, H2, CH4) + char ..... (1)
Panas
C (arang) + H2O CO + H2 (endotermis) .....(2)
a. Fixed Bed
1. Zona Devolatisasi
Pada zona ini terjadi penguapan air dan zat-zat volatil yang terkandung
dalam batubara
2. Zona Gasifikasi
Pada zona ini steam yang dialirkan dan CO2 yang terbentuk dari
pembakaran sempurna, bereaksi dengan batubara pada suhu tinggi dan
membentuk gas sintesis yang terdiri dari CO2, H2, dan N2.
3. Zona Pembakaran
4. Zona Abu
Zona ini adalah tempat penampungan abu yang dihasilkan, baik hasil
reaksi pembakaran maupun hasil gasifikasi.
b. Fluidized Bed
c. Entrainned Bed
Proses pembentukan batubara terdiri dari dua tahap yaitu tahap biokimia
(penggambutan) dan tahap geokimia (pembatubaraan). Tahap penggambutan
(peatification) adalah tahap dimana sisa-sisa tumbuhan yang terakumulasi
tersimpan dalam kondisi reduksi di daerah rawa dengan sistem pengeringan yang
buruk dan selalu tergenang air pada kedalaman 0,5 – 10 meter. Material tumbuhan
yang busuk ini melepaskan H, N, O, dan C dalam bentuk senyawa CO2, H2O, dan
a. Anthracite
Warna hitam, sangat rapuh, kandungan karbon sedikit, nilai kalor rendah,
kandungan air tinggi, kandungan abu banyak dan kandungan sulfur banyak.
a. Batubara tingkat tinggi (high rank) meliputi meta anthracite, anthracite, dan
semi anthracite.
c. Batubara tingkat rendah (low rank) meliputi sub bituminous coal dan lignit.
- C (Carbon) : 76,24%
- H (Hidrogen) : 4,85%
- N (Nitrogen) : 1,34%
- S (Sulfur) : 1,38%
- O (Oxigen) : 4,84%
- Ash (Abu) : 8,02%
- Air : 2,82%
2) Ukuran butiran :
2.5.2 Produk
A. Hidrogen (H2)
1) Sifat Fisika:
1. Wujud : Gas
2. Densitas : 0,08988 g/L (0oC, 101, 325 kPa)
3. Titik Leleh : 14,01 K
4. Titik Didih : 20,28 K
5. Titik Kritis : 13, 8033 K, 7, 042 kPa
(http://www.wikipedia.com, 2008)
B. Karbonmonoksida (CO)
1) Sifat Fisika :
1. Wujud : Gas
2. Densitas : 1, 250 g/L (0oC, 101, 325 kPa)
3. Titik Leleh : 68 K
4. Titik Didih : 81 K
5. Momen Dipol : 0,112 D (3,74×10−31 C·m)
(http://www.wikipedia.com, 2008)
2) Sifat Kimia :
1. CO adalah anhidrida dari asam format. Oleh karena itu, adalah praktis
untuk menghasilkan CO dari dehidrasi asam format.
MO + C → M + CO ΔH = 131 kJ/mol
(http://www.wikipedia.com, 2008)
1) Sifat Fisika:
1. Wujud : Gas
2. Densitas : 1, 98 g/L (0oC, 101, 325 kPa)
3. Titik Leleh : 216 K
4. Titik Didih : 195 K
5. Momen Dipol : Nol
6. Viskositas : 0, 07 cP pada -78oC
(http://www.wikipedia.com, 2008)
2) Sifat Kimia:
1. CO2 dapat dihasilkan melalui pembakaran dari semua bahan bakar yang
mengandung karbon, seperti metana (gas alam), destilat minyak bumi
(bensin, diesel, minyak tanah, propana), arang dan kayu. Sebagai
contohnya reaksi antara metana dan oksigen:
CH4 + 2 O2 → CO2 + 2 H2O
D. Metana (CH4)
1) Sifat Fisika:
1. Berat Molekul : 16,04 gr/gmol
2. Nilai Bakar : 995 Btu/ft3 (pada 600F, 30in Hg)
3. Titik Didih : -161,40C
4. Titik Lebur : -182,60C
(http://www.wikipedia.com, 2008)
(http://www.wikipedia.com, 2008)
E. Nitrogen (N2)
1) Sifat Fisika:
1. Fase : Gas
2. Berat Molekul : 28 gr/gmol
3. Densitas : 1, 251 g/L (0oC, 101, 325 kPa)
4. Titik Didih : 77, 36 K
5. Titik Lebur : 63, 15 K
6. Titik Kritis : 126, 21 K, 3, 39 MPa
7. Struktur Kristal : Heksagonal
(http://www.wikipedia.com, 2008)
2) Sifat Kimia:
1. Nitrogen bereaksi dengan elemen litium pada keadaan STP
menghasilkan litium nitrit. Reaksi:
6 Li + N2 2 Li3N
2. Nitrogen bereaksi dengan magnesium menghasilkan magnesium nitrit.
Reaksi:
3 Mg + N2 Mg3N2
1) Sifat Fisika:
1. Berat molekul : 34,076 gr/gmol
2. Densitas : 0,79 gr/l (600F, 14,7 psia)
3. Titik didih : -60,280C
4. Titik Beku : -85,50C
5. Tekanan kritis : 1,304 psia
(http://www.wikipedia.com, 2008)
2) Sifat Kimia:
1. Hidrogen sulfida merupakan asam lemah yang terpisah dalam larutan
aqueous (mengandung air) menjadi kation hidrogen H+ dan anion
hidrosulfid HS−:
H2S → HS− + H+
Ka = 1.3×10−7 mol/L
pKa = 6.89.
2. Hidrogen sulfida merupakan hidrida kovalen yang secara kimiawi
terkait dengan air (H2O) karena oksigen dan sulfur berada dalam
golongan yang sama di tabel periodik.
(http://www.wikipedia.com, 2008)
G. Metanol (CH3OH)
1) Sifat Fisika:
1. Fase : Cairan jernih pada suhu kamar
2. Berat Molekul : 32 gr/gmol
3. Titik didih : 65 oC
4. Titik lebur : -97 oC
5. Viskositas : 0,5945 cp
2) Sifat Kimia:
1. Tidak memiliki sifat adisi yang kuat
2. Klor dan brom dapat mensubstitusi atom H dari metanol
3. Sulfonasi dengan asam sulfat berasap membentuk metanol sulfonat
4. Bereaksi dengan Na membentuk gas H2 dan garam Na metanolat
5. Termasuk golongan senyawa kimia beracun
6. Oksidasi dengan oksiditor kuat (KMnO4 dalam asam) menghasilkan
asam formiat dan dapat teroksidasi lebih lanjut membentuk CO2 dan
H2O
7. Merupakan pelarut yang baik untuk senyawa organik
(Othmer, 1981)
H. Air (H2O)
1) Sifat Fisika:
1. Tidak berbau, berasa, dan tidak berwarna
2. Berbentuk heksagonal dalam keadaan padat
3. Berat molekul : 18 gr/gmol
4. Titik beku : 0 oC ( pada 1 atm)
5. Densitas : 995,68 kg/m3
6. Viskositas : 8,949 mP (pada kondisi standar, 1 atm)
7. Koefisien difusi : 2,57 x 10-5 cm2/dt
8. Konstanta disosiasi : 10-4
9. Panas ionisasi, : 55,71 Kj/mol
(Parker, 1982; Othmer, 1981 )
I. Udara (O2)
1) Sifat Fisika:
1. Fase : Gas
2. Berat Molekul : 32 gr/gmol
3. Titik didih : 90,20 K
4. Titik lebur : 54,36 K
5. Kalor Peleburan : 0,444 Kj/mol
6. Kalor Penguapan : 6,82 Kj/mol
7. Kapasitas Kalor : 29,378 J/mol.K
8. Densitas : 1,429 gr/L (0oC, 101, 325 kPa)
(http://www.wikipedia.com, 2008)
2) Sifat Kimia :
1. Dapat bereaksi dengan metana menghasilkan karbondioksida dan air.
Reaksi:
CH4 + 2 O2 → CO2 + 2 H2O
2. Dapat membakar gas hidrogen berkonsentrasi 4% di udara bebas.
Reaksi:
2 H2(g) + O2(g) → 2 H2O(l) + 572 kJ (286 kJ/mol)
(http://www.wikipedia.com, 2008)
1) Sifat Fisika:
1. Fase : Cairan tidak berwarna
2. Berat Molekul : 61,06 gr/mol
3. Titik Beku : 10,5 0C
4. Spesifik Gravity : 1,017
5. Titik Didih : 170 0C
6. Densitas : 2,1 g/liter ( pada 00C, 1 atm)
7. pH : 12
(http://www.kemi.com, 2008)
2) Sifat Kimia:
1. Bereaksi dengan selulosa nitrat menghasilkan api dan beresiko timbul
ledakan
2. Terurai jika dipanaskan dan menghasilkan racun serta gas pengkorosi
termasuk N2O
3. Sangat reaktif terhadap asam kuat dan oksidator kuat
(http://www.wikipedia.com, 2008)
2. Crusher (C-301)
Komponen Laju alir masuk Laju alir keluar
(8) (9)
Batubara 9.479,86472 9.479,86472
Total 9.479,86472 9.479,86472
Steam - - 11.138,84105 - -
Oksigen 2180,36889 - - - -
H2 - - - - 802,99564
CO - - - - 5188,58722
CO2 - - - - 13589,15701
CH4 - - - - 1647,17055
N2 94,79864 - - 576,50969
H2S - - - - 350,02374
Ash - - - 739,42945 -
Total 22893.8733 22893.8733
H2 802,99564 - 1358,915701
CO 5188,58722 - 7782,880834
CO2 13589,15701 - 13589,15701
CH4 1647,17055 - 164,7170547
N2 576,50969 - 576,5096915
H2S 350,02374 - 350,0237413
H2O - 1667,760179 -
Total 23822,20403 23822,20403
6. Stripper (D-802)
Komponen Laju alir masuk Laju alir keluar
8. Cyclone (H-111)
Komponen Laju alir masuk Laju alir keluar
1. Gasifier (B-401)
No Komponen Panas Masuk Panas Keluar
1. Umpan 10.667.440,13
2. Produk 115.977.014,2
3. Steam 107.636.475,4
4. Udara 1.771.636,15
5. Ash -555.265,1805
Total 116.532.279,4 116.532.279,4
2. Heater (E-601)
No Komponen Panas Masuk Panas Keluar
1. Umpan 47.010,57898
2. Produk 4.383.097,46
3. Steam 4.336.086,081
Total 4.383.097,46 4.383.097,46
6. Cooler (E-604)
No Komponen Panas Masuk Panas Keluar
1. Umpan 50.839.975,5
2. Produk 3.177.470,993
3. Air Pendingin 47.664.504,51
Total 50.839.975,5 50.839.975,5
Proses pembuatan metanol dari batubara dengan proses gasifikasi, dapat dibagi
menjadi 4 unit proses, yaitu:
1. Unit Persiapan Bahan Baku
2. Sintesa
3. Pemisahan Produk Utama dan Produk Samping
4. Penyempurnaan Produk
Di bawah ini merupakan alat-alat proses yang digunakan pada tiap-tiap unit
proses.
5.1 Unit Persiapan Bahan Baku
5.1.1 Gudang batu bara (F-101)
Fungsi = Tempat penyimpanan batu bara sebelum diproses
selama 30 hari
Bentuk = Prisma segi empat beraturan
Jumlah = 1 Unit
Bahan Konstruksi = Beton
Kondisi Penyimpanan = - P = 1 atm = 14,696 psi
-T = 300 C = 303 K
Tinggi Gudang = 10,439 m
Panjang = Lebar = 20,878 m
6.1 Instrumentasi
Instrumentasi merupakan salah satu bagian yang penting dalam suatu pabrik.
Instrumentasi adalah peralatan yang dipakai di dalam suatu proses control yang
digunakan untuk mengatur jalannya suatu proses sehingga diperoleh hasil yang
diinginkan. Dengan adanya alat kontrol atau pengendali yang baik, maka dapat
diketahui dan dikoreksi segala kesalahan ataupun penyimpangan proses yang
mungkin terjadi, karena pada dasarnya, tujuan pengendalian tersebut adalah agar
kondisi proses di pabrik mencapai tingkat kesalahan (error) yang paling minimum
sehingga produk dapat dihasilkan secara optimal (Perry dan Green, 1999).
Variabel – variabel yang biasanya dikontrol atau diukur oleh alat-alat
instrumentasi, antara lain:
1. Variabel Utama:
• Indikator dan kendali temperatur yaitu alat untuk mengetahui dan
mengendalikan suhu operasi agar sesuai dengan yang diinginkan.
• Indikator dan kendali tekanan yaitu alat untuk mengetahui dan
mengendalikan tekanan operasi agar sesuai dengan yang diinginkan.
• Indikator dan kendali ketinggian yaitu alat untuk mengetahui dan
mengendalikan ketinggian cairan agar sesuai dengan yang diinginkan.
• Pengendali aliran yaitu alat untuk mengendalikan/mengatur aliran sesuai
dengan yang diinginkan
Pengukuran nilai keempat variabel di atas menggunakan bantuan sensor
untuk mendeteksi nilai masing-masing variabel proses.
2. Variabel Tambahan:
• Konsentrasi :
- Cairan (pH)
- Gas
• Kepadatan (density) dan spesific gravity
• Kelembaban (humidity) dan kadar air (moisture)
1. Feedback control
Perubahan pada sistem diukur (setelah adanya gangguan), hasil pengukuran
dibandingkan dengan set point, hasil perbandingan digunakan untuk
mengendalikan variabel yang dimanipulasi.
2. Feedforward control
Besarnya gangguan diukur (sensor pada input), hasil pengukuran digunakan
untuk mengendalikan variabel yang dimanipulasi.
3. Adaptive control
Sistem pengendalian yang dapat menyesuaikan parameternya secara otomatis
sedemikian rupa untuk mengatasi perubahan yang terjadi dalam proses yang
dikendalikannya, umumnya ditandai dengan adanya reset input pada controller
(selain set point pada input dari sensor)
4. Inferential control
Seringkali variabel yang ingin dikendalikan tidak dapat diukur secara
langsung, sebagai solusinya digunakan sistem pengendalian di mana variabel
yang terukur digunakan untuk mengestimasi variabel yang akan dikendalikan,
variabel terukur dan variabel tak terukur tersebut dihubungkan dengan suatu
persamaan matematika.
Elemen
+
controller Pengendali Proses
Akhir
measuring
device
ELEMEN
PENGENDALI
ELEMEN
PENGUKURAN ELEMEN
PENGENDALI
ELEMEN
PRIMER
PROSES
GANGGUAN
Dari gambar di atas dapat dijelaskan bahwa dalam proses terdapat variabel
proses yang diantisipasi oleh elemen primer sebagai nilai perubahan proses misalnya
naik turunnya level suatu tangki, tinggi rendahnya temperatur, cepat lambatnya aliran
fluida, dan tinggi rendahnya tekanan dalam suatu tangki. Variabel proses ini bersifat
relatif atau dalam kondisi berubah – ubah. Sensor diterjemahkan sebagai harga
pengukuran.
− Tipe Konvensional
Tipe ini menggunakan prinsip perbedaan kapasitansi.
− Tipe Smart
Tipe smart menggunakan microprocessor elektronic sebagai pemroses sinyal.
Alat-alat kontrol yang biasa dipakai pada peralatan proses antara lain :
1. Temperature Controller (TC)
Adalah alat/instrumen yang digunakan sebagai alat pengatur suhu atau pengukur
sinyal mekanis atau listrik. Pengaturan temperatur dilakukan dengan mengatur
jumlah material proses yang harus ditambahkan/dikeluarkan dari dalam suatu
proses yang sedang bekerja.
Prinsip kerja :
Rate fluida masuk atau keluar alat dikontrol oleh diafragma valve. Rate fluida ini
memberikan sinyal kepada TC untuk mendeteksi dan mengukur suhu sistem pada
set point.
− Actuator Pompa.
Sebagai actuator pompa adalah motor listrik. Motor listrik mengubah
tenaga listrik menjadi tenaga mekanik. Prinsip kerjanya berdasarkan
induksi elektromagnetik yang menggerakkan motor.
Tabel 6.1 Daftar penggunaan instrumentasi pada pra rancangan pabrik pembuatan
metanol dari gasifikasi batubara
Heat Exchanger,
Membran / Air
Mengontrol laju alir bahan pada air
10 Separation Unit FC
separation unit (ASU)
(ASU)
TC
2. Tangki Cairan
Pada tangki penyimpanan ini dilengkapi dengan pengendali ketinggian yang
berfungsi untuk mengontrol ketinggian cairan di dalam tangki. Prinsip kerja dari
pengendali ketinggian ini adalah dengan menggunakan pelampung sehingga isi
tangki dapat terlihat dari posisi jarum penunjuk di luar tangki yang digerakkan
oleh pelampung. Jika isi tangki tinggal sedikit, maka tangki diisi dengan
menggunakan pompa yang dilengkapi dengan katup yang berfungsi sebagai
pengendali aliran. Isi tangki dipompakan ke ruang proses dengan menggunakan
pompa yang dilengkapi dengan katup yang dihubungkan ke ruangan pengendali
dan katup by pass yang dapat digerakkan secara manual untuk mengantisipasi
jika katup yang dihubungkan ke ruangan pengendali rusak.
Bahan masuk
LI
Tangki
Gambar 6.4 Tangki Cairan
PI
Umpan masuk
Produk keluar
5. Absorber
Instrumentasi pada absorber meliputi flow controller (FC). Flow controller
(FC) berfungsi untuk mengatur laju alir gas dan MEA masuk dengan mengatur
bukaan katup aliran bahan.
FC
6. Ekspander
Instrumentasi pada Ekspander mencakup Pressure controller (PC) yang
berfungsi mengendalikan dan menyesuaikan tekanan sesuai dengan yang
diinginkan dengan mengatur bukaan katup aliran masuk.
P
C
7. Pompa
Variabel yang dikontrol pada pompa adalah laju aliran . Untuk mengetahui
laju aliran pada pompa dipasang pengendali aliran (FC). Jika laju aliran pompa
lebih besar dari yang diinginkan, maka secara otomatis katup (control valve)
masukan akan menutup atau memperkecil pembukaan katup. Demikian pula jika
laju aliran pompa lebih kecil dari yang diinginkan, maka secara otomatis katup
masukan pompa akan memperbesar pembukaan katup.
FC
Pompa
Gambar 6.9 Pompa
9. Stripper
Instrumentasi pada Stripper meliputi flow controller (FC) yang berfungsi
untuk mengatur laju alir bahan masuk dengan mengatur bukaan katup aliran.
FC FC
PI
TC
Stripper
FC
2. Sepatu Pengaman
Sepatu harus kuat dan harus dapat melindungi kaki dari bahan kimia dan
panas. Sepatu pengaman bertutup baja dapat melindungi kaki dari bahaya
terjepit. Sepatu setengah tertutup atau bot dapat dipakai tergantung pada jenis
pekerjaan yang dilakukan
3. Topi Pengaman (Helm)
Topi yang lembut baik dari plastik maupun dari kulit memberikan
perlindungan terhadap percikan-percikan bahan kimia, terutama apabila
bekerja dengan pipa-pipa yang letaknya lebih tinggi dari kepala, maupun
tangki-tangki serta peralatan lain yang dapat bocor
4. Sarung Tangan
Dalam menangani beberapa bahan kimia yang bersifat korosif, maka para
operator diwajibkan menggunakan sarung tangan untuk menghindari hal-hal
yang tidak diinginkan
5. Masker
Berguna untuk memberikan perlindungan terhadap debu-debu yang
berbahaya ataupun uap bahan kimia agar tidak terhirup
(Bernasconi, 1995)
6. Kaca Mata
Berguna untuk memberikan perlindungan bagi karyawan yang bekerja baik di
laboratorium maupun bagi karyawan yang bekerja di bagian alat-alat berat.
Hal ini diperlukan agar karyawan tersebut dapat terhindar dari percikan-
percikan api, zat-zat kimia, maupun debu-debu yang dapat mengganggu
bahkan merusak penglihatan
2. Setiap peraturan dan ketentuan yang berlaku harus dipatuhi. Dalam hal ini
diperlukan pengawasan yang baik dan bagi karyawan yang tidak disiplin akan
diberi sanksi
6. Dilakukan control secara periodik terhadap alat instalasi listrik pabrik yang
dilakukan oleh petugas maintenance.
