AKUNTANSI KEUANGAN 1
Disusun Oleh:
Dani Rahman Hakim, S.Pd, M.Pd
Iin Rosini, SE, M.Si, CSRS, CADE
AKUNTANSI KEUANGAN 1
Penulis :
Dani Rahman Hakim, S.Pd, M.Pd
Iin Rosini, SE, M.Si, CSRS, CADE
ISBN : 978-602-5867-14-9
Editor :
Husnul Khotimah, S.E., M.M.
Indah Pertiwi, S.Pd., M.Pd.
Penyunting :
Penerbit :
UNPAM PRESS
Redaksi :
JL. Surya Kencana No. 1
Pamulang – Tangerang Selatan
Telp. 021 7412566
Fax. 021 74709855
Email: unpampress@unpam.ac.id
M020-31102018-1
AKUNTANSI KEUANGAN 1
Iin Rosini, SE, M.Si, CSRS, CADE Dani Rahman Hakim, S.Pd, M.Pd
NIDN. 0422017703 NIDN. 0427069102
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
C. LATIHAN/TUGAS ............................................................................. 81
D. DAFTAR PUSTAKA .......................................................................... 83
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
PERTEMUAN 1
AKUNTANSI KEUANGAN DAN STANDAR AKUNTANSI
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari materi ini, mahasiswa mampu :
1. Memaknai karakteristik akuntansi keuangan
2. Mengidentifikasi perbedaan antara akuntansi keuangan dengan
akuntansi manajemen.
3. Mengimplementasikan urgensi standar akuntansi keuangan ke dalam
proses pembuatan laporan keuangan.
4. Mengidenfitikasi perbedaan antara masing-masing standar akuntansi
yang berlaku di Indonesia maupun dunia internasional.
5. Mengklasifikasikan perusahaan berdasarkan akuntabilitas publik
yang dimilikinya.
B. URAIAN MATERI
1.1. AKUNTANSI KEUANGAN DAN KARAKTERISTIKNYA
Apabila dikategorikan dari sisi penggunaan informasinya, akuntansi
dibagi menjadi 2, yaitu akuntansi manajemen dan akuntansi keuangan. Menurut
(Martani, 2016, p. 8), akuntansi keuangan adalah bidang akuntansi yang
membahas penyusunan laporan keuangan untuk pengguna eksternal. Adapun
akuntansi manajemen, adalah akuntansi yang berfokus pada tujuan internal
entitas.
Hal ini menunjukan bahwa akuntansi keuangan berkaitan dengan segala
bentuk proses pembuatan laporan keuangan untuk tujuan umum. Artinya,
orientasi utama dari akuntansi keuangan adalah pelaporan akuntansi kepada
pihak eksternal. Pihak eksternal dalam hal ini diantaranya investor, pemerintah,
perbankan, dan lain sebagainnya.
Atas dasar itu, akuntansi keuangan terikat dengan standar akuntansi.
Dimana, standar tersebut dibuat agar laporan keuangan yang dihasilkan dapat
dipahami oleh para pihak eksternal tersebut. Berbeda dengan akuntansi
manajemen yang lebih kepada pemberian informasi kepada pihak internal.
[1]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
[2]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
pemerintah, dan lainnya. Oleh karena itu, agar informasi dari laporan keuangan
tersebut dapat dipahami oleh semua pihak (pihak-pihak yang berkepentingan),
maka laporan keuangan yang dibuat oleh suatu perusahaan yang memiliki
akuntabilitas publik harus sesuai dengan standar akuntansi.
Setiap negara memiliki standar akuntansi masing-masing. Meskipun
berbeda-beda nama, namun acuan utama standar akuntansi yang ada di setiap
negara adalah International Financial Reporting Standard (IFRS). Dalam hal ini,
IFRS merupakan induk regulasi yang berkaitan dengan Prinsip Akuntansi
Berterima Umum (PABU).
Menurut (Kieso, 2015) tanpa standar keuangan, setiap perusahaan akan
membuat standar-standar mereke sendiri, dan pemakain laporan keuangan
harus dapat memahami praktek-praktek akuntansi serta pelaporan unik dari
setiap perusahaan. Sehingga, hampir tidak mungkin untuk membuat laporan
keuangan yang dapat diperbandingkan. Oleh karena itu, kebutuhan akan
standar akuntansi menjadi penting posisinya untuk memberikan kemudahan
bagi para pemakai informasi laporan keuangan dalam memahami suatu
informasi laporan keuangan dari perusahaan tertentu.
1.3.1. GENERALLY ACCEPTED ACCOUNTING PRINCIPLES (GAAP)
GAAP adalah prinsip akuntansi berterima umum (PABU). Prinsip ini
adalah standar akuntansi yang digunakan oleh setiap perusahaan agar laporan
keuangan yang dihasilkannya dapat menjadi suatu informasi yang dapat
dipergunakan oleh khalayak. PABU dikembangkan dan terus menerus dikaji
oleh Dewan Sandar Akuntansi Keuangan (DSAK). Baik itu DSAK tingkat
internasional, maupun nasional di masing-masing negara.
PABU atau GAAP selanjutnya menghasilkan produk standar akuntansi
yang namanya relatif berbeda-beda di setiap negara. Di Amerika, standar
akuntansi yang dihasilkan adalah US GAAP. Di tingkat internasional, standar
akuntansi yang dibuat dan sekarang ini menjadi acuan akuntansi di setiap
negara yaitu IFRS. Sejarahnya diterapkannya IFRS di seluruh negara berasal
dari konferensi negara G-20 pada tahun 2008.
IFRS disusun oleh Internasional Accounting Standard Boards (IASB).
IFRS mengalami perubahan demi perubahan, disesuaikan dengan kebutuhan
[3]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
zaman. Namun dasar-dasar aturan yang ada dalam IFRS harus dipergunakan
oleh seluruh negara. Atas alasan itu, Dewan Standar Akuntansi Keuangan
(DSAK) Indonesia menyusun Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK)
dan Intrepretasi Standar Akuntansi Kuangan (ISAK) dengan terus
menyesuaikannya dengan IFRS.
Tak heran jika PSAK sebagai standar akuntansi di Indonesia juga terus
mengalami perubahan. Dengan kata lain, DSAK secara terus menerus
melakukan proses penerjemahan IFRS ke dalam PSAK. Namun, apabila ada
sebagian aturan dalam IFRS yang tidak cocok atau tidak dapat diterapkan di
Indonesia sesuai dengan kondisi hukum bisnis yang ada, maka DSAK juga
berwenang memberi aturan pengecualian item-item dalam IFRS untuk tidak
diberlakukan.
[4]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
[5]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
[6]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
Masih banyak PSAK yang mengatur hal-hal lain dalam proses akuntansi.
Dalam hal ini, PSAK bisa saja dicabut ataupun diganti, tergantung dari
perkembangan yang ada. Oleh karena itu, seorang akuntan harus selalu
mengamati perkembangan-perkembangan terbaru dari PSAK.
Di samping itu, seorang akuntan juga harus bisa membaca maksud dari
setiap isi PSAK sesuai dengan konteks yang dihadapi hari ini. Misalnya, ketika
hendak membuat laporan arus kas, maka seorang akuntan harus
menyesuaikannya dengan PSAK nomor 2. Dengan demikian, acuan utama
seorang akuntan adalah PSAK.
1.3.4. INTERPRETASI STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (ISAK)
Sama seperti PSAK, ISAK juga disusun oleh DSAK IAI. ISAK juga
berlaku sama dengan PSAK. Dalam hal ini, ISAK merupakan aturan turunan
dari hal-hal yang membutuhkan keterangan atau petunjuk lebih lanjut dari
PSAK. Dapat dikatakan, ISAK adalah aturan tambahan untuk melengkapi
PSAK.
ISAK muncul berdasarkan perkembangan-perkembangan terbaru,
sehingga belum sempat diatur secara rinci dalam PSAK. Di samping itu, ISAK
juga muncul untuk memberikan keterangan yang jelas atas poin-poin dalam
PSAK. Biasanya, DSAK IAI sebelum menerbitkan ISAK, terlebih dahulu
membuat rancangan atau explosure draft ISAK tersebut, untuk disahkan
menjadi ISAK.
Beberapa contoh dari ISAK antara lain, ISAK 16 tentang Perjanjian
Konsesi Jasa. ISAK 17 tentang Laporan keuangan Interim dan Penurunan Nilai.
ISAK 31 tentang intrepretasi atas ruang lingkup PSAK 13 Properti Investasi.
ISAK 9 tentang perubahan atas liabilitas aktivitas purna operasi restorasi, dan
liabilitas. ISAK 10 tentang program loyalitas pelanggan, dan masih banyak yang
lainnya.
1.3.5. SAK ETAP
Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK
ETAP) adalah standar akuntansi yang digunakan oleh entitas yang tidak
memiliki akuntabilitas publik signifikan dalam menyusun laporan keuangan
untuk tujuan umum bagi pengguna eksternal. Maksud dari tidak memiliki
[7]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
akuntabilitas publik signifikan yaitu tidak atau belum terdaftar di Bursa Efek
Indonesia, dan entitas tersebut tidak atau belum memiliki aset untuk
sekelompok besar masyarakat.
Sementara maksud dari membuat laporan keuangan untuk tujuan umum
bagi pengguna eksternal yaitu apabila laporan keuangannya digunakan menjadi
informasi bagi investor, kreditur, dan publik. Ini berarti, pengguna SAK ETAP
adalah entitas bisnis yang ukurannya relatif kecil, dan milik perseorangan,
contohnya seperti Usaha Kecil Menengah (UKM), toko-toko berskala kecil,
koperasi simpan pinjam, dan lain sebagainnya.
(Martani, 2016, p. 17) memberikan penjelasan bahwa SAK ETAP lebih
sederhana. Penyederhanaan itu antara lain :
1. Tidak ada laporan laba rugi komprehensif. Pengaruh laba
komprehensif disajikan dalam laporan perubahan ekuitas atau
komponen ekuitas dalam laporan posisi keuangan.
2. Penilaian untuk aset tetap, aset tak berwujud, dan properti investasi
setelah tanggal perolehan hanya mengunakanharga perlehan, tidak
ada pilihan menggunakan nilai revaluasi atau nilai wajar.
3. Tidak ada pengakuan liabilitas dan aset pajak tangguhan, beban
pajak diakui sebesar jumlah pajak menurut ketentuan pajak.
1.3.6. STANDAR AKUNTANSI SYARIAH
Standar Akuntansi Keuangan Syariah (SAK Syariah) dipergunakan oleh
perusahaan atau entitas bisnis yang memiliki transaksi berbasis syariah.
Misalnya koperasi syariah, Baitul Mall wa Tamwil (BMT) Syariah, hingga
perbankan syariah. Transaksi syariah yang paling umum digunakan di
Indonesia adalah mudhorobah, murobahah, dan musyarokah.
SAK Syariah itu sendiri merupakan produk hukum standar yang dibuat
oleh DSAK Syariah. Untuk perbankan syariah, biasanya tetap menggunakan
PSAK untuk penyusunan laporan keuangannya. Hal ini dikarenakan laporan
keuangan yang disusunnya itu akan dipergunakan oleh pihak eksternal. Oleh
karena itu, perbankan syariah hanya menggunakan SAK Syariah dalam hal
mencatat transaksi-transaksi syariahnya saja.
[8]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
C. LATIHAN/TUGAS
1. Berilah argumentasi logis mengenai perbedaan antara akuntansi
manajemen dengan akuntansi keuangan.
2. Mengapa standar akuntansi penting bagi perusahaan?
3. Berikan argumentasi logis mengenai perbedaan antara perusahaan yang
memiliki akuntanbilitas publik, dengan perusahaan yang tidak memiliki
akuntabilitas publik.
4. Berikan 5 poin dalam PSAK serta 3 poin dalam ISAK yang anda ketahui.
5. Berikan penjelasan mengenai perbedaan antara PSAK dengan ISAK.
D. DAFTAR PUSTAKA
Kieso, E. D. (2015). Akuntansi Intermediate. Jakarta: Erlangga.
[9]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
PERTEMUAN 2
SISTEM INFORMASI AKUNTANSI
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari materi ini, mahasiswa mampu :
1. Memahami konsep dasar sistem informasi akuntansi.
2. Mengidentifikasi komponen-komponen dalam sistem informasi
akuntansi.
3. Membedakan konsep dasar akuntansi berbasis akrual dengan
akuntansi berbasis kas
4. Mengidentifikasi perbedaan-perbedaan antara sistem informasi
akuntansi terkomputerisasi dengan sistem informasi akuntansi
manual.
B. URAIAN MATERI
2.1. SISTEM INFORMASI AKUNTANSI
Sistem merupakan sekumpulan komponen yang berhubungan erat satu
sama lain serta berfungsi secara bersamaan untuk tujuan yang sama. Sebagai
contoh, sistem pernafasan manusia terdiri dari hidung, mulut, kerongkongan,
hingga paru-paru. Komponen-komponen ini bekerja bersama-sama untuk
tujuan bernafas. Begitu pula dengan sistem informasi akuntansi, berarti
merupakan suatu kumpulan komponen-komponen dalam akuntansi yang
bertujuan untuk memberikan informasi tertentu.
Dalam hal ini, informasi yang dihasilkan dari sistem informasi akuntansi
adalah terkait laporan keuangan. Menurut (Kieso, 2015) sistem informasi
akuntansi juga dapat dipahami sebagai pengumpulan dan pemrosesan data
transaksi serta penyebaran informasi keuangan kepada pihak-pihak yang
berkepentingan. Faktor yang mempengaruhi perbedaan sistem informasi
akuntansi adalah ukuran perusahaan, volume data yang ditangani, dan
kebutuhan akan informasi dari manajemen serta pihak-pihak lain.
[10]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
[11]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
[12]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
[13]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
KATEGORI SALDO
NAMA AKUN
AKUN NORMAL
CASH ON BANK DEBIT
PETTY CASH DEBIT
ACCOUNT RECEIVABLE DEBIT
ASET
MERCHANDISE INVENTORY DEBIT
BUILDING DEBIT
ACUMMULATED DEPRECIATION - BUILDING CREDIT
ACCOUNT PAYABLE CREDIT
LIABILITIES BANK LOAN CREDIT
DIVIDEND PAYABLE CREDIT
COMMON STOCK CREDIT
EQUITIES PREFEREN STOCK CREDIT
DIVIDEND DEBIT
SALES CREDIT
INCOME SALES DISCOUNT DEBIT
SALES RETURN DEBIT
PURCHASE DEBIT
EXPENSE PURCHASE DISCOUNT CREDIT
SALARIES EXPENSE DEBIT
[14]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
[15]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
[16]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
bukti transaksi dan penjurnalan, bukan dimulai dengan jurnal pembalik. Namun
menurut (Kieso, 2015), jurnal pembalik juga merupakan bagian dari siklus
akuntansi, lebih tepatnya berada pada langkah terakhir dalam siklus akuntansi
suatu perusahaan.
Setiap bagian dalam siklus akuntansi dapat memberikan informasi-
informasi yang diperlukan perusahaan. Misalnya dari jurnal umum, perusahaan
bisa mendapatkan informasi mengenai bagaimana posisi transaksi keuangan
perusahaannya. Begitupun halnya dengan bagian-bagian lainnya, memuat
informasi-informasi yang dapat diakses oleh berbagai pihak, baik itu pihak
manajemen, maupun auditor. Atas dasar itu, siklus akuntansi merupakan
bagian penting dari sistem informasi akuntansi suatu perusahaan. Terkait
materi dan penjelasan yang lebih lengkap mengenai siklus akuntansi, akan
dibahas dalam pertemuan selanjutnya.
[17]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
[18]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
[19]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
dicari penyebabnya dengan melihat kembali jurnal, buku bear, hingga daftar
saldo yang telah dibuatnya.
Selain itu, sistem informasi akuntansi manual juga cenderung tidak
memerlukan biaya pemeliharaan sistem yang mahal. Berbeda dengan sistem
informasi akuntansi terkomputerisasi yang tentu ada biaya pemeliharaan sistem
yang cukup mahal.
C. LATIHAN/TUGAS
1. Berikan penjelasan mengenai komponen-komponen dalam sistem
informasi akuntansi.
2. Jika saudara memiliki sebuah toko buku dengan total modal senilai
400.000.000, sistem informasi akuntansi yang seperti apakah yang akan
anda pilih, apakah sistem informasi akuntansi yang terkomputerisasi
ataukah manual?. Berikan rasionalisasi dari pemilihan sistem informasi
akuntansi tersebut.
3. Menurut saudara, seberapa pentingkah konsep penyandingan dan
persamaan dasar akuntansi dalam sistem informasi akuntansi?
4. Berikan penjelasan mengenai apa yang dimaksud dengan sistem
akuntansi berbasis akrual. Apa perbedaannya dengan sistem akuntansi
berbasis kas?
D. DAFTAR PUSTAKA
Kieso, E. D. (2015). Akuntansi Intermediate. Jakarta: Erlangga.
[20]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
PEREMUAN 3
SIKLUS AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari materi ini, mahasiswa mampu :
1. Memahami siklus akuntansi sebagai input, proses, dan output.
2. Menghafal 10 tahapan dalam siklus akuntansi.
3. Menyelesaikan siklus akuntansi dengan membuat ayat jurnal, buku
besar, daftar saldo, laporan keuangan, hingga jurnal penutup untuk
perusahaan dagang.
B. URAIAN MATERI
3.1. SIKLUS AKUNTANSI
Siklus akuntansi merupakan rangkaian proses akuntansi yang dimulai
dari pengumpulan bukti transaksi, penjurnalan, pembuatan daftar saldo,
pembuatan laporan keuangan, hingga menutupnya dengan jurnal penutup.
Menyelesaikan siklus akuntansi merupakan bagian terpenting dari sistem
informasi akuntansi. Hal ini karena laporan keuangan yang dihasilkan melalui
siklus akuntansi adalah informasi yang paling konkret dan absah untuk
mengetahui kondisi keuangan perusahaan secara umum.
Siklus akuntansi dapat dimaknai sebagai suatu sistem yang berisi input,
proses, dan output. Inputnya adalah transaksi-transaksi keuangan yang
dibuktikan dengan bukti transaksi yang absah. Adapun proses adalah tahapan
atau langkah-langkah pengolahan transaksi keuangan tersebut ke dalam jurnal,
buku besar, hingga daftar saldo. Sedangkan outputnya adalah laporan
keuangan yang terdiri dari laporan laba rugi, perubahan ekuitas, posisi
keuangan, dan arus kas.
Setiap tahapan dari siklus akuntansi juga merupakan bagian dari sistem
informasi akuntansi. Misalnya saja dari daftar saldo perusahaan, dapat terlihat
sepintas bagaimana kondisi penjualan dan pembelian perusahaan. Selanjutnya,
untuk dapat memahami secara rinci informasi-informasi apa saja yang
[21]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
[22]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
pembuatan laporan keuangan yang terdiri dari laporan laba rugi, perubahan
ekuitas, posisi keuangan, dan arus kas. Adapun jika berpedoman kepada
aturan yang dibuat oleh Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Teknisi Akuntansi
(TA) Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP), suatu siklus akuntansi dapat
diselesaikan dalam 3 proses yaitu entry jurnal, posting ke buku besar dan
neraca saldo, lalu pembuatan laporan keuangan.
3.1.2. TRANSAKSI
Tahapan awal yang dilakukan dalam siklus akuntansi adalah
menyiapkan bukti transaksi. Dalam konteks ini, transaksi yang dimaksud adalah
transaksi keuangan perusahaan yang timbul sebagai akibat dari aktivitas
perusahaan dalam mencari keuntungan. Sebagaimana tujuan umum suatu
perusahaan, tentu saja untuk mendapatkan keuntungan. Begitupun halnya
dengan entitas non profit oriented seperti misalnya organisasi nirlaba maupun
lembaga swadaya masyarakat, transaksi yang dimaksud dalam kaitannya
dengan akuntansi juga merupakan transaksi keuangan berupa pemasukan dan
pengeluaran untuk menjalankan aktivitas organisasinya.
Setiap transaksi yang akan diproses menjadi laporan keuangan haruslah
ada buktinya. Apabila tidak ada bukti transaksinya, maka transaksi tersebut
dianggap tidak sah, dan akan menjadi temuan yang serius apabila dilakukan
audit. Baik itu audit internal maupun eksternal perusahaan. Berkaitan dengan
hal ini, terdapat beberapa jenis bukti transaksi antara lain :
1. Faktur (Invoice)
Faktur adalah bukti transaksi yang digunakan untuk transaksi
pembelian dan penjualan. Oleh karena itu, faktur biasanya hanya
digunakan untuk akuntansi perusahaan dagang dalam mencatat
transaksi pembelian dan penjualan secara kredit. Namun demikian,
tidak sedikit pula perusahaan jasa yang menggunakan faktur sebagai
bukti transaksinya. Sebagian besar perusahaan jasa menggunakan
surat kontrak, kwitansi, serta nota sebagai bukti transaksinya.
Dilihat dari jenisnya, faktur dibedakan menjadi 2 yaitu faktur
pembelian dan faktur penjualan. Faktur pembelian adalah bukti
transaksi pembelian kredit (belum lunas)
[23]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
2. Nota Kontan
Nota kontan merupakan bukti transaksi baik itu penerimaan barang
maupun uangyang di dalamnya terdapat daftar yang merinci jenis
barang, jumlah, dan harga barang yang dibeli. Lazimnya nota kontan
digunakan untuk transaksi yang dilakukan secara tunai.
3. Bukti Penerimaan
Bukti penerimaan adalah dokumen yang menerangkan bahwa telah
dilakukan penerimaan atas barang tertentu. Barang tersebut dapat
berupa uang, maupun persediaan barang dagangan.
4. Memo
Memo adalah catatan yang berupa keterangan atas transaksi
tertentu. Dalam akuntansi perusahaan dagang, terdapat 2 jenis
memo, yaitu memorandum debit, dan memorandum kredit. Memo
debit biasanya dikeluarkan oleh pihak pembeli untuk meretur
(mengembalikan) barang yang telah dibelinya. Sedangkan memo
kredit, adalah memo yang dikeluarkan oleh pihak penjual, untuk
menarik kembali atau mengambil kembali barang yang telah
dijualnya.
