Rks Interior
Rks Interior
BAB I
SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pasal 1
LINGKUP PEKERJAAN
Lingkup Pekerjaan Interior Kantor Bappeda, sebagaimana ditunjukan dalam gambar-gambar dan diuraikan
dalam syarat-syarat teknik serta dalam rencana anggaran biaya (RAB)
Pasal 2
KETENTUAN UMUM PELAKSANAAN PEKERJAAN
1. Sebelum pelaksanaan pekerjaan (fisik 0%) , jika diperlukan pihak Kontraktor membuat persentase
atau Kick Off Meeting (Jika diperlukan)dengan Pihak Pemberi kerja/Pengawas tentang pelaksanaan
pekerjaan secara keseluruhan (Organisasi proyek, Time schedule, Tenaga personil, cara pengaturan
pekerjaan dan hal-hal lain yang dianggap perlu.
2. Kontraktor harus mengerjakan semua jenis pekerjaan sesuai dengan spesifikasi yang telah disiapkan
oleh Pengawas.
3. Segala penyimpangan dari spesifikasi tanpa sepengetahuan dan persetujuan Pengawas,maka seluruh
resiko dan biaya yang timbul menjadi beban dan tanggung jawab pihak Kontraktor.
4. Kontraktor harus menempatkan wakil/Tenaga Teknis yang selalu berada di lokasi pekerjaan pada
waktu pelaksanaan pekerjaan berlangsung, sehingga dapat memutuskan hal-hal yang terkait dengan
pelaksanaan pekerjaan.
PASAL 3
PERATURAN TEKNIS
2. Jika ternyata pada Rencana Kerja dan Syarat-Syarat ini terdapat perbedaan terhadap peraturan-
peraturan sebagaimana dinyatakan didalam ayat (1) di atas, maka Rencana Kerja dan Syarat-Syarat ini
yang mengikat.
Pasal 5
LOKASI, DAERAH KERJA DAN LALU LINTAS PELAKSANAAN PEKERJAAN
1. Lokasi yang disediakan untuk areal kerja akan ditentukan kemudian oleh Pemberi Tugas/Pengawas
Lapangan, dimana Kontraktor harus menyiapkan, menempatkan, mengatur penggunaan lapangan
kerja yang tersedia untuk menempatkan peralatan, tempat penyimpanan bahan-bahan serta tempat
lain yang dibutuhkan kemudian.
2. Sebelum menggunakan lapangan kerja, Kontraktor harus mengajukan gambar/layout untuk areal
kerja, selanjutnya dikonsultasikan dengan Pemberi Tugas/Pengawas Lapangan untuk mendapatkan
persetujuan tertulis dan petunjuk lebih lanjut.
3. Pada akhir pekerjaan sesuai dengan petunjuk Pemberi Tugas/Pengawas Lapangan, Kontraktor harus
segera membongkar/memindahkan bangunan-bangunan sementara, alat-alat konstruksi penolong
atau bentuk lain yang sudah tidak digunakan sehingga bekas tempat kerja tersebut bersih kembali.
4. Daerah Kerja Kontraktor adalah diusulkan oleh Kontraktor dan disetujui oleh Direksi BAPPEDA
yang berwenang/Pemberi Pekerjaan.
5. Bila Kontraktor memerlukan tambahan daerah kerja adalah tanggung jawab Kontraktor sendiri untuk
mencari lahan yang sesuai dan membayar semua biaya sehubungan dengan hal itu bila diperlukan .
6. Kontraktor harus memberitahu Konsultan Pengawas dan Pemberi pekerjaan secara tertulis lokasi
daerah kerja yang diusulkan dan bertanggung jawab atas pengeluaran tambahan yang terjadi
sehubungan dengan hasil inspeksinya di daerah kerja tersebut yang berlokasi di luar lokasi pekerjaan.
PASAL 6
KONDISI LAPANGAN
1. Sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor Pelaksana harus benar-benar memahami kondisi keadaan
lapangan pekerjaan atau hal-hal lain yang mungkin akan mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan dan
harus sudah memperhitungkan segala akibatnya.
2. Kontraktor Pelaksana harus memperhatikan secara khusus mengenai pengaturan lokasi tempat
bekerja, penempatan material, pengamanan dan kelangsungan operasi selama pekerjaan berlangsung.
3. Penentuan lokasi akses gudang kerja,akses bongkaran material lama dan material baru harus
diperhatikan karena lokasi kerja berada dalam Area aktif yang sedang beroperasi.
4. Kontraktor Pelaksana harus mempelajari dengan seksama seluruh bagian Gambar Kerja, RKS dan
dokumen lelang, guna penyesuaian dengan kondisi lapangan sehingga pekerjaan dapat diselesaikan
dengan baik.
5. Kontraktor Pelaksana wajib membuat skema pola kerja dan teknis yang sesuai rencana kerja atau yang
lebih efisien dan lebih aman serta tidak menggangu aktifitas gedung secara total.
6. Kontraktor Pelaksana harus menempatkan seorang penanggung jawab pelaksanaan, yang ahli dan
berpengalaman, dan selalu berada di lapangan yang bertindak sebagai wakil Kontraktor Pelaksana di
lapangan dan mempunyai kemampuan untuk memberikan keputusan-keputusan teknis dengan
tanggung jawab penuh di lapangan untuk menerima segala instruksi dari Pemberi Pekerjaan.
7. Penanggung jawab harus terus menerus berada di tempat/lokasi proyek selama jam-jam kerja dan
saat diperlukan dalam pelaksanaan atau pada setiap saat yang dikehendaki Pemberi Pekerjaan.
8. Petunjuk dan perintah Pemberi Pekerjaan dalam pelaksanaan disampaikan langsung kepada
Kontraktor Pelaksana melalui Penanggung jawab tersebut sebagai penanggung jawab lapangan.
9. Kontraktor Pelaksana diwajibkan menjalankan peraturan dan tata tertib yang ketat terhadap semua
buruh, pegawai, termasuk pengurus bahan-bahan yang berada di bawahnya. Siapapun di antara
mereka yang tidak berwenang melanggar terhadap peraturan umum, mengganggu ataupun merusak
ketertiban, harus segera dikeluarkan dari tempat pekerjaan atas perintah Konsultan Pengawas.
10. Semua cacat-cacat akibat penyusutan atau kesalahan-kesalahan lain yang timbul di lapangan menjadi
tanggung jawab Kontraktor Pelaksana, yang disebabkan oleh penggunaan bahan-bahan yang tidak
sesuai atau cara pengerjaan yang tidak sesuai dengan syarat-syarat yang ditentukan dalam RKS,
menjadi tanggungjawab penuh Kontraktor Pelaksana untuk mengadakan perbaikan sampai dianggap
cukup oleh Pemberi Pekerjaan atas biaya Kontraktor Pelaksana.
11. Pemberi Pekerjaan juga berhak untuk setiap saat meminta kepada Kontraktor Pelaksana untuk
mengadakan perbaikan-perbaikan dengan biaya Kontraktor Pelaksana atas semua pekerjaan yang
cacat yang timbul selama masa pemeliharaan tersebut.