Air yang perlu ditambahkan sebagai pengganti air yang hilang selama
proses meliputi perhitungan sebagai berikut :
Wm = We + Wd + Wb (Perry, 1997)
= 7570,5786 Kg/jam
Sehingga tambahan air yang diperlukan :
= 30.282,315 + 1130,992 + 7570,5786 = 38.983,8856 Kg/jam
Sumber air untuk pabrik pembuatan metanol ini berasal dari Sungai Musi,
Sumatera Selatan. Kualitas air Sungai Musi ini dapat dilihat pada tabel 7.3 di
bawah ini.
7.2.2 Pengendapan
Pengendapan merupakan tahapan pemisahan partikel lanjut setelah
screening. Air yang dipompakan dari sungai akan ditampung di dalam suatu bak
penampung sementara untuk mengendapkan partikel-partikel padat berdiameter ≤
10 -4 m. Pengendapan terjadi karena adanya gaya gravitasi, sehingga partikel yang
lebih besar akan mengendap, sedangkan partikel yang lebih kecil akan terikut
bersama air menuju pengolahan selanjutnya.
7.2.3 Klarifikasi
Klarifikasi merupakan proses penghilangan kekeruhan di dalam air. Air
dari screening dialirkan ke dalam clarifier setelah diinjeksikan larutan alum,
Al2(SO4)3 dan larutan abu Na2CO3. Larutan Al2(SO4)3 berfungsi sebagai koagulan
utama dan larutan Na2CO3 yang berfungsi menetralkan pH.
Setelah pencampuran yang disertai pengadukan maka akan terbentuk flok-
flok yang akan mengendap ke dasar clarifier karena gaya grafitasi, sedangkan air
jernih akan keluar melimpah (overflow) yang selanjutnya akan masuk ke
penyaring pasir (sand filter) untuk penyaringan.
Pemakaian larutan alum terhadap jumlah air yang akan diolah, bergantung
pada nilai kandungan NTU air tersebut, diketahui jumlah NTU air sungai Musi
adalah 146 NTU. Menurut Quipro (2008), untuk takaran 5-NTU, jumlah alum
yang digunakan adalah 25 ppm. Sedangkan perbandingan pemakaian abu soda = 1
: 0,54 (Baumann, 1971).
7.2.4 Filtrasi
Filtrasi berfungsi untuk memisahkan flok dan koagulan yang masih terikut
bersama air. Penyaring pasir (sand filter) yang digunakan terdiri dari 3 lapisan,
yaitu:
a. Lapisan I terdiri dari pasir hijau (green sand) setinggi 24 in = 60,96 cm
b. Lapisan II terdiri dari anterakit setinggi 12,5 in = 31,75 cm
c. Lapisan III terdiri dari batu kerikil (gravel) setinggi 7 in = 17,78 cm
Bagian bawah alat penyaring dilengkapi dengan strainer sebagai penahan.
Selama pemakaian, daya saring sand filter akan menurun. Untuk itu diperlukan
regenerasi secara berkala dengan cara pencucian balik (back washing). Dari sand
filter, air dipompakan ke menara air sebelum didistribusikan untuk berbagai
kebutuhan.
Untuk air proses, masih diperlukan pengolahan lebih lanjut, yaitu proses
softener dan deaerasi. Untuk air domestik, laboratorium, kantin, dan tempat
ibadah, serta poliklinik, dilakukan proses klorinasi, yaitu mereaksikan air dengan
klor untuk membunuh kuman-kuman di dalam air. Klor yang digunakan biasanya
berupa kaporit, Ca(ClO)2. Khusus untuk air minum, setelah dilakukan proses
klorinasi diteruskan ke penyaring air (water treatment system) sehingga air yang
keluar merupakan air sehat dan memenuhi syarat-syarat air minum tanpa harus
dimasak terlebih dahulu.
Total kebutuhan air yang memerlukan proses klorinasi = 66.492,7954 kg/jam
Kaporit yang digunakan direncanakan mengandung klorin 70 %
Kebutuhan klorin = 2 ppm dari berat air (Gordon, 1968)
Total kebutuhan kaporit = (2.10-6 x 66.492,7954)/0,7 = 0,190 kg/jam
39,8665 ft 3
Tinggi resin = = 2,034 ft
19,6 ft 2
6 lb/ft 3
Kebutuhan regenerant H2SO4 = 306,97196 kgr/hari x
7,7 kgr/ft 3
= 239,1989 lb/hari = 108,499 kg/hari
5 lb/ft 3
Kebutuhan regenerant NaOH = 306,97196 kgr/hari x
12 kgr/ft 3
= 127,905 lb/hari = 58,0167 kg/hari
7.2.6 Deaerasi
Deaerator berfungsi untuk memanaskan air yang keluar dari alat penukar
ion (ion exchanger) dan kondensat bekas sebelum dikirim sebagai air umpan
ketel. Pada deaerator ini, air dipanaskan hingga 90°C supaya gas-gas yang terlarut
dalam air, seperti O2 dan CO2 dapat dihilangkan, sebab gas-gas tersebut dapat
menimbulkan suatu reaksi kimia yang menyebabkan terjadinya bintik-bintik yang
semakin menebal dan menutupi permukaan pipa-pipa dan hal ini akan
menyebabkan korosi pada pipa-pipa ketel. Pemanasan dilakukan dengan
menggunakan koil pemanas di dalam deaerator.
= 162.892.496,4 btu/jam
Tata letak peralatan dan fasilitas dalam suatu rancangan pabrik merupakan
syarat penting untuk memperkirakan biaya secara akurat sebelum mendirikan pabrik
yang meliputi desain sarana perpipaan, fasilitas bangunan, jenis dan jumlah peralatan
dan kelistrikan. Hal ini secara khusus akan memberikan informasi yang dapat
diandalkan terhadap biaya bangunan dan tempat sehingga dapat diperoleh
perhitungan biaya yang terperinci sebelum pendirian.
Masalah organisasi merupakan hal yang penting dalam perusahaan, hal ini
menyangkut efektivitas dalam peningkatan kemampuan perusahaan dalam
memproduksi dan mendistribusikan produk yang dihasilkan. Dalam upaya
peningkatan efektivitas dan kinerja perusahaan maka pengaturan atau manajemen
harus menjadi hal yang mutlak. Tanpa manajemen yang efektif dan efisien tidak akan
ada usaha yang berhasil cukup lama. Dengan adanya manajemen yang teratur baik
dari kinerja sumber daya manusia maupun terhadap fasilitas yang ada secara
otomatis organisasi akan berkembang (Madura, 2000).
9.4.3 Direktur
Direktur merupakan pimpinan tertinggi yang diangkat oleh Dewan
Komisaris. Adapun tugas-tugas Direktur adalah:
9.4.5 Sekretaris
Sekretaris diangkat oleh Direktur untuk menangani masalah surat-menyurat
untuk pihak perusahaan, menangani kearsipan dan pekerjaan lainnya untuk
membantu Direktur dalam menangani administrasi perusahaan.
2. Karyawan shift
Berdasarkan PKB (Perjanjian Kerja Bersama), jadwal shift disusun kira-kira 173
jam perbulan atas dasar aturan dari Departemen Tenaga Kerja (Depnaker).
Adapun jam kerja bagi karyawan Shift adalah :
• Shift pagi : 07.00 – 15.00
• Shift sore : 15.00 – 23.00
• Shift malam : 23.00 – 07.00
Mon
Wed
Mon
Wed
Sat
Thu
Thu
Tue
Tue
Sun
Sun
Sat
Fri
up
A O O O M M A A N N N O O M
B M M M A A N N O O O M M A
C A A A N N O O M M M A A N
D N N N O O M M A A A N N O
Juli
13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
2008
Gro
Mon
Wed
Mon
Thu
Thu
Tue
Tue
Sun
Sun
Sat
Sat
Fri
Fri
up
A M M A A A N N O O M M M A
B A A N N N O O M M A A A N
C N N O O O M M A A N N N O
D O O M M M A A N N O O O M
Juli
26 27 28 29 30 31
2008 Keterangan:
A = Afternoon
Wed
Mon
Thu
Sun
Sat
Fri
Group
N = Night
A A N N O O O
M = Morning
B N O O M M M
C O M M A A A
D M A A N N N
PD = × HPT
IP
12
Dengan: PD = piutang dagang
IP = jangka waktu yang diberikan (3 bulan)
HPT = hasil penjualan tahunan
Dari hasil perhitungan pada Lampiran E diperoleh modal kerja, MK sebesar
Rp. 744.968.591.003,-
Maka, total modal investasi = Modal Investasi Tetap + Modal Kerja
= Rp (1.799.702.909.643 + 744.968.591.003)
= Rp 2.544.671.500.646
Rp 1.034.514.350.420,-
× 100 %
Laba sebelum pajak
PM =
total penjualan
× 100%
Rp. 1.879.508.456.397
PM =
Rp. 780.698.456.264
= 41,54 %
Dari hasil perhitungan diperoleh profit margin sebesar 41,54 % maka pra
rancangan pabrik ini memberikan keuntungan.
× 100 %
Biaya Tetap
Total Penjualan − Biaya Variabel
BEP =
× 100%
Rp 1.034.514.350.420,-
BEP =
Rp 1.879.508.456.397 - Rp 60.372.541.891
= 31,14 %
× 100 %
Laba setelah pajak
ROI =
Total modal investasi
× 100%
Rp. 546,506,419,384.87 ,-
ROI =
Rp. 2,544,671,500,646
= 15,1 %
Analisa ini dilakukan untuk mengetahui laju pengembalian modal investasi
total dalam pendirian pabrik. Kategori resiko pengembalian modal tersebut adalah:
• ROI ≤ 15 % resiko pengembalian modal rendah
• 15 ≤ ROI ≤ 45 % resiko pengembalian modal rata-rata
• ROI ≥ 45 % resiko pengembalian modal tinggi
× 1 tahun
1
POT =
0,151
POT = 6,62 tahun
Dari harga di atas dapat dilihat bahwa seluruh modal investasi akan kembali
setelah 4,66 tahun operasi.
× 100 %
Laba setelah pajak
RON =
Modal sendiri
× 100%
Rp. 546.506.419.384,-
RON =
Rp. 1.908.503.625.484,-
RON = 31,43 %
× × × ×
70000 ton 1000 kg 1 tahun 1 hari 1 kmol
Kapasitas (Kmol/jam) =
tahun 1 ton 330 hari 24 jam 32 kg
= 276,22 kmol
= 8839 kg
3 4
Membran
(G-502)
N2 79 % N2 99,9 %
O2 21 % O2 0,1 %
6
O2 95 %
N2 5 %
FO23 = 2182,1856 Kg
FN23 = 7183,6632 Kg
3
F = 9365,8488 Kg
FO2 4 = 8,1024 Kg
FN2 4 = 7083,5324 Kg
F4 = 7091,6348 Kg
N8 8 Crusher 9 N9
(C-301)
Coal H2 39 % mol
CO 18
11 12 CO2 30
CH4 10
N2 2
Steam Ash H2S 1
F H213 = 802,9956418 Kg
FCO13 = 5188,587222 Kg
FCO213 = 13589,15701 Kg
FCH413 = 1647,170547 Kg
F N213 = 576,5096915 Kg
FH2S13 = 350,0237413 Kg
13
F = 22154,4438536 Kg
13
15
SMR (R-701)
H2 39 % H2
CO 18 14 CO
CO2 30 CO2
CH4 10 CH4 0,78%
N2 2 N2
H2O
H2S 1 H2S
Adapun reaksi yang terjadi pada Steam Methane Reformer ini adalah
sebagai berikut ;
= N CH 4 + σ CH 4 . r
10,29481592 Kmol = 102,9481592 + (- 1 x r )
15 12
N CH 4
r = 92,65334328 Kmol
N CO = N CO + σ CO . r
N CO = 185,3066865 + (1 x 92,65334328)
15 13
15
N CO = 277,9600298 Kmol
15
= 401,4978209 + (3 x 92,65334328)
N H2
15
N H2
= 679,4578507 Kmol
15
N H2
= N CH 4 + σ CH 4 . r
15 13
= 102,9481592 + (- 1 x 92,65334328)
N CH 4
15
N CH 4
= 10,29481592 Kmol
15
N CH 4
Neraca H2O;
= N H 2O + σ CH 4 . r
15 13
0 = N H 2O + (- 1 x 92,65334328)
N H 2O
13
= 92,65334328 Kmol
15
N H 2O
F H215 = 1358,915701 Kg
FCO15 = 7782,880834 Kg
15
FCO2 = 13589,15701 Kg
FH2S15 = 350,0237413 Kg
FCH415 = 164,7170547 Kg
F N215 = 576,5096915 Kg
F15 = 23822,20403 Kg
MEA (20%)
H2O
18
27 H2
17 CO
Absorber
CO2
(D-801) CH4
H2 51,98 % mol
CO 21,25 N2
CO2 23,62 19
CH4 0,79
N2 1,57
H2S 0,79
CO2
H2S
MEA (20%)
H2O
= × 0,8
18
18 N MEA
N H 2O
0,2
= × 0,8
18 521,45774
N H 2O
0,2
= 2085,83096
18
N H 2O Kmol
= = 13542,95388 Kg
17
N CO 2 307,7944064 Kmol
= N H 2S = 10,29481592 = 350,0237413 Kg
17 19
N H 2S Kmol
= N MEA = = 31.808,92214 Kg
18 19
N MEA 521,4774 Kmol
= N H 2O = 2085,83096 = 37.544,95728 Kg
18 19
N H 2O Kmol
21 22
Stripper (D-902)
H2S
MEA (20 %) CO2
H2S 23
CO2 MEA (20%)
H2O H2O
Perhitungan
Maka, neraca bahannya adalah sebagai berikut ;
NCO221 = NCO222 = 307,7944064 Kmol
NH2S21 = NH2S22 = 10,29481592 Kmol
NMEA21 = NMEA23 = 521,45774 Kmol
NH2O21 = NH2O23 = 2085,83096 Kmol
N21 = 2925,377922 Kmol
CH3OH
28 31 H2O
H2 Reaktor
CO H2
(R-702) CO
CO2
CH4 CO2
N2 30 CH4
CuZn-Cr
N2
CuZn-Cr
276,22 Kmol
r(1) + r(2) = 276,22 Kmol
= 1 − 0,99 × N CO
31 28
N CO
= 1 − 0,99 × 277,9600298 Kmol
31
N CO
= 2,779600298 Kmol
31
N CO
= N CO + σ 1CO x r(1)
31 28
N CO
2,779600298 Kmol = 277,9600298 Kmol − 1 x r(1)
r(1) = 275,1804295 Kmol/jam
31
N CO 2
= 0,01050071224 Kmol
31
N CO 2
= N CO + σ1CO 2 x r(2)
31 28
N CO 2
0,01050071224 Kmol = 1,050071224 Kmol − 1 x r(2)
2
=
0,600 Kg CH 3OH 8839 Kg
1 Kg CuZn − Cr FCuZn −Cr
30
FH312O 18,71226922 Kg
− Cr =
31
FCuZn 14731,66667 Kg
F 31
= 251,9565602 Kg
=
H2
31
FCO 77,82880834 Kg
31
FCO = 0,462031338 Kg
= FCH = 164,7170547
2
31 28
FCH Kg
= FN282 = 576,5096915 Kg
4 4
FN312
F31 = 24660,85309 Kg
A.8 Cyclone
Untuk memisahkan katalis yang berupa padatan dari campuran gas
digunakan cyclone separator (Walas, 2004).
CH3OH 31 32
Cyclone (H-111) CH3OH
H2
H2
CO
CO
CO2
CO2
CH4 29 CuZn-Cr CH4
N2 (Katalis) N2
CuZn-Cr (Katalis)
Q=H= ∫ n ⋅ Cp ⋅ dT
T
T1 = 250 C
(Smith, 1987)
∫ CpdT = ∫ (a + bT + CT + dT )dT
T2 T2
2 3
(Reklaitis, 1983)
T1 T1
T1
2 3 4
∫ CpdT = ∫ Cp dT + ∆H Vl + ∫ Cp v dT
T2 Tb T2
l (Reklaitis, 1983)
T1 T1 Tb
Tabel B.3 Data Kapasitas Panas Komponen Cair ( J/mol K) (Reklaitis, 1983).
H2O - 242,183
CH3OH 201,456
∆H f 1 = −485,8648 Btu/lb
32
Dengan menggunakan korelasi untuk batu bara oleh Institute Of Gas And
Technology(IGT) (Reklaitis, 1983).
QV w = 14658 wC + 56878 wH + 2940 wS − 658 wash − 5153 ( wO + w N )
Untuk kapasitas panas batu bara digunakan persamaan kirov (Reklaitis, 1983).