5. Kwitansi
Kwitansi mirip seperti nota kontan. Perbedaannya, jika dalam nota
kontan terdapat perician mengenai jenis, jumlah, dan harga barang,
maka kwitansi hanya sebuah keterangan yang menyatakan sudah
terjadinya suatu pembayaran.
6. Rekening Koran
Rekening koran adalah laporan saldo kas yang dibuat oleh bank
untuk rekening perusahaan. Rekening koran juga merupakan salah
satu bukti transaksi yang penting bagi proses pencatatan akuntansi.
Rekening koran, biasanya digunakan untuk menyelaraskan saldo kas
dalam buku besar, dengan saldo kas yang dicatat oleh bank. Apabila
terdapat perbedaan antara saldo kas yang diterbitkan oleh bank
dengan saldo kas yang ada dalam buku besar, maka harus dilakukan
rekonsiliasi bank.
[24]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
[25]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
Akun-akun yang lazimnya dimuat dalam jurnal umum antara lain seperti
retur penjualan, retur pembelian, pembayaran dividen saham, pembelian
peralatan atau perlengkapan secara kredit, dan transaksi-transaksi lain yang
tidak dapat diakomodir dalam jurnal khusus.
3.1.3.2. JURNAL KHUSUS (SPECIAL JOURNALS)
Jurnal khusus adalah jurnal yang dibuat untuk menampung transaksi-
transaksi tertentu. Jurnal khusus yang biasa digunakan oleh perusahaan
dagang terdiri menjadi 4 jurnal yaitu, 1) Jurnal Pembelian (Purchase Journal),
2) Jurnal Penjualan (Sales Journal), 3) Jurnal Pengeluaran Kas (Cash Payment
Journal), dan 4) Jurnal Penerimaan Kas (Cash Recipt Journal).
Jurnal Pembelian digunakan hanya untuk mencatat transaksi pembelian
secara kredit. Apabila pembelianya dilakukan secara tunai, meskipun
merupakan transaksi pembelian, tetapi dicatat dalam transaksi pengeluaran
kas. Lalu, bagaimana apabila transaksinya kredit tetapi ada uang muka tunai?,
transaksi tersebut dapat dicatat dalam 2 jurnal, yaitu jurnal pengeluaran kas
dan jurnal pembelian. Uang muka, dicatat dalam jurnal pengeluaran kas,
sedangkan sisa hutangnya, dicatat dalam jurnal pembelian.
Perlu diingat bahwa jurnal pembelian hanya untuk mencatat pembelian
barang dagangan (merchandise inventory). Berarti, pembelian peralatan,
pembelian perlengkapan, dan pembelian-pembelian lain diluar barang
[26]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
dagangan tidak dicatat dalam jurnal pembelian. Adapun format jurnal khusus
pembelian adalah sebagai berikut :
Tabel 3.2. Format Jurnal Khusus Pembelian
Purchase Journal
Debit Credit
Date Description Ref Merchandise VAT Account
Purchase COGS
Inventory IN Payable
[27]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
Merchandise
Date
Purchase
Inventory
Ref
Account
Payable
Amount
Amount
Other
Other
Cash
[28]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
Jurnal khusus yang keempat, yaitu jurnal penerimaan kas. Jurnal ini
digunakan untuk mencatat seluruh transaksi yang menghasilkan atau
mendatangkan kas. Baik itu dari transaksi penjualan tunai, pembayaran
piutang, dan lain sebagainnya. Adapun format dasarnya adalah sebagai berikut:
Tabel 3.5. Format Jurnal Penerimaan Kas
CASH RECEIPT JOURNAL
Debit Credit
Description
Merchandise
Receivable
Purchase
Inventory
Account
Amount
Amount
COGS
Ref
Other
Sales
Other
Date
Cash
[29]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
[30]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
[31]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
[32]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
[33]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
[34]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
Laporan perubahan ekuitas bersumber dari laporan laba rugi dan daftar
saldo. Akun-akun dari daftar saldo yang perlu dimuat dalam laporan perubahan
ekuitas diantarannya yaitu, modal awal, modal tahun berjalan (apabila ada
penambahan modal), dividen, witdrawals, laba ditahan, dan lainnya.
Format dasar laporan perubahan ekuitas dimulai dengan mencantumkan
modal awal, ditambah dengan laba bersih / rugi bersih, dan dikurangi dengan
unsur yang mengurangi ekuitas (misal pembayaran dividen, atau prive jika
perusahaan milik perorangan).
Tabel 3.10 Contoh Laporan Perubahan Ekuitas
STATEMENT OF EQUITY CHANGES
For Month Ended on 31 Des 2017
RETAINED EARNING (1 JAN) 482,700,000
DIVIDEND (1,500,000)
481,200,000
NET PROFIT 7,325,000
RETAINED EARNING (31 DES) 488,525,000
Equity
Retained Earning 76,000,000
TOTAL LIABILITY & EQUITY 77,200,000
[35]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
[36]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
C. LATIHAN/TUGAS
1. Berikan gambaran secara umum mengenai tahapan-tahapan yang ada
dalam siklus akuntansi.
2. Berdasarkan transaksi-transaksi di bawah ini, selesaikanlah siklus
akuntansinya (dimulai dengan membuat jurnal khusus dan diakhiri
dengan membuat jurnal penutup).
1 Tuan Rizal menyetorkan aset-aset berupa Kas. 82.500.000, Kios
302.000.000, Kendaraan 92.000.000, dan peralatan 6.200.000 sebagai
modal awal usahanya.
1 Membeli bahan habis pakai 2.150.000
2 Membeli persediaan dari Ny Wita senilai 29.000.000 dibayar oleh kas
2.100.000, sisanya kredit dengan FOB titik tujuan 2/10, n/30
3 Menjual barang kepada Tuan Nunu senilai 8.200.000 dengan Ppn 7%,
BPP 6.300.000
4 Menjual barang secara kredit kepada Tuan Yanto 4.500.000 dengan FOB
titik tujuan, 1/10, n/30. Ppn 6%. BPP 3.200.000
4 Membayar ongkir penjualan sebesar 205.000.
5 Membayar premi asuransi untuk proteksi kebakaran selama 1 tahun ke
depan 1.800.000
7 Membeli persediaan dari Tuan Takur secara kredit senilai
10.800.000dengan FOB titik pengiriman dengan syarat 2/10, n/30
7 Membayar ongkos kirim pembelian 120.000
8 Menerima kas untuk penjualan tunai 2.100.000 dengan FOB titik
pengiriman dengan Ppn 4 %, BPP 1.700.000
8 Menjual barang dengan pembayaran kartu kredit Mastercard seharga
4.500.000, Ppn 6%, BPP 3.250.000
9 Membayar iklan untuk penayangan 1 tahun kedepan di koran radar
Tangsel 2.100.000
9 Menerima kas dari Tuan Agung 7.200.000 untuk penjualan seharga
14.000.000, sisanya kredit dengan syarat 2/10, n/30. BPP 11.500.000
10 Menjual secara tunai kepada Tuan Yongki 1.150.000 dengan BPP 800.000
11 Melunasi hutang kepada Ny Wita untuk mengambil diskon.
14 Mengeluarkan memorandum debit kepada Tuan Takur senilai 4.500.000
16 Menjual barang kepada Tuan Cuplis secara kredit senilai 7.000.000
dengan FOB titik pengiriman 2/10, n/30. BPP 5.200.000
16 Melunasi hutang kepada Tuan Takur untuk mengambil diskon.
19 Membeli persediaan secara kredit dari Tuan Gilang 32.000.000 dengan
FOB titik tujuan 1/10, n/30.
[37]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
D. DAFTAR PUSTAKA
Rudianto. (2012). Pengantar Akuntansi. Jakarta: Erlangga.
[38]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
PERTEMUAN 4
LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari materi ini, mahasiswa mampu :
1. Menganalisis unsur-unsur laporan laba rugi dan penghasilan
komprehensif lain.
2. Mengidentifikasi jenis-jenis transaksi yang menghasilkan penghasilan
komprehensif lain.
3. Membuat ayat jurnal untuk mencatat transaksi penghasilan
komprehensif lain.
4. Menghitung dan menentukan keuntungan atau kerugian revaluasi
aset
5. Membuat kertas kerja translasi valuta asing dan membuat jurnal
untuk mencatat OCI dari hasil translasi tersebut.
6. Membuat laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain dalam
bentuk tunggal dan ganda.
B. URAIAN MATERI
4.1. INCOME STATEMENT & OCI
Laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif (Income Statement and
Other Comprehensif Income) lain merupakan sebuah laporan yang
mencantumkan seluruh unsur laporan laba-rugi (Income Statement) dan
penghasilan komprehensif lain atau Other Comprehensif Income (OCI). Unsur
laporan laba-rugi adalah akun-akun pendapatan dan beban yang berkaitan
dengan aktivitas utama perusahaan. Sementara unsur OCI adalah keuntungan
dan kerugian yang muncul dari aktivitas sekunder perusahaan.
Laporan ini dapat mengukur keberhasilan kinerja perusahaan selama
periode tertentu Informasi tentang kinerja peusahaan serta digunakan untuk
menilai dan memprediksi jumlah dan waktu atas ketidakpastian arus kas masa
depan. Sebelum revisi PSAK 1 : Penyajian Laporan Keuangan diterbitkan,
laporan ini dikenaldengan laporan laba rugi komprehensif yang didalamnya
[39]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
[40]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
[41]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
[42]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
2016 lalu, tarif ini sempat diturunkan menjadi 3%. Dilakukannya revaluasi ast
akan berdampak pada pajak tangguhan (deffered tax).
Mekanisme revaluasi aset adalah dengan menggunakan jasa apraisal
atau penaksir aset yang tersertifikasi. Jasa apraisal tersebut selanjutnya melihat
kondisi aset yang akan direvaluasi, menghitungnya, mengukurnya, serta
memberikan nilai aset yang direvaluasi tersebut dengan nilai pasar. Misalnya,
nilai tanah yang dicatat perusahaan pada tahun 2014 adalah senilai
100.000.000. Lalu pada tahun 2016, dilakukan revaluasi aset sehingga nilai
tanah tersebut ditaksir seharga pasar yaitu 160.000.000. Ini berarti terdapat
keuntungan revaluasi sebesar 60.000.000.
Contoh pencatatan revaluasi aset : Pada tanggal 1 Januari 2017
perusahaan Jojon membeli gedung dengan biaya perolehan senilai
140.000.000 dengan masa manfaat 20 tahun, nilai sisa 30.000.000. Metode
biaya penyusutan tahunan adalah garis lurus. Selanjutnya pada tanggal 31
Desember 2017, perusahaan melakukan revaluasi aset yang pada saat itu
harga pasar untuk aset tersebut adalah senilai 180.000.000. Tarif pajak
revaluasi adalah 10%, maka perhitungannya adalah :
Biaya Perolehan 140.000.000
Biaya penyusutan 5.500.000
Nilai 134.500.000
Nilai Pasar 180.000.000
Nilai revaluasi (kenaikan/penurunan : 45.500.000
Pajak Tangguhan (revaluasi) 4.550.000
Apabila nilai pasar lebih besar daripada nilai buku, maka menunjukan
keuntungan revaluasi. Sebaliknya, jika nilai pasar lebih kecil daripada nilai
buku, maka ini adalah kerugian. Berdasarkan data di atas, maka persuahaan
perlu melakukan pencatatan sebagaimana berikut :
Building Dr. 45.500.000
Defferend Tax (revaluation) Cr. 4.550.000
Gain fromrevaluation asset Cr. 40.950.000
[43]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
[44]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
premi yang dibayarkan setiap bulannya, bisa bervariasi, tidak dalam jumlah
yang sama. Hal ini disebabkan oleh asumsi aktuaria perusahaan. Maksud dari
asumsi aktuaria adalah pertimbangan perusahaan untuk menentukan jumlah
iuran berdasarkan kondisi-kondisi tertentu, misalnya tingkat inflasi,
perkembangan bisnis, kondisi perekonomian, dan lain sebagainnya.
Ilustrasi iuran pasti : PT Cucun mendaftarkan karyawannya ke dalam
jamsostek dengan iuran pasti setiap bulan 200.000. Besaran dana yang akan
diberikan jamsostek kepada para karyawan PT Cucun akan bervariasi,
disesuaikan dengan tingkat keuntungan hasil investasi dana iuran serta
lamanya masa kerja karyawan.
Ilustrasi imbalan pasti : PT Cucun hendak memberikan dana pensiun
kepada karyawannya masing-masing sebesar 100.000.000 rupiah. Kemudian,
PT Cucun menyimpan dananya melalui iuran di suatu lembaga dana pensiun.
Iuran yang diberikan setiap bulan ataupun tahunnya berbeda-beda, disesuaikan
dengan asumsi aktuarial. Iuran yang disimpan di suatu lembaga dana pensiun
tersebut akan menghasilkan keuntungan karena adanya peningkatan nilai
waktu dari uang iuran. Keuntungan inilah, yang harus dicatat sebagai OCI.
Penjelasan lebih mendalam serta contoh pembuatan kertas kerja
imbalan pasti dan penjurnalannya akan dibahas dalam mata kuliah Akuntansi
Keuangan 2. Sebab, pembahasan imbalan kerja tergolong cukup kompleks dan
perlu dibahas dalam BAB atau pertemuan perkuliahan tersendiri.
4.1.2.3. PENJABARAN LAPORAN KEUANGAN ENTITAS ASING
Suatu perusahaan yang besar cenderung akan melakukan ekspansi
bisnis ke luar negeri. Seperti misalnya PT Gojek yang mulai membuka
bisnisnya di luar negeri. Contoh lainnya adalah perusahaan teknologi terbesar
di dunia, Google yang memiliki cabang atau anak perusahaan di hampir seluruh
belahan dunia.
Apabila suatu perusahaan memiliki anak perusahaan di luar negeri,
maka kemungkinan besar mata uang yang digunakan berbeda dengan
perusahaan induknya. Google misalnya, induk perusahaannya menggunakan
dollar, tetapi anak perusahaannya di Indonesia, yaitu Google Indonesia,
menggunakan rupiah, sehingga laporan keuangannya juga menggunakan
[45]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
[46]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
Informasi Tambahan :
1. Equipment diperoleh pada 18 Juni 2017
2. Beban-beban dan penjualan terjadi merata sepanjang tahun 2017.
3. Kurs USD terhadap Rp adalah :
Tanggal Kurs
1 Januari 2017 12,500
18 Juni 2017 13,000
31 Desember 2017 13,500
Rata-Rata 13,000
[47]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
[48]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
Sebaliknya, apabila kredit justru lebih besar daripada debit, maka dicatat
sebagai kerugian (loss).
4.1.2.4. INVESTASI TERSEDIA UNTUK DIJUAL
Investasi yang tersedia untuk dijual (Available to Sale) adalah investasi
dalam bentuk surat berharga atau sekuritas saham/obligasi yang dibeli untuk
dijual kembali di masa yang akan datang. Investasi ini merupakan salah satu
instrumen keuangan utama karena berbentuk investasi. Dalam hal ini,
instrumen keuangan dibagi menjadi 2 yaitu utama dan turunan. Instrumen
keuangan utama yaitu kas, piutang, investasi, dan utang.
Menurut (Alhalik, 2015), instrumen keuangan utama dapat dikategirikan
menjadi 4 yaitu, 1) Investasi yang akan dipegang hingga jatuh tempo (held to
maturity). 2) Investasi tersedia untuk dijual (Available for Sale – AFS), 3)
Investasi yang diperdagangkan (trading), dan 4) Pinjaman serta piutang.
Adapun yang menghasilkan OCI hanyalah AFS. Adapun instrumen keuangan
dari AFS itu dapat berupa sekuritas hutang dan ekuitas yang dalam hal ini
dapat berbentuk saham, obligasi, dan wesel.
Menurut (Warren, 2015), Investment AFS cukup mirip dengan Sekuritas
trading. Perbedaannya hanya dari segi pelaporannya saja. Keuntungan atau
kerugian dari Investment AFS dilaporkan dalam laporan perubahan ekuitas.
Sedangkan keuntungan atau kerugian dari sekuritas trading dilaporkan dalam
laporan laba rugi. Keuntungan atau kerugian yang dihasilkan dari sekuritas
tersedia untuk dijual berasal dari perubahan nilai wajar sekuritas tersebut. Akan
tetapi, keuntungan atau kerugian tersebut dicatat pada bagian ekuitas.
Selanjutnya apabila sekuritas tersebut dilepaskan, maka barulah dapat
direklasifikasi ke dalam laporan laba rugi.
Apabila biaya perolehan sekuritas lebih kecil daripada nilai wajar, maka
terjadi keuntungan. Mencatat keuntungan ini dilakukan dengan cara mendebet
akun Penyisihan Investasi Tersedia untuk Dijual (Valuation Allowance for
Available for Sale Investment) dan mengkredit akun Keuntungan atau Kerugian
Belum direalisasi Investasi Tersedia untuk Dijual (Unrealized gain on
Investment availaible to sale). Alasan mengapa akun yang digunakannya akun
[49]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
ini adalah karena memang keuntugan atau kerugian dari sekuritas tersebut
belum diterima nilai manfaatnya, ketika sudah dijual, barulah diterima.
Akun penyisihan investasi tersedia untuk dijual memiliki saldo normal
debit karena merupakan aset. Sementara akun keuntungan/kerugian belum
direalisasi investasi tersedia untuk dijual memiliki saldo normal kredit, tetapi
merupakan bagian dari kelompok akun ekuitas, bukan bagian dari kelompok
akun Income.
Sebagai contoh : Pada 1 Februari 2016, PT Kelapa Muda Indonesia
membeli 1.000 lembar surat obligasi PT Indofood dari lantai bursa. Nilai
nominal obligasi 40.000 dengan kurs 110%, bunga obligasi 12% per-tahun dan
dibayarkan setiap tanggal 1 Februari.Pada saat pembelian obligasi, PT Kelapa
Muda dikenakan biaya administrasi senilai 230.000.
Pada saat pembelian (1 Februari 2016)
Investment – AFS Dr. 44.230.000
Cash Cr. 44.230.000
Perhitungan Investment – AFS (40.000.000 x 110/100 = 44.000.000 +
230.000 = 44.230.000)
Pada saat penerimaan bunga (1 Februari 2017)
Cash Dr. 4.800.000
Interest Revenue Dr. 4.800.000
Perhitungan Pendapatan Bunga (40.000.000 x 12/100 = 4.800.000)
Apabila diasumsikan bahwa nilai wajar Investment – AFS pada 31 Desember
2017 adalah 48.000.000 maka perusahaan perlu membuat ayat jurnal:
Pada saat mencatat penyesuaian nilai wajar dengan nilai buku (31
Desember 2017)
Valuation Allowance for Dr. 3.720.000
Available for Sale
Investment
Unrealized gain Cr. 3.720.000
on Investment
availaible to sale
[50]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
[51]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
SALES 1,100,000,000
(226,500,000)
[52]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
(15,000,000)
19,000,000
ATRIBUTABLE FOR :
117,500,000
[53]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
contoh yang sama, apabila laporan laba rugi dan OCI dibuat menjadi format
bentuk ganda, maka akan menjadi seperti berikut ini :
Tabel 4.4. Bagian Pertama Income Statement & OCI Format Ganda
INCOME STATEMENT & OTHER COMPREHENSIVE INCOME
at 31 DECEMBER 2017
INCOME STATEMENT
SALES 1,100,000,000
(226,500,000)
(15,000,000)
98,500,000
[54]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
Tabel 4.5. Bagian Kedua Income Statement & OCI Format Ganda
OTHER COMPREHENSIVE INCOME
19,000,000
117,500,000
ATRIBUTABLE FOR :
117,500,000
C. LATIHAN/TUGAS
1. Berikan argumentasi logis mengenai perbedaan antara Income dengan
Gain, serta Expense dengan Loss?
2. Berikan penjelasan logis mengenai apa yang dimaksud dengan
komponen OCI yang akan direklasifikasi ke laporan laba rugi dan tidak
akan direklasifikasi ke laporan laba rugi? Sebutkan juga contohnya!
3. Pada tanggal 1 Januari 2017 perusahaan Jojon membeli gedung dengan
biaya perolehan senilai 140.000.000 dengan masa manfaat 20 tahun,
nilai sisa 30.000.000. Metode biaya penyusutan tahunan adalah garis
lurus. Selanjutnya pada tanggal 31 Desember 2017, perusahaan
melakukan revaluasi aset yang pada saat itu harga pasar untuk aset
[55]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
D. DAFTAR PUSTAKA
Alhalik. (2015). PSAK Terkini Berbasis IFRS Terkait OCI vs SAK ETAP.
Jakarta: Ikatan Akuntan Indonesia Wilayah Jakarta.
[56]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
PERTEMUAN 5
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS DAN POSISI KEUANGAN
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari materi ini, mahasiswa mampu :
1. Menghayati pentingnya pembuatan laporan perubahan ekuitas dan
laporan posisi keuangan dalam suatu proses akuntansi.
2. Mengidentifikasi perbedaan antara laporan perubahan ekuitas bagi
perusahaan perseorangan dengan perseroan.
3. Membuat laporan perubahan ekuitas dengan benar berdasarkan
informasi dari laporan laba rugi.
4. Membuat laporan posisi keuangan dengan benar berdasarkan
informasi dari daftar saldo dan laporan perubahan ekuitas.
B. URAIAN MATERI
5.1. LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
5.1.1. DEFINISI
Laporan posisi ekuitas adalah daftar yang memuat nilai akun Laba
Bersih dikurangi nilai akun-akun kontra ekuitas. Hasil pengurangannya
kemudian ditambahkan dengan akun ekuitas. Dalam hal ini, terdapat
perbedaan akun antara perusahaan milik perseorangan dengan perusahaan
perseroan. Apabila perusahaannya milik perseorangan, maka akun ekuitasnya
adalah Modal pemilik atau owner’s equity. Sedangkan apabila perusahaannya
adalah milik perseroan maka ekuitasnya adalah modal saham dan laba ditahan.