PASAL 7
PENYEDIAAN,PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN BAHAN/MATERIAL
1. Bila dalam Rencana Kerja dan Syarat-Syarat yang disebutkan nama dan pabrik pembuatan dari suatu
material/bahan ataupun Barang yang bersifat pengadaan, maka dalam hal ini dimaksudkan bahwa
spesifikasi teknis dari material tersebut yang digunakan dalam konstruksi dan untuk mempermudah
Kontraktor Pelaksana mencari material barang tersebut.
2. Setiap penggantian spesifikasi teknis dari material, nama dan pabrik pembuat dari suatu
bahan/barang harus disetujui oleh Konsultan Pengawas yang telah dikoordinasikan terlebih dahulu
dengan Konsultan Perencana dan bila tidak ditentukan dalam RKS serta Gambar Kerja, maka bahan
dan barang tersebut harus diusahakan dan disediakan oleh Kontraktor Pelaksana, yang harus
mendapatkan persetujuan dahulu dari Konsultan Perencana melalui Konsultan Pengawas dan
Pemberi Pekerjaan .
PASAL 8
GAMBAR DETAIL ENGINEERING DESIGN (DED)
1. Gambar Detail Engineering Design (DED) yang dibuat oleh Konsultan Perencana adalah gambar
rencana atau gambar kerja atau gambar for construction, yang artinya adalah gambar yang menjadi dasar
dalam pelaksanaan pekerjaan oleh Kontraktor Pelaksana dan menjadi acuan bagi Konsultan Pengawas
untuk memberikan approval shop drawing yang diajukan oleh Kontraktor Pelaksana sebelum
pelaksanaan pekerjaan.
2. Gambar shop drawing dan gambar as built drawing, dikerjakan oleh Kontraktor Pelaksana, bedanya shop
drawing dikerjakan sebelum pelaksanaan pekerjaan, karena menjadi panduan pelaksanaan pekerjaan itu
PASAL 9
PERBEDAAN DALAM DOKUMEN LAMPIRAN KONTRAK
1. Jika terdapat perbedaan antara Gambar Kerja dan Rencana Kerja dan Syarat-Syarat ini, maka
Kontraktor Pelaksana harus mananyakannya secara tertulis kepada Konsultan Pengawas / Pemberi
Pekerjaan.
2. Jika didalam gambar kerja DED terdapat perbedaan antara gambar skala dan notasi/dimensi maka
yang menjadi acuan adalah notasi/dimensi yang tertera dan harus mendapat persetujuan dari pemberi
pekerjaan.
3. Apabila ada hal-hal yang disebutkan pada Gambar Kerja, RKS atau dokumen yang berlainan dan atau
bertentangan,maka yang diambil sebagai patokan adalah yang mempunyai bobot teknis yang lebih
tinggi dan harus mendapat persetujuan dari pemberi pekerjaan.
PASAL 10
PENGUKURAN DAN ELEVASI
1. Kontraktor Pelaksana harus menjamin keselamatan para pekerja sesuai dengan persyaratan yang
ditentukan dalam Peraturan Perburuhan atau persyaratan yang diwajibkan untuk semua bidang
pekerjaan berupa asuransi keselamatan (BPJS Ketenagakerjaan).
2. Kontraktor Pelaksana bertanggung jawab atas biaya, kerugian tuntutan ganti rugi (claim) yang
diakibatkan oleh adanya kecelakaan atau peristiwa meninggalnya seseorang dalam melaksanakan
pekerjaan pelaksanaan tersebut, bilamana hal itu disebabkan oleh kelalaian Kontraktor Pelaksana.
3. Kontraktor Pelaksana wajib memenuhi peraturan-peraturan hukum mengenai perawatan dan
tunjangan / ganti rugi bagi korban dan keluarganya.
4. Didalam lokasi harus tersedia kotak obat lengkap untuk Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan
(PPPK).
5. Papan dan patok papan info harus jelas untuk menjamin keselamatan para pekerja dan pengguna
gedung.
6. Pelaksanaan harus memperhatikan K3 dalam setiap pelaksanaan berupa pengecekan asuransi
keselamatan kerja dan kelengkapan alat kerja
PASAL 12
IJIN-IJIN
Pembuatan ijin-ijin yang diperlukan dan berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan, antara lain : ijin
pengambilan material, ijin pembuangan, ijin trayek dan pemakaian jalan, ijin penggunaan bangunan serta
ijin-ijin lain yang diperlukan sesuai dengan ketentuan/peraturan daerah setempat, harus cepat diselesaikan
dan tembusannya disampaikan kepada Konsultan Pengawas
Pasal 13
GANTI RUGI
Kontraktor bertanggung jawab atas segala ganti rugi, jika akibat kelalaian pelaksanaan pekerjaan yang
dilaksanakan oleh Kontraktor menimbulkan kerugian-kerugian kepada pihak lain. Tidak diadakan mata
pembayaran untuk ganti rugi tersebut, tetapi harus sudah termasuk dalam biaya yang diajukan di dalam
Dokumen Kontrak.
Pasal 14
PERSETUJUAN PEMBERI TUGAS/PENGAWAS LAPANGAN
Pasal 16
MATERIAL DAN BAHAN
Pasal 17
MOBILISASI DAN DEMOBILISASI
1. Dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah Kontraktor menerima surat penetapan pemenang, Kontraktor
harus memasukkan Rencana Prosedur Mobilisasi beserta Daftar Terinci Peralatan yang digunakan
kepada Pemberi Tugas/pengawas Lapangan.
2. Kontraktor harus menjamin dilaksanakannya mobilisasi diatas dalam waktu 10 (sepuluh) hari setelah
Pemberi Tugas/Pengawas Lapangan memberikan persetujuan dimulainya pekerjaan. Peralatan yang
diajukan tersebut harus sudah berada di lokasi pekerjaan sesuai dengan jadual kebutuhan alat dan
tidak boleh dipindahkan ke lokasi lain selama pekerjaan ini berlangsung.
3. Penyediaan lokasi penyimpanan/parkir peralatan di areal pekerjaan terlebih dahulu harus mendapat
persetujuan dari Pemberi Tugas/Pengawas Lapangan.
4. Kerusakan yang timbul pada bagian atau keseluruhan pada peralatan tersebut yang bisa mengganggu
pelaksanaan pekerjaan harus segera diperbaiki atau diganti.
1. Pembuatan direksi kit harus mengakomodir kepentingan dan segala aktifitas minimal dalam ruangan
yang terdiri dari :
a. Ruang Proyek Manager
b. Ruang Staff
c. Ruang Konsultan Pengawas(jika diperlukan).
Ruang-ruang tersebut dibuat dari beton rabat, dinding dari papan, dan penutup atap asbes.
2. Perlengkapan didireksi keet untuk memenuhi kebutuhan operasional kontraktor dan konsultan
pengawas termasuk pemberi kerja terdiri dari meubeler dan perlengkapan lainnya untuk menunjang
kelancaran pekerjaan.
3. Pembuatan Bangsal Kerja dan Bangunan Istirahat
a. Kontraktor Pelaksana harus membuat bangsal kerja dan bangunan untuk tempat istirahat bagi
pekerja, serta menempatkan Petugas Keamanan selama proyek.
b. Bangunan tersebut adalah milik Pemberi Pekerjaan, dan apabila pekerjaan telah selesai secepatnya
dibongkar dan dibawa diserahkan ke Pemberi Pekerjaan.