298
465,1
∫298 = ∫ + ∆ + ∫ Cp V dT
873 873
298
CpdT (H 2 O) Cp L dT H VL
465,11
∫ Cp dT = 12.854,3945 kJ/Kmol
465,1
L
298
∫ Cp dT = 14.735,4081 kJ/Kmol
873
V
373
∆H VL = 40656,2 kJ/Kmol
465,1
∫298 = ∫ + ∆ + ∫ = 68.246,00261 kJ/Kmol
873 873
298
CpdT(H 2 O) Cp L dT H VL Cp V dT
465,1
∆H f ( H 2 O) = - 242.183,000 kJ/Kmol
298
∫ N ⋅ Cp H 2 = N(∆H f + ∫ ⋅ Cp H 2 )
1073 1073
298 298
∫ N ⋅ Cp H 2 = 12.517.184,85 kJ
1073
298
Neraca Panas CO :
∫ N ⋅ Cp CO = N(∆H f + ∫ ⋅ Cp
1073 1073
CO dT)
∫
298 298
∫ N ⋅ Cp CO = − 14.565.206,41 kJ
1073
298
∫ N ⋅ Cp CO 2 = N(∆H f + ∫ Cp
1073 1073
CO 2 dT)
∫
298 298
∫ N ⋅ Cp CO 2 = − 108.956.783,8 kJ
1073
298
∫ N ⋅ Cp CH 4 = N(∆H f + ∫ ⋅ Cp
1073 1073
CH 4 dT)
∫
298 298
∫ N ⋅ Cp CH 4 = − 5.559.159,734 kJ
1073
298
∫ N ⋅ Cp N 2 = N(Δ( + ∫
1073 1073
f Cp N 2 dT)
∫
298 298
∫ N ⋅ Cp N 2 = 515.797,0891 kJ
1073
298
∫ N ⋅ Cp H 2 S = N(∆H f + ∫
1073 1073
Cp H 2 S dT)
∫
298 298
∫ N ⋅ Cp H 2S = 71.153,7945 kJ
1073
298
Qin = Q out
H13 + H12 = H11 + H10 + H 6
- 115.977.014,2 - 555.265,1805 = − 107.636.475,4 − 10.667.440,13 + H 6
H 6 =1.771.636,15 kJ
Neraca Panas N2 :
N2
T1
∫ N Cp
298
(T 3 − 2983 ) + × 10 −9 (T 4 − 2984 ))
5,13186
4
Neraca Panas O2 :
∫ N Cp
T 298
Steam (H2O)
T = 973 K
N2 2 3 N2
O2 Heater (E-601) O2 T =723 K
T 303 K
Steam
T = 573 K
∫ N Cp
298 298
∫ N Cp dT = 37.374,60128 kJ
303
N2
298
O2
∫ N Cp
298 298
∫ N Cp dT = 9.635,9777 kJ
303
O2
298
H2 = 47.010,57898 kJ/jam
298
CpdT (H 2 O) Cp L dT H VL Cp V dT
298 465,11
∫ Cp dT = 12.854,3945 kJ/Kmol
465,1
L
298
∫ Cp dT = 14.735,4081 kJ/Kmol
873
V
373
∆H VL = 40656,2 kJ/Kmol
465,1
∫298 = ∫ + ∆ + ∫ Cp V dT = 68.246,00261( N ) kJ/Kmol
873 873
298
CpdT(H 2 O) N . Cp L dT H VL
465,1
∫ N ⋅ Cp dT = 3.290.297,56 kJ
723
N2
298
∫ N ⋅ Cp dT = 1.092.799,9 kJ
723
O2
298
H3 = 4.383.097,46 Kj
H = N H 2O (∆H f + ∫ Cp dT ) (H 2 O)
573
298
465,11
∫ ⋅ = ∫ L + + ∫ V
573 573
298
ΔH
CpdT (H 2 O) Cp dT VL Cp dT
298 465,11
∫ Cp dT = 12.854,3945 kJ/Kmol
465,1
L
298
∫ Cp dT = 3.783,5355 kJ/Kmol
573
V
373
∆H VL = 40656,2 kJ/Kmol
465,1
∫ = ∫ L + ∆ + ∫ V = 57.294,12997 ⋅ (N ) kJ/Kmol
573 573
298
CpdT(H 2 O) Cp dT H VL Cp dT
298 465,1
13 15
SMR
H2 H2
CO CO
CH4 14 CO2
N2 CH4 T = 500 0C
H2S N2
T = 8000C H2S
H2O
T = 6000C
Reaksi :
CH4 + H2O CO + 3 H2
Metana + air karbonmonoksida + hidrogen
∂Q
= r ∆H R (1063 K ) + Q out + Q in
∂t
Panas reaksi :
∆H R (1063) = ∆H R (298) + ∑ σ ∫ Cp dT
1063
s
298
4
298
298
CpdT (H 2 O) Cp dT H VL Cp dT
298 465,11
∫ Cp dT = 12.854,3945 kJ/Kmol
465,1
L
298
∫ Cp dT = 14.735,4081 kJ/Kmol
873
V
373
∆H VL = 40656,2 kJ/Kmol
465,1
∫298 = ⋅ ∫ + ∆ + ∫ Cp V dT = 68.246,00261 kJ/Kmol
873 873
298
CpdT(H 2 O) 1 Cp L dT H VL
465,1
∫ σ ⋅ CpdT(CO) =142.110,8644
1063
kJ/Kmol
298
∫ σ N ⋅ Cp = 91.482,486 kJ/Kmol
1063
H2
298
Qin (T = 1073K) :
Neraca Panas H2 :
∫ NCpdT (H ) = 12.517.373,74 kJ
1073
2
298
Neraca Panas CO :
2 kJ
298
Neraca Panas CH4 :
4
298
∫ NCpdT (N ) = 515.793,5828 kJ
1073
2
298
∫ NCpdT (H S) = 279.068,8606
1073
2 kJ
298
298
CpdT (H 2 O) Cp L dT H VL
465,11
∫ Cp dT = 12.854,3945 kJ/Kmol
465,1
L
298
∫ Cp dT = 14.735,4081 kJ/Kmol
873
V
373
∆H VL = 40656,2 kJ/Kmol
465,1
∫298 = ∫ + ∆ + ∫ = 68.246,00261( N ) kJ/Kmol
873 873
298
CpdT(H 2 O) N . Cp L dT H VL Cp V dT
465,1
298
NCpdT (H 2 O) 92, 65334328 Cp dT H VL
∫ NCpdT (H O) = 6.323.220,307
298
873
2 kJ
298
∫ NCpdT = 38.298.540,64 kJ
1073
total
298
∂Q
= r ∆H R (1063 K ) + Q out − Q in = 0
∂t
∂Q
= (32.483.101,41 + Q out − 38.298.540,64) × 1 kJ
∂t
Q out = 5.815.439,23 kJ
Dengan menggunakan metode trial error, maka diperoleh temperatur steam
masuk adalah 473K (2000C).
4. Cooler (E-602)
H2O
T = 293 K
17
H2 16
CO Cooler (E-602) H2
CO2 CO
CH4 T = 473 K CO2
N2 CH4 T = 311
H2S K
N2
H2S
H2O
T= 323 K
∫ NCpdT (H ) = 254.765,6587
311
2 kJ/Kmol
298
Neraca Panas CO :
2 kJ/Kmol
298
4
298
2
298
∫ NCpdT (H S) = 4.539,66054
311
2 kJ/kmol
298
∫ NCp dT = 528.588,4451 kJ
311
total
298
∫ Cp dT = 374,079 kJ/Kmol
298
L
293
∫ Cp dT = 2.633,788
333
L kJ/Kmol
298
N=
panas keluar - panas masuk
panas steam masuk - panas steam keluar
5.815.439,23 − 528.588,4451
N=
3011,935441 - 374,079
N = 2.003,085 Kmol = 36.055,53 Kg
2
298
∫ NCpdT (H S) = 4539,66054
311
2 kJ
298
∫ NCpdT (RNH
25
) = 1.143.034,115 kJ
38
2
25
∫ NCp dT (H 2 O) = 2.034.436,878 kJ
311
L
298
∫ NCpdT (RNH
25
) = 7.913.313,101 kJ
118
2
25
∫ Cp dT = 5.671,65 kJ/Kmol
373
L
298
∫ Cp dT = 510,395 kJ/Kmol
391
V
373
∆H VL = 40656,2 kJ/kmol
298
NCpdT (H 2 O) 2085,83096 Cp dT H VL
∫ NCpdT (H O) = 97.696.661,53
298
391
2 kJ
298
2
298
∫ NCpdT (H S) = 26.417,66835
373
2 kJ
298
∫ NCpdT (RNH
25
) = 6.594.427,584
100
2 kJ
25
∫ Cp dT = 5.671,65 kJ/Kmol
373
L
298
∆H VL = 40656,2 kJ/kmol
298
N CpdT (H 2 O)
2 kJ/Kmol
∫ NCpdT (H O) = 50.584.599,19
298
373
2 kJ
298
2 O)
25 25
2
25
− x 10 −6 (T 3 − 298 3 ) + x 10 −9 (T 4 − 298 4 ))
1338,78 1314,24
3 4
25 26
Cooler
T= 333 K
∫ NCpdT (RNH
25
) = 1.143.034,115 kJ
38
2
25
∫ NCp dT (H 2 O) = 2.034.436,878 kJ
311
L
298
∫ Cp dT = 374,079 kJ/Kmol
298
L
293
∫ Cp dT = 2.633,788
333
L kJ/Kmol
298
31
28
Reaktor Metanol
CH3OH
H2 H2O
CO H2
30 CO T = 513 K
CO2 T = 448 K
CO2
CH4
CH4
N2 N2
Katalis
(CuZn-Cr) CuZn-Cr
Reaksi (www.freepatentsonline.com) :
(1) CO + 2H2 CH3OH ∆H = -90,64 kJ/mol
(2) CO2 + 3H2 CH3OH + H2O ∆H = -49,67 kJ/mol
Neraca Panas H2 :
∫ σ ⋅ CpdT (H ) = − 13.005,219
513
2 kJ/Kmol
298
Neraca Panas CO :
298
Cp L dT H VL Cp V dT
298 486 , 535
486,535
∫ σ CpdT (CH 3OH) = N ⋅ ∫ + ∆ + ∫
513 513
298
Cp L dT H VL Cp V dT
298 486 , 535
L
298
V
486 , 53
∆H VL = 35.270,4 kJ/kmol
486,53
∫298 ⋅ = × ∫ + ∆ + ∫ Cp V dT kJ/Kmol
513 513
298
σ CpdT(CH 3 OH) 1 Cp L dT H VL
3 kJ/Kmol
298
Neraca Panas H2 :
∫ σ ⋅ CpdT(H ) = −19.507,82882
513
2 kJ/Kmol
298
2
298
298
Cp dT H VL Cp dT
298 486 , 53
486,53
∫ ⋅ = × ∫ L + ∆ + ∫ V kJ/Kmol
513 513
298
σ
CpdT(CH 3 OH) 1 Cp dT H VL Cp dT
∫ σ ⋅ CpdT(CH
298
3
298
∫ Cp dT = 16.820,46321 kJ/Kmol
513
L
298
2
298
2
∫ NCpdT (H ) = 3.038.567,322 kJ
448
2
298
Neraca Panas CO :
298
2
∫ NCpdT(CO) = 1.246.573,433
448
kJ
298
2
298
2
2 kJ
298
4
298
2
∫ NCpdT(CH ) = 58.207,35694 kJ
448
4
298
2
298
2
∫ NCpdT(N ) = 90.532,28675 kJ
448
2
298
Qout (T = 513 K) :
Neraca Panas CH3OH :
486,53
∫ σ = ⋅ ∫ L + ∆ + ∫ V
513 513
298
CpdT (CH 3 OH) N Cp dT H VL Cp dT
298 486 , 53
L
298
2
L
298
∆H VL = 35.270,4 kJ/kmol
337,7
486,53
∫298 ⋅ = × ∫ + ∆ + ∫ Cp V dT kJ/Kmol
513 513
298
N CpdT(CH 3 OH) 276, 22 Cp L dT H VL
3 kJ
298
∫ Cp dT = 17.486,05764 kJ/Kmol
513
L
298
∫ NCpdT (H
Neraca Panas H2 :
∫ NCpdT (H ) = 819.187,9385 kJ
513
2
298
Neraca Panas CO :
298
2
∫ N ⋅ CpdT(CO) = 18.109,8588
513
kJ
298
Neraca Panas CO2 :
2
298
Neraca Panas CH4 :
4
298
∫ NCpdT (N ) = 130.374,3178 kJ
513
2
298
∫ Cp dT = 2.633,788
333
L kJ/Kmol
298
∫ Cp dT = 3.011,935442 kJ/Kmol
338
L
298
N=
panas keluar - panas masuk
panas steam masuk - panas steam keluar
N= = 442,1080 Kmol
167.375,9478
3.390,5215 - 3.011,9354
F = 7.957,944 Kg
H2O
T = 338K
Dalam kondensor ini terjadi pemisahan metanol dari gas-gas lainnya impuritisnya,
dengan mendinginkan campuran gas metanol.
Jumlah panas masuk Qin (513K) = 18.009.449,13 kJ
Jumlah panas keluar Qout (308K) =
L
298
∫ NCp (H 2 O)dT = 1,039570512 × (1,82964 ×10 −1 (308 − 298) + ×10 − 2 (3082 − 2982 ) −
308
47,2118
L
298
2
∫ Cp dT = 779,6205
308
L kJ
298
∫ NCpdT (H ) = 36.304,62233 kJ
308
2
298
Neraca panas CO
2
298
4
298
∫ NCpdT (N ) = 5.996,85537 kJ
308
2
298
∫ Cp dT = 3.011,93545
338
L kJ/Kmol
298
N=
panas keluar - panas masuk
panas steam masuk - panas steam keluar
18.009.449,13 − 273.041,7956
N= = 6.725,34576 Kmol
3.011,9354 - 374,687
F = 121.056,2237 Kg
H2 H2
CO T = 308 K 38 39 CO T = 223 K
CO2 CO2
CH4 Cooler (E-608) CH4
N2 N2
Refrigerant
T = 273K
Dalam kondensor ini terjadi pemisahan metanol dari gas-gas lainnya impuritisnya,
dengan mendinginkan campuran gas methanol.
Jumlah panas masuk Qout (308K) =
Neraca Panas H2 :
∫ NCpdT(H ) = 36.304,62233 kJ
308
2
298
Neraca Panas CO :
∫ NCpdT(CO) = 816,82596
308
kJ
298
∫ NCpdT(CO ) = 3,9310
308
2 kJ
298
∫ NCpdT(CH
3 4
) = 3.648,6963 kJ
308
4
298
Neraca Panas N2 :
∫ NCpdT(N ) = 5.996,8554 kJ
308
2
298
2
223
2
∫ NCpdT(H ) = 264.764,545 kJ
298
2
223
Neraca Panas CO :
∫ NCpdT(CO) = 6097,4483
298
kJ
223
Neraca Panas CO2 :
2
223
2
∫ NCpdT(CO ) = 27,8916
298
2 kJ
223
∫ NCpdT(CH ) = 26.498,0734 kJ
298
4
223
Neraca Panas N2 :
2
223
2
∫ NCpdT(N ) = 44.902,55385 kJ
298
2
223
Total panas keluar alur 39 adalah = 342.290,5121 kJ
Digunakan media pendingin yaitu dowtherm J dengan suhu masuk -800C dan
keluar pada suhu 1600C. Adapun kapasitas panas dowtherm J pada suhu -800C
F=
panas masuk - panas keluar
panas refrigerant keluar - panas refrigerant masuk
F=
(2,315 × 433) − (1,769 × 273)
46.770,93099 - (-342.290,5121)
F = 748,97575 Kg
∫ NCpdT (H ) = 3.143.297,531 kJ
311
2
298
Neraca Panas CO :
2
298
4
298
Neraca Panas N2 :
∫ NCpdT (N ) = 93.580,09157 kJ
311
2
298
∫ NCpdT (H ) = 3.353.427,595 kJ
453
2
298
2
298
4
298
Neraca Panas N2 :
∫ NCpdT (N ) = 93580,09171 kJ
453
2
298
∫ Cp
298
∫ Cp dT = 21.128,115 kJ/Kmol
960
V
298
∆H VL = 40656,2 kJ/kmol
373
∫ = ∫ + ∆ + ∫ = 67.455,965 kJ/Kmol
960 T
298
CpdT (H 2 O) Cp L dT H VL Cp V dT
298 373
298
N CpdT (H 2 O) N Cp L dT H VL Cp V dT
298 373
∫ Cp dT = 5.671,65 kJ/Kmol
373
∫ Cp
298
∫ Cp dT = 6.942,9115 kJ/Kmol
573
V
298
∆H VL = 40656,2 kJ/kmol
373
∫298 = ∫ + ∆ + ∫ = 53.270,7615 kJ/Kmol
960 T
298
CpdT (H 2 O) Cp L dT H VL Cp V dT
373
N=
panas keluar - panas masuk
panas steam masuk - panas steam keluar
4803.150,876 − 4.586.953,871
=( ) = 277,6780874 kmol
67.455,695 - 53.270,7615
F = 15,24131 Kg
= 10,439m
4.550,335
tinggi gudang = 3
4
Panjang = lebar = 2 x 10,439 m = 20,878 m
2. Crusher (C-301)
Fungsi : memperkecil ukuran batubara hingga 3- 30 mm
Jenis : Roll crusher
Bahan konstruksi : Carbon steel, SA-283, Grade C
Jumlah : 1 unit
Perhitungan daya :
Ukuran partikel yang ingin dihaluskan (Dp1) = 10 cm = 100 mm
Ukuran yang ingin diperoleh (Dp2) = 30 mm
Kondisi operasi :
- Temperatur (T) : 30 0C
- Tekanan (P) : 1 atm (14,699 psi)
- Laju bahan yang diangkut = 9.479,864725 kg/jam
- Laju bahan tiap unit = 189,5973
- Faktor kelonggaran, fk = 12 % (Tabel 28-8, Perry, 1999)
Kapasitas = 1,12 x 189,5973 kg/jam = 212,349 kg/jam = 0,21235 ton/jam
Untuk bucket elevator kapasitas < 14 ton/jam, spesifikasi :
(Tabel 21-8, Perry, 1999)
- Tinggi elevator = 16 ft = 4,8768 m
- Ukuran bucket = (6 x 4 x 4¼) in
- Jarak antar bucket = 12 in = 0,305 m
- Kecepatan bucket = 225 ft/mnt = 68,6 m/mnt = 1,143 m/s
- Kecepatan putaran = 43 rpm
- Lebar belt = 7 in = 0,1778 m =17,78 cm
Perhitungan daya yang dibutuhkan (P):
P = 0,07 m 0,63 ΔZ (Timmerhaus, 2003)
Dimana: P = daya (kW)
m = laju alir massa (kg/s)
Kondisi operasi :
- T = 300C
- Sudut elevasi = 300
- Jarak angkut = 35 meter
- Jumlah = 1 unit
Laju alir massa = 9479,86472 kg/jam = 2,6333 kg/s = 20.899,5 lb/jam
Densitas = 1500 kg/m3 = 93.642 lb/ft3
= 223,1851 ft 3 /jam
20.899,5
Volume =
93,642
Maka daya yang diperlukan :
P = 0,0027 × m 0,82 × L = 0,0027 × 2,63330,82 × 35 = 0,20905 kW
= 0,280341 Hp
maka digunakan daya standar untuk masing-masing conveyer sebesar 3/4 Hp.
Spesifikasi belt :
Lebar = 0,46 m
Kecepatan, v = 0,51 m/s
× D2Hs = D3
π 3π
Volume silinder =
4 8
× D3 × 2
π
Volume tutup ellipsoidal =
24
Vt = Vs + Vh
× D3
11π
Vt =
24
24 × 989,811
=3 = 8,8270 m
24Vt
11× 3,14
Diameter tangki = 3
11π
× 8,8270 = 13,2405 m
3
Tinggi tangki =
2
+ n CA
PD
2SE −1,2P
(t) = (Peters et.al.,2004)
(219,7052 × 347,52 )
+ 0,125 ⋅ (10)
(2 × 78.000 × 0,85) − (1,2 × 219,7052 )
=
= 1,82695 in = 0,0464 m.
Dari Brownell & Young (1959) dipilih tebal dinding dan tutup tangki 1 5/8 in.
2,78 × 10 − 4 k .N s p ( k −1) / k . N s
P= p1 m v.1 2 − 1
(k - 1).η p1
(Timmerhaus,2004; hal 528)
di mana: mv.1 = laju alir (m3/jam)
p1 = tekanan masuk = 1 atm = 101,325 kPa
p2 = tekanan keluar = 13 atm = 1.317,225 kPa
η = efisiensi kompresor = 80 %
k = rasio panas spesifik = 1,4027
Ns = jumlah tahapan kompresi = 3 tahap
P= (101,325) ⋅ (8074,0076 ) − 1
(1,4 - 1) × 0,8 jam 101,325
P = 825,969 kW = 1107,64 Hp
7. Heater (E-601)
Fungsi : memanaskan udara umpan membran
Jenis : 3-6 shell and tube
Fluida panas
Laju alir masuk (W) : 7.333,9032 Kg/jam = 16.168,5734 lb/jam
Temperatur masuk (T1) : 6000C = 1.112 0F
Temperatur keluar (T2) : 3000C = 572 0F
= 0,4249 Btu/lb 0 F
3.710.157,437
16.168,5734 × (1.112 - 572)
Maka Cp steam =
∆t 2 − ∆t1
∆t
LMTD = …………………………. (Kern, 1950)
ln 2
∆t1
486 − 270
LMTD = = 367,48 0
F
486
ln
270
T1 − T2 540
= = 0,71429
t 1 − t 2 756
R =
t 2 − t1
= = 0,5263
- 540
T1 − t 1 − 1026
S =
Temperatur kalorik
T1 + T2 842 + 86
tC = = = 464 0 F
2 2
t 1 − t 2 1112 + 572
TC = = = 842 0 F
2 2
A= = = 403,8483 ft 2
Q 3.710.157,437
U D ∆t 25 × 367,480
2. Dari tabel 10, Kern (1950) diperoleh a’ = 0,1963 ft2
= 137,1535 buah
403,8483
15 × 0,1963
Jumlah tube, Nt =
Dari tabel 9, Kern (1950) didapat data yang sesuai 6 tube pass, ¾ in OD, 1 in
triangular pitch; 17,25 in shell ID, jumlah tube 172.