Oleh karena itu, biasanya laporan perubahan ekuitas untuk perusahaan
perseoran dengan modal saham itu dibagi menjadi 2 yaitu laporan laba ditahan
dan laporan ekuitas pemegang saham.
Begitupun halnya dengan akun kontra ekuitasnya, terdapat perbedaan
antara perusahaan perseorangan dengan perseroan. Dalam perusahaan
perseorangan, akun kontra ekuitasnya adalah prive (withdrawals) yang
merupakan pengambilan pribadi pemilik perusahaan. Sementara di perusahaan
[57]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
perseroan, akun kontra ekuitasnya adalah dividen sebagai nilai yang dibagikan
kepada para pemegang saham.
Dividen yang dibagikan kepada para pemegang saham, berasal dari laba
ditahan. Dividen tersebut dapat berupa dividen tunai dan dividen saham.
Dividen tunai adalah uang tunai, sedangkan dividen saham dapat berbentuk
saham biasa (common stock) dan saham preferen (preferen stock).
5.1.2. KEGUNAAN
Kegunaan utama dari laporan perubahan ekuitas adalah untuk
mengetahui sebesar apa laba bersih berkontribusi terhadap modal. Di samping
itu, laporan perubahan ekuitas juga dapat menjadi informasi untuk mengetahui
berapa laba bersih dimuat menjadi laba ditahan dan diatribusikan kepada para
pemilik saham.
Melalui laporan perubahan ekuitas, dapat diketahui bagaimana efektifitas
kinerja perusahaan dalam menghasilkan aset netto selama satu periode.
Dengan demikian, laporan perubahan ekuitas dapat digunakan oleh pihak
eksternal, diantaranya kreditur dan investor untuk menilai bagaimana kondisi
perusahaan dalam keperluan penanaman modal.
5.1.3. KOMPONEN LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
Komponen laporan perubahan ekuitas adalah akun-akun yang termasuk
pada ekuitas dan laba bersih dari laporan laba rugi. Akun yang ada pada
ekuitas perusahaan yang sudah memiliki akuntabilitas publik biasanya terdiri
dari : 1) Common Stock, 2) Treasury Stock, 3) Retained Earning, dan 4)
Dividend. Sedangkan bagi entitas perorangan, akun-akun yang termasuk
ekuitas biasanya terdiri dari : 1) Owner’s Capital, dan 2) Withdrawals.
Laporan perubahan ekuitas berkaitan erat dengan modal. Adapun modal
itu sendiri yaitu kontribusi pemilik pada suatu perusahaan sekaligus
menjunjukan hak pemilik atas perusahaan tersebut (Rudianto, 2012). Dengan
demikian, laporan perubahan ekuitas merupakan daftar yang memuat informasi
mengenai perubahan modal perusahaan selama satu periode akuntansi.
Perubahan tersebut, berasal dari modal awal periode ditambah laba bersih dan
dikurangi akun-akun kontra ekuitas seperti pembayaran dividen ataupun juga
witdrawals.
[58]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
Perusahaan perseroan :
5.1.4.1. LAPORAN LABA DITAHAN
Laporan laba ditahan adalah laporan yang dibuat untuk
mengakumulasikan nilai laba ditahan pada peride awal dengan laba bersih
sehingga akan muncul laba ditahan akhir atau laba ditahan periode 31
Desember. Apabila ada pembagian dividen, maka pemagian dividen tersebut
menjadi akun pengurang yang muncul pada laporan ini. Berikut contoh
formatnya.
Tabel 5.2. Contoh Laporan Laba Ditahan
PT MAKMUR
LAPORAN LABA DITAHAN
Untuk Bulan yang Berakhir 31 Desember 2017
[59]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
Dari contoh PT Makmur di atas, sebetulnya bisa saja tidak dibuat laporan
laba ditahan. Oleh karena itu, akuntan dapat menyusun secara langsung
laporan perubahan ekuitas dengan cara mencantumkan pembayaran dividen
sebagian akun pengurang laba bersih di laporan perubahan ekuitas. Apabila
demikian, maka contoh formatnya dapat disatukan seperti berikut ini :
Tabel 5.3. Contoh Laporan Perubahan Ekuitas dengan Saham
PT MAKMUR
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
Untuk Bulan yang Berakhir 31 Desember 2017
[60]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
LAPORAN LAPORAN
LAPORAN LAPORAN
PERUBAHAN POSISI
LABA RUGI ARUS KAS
EKUITAS KEUANGAN
[61]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
[62]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
lancar itu besar, tetapi jika rasio perputaran persediaan dan piutangnya relatif
sedikit, maka likuiditas perusahaan dalam kondisi yang kurang baik.
Adapun penilaian solvabilitas, berkaitan dengan kemampuan
perusahaan dalam membayar liabilitasnya. Informasi dari laporan posisi
keuangan untuk solvabilitas dapat diketahui dari besarnya liabilitas dan
besarnya kas yang dimiliki. Semakin besar liabilitas, maka solvabilitasnya
semakin kurang baik.
Sementara berkaitan dengan fleksibilitas keuangan perusahaan,
berkaitan dengan kemampuan perusahaan dalam menghadapi ketidakpastian
kondisi perekonomian serta mengambil peluang-peluang investasi yang
tersedia. Informasi dari laporan posisi keuangan yang dapat digunakan untuk
mengetahui fleksibilitas perusahaan adalah dari besarnya kas dan aset lancar
yang dimiliki.
5.2.3. KOMPONEN LAPORAN POSISI KEUANGAN
Komponen laporan posisi keuangan adalah Persamaan Dasar Akuntansi
sebagaimana berikut :
[63]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
ASSETS : LIABILITIES :
EMPLOYEE RECEIVABLE EQUITIES :
MARKETABLE SECURITIES COMMON STOCK
LAND TREASURY STOCK
EQUIPMENT RETAINED EARNING
ACCUMULATED DEPRECIATION-EQUIPMENT DIVIDEND
VEHICLE
ACCUMULATED DEPRECIATION-VEHICLE
[64]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
Bentuk scontro dibuat sisi kiri dan kanan. Sisi kiri seringkali disebut
sebagai aktiva, dan sisi kanan passiva. Format scontro biasanya dipilih apabila
informasi yang laporan posisi keuangan hanya untuk 1 periode. Sebab, apabila
laporan posisi keuangannya memuat nilai akun untuk lebih dari 1 periode, maka
biasanya menggunakan format stafel. Adapun format laporan posisi keuangan
bentuk stafel dapat dilihat sebagaimana berikut :
Tabel 5.6. Contoh Laporan Posisi Keuangan Bentuk Stafel
PT DUDUNG
STATEMENT OF FINANCIAL POSITION
ASSETS :
CASH 63,103,000
SUPPLIES 1,910,000
MERCHENDISE INVENTORY 13,586,000
ACCOUNT RECEIVABLE 6,800,000
PREPAID INSURANCE 1,695,000
PREPAID ADVERTISING 2,005,000
BUILDING 301,975,000
VEHICLE 91,955,000
EQUIPMENT 6,120,000
TOTAL ASSETS 489,149,000
[65]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
C. SOAL/LATIHAN
1. Berikan argumentasi mengenai perbedaan antara laporan perubahan
ekuitas pemegang saham dengan laporan laba ditahan.
2. Berdasarkan informasi-informasi di bawah ini, buatlah laporan
perubahan ekuitasnya :
[66]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
PT DUDUNG
BALANCE SHEET
KAS 63,103,000
BAHAN HABIS PAKAI 1,910,000
PERSEDIAAN 13,586,000
PIUTANG DAGANG 6,800,000
PREMI ASURANSI DDM 1,695,000
IKLAN DIBAYAR DIMUKA 2,005,000
KIOS 301,975,000
KENDARAAN 91,955,000
PERALATAN 6,120,000
HUTANG DAGANG
HUTANG PPN 624,000
EKUITAS 482,700,000
PRIVE 1,500,000
PENJUALAN 48,350,000
DISKON PENJUALAN 140,000
BEBAN POKOK PENJUALAN 38,000,000
ONGKIR PENJUALAN 205,000
BEBAN GAJI 1,700,000
BEBAN LISTRIK 270,000
BEBAN KARTU KREDIT 120,000
BEBAN PENY KIOS 25,000
BEBAN PENY KENDARAAN 45,000
BEBAN PENY PERALATAN 80,000
BEBAN BAHAN HABIS PAKAI 240,000
BEBAN ASURANSI 105,000
BEBAN IKLAN 95,000
531,674,000 531,674,000
[67]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
PT DUDUNG
INCOME STATEMENT
PENJUALAN 48,350,000
DISKON PENJUALAN 140,000
48,210,000
BEBAN POKOK PENJUALAN 38,000,000
10,210,000
BEBAN-BEBAN
ONGKIR PENJUALAN 205,000
BEBAN GAJI 1,700,000
BEBAN LISTRIK 270,000
BEBAN KARTU KREDIT 120,000
BEBAN PENY KIOS 25,000
BEBAN PENY KENDARAAN 45,000
BEBAN PENY PERALATAN 80,000
BEBAN BAHAN HABIS PAKAI 240,000
BEBAN ASURANSI 105,000
BEBAN IKLAN 95,000
2,885,000
LABA BERSIH 7,325,000
3. Carilah laporan posisi keuangan yang dimiliki oleh PT Waskita Karya, PT
Jasa Marga, dan PT Adhi Jaya. Berdasarkan laporan posisi keuangan
ketiganya, tentukanlah perusahaan mana yang ukuran perusahaannya
lebih besar.
4. Berdasarkan informasi-informasi di bawah ini, buatlah laporan posisi
keuangannya :
PT DUDUNG
STATEMENT OF EQUITY'S CHANGES
RETAINED EARNING COMMON STOCK
SALDO AWAL 266,100,000
LABA BERSIH 565,000
SALDO 31 DESEMBER 565,000 266,100,000
[68]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
PT DUDUNG
BALANCE SHEET
CASH 91,350,000
SUPPLIES 1,900,000
PREPAID RENT 11,000,000
MERCHANDISE INVENTORY 43,210,000
ACCOUNT RECEIVABLE 1,750,000
EQUIPMENT 16,905,000
VEHICLE 111,870,000
ACCOUNT PAYABLE 10,000,000
VAT OUT 1,320,000
COMMON STOCK 266,100,000
SALES 22,450,000
ADVERTISING EXPENSE 110,000
COST OF GOODS SOLD 18,550,000
ELECTRICITY EXPENSE 180,000
WATER EXPENSE 220,000
SALARIES EXPENSE 1,400,000
RENT EXPENSE 1,000,000
DEPRECIATION EXPENSE - VEHICLE 130,000
DEPRECIATION EXPENSE - EQUIPMENT 95,000
SUPPLIES EXPENSE 200,000
299,870,000 299,870,000
D. DAFTAR PUSTAKA
Kieso, E. D. (2015). Akuntansi Intermediate. Jakarta: Erlangga.
[69]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
PERTEMUAN 6
LAPORAN ARUS KAS
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari materi ini, mahasiswa mampu :
1. Menghayati urgensi laporan arus kas.
2. Mengidentifikasi akun-akun yang termasuk padaaktivitas operasi,
investasi, dan pendanaan.
3. Mengidentifikasi kegiatan investasi dan pendanaan pos non kas.
4. Membuat laporan arus kas dengan metode langsung dan tidak
langsung.
5. Melakukan analisis rasio keuangan dari informasi yang tersedia
dalam laporan arus kas
B. URAIAN MATERI
6.1. LAPORAN ARUS KAS
Laporan Arus Kas (Statement of Cash Flows) adalah sebuah daftar yang
menunjukan informasi mengenai arus kas masuk dan arus kas keluar suatu
perusahaan dalam satu periode. Arus kas masuk dan keluar yang ditampilkan
dalam laporan arus kas terdiri menjadi 3 yaitu arus kas dari aktivitas operasi,
investasi, dan pendanaan.Perusahaan yang sehat secara finansial, cenderung
memilki arus kas masuk dari aktivitas operasi dan investasi yang jauh lebih
besar ketimbang dari aktivitas pendanaan.
Suatu perusahaan yang dalam laporan posisi keuangannya memiliki kas
yang besar, belum tentu memiliki rasio keuangan yang baik. Artinya, belum
tentu kas yang didapatkan tersebut berasal dari aktivitas operasionalnya. Bisa
saja kas yang didapatkan justru dari kegiatan pendanaan (hutang) atau juga
bisa saja dari aktivitas investasi yang telah ditanamkannya di tahun-tahun
sebelumnya.
Padahal, suatu perusahaan yang dianggap memiliki rasio keuangan
yang baik salah satunya adalah perusahaan yang memiliki rasio profitabilitas
yang baik. Dimana, rasio profitabilitas tersebut ditentukan dari seberapa besar
[70]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
[71]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
dapat makin berkembang di masa yang akan datang. Tujuan utama laporan
arus kas adalah untuk menyediakan informasi mengenai penerimaan dan
pembayaran kas perusahaan dalam satu periode. Sebagai upaya mewujudkan
tujuan ini laporan arus kas melaporkan 1) Kas yang mempengaruhi operasi
selama satu periode, 2) transaksi investasi, 3) transaksi pembiayaan, dan 4)
Kenaikan atau penurunan bersih kas selama satu periode.(Kieso, 2015)
Adapun menurut Menurut (Warren, 2015), tujuan dibuatnya laporan arus
kas adalah untuk menyediakan informasi mengenai kemampuan perusahaan
untuk:
1. Menghasilkan kas dari kegiatan operasi
2. Mempertahankan dan meningkatkan kapasitas operasi
3. Memenuhi kewajiban keuangan
4. Membayar dividen
Sedangkan menurut (Martani, 2016, p. 147)tujuan utama laporan arus
kas adalah untuk menyajikan informasi tentang perubahan arus kas dan setara
kas entitas selama satu periode yang diklasifikasikan berdasarkan aktivitas
operasi, investasi, dan pendanaan. Informasi ini selanjutnya akan berguna
untuk investor, kreditur, dan pengguna lain laporan keuangan yang bertujuan
sebagai berikut:
1. Mengevaluasi kemampuan entitas dalam menghasilkan kas dan setara
kas, waktu dan kepastian dalam menghasilkannya.
2. Mengevaluasi struktur keuangan entitas (termasuk likuiditas, solvabilitas
serta kemampuannya dalam memenuhi kewajiban dan membayar
dividen.
3. Memahami pos yang menjadi selisih antara laba rugi periode berjalan
dengan arus kas neto dari kegiatan operasi (akrual). Analisis perbedaan
ini seringkali dapat membantu dalam mengevaluasi kualitas laba entitas.
4. Membandingkan kinerja operasi antar entitas yang berbeda, karena arus
kas neto dari laporan arus kas tidak dipengaruhi oleh perbedaaan pilihan
metode akuntansi dan pertimbangan manajemen, tidak seperti basis
akrual yang digunakan dalam menentukan laba rugi entitas.
[72]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
[73]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
Akun yang ditampilkan pada tabel diatas tentu belum memuat semua
akun yang terdapat dalam transaksi. Terutama akun-akun yang tidak berkaitan
langsung dengan kas atau pos non kas. Namun yang perlu dipahami betul
mana akun yang menghasilkan atau mengeluarkan kas secara langsung, dan
mana yang tidak secara langsung berkaitan dengan kas.
6.1.2.FORMAT DASAR LAPORAN ARUS KAS
Laporan arus kas yang disusun dengan benar akan menghasilkan
kesamaan selisih antara pengurangan/penjumlahan saldo kas awal dengan
saldo akhir dengan penjumlahan arus kas dari aktivitas operasi, aktivitas
investasi, dan aktivitas pendanaan. Adapun format dasar laporan arus kas
adalah sebagai berikut :
Tabel 6.2. Format Dasar Laporan Arus Kas
Arus Kas dari aktivitas operasi Rp……
Arus kas dari aktivitas investasi Rp……
Arus kas dari aktivitas pendanaan Rp……
Kenaikan atau penurunan arus kas neto Rp……
Saldo awal kas Rp……
Saldo akhir kas Rp……
[74]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
[75]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
[76]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
juga terhapuskan. Atas dasar itu, aktivitas seperti ini memiliki pengaruh tidak
langsung sehingga harus dilaporkan dalam bagian terpisah dari arus kas, yaitu
di bagian paling bawah laporan arus kas.
6.2. MENYUSUN LAPORAN ARUS KAS
Laporan arus kas hanya bisa dibuat apabila telah ada laporan laba rugi
tahun berjalan dan laporan posisi keuangan pada awal tahun, dan akhir tahun.
Hal ini penting agar saldo awal dan saldo akhir tahun perusahaan diketahui.
Saldo awal dan akhir itulah yang digunakan sebagai bahan utama pembuatan
laporan arus kas. Dalam konteks ini, laporan mengenai arus kas masuk dan
kas keluar dari ketiga aktivitas perusahaan yaitu operasi, pendanaan, dan
investasi.
Namun, apabila perusahaan baru memulai usahannya, maka laporan
arus kas tetap dapat dibuat karena pada awal periode (1 Januari) tidak ada
laporan keuangan yang tersedia. Dengan demikian, pembuatan laporan arus
kas hanya dilakukan dengan melihat informasi laporan laba rugi dan laporan
posisi keuangan pada 1 periode saja (31 Desember). Adapun saldo kas awal,
dianggap masih nol.
Dalam membuat laporan arus kas, hal yang perlu benar-benar
diperhatikan adalah mengidentifikasikan akun-akun serta pos-pos yang
termasuk dalam aktivitas operasi, pendanaan, dan investasi. Jika salah
mengidentifikasi, maka laporan arus kas yang dibuat akan tidak sesuai dengan
yang seharusnya.
Sebagai contoh, berikut adalah laporan laba rugi dan laporan posisi
keuangan suatu perusahaan :
Contoh 1 :
LAPORAN LABA RUGI
PENJUALAN BERSIH 500.000.000
BEBAN POKOK PENJUALAN 275.000.000
BEBAN LAIN-LAIN 60.000.000
BEBAN PENYUSUTAN ASET TETAP 15.000.000
350.000.000
LABA SEBELUM PAJAK 150.000.000
PAJAK 25.000.000
LABA BERSIH 125.000.000
[77]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
[78]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
[79]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
[80]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
Berarti nilai rasionya adalah 1,32 : 1. Nilai ini menunjukan bahwa seluruh
liabilitas lancar dapat dibayar oleh arus kas masuk dari aktivitas operasi.
Dengan demikian, perusahaan masih aman apabila meningkatkan jumlah
hutang lancarnya.
Sedangkan untuk mengukur fleksibilitas keuangan, dapat dilakukan
dengan menghitung rasio Cash debt coverage ratio. Rasio ini menunjukan
sejauh mana kemampuan perusahaan dalam membayar kembali liabilitasnya
dengan kas bersih dari aktivitas operasi tanpa harus melikuidasi aset yang
dipakai dalam operasi. Adapun rumus perhitungannya adalah :
[81]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
[82]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
C. SOAL/LATIHAN
1. Berikan penjelasan logis apa yang harus dilakukan perusahaan apabila
arus kasnya negatif? Jelaskan juga apakah perusahaan yang arus
kasnya negatif berarti kondisi finansialnya sedang buruk?
2. Berikan contoh pihak mana saja yang memerlukan informasi dari laporan
arus kas? Jelaskan juga untuk apa pihak-pihak tersebut mengakses
informasi dari laporan arus kas.
3. Buatlah laporan arus kas dengan menggunakan 1) metode langsung,
dan 2) metode tidak langsung dari laporan laba rugi dan laporan posisi
keuangan berikut ini :
COMPARATIVE STATEMENT OF FINANCIAL POSITION
ASSETS 2015 2016 incrase/decrase
CASH 97,900,000 142,350,000 44,450,000
ACCOUNT RECEIVABLE 104,300,000 97,300,000 (7,000,000)
MERCHANDISE INVENTORY 159,900,000 167,200,000 7,300,000
PREPAID EXPENSE 7,860,000 8,240,000 380,000
LONG TERM INVESTMENT 86,700,000 37,700,000 (49,000,000)
LAND 92,000,000 77,000,000 (15,000,000)
BUILDING 262,000,000 377,000,000 115,000,000
ACCUMULATED DEPRECIATION - BUILDING (56,300,000) (69,300,000) (13,000,000)
EQUIPMENT 430,300,000 430,300,000 -
ACCUMULATED DEPRECIATION - EQUIPMENT (136,000,000) (146,500,000) (10,500,000)
PATENT 67,000,000 60,000,000 (7,000,000)
TOTAL ASSETS 1,115,660,000 1,181,290,000 65,630,000
LIABILITIES AND EQUITIES
ACCOUNT PAYABLE 50,700,000 47,500,000 (3,200,000)
ACCRUED EXPENSE 17,500,000 17,000,000 (500,000)
INCOME TAXES PAYABLE 11,400,000 10,900,000 (500,000)
DIVIDEND PAYABLE 12,000,000 16,000,000 4,000,000
MORTGAGE PAYABLE 42,000,000 42,000,000
BONDS PAYABLE 252,000,000 152,000,000 (100,000,000)
COMMON STOCK 377,000,000 452,000,000 75,000,000
COMMON STOCK PREMIUM 43,250,000 68,250,000 25,000,000
RETAINED EARNING 351,810,000 375,640,000 23,830,000
TOTAL LIABILITIES AND EQUITIES 1,115,660,000 1,181,290,000
[83]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
INCOME STATEMENT
Untuk Bulan yang Berakhir 31 Desember 2016
SALES 1,100,000,000
COST OF GOODS SOLD 710,000,000
GROSS PROFIT 390,000,000
OPERATING EXPENSE :
DEPRECIATION EXPENSE - BUILDING (13,000,000)
DEPRECIATION EXPENSE - EQUIPMENT (10,500,000)
PATENT AMORTIZATION (7,000,000)
OTHER OPERATING EXPENSE (196,000,000)
(226,500,000)
PROFIT FROM OPERATING 163,500,000
GAIN FROM SELLING ASSET 11,000,000
D. DAFTAR PUSTAKA
Kieso, E. D. (2015). Akuntansi Intermediate. Jakarta: Erlangga.