4. Kontraktor bertanggung jawab atas perawatan kantor dan perlengkapan kantor tersebut.
5. Kontraktor harus menyediakan kendaraan/mobil proyek untuk kebutuhan Pemberi pekerjaan dan
pengawas.
6. Setelah pekerjaan selesai seluruh kantor dan peralatannya harus dipindahkan dan Kontraktor
berkewajiban untuk membongkar, dengan biaya ditanggung Kontraktor.
PASAL 19
PEMASANGAN PAGAR SEMENTARA AREA PROYEK
1. Pagar proyek berfungsi untuk mengamankan proyek dari gangguan luar karena dapat memudahkan
dalam melakukan kontrol keamanan, selain itu pagar proyek juga berfungsi untuk menjaga
keselamatan masyarakat sekitar dari bahaya yang mungkin terjadi dalam aktifitas Perluasan dan
Renovasi gedung.
2. Pagar didirikan pada batas-batas yang mengelilingi tapak kegiatan dengan tinggi 2 meter
3. Pagar proyek terbuat dari seng gelombang BJLS 30, dipasang pada tiang rangka kayu kls II
4. Pada tempat-tempat yang ditentukan dibuat pintu masuk untuk kendaraan angkutan dan pintu masuk
orang, pintu terbuat dari rangka kayu.
5. Untuk penyelenggaraan keamanan proyek, Kontraktor Pelaksana harus menyediakan tenaga
keamanan sendiri yang mmenuhi kualifikasi yang diperlukan, dengan jumlah yang diperkirakan
mencukupi areal pekerjaan proyek.
Pasal 20
PEMBUATAN PAPAN PROYEK DAN RAMBU PENGAMAN
1. Sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai, Kontraktor harus membuat papan nama proyek dan rambu
pengaman pada areal kerja sesuai dengan petunjuk pengawas untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan.
2. Papan nama proyek terbuat dari bahan kualitas baik minimal kayu kelas II dan dapat digunakan
sampai selesai pelaksanaan pekerjaan serta mendapat persetujuan Pemberi pekerjaan
3. Rambu pengaman dari bahan yang kualitas baik dan harus cukup kuat dan tahan selama masa
pelaksanaan pekerjaan
4. Kontraktor diharuskan membuat papan nama proyek serta memeliharanya selama proyek berjalan,
minimal berisi kalimat sebagai berikut atau :
Pasal 21
DOKUMENTASI & PELAPORAN
Pasal 22
GAMBAR REALISASI PELAKSANAAN PEKERJAAN (AS BUILT DRAWING)
1. Pihak rekanan wajib membuatkan gambar realisasi pelaksanaan pekerjaan (as bulit drawing) pada saat
pekerjaan selesai 100 %.
2. Pihak rekanan yang belum menyerahkan gambar realisasi pelaksanaan pekerjaan (as built drawing)
tersebut di atas tidak dapat dibayarkan angsuran pembayaran terakhirnya.
2. Pemberi Tugas berhak menolak atau memerintahkan penggantian personil lapangan dari kontraktor
bila dianggap tidak cakap/tidak mampu melaksanakan tugas dan dapat mengganggu/menghambat
pelaksanaan pekerjaan.
3. Kepala Proyek harus dapat berdiri sendiri dan bertanggung jawab penuh demi kelancaran
pekerjaan dan dapat mengambil keputusan keputusan yang dianggap perlu dilapangan atas nama
kontraktor/pihak kedua.
Pasal 24
BAHAN DAN PERALATAN
1. Semua bahan dan peralatan yang digunakan untuk pekerjaan ini, harus yang disetujui oleh Pemberi
Tugas/Pengawas Pekerjaan.
2. Bahan-bahan yang ditolak oleh Pengawas pekerjaan karena tidak sesuai dengan contoh yang telah
disetujui, harus segera dikeluarkan dari lapangan pekerjaan, selambat-lambatnya dalam waktu 2 x 24
jam, bila Kontraktor tidak mengindahkan, maka bahan tersebut menjadi milik Pemberi Tugas.
3. Apabila bahan-bahan yang telah ditolak ternyata masih digunakan juga, maka
Pengawas/Pemberi Tugas berhak memerintahkan kepada Kontraktor untuk membongkarnya atau
oleh pengawas dikeluarkan dari lapangan dan segala kerugian akibatnya, sepenuhnya menjadi
tanggungan Kontraktor.
4. Apabila bahan/material yang telah ditolak ternyata masih digunakan juga, maka
Pengawas/Pemberi Tugas berhak memerintahkan kepada Kontraktor untuk membongkarnya atau
oleh Pengawas dikeluarkan dari lapangan dan segala kerugian akibatnya, sepenuhnya menjadi
tanggungan Kontraktor
5. Kontraktor harus menyediakan peralatan yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan ini sede-
mikian rupa sehingga pelaksanaan pekerjaan berjalan lancar, baik dan sesuai dengan rencana seperti
yang disyaratkan dalan RKS ini. Perubahan-perubahan struktural tidak dapat diperkenankan
karena ketidakmampuan peralatan yang disediakan Kontraktor, kecuali bila ada
persetujuan tertulis dari Pemberi Tugas/Pengawas.
6. Pengawas / Pemberi Tugas berhak memerintahkan Kontraktor untuk mengganti / menambah
peralatan yang disediakan Kontraktor bilamana dipandang bahwa peralatan tersebut tidak mampu
BAB II
Pasal 25
M A T E R I A L & PERSYARATANNYA
1. Material yang dipakai diutamakan produksi dalam negeri yang memenuhi persyaratan teknis ini .
2. Jika Kontraktor mengajukan bahan lain yang akan digunakan, ia harus memberikan keterangan
selengkap-lengkapnya dalam Dokumen Tender. Sedikitnya 2 (dua) minggu sebelum pemesanan
bahan. Hal yang harus diberitahukan pada Pengawas meliputi jenis, kualitas dan kuantitas bahan yang
dipesan.
3. Semua material yang digunakan harus dilakukan pengecekan/pemeriksaan oleh Konsultan pengawas
dan Pemberi pekerjaan sebelum dilakukan pengiriman kelokasi pekerjaan. Segala biaya yang muncul
menjadi beban pihak Pelaksana.
4. Dalam hal tidak diberikan spesifikasi khusus untuk barang-barang atau bahan-bahan yang harus
dipakai,maka dapat digunakan ASTM, AASHO, BRITISH STANDARD atau peraturan-peraturan
yang ada yang relevan.
5. Bila bahan-bahan atau barang-barang disyaratkan untuk memenuhi salah satu dari standard atau
peraturan di atas, maka bahan-bahan, barang-barang atau kemasannya harus mencantumkan merk
serta spesifikasinya dari sertifikat dagang yang terdaftar.
6. Kontraktor harus menyerahkan hasil test dari bahan-bahan yang dilaksanakan pemasok atau pabrik
sesuai dengan standard atau peraturan-peraturan yang relevan sebelum pekerjaan yang bersangkutan
mulai dikerjakan.