3. Koreksi UD
A = L.Nt.a’ = 15 x 172 x 0,1963 = 506,4540 ft2
= 19,9351
3.710.157,437
506,4540 × 367.480
UD =
Gs = = = 138.315,5708 lb/jam.ft 2
W 20711.3159
as 0,1497
5. Viscositas fluida panas pada 464 oF
µ = 0,0272 x 2,4191 = 0,0658 lb/ft.jam
Cp × µ 0,25 × 0,0658
= = 0,8919
1 1
k
3 3
0,023185
k c.μ 3
= Jh
1
ϕs
ho
8. De k
5. Laju Massa
Cp × µ 0,61× 0,0629
= = 0,41348
1 1
k
3 3
0,113
k Cp × µ
= jH × ×
D t k
1/ 3
φt
hi
= ×
h io h i ID
φt φ t OD
= 240,78029 × = 209,31834
φt
h io 0,652
0,75
9. Temperature Tube Wall
tw = tc +
h o /φ s
h o /φ s + h io /φ t
(Tc - t c )
untuk shell
µw = 0,029655 cp x 2,42 = 0,072 lb/ ft.jam (Kern, 1950)
µ 0,0658
ϕs = s = = 0,9875
0 ,14 0 ,14
µw 0,072
ho = 108,7762 x 0,9875 = 107.4165
untuk tube
µw = 0,019 cp x 2,4191 = 0,04598 lb/ ft.jam (Kern, 1950)
µ 0,0629
ϕt = t = = 1,0448
0 ,14 0 ,14
µw 0,04598
hio = 209.31834 x 1,0448 = 218.6958
f × Gs 2× Ds × (N + 1)
∆ Ps
5,22 × 10 10× de × s × ϕ
=
untuk tube
Untuk Ret = 210063.0713 maka dari fig 26 (Kern, 1950) f = 0,00015
f × Gt 2× L × n
∆ Pt
5,22 ⋅ 10 10× Dt × s × ϕt
=
V2
= (fig. 27) pada Gt = 243170,3001 adalah sebesar 0.0023
2g'
4 × n × V 2 4 × 6 × 0,0023
ΔPr = = = 0,13800 psi
S2g 0,4
∆ PT = ∆ Pt + ∆ Pr
= (0,67348 + 0,13800) psi = 0,81148 psi
∆ PT ≤ 2 psi maka design dapat diterima
8. Membran (G-502)
Fungsi : memisahkan oksigen dari udara
Jumlah : 1 unit
Jenis : Air Separation unit
Data-data membran :
α= =10
ph
(Chong, 1977)
pl
α = separation factor (dimensionless)
Ketebalan membran = 0,2 mm (Geankoplis, 1993)
-9 cm 3
P’A = 4,22 x 10 (Kesting, 1993)
cm 3 s / mHg
= 1.485,534 = 41.264,833
9365,8488 m3 cm 3
Laju alir volumetrik (qf) =
6,3047 jam s
Jumlah udara produk = 2.275,16753 kg/jam
30,414 × 130
= 66,488 kg/m 3
82,25 × 10 −3 × 723
Densitas udara produk =
A=
qp yp
P'A
× (p l y p − p h x o )
t
A=
9505,278
4,22 ×10
× (13 × 0,95 − 130 × 0,05)
(Geankoplis, 1993)
−9
0,0002
A = 77.006.343,42 cm 2 = 7.700,634342 m 2 = 82.888,9 ft 2
V= = 414,4445 ft 3 = 11,7358 m 3
82.888,9
200
Bulk density alathon-14 = 815,3 kg
Maka jumlah membran pengisi yang dibutuhkan = 11,7358 m 3 × 815,3 kg/m 3
= 9.568,198 kg
×1 hari × 24
kg jam
= 1658,111 m 3
69.353,87942
jam hari
kg
1003,849 3
m
Faktor kelonggaran (fk) = 20 %
Volume tangki, VT = (1 + 0,2) x 1658,111 m3
= 1989,7332 m3
(2) Menentukan diameter dan panjang tangki
- Perbandingan tinggi tangki dengan diameter tangki (Hs : D) = 3:2
- Perbandingan tinggi elipsoidal dengan diameter tangki (Ht:D) = 1:4
π Dt2 Hs
1
V = (Hs : Dt = 3 : 2)
4
π Dt3
3
Vs =
8
Volume tutup tangki (Ve)
π Dt3
1
Ve = (Brownell,1959)
24
Volume tangki (VT)
VT = Vs + Ve
π Dt3
10
1989,7332 =
24
Dt = 11,4998 m = 452,748 in
r = ½ x 452,748 = 226,374 in
Tinggi silinder (Hs) :
3 3
Hs = x Dt = x 11,4998 m = 17,25 m
2 2
Tinggi head (He) : (He : Dt = 1 : 4)
1 1
He = x Dt = x 11,4998 m = 2,875 m
4 4
π Dt2 Hcs
1
Vl =
4
π (11,4998)2 Hcs
1
1989,7332 =
4
1989,7332 = 103,8126 Hcs
Hcs = 19,166 m
Tinggi total cairan (Hc); Hc = Hcs = 19,166 m
(3) Menentukan tebal dinding tangki
Po = 14,696 psia
Phidrostatis = ρgHc = (1.006,802 kg/m3)(9,8 m/s2)(19,166 m)
= 189.104,3979 Pa = 27,4273 psia
Pdesain = (1+fk)Poperasi = (1+0,2) x (14,696+27,4273) psia = 50,548 psia
tt = + Cc
P.r
S.Ej − 0,6P
(Peters et.al.,2004)
dimana :
P = maximum allowable internal pressure
r = jari-jari tangki
S = maximum allowable working stress
Ej = joint efficiency
Cc = allowance for corrosion
t desain = 0,9816 in
Dari Brownell & Young (1959) dipilih tebal tangki 1 in.
= = 6.605,3798 m 3 /jam
F 22.154,4438536
Volume gas =
ρ 3,354
Volume katalis :
Katalis yang digunakan adalah logam Nikel (Ni)(Walas, 1988).
Volume gas
3000 GHSV = , ft3 pada kondisi standard (250C, 1 atm)
volume katalis
1 × 22,72
= 0,929 Kg/m 3
82,05 × 10 × 298
−3
Densitas pada STP =
= = 17.034,128 m 3
ρ
F 15.828,11175
Volume gas =
0,9292
Volume air = 1,66776 m3
Volume total = 23.844,16 m3 = 842.084 ft3
Maka jumlah katalis yang digunakan adalah,
= 280,683 ft 3 = 7,94806 m3
842.048
=
3000
Porositas pada reaktor fixed bed = 0,4 (Ulrich, 1984)
×1 × 5,4 s = 35,7637 m 3
m3 jam
V = 23842,49231
jam 3600s
Volume total = 35,7637 m3
24 ⋅ Vt 24 × 35,7637
=3 = 2,9182 m
11 ⋅ π 11× 3,14
Diameter tangki = 3
× 2,9182 m = 4,3773 m
3
Tinggi tangki =
2
× 2,9182 m = 1,4591 m
2
Tinggi tutup elipsoidal =
4
Tinggi total reaktor = Hs + He = 5,8364 m
+ n CA
PD
2SE −1,2P
(t) = (Peters et.al.,2004)
(219,7052 ×114,89 )
+ 0,125 ⋅ (10)
(2 × 78.000 × 0,85) − (1,2 × 219,7052 )
=
= 1,4407 in = 0,03659 m.
Dari Brownell & Young (1959) dipilih tebal dinding dan tutup tangki1 7/16 in.
2. Expander (G-504)
Fungsi : menurunkan tekanan produk Steam methane reformer sebelum
masuk ke absorber.
η × m × ( p 2 − p1 )
Jenis : single stage Expander
P (kW ) =
ρ
(Timmerhaus, 2004, hal 530)
= 6378,1 m 3 /jam
23822,20403 kg/jam
3
Laju alir (mv.1) = 3,375 kg/m
= 62,567 ft 3 / det ik
P × BM 13 × 18,22
ρcampuran = = 3,735Kg/m 3
82,057 × 10 × 773
−3
=
RT
= 6,6173
23822,20403 kg/jam kg
Laju alir volumetrik (qfm i) =
3600 s/jam s
Besarnya energi yang bisa dihasilkan oleh turbin/expander adalah :
0,7 × (6,6173) × (1317,225 - 101,325)
P(kW) = = 1507,947 kW
3,735 kg/m 3
P(kW) = 2022,19 Hp
3. Cooler (E-603)
Fungsi : mendinginkan gas produk steam methane reformer
Jenis : 2-4 shell and tube
Fluida panas
Laju alir masuk (W) : 23822,20403 Kg/jam = 52519.2443 lb/jam
0
Temperatur masuk (T1) : 500 C = 932 0F
Temperatur keluar (T2) : 380C = 100,4 0F
Fluida dingin
Laju alir masuk (w) : 149450.8159 Kg/jam = 329484.3711 lb/jam
Temperatur masuk (t1) : 300C = 86 0F
Temperatur keluar (t2) : 650C = 1490F
Cp air pendingin pada 1130F : 1 Btu/lb0F (Kern, 1950)
Q = m × Cp ⋅ dT = 329.484,3711×1× (149 − 86) = 20.757.515,3811
= 0,47528 Btu/lb0 F
20.757.515,3811
52.519,2443 × (932 − 100,4)
Maka Cp steam =
∆t 2 − ∆t1
∆t
LMTD = …………………………. (Kern, 1950)
ln 2
∆t1
T1 − T2 831,6
= = 9,67
t1 − t 2
R =
86
t 2 − t1
= = 0,074
63
T1 − t1 932 − 86
S =
Temperatur kalorik
T1 + T2 932 + 100,4
TC = = = 516,2 0 F
2 2
t1 + t 2 140 + 86
tC = = =117,5 0 F
2 2
Tube
Diameter luar (OD) : 1¼ in
BWG : 16
Pitch (PT) : 1 9/16 in. square pitch
Passes : 4
Panjang tube : 30 ft
1. Dari tabel 8, Kern (1950) nilai UD = 5-50 btu/jam. ft. 0F
Digunakan UD = 48 btu/jam.ft.0F
A= = = 3.874,4406 ft 2
Q 19.674.251,1147
U D Δt 48 ×105,791
2. Dari tabel 10, Kern (1950) diperoleh a’ = 0,3271 ft2
= 394,8273 buah
3874,4406
30 × 0,3271
Jumlah tube, Nt =
¼
Dari tabel 9, Kern (1950) didapat data yang sesuai 4 tube pass, 1 in OD, 1
9
/16 triangular pitch; 39 in shell ID, jumlah tube 425.
= 44,592
19.674.251,1147
4.170,5250 × 105,791
UD =
Gs = = = 138.512,2927 lb/jam.ft 2
W 52.519,2443
as 0,3792
5. Viscositas fluida panas pada 516,2oF
µ = = 0,0293x 2,42 = 0,0709 lb/ft.jam
Dari Fig. 28 (insert)(Kern, 1950, hal. 838) diperoleh de = 0.91 in = 0,0758 ft
0,0758 ×138.512,2927
= = 148.192,7722
µ
d es x G s
Res =
0,0709
Dari Fig.24 (Kern, 1950;hal 834) dengan Res = 148.192,7722 diperoleh:
JH=310
6. Pada TC = 516,20F
Cp = 0,1914 Btu/lb.0F
k = 0,025291 Btu/jam. ft oF
Cp × µ 0,47528 × 0,0709
= = 0,8125
1 1
k
3 3
0,025291
k c.μ 3
= Jh .
1
ϕs
ho
7. De k
5,22 ⋅ 10 10 × de × s × ϕ
=
5. Laju Massa
Cp x µ 1× 1,5725
= = 1,6220
1 1
k
3 3
0,3685
k Cp × µ
= jH × ×
D t k
1/ 3
φt
hi
=
h io h i ID
x
φ t φ t OD
= 512,3113 × = 459,0309
φt
h io 1,12
1,25
9. Temperature Tube Wall
ho /φ s
tw = tc +
h o / φ s + h io / φ t
( Tc - t c )
untuk shell
µw = 0,0142 cp x 2,42 = 0,03437 lb/ ft.jam (Kern, 1950)
µ 0,0709
ϕs = s = =1,1236
0 ,14 0 ,14
µw 0,03437
ho = 84,0040 x 1,1236 = 94,3869
untuk tube
µw = 0,32 cp x 2,42 = 0,726 lb/ ft.jam (Kern, 1950)
µ 1,5725
ϕt = t = = 0,8975
0 ,14 0 ,14
µw 0,726
hio = 459,0309 x 0,8975 = 411,9803
10. Pressure Drop
f × Gt 2 × L × n
Untuk Ret = 26.909,2591 maka dari fig 26 (Kern, 1950) f = 0,00023
∆ Pt
5,22 ⋅ 10 10× Dt × s × ϕt
=
0,00025 × 453.348,4569 2 × 30 × 4
∆ Pt =1,18806 psi
5,22 x 10 10× 0,0933 × 0,98 × 0,8975
=
V2
= 0,027 (fig. 27) pada Gt = 26.909,2591
2g'
U C − U D 76,79317 − 44,592
= = 0,00940 hr.ft2.oF/Btu
UC × UD 76,79317 × 44,592
Rd =
4. Absorber (D-801)
Fungsi : menyerap gas CO2 dan H2S
Bentuk : Packed tower, berbentuk silinder dengan 2 head
ellipsoidal.
Bahan : carbon steel, SA-283, Grade C.
Kondisi operasi T = 380C
P = 1 atm
= = 68,8853 m 3 /jam
G x 69.353,87942
Laju alir volumetric, (Q =
ρ 1.006,802
- Laju alir gas, (Gy) = 23822,20403 Kg/jam = 52.519 lb/jam
ρy = = = 1,4391 3 = 0,08984 3
Gy 23822,20403 Kg lb
Densitas gas
Q 16.553,4129 m ft
Pada proses initerjadi penyerapan 99,66% CO2 dan seluruhnya H2S terserap
dengan perbandingan 0,65 terhadap mol CO2 yang terserap. (Ralph, 1994)
Yb(CO2 + H2S) = 24,41 % mol
Menghitung ukuran absorber :
ε
Nominal size =1
= 0,74
Fp = 155
∆P = 0,115 × FP
0.7
(McCabe, 2001)
= 3,926
= = 0,1101
Gx ρy 152899 0,08984
Gy ρx − ρy 52519 62,8526 - 0,08984
G y × Fp × μ x
= 0,085
2 0,1
gc ⋅ (ρ x − ρ y )ρ y
dari grafik 18.6 McCabe , 2001 diperoleh bahwa :
= 14,5886 lb/s
52519
Aliran total gas =
3600
= 7,609 .
14,5889
S =
1,9172
tt = + Cc
P.r
S .Ej − 0,6 P
(Peters et.al.,2004)
t desain = 0,0882 in
Dari Brownell & Young (1959) dipilih tebal tangki 1/8 in.
5. Exchanger (E-605)
Fungsi : mempertukarkan panas antara aliran bawah stripper dengan
aliran bawah absorber
Jenis : 2-4 shell and tube
Fluida dingin
Laju alir masuk (w) : 55.289,3602 Kg/jam =12.1892,8111 lb/jam
Temperatur masuk (t1) : 380C =100,4 0F
Temperatur keluar (t2) : 1000C =2120F
Panas yang diserap (Q) : 46148245.92 kJ/jam = 43739925.6156 Btu/jam
∆t 2 − ∆t1
∆t
LMTD = …………………………. (Kern, 1950)
ln 2
∆t1
126 −11,6
LMTD = = 54,804 0 F
126
ln
11,6
T1 − T2 21,6
= = 0,194
t1 − t 2 111,6
R =
t 2 − t1
= = 0,838
111,6
T1 − t1 233,6 − 100,4
S =
Temperatur kalorik
T1 + T2 233,6 + 212
TC = = = 222,80 F
2 2
A= = = 3.505,1441 ft 2
Q 43.739.925,6156
U D Δt 253 × 54,256
2. Dari tabel 10, Kern (1950) diperoleh a’ = 0,2618 ft2
= 371,9065 buah
2.892,4488
36 × 0,2618
Jumlah tube, Nt =
Dari tabel 9, Kern (1950) didapat data yang sesuai 2 tube pass, 1 in OD, 1¼
square pitch; 31 in shell ID, jumlah tube 376.
3. Koreksi UD
A = L.Nt.a’ = 36 x 376 x 0,2618 = 3.543,7248 ft2
= 250,246
43.739.925,6156
3.543,7248 × 49,323
UD =
Cp × µ 0,985 × 0,03736
= = 0,4963
1 1
k
3 3
0,7281
k c.μ 3
= Jh .
1
ϕs
ho
7. De k
8. Pressure drop
Pada Res = 463.098,4312 diperoleh f = 0,001 (Kern,1950, Fig. 29)
Jumlah cross
N+1 = 12 ( L/B) = 12 (36/7) = 62
Spesifik gravity (s) = 0,98
→
f × Gs × Ds × (N + 1)
Shell ID = 25 in Ds = 25/12 = 2,0833 ft
∆ Ps
2
5,22 ⋅ 10 10 × de × s × ϕ
=
5. Laju Massa
Dt × Gt 0,05583 × 262.999,1729
L/D = 36/0,05583 = 644,7761
Ret = = = 80.719,0938
μ 0,18192
Cp × µ 0,756 × 0,18192
= = 0,5466
1 1
k
3 3
0,842
k Cp × µ
= jH × ×
D t k
1/ 3
φt
hi
=
h io h i ID
x
φ t φ t OD
= 3.297,4052 × = 2.209,2615
h io 0,67
φt 1
untuk shell
µw = 0,0508 cp x 2,42 = 0,12308 lb/ ft.jam (Kern, 1950)
µ 0,0904
ϕs = s = = 0,9245
0 ,14 0 ,14
µw 0,1583
ho = 2.190,1594 x 0,9245 = 2.024,8023
untuk tube
µw = 0,0508 cp x 2,42 = 0,12308 lb/ ft.jam (Kern, 1950)
µ 0,18192
ϕt = t = = 1,02
0 ,14 0 ,14
µw 0,1583
hio = 2.209,2615 x 1,02 = 2.253,4467
10. Pressure Drop
Untuk Ret = 225.779,8105maka dari fig 26 (Kern, 1950) f = 0,00018
f × Gt 2 × L × n
∆ Pt
5,22 ⋅ 10 10× Dt × s × ϕt
=
0,00017 × 262.999,1729 2 × 36 × 2
∆ Pt = 0,28479 psi
5,22 x 10 10× 0,05583 × 1× 1,02
=
V2
= 0,050 (fig. 27) pada Gt = 262.999,1729
2g'
4 × n × V 2 4 × 2 × 0,05
ΔPr = = = 0,4000 psi
S2g 1
∆ PT = ∆ Pt + ∆ Pr
= (0,28479 + 0,4) psi = 0,6848 psi
U C − U D 1.066,50737 − 250,246
= = 0,00306 hr.ft . F/Btu
U C × U D 1.066,50737 × 250,246
2 o
Rd =
6. Cooler (E-604)
Fungsi : mendinginkan MEA kembali ke absorber
Jenis : 2-4 shell and tube
Fluida panas
Laju alir masuk (W) : 69353.87942 Kg/jam = 152899.9304 lb/jam
Temperatur masuk (T1) : 1000C = 212 0F
Temperatur keluar (T2) : 380C = 100,4 0F
Fluida dingin
Laju alir masuk (w) : 182844.1692 Kg/jam = 403104.4979 lb/jam
Temperatur masuk (t1) : 300C = 86 0F
Temperatur keluar (t2) : 750C = 1670F
= 2,05 Btu/lb0 F
35.056.081,7299
152.899,9304 × (212 − 100,4)
Cp =
Tube
Diameter luar (OD) : 1 in
BWG : 18
Pitch (PT) : 1¼ in.square pitch
Passes : 4
= 26,855 0 F
30,6
LMTD =
45
ln
14,4
T1 − T2 111,6
= = 1,378
t1 − t 2
R =
81
t 2 − t1
= = 0,643
81
T1 − t1 212 − 86
S =
Dari gambar 18 (Kern, 1950) untuk 4-8 shell and tube diperoleh nilai FT
= 0,86
Δt = 0,86 × 26,855 = 23,096 0 F
Temperatur kalorik
T1 + T2 212 + 100,4
TC = = =156,2 0 F
2 2
t1 + t 2 86 + 167
tC = = =126,5 0 F
2 2
A= = = 5.837,9373 ft 2
Q 35.056.081,7299
U D ∆t 260 × 26,050
= 619,4229 buah
5.837,9373
32 × 0,2618
Jumlah tube, Nt =
Dari tabel 9, Kern (1950) didapat data yang sesuai 4 tube pass; 1 in OD; ¼
in.triangular pitch; 37 in shell ID, Nt yang paling mendekati 632 buah.
