Anda di halaman 1dari 4

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI


KANTOR PENGAWASAN DAN PELAYANAN BEA DAN CUKAI
TIPE MADYA PABEAN C
Standar Operasional Prosedur
Pemeriksaan Fisik Barang Berdasarkan Pemberitahuan
Pabean (BC 2.0)
No. SOP: Tanggal Penetapan: Tanggal Revisi: Revisi Ke -
14/TMPC/2017 19 Juni 2017 -
1. Deskripsi
a. SOP ini menjelaskan pemeriksaan fisik atas barang impor berdasarkan
pemberitahuan pabean yang disampaikan oleh importir yang dimulai sejak
Pejabat Pemeriksa Fisik (PPF) menerima Instruksi Pemeriksaan (IP) beserta
packing list sampai dengan penyerahan dokumen Laporan Hasil
Pemeriksaan (LHP) dan lampirannya, serta pendukung pemeriksaan
barang lainnya (barang contoh dan/atau foto) kepada pelaksana di Seksi
Kepabeanan dan Cukai.
b. Pejabat Pemeriksa Fisik adalah Pejabat Bea dan Cukai yang berwenang
untuk melakukan Pemeriksaan Fisik dan ditunjuk secara langsung
melalui Aplikasi Pelayanan Kepabeanan atau oleh Pejabat Bea dan Cukai.
c. Pemeriksaan Fisik adalah kegiatan yang dilakukan oleh pejabat pemeriksa
fisik untuk mengetahui jumlah dan jenis barang impor yang diperiksa
guna keperluan pengklasifikasian dan penetapan nilai pabean.
d. Pemeriksaan fisik dilakukan berdasarkan tingkat pemeriksaan fisik yaitu;
1) 10% (sepuluh persen), untuk barang yang diimpor oleh importir dengan
tingkat risiko rendah; atau
2) 30% (tiga puluh persen), untuk barang yang diimpor oleh importir
dengan tingkat risiko menengah dan tinggi.
e. PPF dapat meningkatkan tingkat pemeriksaan menjadi pemeriksaan
mendalam dalam hal:
1) ditemukan jumlah dan/atau jenis barang tidak sesuai dengan
dokumen yang digunakan sebagai dasar pemeriksaan;
2) terdapat indikasi ketidaksesuaian jumlah dan/atau jenis barang
dengan dokumen yang digunakan sebagai dasar pemeriksaan
berdasarkan pada keahlian (proffesional judgement) Pejabat Bea dan
Cukai yang menangani analisis pemindaian Peti Kemas;
3) pemeriksaan Fisik karena jabatan;
4) terdapat informasi intelejen; dan/atau
5) barang impor dalam bentuk curah.
f. PPF menuangkan hasil Pemeriksaan Fisik dalam Laporan Hasil
Pemeriksaan (LHP). Dalam hal kantor pabean telah menerapkan
penyampaian PIB melalui PDE kepabeanan dan media penyimpan data,
PPF menuangkan LHP ke dalam Sistem Komputer Pelayanan (SKP).
g. Unit Pelaksana SOP ini adalah Seksi Pelayanan Kepabeanan dan Cukai
dan Dukungan Teknis.

2. Dasar Hukum
a. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan sebagaimana
telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2006.
b. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1995 tentang Cukai sebagaimana telah
diubah dengan Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2007.
c. Peraturan Menteri Keuangan nomor 139/PMK.04/2007 tentang
Pemeriksaan Pabean di Bidang Impor sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Menteri Keuangan nomor PMK-225/PMK.04/2015.
d. Peraturan Menteri Keuangan nomor PMK-228/PMK.04/2015 tentang
Pengeluaran Barang Impor Untuk Dipakai.
e. Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai nomor PER-12/BC/2016
tentang Pemeriksaan Fisik Barang Impor.
f. Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai nomor PER-16/BC/2016
tentang Petunjuk Pengeluaran Barang Impor Untuk Dipakai.

3. Ketertautan
SOP ini memiliki ketertautan dengan proses pelayanan impor di Lingkungan
Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean.

4. Pihak-Pihak yang Terlibat


a. Importir/kuasanya
b. Petugas Pemeriksa Fisik
c. Kepala Seksi Pelayanan Kepabeanan dan Cukai dan Dukungan Teknis
d. Pelaksana pada Seksi Pelayanan Kepabeanan dan Cukai dan Dukungan
Teknis

5. Persyaratan dan Perlengkapan


a. Adanya Instruksi Pemeriksaan dan dokumen pelengkap pabean lain:
b. Importir atau kuasanya menyiapkan barang untuk dilakukan pemeriksaan
fisik di tempat yang telah ditentukan sesuai dengan instruksi
pemeriksaan.