Pasal 26
PEKERJAAN BETON
Pasal 27
PEKERJAAN PASANGAN DINDING BATA/BATAKO
a. Semen
Semen yang digunakan harus mempunyai kualitas sama seperti semen untu pekerjaan beton.
b. Pasir
Pasir untuk pekerjaan pasangan harus memenuhi persyaratan seperti pasir untuk pekerjaan beton &
pondasi.
c. Air
Air yang digunakan untuk pekerjaan harus memenuhi persyaratan yaitu bersih dari kotoran yang dapat
mengurangi kualitas pasangan.
d. Adukan
Komposisi ; 1 PC : 4 Pasir digunakan untuk pasangan bata dan Komposisi ; 1 PC : 3 Pasir digunakan
khusus untuk Pasangan pada dinding kamar mandi ataupun daerah dengan tingkat kelembaban tinggi.
e. Batu Bata
Dinding Batu yang digunakan adalah batu bata ringan dan a bata merah produksi local ukuran nominal
dan mendapat persetujuan Konsultan Pengawas dan Pemberi pekerjaan. Batu bata harus utuh dan
baru, sisi batu bata harus mulus, tanpa retak-retak dan campuran kotoran.
f. Pekerjaan Dinding
Adukan kedap air 1 PC : 2 Pasir dilaksanakan untuk :
- Semua dinding bata merah mulai sloof sampai 20 cm diatas lantai
- Semua dinding luar dari lantai-lantai tingkat mulai sisi atas plat beton sampai 20 cm diatas lantai
jadi.
- Semua dinding toilet dan ruang cuci sampai setinggi 1,5 m di atas lantai jadi.
Adukan biasa 1 PC : 3 Pasir dilaksanakan untuk semua dinding bata yang lain yang tidak disebutkan
diatas
Pasal 28
PEKERJAAN PLESTERAN
a. B a h a n.
PC, Pasir dan air harus memenuhi persyaratan ayat 1,2 dan 3 dari butir 3.
b. Perbandingan Adukan.
Untuk semua dinding pasangan bata dengan adukan 1 PC : 3 pasir, harus diplester dengan adukan
plesteran 1 PC : 3 pasir untuk dinding pasangan bata trasram, harus diplester dengan adukan
plesteran 1 PC : 2 pasir.
c. Persiapan Permukaan Dinding Yang Akan Diplester.
Permukaan dinding bata harus diberi waktu cukup untuk mengering dan semua pipa, saluran-saluran
harus sudah terpasang pada tempatnya. Untuk mencegah mengeringnya plesteran sebelum waktunya,
permukaan yang telah disiapkan harus dibasahi.
d. Pelaksanaan.
Tebal plesteran rata-rata 1,5 cm, minimum 1 cm dan harus menghasilkan permukaan sesuai
persetujuan Direksi. Harus dipasang aduk-adukan patokan untuk mendapatkan permukaan yang rata.
Plesteran diratakan dengan menggunakan papan kayu yang lurus. Plesteran harus dijaga agar tetap
dalam keadaan lembab selama minimum 7 hari setelah dipasang. Pembasahan permukaan plesteran
harus segera dimulai pada saat plesteran mulai mengeras untuk mencegah terjadinya cacat-cacat pada
Pasal 29
PEKERJAAN GRANIT DAN KERAMIK
Pemasangan Granit dan Keramik
Lingkup pekerjaan granit dan keramik meliputi lantai bangunan termasuk tangga dan area pedestrian
atau sesuai dengan gambar disain. Granit dan keramik yang dipakai adalah kualitas terbaik. Granit yang
dipakai dengan menggunakan merk granito atau setara, dan Keramik yang dipakai dengan
menggunakan merk platinum atau setara termasuk slip step nosing. Keramik dan Granit yang
digunakan harus terlebih dahulu diperlihatkan kepada Pengawas/Pemberi pekerjaan untuk mendapat
persetujuan. Granit yang digunakan adalah ukuran 60x60 cm pada seluruh ruangan sesuai gambar
disain atau sesuai petunjuk Pengawas sedangkan keramik menggunakan ukuran 30x30 untuk lantai
kamar mandi dan 25x40 untuk dinding kamar mandi. Semua granit dan keramik yang dipasang harus
dalam keadaan baik, sama warna dan tidak cacat, keramik dan granit yang cacat akibat pemasangan
harus diganti. Mengenai merk dan Warna akan ditentukan kemudian oleh Pengawas Pekerjaan.
Adukan ;
- Adukan untuk ruang basah 1 PC : 2 Pasir dan untuk ruangan kering 1 PC : 3 Pasir, dengan
ketebalan 3 cm
- Untuk siar/nat digunakan semen khusus untuk ini dengan dicampur air.
Cara Pemasangan
- Pemasangan Granit, keramik dan slip step nosing sesuai dengan gambar disain. Granit, keramik dan
slip step nosing dipasang diatas adukan setengah kering dengan tebal adukan sesuai butir diatas.
Sambungan-sambungan (siar/nat) harus rata, lurus, untuk mendapatkan lantai jadi yang sempurna.
Segera setelah pemasangan keramik selesai lantai dibersihkan.
- Untuk area kamar mandi menggunakan waterproofing sebelum pemasangan keramik/granit untuk
menghindari ada rembesan air atau kebocoran khususnya pada lantai 2 bangunan.
Pasal 30
PEKERJAAN KARPET
1. Bahan
a. Material Karpet menggunakan Karpet dengan kualitas yang baik , menyangkut merk yang akan
digunakan agar terlebih dahulu mendapat persetujuan Pengawas
b. Warna dan motif karpet sesuai gambar desain namun dapat berubah sesuai permintaan pemberi
pekerjaan
2. Pemasangan Karpet
a. Sebelum pemasangan karpet terlebih dahulu dinding dibersihkan dari kotoran debu atau kotoran
lainnya sesuai dengan petunjuk Pengawas.
b. Pemasangan Karpet dilakukan pada Lantai Ruang Kepala dan Ruang Sekretaris, dipasang dengan
rapi tanpa ada spasi penyambungan dan gelembung dan sesuai dengan gambar rencana.
Warna/Motif akan ditentukan kemudian.
1. Bahan
a. Material wallpaper menggunakan wallpaper dengan kualitas yang baik , menyangkut merk yang akan
digunakan agar terlebih dahulu mendapat persetujuan Pengawas
b. Warna dan motif wallpaper sesuai gambar desain namun dapat berubah sesuai permintaan pemberi
pekerjaan
2. Pemasangan Wallpaper
a. Sebelum pemasangan wallpaper terlebih dahulu dinding dibersihkan dari kotoran debu atau kotoran
lainnya sesuai dengan petunjuk Pengawas.
b. Pemasangan wallpaper dilakukan pada Dinding Ruang Kepala dan Dinding Ruang Sekretaris,
dipasang dengan rapi tanpa ada goresan dan gelembung dan sesuai dengan gambar rencana.
Warna/Motif akan ditentukan kemudian.
Pasal 32
PEKERJAAN ALUMINIUM
1. Rangka Alumunium
a. Pekerjaan ini meliputi perhitungan, pengadaan dan pemasangan pada bagian-bagian bangunan
yang menggunakan konstruksi alumunium sebagai rangka, khususnya untuk bagian dinding
Partisi.
b. Kontraktor alumunium bertanggung jawab penuh atas terselenggaranya pekerjaan-pekerjaan
tersebut diatas dengan baik. Adapun yang akan terjadi dikemudian hari, pada bagian-bagian
tersebut, seperti :
Terjadinya lendutan daripada rangka alumunium sehingga menyebabkan pecahnya kaca.
Terjadinya kebocoran-kebocoran (angin dan air) sebagai akibat kelalaian dalam pekerjaan.