[84]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
PERTEMUAN 7
PENGENDALIAN INTERNAL DAN AKUNTANSI KAS
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari materi ini, mahasiswa mampu :
1. Menghayati urgensi pengendalian internal bagi perusahaan.
2. Mengidentifikasi jenis-jenis pengendalian internal kas.
3. Membuat jurnal pembentukan dan transaksi kas kecil.
4. Membuat catatan rekonsiliasi bank.
5. Membuat jurnal penyesuaian dari catatan rekonsiliasi bank
B. URAIAN MATERI
7.1. PENGENDALIAN INTERNAL
Pengendalian internal menurut Committee of Sponsoring Organizations
of the Treadway Commission yaitu standar yang digunakan perusahaan dalam
mendesain, menganalisis, dan mengevaluasi pengendalian internal.
Sederhananya, pengendalian internal adalah upaya-upaya yang dilakukan oleh
perusahaan untuk melakukan mengamankan serta melindungi aset yang
dimiliki perusahaan dari berbagai kemungkinan kecurangan (fraud).
Terdapat 3 tujuan pengendalian internal yaitu, 1) Melindungi aset, 2)
Memberikan informasi yang akurat, dan 3) Meningkatkan ketaatan terhadap
hukum. Kecurangan yang paling rawan, dilakukan oleh karyawan perusahaan
itu sendiri (employee fraud). Fraud yang dilakukan karyawan, selain akan
merugikan perusahaan secara finansial, juga dapat merusak reputasi
perusahaan itu sendiri.
7.1.1. UNSUR PENGENDALIAN INTERNAL
Menurut (Warren, 2015, p. 401) secara umum terdapat 5 unsur
pengendalian internal yaitu :
1. Lingkungan pengendalian
2. Penilaian resiko
3. Prosedur pengendalian
4. Pengawasan
[85]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
[86]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
[87]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
[88]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
Pencatatannya adalah :
Tabel 7.1. Pencatatan Kas Kecil
Tgl Imprest Fluktuasi
Jan 1 Petty Cash Dr. 2.000.000 Petty Cash Dr. 2.000.000
Cash on Bank Cr. 2.000.000 Cash on Bank Cr. 2.000.000
3 Supplies Dr. 275.000
Petty Cash Cr. 275.000
5 Transport Exp Dr. 300.000
Petty Cash Cr. 300.000
9 Supplies Dr. 154.000
Petty Cash Cr. 154.000
12 Repair Expense Dr. 325.000
Petty Cash Cr. 325.000
16 Expenses Dr. 1.054.000 Petty Cash Dr. 2.000.000
Cash on Bank Cr. 1.054.000 Cash on Bank Cr. 2.000.000
17 Office Repair Exp Dr. 1.100.000
Petty Cash Cr. 1.100.000
23 Magazine Exp Dr. 120.000
Petty Cash Cr. 120.000
Feb 1 Expenses Dr. 1.220.000 Dr. 2.000.000
Cash on Bank Cr. 1.220.000 Cr. 2.000.000
Balance 2.000.000 Balance 3.716.000
[89]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
Akun cash difference account atau akun selisih kas ini selanjutnya akan
dibuatkan akun baru dalam buku besar. Apabila pada akhir tahun selisih kas ini
bersaldo debit, maka itu adalah bagian dari akun beban yang akan mengurangi
pendapatan. Sedangkan jika pada akhir tahun selisih kas ini saldonya kredit,
maka merupakan bagian dari tambahan pendapatan perusahaan.
[90]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
[91]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
[92]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
[93]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
[94]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
[95]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
C. LATIHAN/TUGAS
1. PT Gugun membentuk kas kecil sebesar 100.000 pada tanggal 10 Januari
2017. Pengisian kembali dilakukan sebulan sekali tiap tanggal 10 dengan
mengeluarkan cek. Berikut transaksi-transaksinya :
13 Januari dibayar rekening listrik 17.500
20 Januari dibeli bahan habis pakai 22.500
30 Januari dibayar kwitansi langganan koran 16.000
3 Februari dibeli kain lap 10.000
6 Februari dibayar tagihan makanan kecil 73.500
Buatlah pencatatan kas kecil dengan menggunakan sistem imprest dan
fluktuasi dari transaksi diatas.
2. Ditemukan ketidaksesuaian antara saldo akhir yang dicatat oleh
perusahaan dengan yang tertera di bank, berikut data-datanya :
Laporan Bank
Jasa giro : 200.000
Administration Bank : 70.000
Saldo Akhir 450.000
Catatan Perusahaan
Saldo Akhir : 350.000
Cash In Transit : 190.000
Outstanding Check :
Cek nomor 101 : 40.000
Cek nomor 104 : 50.000
Cek nomor 121 : 75.000
Cek nomor 123 : 75.000
Salah pencatatan, penerimaan yang seharusnya
110.000 dicatat sebesar 190.000
Buatlah 1) rekonsiliasi bank dari data di atas, dan 2) Jurnal penyesuaian
dari data rekonsiliasi bank tersebut.
3. Setelah dilakukan cash opname, ternyata ditemukan selisih lebih senilai
20.000 antara kas kecil yang dipegang oleh kasir, dengan saldo kas yang
tertera dalam buku besar. Buatlah jurnal penyesuaian untuk selisih
tersebut.
4. Diantara unsur-unsur pengendalian internal perusahaan, ada unsur
penilaian resiko dan unsur pengawasan, berikan penjelasan bagaimana
bentuk kedua unsur pengendalian internal ini.
[96]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
D. DAFTAR PUSTAKA
Kieso, E. D. (2015). Akuntansi Intermediate. Jakarta: Erlangga.
[97]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
PERTEMUAN 8
AKUNTANSI PIUTANG
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari materi ini, mahasiswa mampu :
1. Mengklasifikasi piutang berdasarkan jenis dan jangka waktu
pembayarannya.
2. Menganalisis transaksi piutang untuk membuat ayat jurnal yang
sesuai atas transaksi tersebut.
3. Menganalisis transaksi wesel baik itu wesel berbuga maupun tidak
berbunga.
4. Membuat ayat jurnal untuk mencatat transaksi wesel dan amortisasi
wesel.
5. Menganalisis umur piutang dan menentukan saldo cadangan
kerugian piutang.
6. Membuat jurnal untuk mencatat piutang tak tertagih dengan
menggunakan metode penghapusan langsung dan penyisihan.
7. Membuat jurnal untuk transaksi anjak piutang dengan atau tanpa
tanggung renteng.
B. URAIAN MATERI
8.1. PIUTANG
Piutang (receivable) termasuk kepada aset yang merupakan uang
perusahaan yang berada di luar. Jenis piutang ditentukan oleh entitas apa yang
memilikinya. Apabila entitasnya adalah perusahaan dagang, manufaktur, atau
jasa, maka piutang adalah uang diluar yang dihasilkan dari hasil penjualan
kredit atau pemberian jasa yang dibayar kredit. Sementara, apabila entitasnya
adalah perusahaan perbankan, maka piutang adalah kredit yang disalurkan.
Setiap perusahaan hampir pasti memiliki piutang. Diperlukan kejelian
dalam mengelola piutang tersebut untuk menghindari terjadinya piutang tak
tertagih. Semakin banyak piutang yang tak tertagih, maka akan mengakibatkan
[98]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
arus kas masuk dari aktivitas operasi perusahaan juga semakin buruk. Hal ini
tidak baik untuk kesehatan finansial perusahaan.
Menurut (Kieso, 2015, p. 346), piutang adalah klaim uang, barang, atau
jasa kepada pelanggan atau pihak lainnya. Untuk tujuan pelaporan keuangan,
piutang diklasifikasikan menjadi 2, yaitu piutang lancar atau jangka pendek dan
piutang tidak lancar atau jangka pendek. Dimana, piutang lancar diharapkan
dapat ditagih selama 1 periode berjalan. Sementara yang lebih dari itu,
dikategorikan sebagai piutang tidak lancar.
Sementara apabila dilihat dari jenisnya, piutang dibagi menjadi 2 yaitu
piutang dagang dan piutang non dagang. Piutang dagang merupakan jumlah
terutang dari pelanggan atas barang atau jasa yang diberikan. Biasanya
piutang dagang memiliki jangka waktu 30 hari. Apabila pembayarannya lebih
cepat daripada waktu jatuh tempo, maka biasanya akan diberikan diskon
(discount). Sedangkan apabila pembayarannya melebihi dari jatuh tempo, maka
akan dikenakan denda keterlambatan (late fees).
Bagi perusahaan jasa, piutang dagang biasanya disebut sebagai piutang
usaha. Adapun piutang non dagangyaitu piutang yang muncul bukan dari
aktivitas operasi perusahaan. Contohnya apabila suatu perusahaan
memberikan piutang kepada pihak tertentu (misal rekan kerja pemilik), atau
juga misalnya karyawan meminjam uang dari kas perusahaan (employees
receivables) atau piutang karyawan.
Dalam lingkup akuntansi keuangan, piutang dibagi menjadi 3.
Sebagaimana menurut (Warren, 2015, p. 448) piutang digolongkan menjadi 3
bagian yaitu piutang usaha, piutang lainnya, dan wesel tagih. Berikut
penjelasannya :
8.1.1. PIUTANG DAGANG/USAHA
Piutang dagangatau piutang usaha (account receivable) adalah piutang
yang dihasilkan atas usaha transaksi yang dilakukan oleh perusahaan bersama
konsumen apabila perusahaan dagang, dan pelanggan apabila perusahaan
jasa. Piutang usaha yang dihasilkan oleh perusahaan dagang dan manufaktur
disebut dengan piutang dagang. Piutang ini adalah penjualan yang dilakukan
[99]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
[100]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
[101]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
barang yang rusak atau hilang, kreditur untuk barang yang dikembalikan, dan
pelanggan untuk barang-barang yang dapat dikembalikan.
Piutang lainnya dicatat dengan menggunakan akun yang berbeda
dengan piutang dagang. Adapun akun yang digunakannya, tergantung piutang
apa yang terjadi. Misalnya apabila piutangnya adalah piutang dari karyawan,
maka dicatat dengan Employee Receivable. Sama seperti piutang dagang,
piutang non dagang juga memiliki umur piutang yang harus diestimasi untuk
kepentingan pencatatan kerugian tak tertagihnya.
8.1.3. WESEL TAGIH
Wesel tagih (prommisory note / note receivable) adalah piutang yang
dinyatakan dalam bentuk pernyataan tertulis. Contohnya, PT XYZ memiliki
hutang kepada PT ABC senilai Rp. 20.000.000. Selanjutnya, PT XYZ kemudian
menerbitkan surat pernyataan hutang atau wesel bayar (note payable) yang
berisi pernyataan bahwa ia akan membayar hutangnya sesuai dengan waktu
yang ditetapkan. Wesel bayar yang diterima oleh PT ABC inilah yang disebut
sebagai wesel tagih.
Surat pernyataan utang yang digunakan untuk wesel bayar memuat
informasi mengenai nominal hutang, tingkat bunga (jika weselnya berbunga),
tanggal jatuh tempo, pihak yang akan membayar, dan bank yang akan ditunjuk
untuk melakukan pembayaran. Wesel tagih dapat dijual oleh pemegangnya
sebelum tanggal jatuh tempo. Selain itu, wesel tagih juga dapat
didiskontokan.Istilah mendiskontokan wesel berarti meminjam uang ke bank
dengan menggunakan wesel tagih sebagai jaminannya.
Wesel tagih ada yang memiliki bunga, dan ada juga yang tidak
berbunga. Meskipun kebanyakan wesel tagih memiliki bunga. (Martani, 2016, p.
198)menjelaskan bahwa untuk wesel tagih yang berbunga, pencatatan akan
dilakukan pada saat penerimaan wesel, pengakuan bunga, dan pelunasan
wesel. Bunga yang tertera dalam wesel tagih dapat diestimasi sebagai
pendapatan bunga.
Diilhat dari sifatnya, wesel tagih mirip seperti obligasi karena sama-sama
merupakan surat berharga. Perbedaan antara wesel tagih dan obligasi dilihat
dari segi pasarnya. Penjualan wesel tagih tidak ada pasarnya, tetapi untuk
[102]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
menjual obligasi, ada pasarnya sendiri yaitu pasar modal. Berarti, penjualan
wesel tagih dilakukan langsung kepada pihak ketiga, tanpa dapat terlebih
dahulu dilempar ke pasar uang.
Menurut (Warren, 2015), wesel tagih memiliki karakteristik antara lain : 1)
Surat tersebut ditandatangani oleh orang atau perusahaan yang membuat janji.
2) Pihak yang berhak menerima uang dari wesel tagih disebut penerima, dan
yang membuat janji disebut maker. 3) Nilai nominal (face amount) dari wesel
adalah jumlah saat wesel di sepakati. 4) Tanggal jatuh tempo (due date) adalah
tanggal saat wesel harus dibayar. 5) Periode wesel tagih yaitu jangka waktu
dari saat wesel diterbitkan, hingga tanggal jatuh tempo, dan 6) tingkat bunga
(interst rate) merupakan tingkat bunga yang harus di bayar.
Wesel dapat digunakan untuk membayar hutang atau membayar
pembelian. Membayar piutang maksudnya adalah apabila perusahaan memiliki
hutang yang hendak jatuh tempo tapi belum mampu melunasinya, maka dapat
dibayar dengan menerbitkan wesel berdasarkan kesepakatan dengan pihak
debitur. Selain itu, perusahaan juga dapat membeli persediaan barang
dagangan, peralatan, hingga tanah dengan menerbitkan wesel, namun tentu
dengan konsekuensi bunga yang harus dibayar.
Perusahaan yang memberikan hutang (debitur) cenderung lebih
menyukai wesel tagih ketimbang piutang dagang biasa. Alasannya, wesel tagih
memiliki peluang untuk dapat tertagih yang lebih besar daripada piutang
dagang. Selain itu, apabila dalam kondisi tertentu perusahaan membutuhkan
pendanaan, maka wesel tagih yang dimilikinya dapat dijual ataupun
didiskontokan ke bank.
8.1.3.1. CONTOH TRANSAKSI WESEL TAGIH
PT Dudung Jaya menerima wesel tagih dari PT Dongkrak Maju untuk
melunasi piutang dagang yang telah jatuh tempo. Wesel tagih itu bernilai Rp.
20.000.000 dengan bunga 12% pertahun. Penerbitan wesel yaitu tanggal 1
Januari 2017 dengan jangka waktu 120 hari yang berarti tanggal jatuh
temponya adalah 30 April 2017. Maka PT Dudung Jaya membuat jurnal seperti
berikut:
[103]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
[104]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
[105]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
[106]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
( )
[107]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
Keterangan :
PV = Present Value
X = Jumlah Piutang
r = Suku Bunga
n = tahun investasi
( )
Maka penurunan nilainya adalah : 190.000.000 – 151.467.000 =
38.533.000. Dengan demikian, jurnal yang dicatat pada 31 Desember 2016
adalah :
Note Receivable amortization expense Dr. 38.533.000
Allowance for amortization notes receivable Cr. 38.533.000
[108]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
[109]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
[110]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
Seiring waktu berjalan, bisa saja piutang tak tertagih yang telah
dihapuskan ternyata dapat ditagih. Dari contoh diatas, misalnya PT Gugun
membayar senilai 5.000.000, maka jurnalnya adalah :
Account receivable Dr. 5.000.000
Bad debt expense Cr. 5.000.000
Cash Dr. 5,000.000
Account receivable Cr. 5.000.000
[111]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
[112]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
pihak yang biasa membeli piutang disebut dengan factor, mereka adalah
perusahaan pembiayaan atau bank yang membeli piutang untuk mendapatkan
imbalan, kemudian menagih piutang tersebut secara langsung dari pelanggan.
Anjak piutang dibagi menjadi 2 yaitu anjak piutang tanpa tanggung
renteng (without recourse) dan dengan tanggung renteng (with recourse).
Dalam hal ini, yang dimaksud dengan tanggung renteng adalah tanggungjawab
debitur untuk membayar hutangnya kepada pihak kreditur. Mekanisme anjak
piutang tanpa tanggung renteng salah satunya dapat terlihat dari sistem kartu
kredit. Misalnya Visa dan Master Card, memberlakukan mekanisme factoring.
Dalam hal ini, pihak penjual menjual piutangnya kepada Visa atau Master Card,
kemudian pihak Visa atau Master Card tidak melakukan penagihan kepada
pihak penjual, melainkan menagihnya kepada pihak pembeli (pemegang kartu
kredit).
Sebagai contoh transaksi anjak piutang tanpa tanggung renteng adalah :
PT Cucun menjual piutangnya dari PT Capcay senilai 190.000.000 kepada PT
Arta Finance dengan transaksi tanpa tanggung renteng. PT Arta Finance
kemudian membebani PT Cucun fee sebesar 5 % dan mencadangkan 3 %
untuk penurunan piutang. Maka jurnal yang dibuat oleh PT Cucun adalah :
Cash Dr. 174.800.000
Due to factor Dr. 5.700.000
Loss from selling receivable Dr. 9.500.000
Account receivable Cr. 190.000.000
Maksud dari due to factor adalah piutang yang dicadangkan oleh PT Arta
Finance. Sedangkan beban fee, dianggap sebagai kerugian dari penjualan
piutang. Dikarenakan transaksi ini bersifat tanpa tanggung renteng, maka PT
Cucun tidak akan dibebani biaya untuk resikopiutang tak tertagih oleh PT Arta
Finance dari PT Capcay.
Adapun anjak piutang dengan tanggung renteng berarti pihak kreditur
masih harus beratanggungjawab apabila pihak pembeli (yang memiliki hutang)
tidak membayar hutangnya kepada factor. Dengan demikian, pihak factors akan
meminta biaya tanggung renteng kepada pihak debitur yang menjual
[113]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
piutangnya. Transaksi anjak piutang seperti ini seringkali juga disebut sebagai
pinjaman dengan jaminan piutang, mirip seperti mendiskontokan wesel ke
Bank.
Contoh transaksi anjak piutang dengan tanggung renteng adalah : PT
Sugeng Dawuh memiliki piutang dari PT Yanto senilai 190.000.000. PT Sugeng
Dawuh kemudian menjual piutang tersebut kepada PT Bina Finance dengan
transaksi tanggung renteng. PT Bina Finance membebai biaya jasa 5 %,
mencadangkan piutang 3 %, dan meminta kewajiban tanggung renteng senilai
2 %. Maka jurnal yang harus dibuat oleh PT Sugeng Dawuh adalah :
Cash Dr. 174.800.000
Due to factor Dr. 5.700.000
Loss from selling receivable Dr. 13.300.000
Account receivable Cr. 190.000.000
Joint liability Cr. 3.800.000
C. LATIHAN/TUGAS
1. Berikan penjelasan logis mengenai perbedaan antara a) Piutang dagang,
b) Piutang lainnya, dan c) Wesel Tagih
2. Berikan penjelasan logis mengenai urgensi (pentingnya) dari hal-hal
berikut ini, a) Analisa Umur Piutang, b) Penghapusan Piutang, c)
Mendiskontokan Wesel, dan d) Anjak Piutang.
3. PT Samiudin menerima wesel tagih dari PT Gugun untuk melunasi
piutang dagang yang telah jatuh tempo. Wesel tagih itu bernilai Rp.
22.000.000 dengan bunga 14% pertahun. Penerbitan wesel yaitu tanggal
1 Januari 2017 dengan jangka waktu 90 hari. Buatlah ayat jurnal pada
saat, 1) Menerima wesel tagih, 2) Menerima pelunasan wesel tagih.
[114]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
D. DAFTAR PUSTAKA
Kieso, E. D. (2015). Akuntansi Intermediate. Jakarta: Erlangga.
[115]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
PERTEMUAN 9
PENGELOLAAN PERSEDIAAN
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari materi ini, mahasiswa mampu :
1. Mengklasifikasikan persediaan berdasarkan jenis perusahaannya.
2. Membandingkan sistem pencatatan persediaan antara perpetual dan
periodik.
3. Mengidentifikasi arus biaya persediaan dengan metode identifikasi
khusus, FIFO, dan rata-rata tertimbang.
4. Membuat kartu persediaan dengan menggunakan metode FIFO dan
rata-rata tertimbang.
5. Menentukan Cost of Goods Sold dan Persediaan Akhir dengan
menggunakan pilihan metode yang berbeda.
6. Menganalisis perputaran persediaan.
B. URAIAN MATERI
9.1. PERSEDIAAN (INVENTORY)
Setiap perusahaan pasti memiliki persediaan. Baik itu perusahaan jasa,
dagang, maupun manufaktur. Oleh karena itu, persediaan dalam setiap jenis
perusahaan memiliki perbedaan. Dalam hal ini, persediaan adalah aset
perusahaan yang berkaitan dengan suatu barang. Bagi perusahaan retail
(dagang), persediaan ini adalah bagian terpenting, karena berkaitan dengan
proses operasi perusahaan.
Menurut (Rudianto, 2012), persediaan adalah sejumlah barang jadi,
bahan baku, dan barang dalam proses yang dimiliki perusahaan dengan tujuan
untuk dijual atau diproses lebih lanjut. Dalam lingkup akuntansi perusahaan
dagang, persediaan yang dimaksud hanyalah barang untuk dijual, sedangkan
bagi perusahaan manufaktur persediaannya adalah dimulai dari bahan baku,
bahan setengah jadi, hingga barang jadi.
Mengelola persediaan menjadi sangat penting dalam akuntansi. Sebab,
persediaan adalah aset lancar perusahaan yang menjadi tumpuan utama
[116]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
[117]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
[118]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
Pembelian Kredit
Contoh : Pada 19 September, Dr Sport mencatat pembelian barang dari Redlight
Clothing secara kredit senilai Rp. 2.300.000 dengan syarat 2/10, n/30.