3. Koreksi UD
A = L.Nt.a’ = 36 x 632 x 0,2618 = 5.956,4736 ft2
= 254,826
35.056.081,7299
5.956,4736 × 23,096
UD =
= = = 425.049,9995 lb/jam × ft 2
W 152.899,9304
Gs
as 0,3597
6. Bilangan Reynold (Res)
Des = 0,77 in = 0,0642 ft (Gambar 28 Kern (1950))
TC = 156,2 0F
µ = 0,0256 x 2,4191 = 0,0619 (Katz, 1950)
d es × G s 0,1023 × 425.049,9995
Res = = = 440.408,5203
μ 0,0619
7. jH dari gambar 28 untuk Res (6) = 450
0
8. Pada Tc = 156,2 F
Cp = 0,84688 Btu/lb.0F (Katz, 1959)
k = 1,856 (Katz, 1959)
Cp × µ
= 0,3046
1/ 3
k
Gt = = = 574.939,5584 lb/jam × ft 2
w 403.104,4979
at 0,7011
6. Bilangan reynold (Ret)
Dari tabel 10 Kern (1950), ID = 0,902 in → Dt = 0,902/12 = 0,07517 ft
tC = 126,5 0F
µ air = 0,5 × 2,4191 = 1,20955 (Gambar 15 kern (1950))
d es × G s 0,08183 × 960.907,0182
Ret = = = 72.234,5999
μ 1,0886
7. jH untuk Ret dari gambar 28 kern, 1950 = 150
8. Pada tc = 126,5 F
Cp = 1 btu/lb.0F
k = 0,685 Btu/jam.ft.0F
Cp × µ
= 1,2087
1/ 3
k
Φ t = 1,0
k Cp × µ
= jH × ×
D t k
1/ 3
φt
hi
= 1.652,2190 × = 1.490,3016
hio 0,902
Φ 1
TC = 156,2 0 F
11 . Pressure drop
Shell side
. Untuk Res = 440408.5203
f = 0.00013 ft2/in2 (Gambar 29 Kern (1950)
12 × L 12 × 36
N+ 1 = = = 61,71428571
B 7
Ds = 37 → Ds = 37/12 = 3.0833 ft
∆Ps =
2
= 1,3343 psi
∆Ps yang diijinkan < 2 psi
Tube side
. Untuk Ret = 35729,2300
f = 0.0002 ft2/in2
0,0002 × (574.939,5584 ) × 36 × 4
(Gambar 29 kern (1950)
∆Pt =
2
= 0,04
V2
(Gambar 27 Kern (1950))
2g
4× 4
∆Pr = × 0,04 = 0,6400 psi
1
∆P total = 2,42628 + 0,6400
= 3,0663 psi
7. Stripper (D-802)
Fungsi : melucuti gas CO2 dan H2S dari larutan MEA
Bentuk : silinder tegak
Bahan konstruksi : Carbon steel, SA-283, Grade C
Kondisi operasi T = 1150C
P = 1 atm
Gas terlarut Gy, Kg/jam Densitas gas Q, m3/jam
CO2 13542,95388 1,842 7352,3094
H2S 350,0237413 1,434 244,0891
Total 13892,9776 7596,3985
= = 71,3935 m 3 /jam
G x 69353,87942
Laju alir volumetric, (Q) =
ρ 971,4316
ρy = = = 1,8289 3 = 0,1142 3
Gy 13892,9776 Kg lb
Densitas gas
Q 7596,3985 m ft
Menghitung ukuran stripper :
ε
Nominal size = 1 1/2
= 0,76
Fp = 52
ρy
= = 0,098
Gx 31.808,92214 0,1142
Gy ρx − ρy 13892,9776 62,30048 - 0,1142
G y × Fp × µ x
= 0,135
2 0 ,1
gc × ( ρ x − ρ y ) ρ y
dari grafik 18.6 McCabe , 2001 diperoleh bahwa :
4 × Mg 4 × 13,596
= = 4,644 ft
3,14 × 0,5931
Diameter stripper =
πG y
= 0,002474 % mol
2,1 / 34
1000 × 28,86
Yemisi =
= 9,1602
23,53
Nt = ln
0,002474
Jumlah tahapan teoritis 10.
Z = 10 x 1,585 = 15,85 ft
Maka diambil tinggi splitter 16 ft (4,8768 m).
tt = + Cc
P.r
S .Ej − 0,6 P
(Peters et.al.,2004)
t desain = + Cc
PR
S.Ej − 0,6P
(25,8228 psia) × (55,728 in)
= + 0,02 in
(13.700psia)(0,85) − (0,6)(25,8228 psia)
t desain
t desain = 0,144 in
Dari Brownell & Young (1959) dipilih tebal tangki 3/16 in.
= 7,582,764217
50.812,10302 m3
Vsteam =
6,701 jam
Ditetapkan jarak jaket (γ) = 5 in
Diameter dalam (D1) = Dt + (2 x tebal tangki)
= 55,728 + (2 x 1/8)
= 55,978 in
Tinggi jaket = tinggi raktor = 192 in.
Diameter luar (D2) = 2 γ + D1
= (2 x 5) + 55,978 in
= 65,978 in
( ) ( )
Luas yang dilalui steam (A)
4 4
Kecepatan superficial steam (v) :
v= = 10.660,4305 m/jam
7.582,764217
0,7113
Direncanakan menggunakan bahan konstruksi Carbon Steel SA-283, Grade C.
Dari Tabel 13.1, Brownell & Young, 1979, diperoleh data:
- Allowable working stress (S) : 13.750 psi
- Efisiensi sambungan (E) : 0,8
- Corrosion allowance (C) : 0,002 in/tahun
tj = + Cc
PD
SE − 0,6P
=
(25,4196 psi )× (65,978 in ) + 0,02 in
(13.750 psi × 0,85) − (0,2 × 25,4196 psi )
= 0,1636 in
Dari Tabel 5.4, Brownell & Young, 1979, dipilih tebal jaket = 3/16 in.
8. Kompresor (G-505)
Fungsi : menaikkan tekanan gas masuk ke reaktor sekaligus menaikkan suhu
gas umpan dari 311 K menjadi 448 K.
Jenis : multi-stage reciprocating compressor
2,78 × 10 − 4 × k × N s p
( k −1)/k× N s
P= ⋅ p1 m v.1 2 − 1 (Timmerhaus, 2004)
(k − 1) × η p1
kg
= 24.822,9661 = 243,5043
9929,18642
jam m3 ft 3
Laju volumetrik (mvi ) =
kg jam detik
0,4
m3
= = 848,8661 m 3
F 9929,18642
Volume gas =
ρ 11,697
Volume katalis :
Katalis yang digunakan adalah multi komponen Cu/ZnO/ZrO2/Al2O3;
Volume gas
10.000 GHSV = , (Indala, 2001)
volume katalis
= 4,997 m 3
2,998
(1 − 0,4)
Maka volume katalis =
Waktu tinggal = 60 s
= 848,8661× ( ) = 14,148 m 3
60
Volume gas
3600
Volume total = 14,148 + 4,997 = 19,145 m3
× D2Hs =
π 3π 3
Volume silinder = D
4 8
× D3 x 2
π
Volume tutup elipsoidal =
24
Vt = Vs + Vh
× D3
11π
Vt =
24
24 ⋅Vt 24 ×19,145
=3 = 2,3695 m
11π 11× 3,14
Diameter tangki = 3
× 2,3695 = 3,5543 m
3
Tinggi tangki =
2
× 2,3695 = 1,1848 m
2
Tinggi tutup elipsoidal =
4
Tinggi total reaktor = Hs + He = 3,5543 + 1,1848 = 4,7391 m
+ n ⋅ CA
PD
2SE − 1,2P
(t) = (Peters et.al.,2004)
(771,54 × 93,2874)
+ 0,125 ⋅ (10)
(2 × 78.000 × 0,85) − (1,2 × 771,54)
=
= 1,797 in = 0,04564 m.
Dari Brownell & Young (1959) dipilih tebal dinding dan tutup tangki 1 7/8 in.
= 6,2588
6136,9056 m3
Vair pendingin =
980,525 jam
Ditetapkan jarak jaket (γ) = 2 in
Diameter dalam (D1) = Dt + (2 x tebal tangki)
= 93,2874 + (2 x 1 7/8)
= 97,0374 in
Tinggi jaket = tinggi reaktor = 139,933 in.
Diameter luar (D2) = 2 γ + D1
= (2 x 2) + 97,0374 in
= 101,0374 in
( ) ( ) = 621,9546 in
Luas yang dilalui steam (A)
4 4
Kecepatan superficial steam (v) :
v= = = 15,5979 m/jam
VP 6,2588
A 0,40126
tj = + Cc
PD
SE − 0,6P
=
(25,18512 psi )× (101,0374 in ) + 0,02 in
(13.750 psi × 0,85) − (0,2 × 25,18512 psi )
= 0,2016 in
Dari Tabel 5.4, Brownell & Young, 1979, dipilih tebal jaket = 1/4 in.
× = 0,8143 ft 3 /jam
7,2018 lb/jam 1
Q= 3
530,655 lb/ft 1/60
= 0,01357 ft3/menit
Dimana :
C = kapasitas conveyor (ft3/menit)
L = Panjang conveyor (ft)
W = berat material (lb/ft3)
= klass B3GL = 60 lb/ft3 (Perry, 1973)
F = Faktor material = 3,8 (Perry, 1973)
C xLxF
Daya =
33.000
0,01357 ft 3 /menit × 32,808 ft × 60 lb/ft 3 × 3,8
=
33.000
= 3,0759 hp
= 83,1917 × = 0,8161
68.523,1854 m 3 35,3147 ft 3
- Laju alir volume(Q) =
823,6778 jam 3600 s
Design pompa :
= 4,1991 ft/s
0,8161 ft 3 /s
Kecepatan linear, v = Q/A =
0,2009 ft 2
ρ ×v× D
µ
Bilangan Reynold : NRe =
Friction loss :
A v2
• 1 Sharp edge entrance = hc = 0,55 1 − 2 = 0,55 ⋅ (1 − 0 )
2(1)(32,174 )
4,19912
A1 2α ⋅ g c
= 0,1507 ft.lbf/lbm
D ⋅ 2g c
= Ff = 4f = 4.(0,0045)
= 0,156 ft.lbf/lbm
= (1 − 0)
v2
• 1 Sharp edge exit = 1 − 1
2 ⋅ (1) ⋅ (32,174)
2
A 4,19912
A2 2.α.α c
2
= hex
= 0,274 ft.lbf/lbm
Total friction loss : ∑ F = 1,7452 ft.lbf/lbm
( )
Dari persamaan Bernoulli :
v 2 − v1 + (z 2 − z 1 ) + 2
P − P1
+ ∑ F + Ws = 0 (Geankoplis,1993;hal 97)
1 g
2α ⋅ g c
2 2
gc ρ
dimana : v1 = v2
P1 = P2 = 1 atm = 14,696 psia;
tinggi pemompaan ∆Z = 16 ft
Daya pompa : P = m x Wp
= 69,4233 × = 0,6810
69353,87942 m 3 35,3147 ft 3
- Laju alir volume(Q) =
999 jam 3600 s
Design pompa :
Di,opt = 3,9 (qf)0,45(ρ)0,13 (Timmerhaus,1991; hal 496)
3 0,45 3 0,13
= 3,9 (0,6810 ft /s) (62,367 lb/ft )
= 5,6147 in
Dari Appendiks A.5 Geankoplis 1993, dipilih pipa commercial steel :
Ukuran nominal : 6 in
Schedule number : 80
Diameter Dalam (ID) : 5,761 in = 0,4800 ft
Diameter Luar (OD) : 6,625 in = 0,5521 ft
Inside sectional area : 0,1809 ft2
= 3,7645 ft/s
0,681 ft 3 /s
Kecepatan linear, v = Q/A =
0,1809 ft 2
Bilangan Reynold :
ρ ×v× D
µ
NRe = (Geankoplis, 1993)
= 0,5 (1 − 0 )
A v2
1 Sharp edge entrance = hc = 0,5 1 − 2
2(1)(32,174 )
3,7645 2
A1 2α ⋅ g c
= 0,110 ft.lbf/lbm
v2 3,7645 2
3 elbow 90° = hf = n.Kf. = 3(0,75) = 0,4955 ft.lbf/lbm
2.g c 2(32,174)
v2 3,7645 2
1 check valve = hf = n.Kf. = 1(2,0) = 0,4405 ft.lbf/lbm
2.g c 2(32,174)
7,5 × (3,7645 )
(0,48)× 2 × (32,174)
ΔL.v 2
2
Pipa lurus 7,5 ft = Ff = 4f = 4.(0,0045)
D.2.g c
= 0,0619 ft.lbf/lbm
= (1 − 0 ) ⋅
A
1 Sharp edge exit = hex = 1 − 1
2(1)(32,174 )
2
v2 3,76452
A2 2.α .g c
2
= 0,2202 ft.lbf/lbm
Total friction loss : ∑ F = 1,3281 ft.lbf/lbm
( )
Dari persamaan Bernoulli :
v 2 − v1 + (z 2 − z1 ) + 2
P − P1
+ ∑ F + Ws = 0 (Geankoplis,1993;hal 97)
2α .g c ρ
1 2 2 g
gc
dimana : v1 = v2
P1 = P2 = 1 atm = 14,696 psia;
tinggi pemompaan ∆Z = 7,5 ft
= 69,4233 × = 0,681
69353,87942 m 3 35,3147 ft 3
- Laju alir volume(Q) =
999 jam 3600 s
Design pompa :
Di,opt = 3,9 (qf)0,45(ρ)0,13 (Timmerhaus,1991; hal 496)
= 3,9 (0,681 ft3/s)0,45 (62,367 lb/ft3)0,13
= 5,6147 in
= 3,7645 ft/s
0,681 ft 3 /s
Kecepatan linear, v = Q/A =
0,1809 ft 2
Friction loss :
A v2
1 Sharp edge entrance = hc = 0,5 1 − 2 = 0,5 (1 − 0 )
2(1)(32,174 )
3,7645 2
A1 2α ⋅ g c
= 0,110 ft.lbf/lbm
v2 3,7645 2
3 elbow 90° = hf = n.Kf. = 3(0,75) = 0,4955 ft.lbf/lbm
2.g c 2(32,174)
v2 3,7645 2
1 check valve = hf = n.Kf. = 1(2,0) = 0,4405 ft.lbf/lbm
2.g c 2(32,174)
30 × (3,7642 )
(0,48)× 2 × (32,174)
ΔL.v 2
2
Pipa lurus 30 ft = Ff = 4f = 4.(0,0045)
D.2.g c
= 0,2477 ft.lbf/lbm
= (1 − 0 ) ⋅
A
1 Sharp edge exit = hex = 1 − 1
2(1)(32,174 )
2
v2 3,7642 2
A2 2.α .g c
2
= 0,2202 ft.lbf/lbm
Total friction loss : ∑ F = 1,5139 ft.lbf/lbm
( )
Dari persamaan Bernoulli :
v 2 − v1 + (z 2 − z1 ) + 2
P − P1
+ ∑ F + Ws = 0 (Geankoplis,1993;hal 97)
2α .g c ρ
1 2 2 g
gc
dimana : v1 = v2
Effisiensi pompa , η= 75 %
Ws = - η x Wp
-31,5139 = -0,75 x Wp
Wp = 42,0185 ft.lbf/lbm
Daya pompa :
η × m × ( p 2 − p1 )
Jenis : single stage Expander
P (kW ) =
ρ
(Timmerhaus, 2004, hal 530)
= 2775,0663 m 3 /jam
9365,8488 kg/jam
3
Laju alir (mv.1) = 3,375 kg/m
= 27,2224 ft 3 / det ik
P × BM 13 × 18,22
ρcampuran = = 3,735Kg/m 3
82,057 × 10 −3 × 773
=
RT
= 2,6016
9365,8488 kg/jam kg
Laju alir volumetrik (qfm i) =
3600 s/jam s
Besarnya energi yang bisa dihasilkan oleh turbin/expander adalah :
0,7 × (2,6016) × (1317,225 - 101,325)
P(kW) = = 592,8514 kW
3,735 kg/m 3
P(kW) = 795,027 Hp
Diameter pipa ekonomis (De) dihitung dengan persamaan :
De = 3,9 (Q)0,45( ρ )0,13 (Timmerhaus,1991)
= 3,9 (27,2224 ft3/detik)0,45 (0,2332 lbm/ft3) 0,13 = 14,2753 in
Dipilih material pipa commercial steel 16 inci standard weight :
• Diameter dalam (ID) = 14,314 in = 1,1928 ft
• Diameter luar (OD) = 16 in = 1,3333 ft
• Luas penampang (A) = 1,1169 ft2 (Brownell, 1959)
× 15 hari × 24
kg jam
8857,7123
jam hari
Volume larutan, Vl =
kg
776,9653 3
m
= 4.104,143 m3
Faktor kelonggaran (fk) = 20 %
Volume tangki, VT = (1 + 0,20) x 4.104,143 m3
= 4.924,9716 m3
Direncanakan 5 buah tangki, sehingga
= 984,9943 m 3
4.924,9716
VT =
5
(2) Menentukan diameter tangki
Diameter dan Tinggi Shell
π Dt2 Hs (Hs : Dt = 3 : 2)
1
Volume silinder, V =
4
π Dt3
3
Vs =
8
π Dt3
1
Volume tutup tangki Ve = (Brownell,1959)
24
Volume tangki (VT)
VT = Vs + Ve
π Dt3
10
984,943 =
24
Dt = 9,097 m = 358,15 in
r = ½ x 358,15 = 179,075 in
π Dt2 Hcs
1
Vl =
4
π (9,097)2 Hcs
1
984,9943 =
4
984,9943 = 64,96299 Hcs
Hcs = 15,1624 m
Tinggi total cairan (Hc); Hc = Hcs = 15,1624 m.
tt = + Cc
P.r
S .Ej − 0,6 P
(Peters et.al.,2004)
t desain = + Cc
PR
S.Ej − 0,6P
(37,72884 psia) × (179,075 in)
= + 0,02 in
(13.700psia)(0,85) − (0,6)(37,72884 psia)
t desain
t desain = 0,6013 in
Dari Brownell & Young (1959) dipilih tebal tangki 5/8 in.
Fluida dingin
Laju alir masuk (w) : 94.952,9200 Kg/jam = 209.336,4492 lb/jam
Temperatur masuk (t1) : 30 0C = 86 0F
Temperatur keluar (t2) : 65 0C = 149 0F
Cp air pendingin pada 1130F : 1 Btu/lb0F (Kern, 1950)
Q = 13.188.196,3006 kJ/Jam = 12.499.949,1030 Btu/Jam
= 1,4755 Btu/lb0 F
12.499.949,1030
21.890,2234 × (482 − 95)
Maka Cp steam =
Dari tabel 9, Kern (1950) didapat data yang sesuai 4 tube pass, 1 in OD, 1 1/4
triangular pitch; 31 in shell ID, jumlah tube 430.
1. Koreksi UD
A = L.Nt.a’ = 15 x 430 x 0,2618 = 1688,61 ft2
= 87,765
12.499.949,1030
1688,6100 × 84,344
UD =
ID × C'×B 31 × 4 × 5
as = = = 0,2153 ft 2
1
144 × PT 144 × 1 1
4
Gs = = = 101.683,6183 lb/jam.ft 2
W 21.890,2234
as 0,2153
3. Viscositas fluida panas pada 288,5 oF
µ = = 0,0273x 2,4191 = 0,0660 lb/ft.jam
Dari Fig. 28 (insert)(Kern, 1950, hal. 838) diperoleh de = 0,99 in = 0,0825 ft
0,0825 ×101.683,6183
= = 127.024,7859
d es x G s
µ
Res =
0,0660
Dari Fig.24 (Kern, 1950;hal 834) dengan Res = 127.024,7859 diperoleh Jh=230
4. Pada TC = 288,50F
Cp = 1,5562 Btu/lb.oF
k = 0,062 Btu/jam. ft oF
Cp × µ 1,5562 × 0,0660
= = 1,1835
1 1
k
3 3
0,062
k c.μ 3
= Jh .
1
ϕ
ho
s De k
5.