Kerusakan-kerusakan lainnya yang disebabkan oleh kesalahan system konstruksi yang
dipakai sehingga menyebabkan kerugian-kerugian dari pihak pemilik adalah menjadi
tanggung jawab Kontraktor alumunium.
c. Pekerjaan ini harus ditangani oleh tenaga yang ahli dalam bidang tersebut di atas.
d. Sebelum pekerjaan ini dimulai, Kontraktor Alumunium terlebih dahulu harus memberikan
gambar kerja dan shop drawing khusus untuk pekerjaan tersebut untuk mendapat persetujuan
dari Konsultan Pengawas dan Pemberi pekerjaan.
e. Pekerjaan yang ternyata dilaksanakan berdasarkan gambar-gambar yang belum/tidak disetujui
oleh Konsultan Pengawas dan Pemberi pekerjaan maka menjadi tanggung jawab Kontraktor
Alumunium. Untuk itu Konsultan Pengawas dan Pemberi pekerjaan berhak menolak dan
menginstruksikan kepada Kontraktor Alumunium untuk membongkar pekerjaan tersebut.
Semua kerugian yang diakibatkan oleh hal-hal diatas menjadi tanggung jawab Kontraktor
Pelaksana.
f. Untuk mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas dan Pemberi pekerjaan maka Kontraktor
Pelaksana harus mengajukan contoh-contoh (sample) untuk bahan-bahan yang akan
didatangkan dan dipakai berupa contoh-contoh jendela/pintu alumunium lengkap dengan
semua hardware, weather strip, angkur dan peralatan lainnya. Semuanya dalam keadaan telah
finish.
g. Pemotongan kaca dan kusen aluminium disesuaikan dengan gambar kerja DED
Pasal 33
PEKERJAAN PARTISI
a. Bahan Partisi.
Jenis bahan sebagai berikut akan digunakan untuk konstruksi dan jenis pekerjaan partisi seperti di
bawah ini:
Penggunaan: Jenis :
- Rangka partisi Canal C, hollow 4x4 dan 2x4
- Dinding partisi Gypsum tebal 9mm dan Multipleks 12mm dan 8mm
- Finishing Duco-Cat Spray, Lapis HPL, Cat.
Pasal 34
PEKERJAAN PINTU & DINDING KACA TEMPERED
1. Jenis kaca yang digunakan adalah kaca tempered untuk pintu dan kaca biasa dan untuk bagian dalam
partisi, sebagian diantaranya menggunakan kaca bening.
2. Semua kaca yang digunakan harus sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan, dan harus mendapat
persetujuan dari Pengawas/Pemberi pekerjaan.
3. Kaca harus dalam keadaan baru, tidak retak dan dipasang sesuai dengan gambar disain
4. Untuk pintu utama menggunakan kaca tempared bening kualitas terbaik tebal 10 mm atau sesuai
dengan gambar disain+ floor hinges dan fitting memakai merk dorma/dexon/setara. Pintu Kaca yang
dipakai sudah dipabrikasi termasuk lubang-lubangnya sudah terpabrikasi. Pemasangan pintu yang
memakai kaca tempared harus sesuai dengan gambar disain dan mendapat persetujuan Pengawas
pekerjaan.
5. Handle stainless menggunakan kualitas kelas I dengan panjang 75 – 100 cm terlebih dahulu
diperlihatkan kepada Pengawas/Pemberi pekerjaan sebelum pemasangan.
6. Untuk semua ukuran/dimensi dan bentuk pintu harus mengacu ke gambar disain baik menyangkut
warna maupun spesifikasi yang akan digunakan.
1. Pekerjaan ini meliputi pengadaan dan pemasangan konstruksi Alumunium sebagai rangka untuk semua
bagian antara lain kusen, pintu kamar mandi, jendela ruangan dan dinding kaca kecuali yang
bersentuhan langsung dengan area basah seperti kamar mandi atau tempat wudhu.
2. Untuk semua sekat ruangan menggunakan partisi kaca tebal 10 mm dengan ukuran sesuai dengan
gambar disain
3. Untuk pintu-pintu menggunakan kaca tempered tebal 10 mm + floor hinges dan fitting memakai merk
dorma/dexon/setara. Pintu Kaca yang dipakai sudah dipabrikasi termasuk lubang-lubangnya sudah
terpabrikasi. Pemasangan pintu yang memakai kaca + frame aluminium dengan kualitas terbaik dan
harus sesuai dengan gambar disain serta mendapat persetujuan Pengawas pekerjaan.
4. Jendela-jendela yang peruntukannya dalam interior menggunakan rangka aluminium dan disesuaikan
dengan gambar disain atau eksisting yang ada dan terlebih dahulu dikoordinasikan dengan pengawas
pekerjaan atau Pemberi pekerjaan.
5. Handle stainles menggunakan kualitas kelas 1 sesuai gambar terlebih dahulu diperlihatkan kepada
Pengawas/Pemberi pekerjaan sebelum pemasangan.
6. Untuk semua dinding kaca menggunakan kaca tempered + kusen aluminium tebal kaca 10 mm dengan
kualitas sama dengan pintu kaca dan sudah terpabrikasi dari segi dimensi dan siap pasang. Untuk
seluruh dinding kaca/partisi kaca, bahan/mutu yang digunakan harus kualitas baik serta mendapat
persetujuan dari Pengawas Pekerjaan.
7. Pada pekerjaan daun pintu menggunakan kayu multipleks dengan ketebalan sesuai pada gambar teknis
ataupun pada analisa pekerjaan pintu dan diberi lapisan HPL dengan kualitas kelas I, HPL yang
digunakan terlebih dahulu harus diperlihatkan sebelum dipesan untuk mendapat persetujuan dari
Pengawas/Pemberi pekerjaan
8. Handle stainles menggunakan kualitas kelas I sesuai dengan gambar disain dan terlebih dahulu
diperlihatkan kepada Pengawas/Pemberi pekerjaan sebelum pemasangan
9. Untuk semua ukuran/dimensi dan bentuk pintu harus mengacu ke gambar disain baik menyangkut
warna maupun spesifikasi yang akan digunakan.
10. Untuk Semua Kelengkapan Pintu dapat dilihat dan harus sesuai dengan yang tertera pada alnalisa per
item pekerjaan pintu yang dikerjakan
11. Pekerjaan ini harus ditangani oleh tenaga-tenaga yang ahli dalam bidang tersebut di atas.
12. Pekerjaan yang ternyata dilaksanakan berdasarkan gambar-gambar yang belum/tidak disetujui oleh
Perencana/Konsultan Pengawas menjadi tanggung jawab Kontraktor. Untuk itu berhak menolak dan
menginstruksikan kepada pihak pelaksana untuk membongkar pekerjaan tersebut. Semua kerugian yang
diakibatkan oleh hal-hal diatas menjadi tanggung jawab Kontraktor
13. Untuk mendapat Persetujuan Perencana/Konsultan Pengawas maka Pihak Pelaksana harus
mengajukan contoh-contoh (sample) untuk bahan-bahan yang akan didatangkan dan dipakai berupa
contoh-contoh jendela/pintu-pintu alumunium lengkap dengan semua hardware, weather strip, angkur
dan peralatan lainnya. Semuanya dalam keadaan telah finish.