Merchandise Inventory Dr. 2.300.000
Account Payable Cr. 2.300.000
Selanjutnya pada 27 September, Dr Sport melunasi utang dagang kepada Redlight
Clothing atas pembelian barang tanggal 19 September.
Account Payable Dr. 2.300.000
Cash Cr. 2.254.000
Merchendise Inventory Cr. 46.000
Kenapa kasnya hanya 2.254.000? karena ada diskon 2 % yang didapatkan Dr Sport
dari ketentuan termin pembayaran. Oleh karena itu, dalam sistem perpetual diskon
tersebut harus mengkreditkan persediaan. Artinya, nilai persediaan yang tadinya
2.300.000, harus dikurangi seharga diskon.
TRANSAKSI PENJUALAN
Penjualan Tunai
Contoh : Pada 20 September, Dr Sport mendapatkan kas Rp 2.000.000 untuk
penjualan persediaan kepada Junot Clothing dengan asumsi Beban Pokok Penjualan
senilai Rp 1.800.000.
Cash Dr. 2.000.000
Sales Cr. 2.000.000
Cost of Goods Sold Dr. 1.800.000
Merchandise Inventory Cr. 1.800.000
Penjualan Kredit
Contoh : Pada 17 September, Dr Sport menjual barang kepada Minos Clothing secara
kredit Rp 4.000.000 dengan syarat 2/10, n/30. Asumsi Beban Pokok Penjualannya
adalah Rp. 3.400.000.
Account Receivable Dr. 4.000.000
Sales Cr. 4.000.000
Cost of Goods Sold Dr. 3.400.000
Merchandise Inventory Cr. 3.400.000
Selanjutnya pada 25 September, Minos Clothing melunasi utangnya atas transaksi
tanggal 17 September.
Cash Dr. 3.920.000
Sales Discount Dr. 80.000
Account Receivable Cr. 4.000.000
Mengapa kas yang didapatkan hanya 3.920.000? karena ada diskon penjualan
sebesar 2%
Penjualan dengan Pajak
Pajak penjualan yang dipungut oleh negara yaitu PPN 10 %. Jika penjualan dilakukan
secara tunai, penjual secara langsung memungut nilai pajak dari pembeli dengan
mengkredit akun VAT Out (Value Added Tax Out) atau PPn Keluaran. Contohnya,
[119]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
[120]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
Penjualan Kredit
Dijual barang kepada Tuan Soni secara kredit senilai 2.000.000 dengan termin 2/10,
n/30
Account Receivable Dr. 2.000.000
Sales Cr. 2.000.000
Selanjutnya dalam 3 hari ke depan, Tuan Soni melunasi hutangnya, maka jurnalnya
adalah :
Cash Dr. 1.960.000
Sales Discount Dr. 40.000
Account Receivable Cr. 2.000.000
Karena dilunasi tidak melebihi 10 hari, maka Tuan Soni mendapatkan diskon sebesar
2% dari nilai penjualan.
Penjualan dengan Pajak
Dijual barang secara tunai kepada tuan Gugun senilai 5.000.000 dengan PPn 10%
Cash 5.500.000
VAT Out Cr. 500.000
Sales Cr. 5.000.000
[121]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
[122]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
[123]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
[124]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
[125]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
laba yang sesungguhnya, artinya laba yang dicatat relatif lebih besar sehingga
pajaknya juga besar.
Menurut (Martani, 2016, p. 253), FIFO merupakan metode yang relatif
konsisten dengan arus fisik dari persediaan terutama untuk industri yang
memiliki perputaran persediaan tinggi. Keunggulannya adalah bahwa metode
ini dapat menghasilkan nilai persediaan yang relatif akurat dalam laporan posisi
keuangan karena didasarkan kepada harga yang terkini. Namun
kelemahannya, biaya persediaan didasarkan kepada harga pembeliaan yang
paling jadul sehingga antara laba dengan pendapatan terdapat gap. Oleh
karenanya, metode ini kurang akurat dalam merefleksikan nilai laba.
Misalnya pada bulan Januari membeli persediaan seharga 150.000.
Persediaan tersebut terjual pada bulan Maret seharga 180.000. Dari ilustrasi ini
seolah-olah penjual mendapatkan keuntungan 30.000, padahal bisa saja nilai
150.000 pada bulan Januari, dengan 180.000 pada bulan Maret nilainya relatif
mendekati diakibatkan adanya inflasi yang tinggi. Signifikansi ketidakcocokan
antara biaya persediaan dengan pendapatan pada metode FIFO ini ditentukan
oleh tingginya perputaran persediaan perusahaan serta perubahan harga.
Makin tinggi perputaran persediaan yang disertai oleh inflasi harga yang terjadi
dalam waktu cepat, mengakibatkan laba yang dicatat lebih tinggi dari nilai yang
sesungguhnya (overstated).
Tabel 9.4. Metode FIFO untuk Sistem Periodik
INVENTORY CARD
ADIDAS PREDATOR - '0041
[126]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
[127]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
[128]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
[129]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
Dalam hal ini, menentukan COGS days average atau beban pokok
penjualan rata-rata harian adalah :
[130]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
C. SOAL/LATIHAN
1. Berikan penjelasan logis mengenai perbedaan antara persediaan pada
perusahaan jasa, dagang dengan manufaktur.
2. Metode LIFO sudah tidak diperkenankan lagi digunakan, mengapa
demikian? Berikan penjelasan logis.
3. Antara metode FIFO dengan rata-rata tertimbang, manakah yang lebih
baik? Berikan penjelasan logis.
4. Dari informasi transaksi-transaksi berikut ini, buatlah inventory card
dengan menggunakan metode FIFO dan rata-rata tertimbang
2 Juni membeli barang sebanyak 250 unit dari PT Robi @4500
4 Juni membeli barang sebanyak 300 unit dari PT Samiudin @4400
5 Juni menjual barang sebanyak 315 unit kepada PT Uning @6200
16 Juni membeli barang sebanyak 150 unit dari PT Samudra @5000
17 Juni menjual barang sebanyak 125 unit kepada PT Uning @7000
22 Juni membeli barang sebanyak 120 unit dari PT Intisari @5200
27 Juni membeli barang sebanyak 200 unit dari PT Robi @5500
29 Juni menjual barang sebanyak 180 unit kepada PT Uning @7200
D. DAFTAR PUSTAKA
Kieso, E. D. (2015). Akuntansi Intermediate. Jakarta: Erlangga.
[131]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
PERTEMUAN 10
SURAT BERHARGA
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari materi ini, mahasiswa mampu :
1. Mengklasifikasi surat berharga investasi berdasarkan jangka
waktunya
2. Mengklasifikasi surat berharga berdasarkan transaksinya.
3. Menentukan biaya perolehan surat berharga berdasarkan kurs dan
nilai nominal yang berlaku.
4. Membuat ayat jurnal untuk mencatat transaksi saham dan obligasi.
Baik itu transaksi pembelian, penerimaan dividen, penjualan, hingga
penurunan nilai.
5. Mengidentifikasi trading securities, securities available to sale, dan
securities held to maturity berdasarkan karakteristiknya.
6. Membuat ayat jurnal untuk mencatat transaksi trading securities,
securities available to sale, dan securities held to maturity.
B. URAIAN MATERI
10.1. SURAT BERHARGA INVESTASI
Surat-surat berharga (security) atau sekuritas yang dimiliki perusahaan
tergolong pada kategori aset. Surat berharga yang dimaksud bukanlah sertifikat
tanah, ataupun surat bukti kepemilikan yang lainnya, tetapi surat keterangan
investasi. Jenis investasi yang dibentuk dalam surat berharga diantarannya
adalah surat saham, obligasi, wesel, dan sejenisnya. Oleh karena itu, dasar dari
dimilikinya surat berharga yaitu sebagai bagian dari investasi, dimana
perusahaan yang memiliki kas yang tinggi, tentu tidak akan membiarkan kas
tersebut mengendap terlalu banyak, melainkan akan disalurkan menjadi
investasi. Baik itu investasi jangka pendek, maupun investasi jangka panjang.
Investasi jangka pendek adalah investasi yang waktunya diharapkan
tidak lebih dari 1 periode berjalan. Artinya, investasinya tersebut dapat dicairkan
kembali menjadi kas dalam jangka waktu dekat. Investasi surat berharga dalam
[132]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
jangka pendek, harus memenuhi syarat yaitu, 1) surat berharga itu harus dapat
dijual kembali dengan harga yang berlaku pada tanggal penjualannya (biasanya
surat berharga yang dibeli dari bursa efek), dan 2) Penjualan kembali
dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan uang yang mendesak sekalipun.
Jenis surat berharga jangka pendek seperti ini biasa dicatat dengan akun
marketable securities dan diposisikan sebagai aset lancar.
Adapun investasi jangka panjang, merupakan investasi yang diharapkan
dapat mendatangkan keuntungan secara terus menerus dalam jangka waktu
yang relatif panjang. Investasi jangka panjang, lazimnya dicatat sebagai
investasi jangka panjang dengan menggunakan akun Investment.Baik itu
investasi surat berharga jangka pendek maupun panjang dapat berupa surat
berharga yang berbeda-beda.
[133]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
[134]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
[135]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
[136]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
[137]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
Nilai gain from revaluation stock atau keuntungan dari revaluasi saham
ini dilaporkan sebagai Other Comprehensif Income (OCI) dalam laporan laba
rugi. Biasanya, terdapat tarif pajak dalam revaluasi aset seperti ini. Pajak
disesuaikan dengan tarif yang berlaku, dan apabila ada pajaknya, maka dicatat
dengan menggunakan akun pajak tangguhan (Deffered Tax).
Contoh Transaksi Pembelian Saham Investasi Jangka Pendek dengan
Harga Premium
PT Sasmita membeli saham biasa PT Prima Jaya sebanyak 1.000
lembar untuk keperluan investasi jangka pendek dengan harga nominal
110.000, kurs a pari. Biaya administrasi pembelian senilai 120.000. Kemudian 2
bulan selanjutnya, saham tersebut seluruhnya dijual pada kurs 112% dengan
biaya penjualan 100.000. Maka jurnalnya adalah :
Pada saat pembelian
Marketable Securities – stock Dr. 11.120.000
Cash Cr. 11.120.000
Harga perolehan didapatkan dari 1.000 x 110.000 (karena kurs nya
adalah 100% atau sama dengan harga nominal) ditambah dengan
biaya administrasi 120.000
Pada saat penjualan
Cash Dr.12.220.000
Gain from selling stock Cr. 1.100.000
Marketable Securities – Stock Cr.11.120.000
Harga jual didapatkan dari 1.000 x 110.000 x 112/100 ditambah
dengan biaya administrasi 100.000
[138]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
Akun share premium adalah agio saham yang merupakan nilai kelebihan
antara penjualan saham dengan nilai nominalnya. Agio saham ini saldo
normalnya adalah kredit karena merupakan akun yang menambah ekuitas.
Sebaliknya, apabila saham yang diterbitkan dan dijual dibawah nilai
nominalnya, maka selisihnya dicatat sebagai Share Disagio atau disagio
saham.
Saham yang sudah dijual, tidak menutup kemungkinan dapat kembali
dibeli oleh perusahaan penerbit saham. Apabila terjadi kondisi seperti ini, maka
saham yang dibeli tersebut disebut sebagai saham treasury. (Warren, 2015)
menyebutkan, suatu perusahaan dapat membeli saham miliknya untuk 3 alasan
utama yaitu, 1) untuk dijual kembali kepada karyawanannya, 2) untuk
diterbitkan kembali sebagai bonus untuk karyawan, dan 3) untuk mendukung
nilai pasar saham
Saham treasury yang dimiliki membuat perusahaan tidak perlu
membayar dividen atas saham tersebut, karena masih milik perusahaan. Oleh
karena itu, semakin banyak saham treasury yang dimiliki, maka prosentase
laba bersih dari aktivitas operasi perusahaan akan semakin besar untuk
perusahaan.
Contoh Transaksi Pembelian Saham Treasury
PT Sundari memiliki saham biasa (yang beredar) sebesar 800.000.000.
Selanjutnya pada tanggal 21 Agustus 2017, PT Sundari membeli sebagian
saham biasa tersebut sebanyak 1.000 lembar dengan harga nominal senilai
65.000 per-lembar dengan kurs 100%. Maka jurnalnya adalah :
Treasury Stock Dr. 65.000.000
Cash Cr. 65.000.000
[139]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
apabila saham treasury ini dijual kembali, maka komposisi saham biasa
dikembalikan.
10.2.2. OBLIGASI
Obligasi adalah sekuritas hutang yang diperjualbelikan di bursa efek.
Oleh karena itu, apabila suatu perusahaan membeli surat obligasi milik
perusahaan lain, berarti ia tidak memiliki hak kepemilkan atas perusahaan
penerbit obligasi. Melainkan hanya memiliki bukti bahwa perusahaan penerbit
obligasi memiliki hutang obligasi terhadap perusahaannya.
Surat obligasi tidak hanya diterbikan oleh perusahaan, tetapi pemerintah
pun dapat menerbitkannya. Obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan disebut
sebagai obligasi, sedangkan surat obligasi yang dikeluarkan oleh pemerintah
disebut dengan Surat Utang Negara (SUN). Mayoritas hutang negara Republik
Indonesia berasal dari penerbitan SUN. Nama-nama surat obligasi yang
dikeluarkan oleh setiap negara dapat berbeda-beda.
Menurut (Thomas, 2013), pembelian obligasi dapat mengalami
bermacam-macam harga yaitu, 1) Harga sama dengan nilai nominal atau yang
dikenal sebagai kurs a pari atau kurs 100%. 2) Harga diatas nilai nominal yang
dikenal sebagai kurs diatas kurs a pari, misalnya adalah 110%, 3) Harga di
bawah nilai nominal, yang dikenal sebagai kurs dibawah kurs a pari, misalnya
80%.
Pendapatan dari obligasi dilakukan dengan menggunakan kupon.
Adapun besarnnya, disesuaikan dengan bunga yang ditetapkan. Selain itu,
pemilik surat berharga obligasi juga bisa mendapatkan keuntungan dari
penjualan obligasi, apabila posisi kurs yang berlaku sedang berada di atas kurs
pada saat pembelian.
Dilihat dari bunganya, obligasi dibagi menjadi 2 yaitu, obligasi berbunga,
dan obligasi tidak berbunga (zero coupon bonds). Apabila obligasnya berbunga,
maka penentuan harga perolehan obligasi juga harus memperhatikan tanggal
kupon. Jika tanggal pembelian obligasi tepat pada tanggal kupon, maka tidak
perlu memperhitungkan bunga dalam harga perolehannya. Sebaliknya, apabila
tanggal pembelian obligasi tidak sama dengan tanggal kupon, maka ada bunga
[140]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
berjalan yang harus dihitung juga sebagai bagian dari harga perolehan. Berikut
contoh-contoh transaksi obligasi.
Contoh Transaksi Pembelian Obligasi dengan kurs diatas nilai nominal:
Pada tanggal 1 Oktober 2015, PT Samiudin membeli obligasi PT Gugun
sebanyak 100 lembar dengan nilai nominal 120.000 dengan kurs 110%. Kupon
bunga obligasi tersebut adalah 12% per-tahun yang akan dibayarkan setiap
tanggal 1 Oktober, 1 Februari, dan 1 Juni. Terdapat beban administrasi pada
saat pembelian senilai 110.000. Maka harga perolehan obligasi ini
diperhitungkan sebagaimana berikut :
Nilai obligasi 100 lembar x 120.000= 12.000.000
Nilai obligasi dikali kurs 12.000.000 x 110/100= 13.200.000
Biaya administrasi 220.000
Total Biaya Perolehan 13.420.000
[141]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
[142]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
Berdasarkan tabel diatas, terdapat selisih nilai harga pasar atau nilai
wajar dengan total biaya perolehan atau nilai yang tercatat dalam buku besar.
Selisih senilai 16.800.000 (281.000.000 – 264.200.000) ini merupakan
keuntungan yang dihasilkan dari peningkatan nilai wajar. Keuntungan ini dicatat
dengan mendebit Akun Penyisihan Investasi Trading (Valuation Allowance for
Trading Invesment). Saldo normal untuk akun ini adalah debit karena
merupakan bagian dari aset yang dalam laporan posisi keuangan, akan
menjadi penambah aset.
[143]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
Adapun akun yang dikredit, adalah Akun Laba yang belum direalisasi
dari investasi trading (Unrealized gain on Trading Investment) yang akan
dilaporkan dalam laporan laba rugi. Saldo normal akun ini adalah kredit, karena
merupakan bagian dari akun yang menambah pendapatan. Apabila dituliskan
dalam ayat jurnal, maka jurnal untuk mencatat penyesuaian nilai biaya
perolehan dangan nilai wajar adalah :
Valuation Allowance for Trading Dr. 16.800.000
Invesment
Unrealized gain on Cr. 16.800.000
Trading Invesment
[144]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
Nilai
Jumlah Saham Total Biaya
Keterangan Wajar/Harga
(lembar) Perolehan
Pasar
PT INDOFOOD 1,200 57,200,000 59,000,000
PT WINGSFOOD 2,000 84,000,000 88,500,000
TOTAL 141,200,000 147,500,000
Berdasarkan tabel diatas, terdapat selisih nilai harga pasar atau nilai
wajar dengan total biaya perolehan atau nilai yang tercatat dalam buku besar.
Selisih senilai 6.300.000 (147.500.000 – 141.200.000) ini merupakan
keuntungan yang dihasilkan dari peningkatan nilai wajar. Untuk mencatat
keuntungan ini, perusahaan dapat membuat suatu akun yang disebut dengan
akun Penyisihan Investasi Tersedia untuk Dijual (Valuation Allowance for
Available for Sale Investment). Saldo normal untuk akun ini adalah debit karena
merupakan bagian dari aset yang dalam laporan posisi keuangan, akan
menjadi penambah aset.
Sementara di posisi kredit, akun yang dapat dibuat perusahaan adalah
akun Laba/Rugi Belum direalisasi Investasi Tersedia untuk Dijual (Unrealized
gain on Investment availaible to sale). Akun ini saldo normalnya kredit karena
merupakan akun yang menambah ekuitas. Sehingga, pelaporannya pun
dilakukan dalam laporan perubahan ekuitas, bukan dalam laporan laba rugi.
Jurnalnya adalah sebagai berikut :
Valuation Allowance for Available Dr. 6.300.000
for Sale Investment
Unrealized gain on Cr. 6.300.000
Investment availaible to
sale
[145]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
C. LATIHAN/TUGAS
1. Berikan penjelasan logis mengenai perbedaan antara sekuritas hutang
dengan sekuritas modal. Terangkan juga, apa perbedaan antara saham
biasa dengan saham preferen.
2. Berikan penjelasan logis berdasarkan kedudukan akun mengenai
perbedaan antara transaksi pembelian dan transaksi penerbitan
sekuritas.
3. PT XYZ pada tanggal 1 Juni 2015 membeli saham PT Samyong untuk
keperluan investasi jangka panjang sebanyak 1.000 lembar saham
preferen nilai nominal 150.000 dengan kurs 108%. Biaya provisi dan
materai senilai 620.000. Persentase dividen preferen yang akan
didapatkan per-tahunnya adalah 9% yang akan dibayarkan setiap
tanggal 30 Desember. Tentukanlah, 1) Biaya perolehan dan nilai
penerimaan dividen, 2) Jurnal pada saat pembeliannya, 3) Jurnal pada
saat penerimaan dividen.
4. Berdasarkan contoh soal nomor 3, misalnya pada 1 Juni 2019 seluruh
saham tersebut dijual pada saat kurs 112%, dengan biaya penjualan
810.000. Tentukanlah ayat jurnal penjualannya.
5. PT Samiudin menerbitkan saham preferen sebanyak 10.000 lembar
dengan nilai nominal per-lembar 75.000 pada kurs 106%. Biaya
penjualan saham senilai 720.000. Tentukanlah ayat jurnal penjualan
sahamnya.
[146]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
D. DAFTAR PUSTAKA
Martani, D. (2016). Akuntansi Keuangan Menengah Berbasis PSAK. Jakarta:
Salemba Empat.
[147]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
PERTEMUAN 11
AKUNTANSI NILAI WAKTU DARI UANG
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari materi ini, mahasiswa mampu :
1. Memahami konsep dasar nilai waktu dari uang.
2. Memberikan argumentasi atas perbedaan antara bunga sederhana
dengan bunga majemuk.
3. Menentukan nilai FV dengan perhitungan yang tepat.
4. Menentukan nilai PV dengan perhitungan yang tepat.
B. URAIAN MATERI
11.1. KONSEP DASAR
Nilai uang 1.000 rupiah pada tahun 1990 dapat digunakan untuk
membeli pakaian yang bagus, bahkan 100 kilogram beras. Namun sekarang ini,
uang 1.000 rupiah bahkan hanya dapat digunakan untuk membayar uang pak
ogah di persimpangan jalan, atau membeli permen 2 buah. Hal ini menunjukan
bahwa nilai uang dipengaruhi oleh waktu dan inflasi.
Dengan demikian, nilai 1.000 rupiah yang diterima hari ini, tentu lebih
berharga daripada nilai 1.000 rupiah yang diterima di masa yang akan datang.
Berarti, apabila menginvestasikan uang senilai 100.000.000 rupiah hari ini,
kemungkinan nilainya akan menjadi berkali-kali lipat pada 10 atau 20 tahun
yang akan datang. Contoh yang paling umum adalah ketika seseorang
berinvestasi properti. Jika seseorang membeli rumah di kawasan Pamulang
senilai 130.000.000 rupiah pada tahun 2008, maka nilai rumah tersebut pada
tahun 2018, bisa menjadi 480.000.000 rupiah.
Berdasarkan ilustrasi di atas, dapat dipahami bahwa konsep dasar dari
nilai waktu dari uang adalah nilai sekarang dari uang, relatif lebih berharga
daripada nilai uang di masa yang akan datang. Konsep ini digunakan oleh
setiap perusahaan ketika hendak berhutang, ataupun oleh investor ketika
hendak berinvestasi. Ukuran kuantitatif nilai waktu dari uang dikenal dengan
nilai sekarang (present value).