= 230 × × 1.1835 = 204,5639
ϕs
ho 0,062
0,0825
6. Pressure drop
Pada Res = 104197,2850 diperoleh f = 0,0015 (Kern,1950, Fig. 29)
Jumlah cross
N+1 = 12 ( L/B) = 12 (15/5) = 36
Spesifik gravity (s) = 0,99
→
f × Gs × Ds × (N + 1)
Shell ID = 27 in Ds = 27/12 = 2,25 ft
∆ Ps
2
5,22 ⋅ 10 10 × de × s × ϕ
=
4. Kecepatan Massa
5. Bilangan Reynold
Tube ID = 0,902 in → Dt = 0,902/12 = 0,07517 ft
Pada tc = 117,5 0F, µ air = 0,65cp x 2,4191 = 1,5724 lb/ft.jam (Kern, 1950)
Dt × Gt 0,07517 × 438831,7311
Ret = = = 20.977,6162
μ 1,57242
6. Dari Fig. 24 (Kern, 1950, hal. 834) diperoleh jH = 70
7. CP = 1 Btu/lbOF (Kern,1950)
k = 0,366 Btu/jam. ft2 (OF/ft) (Kern,1950)
Cp x µ 1 × 1,5725
= = 1,6257
1 1
k
3 3
0,3685
k Cp × µ
= jH × ×
D t k
1/ 3
φt
hi
= x
h io h i ID
φ t φ t OD
= 554,0928 × = 499,7917
h io 0,902
φt 1
8. Temperature Tube Wall
ho / φ s
tw = tc +
h o / φ s + h io / φ t
( Tc - t c )
µw 0,03437
ho = 204,5639 x 1,0956 = 224,1202
untuk tube
µw = 0,32 cp x 2,42 = 0,7744 lb/ ft.jam (Kern, 1950)
µ 1,57242
ϕt = t = = 1,1
0 ,14 0 ,14
µw 0,7744
hio = 499,7917 x 1,1 = 549,7709
9. Pressure Drop
f × Gt 2 × L × n
Untuk Ret = 20.977,6162 maka dari fig 26 (Kern, 1950) f = 0,00025
∆ Pt
5,22 ⋅ 10 10× Dt × s × ϕt
=
V2
= 0,028 (fig. 27) pada Gt = 438.831,7311 lbm/ft2.jam
2g'
4 × n × V 2 4 × 4 × 0,028
ΔPr = = = 0,4480 psi
S2g 1
∆ PT = ∆ Pt + ∆ Pr
= (0,66927 + 0,4480) psi = 1,1173 psi
∆ PT ≤ 10 psi maka design dapat diterima
Karena pressure drop-nya memenuhi, maka :
h o × h io 224,1202 × 549,7709
= = 159,21460 Btu/ hr.ft2.oF
h 0 + h io 224,1202 + 549,7709
Uc =
U C − U D 159,21460 − 87,765
= = 0,00511 hr.ft2.oF/Btu
U C × U D 159,21460 × 87,765
Rd =
π Dt2 Hs (Hs : Dt = 3 : 2)
1
Volume silinder, V =
4
π Dt3
1
Volume tutup tangki Ve = (Brownell,1959)
24
Volume tangki (VT)
VT = Vs + 2.Ve
π Dt3
11
15,3353 =
24
Dt = 2,2 m = 86,6142 in
r = ½ x 86,6142 in = 43,3071 in
Vl = Vs
π Dt2 Hcs
1
Vl =
4
π (2,2)2 Hcs
1
11,403 =
4
Hcs =3m
Tinggi total cairan (Hc); Hc = Hcs = 3 m.
tt = + Cc
P.r
S .Ej − 0,6 P
(Peters et.al.,2004)
t desain = + Cc
PR
S.Ej − 0,6P
(18,0094 psia) × (43,3071 in)
= + 0,042 in
(12.650psia)(0,85) − (0,6)(18,0094 psia)
t desain
t desain = 0,1146 in
Dari Brownell & Young (1959) dipilih tebal tangki 3/16 in.
1. Screening (SC)
Fungsi : menyaring partikel-partikel padat yang besar
Jenis : bar screen
Jumlah : 1
Bahan konstruksi : Stainless steel
Dari Physical-Chemical Treatment of Water and Wastewater, diperoleh:
Ukuran bar:
Lebar = 5 mm
Tebal = 20 mm
Bar clear spacing = 20 mm
Slope = 30°
Kondisi operasi:
- Temperatur = 30°C
- Densitas air (ρ) = 995,68 kg/m3 (Perry, 1997)
- Laju alir massa (F) = 114.584,4592 kg/jam
114.584,4592 kg / jam ×1 jam / 3600s
- Laju alir volume (Q) = 3
= 0,032 m 3 / s
995,68 kg / m
- Direncanakan ukuran screening:
Panjang = 2m
Lebar = 2m
2m
20 mm
2m
20 mm
Gambar LD-1: Sketsa sebagian bar screen , satuan mm (dilihat dari samping)
Friction loss :
A v2
1 Sharp edge entrance= hc = 0,5 1 − 2
A1 2αg c
= 0,5 (1 − 0 )
2(1)(32,174 )
3,25112
= 0,0821 ft.lbf/lbm
v2 3,25112
2 elbow 90° = hf = n.Kf. = 2(0,75) = 0,2464 ft.lbf/lbm
2.g c 2(32,174)
v2 3,25112
1 check valve = hf = n.Kf. = 1(2,0) = 0,3285 ft.lbf/lbm
2.g c 2(32,174)
∆L.v 2
Pipa lurus 70 ft = Ff = 4f
D.2.g c
(70)(. 3,2511)2
(0,6651).2.(32,174)
= 4(0,004) = 0,2766 ft.lbf/lbm
A
= 1 − 1
2
v2
A2 2.α .g c
1 Sharp edge exit = hex
= (1 − 0 )
2(1)(32,174 )
3,25112
= 0,1643 ft.lbf/lbm
v 2 − v1 + g ( z 2 − z1 ) + 2
P − P1
+ ∑ F + Ws = 0
2α ρ
1 2 2
(Geankoplis,1997)
dimana : v1 = v2
P1 = P2
∆Z = 40 ft
maka : 0 +
32,174ft / s 2
(40 ft ) + 0 + 1,0979 ft.lbf / lbm + Ws = 0
32,174ft.lbm / lbf .s 2
Effisiensi pompa , η= 80 %
Ws = -40,4704 ft.lbf/lbm
Ws = - η x Wp
-40,4704 = -0,8 x Wp
Wp = 41,0979 ft.lbf/lbm
Daya pompa : P = m x Wp
Kondisi operasi
Temperatur = 30 oC
Tekanan = 1 atm
Laju massa air = 114.584,4592 kg/jam = 70,1713 lbm/s
Densitas air = 995,68 kg/m3
Kondisi operasi :
P = 1 atm
T = 30 oC
Laju alir massa (F) = 114.584,4592 kg/jam = 70,1713 lbm/s
Densitas air (ρ) = 955,68 kg/m3 = 62,1586 lbm/ft3
Viskositas air (µ) = 0,8007 cP = 0,0005 lbm/ft.s
70,1709 lbm / s
Laju alir volumetrik (Q) = = 1,1289 ft3/s
62,1586 lbm / ft 3
ρ ×v× D
µ
Bilangan Reynold : NRe =
Friction loss :
A v2
1 Sharp edge entrance= hc = 0,5 1 − 2
A1 2αg c
= 0,5 (1 − 0 )
2(1)(32,174 )
3,25112
= 0,0821 ft.lbf/lbm
v2 3,25112
2 elbow 90° = hf = n.Kf. = 2(0,75) = 0,2464 ft.lbf/lbm
2.g c 2(32,174)
(70)(. 3,2511)2
(0,6651).2.(32,174)
= 4(0,004) = 0,2766 ft.lbf/lbm
A
= 1 − 1
2
v2
A2 2.α .g c
1 Sharp edge exit = hex
= (1 − 0 )
2(1)(32,174 )
3,25112
= 0,1643 ft.lbf/lbm
( )
Dari persamaan Bernoulli :
v 2 − v1 + g ( z 2 − z1 ) + 2
P − P1
+ ∑ F + Ws = 0
2α ρ
1 2 2
(Geankoplis,1997)
dimana : v1 = v2
P1 = P2
∆Z = 45 ft
maka : 0 +
32,174ft / s 2
(45 ft ) + 0 + 1,0979 ft.lbf / lbm + Ws = 0
32,174ft.lbm / lbf .s 2
Ws = - 46,0979 ft.lbf/lbm
Effisiensi pompa , η= 80 %
Ws = - η x Wp
- 46,0979 = -0,8 x Wp
Wp = 57,6224 ft.lbf/lbm
Daya pompa : P = m x Wp
V=
1
πD 2 H
4
3
12,3075 m 3 = πD 2 D
1
4 2
12,3075 m 3 = πD3
3
8
Maka:
D = 2,1864 m
H = 3,2796 m
10,2562 m 3
π(2,1864 )
Tinggi Al2(SO4)3 dalam tangki = = 2,733 m
1 2
t= + n CA
PD
2SE − 1,2P
= + 10 × 0,125
(20,9894 psi) (86,0842 in)
2(12650 psi)(0,85) − 1,2(20,9894 psi)
= 3,4368 in
Tebal shell standar yang digunakan = 3 ½ in (Brownell,1959)
Daya Pengadu
Jenis pengaduk : flat 6 blade turbin impeller
Jumlah baffle : 4 buah
Untuk turbin standar (McCabe, 1993), diperoleh:
Da/Dt = 1/3 ; Da = 1/3 x 2,1864 m = 0,7288 m
E/Da = 1 ; E = 0,7288 m
L/Da = ¼ ; L = ¼ x 0,7288 m = 0,1822 m
W/Da = 1/5 ; W = 1/5 x 0,7288 m = 0,1458 m
J/Dt = 1/12 ; J = 1/12 x 1,7402 m = 0,1822 m
Dt = diameter tangki
Da = diameter impeller
ρ N (D a )2
Bilangan Reynold,
N Re = (Geankoplis, 1983)
(94,0460)(1)(0,7288 x3,2808)
μ
N Re = = 723931,1164
2
6,72 ⋅10 − 4
P= T
K .n 3 .D a ρ
5
(McCabe,1994)
gc
KT = 6,3 (McCabe,1994)
6,3.(1 put/det) 3 .(0,7288 × 3,2808 ft) 5 (94,0460 lbm/ft 3 )
P=
1Hp
2
x
32,174 lbm.ft/lbf.det 550 ft.lbf/det
= 2,3677 Hp
Efisiensi motor penggerak = 80 %
2,3677
Daya motor penggerak = = 2,9596 hp
0,8
Maka daya motor yang dipilih 3 Hp.
ρ v D (94,265)(0,0523)(0,0224 )
at 0,0004 ft 2
Friction loss :
A2 v 2
1 Sharp edge entrance= hc = 0,5 1 −
A1 2α .g c
= 0,5 (1 − 0 )
2(1)(32,174 )
0,05232
= 2,12253.10-5 ft.lbf/lbm
v2 0,05232
2 elbow 90° = hf = n.Kf. = 2(0,75) = 6,36758.10-5 ft.lbf/lbm
2.g c 2(32,174)
v2 0,05232
1 check valve = hf = n.Kf. = 1(2,0) = 8,4901.10-5 ft.lbf/lbm
2.g c 2(32,174)
∆L.v 2
Pipa lurus 70 ft = Ff = 4f
D.2.g c
(70 )(
. 0,0523)
(0,0224).2.(32,174)
2
= 4(0,009) = 0,0049844 ft.lbf/lbm
A2 2.α .g c
v2
1 Sharp edge exit = hex
= (1 − 0 )
2(1)(32,174 )
0,05232
= 4,24505.10-5 ft.lbf/lbm
( )
Dari persamaan Bernoulli :
v 2 − v1 + g ( z 2 − z1 ) + 2
P − P1
+ ∑ F + Ws = 0
2α ρ
1 2 2
(Geankoplis,1997)
dimana : v1 = v2
P1 = P2
∆Z = 30 ft
maka : 0 +
32,174ft / s 2
(30 ft ) + 0 + 0,004984384ft.lbf / lbm + Ws = 0
32,174ft.lbm / lbf .s 2
Ws = - 30,004984 ft.lbf/lbm
Effisiensi pompa , η= 80 %
Ws = - η x Wp
-30,004984 = -0,8 x Wp
Wp = 37,5062 ft.lbf/lbm
Daya pompa : P = m x Wp
V=
1
πD 2 H
4
3
1,4239 m 3 = πD 2 D
1
4 2
1,4239 m 3 = πD3
3
8
Maka:
D = 0,9493 m
H = 1,4239 m
1,4239 m 3
π(1,0,9493)
Tinggi Na2CO3 dalam tangki = = 1,1866 m
1 2
t= + n CA
PD
2SE − 1,2P
= + 10 × 0,125
(17,7799 psi) (37,3739 )
2(12650 )(0,85) − 1,2(17,7799 psi)
=1,3427 in
Tebal shell standar yang digunakan = 1 3/8 in (Brownell,1959)
Daya Pengaduk
Jenis pengaduk : flat 6 blade turbin impeller
Jumlah baffle : 4 buah
Untuk turbin standar (McCabe, 1993), diperoleh:
Da/Dt = 1/3 ; Da = 1/3 x 0,9493 m = 0,3164 m
E/Da = 1 ; E = 0,3164 m
L/Da = ¼ ; L = ¼ x 0,3164 m = 0,0791 m
W/Da = 1/5 ; W = 1/5 x 0,3164 m = 0,0633 m
J/Dt = 1/12 ; J = 1/12 x 0,9493 m = 0,0791 m
ρ N (D a )2
Bilangan Reynold,
N Re = (Geankoplis, 1983)
= = 241938,9497
2
3,69 ⋅10 − 4
N Re
P=
K T .n 3 .D a ρ
5
( McCabe,1994)
gc
KT = 6,3 (McCabe,1994)
6,3.(1 put/det) 3 .(0,9493 × 3,2808 ft) 5 (1327 lbm/ft 3 )
P=
1hp
2
x
32,174 lbm.ft/lbf.det 550 ft.lbf/det
= 0,0356 Hp
Efisiensi motor penggerak = 80 %
0,0356
Daya motor penggerak = = 0,0444 Hp
0,8
Maka daya motor yang dipilih 1/20 Hp.
Kondisi operasi:
- Temperatur = 30°C
- Densitas soda abu (ρ) = 1327 kg/m3 = 82,845 lbm/ft3 (Perry, 1997)
ρ v D (82,8423)(0,0290 )(0,0224 )
at 0,0004 ft 2
Friction loss :
A v2
1 Sharp edge entrance= hc = 0,5 1 − 2
A1 2α .g c
= 0,5 (1 − 0 )
2(1)(32,174 )
0,0290 2
= 6,52979.10-5 ft.lbf/lbm
v2 0,0290 2
2 elbow 90° = hf = n.Kf. = 2(0,75) = 1,95894.10-4 ft.lbf/lbm
2.g c 2(32,174)
v2 0,0290 2
1 check valve = hf = n.Kf. = 1(2,0) = 2,61192 .10-4 ft.lbf/lbm
2.g c 2(32,174)
(70)(. 0,0290)2
(0,0224).2.(32,174)
= 4(0,009) = 0,001468111 ft.lbf/lbm
A
= 1 − 1
2
v2
A2 2.α .g c
1 Sharp edge exit = hex
= (1 − 0 )
2(1)(32,174 )
0,0290 2
= 1,30596.10-4 ft.lbf/lbm
( )
Dari persamaan Bernoulli :
v 2 − v1 + g ( z 2 − z1 ) + 2
P − P1
+ ∑ F + Ws = 0
2α ρ
1 2 2
(Geankoplis,1997)
dimana : v1 = v2
P1 = P2
∆Z = 20 ft
maka : 0 +
32,174ft / s 2
(20 ft ) + 0 + 0,001533408ft.lbf / lbm + Ws = 0
32,174ft.lbm / lbf .s 2
Ws = - 20,0015 ft.lbf/lbm
Effisiensi pompa , η= 80 %
Ws = - η x Wp
- 20,0015 = -0,8 x Wp
Wp = 20,0019 ft.lbf/lbm
Daya pompa : P = m x Wp
Data:
Laju massa air (F1) = 114.584,4592 kg/jam
Laju massa Al2(SO4)3 (F2) = 2,8646 Kg/jam
Laju massa Na2CO3 (F3) = 1,5469 Kg/jam
Laju massa total, m = 114.588,8707 kg/jam = 31,8302 kg/detik
Densitas Al2(SO4)3 (30 %) = 2,71 gr/ml (Perry, 1997)
Densitas Na2CO3 = 2,53 gr/ml (Perry, 1997)
Densitas air = 0,9968 gr/ml (Perry, 1997)
Reaksi koagulasi:
Al2(SO4)3 + 3 Na2CO3 + 3 H2O → 2 Al(OH)3 + 3 Na2SO4 + 3CO2
Perhitungan:
Dari Water Treatment Principles and Design, diperoleh :
Untuk clarifier tipe upflow (radial):
Kedalaman air = 3-5 m
Settling time = 1-3 jam
Dipilih : kedalaman air (H) = 5 m, waktu pengendapan = 1 jam
(114.588,8707 )
Densitas larutan,
ρ=
+ +
114.584,4592 2,8646 1,5469
0,9968 2,71 1,5469
ρ = 996,8239 kg/m3
114.588,8707 kg / jam ×1 jam
Volume cairan, V = = 114,954 m 3
996,8239
V = 1/4 π D2H
t= + n CA
PD
2SE − 1,2P
= + 10 × 0,0125
(22,8682 psi) (213,0736 in)
2(12650)(0,85) − 1,2(22,8682)
= 0,3519 in
Tebal shell standar yang digunakan = ½ in (Brownell,1959)
Daya Clarifier
P = 0,006 D2 (Ulrich, 1984)
dimana:
P = daya yang dibutuhkan, kW
Sehingga,
P = 0,006 × (5,4118)2 = 0,1757 kW = 0,2357 Hp.
Friction loss :
A v2
1 Sharp edge entrance= hc = 0,5 1 − 2
A1 2αg c
= 0,5 (1 − 0 )
2(1)(32,174 )
3,25112
= 0,0821 ft.lbf/lbm
v2 3,25112
2 elbow 90° = hf = n.Kf. = 2(0,75) = 0,2464 ft.lbf/lbm
2.g c 2(32,174)
v2 3,25112
1 check valve = hf = n.Kf. = 1(2,0) = 0,3285 ft.lbf/lbm
2.g c 2(32,174)
∆L.v 2
Pipa lurus 70 ft = Ff = 4f
D.2.g c
(70 )(
. 3,2511)
(0,6651).2.(32,174)
2
= 4(0,004) = 0,2766 ft.lbf/lbm
A
= 1 − 1
2
v2
A2 2.α .g c
1 Sharp edge exit = hex
= (1 − 0 )
2(1)(32,174 )
3,25112
= 0,1643 ft.lbf/lbm
v 2 − v1 + g ( z 2 − z1 ) + 2
P − P1
+ ∑ F + Ws = 0
2α ρ
1 2 2
(Geankoplis,1997)
dimana : v1 = v2
P1 = P2
∆Z = 40 ft
maka : 0 +
32,174ft / s 2
(40 ft ) + 0 + 1,0979 ft.lbf / lbm + Ws = 0
32,174ft.lbm / lbf .s 2
Effisiensi pompa , η= 80 %
Ws = -40,4704 ft.lbf/lbm
Ws = - η x Wp
-40,4704 = -0,8 x Wp
Wp = 41,0979 ft.lbf/lbm
Daya pompa : P = m x Wp
24 × 45,3134
Di = = 2,2991 m
(1 / 3)
19 × 3,14
Hs = 3 x 2,2991= 6,8972 m
Tinggi penyaring = ¼ x 6,8972 = 1,7243 m
Volume air × tinggi tan gki 28,7704 × 6,8972
Tinggi air = = = 4,3792 m
Volume tan gki 445,3134
Perbandingan tinggi tutup tangki dengan diameter dalam adalah 1 : 4
Tinggi tutup tangki = ¼(2,2991) = 0,5748 m
Tekanan hidrostatis,
Pair = ρ x g x l
= 995,68 kg/m3 x 9,8 m/det2 x 4,3792 m
t= + nC
PD
2SE − 1,2P
= + 10 × (0,125)
(27,3155 ) (90,5194)
2(12650)(0,85) − 1,2(27,3155)
= 4,6586 in
Dari tabel 5.4 Brownell & Young, 1979 dipilih tebal tangki standar 4 ¾ in .
Tutup terbuat dari bahan yang sama dengan dinding tangki dan ditetapkan tebal
tutup 4 ¾ in .