Pasal 36
PEKERJAAN AKSESORIS PINTU DAN JENDELA
1. Semua asesoris pintu dan jendela harus kualitas baik dengan menggunakan merk dorma/dexon/setara
sesuai persetujuan Pengawas Pekerjaan sedangkan untuk kunci-kunci pintu dan handle jendela
menggunakan kualitas yang baik dan terlebih dahulu mendapat persetujuan Pengawas
pekerjaan/Pemberi pekerjaan. Kontraktor harus memperlihatkan contoh tiap asesoris pintu dan
jendela kepada Pengawas Pekerjaan sebelum melakukan pemesanan.
2. Sekrup-sekrup untuk pemasangan harus dari bahan yang cocok dengan asesoris pintu dan jendela.
Tidak diperkenankan untuk memasang mati sekrup-sekrup, cukup dengan membor lubang untuk
sekrup. Semua sekrup yang rusak pada waktu pemasangan harus diganti.
1. Semua item pekerjaan pabrikasi harus dilaksanakan setelah mendapat konfirmasi mengenai bentuk,
ukuran, dan spesifikasi dari pengawas/direksi. Kontraktor wajib memberitahukan lokasi workshop
dimana pekerjaan pabrikasi tersebut dilaksanakan.
2. Pekerjaan pabrikasi wajib dikerjakan atau ditangani oleh tenaga ahli atau spesialis dibidang pabrikasi
furniture dimana sebelumnya telah direkomendasikan kepada pihak pengawas dan mendapat
persetujuan untuk melaksanakan pekerjaan.
3. Pengawas/Direksi berhak menolak satu atau lebih dari barang yang telah atau sedang dalam proses
pabrikasi apabila dianggap tidak sesuai secara bentuk, ukuran, dan kualitas pekerjaan ataupun hal-hal
yang bersifat teknis dan estetis. Segala bentuk biaya dari pekerjaan yang ditolak menjadi tanggungan
kontraktor.
4. Segala biaya akibat dari penolakan barang sepenuhnya menjadi tanggungan kontraktor.
Pasal 38
PEKERJAAN PENGADAAN
1. Semua barang pengadaan harus mendapat persetujuan dari pengawas menyangkut no. Seri, spesifikasi,
bentuk, ukuran, dan jumlah yang dibutuhkan.
2. Pengawas berhak menolak barang yang diusulkan ataupun yang telah tiba dilokasi apabila tidak sesuai
dengan no. Seri, spesifikasi, bentuk, ukuran, ataupun hal-hal teknis dan estetis lainnya.
3. Segala biaya akibat dari penolakan barang sepenuhnya menjadi tanggungan kontraktor.
4. Pengawas/Direksi berhak menolak satu atau lebih dari barang yang telah atau sedang dalam proses
pabrikasi apabila dianggap tidak sesuai secara bentuk, ukuran, dan kualitas pekerjaan ataupun hal-hal
yang bersifat teknis dan estetis. Segala bentuk biaya dari pekerjaan yang ditolak menjadi tanggungan
kontraktor
Pasal 39
PEKERJAAN RAILING TANGGA
1. Relling tangga menggunaan besi Hollow 4/4 dan 2/4 Finished Deep Spray Cat, dengan kualitas baik
dan sesuai dengan gambar disain meliputi ukuran dan spesifikasinya dan terlebih dahulu diusulkan ke
Pemberi pekerjaan untuk mendapat persetujuan terlebih dahulu, menyangkut ukuran/dimensi, model
dan cara pemasangan harus mengacu ke gambar disain dan memenuhi spesifikasi yang ditentukan.
2. Untuk pemasangan relling tangga harus kuat dan kokoh, pada saat pemasangan tidak boleh merusak
bagian yang lain, dan jika terjadi kerusakan akibat pemasangan yang keliru, maka pihak Pelaksana
harus memperbaiki kembali atau melakukan finishing kembali seperti semula.
3. Semua pekerjaan relling besi tangga, penyambungannya dilakukan dengan pengelasan tetapi
permukaan bekas pengelasan harus dirapikan dan difinishing dengan baik terutama pada bagian sudut
atau terdapat bengkokan dan tidak diperkenankan ada bekas yang tidak licin atau ada goresan yang
menyebabkan relling tidak kelihatan bagus.
Pasal 40
PEKERJAAN PLAFOND
1. Rangka Plafond
Bahan;
Untuk rangka plafond gypsum menggunakan hollow ukuran 2x2cm dan 2x4cm dengan kualitas baik
sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan dalam kontrak.
3. Profil Plafond
Bahan;
Bahan yang digunakan adalah dari jenis Plywood dengan ketebalan 9 mm dengan rangka baja ringan.
Profil kemudian dilapis HPL dengan jenis yang telah ditetapkan sebelumnya dengan motif dan warna
sesuai dengan gambar 3D Perencanaan atau yang telah disutujui dengan pihak pemberi pekerjaan.
Profil plafond dilengkapi lampu LED dengan jenis dan warna yang sebelumnya disetujui dengan pihak
direksin/ pemberi pekerjaan.
Pasal 41
PEKERJAAN PENGECATAN
2. Jenis Bahan
- Cat interior menggunakan cat merk dulux/mowilex atau setara
3. Pemilihan Warna
Semua jenis warna yang dipakai akan ditentukan dan disetujui oleh Pengawas Pekerjaan.
4. Pekerjaan Awal
Cat Dinding Tembok
Plesteran harus diberi waktu yang cukup untuk mengering sebelum pengecatan dimulai. Semua
plesteran atau dasar semen yang cacat harus dibuang dan diperbaiki dahulu dengan plesteran yang
sejenis. Retak-retak kecil harus ditutup sedang retak besar harus dibongkar dan diisi kembali rata
permukaan sekitarnya. Sebelum permukaan diberi satu cat dasar (tahan alkali), semua kotoran pada
permukaan harus dibersihkan. Sebaiknya jangan menggunakan plamur setelah acian dilaksanakan.
Pengecatan (Finishing)
Pengecatan dilakukan pada partisi gypsum, multipleks dan tripleks, plafond gypsyum dan dinding
tembok dengan rata dan teratur sebanyak 3 kali atau sesuai dengan petunjuk Pengawas.
1. Bahan-Bahan Cat
a. Semua bahan cat yang dipakai pada pekerjaan harus dari jenis berkualitas baik dan didapatkan
hanya dari pemasok dan pembuat yang disetujui Direksi Pengawas (Ahli Teknik) dan sesuai
dengan standar yang diperuntukkan ready mixed paint
b. Semua bahan cat dan pelapis harus disimpan ditempat yang dingin dan kering, serta tidak
dicampur penyimpanannya dengan barang-barang lain
c. Semua pengecatan harus dilaksanakan secara ketat mengikuti petunjuk-petunjuk pabrik pembuat
A. Syarat Umum
1. Pekerjaan yang dimaksud disini adalah pekerjaan Pengadaan, Pemasangan (Instalasi) dan Pengujian
System secara keseluruhan sesuai dengan gambar dan Rencana Kerja dan Syarat-syarat sehingga dapat
bekerja dan berfungsi dengan baik.
Adapun pekerjaan yang dimaksud diatas adalah sebagai berikut:
Pekerjaan instalasi distribusi listrik Tegangan Rendah (220/380V) secara menyeluruh sehingga
instalasi berfungsi sesuai gambar rencana.