[148]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
[149]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
[150]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
Bunga sederhana banyak digunakan untuk bunga wesel tagih dan bunga
kredit jangka pendek dari perbankan. Meski tidak selalu demikian, tetapi
kebanyakan bunga sederhana memang digunakan untuk pembiayaan jangka
pendek.
[151]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
[152]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
( )
Keterangan :
FV : Future Value
PV : Present Value
FVFn,i : Faktor nilai masa depan untuk n periode pada suku bunga i
Sebagai contoh, PT XYZ menginvestasikan uangnya selama 5 tahun
dengan bunga majemuk tahunan 11%. Uang yang diinvestasikan saat ini (PV)
adalah 100.000.000, berapakah nilai FV dari investasi tersebut?. Jawabannya
adalah :
( )
( )
( )
Dengan demikian, nilai investasi 100.000.000 hari ini setara dengan nilai
168.505.816 pada masa yang akan datang. Dengan mengetahui nilai FV, maka
perusahaan dapat menentukan keputusan apakah akan melakukan investasi
dalam deposito, ataukah justru memilih untuk menggunakan uangnya untuk
pengembangan kapasitas produksi.
Present Value
Perhitungan present value ditentukan berdasarkan rumus sebagai
berikut :
( )
Adapun PVF n,i ditentukan dengan rumus :
( )
Keterangan :
PVFn,i : Faktor nilai sekarang untuk n periode pada suku bunga i
i : Suku Bunga
n : Tahun investasi
[153]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
( )
Maka :
( )
C. LATIHAN/TUGAS
1. Mengapa nilai uang hari ini lebih berharga daripada nilai dengan jumlah
sama tapi di masa yang akan datang?
2. Secara umum, bunga dibagi menjadi 2 yaitu bunga sederhana dan
bunga majemuk, berikan penjelasan mengenai perbedaan antara
keduanya.
3. Perusahaan Dudung meminjam uang ke Bank Dodol senilai 330.000.000
dengan tempo 2 tahun, suku bunga sederhana 8 % pertahun. Hitunglah
total bunga serta jumlah pengembalian yang harus dibayar Perusahaan
[154]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
D. DAFTAR PUSTAKA
Kieso, E. D. (2015). Akuntansi Intermediate. Jakarta: Erlangga.
[155]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
PERTEMUAN 12
ASET TETAP
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari materi ini, mahasiswa mampu :
1. Mengidentifikasi karakteristik aset tetap berdasarkan pencatatan
akuntansi yang benar.
2. Mengklasifikasikanaset tetap berdasarkan sifat dan mobilitasnya.
3. Membuat jurnal untuk mencatat pengakuan dan pengukuran aset
tetap.
4. Mengklasifikasi metode penyusutan yang tepat berdasarkan jenis
aset tetapnya.
5. Menentukan biaya penyusutan dengan menggunakan metode garis
lurus, unit produksi, dan menurun berganda.
6. Membuat jurnal penghentian aset tetap.
7. Menentukan beban deplesi serta membuat jurnal untuk mencatat
deplesi.
B. URAIAN MATERI
12.1. KARAKTERISTIK ASET TETAP
Secara umum, aset itu terbagi menjadi 2 yaitu aset berwujud (tangible
asset) dan aset tak berwujud (intangible asset). Aset berwujud, dibagi menjadi
dua lagi yaitu aset lancar (current asset) dan aset tetap (fixed asset). Dalam hal
ini, terdapat 2 karakteristik utama aset tetap, yaitu 1) aset berwujud yang
digunakan dalam rangka mendukung proses produksi atau penyediaan barang
dan jasa,2) usianya relatif panjang (lebih dari 1 tahun).
Adapun menurut (Warren, 2015, p. 490)karakteristik aset tetap adalah 1)
Memiliki bentuk fisik dan dengan demikian merupakan aset berwujud. 2) Dimiliki
dan digunakan oleh perusahaan dalam kegiatan operasi. 3) Tidak dimaksudkan
untuk dijual sebagai bagian dari kegiatan operasi. Berdasarkan karakteristik ini,
dapat dipahami bahwa tujuan pembelian atau kepemilikan aset tetap adalah
sebagai pendukung kegiatan operasi perusahaan.
[156]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
Dalam kurun waktu 1 dekade terakhir, aset tetap dianggap sebagai bukti
otentik kekayaan perusahaan. Suatu perusahaan dianggap besar apabila
memiliki nilai aset tetap yang besar. Di samping itu, kepemilikan aset tetap
dianggap akan mengakibatkan income perusahaan makin tinggi. Semakin tinggi
kepemilikan aset tetap, dahulu dianggap akan membuat income juga semakin
tinggi.
Namun, di era ekonomi digital seperti sekarang ini, paradigma seperti ini
dianggap sudah berganti. Aset tetap tidak lagi dianggap sebagai bukti kekayaan
yang paling penting, melainkan sekarang ini yang dianggap perlu ditonjolkan
adalah aset tak beruwujud yaitu brand value (merek dagang). Perusahaan
transportasi online seperti Gojek, Uber, atau Grab adalah bukti bahwa aset
tetap tidak lagi menjadi penentu utama income perusahaan.
Bahkan, saat ininilai valuasi PT Gojek lebih besar daripada PT Garuda
Indonesia. Nilai PT Gojek sudah mencapai 17 triliun, jauh mengalahkan PT
Garuda yang hanya dihargai senilai 12,3 triliun. Padahal, aset yang dimiliki oleh
PT Garuda tergolong sangat besar yaitu senilai 47 triliun.Meski demikian,
besarnya aset tetap dianggap mampu mendatangkan prospek yang baik untuk
perusahaan. Sebab, dengan aset tetap yang besar, perusahaan tidak akan
kesulitan khususnya dalam hal pembiayaan, karena aset tetap tersebut dapat
menjadi agunan untuk mendapatkan kas dari aktivitas pendanaan (hutang).
[157]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
bangunan sebesar 10 miliar dengan nilai kumulatif aset tetap berupa kendaraan
yang juga berkisar antara 10 miliar, maka nilai penyusutan kendaran relatif
akan lebih besar setiap tahunnya ketimbang penyusutan bangunan.
Mengapa aset tetap bergerak cenderung penyusutannya tinggi, karena
lebih dianggap lebih sering digunakan atau mobilitasnya tinggi. Hal ini
merupakan salah satu prinsip penyusutan, bahwa semakin tinggi intensitas
penggunaan aset tetapnya, maka nilai penyusutan juga cenderung akan
semakin tinggi.
[158]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
[159]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
[160]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
Capital Expenditure
Vehicle Dr. 4.500.000
Cash Cr. 4.500.000
Building Dr. 75.000.000
Cash Cr. 75.000.000
Equipment Dr. 4.000.000
Cash Cr. 4.000.000
[161]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
[162]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
8 180,000,000 80 144,000,000
9 180,000,000 90 162,000,000
10 180,000,000 100 180,000,000
[163]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
[164]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
dari tahap 2 dengan buku aset. Berdasarkan hal tersebut, maka dalam metode
saldo menurun ganda, nilai masa manfaat tidak digunakan untuk menentukan
penyusutan tahun pertama.
Contoh : Pada tanggal 1 Januari 2015 perusahaan membeli peralatan
dengan biaya total perolehan sebesar 200.000.000 dengan estimasi masa
manfaat selama 10 tahun, nilai sisa senilai 20.000.000. Maka beban
penyusutannya adalah :
Persentase beban penyusutan tahun pertama adalah 100% : 10 x 2 = 20
%. Maka 200.000.000 x 20 % = 40.000.000. Berdasarkan beban nilai
penyusutan tahun pertama, maka beban penyusutan untuk tahun berikutnya
ditentukan dengan tabel beban penyusutan sebagaimana berikut :
Tabel 12.4. Estimasi Penyusutan Metode Saldo Menurun Berganda
Tingkat Saldo
Tahun Nilai Buku Beban Nilai Buku Akhir
Menurun
ke Awal Tahun penyusutan Tahun
Berganda
[165]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
Contoh : Nilai sisa kendaraan senilai 2.400.000 telah habis disusutkan pada
31 Desember 2017. Oleh karena itu, pada tanggal 12 Januari perusahaan
memutuskan untuk membuang kendaraan tersebut, maka jurnalnya adalah:
[166]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
[167]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
[168]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
C. LATIHAN/TUGAS
1. Berikan penjelasan singkat mengenai perbedaan antara capital
expenditure dan revenue expenditure. Berikan pula 5 contoh transaksi
capital expenditure dan revenue expenditure.
2. Berikan penjelasan logis mengenai apa itu biaya perolehan aset tetap.
Sebutkan pula beberapa cara untuk memperoleh aset tetap yang biasa
dilakukan oleh perusahaan.
3. Mengapa aset tetap mengalami penurunan nilai?. Berikan penjelasan
logis untuk menjawab hal tersebut.
4. Sebuah gedung yang diperoleh pada 1 Januari 2017 dengan biaya
1.000.000.000 memiliki nilai estimasi masa manfaat 10 tahun dengan
nilai sisa 150.000.000. Tentukanlah, a) Biaya yang dapat disusutkan, b)
tingkat penyusutan garis lurus, dan c) penyusutan garis lurus tahunan.
5. Pada tanggal 1 Januari 2017, perusahaan membeli kendaraan dengan
biaya perolehan 250.000.000 dengan estimasi nilai sisa sebesar
50.000.000. Umur manfaat kendaraan tersebut adalah 100.000 jam
operasi. Kendaraan ini beroperasi selama 3.000 jam setiap tahunnya.
[169]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
D. DAFTAR PUSTAKA
Martani, D. (2016). Akuntansi Keuangan Menengah Berbasis PSAK. Jakarta:
Salemba Empat.
[170]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
PERTEMUAN 13
PROPERTI INVESTASI
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari materi ini, mahasiswa mampu :
1. Mengidentifikasi mana yang tergolong aset-aset properti investasi
berdasarkan sifatnya.
2. Memberikan argumentasi mengenai perbedaan antara aset tetap
dengan properti investasi.
3. Membuat jurnal penyesuaian untuk mencatat keuntungan/kerugian
properti investasi
4. Memahami penghentian pengakuan serta pengungkapan properti
investasi.
B. URAIAN MATERI
12.1. PROPERTI INVESTASI
Properti investasi merupakan aset yang berupa aset tetap seperti tanah
maupun bangunan yang tidak digunakan sebagai penunjang kegiatan operasi.
Melainkan, tujuan dimilikinya properti investasi adalah untuk meningkatkan nilai
ekonomis aset tersebut serta mendapatkan kas dari penyewaan aset tersebut.
Definisi properti investasi menurut PSAK 13 (revisi 2011) adalah properti yang
dikuasai (oleh pemilik atau penyewa melalui sewa pembiayaan) untuk
menghasilkan rental atau untuk kenaikan nilai, ataupun kedua-duanya.
Ciri properti investasi adalah aset tetap yang tidak untuk 1) digunakan
dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa atau untuk tujuan
administratif, dan 2) dijual dalam kegiatan usaha sehari-hari. Oleh karena itu,
properti investasi sifatnya murni hanya untuk investasi, atau menghasilkan
kembali laba dari properti tersebut dalam jangka waktu tertentu.
Sifatnya yang merupakan aset, berarti saldo normal untuk properti
investasi adalah debit.Properti investasi cukup mirip dengan aset tidak lancar
yang dimiliki untuk dijual. Apabila properti investasi dapat juga digunakan untuk
[171]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
disewakan, maka aset tidak lancar yang dimiliki untuk dijual hanya dapat
dipulihkan manfaatnya melalui dijual.
12.1.1. PERBEDAAN PROPERTI INVESTASI DENGAN ASET TETAP
Aset tetap dengan properti investasi memiliki kemiripan dari segi
bentuknya. Aset tetap dapat diubah menjadi properti investasi, tetapi tidak
semua properti investasi termasuk aset tetap. Hal ini karena properti investasi
juga bisa termasuk aset lancar apabila transaksi aset tersebut dilakukan secara
sewa menyewa.
Perbedaan antara properti investasi dengan aset tetap terletak dari
peruntukannya saja. Properti investasi diperuntukan hanya keperluan investasi
atau juga untuk mendapatkan kembali laba dari kenaikan nilai jualnya,
sedangkan aset tetap adalah aset yang digunakan sebagai penunjang kegiatan
operasional perusahaan. Berikut adalah contoh perbedaan transaksi properti
investasi dengan aset tetap :
Tabel 13.1. Perbedaan Invetasi dengan Aset Tetap
Properti Investasi Aset Tetap
Membeli tanah seluas 100 m Membeli tanah seluas 100 m
persegi seharga 100.000.000. persegi seharga 100.000.000.
Tanah ini tidak akan digunakan Tanah ini akan digunakan
untuk penunjang kegiatan sebagai lahan parkir
operasional, tetapi akan disewakan perusahaan.
untuk mendapatkan arus kas dari
aktivitas investasi.
Membeli kios senilai 120.000.000 Membeli kios untuk digunakan
untuk disewakan atau untuk dijual sebagai sarana menjual barang
pada masa yang akan datang, dagangan / produk perusahaan.
tetapi bukan dalam jangka waktu
yang dekat.
Menyewa kios dengan kontrak Hak Menyewa kios dengan kontrak
Guna Bangunan (HGB) selama 25 Hak Guna Bangunan (HGB)
tahun untuk disewakan kembali untuk digunakan sebagai
kepada pihak lain demi sarana menjual barang
mendapatkan keuntungan. dagangan/produk perusahaan.
[172]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
diperuntukan untuk aktivitas operasi, tetapi untuk disewakan atau dijual kembali
di masa yang akan datang, maka dapat diakui sebagai properti investasi.
12.1.2. PERBEDAAN PROPERTI INVESTASI DENGAN NCHS
Properti investasi memiliki kemiripan dengan aset tidak lancar yang
dimiliki untuk dijual (Non Current Assets Held to Sale) yang biasa disingkat
NCHS.Kedua aset ini mirip karena sama-sama tidak digunakan untuk aktivitas
operasi. Perbedaannya, terletak dari segi proses penjualannya. Properti
investasi dapat disewakan untuk mendapatkan kas, sedangkan aset tidak
lancar yang dimiliki untuk dijual tidak bisa karena aset tersebut hanya dapat
dipulihkan dengan cara dijual.
Dengan kata lain, aset tidak lancar yang dimiliki untuk dijual hanya
diperuntukan untuk dijual. Aset ini biasanya merupakan aset tetap yang berasal
dari operasi dihentikan. Artinya, semula aset tidak lancar yang dimiliki untuk
dijual merupakan aset tetap dan digunakan untuk aktivitas operasional
perusahaan, namun terjadi penghentian operasi sehingga aset tersebut dirubah
menjadi aset tidak lancar yang dimiliki untuk dijual.
Berikut ilustrasi untuk menggambarkan perbedaan antara properti
investasi dengan aset tidak lancar yang tersedia untuk dijual :
Tabel 13.2. Perbedaan Properti Investasi dengan NCHS
Properti Investasi NCHS
Kios yang semula digunakan oleh Kios yang semula digunakan
perusahaan untuk menjual
oleh perusahaan untuk
produknya. Namun perusahaan menjalankan aktivitas
kemudian menyewakan kios
operasionalnya. Kemudian
tersebut kepada pihak lain untuk karena kondisi keuangan
mendapatkan penghasilan.
sedang kurang baik, maka kios
Semula, kios ini diakui sebagai tersebut tidak lagi digunakan
aset tetap. Selanjutnya pada saat oleh perusahaan. Selanjutnya
disewakan kepada pihak lain, perusahaan memasukan kios
maka harus direklasifikasi menjaditersebut ke dalam daftar aset
properti investasi tidak lancar yang dimiliki untuk
dijual
Membeli pabrik untuk disewakan Pabrik yang diperoleh pada
atau untuk dijual kembali di masa tahun 2013 dan digunakan
yang akan datang, tetapi bukan sebagai penunjang aktivitas
dalam jangka waktu dekat. operasi.Kemudian perusahaan
memutuskan untuk menjualnya
pada tahun 2018 karena
perusahaan memindahkan
[173]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
[174]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
[175]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
[176]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
[177]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
Properti investasi dapat berubah menjadi aset tetap biasa apabila dialih
fungsikan. Misalnya apabila suatu perusahaan memiliki tanah yang diperoleh
pada tahun 2011 dan tidak digunakan untuk aktivitas operasi hingga tahun
2015. Maka dari tahun 2011 hingga 2015 aset tersebut dicatat sebagai properti
investasi. Selanjutnya apabila pada tahun 2016 tanah tersebut dibangun untuk
kantor dan akan digunakan sebagai penjunjang aktivitas operasi, maka tanah
tersebut harus diubah catatannya dari properti investasi menjadi aset tetap.
Selain itu, properti investasi juga dapat berubah menjadi aset yang
dimiliki untuk dijual, apabila misalnya aset tersebut berhenti disewakan
(menganggur) dan perusahaan menentukannya untuk dijual tetapi belum
menemukan pembelinya. Dalam hal ini, setiap perubahan properti investasi
dilakukan dengan mencatat reklasifikasi asetnya.
Proses perubahan seperti ini disebut juga sebagai penghentian
pengakuan. Tidak hanya itu, penghentian pengakuan properti investasi juga
terjadi apabila properti investasi tersebut terjual. Selama properti investasi
masih dimiliki, maka dilaporkan dalam laporan posisi keuangan sebagai aset.
Selain itu, gambaran umum mengenai properti investasi juga harus
diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan.
Dengan adanya keterangan properti investasi dalam catatan atas
laporan keuangan, maka pengguna informasi dapat mengetahui gambaran
bagaimana kemampuan suatu perusahaan dalam mendapatkan arus kas di
masa yang akan datang melalui properti investasi. Hal ini baik untuk
kemampuan likuiditas dan solvabilitas perusahaan.
C. LATIHAN/TUGAS
8. Properti investasi diperoleh salah satunya adalah untuk memberikan
masa manfaat kepada perusahaan di masa yang akan datang. Berikan
rasionalisasi mengapa demikian?
9. Berikan penjelasan logis mengenai perbedaan antara aset tetap, properti
investasi, dengan aset tidak lancar yang dimiliki untuk dijual.
10. Berikan penjelasan logis mengenai perbedaan antara model nilai wajar
dengan model revaluasi dalam hal pengukuran aset.
[178]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
Ketiga properti ini diperoleh pada tahun 2014 dengan masa manfaat 20
tahun. Perusahaan menggunakan model nilai wajar untuk properti
investasinya. Tentukan berapakah keuntungan atau kerugian yang diakui
perusahaan dalam laporan keuangan yang berakhir 31 Desember 2018,
tulislah ayat jurnal untuk mencatat perubahan nilai wajar pada setiap
tahunnya.
D. DAFTAR PUSTAKA
Martani, D. (2016). Akuntansi Keuangan Menengah Berbasis PSAK. Jakarta:
Salemba Empat.
Sumarsan, T. (2013). Akuntansi Dasar dan Aplikasi Dalam Bisnis Versi IFRS.
Jakarta : PT Indeks.
[179]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
PERTEMUAN 14
ASET TIDAK LANCAR YANG DIMILIKI UNTUK DIJUAL
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari materi ini, mahasiswa mampu :
1. Memahami konsep dasar aset tidak lancar yang dimilik untuk dijual.
2. Mengklasifikasi aset-aset dari operasi dihentikan menjadi aset tidak
lancar yang dimiliki untuk dijual.
3. Membuat jurnal untuk mereklasifikasi aset tetap menjadi aset tidak
lancar yang dimiliki untuk dijual, ataupun sebaliknya.
4. Membuat jurnal untuk mencatat revaluasi aset tidak lancar yang
dimiliki untuk dijual.
5. Memahami cara menyajikan aset tidak lancar yang dimiliki untuk
dijual dalam laporan posisi keuangan.
B. URAIAN MATERI
14.1. DEFINISI
Aset tidak lancar yang dimiliki untuk dijual (non current asset held to
sale) hampir mirip dengan properti investasi. Aset yang dicatat sebagai aset
tidak lancar yang dimiliki untuk dijual adalah aset yang dibeli atau dimiliki tetapi
tujuannya hanya untuk dijual. Artinya, aset tersebut akan dipulihkan melalui
penjualan, tidak untuk digunakan dalam kegiatan operasi.
Sebagai contoh, perusahaan memiliki gudang yang sudah tidak
digunakan. Pada saat gudang tersebut digunakan, maka gudang itu dicatat
sebagai aset tetap. Tetapi pada saat gudang diputuskan untuk tidak lagi
digunakan (bisa karena pindah, dan alasan lain-lain), maka gudang tersebut
harus dicatat sebagai aset tidak lancar yang dimiliki untuk dijual. Gudang yang
sudah tidak dipakai tersebut selanjutnya dapat dipulihkan kebergunaannya
dengan cara dijual.
Namun demikian, tidak berarti semua aset tidak lancar yang dimiliki
untuk dijual itu merupakan aset bekas yang sudah tidak terpakai. Perusahaan
sangat mungkin apabila membeli aset tersebut dalam kondisi baik, tetapi
[180]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
14.2. PENGAKUAN
Menurut (Martani, 2016), suatu aset dapat diklasifikasikan sebagai
dimiliki untuk dijual apabila memenuhi 2 syarat utama. Pertama, aset tersebut
dalam kondisi dapat dijual. Artinya, calon pembeli memandang bahwa kondisi
aset yang hendak dibelinya itu masih memiliki nilai komersial dan
memungkinkan dapat digunakan. Kedua, penjualannya harus sangat mungkin
terjadi. Artinya, kondisi aset benar-benar sudah diputuskan oleh manajemen
untuk dijual serta diberikan patokan harga yang sesuai dengan harga pasar. Di
samping itu, aset tersebut juga tidak bermasalah dari aspek hukum, sehingga
dapat dijual.