Setelah penyaringan pada sand filter lumpur yang tersisa terserap seluruhnya,
sehingga jumlah air yang dipompa = 114.584,4592 Kg/jam
ρ ×v× D
µ
Bilangan Reynold : NRe =
Friction loss :
A v2
1 Sharp edge entrance= hc = 0,5 1 − 2
A1 2αg c
= 0,5 (1 − 0 )
2(1)(32,174 )
3,25112
= 0,0821 ft.lbf/lbm
v2 3,25112
2 elbow 90° = hf = n.Kf. = 2(0,75) = 0,2464 ft.lbf/lbm
2.g c 2(32,174)
(30)(. 3,2511)2
(0,6651).2.(32,174)
= 4(0,004) = 0,1186 ft.lbf/lbm
A
= 1 − 1
2
v2
A2 2.α .g c
1 Sharp edge exit = hex
= (1 − 0 )
2(1)(32,174 )
3,25112
= 0,1643 ft.lbf/lbm
( )
Dari persamaan Bernoulli :
v 2 − v1 + g ( z 2 − z1 ) + 2
P − P1
+ ∑ F + Ws = 0
2α ρ
1 2 2
(Geankoplis,1997)
dimana : v1 = v2
P1 = P2
∆Z = 30 ft
maka : 0 +
32,174ft / s 2
(30 ft ) + 0 + 0,9399 ft.lbf / lbm + Ws = 0
32,174ft.lbm / lbf .s 2
Effisiensi pompa , η= 80 %
Ws = -40,9399 ft.lbf/lbm
Ws = - η x Wp
-30,9399 = -0,8 x Wp
Wp = 38,6748 ft.lbf/lbm
Daya pompa : P = m x Wp
8 × 138,0979
D =
(1 / 3)
3 × 3,14
D = 4,8949 m
H = 7,3423 m
= 6,1186 m
115,0816 m 3
π(4,8949 m )
Tinggi air dalam tangki =
1 2
t= + nC A
PD
2SE − 1,2P
= + 0,125
(24,5229) (192,7212)
2(12650)(0,85) − 1,2(24,5229)
= 0,3451 in
Tebal shell standar yang digunakan = ½ in (Brownell,1959)
Kondisi operasi:
- Temperatur = 30°C
- Densitas air (ρ) = 995,68 kg/m3 = 62,1568 lbm/ft3 (Perry, 1997)
- Viskositas air (µ) = 0,8007 cP = 0,0005 lbm/ft⋅jam (Perry, 1997)
- Laju alir massa (F) = 7973,27861 kg/jam = 4,8828 lbm/detik
ρ v D (62,1568)(2,3639 )(0,2058)
at 0,0332 ft 2
Friction loss :
A2 v 2
1 Sharp edge entrance= hc = 0,5 1 −
A1 2α .g c
= 0,5 (1 − 0 )
2(1)(32,174 )
2,3639 2
= 0,0434 ft.lbf/lbm
v2 2,3639 2
3 elbow 90° = hf = n.Kf. = 3(0,75) = 0,1954 ft.lbf/lbm
2.g c 2(32,174)
v2 2,3639 2
1 check valve = hf = n.Kf. = 1(2,0) = 0,1737 ft.lbf/lbm
2.g c 2(32,174)
∆L.v 2
Pipa lurus 30 ft = Ff = 4f
D.2.g c
A
= 1 − 1
2
v2
A2 2.α .g c
1 Sharp edge exit = hex
= (1 − 0 )
2(1)(32,174 )
2,3639 2
= 0,0868 ft.lbf/lbm
( )
Dari persamaan Bernoulli :
v 2 − v1 + g ( z 2 − z1 ) + 2
P − P1
+ ∑ F + Ws = 0
2α ρ
1 2 2
(Geankoplis,1997)
dimana : v1 = v2
P1 = P2
∆Z = 20 ft
maka : 0 +
32,174 ft / s 2
(20 ft ) + 0 + 0,7779 ft.lbf / lbm + Ws = 0
32,174 ft.lbm / lbf .s 2
Ws = - 20,779 ft.lbf/lbm
Effisiensi pompa , η= 80 %
Ws = - η x Wp
- 20,779 = -0,8 x Wp
Wp = 25,9723 ft.lbf/lbm
Daya pompa : P = m x Wp
V=
1
πD 2 H
4
3
V = πD 2 D
1
4 2
V = πD 3
3
8
8 (3,6790 )
D = = 1,4619 m
(1 / 3)
3,14 × 3
Maka:
D = 1,4619 m
H = 2,1929 m
3,6790 m 3
π(1,4619 )
Tinggi larutan H2SO4 dalam tangki = = 1,8274 m
1 2
t= + nC A
PD
2SE − 1,2P
= + 10 × 0,0125
(0,6460) (57,5585)
2(12650)(0,8) − 1,2(0,6460)
= 0,1268 in
Tebal shell standar yang digunakan = ½ in (Brownell, 1959)
Daya Pengaduk
Jenis pengaduk : flat six blade turbine with disk
Untuk turbin standar (McCabe, 1993), diperoleh:
Da/Dt = 1/3 ; Da = 1/3 x 1,4619 m = 0,4873 m
E/Da = 1 ; E = 0,4873 m
L/Da = ¼ ; L = ¼ x 0,4873 = 0,1218 m
W/Da = 1/5 ; W = 1/5 x 0,4873 m = 0,0975 m
J/Dt = 1/12 ; J = 1/12 x 1,4619 m = 0,1218 ft
Kecepatan pengadukan, N = 1 putaran/det
N Re = (Geankoplis, 1993)
(66,2801)(1)(1,5987 )2
μ
N Re = = 14117,6598
0,012
maka perhitungan daya pengadukan menggunakan rumus:
ρ . N 3 . Da 5
P. gc .
Np = ( Geankoplis, 1993 )
Np . ρ . N 3 . Da 5
P=
gc
Np = 4 ( Geankoplis, 1993 )
4 × 66,2801× (1) 3 × (1,5987) 5 1
P= × Hp
32,174 550
= 2,3677 Hp
Efisiensi motor penggerak = 80 %
2,3677
Daya motor penggerak = = 2,9596 Hp
0,8
Maka digunakan pompa standar 3 Hp.
= 0,01649 ft.lbf/lbm
2(1)(32,174 )
v2 2
2 elbow 90° = hf = n.Kf. = 2(0,75) (1,3892 ) = 0,045 ft.lbf/lbm
2.g c
2(1)(32,174 )
v2 2
1 check valve = hf = n.Kf. = 1(2) (1,3892 ) = 0,05998 ft.lbf/lbm
2.g c
= 4(0,2752) (30 )(
. 1,3892 )
∆L.v 2
(0,0303).2.(32,174)
2
Pipa lurus 30 ft = Ff = 4f
D.2.g c
= 32,7469 ft.lbf/lbm
= 0,0165 ft.lbf/lbm
Total friction loss : ∑ F = 32,8849 ft.lbf/lbm
( )
Dari persamaan Bernoulli :
v 2 − v1 + g ( z 2 − z1 ) + 2
P − P1
+ ∑ F + Ws = 0
2α ρ
1 2 2
(Geankoplis,1997)
dimana : v1 = v2 dan P1 = P2 ; ∆Z = 20 ft
0+
32,174ft/s 2
(20 ft ) + 9,6734 + 32,8849 ft.lbf/lbm + Ws = 0
32,174ft.lbm/lbf.s2
Ws = -62,5583 ft.lbf/lbm
Effisiensi pompa , η= 80 %
Ws = - η x Wp
-62,5583 = -0,8 x Wp
Wp = 78,1979 ft.lbf/lbm
Daya pompa : P = m x Wp
P = 0,0091 Hp
Maka digunakan pompa standar 1/20 Hp.
Regenerasi
Volume resin = 49 ft3
Siklus regenerasi = 2 hari
Volume tangki
Volume tangki = volume air + volume resin
= (282,8368 + 49 ) ft3
= 331,8368 ft3
Area kosong = 20 %
Vt = 1,2 x 331,8368 = 398,20416 ft3
= 3 ft = 0,9144 m
t= + n CA
PD
2SE − 1,2P
= + 10 × 0,0125
(16,5624 ) (60 in)
2(12650)(0,85) − 1,2(16,5624)
= 0,1713
Tebal shell standar yang digunakan = ¼ in (Brownell & Young, 1959)
Kondisi operasi:
- Temperatur = 30°C
- Densitas air (ρ) = 995,68 kg/m3 = 62,1568 lbm/ft3 (Perry, 1997)
- Viskositas air (µ) = 0,8007 cP = 0,0005 lbm/ft⋅jam (Perry, 1997)
- Laju alir massa (F) = 7973,27861 kg/jam = 4,8828 lbm/detik
-
Laju alir volume, Q = = = 0,0786 ft 3 /s
F 4,8828 lb m /detik
ρ 62,1568 lb m /ft 3
ρ v D (62,1568)(2,3639 )(0,2058)
at 0,0332 ft 2
Friction loss :
A v2
1 Sharp edge entrance= hc = 0,5 1 − 2
A1 2α .g c
= 0,5 (1 − 0 )
2(1)(32,174 )
2,3639 2
= 0,0434 ft.lbf/lbm
v2 2,3639 2
3 elbow 90° = hf = n.Kf. = 3(0,75) = 0,1954 ft.lbf/lbm
2.g c 2(32,174)
v2 2,3639 2
1 check valve = hf = n.Kf. = 1(2,0) = 0,1737 ft.lbf/lbm
2.g c 2(32,174)
∆L.v 2
Pipa lurus 30 ft = Ff = 4f
D.2.g c
(30).2,3639 2
(0,2058).2.(32,174)
= 4(0,0055) = 0,2786 ft.lbf/lbm
A
= 1 − 1
2
v2
A2 2.α .g c
1 Sharp edge exit = hex
= (1 − 0 )
2(1)(32,174 )
2,3639 2
= 0,0868 ft.lbf/lbm
( )
Dari persamaan Bernoulli :
v 2 − v1 + g ( z 2 − z1 ) + 2
P − P1
+ ∑ F + Ws = 0
2α ρ
1 2 2
(Geankoplis,1997)
dimana : v1 = v2
P1 = P2
∆Z = 20 ft
A. Volume tangki
Laju alir massa NaOH = 58,0167 kg/hari = 2,4174 kg/jam
Waktu regenerasi = 17,08 jam
NaOH yang dipakai berupa larutan 4 % (% berat)
Densitas larutan NaOH 4 % = 1.518 kg/m3 = 94,7662lbm/ft3 (Perry,1997)
Kebutuhan perancangan = 30 hari
58,0167 kg / hari × 30 hari
Volume larutan, (V1) =
1518 kg / m 3
π Di 2 Hs
Vs = (Brownell & Young, 1959)
4
Dimana : Vs = Volume silinder (ft3)
Di = Diameter dalam silinder (ft)
Hs = Tinggi tangki silinder (ft)
Ditetapkan : Perbandingan tinggi tangki dengan diameter tangki
Hs : Di = 3 : 2
πDi 2 ( Di ) 3 πDi
3
=
3
Maka : Vs = 2
4 8
8 × 2,7518
= =1,3270 m
(1 / 3)
3,14 × 3
Di
Hs = 1,9906 m
= = 1,6588 m
volume cairan 2,2932
×D ×1,3270
=
3,14 2 3,14 2
4 4
- P Hidrostatis = 1518 kg/m3 x 9,8 m/s2 x 1,6588 m= 24,677 kPa = 0,785 psi
Faktor keamanan untuk tekanan = 5%
P desain = 1,05 x (3,5782 + 14,696)
= 19,1879 psi
(19,1879)(52,2441)
2(12650)(0,8) − 1,2(19,1879)
t= + (10) (0,0125)
t = 0,1746
Dari Tabel 5.4 Brownell & Young, 1979, dipilih tebal tangki standar ¼ in
C. Daya Pengaduk
tipe pengaduk : marine propeller dengan jarak pitch = Di
Dt/Di = 3, Baffle = 4 (Geankoplis, 1993)
Dt = 0,4245 m
Di = 0,1415 m = 0,4642 ft
Kecepatan pengadukan, N = 1 rps
Viskositas NaOH 4 % = 4,302 . 10-4 lbm/ft.det (Kirk Othmer, 1967)
Bilangan Reynold,
ρN(Di) 2
µ
NRe =
(94,7662)(1)(1,3270)2 =
4,302.10 − 4
= 4633947,0225
Dari table 9-2, McCabe, 1999, untuk NRe > 10.000 diperoleh KT = 0,32
sehingga
K T N 3 Di 5 ρ
P =
gc
ρ v D (94,7662)(0,1011)(0,02242 )
Bilangan Reynold, N Re = = = 742582,1328
µ 4,3020 ⋅ 10 − 4
Friction loss :
= 0,0000793514 ft.lbf/lbm
2(1)(32,174 )
v2 2
2 elbow 90° = hf = n.Kf. = 2(0,75) (0,1011 ) = 0,000238054 ft.lbf/lbm
2.g c
2(1)(32,174 )
v2 2
1 check valve = hf = n.Kf. = 1(2) (0,1011 ) = 0,000317406 ft.lbf/lbm
2.g c
= 0,000158703 ft.lbf/lbm
Total friction loss : ∑ F = 0,005890885 ft.lbf/lbm
( )
Dari persamaan Bernoulli :
v 2 − v1 + g ( z 2 − z1 ) + 2
P − P1
+ ∑ F + Ws = 0
2α ρ
1 2 2
(Geankoplis,1997)
dimana : v1 = v2 dan P1 = P2
∆Z = 30 ft
Maka :
0+
32,174ft/s 2
(30 ft ) + 0,005890885 ft.lbf/lbm + Ws = 0
32,174ft.lbm/lbf.s2
Ws = -30,0059 ft.lbf/lbm
Effisiensi pompa , η= 80 %
Ws = - η x Wp
P = 0,002423 Hp
Maka digunakan pengaduk dengan daya 1/20 Hp.
( ) = 1,1775 Di
Hs : Di = 3 : 2
πDi 2 3 2 Di 3
Maka : Vs =
4
- Volume tutup tangki (Vh)
πDi 3
Vh =
= 0,1309 Di3
12
Dimana : Vh = Volume head (ft3)
Di = Diameter dalam tangki (ft)
Volume tangki = Vs + 2Vh
424,191 ft3 = 1,1775 Di3 + 0,2618 Di3
Di = 6,656 ft
= 2,02875 m = 79,872 in
Hs = 3/2 Di = 3/2 (2,02875 ft) = 3,043125 m
= 9,984 ft = 119,808 in
Tinggi cairan dalam tangki
Volume tangki = 12,01176 m3
Volume cairan = 10,0098 m3
Tinggi silinder = 3,043125 m
volume cairan x tinggi silinder
Tinggi cairan dalam tangki =
volume silinder
(10,0098 m 3 )(3,043125 m)
=
(12,01176 m 3 )
= 2,5359 m = 8,31988 ft
(Hs − 1) ρ
- P Hidrostatis =
144
(8,31988 − 1)62,16
= = 3,1597 psi
144
+ nC
PR
SE − 0,6 P
t =
+ (10) (0,0125)
(17,8557 )(119,808 / 2)
(12650)(0,85) − 0,6(17,8557 )
t =
= 0,2245 in
Dari tabel 5.4 Brownell & Young, 1979 dipilih tebal tangki standar ¼ in.
Tutup terbuat dari bahan yang sama dengan dinding tangki dan ditetapkan
tebal tutup ¼ in.
- Tinggi head
Ditetapkan = perbandingan tinghi head dengan diameter tangki
Hh : Di = 1 : 4
Hh = ¼ Di
= ¼ (2,02875 m)
= 0,5072 m
Maka total tinggi tangki = Tinggi silinder + 2 (tinggi head)
= 3,043125 m + 2(0,5072 m)
= 4,0575 m
ρ v D (62,1568)(2,6719 )(0,2058)
at 0,0294 ft 2
Friction loss :
A2 v 2
1 Sharp edge entrance= hc = 0,5 1 −
A1 2α .g c
= 0,5 (1 − 0 )
2(1)(32,174 )
2,6719 2
= 0,0555 ft.lbf/lbm
v2 2,6719 2
3 elbow 90° = hf = n.Kf. = 2(0,75) = 0,1664 ft.lbf/lbm
2.g c 2(32,174)
∆L.v 2
Pipa lurus 30 ft = Ff = 4f
D.2.g c
(30)(
. 2,6719)
(0,2058).2.(32,174)
2
= 4(0,007) = 0,4529 ft.lbf/lbm
A
= 1 − 1
2
v2
A2 2.α .g c
1 Sharp edge exit = hex
= (1 − 0 )
2(1)(32,174 )
2,6719 2
= 0,1109 ft.lbf/lbm
( )
Dari persamaan Bernoulli :
v 2 − v1 + g ( z 2 − z1 ) + 2
P − P1
+ ∑ F + Ws = 0
2α ρ
1 2 2
(Geankoplis,1997)
dimana : v1 = v2
P1 = P2
∆Z = 30 ft
maka : 0 +
32,174ft / s 2
(30 ft ) + 0 + 1,0077ft.lbf / lbm + Ws = 0
32,174ft.lbm / lbf .s 2
Ws = - 31,0077 ft.lbf/lbm
Effisiensi pompa , η= 80 %
Ws = - η x Wp
- 31,0077 = -0,8 x Wp
Wp = 38,7596 ft.lbf/lbm
Daya pompa : P = m x Wp
Friction loss :
A v2
1 Sharp edge entrance= hc = 0,5 1 − 2
A1 2αg c
= 0,5 (1 − 0 )
2(1)(32,174 )
3,25112
= 0,0821 ft.lbf/lbm
v2 3,25112
2 elbow 90° = hf = n.Kf. = 2(0,75) = 0,2464 ft.lbf/lbm
2.g c 2(32,174)
v2 3,25112
1 check valve = hf = n.Kf. = 1(2,0) = 0,3285 ft.lbf/lbm
2.g c 2(32,174)
∆L.v 2
Pipa lurus 50 ft = Ff = 4f
D.2.g c
(70 )(
. 3,2511)
(0,6651).2.(32,174)
2
= 4(0,004) = 0,1976 ft.lbf/lbm
A
= 1 − 1
2
v2
A2 2.α .g c
1 Sharp edge exit = hex
= (1 − 0 )
2(1)(32,174 )
3,25112
= 0,1643 ft.lbf/lbm
( )
Dari persamaan Bernoulli :
v 2 − v1 + g ( z 2 − z1 ) + 2
P − P1
+ ∑ F + Ws = 0
2α ρ
1 2 2
(Geankoplis,1997)
dimana : v1 = v2
maka : 0 +
32,174ft / s 2
(40 ft ) + 0 + 1,0189 ft.lbf / lbm + Ws = 0
32,174ft.lbm / lbf .s 2
Effisiensi pompa , η= 80 %
Ws = -41,0189 ft.lbf/lbm
Ws = - η x Wp
-41,0189 = -0,8 x Wp
Wp = 51,2736 ft.lbf/lbm
Daya pompa : P = m x Wp
= 94249,3453 kg / jam
565.496,072
Untuk tiap unit =
6
Laju volumetrik air pendingin = 94249,3453/ 983,324 = 95,8559 m3/jam
= (1,2) ×
422,03755 gal/menit
= 202,5780 ft2
2,5 gal / ft 2 .menit
Diambil performance menara 90%, maka dari Gambar 12-15, Perry, 1997,
diperoleh tenaga kipas 0,03 Hp/ft2
Daya yang diperlukan = 0,03 Hp/ft2 × 202,5780 ft2 = 6,0773 Hp
Digunakan daya 6,5 Hp.