Pekerjaan Instalasi distribusi sistem Telepon berikut kelengkapannya dan penegembangan PABX
sistem utama sehigga kapasitas PABX terpenuhi.
Pekerjaan distribusi sistem Pengindera kebakaran (Addressable sesuai dengan sistem yagg sedang
berjalan) serta pengembangan sistem MCFA yang terpasang sehingga kapasitas terpenuhi.
Pekerjaan distribusi sistem Tata Suara berikut pengembangan kapasitas CRPS beserta
kelengkapannya.
Pekerjaan Instalasi LAN berikut kelengkapannya sehingga sistem tersebut daopat bekerja dengan baik
Pekerjaan pemasangan Rak Kabel sesuai gambar rencana.
Pemasangan sistem pembumian secara lengkap dan benar sesuai gambar perencanaan dan
persyaratan-persyaratan yang berlaku.
2. Syarat-syarat Umum merupakan bagian dari Persyaratan Teknis. Apabila ada beberapa klausul dari
Syarat-syarat Umum yang dituliskan dalam Persyaratan Teknis, berarti menuntut perhatian khusus
pada klausul-klausul tersebut dan bukan berarti menghilangkan klausul-klausul lainnya dari Syarat-
syarat Umum. Klausul-klausul dari Syarat-syarat Umum hanya dianggap tidak berlaku bila dinyatakan
secara tegas dalam Persyaratan Teknis.
3. Persyaratan Teknis dimaksudkan untuk menjelaskan dan menegaskan segala pekerjaan, bahan-bahan
dan peralatan-peralatan yang diperlukan untuk pemasangan, pengujian dan penyetelan (adjusting) dari
seluruh sistem, agar lengkap dan dapat bekerja dengan baik.
4. Persyaratan Teknis merupakan satu kesatuan dengan Gambar-Gambar Teknis yang menyertainya. Bila
ada suatu bagian pekerjaan yang hanya disebutkan di dalam salah satu dari kedua dokumen tersebut,
maka Kontraktor wajib melaksanakannya dengan baik dan lengkap.
5. Yang menjadi dasar utama sehingga suatu pekerjaan berhasil dalam mencapai target, mutu, waktu dan
biaya, maka pelaksana lapangan harus menguasai
Sistem pekerjaan secara menyeluruh.
Gambar kerja yang akan dilaksanakan.
Spesifikasi teknis yang telah ditentukan.
Standar dan peraturan yang berlaku.
Petunjuk dan ketentuan pemasangan yang dikeluarkan oleh pabrik pembuat, baik untuk peralatan
maupun material.
Koordinasi dengan pekerjaan terkait lainnya seperti struktur, arsitektur mekanikal dan elektrikal
sendiri.
6. Kontraktor harus menggunakan tenaga-tenaga yang ahli dalam bidangnya, agar dapat memberikan
jaminan hasil kerja yang baik dan rapi, yang memenuhi kriteria sebagai berikut :
Mengerti dan menguasai lingkup pekerjaan yang akan dikerjakan.
Mempunyai alat kerja yang memadai.
Mudah diberi pengarahan.
Dapat melakukan koordinasi dengan tenaga kerja lain.
Terampil.
Mempunyai sertifikat untuk tenaga kerja spesialis penyambungan kabel tegangan menengah.
33. Proteksi
a. Semua bahan dan peralatan sebelum dan sesudah pemasangan harus dilakukan proteksi yang baik
terhadap cuaca dan harus diusahakan agar selalu dalam keadaan bersih.
b. Semua ujung-ujung pipa konduit dan bagian-bagian peralatan yang tidak dihubungkan harus diberi
pelindung, disumbat, atau ditutup dengan baik untuk mencegah masuknya kotoran.
c. Menjadi tanggung jawab dan keharusan bagi kontraktor untuk melindungi peralatan-peralatan,
bahan-bahan baik yang sudah, maupun belum terpasang bila diperkirakan bisa rusak atau cacat
karena tidak dilakukan perlindungan yang benar adalah merupakan bagian instalasi yang tidak bisa
diterima (serah terima belum 100%)
d. Sebelum penyerahan, instalasi dibersihkan atau ditest dan di adjust kembali untuk membuktikan
bahwa peralatan dan bahan beroperasi dengan baik. Peralatan dan bahan yang rusak atau cacat
karena tidak dilakukan perlindungan yang benar adalah merupakan bagian instalasi yang tidak bisa
diterima (serah terima belum 100%).
34. Pengecatan
a. Semua peralatan dan bahan yang dicat, yang menjadi lecet karena pengangkutan / pengapalan atau
pemasangan harus segera diperbaiki dan dicat dengan warna aslinya sehingga nampak seperti baru
kembali.
b. Semua bagian-bagian pekerjaan yng menyangkut carbon steel atau seng yang di galvanis harus
dicat dasar dan cat finish.
c. Sebelum pengecatan dilakukan, bagian-bagian harus bebas dari grease, minyak dan segala kotoran
yang melekat.
d. Urut-urutan pengecatan adalah cat dasar anti karat (zincromate) dan cat finish terdiri atas 2 lapis
cat copolymer.
e. Untuk peralatan-peralatan yang cat pabriknya rusak/cacat dalam pengangkutan, penyimpanan dan
lain sebagainya harus dicat kembali sesuai aslinya atau sesuai dengan warna yang ditentukan Pihak
Owner.
f. Untuk jalur-jalur pipa, code warna disesuaikan dengan standart.
35. Sleeve, Peralatan Yang Tertanam di Dinding
a. Peralatan Bantu, Sleeve dan lain-lain yang diperlukan tertanam atau menembus concrete atau
tembok harus dipasang dan dilengkapi sesuai petunjuk dagang. Untuk itu ukuran, posisi yang
disiapkan untuk keperluan tersebut harus dikonsultasikan dengan Konsultan dan disertai gambar
detail.
b. Semua ducting atau pipa tembus dinding harus menggunakan sleeve dengan clearance 20 mm
(3/4”) jika duct atau pipa berisolasi, clearance tetap dibutuhkan 20 mm (3/4”) antara isolasi dan
sleeve. Sleeve yang menembus atap lantai.
c. Setelah pemasangan pipa atau duct clearance harus diisi dengan sealant tahan api.
1) Bertanggung jawab sepenuhnya terhadap semua peralatan dan material yang ada di site.
2) Memisahkan material yang mudah terbakar dengan material yang tidak mudah terbakar.
3) Menyediakan alat pemadam api ringan minimal 2 x 10 kg di Kit Konsultan dan Gudang
Penyimpanan.
40. Asuransi
Kontraktor harus mengasuransikan secara total semua peralatan dan material mulai dari pabrik
pembuatnya, pengiriman ke lapangan, selama di gudang penyimpanan, sampai peralatan tersebut
terpasang. Kontraktor juga harus mengasuransikan seluruh tenaga yang melaksanakan pekerjaan di
lapangan.
41. Penyimpangan di Lapangan
a. Pelaksanaan pekerjaan yang menyimpang dari rencana yang disesuaikan dengan kondisi lapangan,
harus mendapat persetujuan tertulis dahulu dari pihak Konsultan.
b. Kontraktor harus menyerahkan gambar setiap perubahan yang ada kepada pihak Konsultan.
c. Operation & Manual harus dibuat pada format kertas A-4 kecuali jika berupa gambar bisa ukuran
lain, mudah dibaca, susunan halaman dukumen harus konsisten terhadap urutan daftar isi.