[181]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
Apabila perusahaan membeli aset non lancar yang dimiliki untuk dijual,
maka posisinya dalam laporan arus kas adalah sebagai arus kas keluar untuk
aktivitas investasi. Kemudian pada saat aset tersebut dijual, maka perusahaan
mendapatkan arus kas masuk dari aktivitas investasi.
Secara umum, pengakuan aset tidak lancar yang dimiliki untuk dijual
dapat dilakukan dengan cara membeli atau mengalihkan aset yang telah ada.
Dengan cara membeli, berarti membelinya dari pihak lain untuk keperluan dijual
kembali di masa yang akan datang. Sedangkan mengalihkan aset, maksudnya
adalah mengalihkan aset tetap menjadi aset non lancar yang tersedia untuk
dijual.
14.3. PENGUKURAN
Aset tetap yang dijadikan sebagai aset non lancar yang dimiliki untuk
dijual membuatnya tidak perlu lagi disusutkan. Sebab, tujuan utama aset
tersebut adalah untuk dijual atau dipulihkan dengan cara penjualan, sehingga
nilainya dianggap tetap meskipun penjualannya bisa saja hingga bertahun-
tahun.
Sebagai contoh, apabila perusahaan memiliki gedung yang
dikategorikan sebagai aset tidak lancar yang dimiliki untuk dijual pada tahun
2015, meskipun aset tersebut baru dapat dijual pada tahun 2018, tetapi
perusahaan tidak perlu mencatat beban penyusutan pertahuannya padahal
tentu saja nilai aset tersebut mengalami penyusutan. Sebagai gantinya, apabila
ternyata nilai penjualan aset tersebut di bawah nilai buku (saldo dalam buku
besar), maka dicatat sebagai kerugian.
Aset tidak lancar yang dimiliki untuk dijual harus dicatat dengan
menggunakan nilai terendah antara nilai wajar (nilai pasar) dengan nilai saldo
akhir tersebut. Contoh : PT Gugun memiliki aset tetap yang berupa kendaraan
dengan biaya perolehan senilai 120.000.000 pada tanggal 1 Januari 2014.
Umur manfaat aset 10 tahun dengan nilai sisa 20.000.000. Aset ini disusutkan
dengan menggunakan metode garis lurus. Selanjutnya, pada 31 Desember
2016 ternyata perusahaan mereklasifikasi aset tersebut menjadi aset tidak
lancar yang dimiliki untuk dijual dengan nilai wajar senilai 65.000.000.
[182]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
Sebaliknya apabila ternyata nilai wajar lebih besar daripada saldo akhir,
maka yang digunakan adalah nilai saldo akhir. Sebagai ilustrasi, dari contoh di
atas, asumsikan apabila nilai wajarnya senilai 105.000.000. Saldo aset tetap 31
Desember 2016 = 90.000.000 (karena penyusutan pertahunnya adalah
10.000.000). Maka jurnalnya adalah :
Mencatat Reklasifikasi Aset
NCAHS – Vehicle Dr. 90.000.000
Vehicle Cr. 90.000.000
[183]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
dijual, di akhir periode tetap harus dilakukan penyesuaian antara nilai buku
dengan nilai wajar aset tersebut, tetapi dengan juga mencatat biaya penjualan
sebagai rugi penurunan nilai. Pengukuran aset seperti ini disebut juga sebagai
pengukuran dengan menggunakan model revaluasi, bukan model nilai wajar,
karena terdapat biaya penjualan sebagai rugi penurunan nilai.
Dengan menggunakan contoh yang sama(nilai wajar 105.000.000 san
saldo akhir NCHS 90.000.000) jika aset tersebut belum terjual hingga akhir
periode 31 Desember 2017, maka perusahaan tetap harus membuat ayat jurnal
untuk merevaluasi aset tersebut sebagaimana berikut ini :
Mencatat Revaluasi Aset
NCAHS – Vehicle Dr. 15.000.000
Gain from NCAHS – Vehicle Cr. 15.000.000
[184]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
[185]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
tetap, aset tetap (tidak lancar), dan aset tidak lancar yang dimiliki untuk dijual.
Oleh karena itu, dalam laporan posisi keuangan, aset tidak lancar yang dimiliki
untuk dijual harus dipisahkan dengan aset tetap dan aset lancar.
Tujuan dari penyajian seperti ini adalah agar pembaca informasi laporan
keuangan mengetahui sejauh mana kemungkinan perusahaan akan
mendapatkan arus kas di masa yang akan datang yang berasal dari aset tidak
lancar yang dimiliki untuk dijual. Aset tidak lancar yang dimiliki untuk dijual juga
dapat digunakan untuk mengevaluasi kinerja perusahaan.
Berikut contoh format penyajian aset tidak lancar yang dimiliki untuk
dijual dalam laporan posisi keuangan :
Tabel 14.1. Contoh Penyajian NCAHS
[186]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
C. LATIHAN/TUGAS
1. Berikan penjelasan logis mengenai perbedaan antara aset tidak lancar
yang dimiliki untuk dijual dengan properti investasi?
2. Salah satu bagian dari aset tidak lancar yang dimiliki untuk dijual adalah
aset yang berasal dari operasi yang dihentikan. Berikan penjelasan logis
mengenai hal ini.
3. PT Gugun memiliki mesin dengan biaya perolehan senilai 200.000.000
pada tanggal 1 Januari 2014. Umur manfaat aset 10 tahun dengan nilai
sisa 50.000.000. Selanjutnya, pada 31 Desember 2016 ternyata
perusahaan mereklasifikasi aset tersebut menjadi aset tidak lancar yang
dimiliki untuk dijual dengan nilai wajar senilai 125.000.000. Buatlah jurnal
reklasifikasi aset dan kerugian/keuntungan dari aset tersebut.
4. PT Samud tercatat memiliki kios yang dicatat sebagai aset tidak lancar
yang tersedia untuk dijual senilai 370.000.000. Selanjutnya, aset tersebut
akan kembali digunakan untuk aktivitas operasi dengan biaya revitalisasi
senilai 72.000.000. Buatlah jurnal untuk mencatat reklasifikasi dan
revitalisasi asetnya.
D. DAFTAR PUSTAKA
Kieso, E. D. (2015). Akuntansi Intermediate. Jakarta: Erlangga.
[187]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
PERTEMUAN 15
ASET TAK BERWUJUD
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari materi ini, mahasiswa mampu :
1. Membandingkan valuasi aset tetap dengan aset tak berwujud.
2. Menghayati urgensi aset tak berwujud di era digital.
3. Mengindentifikasi jenis-jenis aset tak berwujud mencakup goodwill,
hak paten, merek dagang, hak cipta, dan waralaba.
4. Membuat ayat jurnal untuk mencatat biaya perolehan dan amortisasi
aset tak berwujud.
B. URAIAN MATERI
15.1. PENJELASAN ASET TAK BERWUJUD
Sebagaimana definisi umumnya, aset adalah komoditas bukti kekayaan
(harta) suatu perusahaanyang dapat mendatangkan kembali keuntungan bagi
perusahaan. Artinya, aset adalah komoditas yang digunakan sebagai
pendukung kegiatan operasi perusahaan. Komoditas tersebut, tidak hanya yang
berwujud (tangible), tetapi juga ada yang tidak berwujud (intangible).
Aset tidak berwujud (intangible asset) adalah komoditas berharga yang
dimiliki perusahaan tetapi sifat aset tersebut tidak memiliki bentuk fisik. Di era
bisnis digital seperti saat ini, aset tak berwujud justru dianggap lebih penting
ketimbang aset tetap. Contoh sederhana, saat ini setiap orang memiliki peluang
yang sama untuk berbisnis dengan menggunakan media sosial. Tapa perlu
punya toko, para pelaku bisnis online mampu menghasilkan omzet yang besar,
asalkan mereka sudah memiliki goodwill atau brand value yang bagus.
Tidak hanya itu, perusahaan-perusahaan besar sekarang ini mampu
meraih untung yang sangat besar dari aset tak berwujud yang dimilikinya.
Misalnya saja Marvel Cinematic Universe (MCU) mampu mendapatkan
keuntungan yang sangat besar dari pembuatan film tentang tokoh-tokoh
superhero yang dimilikinya. Apabila ada perusahaan yang hendak membeli
[188]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
salah satu tokoh superhero tersebut, tentu saja harus membayarnya dengan
biaya yang sangat besar.
Hal ini membuktikan bahwa aset tak berwujud memiliki peranan penting
untuk perusahaan. Oleh karena itu, aset tak berwujud tentu saja harus
diperhitungkan dengan akurat serta ditampilkan dalam laporan keuangan
sebagai aset yang berharga bagi perusahaan. Menurut PSAK 19, aset tak
berwujud merupakan aset nonmoneter yang dapat diidentifikasi tanpa wujud
fisik. Adapun menurut (Martani, 2016, p. 341), karakteristik aset tak berwujud
yaitu, 1) Dapat diidentifikasi, 2) Dapat dikendalikan, dan 3) Tidak memiliki wujud
fisik.
Maksud dari dapat diidentifikasi adalah dapat dipidahkan, dapat diukur
nilainya, dapat dijual, dipindahkan, disewakan, maupun ditukarkan. Dapat
dikendalikan, maksudnya adalah manfaat ekonomis dari aset tersebut dapat
dikendalikan, agar tidak dapat dinikmati atau diambil oleh pihak lain. Contohnya
adalah, hak cipta. Apabila seseorang memiliki hak cipta dari pembuatan buku,
maka hak cipta tersebut dapat dikategorikan sebagai aset tak berwujud karena
tidak akan ada orang lain yang dapat mengambil keuntungan dari entitas yang
telah menjadi hak cipta tersebut.
[189]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
[190]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
Cash Cr 8.100.000.000
Namun ternyata, setelah 2 tahun berjalan, masa depan PT Samyong
menjadi terpuruk, ditaksir terjadi penurunan nilai goodwil senilai 350.000.000,
maka jurnal untuk mencatatnya adalah :
Impairment loss goodwill Dr. 7.500.000. 000
Goodwill Cr 8.100.000.000
[191]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
[192]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
tersebut harus membayar royalti kepada dosen tersebut. Pun demikian dengan
perusahaan, tidak sedikit diantarannya yang memiliki hak cipta.
Perusahaan yang biasanya banyak memiliki hak cipta diantarannya
stasiun televisi, atau salah satu program dalam televisi, seringkali
menggunakan hak cipta agar tayangan-tayangan dalam program tersebut tidak
dapat dibajak orang lain. Jika ada pihak yang hendak menggunakan ciptaan
yang sudah didaftarkan dalam hak cipta, maka harus membayar royalti kepada
pihak yang memiliki hak cipta. Begitupun dengan suatu rumah produksi seperti
Disney maupun Marvel, memiliki hak cipta atas karakter-karakter film yang
dimilikinya.
Aspek hak cipta yang berkaitan dengan akuntansi diantaranya biaya
perolehan, pencatatan transaksi, pendapatan royalti, dan pelaporan. Biaya
perolehan hak cipta diantarannya, biaya operasional pembuatan, biaya
perizinan, hinggga biaya pendaftaran. Perusahaan dapat mencatat biaya-biaya
ini dalam sebuah akun beban lain-lain atau beban perolehan hak cipta.
Berkaitan dengan pencatatan transaksi, berikut contohnya : Marvel
Cinematic Universe mendaftarkan hak paten untuk tokoh Black Panter dengan
biaya perolehan senilai $5000, maka jurnalnya adalah :
Copyright (Black Panther) Dr. 5.000
Cash Cr 5.000
Sama seperti hak paten, hak cipta juga memiliki beban amortisasi karena
berkaitan dengan jangka waktu perizinan hak cipta tersebut. Contohnya : Hak
cipta dengan biaya perolehan senilai 120.000.000 pada tanggal 1 Oktober 2017
jangka waktu 12 tahun. Maka jurnal amortisasi pada 31 Desember 2017 adalah
:
Amortization Expense - Copyright Dr. 2.500.000
Copyright Cr. 2.500.000
Biaya amortisasi 2.500.000 (3 bulan) dihitung dengan cara (120.000.000/12)
x (3/12)
[193]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
[194]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
[195]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
C. LATIHAN/TUGAS
1. Berikan penjelasan logis mengenai bagaimana pentingnya aset tak
berwujud untuk perusahaan?
2. Goodwill dan merek dagang adalah jenis aset tak berwujud yang tidak
diamortisasi, jelaskan secara logis mengapa demikian?
3. Sebutkanlah 5 contoh hak patent dan 5 contoh hak cipta yang dimiliki
oleh perusahaan-perusahaan di Indonesia.
4. Tanggal 31 Desember, ditaksir bahwa goodwill sebesar 5.000.000.000
mengalami penurunan nilai. Selanjutnya, hak paten dengan estimasi
masa manfaat selama 12 tahun diakuisisi sebesar 900.000.000 pada
tanggal 1 Agustus. Diminta : 1) Buatlah ayat jurnal pada tangal 31
Desember untuk penurunan nilai goodwill. 2) Buat ayat jurnal
penyesuaian pada tangal 31 Desember untuk amortisasi hak paten.
5. Kebab Turki Baba Rafi adalah salah satu perusahaan yang nilai
waralabanya sangat besar. Berikan penjelasan, bagaimanakan prosedur
akuntansi yang harus dilakukan apabila ternyata dalam 2 tahun ke depan
nama besar Kebab Turki Baba Rafi runtuh dan tidak lagi banyak pihak
yang mau menjadi mitra franchise nya?
D. DAFTAR PUSTAKA
Martani, D. (2016). Akuntansi Keuangan Menengah Berbasis PSAK. Jakarta:
Salemba Empat.
[196]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
PERTEMUAN 16
TRANSAKSI DIVIDEN
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari materi ini, mahasiswa mampu :
1. Memahami dividen sebagai imbal balik kepada pemegang saham.
2. Mengidentifikasi jenis-jenis dividen.
3. Menganalisis transaksi dividen.
4. Membuat ayat jurnal untuk mencatat pembayaran maupun
penerimaan dividen.
B. URAIAN MATERI
16.1. DIVIDEN
Suatu perusahaan yang menerbitkan saham, memiliki kewajiban dividen
untuk dibagikan kepada para pemegang saham. Di lain pihak, perusahaan yang
memiliki investasi saham milik perusahaan lain, memiliki hak untuk
mendapatkan dividen dari keuntungan perusahaan yang sebagian sahamnya
telah dimiliki. Sebagai contoh, PT ABC memiliki sebagian saham PT XYZ,
maka PT XYZ harus memberikan dividen kepada PT ABC dari laba yang
didapatkannya.
Menurut (Thomas, 2013) dividen adalah bagian laba yang diberikan
kepada pemegang saham. Dengan demikian, dividen dapat diartikan sebagai
imbal balik keuntungan untuk para pemegang saham dari hasil operasional
perusahaan. Pembagian dividen, bersumber dari laba bersih perusahaan yang
kemudian dimasukan ke dalam laba ditahan pada laporan perubahan ekuitas.
Oleh karena itu, pembayaran dividen, akan mengurangi laba ditahan.
Saldo normal untuk pembayaran dividen adalah debit, sama seperti prive
dalam perusahaan milik perseorangan. Hal ini karena pembayaran dividen akan
mengurangi ekuitas perusahaan. Pembagian dividen, dilakukan dalam rapat
dewan direksi. Pembagiannya ditentukan dari jumlah saham serta jenis saham
yang dimiliki oleh masing-masing pemegang saham.
[197]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
[198]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
Akun dividen kas ini pada akhir periode akan menjadi pengurang laba
ditahan. Sebab, sumber pembayaran dividen kas itu sendiri adalah laba
ditahan, sehingga saldo laba ditahan akan berkurang dengan adanya
pembayaran dividen. Dengan demikian, dapat dipastikan bahwa banyaknya
laba ditahan akan mempengaruhi jumlah dividen yang dibagikan kepada para
pemegang saham.
16.2.2. DIVIDEN SAHAM
Menurut (Kieso, 2015), dividen saham adalah penerbitan oleh suatu
perusahaan atas saham milikinya sendiri kepada pemegang saham.
Sedangkan menurut (Warren, 2015), dividen saham adalah pembagian lembar
saham kepada para pemegang saham. Jadi, dividen yang diberikan untuk
pembagian keuntungannya adalah lembar saham, sehingga pemegang saham
yang menerima dividen saham berarti jumlah saham yang dimilikinya akan
bertambah banyak.
[199]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
Akun dividend shared adalah akun dividen yang dapat dibagikan. Pada
saat pengumuman, diperlukan penyesuaian akan nilai nominal saham yang
dimiliki dengan nilai wajar. Sedangkan akun common stock yang dikredit adalah
akun saham biasa yang kembali diterbitkan untuk dibagikan kepada pemegang
saham. Oleh karena itu, pembagian saham biasa hanya akan mempengarhui
ekuitas pemegang saham.
Pengaruh dividen saham terhadap ekuitas pemegang saham adalah
dengan memindahkan laba ditahan ke modal disetor. Sederhananya, apabila
terjadi pembagian dividen saham, maka laba ditahan akan didebitkan
(berkurang) kepada modal disetor yang dalam hal ini adalah common stock.
Suatu perusahaan juga dapat memberikan dividen tunai dan dividen
saham sekaligus. Misalnya, untuk para pemegang saham mayoritas yang
hendak menginvestasikan kembali dividennya, itu diberikan dividen saham.
Sedangkan bagi pemegang saham minoritas, diberikan dividen tunai.
16.2.3. DIVIDEN PROPERTI
Dividen properti tidak dapat hanya diartikan sebagai properti investasi
atau aset tetap. Menurut (Thomas, 2013), dividen properti adalah dividen yang
diberikan dalam bentuk aset perusahaan selain kas. Aset yang diberikan bisa
berupa aset tetap, ataupun juga aset berupa surat-surat berharga (marketable
securities).
[200]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
C. LATIHAN/TUGAS
1. Berikan penjelasan logis mengenai perbedaan antara dividen tunai,
dividen saham, dengan dividen properti. Tentukan pembayaran dividen
mana yang lebih disenangi oleh pemegang saham?
2. Pemegang saham preferen cenderung memiliki keistimewaan dan
prioritas untuk mendapatkan dividen. Berikan penjelasan, apabila laba
bersih yang didapatkan perusahaan ternyata tidak memungkinkan untuk
[201]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
D. DAFTAR PUSTAKA
Kieso, E. D. (2015). Akuntansi Intermediate. Jakarta: Erlangga.
[202]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
PERTEMUAN 17
PENGENALAN AKUNTANSI PERPAJAKAN
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari materi ini, mahasiswa mampu :
1. Mengidentifikasi jenis-jenis pajak yang dibebankan kepada
perusahaan.
2. Menghitung PPh pasal 21 dan membuat ayat jurnal untuk
mencatatnya.
3. Menghitung PPh pasal 22 dan membuat ayat jurnal untuk
mencatatnya.
4. Menghitung PPh pasal 23 dan membuat ayat jurnal untuk
mencatatnya
5. Menggunakan akun VAT Out dan VAT In untuk mencatat transaksi
yang mengandung unsur PPN.
B. URAIAN MATERI
17.1. ASPEK PERPAJAKAN DALAM AKUNTANSI
Perpajakan dengan akuntansi berkaitan erat. Menurut (Mardiasmo,
2011), pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-
undang yang dapat dipaksakan dengan tidak mendapat jasa timbal
(kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukan dan digunakan untuk
membayar pengeluaran umum. Iuran rakyat dalam hal ini dapat berarti
masyarakat, Badan Usaha Milik Negara (BUMD), perusahaan, maupun
lembaga lain yang melakukan usaha di suatu negara.
Oleh karena itu, pajak yang dibebankan kepada perusahaan harus
diberikan perlakuan akuntansi yang benar. Maksudnya adalah, pajak harus
diakui, dicatat, diukur, serta dilaporkan dengan benar oleh perusahaan. Pajak-
pajak yang menjadi beban bagi perusahaan disebut juga sebagai aspek-aspek
perpajakan dalam akuntansi. Untuk memberikan sedikit gambaran, perlu
dipahami jenis-jenis pajak serta pencatatan akuntansi untuk pajak tersebut.
[203]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
[204]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
[205]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
jasa serta pembagian dividen saja. Terkait pembahasan aspek pajak lainnya,
akan dipelajari dalam mata kuliah perpajakan.
17.2.1.1. PAJAK PENGHASILAN KARYAWAN (PPh PASAL 21)
Menurut (Warren, 2015), setiap pemberi kerja harus memotong sebagian
dari penghasilan karyawannya untuk pembayaran pajak penghasilan (PPh).
Dalam hal ini, PPh yang digunakan adalah PPh pasal 21 yaitu pajak orang
pribadi. Oleh karena itu, perusahaan yang memberikan gaji kepada
karyawanannya dengan jumlah gaji penghasilan kena pajak, maka perusahaan
harus memotong gaji karyawan tersebut berdasarkan PPh pasal 21 orang
pribadi. Besaran tarif untuk pemotongan PPh 21 ditentukan oleh berdasarkan
jumlah Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP), status tanggungan, serta
kepemilikan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) karyawan itu sendiri.
PTKP adalah besaran nilai penghasilan karyawan yang tidak akan
dipotong pajak. Besaran PTKP yang dibebankan kepada setiap orang juga
berbeda-beda, disesuaikan dengan status dan tanggungannya. Menurut
Peraturan Menteri Keuangan (PMK) tahun 2016, berikut besaran PTKP :
Tabel 17.1. PTKP Wajib Pajak Tidak Kawin (TK)
WP Kawin K0 58.500.000
Tanggungan 1 K0 63.000.000
Tanggungan 2 K2 67.500.000
Tanggungan 3 K3 72.000.000
[206]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
Kisaran Tarif
1 - 50 juta 5%
50 - 250 juta 15%
250 - 500 juta 25%
lebih dari 500 juta 30%
[207]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
Income Tax PPh 21 yang dikredit sebesar 408.333 tidak akan diberikan
kepada karyawan, melainkan akan disimpan oleh perusahaan untuk kemudian
disetorkan ke Kantor Pelayanan Pajak, biasanya pada akhir tahun. Saldo
normal untuk akun ini adalah kredit, karena sifatnya adalah liabilitias. Dalam hal
ini, income tax PPh 21 ini adalah hak negara yang wajib disetorkan.