6. Keluaran (Output)
Laporan Hasil Pemeriksaan Barang

7. Jangka Waktu Penyelesaian


Jangka waktu Penyelesaian SOP ini adalah:
a. Pemeriksaan barang tergantung jumlah dan jenis barang yang diperiksa.
b. Pembuatan LHP dan Berita Acara sampai dengan penyerahan berkas
kepada pelaksana pada Seksi Pelayanan Kepabeanan dan Cukai dan
Dukungan Teknis : 60 Menit (jenis barang tidak melebihi 100 item) / 120
menit (waktu paling lama)

8. Perhatian
SOP ini bermanfaat bagi kinerja Seksi Pelayanan Kepabeanan dan Cukai dan
Dukungan Teknis, dalam memberikan pelayanan importasi bagi pengguna
jasa. Dalam hal SOP ini tidak terlaksana dengan baik, maka proses tersebut
menjadi terhambat.

9. Matriks RASCI
Pemeriksaan Fisik Barang Berdasarkan Importir/ Kepala Pejabat Pelaksana
Pemberitahuan Pabean (BC 2.0) kuasanya Seksi PKC Pemeriksa
Fisik
Penerimaan berkas pemeriksaan fisik dan R/A
S S
Penerbitan PKB dan IP
Penerimaan IP dan berkas pemeriksaan fisik R S
Pemeriksaan fisik barang di lokasi R R
Penerbitan LHP R/A
Penerbitan BA A R/A
Perekaman LHP dan upload foto R
Penyerahan LHP dan BA dan contoh barang
R S
(apabila ada)

10. Prosedur Kerja


a. Importir/kuasanya menerima pemberitahuan pemeriksaan fisik,
kemudian:
1) menyiapkan barang untuk dilakukan pemeriksaan fisik di tempat
pemeriksaan;
2) menyampaikan pemberitahuan kesiapan barang dan dokumen
pelengkap pabean kepada Kepala Seksi Pelayanan Kepabeanan dan
Cukai dan Dukungan Teknis .
b. Kepala Seksi Pelayanan Kepabeanan dan Cukai dan Dukungan Teknis
menerima pemberitahuan kesiapan barang, menginput PKB dan
menerbitkan Instruksi Pemeriksaan (IP) dan menugaskan kepada
Pelaksana untuk menyampaikan IP dan dokumen pelengkap pabean
kepada Pejabat Pemeriksa Fisik (PPF).
c. PPF menerima instruksi pemeriksaan dan dokumen pelengkap pabean
dari Pelaksana, kemudian menuju tempat pemeriksaan.
d. Importir/kuasanya mengeluarkan kemasan yang akan diperiksa di bawah
pengawasan PPF.
e. PPF melakukan hal sebagai berikut:
1) Meneliti jumlah, jenis dan uraian kemasan dalam packing list.
2) Menghitung jumlah dan jenis serta memeriksa nomor kemasan sebelum
dilakukan pemeriksaan jumlah dan jenis barang impor.
f. Importir/kuasanya membuka kemasan yang akan diperiksa dan
menyaksikan pemeriksaan fisik.
g. PPF melakukan hal sebagai berikut:
1) Memeriksa jumlah satuan barang dari setiap jenis barang yang
diperiksa; mencocokkan jenis barang dengan dokumen yang digunakan
sebagi pemeriksaan fisik; memeriksa data teknis atau spesifikasi
barang, dan kondisi barang setelah kemasan dibuka oleh
importir/kuasanya.
2) Membubuhkan paraf pada kemasan yang telah diperiksa, serta
membubuhkan tanda tangan pada contoh barang dan/atau foto barang
(jika ada).
3) Membuat Berita Acara Pemeriksaan fisik barang kemudian bersama-
sama importir/kuasanya menandatanganinya.
4) Membuat kesimpulan hasil pemeriksaan dan menuangkan dalam
Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP).
5) Melakukan perekaman LHP dalam Sistem Komputerisasi Pelayanan dan
menyerahkan BAP dan LHP dan/atau barang contoh/foto (jika ada)
kepada Pelaksana pada Seksi Kepabeanan dan Cukai.
h. Pelaksana pada Seksi Pelayanan Kepabeanan dan Cukai dan Dukungan
Teknis menerima BAP dan LHP beserta barang contoh dan/atau foto (jika
ada).
11. Bagan Alir (Flowchart)

Pemeriksaan Fisik Barang Berdasarkan Pemberitahuan Pabean

Kepala Seksi PKC dan Pejabat Pemeriksa Pelaksana Seksi PKC


Importir/Kuasanya
DT Fisik dan DT

Mulai

Menyiapkan barang Menerima IP dan


Input PKB dan
dan menyampaikan menuju tempat
menerbitkan IP
PKB pemeriksaan

Mengeluarkan Meneliti jumlah jenis


kemasan dibawah uraian kemasan
pengawasan PPF dalam packing list

Memeriksa barang,
paraf kemasan, tanda
Membuka kemasan
tangan Berita Acara
dan menyaksikan
dan Laporan Hasil
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan (LHP)
dan merekam LHP

BAP

Tanda Tangan

LHP

BAP

Rekam LHP dan


menyerahkan BAP, Menerima BAP dan
LHP dan barang LHP
contoh (bila ada)

Selesai

Disahkan oleh:
Sekretaris Direktorat Jenderal

ttd

Kushari Suprianto
NIP 19661002 199103 1 001

Anda mungkin juga menyukai