= × = 6,112 m
Volume 115,02708 m 3 10,764 ft 2
Tinggi menara =
Luas menara 202,5780 ft 2 1m2
Friction loss :
A v2
1 Sharp edge entrance= hc = 0,5 1 − 2
A1 2α .g c
= 0,5 (1 − 0)
2(1)(32,174 )
4,3946 2
= 0,1501 ft.lbf/lbm
v2 4,3946 2
2 elbow 90° = hf = n.Kf. = 2(0,75) = 0,4502 ft.lbf/lbm
2.g c 2(32,174)
v2 4,3946 2
1 check valve = hf = n.Kf. = 1(2,0) = 0,6002 ft.lbf/lbm
2.g c 2(32,174)
∆L.v 2
Pipa lurus 30 ft = Ff = 4f
D.2.g c
(30)(. 4,3946)2
(1,2708).2.(32,174)
= 4(0,004) = 0,1190 ft.lbf/lbm
A1
= 1 −
2
A2 2.α .g c
v2
1 Sharp edge exit = hex
( )
Dari persamaan Bernoulli :
v 2 − v1 + g ( z 2 − z1 ) + 2
P − P1
+ ∑ F + Ws = 0
2α ρ
1 2 2
(Geankoplis,1997)
dimana : v1 = v2
P1 = P2
∆Z = 30 ft
maka : 0 +
32,174ft / s 2
(30 ft ) + 0 + 1,6196 ft.lbf / lbm + Ws = 0
32,174ft.lbm / lbf .s 2
Ws = - 31,6196 ft.lbf/lbm
Effisiensi pompa , η= 80 %
Ws = - η x Wp
- 31,6196 = -0,8 x Wp
Wp = 39,5245 ft.lbf/lbm
Daya pompa : P = m x Wp
8 × 0,1291
Di =
(1 / 3)
3 × 3,14
Di = 0,4786 m = 1,5702 ft
Hs = 0,7178 m = 2,3553 ft
= = 0,5982 m
volume cairan 0,1075
=
× 0,4786
luas permukaan 3,14 2
4
- P Hidrostatis = ρ x g x h
= 1272 kg/m3 x 9,8 m/s2 x 0,5982
= 7,4570 kPa
= 1,0815 psi
Faktor keamanan untuk tekanan = 5%
P desain = 1,05 x (1,0815 + 14,696)
= 16,5621 psi
- Direncanakan digunakan bahan konstruksi Carbon steel, SA-283, grade C.
Dari Brownell & Young, item 4, Apendix D, 1979, diperoleh data :
• Allowable working stress (s) = 12650 psi
• Efisiensi sambungan (E) = 0,85
• Faktor korosi = 1/8 in/tahun (Timmerhaus, 1980)
• Umur tangki (n) = 10 tahun
(16,5621)(11,1693)
2(12650)(0,85) − 1,2(16,5621)
t= + (10) (0,125)
t = 2,5086 in
Dari Tabel 5.4 Brownell & Young, 1979, dipilih tebal tangki standar 2 ¾ in
C. Daya Pengaduk
Tipe pengaduk : marine propeller dengan jarak pitch = Di
ρN(Di) 2
µ
NRe =
(79,4082)(1)(0,52329 ) 2
6,7197.10 − 4
= = 32367,9536
Dari table 9-2, McCabe, 1999, untuk NRe > 10.000 diperoleh KL = 71
(turbine, six flat blade) sehingga
K L N 3 Di5 ρ
P =
gc
= 5,5152 in
Digunakan pipa dengan spesifikasi:
- Ukuran pipa nominal = 6 in (Geankoplis, 1993)
- Schedule pipa = 40
- Diameter dalam (ID) = 6,065 in = 0,5054 ft
- Diameter luar (OD) = 6,625 in = 0,5521 ft
- Luas penampang dalam (at) = 0,2005 ft2
- Bahan konstruksi = commercial steel
= 0,5 (1 − 0 )
2(1)(32,174 )
3,2669 2
= 0,0829 ft.lbf/lbm
v2 3,2669 2
2 elbow 90° = hf = n.Kf. = 2(0,75) = 0,2288 ft.lbf/lbm
2.g c 2(32,174)
v2 3,2669 2
1 check valve = hf = n.Kf. = 1(2,0) = 0,3317 ft.lbf/lbm
2.g c 2(32,174)
∆L.v 2
Pipa lurus 30 ft = Ff = 4f
D.2.g c
(30 )(
. 3,2669 )
(0,5054).2.(32,174)
2
= 4(0,0042) = 0,2205 ft.lbf/lbm
A1
= 1 −
2
A2 2.α .g c
v2
1 Sharp edge exit = hex
= (1 − 0 )
2(1)(32,174 )
3,2669 2
= 0,1659 ft.lbf/lbm
( )
Dari persamaan Bernoulli :
v 2 − v1 + g ( z 2 − z1 ) + 2
P − P1
+ ∑ F + Ws = 0
2α ρ
1 2 2
(Geankoplis,1997)
dimana : v1 = v2
P1 = P2
∆Z = 30 ft
maka : 0 +
32,174ft / s 2
(30 ft ) + 0 + 1,0498ft.lbf / lbm + Ws = 0
32,174ft.lbm / lbf .s 2
Ws = - 31,0498 ft.lbf/lbm
Effisiensi pompa , η= 80 %
Ws = - η x Wp
- 31,0498 = -0,8 x Wp
Wp = 13,8123 ft.lbf/lbm
( )
Hs : Di = 3 : 4
πDi 2 3 4 Di
Maka : Vs =
4
16 ×1923,3012
=
(1 / 3)
3 × 3,14
Di = 14,8379 m
Hs = 11,1284 m
- Tinggi cairan dalam tangki
Volume silinder = 1923,3012 m3
Volume cairan = 1602,751 m3
Diameter silinder = 14,8379 m
=
volume cairan 1602,751
×14,8379 2
Tinggi cairan dalam tangki =
Luas penampang 3,14
4
= 9,2737 m
- P Hidrostatis = 995,680 x 9,8 x 9,2737 = 90,4895 kPa
= 13,1244 psi
Faktor keamanan untuk tekanan = 5%
P desain = 1,05 x (13,1244 + 14,696)
= 29,21142 psi
- Direncanakan digunakan bahan konstruksi carbon steel, SA-283, Grade C.
Dari Brownell & Young, item 4, Apendix D, 1979, diperoleh data :
• Allowable working stress (s) = 12650 psi
• Efisiensi sambungan (E) = 0,85
• Faktor korosi = 1/8 in (Timmerhaus, 1980)
• Umur tangki (n) = 10 tahun
Tebal dinding silinder tangki :
PD
2SE − 1,2P
t= + nC
+ (10)(0,125)
(29,21141 )(584,1974)
2(12650)(0,85) − 1,2(29,21141)
t=
t = 0,1465 in
Dari Tabel 5.4 Brownell & Young, 1979, dipilih tebal tangki standar ¼ in.
= 0,5 (1 − 0 )
2(1)(32,174 )
3,2669 2
= 0,0829 ft.lbf/lbm
v2 3,2669 2
2 elbow 90° = hf = n.Kf. = 2(0,75) = 0,2488 ft.lbf/lbm
2.g c 2(32,174)
v2 3,2669 2
1 check valve = hf = n.Kf. = 1(2,0) = 0,3317 ft.lbf/lbm
2.g c 2(32,174)
∆L.v 2
Pipa lurus 30 ft = Ff = 4f
D.2.g c
(30 )(
. 3,2669 )
(0,5054).2.(32,174)
2
= 4(0,0042) = 0,1654 ft.lbf/lbm
A1
= 1 −
2
A2 2.α .g c
v2
1 Sharp edge exit = hex
= (1 − 0 )
2(1)(32,174 )
3,2669 2
= 0,1659 ft.lbf/lbm
( )
Dari persamaan Bernoulli :
v 2 − v1 + g ( z 2 − z1 ) + 2
P − P1
+ ∑ F + Ws = 0
2α ρ
1 2 2
(Geankoplis,1997)
dimana : v1 = v2
P1 = P2
∆Z = 30 ft
maka : 0 +
32,174ft / s 2
(30 ft ) + 0 + 0,9947 ft.lbf / lbm + Ws = 0
32,174ft.lbm / lbf .s 2
Ws = - 30,969947 ft.lbf/lbm
Effisiensi pompa , η= 80 %
Ws = - η x Wp
- 30,96994 = -0,8 x Wp
= 6787,09 ft3
Faktor keamanan tangki = 20%, maka :
Volume tangki = 1,2 x 192,1889 m3
= 230,6267 m3 = 8144,5 ft3
( )
Hs : Di = 3 : 2
πDi 2 3 Di 3 πDi
3
Maka : Vs = 2 =
4 8
24
24 × Vt
= 5,6070 m
10 × 3,14
Di =
Hs = 8,4105
Tinggi head = ¼ (Di) = 1,4017
Tinggi total = 9,8122 m
- Tinggi cairan dalam tangki
Volume silinder = 230,6267 m3
Volume cairan = 192,1889 m3
Tinggi silinder = 8,4105 m
volume cairan x tinggi silinder
Tinggi cairan dalam tangki =
volume silinder
(192,1889)(8,4105)
=
(230,6267)
= 7,0087 m
- P Hidrostatis = 995,680 x 9,8 x 7,0087 = 68,3890 kPa = 9,9185 psi
Faktor keamanan untuk tekanan = 5%
P desain = 1,05 x (9,9185 + 14,696)
= 25,8445 psi
+ nC
PD
2SE −1,2 P
t =
+ (10)(0,0125)
2(12650)(0,85) − 1,2(25,8445 )
(25,8445 )(220,748)
t =
= 0,3907 in
Dari tabel 5.4 Brownell& Young, 1979 dipilih tebal tangki standar ¾ in. Tutup
terbuat dari bahan yang sama dengan dinding tangki dan ditetapkan tebal tutup
¾ in.
ρ v D (62,1568)(2,3639 )(0,2058)
at 0,0332 ft 2
Friction loss :
A v2
1 Sharp edge entrance= hc = 0,5 1 − 2
A1 2α .g c
= 0,5 (1 − 0 )
2(1)(32,174 )
2,3639 2
= 0,0434 ft.lbf/lbm
v2 2,3639 2
3 elbow 90° = hf = n.Kf. = 3(0,75) = 0,1954 ft.lbf/lbm
2.g c 2(32,174)
v2 2,3639 2
1 check valve = hf = n.Kf. = 1(2,0) = 0,1737 ft.lbf/lbm
2.g c 2(32,174)
∆L.v 2
Pipa lurus 30 ft = Ff = 4f
D.2.g c
(30)(. 2,3639)2
(0,1550).2.(32,174)
= 4(0,007) = 0,3545 ft.lbf/lbm
A1
= 1 −
2
A2 2.α .g c
v2
1 Sharp edge exit = hex
= (1 − 0 )
2(1)(32,174 )
2,3639 2
= 0,0868 ft.lbf/lbm
( )
Dari persamaan Bernoulli :
v 2 − v1 + g ( z 2 − z1 ) + 2
P − P1
+ ∑ F + Ws = 0
2α ρ
1 2 2
(Geankoplis,1997)
dimana : v1 = v2
P1 = 1 atm = 2116,224 lbf/ft2
P2 = 13 atm = 27510,912 lbf/ft2
∆Z = 30 ft
maka :
0+
32,174ft / s 2
2
(30 ft ) + 27510,912 − 2116,224 + 0,8538 ft.lbf / lbm + Ws = 0
32,174ft.lbm / lbf .s 62,1568
Ws = - 439,4012 ft.lbf/lbm
Effisiensi pompa , η= 80 %
Ws = - η x Wp
- 439,4012 = -0,8 x Wp
Wp = 549,2516 ft.lbf/lbm
Daya pompa : P = m x Wp
P=
159.447.068
35,4 × 970,3
= 4642,0225 Hp
Nt = =
A 46.420,225
L×a 30 × 2,258
'
= 685,2705≈ 686 buah
X Ix
Cx = Cy 2
m
X1 I y
dimana: Cx = harga alat pada tahun 2008
[n ⋅ ΣX i ⋅ Yi − ΣX i ⋅ ΣYi ]
koefisien korelasi:
(n ⋅ ΣX i Yi ) − (ΣX i ⋅ ΣYi )
Tetapan regresi ditentukan oleh : (Montgomery, 1992)
b=
(n ⋅ ΣX i 2 ) − (ΣX i )2
ΣYi. ΣXi 2 − ΣXi. ΣXi.Yi
a =
n.ΣXi 2 − (ΣXi) 2
Maka :
14 × 28307996 − 27937 × 14184
b= = 16,809
14 × 55748511 − 27937 2
14184 × 55748511 − 27937 × 28307996
a= = −32528,8
14 × 55748511 − 27937 2
Sehingga persamaan regresi liniernya adalah:
Y=a+b⋅X
Y = 16,809X – 32528,8
Dengan demikian harga indeks pada tahun 2008 adalah:
Y = 16,809(2008) – 32528,8
Y = 1223,672
Perhitungan harga peralatan yang digunakan adalah berdasarkan harga faktor
eksponsial (m) Marshall & Swift. Harga faktor eksponen ini beracuan pada Tabel 6-
4. Peters et.al.. 2004. Untuk alat yang tidak tersedia, faktor eksponensialnya
dianggap 0,6 (Peters et.al., 2004).
Gambar LE.1 Harga Peralatan untuk Tangki Penyimpanan (Storage) dan Tangki
Pelarutan (Peters et.al., 2004).
Indeks harga tahun 2008 (Ix) adalah 1206,863. Maka estimasi harga tangki untuk
(X2) 749,3384 m3 adalah :
= US$ 200.000 ×
0, 6
984,9943 1223,672
Cx x
300 1103
Cx = US$ 452.800,5892
Cx = Rp 4.430.653.765/unit
Dengan cara yang sama diperoleh perkiraan harga alat lainnya yang dapat
dilihat pada Tabel LE – 4 untuk perkiraan peralatan proses dan Tabel LE – 5 untuk
perkiraan peralatan utilitas.
- Biaya asuransi = 1%
Total = 43 %
Untuk harga alat non impor sampai di lokasi pabrik ditambahkan biaya sebagai
berikut:
- PPn = 10 % (Rusjdi, 2004)
Total = 21 %
Keterangan*) : I untuk peralatan impor, sedangkan N.I untuk peralatan non impor.
Total MITL = A + B + C + D + E + F + G + H + I + J +K
= Rp 1.869.187.149.000,-
Total MITTL = L + M + N + O + P
= Rp. 510.709.000.000,-
2. Modal Kerja
Modal kerja dihitung untuk pengoperasian pabrik selama 3 bulan (= 90 hari).
2.1 Persediaan Bahan Baku
2.1.1 Bahan baku proses
1. Batubara
Kebutuhan = 9.479,86472 kg/jam
Harga = Rp 835,800/kg (US$ 88 /ton) (Warta Ekonomi, 2008)
Harga total = 90 hari × 24 jam/hari × 9479,86472 kg/jam x Rp 835,800/kg
= Rp 17.114.265.200,-
2. MEA (Monoethanolamine)
Kebutuhan = 31.808,92214 kg/3 bulan
Harga = US$ 0,16/lb (Rp. 3512,-/kg) (Epubl.ltu.se,2007)
Harga total = 31.808,92214 kg/3 bulan x Rp 3312,-/kg
= Rp 111.712.900,-
3. Kaporit
Kebutuhan = 0,190 kg/jam
Harga = Rp 11.500,-/kg (CV. Rudang, 2006)
Harga total = 90 hari × 24 jam/hari × 0,190 kg/jam × Rp 11.500,-/kg
= Rp 4.719.600,-
4. H2SO4
Kebutuhan = 108,499 kg/jam
Harga = Rp 8500,-/kg (CV. Rudang, 2006)
Harga total = 90 hari × 24 jam/hari × 108,499 kg/jam × Rp 8500,-/kg
= Rp 1.992.041.700,-
2.2 Kas
2.2.1 Gaji Pegawai (Q)
Tabel LE.7 Perincian Gaji Pegawai
Gaji/bulan Jumlah
Jabatan Jumlah (Rp) gaji/bulan (Rp)
Dewan Komisaris 3 20.000.000 60.000.000
Direktur 1 30.000.000 30.000.000
Sekretaris 2 2.500.000 5.000.000
Manajer Produksi 1 11.000.000 11.000.000
Manajer Teknik 1 11.000.000 11.000.000
Manajer Umum dan Keuangan 1 11.000.000 11.000.000
Manajer Pembelian dan 1 11.000.000 11.000.000
Pemasaran
Kepala Seksi Proses 1 6.000.000 6.000.000
Kepala Seksi Laboratorium 1 6.000.000 6.000.000
R&D
Kepala Seksi Utilitas 1 6.000.000 6.000.000
Kepala Seksi Listrik 1 3.000.000 3.000.000
Kepala Seksi Instrumentasi 1 3.000.000 3.000.000
Kepala Seksi Pemeliharaan 1 3.000.000 3.000.000
Pabrik
Kepala Seksi Keuangan 1 6.000.000 6.000.000
Kepala Seksi Administrasi 1 3.000.000 3.000.000
Kepala Seksi Personalia 1 3.000.000 3.000.000
PD = × HPT
IP
12
dimana: PD = piutang dagang
IP = jangka waktu kredit yang diberikan (3 bulan)
HPT = hasil penjualan tahunan
Penjualan :
1. Harga jual Metanol = Rp. 25.000,-/L (www.icispricing.com)
Produksi Metanol = 11.051,25 L/jam
Hasil penjualan metanol tahunan
= 11.051,25 L/jam x 24 jam/hari × 330 hari/tahun × Rp. 25.000,-/L
= Rp 2.188.147.500.000 ,-
× Rp 2.188.147.500.000,-
3
Piutang Dagang =
12
= Rp 547.036.887.500,-
Perincian modal kerja dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel LE.10 Aturan depresiasi sesuai UU Republik Indonesia No. 17 Tahun 2000
I. Bukan Bangunan
1. Kelompok 1 4 25 Mesin kantor. perlengkapan. alat perangkat/
tools industri.
Mobil. truk kerja
2. Kelompok 2 8 12,5
Mesin industri kimia. mesin industri mesin
3. Kelompok 3 16 6,25
II. Bangunan
Permanen 20 5 Bangunan sarana dan penunjang
Depresiasi dihitung dengan metode garis lurus dengan harga akhir nol.
P−L
D=
n
dimana: D = depresiasi per tahun
P = harga awal peralatan
L = harga akhir peralatan (= 0)
n = umur peralatan (tahun)
Umur
Komponen Biaya (Rp) (tahun) Depresiasi (Rp)
Bangunan 27.973.000.000 20 1.398.650.000
Peralatan proses dan utilitas 470.425.560.000 10 47.042.556.000
Instrumentrasi dan
pengendalian proses 125.446.816.000 4 31.361.704.000
Perpipaan 188.170.224.000 4 47.042.556.000
Instalasi listrik 62.723.408.000 4 15.680.852.000
Insulasi 172.489.372.000 4 43.122.343.000
Inventaris kantor 15.680.852.000 4 3.920.213.000
Perlengkapan keamanan dan
kebakaran 15.680.852.000 4 3.920.213.000
Sarana transportasi 5.716.000.000 8 714.500.000
TOTAL 194.203.587.000
Untuk masa 4 tahun. maka biaya amortisasi adalah 25 % dari MITTL. sehingga :
Biaya amortisasi = 0,25 × Rp 510.709.000.000,-
= Rp 127.677.000.000,-
2. Perawatan bangunan
Diperkirakan 10 % dari harga bangunan (Peters et.al., 2004).
Perawatan bangunan = 0,1 × Rp 27.973.000.000,-
= Rp 2.797.300.000,-
3. Perawatan kendaraan
Diperkirakan 10 % dari harga kendaraan (Peters et.al., 2004).
Perawatan kenderaan = 0,1 × Rp 5.716.000.000,-
= Rp 571.600.000,-
5. Perawatan perpipaan
Diperkirakan 10 % dari harga perpipaan (Peters et.al., 2004).
Perawatan perpipaan = 0,1 × Rp 279.059.000.000,-
= Rp 27.905.900.000,-
× 100 %
Laba sebelum pajak
PM =
total penjualan
× 100%
Rp. 698.213.183.000
PM =
Rp. 2.188.147.500.000
= 31,91 %
× 100 %
Biaya Tetap
Total Penjualan − Biaya Variabel
BEP =
× 100%
Rp 1.403.000.000.000 ,-
BEP =
Rp 2.188.147.500.000 - Rp 83.425.708.600
= 60 %
× 100 %
Laba setelah pajak
ROI =
Total modal investasi
× 100%
Rp. 500.618.124.000,-
ROI =
Rp. 2.379.896.263.000
= 21,04 %
× 1 tahun
1
POT =
0,2104
POT = 4,75 tahun
× 100 %
Laba setelah pajak
RON =
Modal sendiri
× 100%
Rp. 500.618.124.000,-
RON =
Rp. 1.895.730.000.000,-
RON = 26,41 %