Operation & Manual yang telah disetujui harus dijilid dengan ‘hard cover’ dengan kualitas warna,
tulisan dan tinta copy yang baik untuk disimpan dalam jangka panjang.
d. Untuk gambar terlaksana harus termasuk gambar gambar diagram. Gambar yang berukuran diatas
A-3 harus diserahkan dalam bentuk 3 (tiga) copy ukuran A-3 dan 1 (satu) set asli sesuai ukuran.
Untuk ukuran besar harus digulung didalam tabung gambar dan dilengkapi dengan label gambar.
e. Digital file sebanyak 2 copy pada Compact Disk, dokumen yang berupa foto lengkap dengan
negative film / digital file nya harus termasuk yang harus disertakan pada Operation & Manual.
B. Lingkup Pekerjaan
b. Persyaratan Khusus
1. Peraturan pemasangan
Pelaksanaan pekerjaan instalasi listrik pada dasarnya harus memenuhi hal-haI sebagai berikut :
Peraturan-peraturan yang tercantum dalam PUIL 1987
Peraturan-peraturan tambahan yang dikeluarkan oleh PLN Harus dilaksanakan oleh sub
Kontraktor atau tenaga instalatur yang memiliki surat izin pas dari PLN yang masih berlaku
Peraturan lainnya yang dikeluarkan oleh instansi yang berwenang (keselamatan kerja dan lain
sebagainya)
Pekerjaan instalasi listrik ini harus diserahkan kepada Kontraktor / Instalatur yang biasa
mengerjakan pemasangan instalasi listrik. Suatu daftar referensi pemasangan harus diajukan
kepada Konsultan Pengawas / Direksi.
2. Gambar-gambar
Gambar-gambar rencana dan spesifikasinya (persyaratan) ini merupakan suatu kesatuan yang
saling melengkapi sama mengikatnya.
Jika terjadi gambar dan spesifikasi bertentangan, maka spesifikasi yang mengikat.
Gambar-gambar instalasi menunjukkan secara umum tata Ietak dan peralatan instalasi,
sedang pemasangannya harus dikerjakan dengan memperhatikan kondisi dari proyek.
Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor harus menunjukkan gambar-gambar kerja (shop
3. Cara Pengerjaan
a. Titik Lampu
Setiap perletakan/sambungan instalasi listrik harus menggunakan Tee Doos dan
diisolasi(lasdop) yang rapi .
Setiap penempatan saklar/Stop Kontak harus menggunakan In Bow Doos.
Untuk tarikan kabel line/kabel lampu setiap jarak 50 cm harus menggunakan klem / TC.
Pipa (Conduit) dipakai PVC dengan mutu baik.
Lasdop, isolasiband dan in bow doos kualitas baik.
Bocht, socket, tulles dan klem-klem merek union.
Setiap perletakan/sambungan instalasi kabel mengikuti gambar denah.
b. Audio Speakers
Setiap perletakan/sambungan instalasi kabel audio mengikuti gambar denah.
Tinggi Sound System menyesuaikan tinggi plafond dari 0,00 lantai.
Perletakan komponen-komponen harus menggunakan waterpass, simetris/lot, rapi dan
kuat dalam pemasangannya
Untuk tarikan kabel line/kabel Sound System setiap jarak 50 cm harus menggunakan klem
/TC.
Pipa dipakai PVC dengan mutu baik ( Conduit Clipsal ).
c. CCTV ( Kamera Outdoor )
Setiap perletakan/sambungan instalasi kabel videomengikuti gambar denah.
Perletakannya harus berada di titik visualisasi sebagai area control.
d. Instalasi lainnya
Untuk instalasi lainnya agar dipasang pada jalur instalasi listrik, audio atau CCTV dengan
tetap memperhatikan kemudahan akses jalur instalasi dan maintenance kedepannya.
Setiap perletakan/sambungan instalasi harus m,engikuti gambar disain yang ada.
Instalasi lainnya agar dipasang dengan rapid an tertata untuk kemudahan identifikasi jalur
pada saat ada masalah dan maintenance.
Pasal 43
PEKERJAAN PLUMBING DAN SANITASI
Pasal 44
PEKERJAAN IPAL / BIOSEPTICTANK & GREASE TRAP
2. Pekerjaan lantai beton untuk Ipal harus dibuat kedap air, dengan menggunakan lapisan water proof
luar dan dalam.
3. Bagian Dasar lantai IPAL tidak boleh langsung di dudukan di lantai beton, harus terlebih dahulu di
beri pasir setinggi 20cm, baru kemudian IPAL/ BIOSeptictank di timbun setinggi 20cm dengan
pasir.
4. Kemudian pasir tersebut di tutup dengan lantai keramik.
Pasal 45
PENUTUP
1. Semua bahan/material harus diajukan terlebih dahulu oleh Kontraktor Pelaksana sebelum
dilaksanakan untuk mendapatkan persetujuan.
2. Bila ada hal-hal yang tidak tercantum dalam gambar dan RKS sehingga meragukan Kontraktor
Pelaksana untuk melaksanakan pekerjaan, maka Kontraktor Pelaksana harus menanyakan kepada
Konsultan Pengawas / Pemberi Pekerjaan segera untuk mendapatkan penjelasan dan keputusan.
3. Apabila terdapat perbedaan spesifikasi bahan/material, maka yang dipakai adalah spesifikasi bahan
material yang tinggi/terbaik menurut perencanaan. Oleh karena itu Kontraktor Pelaksana diharuskan
menginformasikan perbedaan ini kepada Konsultan Pengawas.
4. Sebelum penyerahan pertama, Kontraktor Pelaksana wajib meneliti semua bagian pekerjaan yang
belum sempurna dan harus diperbaiki, halaman di sekitar bangunan harus ditata rapi dan semua
barang yang tidak berguna harus disingkirkan dari pekerjaan.
5. Dalam pelaksanaan seluruh sistem harus berjalan dengan sebaik mungkin, kelalaian Kontraktor yang
mengakibatkan sistem tidak berjalan dengan baik sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor
Pelaksana
6. Semua sisa-sisa pekerjaan harus dikeluarkan dari lokasi pekerjaan dan tidak boleh ada kotoran yang
tersisa disekitar lokasi pekerjaan. Semua biaya angkutan pembuangan sisa-sisa pekerjaan menjadi
tanggungan Pelaksana
7. Syarat-syarat yang belum tercantum dalam RKS ini namum ada pelaksanaan pekerjaan yang berkaitan
dengan pekerjaan bangunan tersebut maka pihak pelaksana wajib mengerjakan sebagai
penyempurnaan bangunan tersebut atas petunjuk pengawas lapangan. Segala sesuatu yang belum
tercantum dalam syarat-syarat ini akan ditentukan kemudian sesuai dengan kebutuhan di lokasi
pekerjaan dan apabila terdapat pekerjaan yang harus dilaksanakan dan tidak terdapat dalam RAB,
maka pelaksana wajib melaporkan dan akan dibuatkan addendum kontrak.
Dibuat
CV. RUMAH KUTAI
WAHYULLAH BANDUNG,ST
Direktur