Anda di halaman 1dari 17

SUBSTANSI

HUKUM ISLAM
MATA KULIAH FILSAFAT HUKUM ISLAM
Prodi Hukum Tata Negara

OLEH : HERVIN YOKI PRADIKTA, M.H.I.


Makna Hakikat Sesuatu
Menurut Filsafat
Definisi hakiki atau esensial adalah pernyataan hakikat sesuatu,
yaitu suatu pengertian yang abstrak, hanya mengandung unsur-
unsur pokok yang diperlukan untuk memahami suatu golongan
tertentu dan untuk membedakannya dari golongan-golongan lain,
sehingga sifat-sifat golongan tersebut tidak termasuk dalam
hakikat sesuatu itu.

Definisi yang disebut dalam ilmu manthiq (logika) sebagai jami’


(memuat) dan mani’ (menolak) adalah definisi yang paling penting
dalam ilmu pengetahuan dan filsafat
Definisi, itu tersusun dari jenis yang terdekat (genus
proximum) dan perbedaan spesifik (differentia specifica)

Jenis (genus) ialah setiap pengertian yang menyatakan


hanya sebagian dari hakikat sesuatu. Artinya pengertian
tersebut belum menyatakan hakikat sesuatu itu seutuh-
utuhnya

Perbedaan spesifik (differentia specifica) ialah setiap


pengertian yang membedakan golongan (species) dari
jenis genusnya, misalnya “berakat budi”, membedakan
manusia (species) dari hewan (genus).
Pengertian Filsafat
Hukum Islam
Filsafat Hukum Islam terdiri dari tiga kata, yaitu :
Filsafat, Hukum dan Islam.
Filsafat hukum adalah pengetahuan tentang
pemikiran mendalam, sistematis, logis, dan radikal
tentang berbagai aturan yang berlaku dalam
kehidupan manusia, baik aturan bermasyarakat
maupun aturan bernegara.
Hukum adalah peraturan-peraturan tentang
perbuatan dan tingkat laku manusia dalam lalu
lintas hidup. Secara ringkat hukum berarti
ketetapan.
Adapun pengertian filsafat hukum Islam adalah
Kajian filosofis tentang hakikat hukum Islam, sumber
asal muasal hukum Islam, dan prinsip penetapannya,
serta manfaat hukum Islam bagiu kehidupan
masyarakat yang melaksanakannya.
Dengan demikian yang dimaksud dengan filsafat hukum
Islam adalah setiap kaidah, asas (mabda’), aturan-
aturan pengendalian masyarakat pemeluk agama
Islam.
Kaidah-kaidah itu dapat berupa Al-Qur’an, hadis,
pendapat sahabat dan tabi’in, ijam ulama, fatwa
lembaga keagamaan. Filsafat Hukum Islam diartikan
pula dengan istilah hikmah at-tasyri’.
Faktor yang menjadi
Ciri Filsafat Hukum
Islam
1. Wacana atau argumentasi,
Menandakan bahwa filsafat memiliki kegiatan
berupa pembicaraan yang menmgandalkan pada
pemikiran, rasio, tanpa verifikasi uji empiris,
(“perbincangan dengan menutup mata”)

Kebenaran filosofis tidak memerlukan pembuktian-


pembuktian atau tidak perlu didasari bukti
kebenaran, baik melalui eksperimentasi maupun
pencarian data lapangan.
2. Segala hal atau sekalian alam
Artinya semua materi pembicaraan filsafat adalah
segala hal, menyangkut keseluruhan yang bersifat
universal. Tidak ada yang tidak tersentuh oleh
pembicaraan filsafat.

Ada atau tidak ada permasalahannya, filsafat


merupakan bagian dari perbincangan. Hal itulah
yang membedakan antara filsafat dan ilmu
pengetahuan yang membicarakan lingkup tertentu.
Semua yang dikaji oleh ilmu pengetahuan dijamah
oleh filsafat karena inilah universalisme filsafat
3. Sistematis,
Artinya perbincangan mengenai segala sesuatu
dilakukan secara teratur mengikuti sistem yang
berlaku sehingga tahapan-tahapannya mudah
diikuti.

Dengan demikian, perbincangan tersebut tepat atau


tidak, dapat diikuti dan dikaji oleh orang lain,
meskipun pada akhirnya, hanya ada satu pengertian
mengenai sesuatu yang dimaksud.
4. Radikal,
Artinya sampai ke akar-akarnya, sampai pada
konsekuensinya yang terakhir.
Radiks artinya akar, yang juga disebut arche sebagai
ciri khas berfikir filosofis.
Perbedaannya dengan pengetahuan adalah adanya
asumsi sebagai titik tolak yang disebut sebagai
keyakinan filsafati (Philosophical belief).
5. Hakikat,
Merupakan istilah yang menjadi ciri khas filsafat.
Hakikat adalah pemahaman atau hal yang paling
mendasar.
Jadi, filsafat tidak hanya berbicara tentang wujud
atau materi, sebagaimana ilmu pengetahuan, tetapi
berbicara makna yang hakikat terdapat di
belakangnyua.

Dalam filsafat, hakikat tersebut sebagai akibat dari


berfikir radikal.
Berdasarkan 5 ciri berfikir filosofis tersebut, dapat
diambil pemahaman bahwa filsafat merupakan
kebebasan berfikir manusia terhadap segala sesuatu
tanpa batas, dengan mengacu pada hukum
keraguan atas segala hal.

Bahwa sekalian alam dan segala hal dapat dilihat


dari berbagai hal sudut, melalui kontemplasi
pemikiran yang sistematis, logis, dan radikal.
Segala hal yang dipikirkan oleh Filsuf
Berkaitan dengan hal-hal berikut :

1. Berhubungan dengan sesuatu yang bersifat metafisik yang tidak dapat dilihat

2. Berhubungan dengan alam semesta yang fisikal dan terbentuk oleh hukum perubahan

3. Segala sesuatu nyang rasional dan irasional

4. Semua yang bersifat natural dan supranatural

5. Berhubungan dengan akal, rasa, pikiran, intuisi, dan persepsi

6. Sehubungan dengan hakikat yang terbatas dan yang tidak terbatas

7. Berhubungan dengan teori pengetahuan pada semua keberadaan pengetahuan manusia yang
objektif maupun yang subjektif

8. Berhubungan dengan fungsi dan manfaat segala sesuatu yang didambakan manusia atau
dihindarinya

9. Berhubungan dengan kebenaran spekulatif yang bersifat rasional tanpa batas sehingga berlaku
pemahaman dialektis terhadap berbagai penemuan hasil pemikiran manusia. Tesis yang
menghasilkan antitetsis dan terciptanya sintesis
SEKIAN
DAN
TERIMA KASIH
Silahkan kerjakan tugas:

Buat video presentasi menggunakan materi diatas


“Substansi Hukum Islam”

Upload di youtube Anda…


setelah upload, silahkan kirimkan “link” video Youtube
nya ke E-learning mata Kuliah FHI pada kolom
“Penyerahan Tugas” pertemuan 2…
Trims

Anda mungkin juga menyukai