Contoh diatas merupakan perhitungan yang paling sederhana, karena
pada kenyataannya, perusahaan biasa memberikan tunjangan-tunjangan
seperti tunjangan jabatan tunjangan kinerja, serta iuran-iuran tertentu seperti
iuran pensiun, iuran jaminan kesehatan dan lainnya. Tunjangan-tunjangan serta
iuran-iuran tersebut akan mengurangi PKP seseorang. Sederhananya, PKP itu
dihitung dengan cara mengurangi penghasilan kotor dengan tunjangan-
tunjangan dan iuran-iuran serta PTKP.
17.2.1.2. PAJAK IMPOR (PPh 22)
Bagi perusahaan-perusahaan besar, baik itu perusahaan dagang
maupun manufaktur, kegiatan ekspor dan impor adalah hal yang biasa atau
sering sekali terjadi. Atas transaksi perdagangan ekspor maupun impor
tersebut, Pemerintah mengenakan pajak penghasilan (PPh) pasal 22.
Pengenaan tarif pajak disesuaikan dengan jenis kegiatan itu sendiri.
Secara umum, tarif PPh 22 yang dikenakan atas kegiatan impor adalah
sebesar 2,5% bagi yang memiliki Angka Pengenal Importir (API) dan sebesar
7,5% bagi yang tidak menyertakan API. Contoh sederhana mengenai kegiatan
impor perusahaan yang dikenakan PPh 22 adalah sebagai berikut :
Perusahaan yang memiliki API mengimpor 50 unit mobil dari Korea dengan
harga perunit $30.000, dikenakan bea masuk 25%, bea masuk tambahan 10%,
asuransi 5% per-unit, ongkos angkut per unit $500. Kurs Menteri Keuangan
(KMK) yang berlaku saat itu, 12.500 rupiah per-1 dollar.
Perhitungannya adalah :
Perhitungan adalah Total per-unit $5.000 x 12.500 = 375.000.000 ditambah
asuransi 5% yaitu 18.750.000, ditambah ongkos angkut per-unit $500 yaitu
6.250.000, ditambah bea masuk 25% yaitu 93.750.000, ditambah bea
tambahan 10% yaitu 37.500.000. Berarti total nilai impor per-unitnya adalah
375.000 + 18.750.000 + 6.250.000+93.750.000+37.500.000 = 531.250.000
Berarti total nilai impor untuk 50 unit adalah 531.250.000 x 50 = 26.562.500.000
Sehingga, besaran PPh 22 nya adalah 26.562.500 x 2,5% = 664.062.500.
Dengan demikian, total kas yang dikeluarkan untuk 50 unit mobil tersebut
[208]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
[209]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
[210]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
[211]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
C. LATIHAN/TUGAS
1. Mengapa perlakuan aspek perpajakan yang baik sangat penting bagi
perusahaan?
2. Sebutkan jenis-jenis pajak yang anda ketahui, kemudian jelaskan
dengan menggunakan kalimat yang jelas.
3. Seorang pegawai dengan gaji perbulan 14.000.000, statusnya adalah
K2, telah memiliki NPWP. Hitunglah besaran PPh pasal 21 terhutangnya.
Buatlah jurnal untuk mencatat transaksi pemberian gaji ini.
4. Perusahaan yang memiliki API mengimpor 100 unit sepeda motor
dengan harga perunit $2.000, dikenakan bea masuk 25%, asuransi 3%
per-unit, ongkos angkut per unit $70. Kurs Menteri Keuangan (KMK)
yang berlaku saat itu, 12.800 rupiah per-1 dollar. Hitunglah PPh 2
5. Pada akhir tahun PT Dudung memiliki saldo VAT In sebesar 12.000.000
dan VAT Out sebesar 8.000.000, buatlah jurnal pada akhir periode
untuk pengisian SPT PPn.
D. DAFTAR PUSTAKA
Mardiasmo. (2011). Perpajakan Edisi Revisi. Yogyakarta: Penerbit Andi.
[212]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
PERTEMUAN 18
PENGENALAN ANALISIS RASIO
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari materi ini, mahasiswa mampu :
1. Memahami konsep dasar analisis laporan keuangan.
2. Memahami urgensi analisis laporan keuangan.
3. Menyebutkan jenis-jenis analisis laporan keuangan serta prosedur
analisis dasar laporan keuangan.
4. Menerapkan analisis keuangan sebagai upaya mengevaluasi
kemampuan likuiditas dan solvabilitas perusahaan.
5. Menerapkan analisis laporan keuangan untuk menilai kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba.
B. URAIAN MATERI
18.1. KONSEP DASAR ANALISIS LAPORAN KEUANGAN
Suatu laporan keuangan akan menjadi berarti apabila dapat
dimanfaatkan informasinya dengan baik. Suatu perusahaan yang maju, selalu
dapat melakukan perbaikan-perbaikan kinerja di masa yang akan datang
dengan menganalisis laporan keuangan. Hasil dari analisis laporan keuangan
tersebut selanjutnya dijadikan bahan untuk mengevaluasi kinerja serta
menyusun strategi pengembangan.
Menurut (Harahap, 2015), analisis laporan keuangan adalah upaya untuk
mencari hubungan antar berbagai pos yang ada dalam laporan keuangan.
Dalam hal ini, tujuan utamanya adalah untuk memberikan informasi yang
diinginkan oleh para pemangku kepentingan dalam ruang lingkup, 1) Menilai
prestasi perusahaan, 2) Memproyeksi kondisi keuangan perusahaan di masa
depan, 3) Menilai kinerja periode masa lalu melalui dari aspek posisi keuangan,
hasil usaha, likuiditas, solvabilitas, rentabilitas dan profitabilitas perusahaan.
Analisis laporan keuangan dilakukan dengan menilai informasi-informasi
yang disediakan dari laporan keuangan. Baik itu laporan laba rugi, perubahan
ekuitas, posisi keuangan, maupun arus kas. Sebagai upaya memudahkan
[213]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
[214]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
[215]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
[216]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
[217]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
[218]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
Sebagai contoh :
Penjualan Bersih 678,500,000
Piutang dagang :
Awal tahun 152,000,000
Akhir tahun 174,000,000
Total 326,000,000
Rata-rata piutang dagang 163,000,000
Perputaran piutang dagang 4,2(678,500,000 : 163,000,000)
[219]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
Dalam hal ini, menentukan COGS days average atau beban pokok
penjualan rata-rata harian adalah :
[220]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
[221]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
Sebagai contoh, PT XYZ memiliki aset tetap berupa tanah dan bangunan
senilai 7.250.000.000, Mesin dan Peralatan 1.230.000.000, dan Kenda;-raan
453.000.000. Perusahaan juga memiliki liabilitas jangka panjang berupa Hutang
Bank 1.450.000.000, dan surat hutang obligasi 2.325.000.000. Maka, rasio aset
tetap terhadap liabilitas jangka panjangnya adalah :
Fixed Asset 12,789,000,000
Long Term Liabilities :
Bank Loan 1,450,000,000
Obligation 2,325,000,000
3,775,000,000
Ratio of Fixed Asset to Long-Term Liabilities 3.4
[222]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
Contoh perhitungan :
Total Liability 720,000,000
Total Stockholders Equity 3,542,000,000
Ratio of Liability to Stockholders Equity 0.2
[223]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
[224]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
Nilai ROA pada 2016 sebesar 0,38 atau sebesar 38%. Selanjutnya pada
2017 meningkat menjadi 41 %. Semakin besar persentase ROA yang
didapatkan, maka semakin baik profitabilitas perusahaan serta semakin efektif
pengelolaan aset untuk mendapatkan laba.
18.2.2.3. PENGEMBALIAN TERHADAP EKUITAS (RETURN ON EQUITY)
Perusahaan yang memiliki profitabilitas yang baik, cenderung mampu
mendapatkan keuntungan dari memaksimalkan ekuitas. Dalam hal ini,
profitabilitas yang didapatkan dari ekuitas perusahaan dapat dihitung dengan
rasio pengembalian terhadap ekuitas (return on equity) atau yang sering
disingkat dengan ROE.
Ekuitas yang dimiliki suatu perusahaan tersebut terdiri dari ekuitas
saham preferen dan ekuitas saham biasa. Tidak hanya itu, bahkan sejumlah
perusahaan bahkan memiliki saham lain diluar kedua itu (saham biasa dan
preferen). Misalnya waran saham (warrant stock), saham preferen konversian,
dan lain sebagainnya. Oleh karena itu, ROE ini dapat dirinci berdasarkan jenis
sahamnya.
[225]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
( )
C. LATIHAN/TUGAS
1. Mengapa perusahaan perlu melakukan analisis terhadap laporan
keuangannya?
2. Berikan penjelasan singkat mengenai apa itu solvabilitas, likuiditas dan
profitabilitas. Sebutkan pula ukuran-ukuran rasio untuk masing-masing
kemampuan perusahaan tersebut.
3. Hitunglah current ratio, quick ratio, ratio of fixed assets to long-term
liabilities, dan ratio of liabilities of stockholders equity.
[226]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
PT DUDUNG
STATEMENT OF FINANCIAL POSITION
ASSETS :
CASH 63,103,000
SUPPLIES 1,910,000
MERCHENDISE INVENTORY 13,586,000
ACCOUNT RECEIVABLE 6,800,000
PREPAID INSURANCE 1,695,000
PREPAID ADVERTISING 2,005,000
BUILDING 301,975,000
VEHICLE 91,955,000
EQUIPMENT 6,120,000
TOTAL ASSETS 489,149,000
D. DAFTAR PUSTAKA
Harahap, S. S. (2015). Analisis Kritis atas Laporan Keuangan. Jakarta: Rajawali
Press.
[227]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
Lampiran 1
RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER
Program Studi : D3 Akuntansi
Mata Kuliah/Kode : Akuntansi Keuangan 1 / DAK03309
SKS : 3 SKS
Prasyarat : Pengantar Akuntansi 2
Deskripsi Mata Kuliah : Akuntansi keuangan 1 adalah mata kuliah keahlian yang berisi materi dasar akuntansi keuangan
dan standar akuntansi, sistem informasi akuntansi, pembuatan laporan keuangan, pengeloaan
persediaan, surat-surat berharga, aset tetap, hingga pengenalan analisis laporan keuangan.
Capaian Lulusan : Setelah menyelesaiakn mata kuliah ini diharapkan mahasiswa mampu menyusun laporan
keuangan perusahaan go public sesuai dengan PSAK.
Penyusun : (1) Dani Rahman Hakim, S.Pd, M.Pd
(2) Iin Rosini, SE, M.Si, CSRS, CADE
1 2 3 4 5 6 7 8
BAHAN PENGALAMAN KRITERIA
PERTEMUAN KEMAMPUAN AKHIR METODE
KAJIAN/MATERI WAKTU BELAJAR PENILAIAN dan BOBOT
KE YANG DIHARAPKAN PEMBELAJARAN
AJAR MAHASISWA INDIKATOR
1. Memaknai karakteristik Akuntansi Pembelajaran 90 Latihan/Tugas Keberhasilan 5%
akuntansi keuangan Keuangan dan Berbasis Masalah Menit 1 menjelaskan
2. Mengidentifikasi Standar kembali konsep-
perbedaan antara Akuntansi konsep dasar
akuntansi keuangan akuntansi
1 dengan akuntansi keuangan dan
manajemen. standar akuntansi
3. Mengimplementasikan
urgensi standar
akuntansi keuangan ke
dalam proses
[228]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
1 2 3 4 5 6 7 8
BAHAN PENGALAMAN KRITERIA
PERTEMUAN KEMAMPUAN AKHIR METODE
KAJIAN/MATERI WAKTU BELAJAR PENILAIAN dan BOBOT
KE YANG DIHARAPKAN PEMBELAJARAN
AJAR MAHASISWA INDIKATOR
pembuatan laporan
keuangan.
4. Mengidenfitikasi
perbedaan antara
masing-masing
standar akuntansi yang
berlaku di Indonesia
maupun dunia
internasional.
5. Mengklasifikasikan
perusahaan
berdasarkan
akuntabilitas publik
yang dimilikinya.
1. Memahami konsep Sistem Informasi Simulasi dan 90 Latihan/Tugas Keberhasilan 5%
dasar sistem informasi Akuntansi Tanya Jawab Menit 2 memahami
akuntansi. konsep
2. Mengidentifikasi
komponen-komponen
dalam sistem informasi
2
akuntansi.
3. Membedakan konsep
dasar akuntansi
berbasis akrual dengan
akuntansi berbasis kas
4. Mengidentifikasi
[229]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
1 2 3 4 5 6 7 8
BAHAN PENGALAMAN KRITERIA
PERTEMUAN KEMAMPUAN AKHIR METODE
KAJIAN/MATERI WAKTU BELAJAR PENILAIAN dan BOBOT
KE YANG DIHARAPKAN PEMBELAJARAN
AJAR MAHASISWA INDIKATOR
perbedaan-perbedaan
antara sistem informasi
akuntansi
terkomputerisasi
dengan sistem
informasi akuntansi
manual.
1. Memahami siklus Siklus Akuntansi Pembelajaran 90 Latihan/Tugas Keberhasilan 5%
akuntansi sebagai Perusahaan Berbasis Masalah Menit 3 menyelesaikan
input, proses, dan Dagang siklus akuntansi
output. perusahaan
2. Menghafal 10 tahapan dagang
dalam siklus akuntansi.
3. Menyelesaikan siklus
3
akuntansi dengan
membuat ayat jurnal,
buku besar, daftar
saldo, laporan
keuangan, hingga
jurnal penutup untuk
perusahaan dagang.
[230]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
1 2 3 4 5 6 7 8
BAHAN PENGALAMAN KRITERIA
PERTEMUAN KEMAMPUAN AKHIR METODE
KAJIAN/MATERI WAKTU BELAJAR PENILAIAN dan BOBOT
KE YANG DIHARAPKAN PEMBELAJARAN
AJAR MAHASISWA INDIKATOR
1. Menganalisis unsur- Laporan Laba Demonstrasi 90 Latihan/Tugas Ketepatan 7%
unsur laporan laba rugi Rugi dan Menit 4 menjurnal dan
dan penghasilan Penghasilan keberhasilan
komprehensif lain. Komprehensif membuat laporan
2. Mengidentifikasi jenis- Lain laba rugi dan
jenis transaksi yang penghasilan
menghasilkan komprehensif lain
penghasilan
komprehensif lain.
3. Membuat ayat jurnal
untuk mencatat
transaksi penghasilan
komprehensif lain.
4
4. Menghitung dan
menentukan
keuntungan atau
kerugian revaluasi aset
5. Membuat kertas kerja
translasi valuta asing
dan membuat jurnal
untuk mencatat OCI
dari hasil translasi
tersebut.
6. Membuat laporan laba
rugi dan penghasilan
komprehensif lain
[231]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
1 2 3 4 5 6 7 8
BAHAN PENGALAMAN KRITERIA
PERTEMUAN KEMAMPUAN AKHIR METODE
KAJIAN/MATERI WAKTU BELAJAR PENILAIAN dan BOBOT
KE YANG DIHARAPKAN PEMBELAJARAN
AJAR MAHASISWA INDIKATOR
dalam bentuk tunggal
dan ganda.
[232]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
1 2 3 4 5 6 7 8
BAHAN PENGALAMAN KRITERIA
PERTEMUAN KEMAMPUAN AKHIR METODE
KAJIAN/MATERI WAKTU BELAJAR PENILAIAN dan BOBOT
KE YANG DIHARAPKAN PEMBELAJARAN
AJAR MAHASISWA INDIKATOR
posisi keuangan
dengan benar
berdasarkan informasi
dari daftar saldo dan
laporan perubahan
ekuitas.
1. Menghayati urgensi Laporan Arus Demonstrasi dan 90 Latihan/Tugas Keberhasilan 5%
laporan arus kas. Kas Tanya Jawab Menit 6 membuat laporan
2. Mengidentifikasi akun- arus kas
akun yang termasuk
pada aktivitas operasi,
investasi, dan
pendanaan.
3. Mengidentifikasi
kegiatan investasi dan
6 pendanaan pos non
kas.
4. Membuat laporan arus
kas dengan metode
langsung dan tidak
langsung.
5. Melakukan analisis
rasio keuangan dari
informasi yang tersedia
dalam laporan arus kas
[233]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
1 2 3 4 5 6 7 8
BAHAN PENGALAMAN KRITERIA
PERTEMUAN KEMAMPUAN AKHIR METODE
KAJIAN/MATERI WAKTU BELAJAR PENILAIAN dan BOBOT
KE YANG DIHARAPKAN PEMBELAJARAN
AJAR MAHASISWA INDIKATOR
1. Menghayati urgensi Pengendalian Praktek dan 90 Latihan/Tugas Keberhasilan 7%
pengendalian internal Internal dan Tanya Jawab Menit 7 memahami
bagi perusahaan. Akuntansi Kas konsep
2. Mengidentifikasi jenis- pengendalian
jenis pengendalian internal dan
internal kas. ketepatan
3. Membuat jurnal membuat catatan
7 pembentukan dan transaksi kas kecil
transaksi kas kecil. dan rekonsiliasi
4. Membuat catatan bank
rekonsiliasi bank.
5. Membuat jurnal
penyesuaian dari
catatan rekonsiliasi
bank
1. Mengklasifikasi piutang Akuntansi Ceramah dan 90 Latihan/Tugas Keberhasilan 7%
berdasarkan jenis dan Piutang Praktek Menit 8 mengakuntansikan
jangka waktu transaksi piutang
pembayarannya.
2. Menganalisis transaksi
8 piutang untuk membuat
ayat jurnal yang sesuai
atas transaksi tersebut.
3. Menganalisis transaksi
wesel baik itu wesel
berbuga maupun tidak
[234]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
1 2 3 4 5 6 7 8
BAHAN PENGALAMAN KRITERIA
PERTEMUAN KEMAMPUAN AKHIR METODE
KAJIAN/MATERI WAKTU BELAJAR PENILAIAN dan BOBOT
KE YANG DIHARAPKAN PEMBELAJARAN
AJAR MAHASISWA INDIKATOR
berbunga.
4. Membuat ayat jurnal
untuk mencatat
transaksi wesel dan
amortisasi wesel.
5. Menganalisis umur
piutang dan
menentukan saldo
cadangan kerugian
piutang.
6. Membuat jurnal untuk
mencatat piutang tak
tertagih dengan
menggunakan metode
penghapusan langsung
dan penyisihan.
7. Membuat jurnal untuk
transaksi anjak piutang
dengan atau tanpa
tanggung renteng.
1. Mengklasifikasikan Pengelolaan Ceramah dan 90 Latihan/Tugas Keberhasilan 8%
persediaan Persediaan Praktek Menit 9 menerapkan
berdasarkan jenis perlakuan
9
perusahaannya. akuntansi yang
2. Membandingkan sistem tepat untuk
pencatatan persediaan persediaan
[235]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
1 2 3 4 5 6 7 8
BAHAN PENGALAMAN KRITERIA
PERTEMUAN KEMAMPUAN AKHIR METODE
KAJIAN/MATERI WAKTU BELAJAR PENILAIAN dan BOBOT
KE YANG DIHARAPKAN PEMBELAJARAN
AJAR MAHASISWA INDIKATOR
antara perpetual dan
periodik.
3. Mengidentifikasi arus
biaya persediaan
dengan metode
identifikasi khusus,
FIFO, dan rata-rata
tertimbang.
4. Membuat kartu
persediaan dengan
menggunakan metode
FIFO dan rata-rata
tertimbang.
5. Menentukan Cost of
Goods Sold dan
Persediaan Akhir
dengan menggunakan
pilihan metode yang
berbeda.
6. Menganalisis
perputaran persediaan.
UJIAN TENGAH SEMESTER
[236]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
1 2 3 4 5 6 7 8
BAHAN PENGALAMAN KRITERIA
PERTEMUAN KEMAMPUAN AKHIR METODE
KAJIAN/MATERI WAKTU BELAJAR PENILAIAN dan BOBOT
KE YANG DIHARAPKAN PEMBELAJARAN
AJAR MAHASISWA INDIKATOR
1. Mengklasifikasi surat Surat Berharga Pembelajaran 90 Latihan/Tugas Ketepatan dalam 7%
berharga investasi (Marketable berbasis masalah Menit menganalisis
berdasarkan jangka Securities) transaksi surat-
waktunya surat berharga
2. Mengklasifikasi surat serta melakukan
berharga berdasarkan perlakuan
transaksinya. akuntansi yang
3. Menentukan biaya tepat untuk itu
perolehan surat
berharga berdasarkan
kurs dan nilai nominal
yang berlaku.
4. Membuat ayat jurnal
10
untuk mencatat
transaksi saham dan
obligasi. Baik itu
transaksi pembelian,
penerimaan dividen,
penjualan, hingga
penurunan nilai.
5. Mengidentifikasi trading
securities, securities
available to sale, dan
securities held to
maturity berdasarkan
karakteristiknya.
[237]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
1 2 3 4 5 6 7 8
BAHAN PENGALAMAN KRITERIA
PERTEMUAN KEMAMPUAN AKHIR METODE
KAJIAN/MATERI WAKTU BELAJAR PENILAIAN dan BOBOT
KE YANG DIHARAPKAN PEMBELAJARAN
AJAR MAHASISWA INDIKATOR
6. Membuat ayat jurnal
untuk mencatat
transaksi trading
securities, securities
available to sale, dan
securities held to
maturity.
1. Memahami konsep Akuntansi dan Ceramah dan 90 Latihan/Tugas Ketepatan 5%
dasar nilai waktu dari Nilai Waktu dari Praktek Menit 11 membuat
uang. uang perhitungan bunga
2. Memberikan sederhana dan
argumentasi atas bunga majemuk
perbedaan antara
bunga sederhana
11 dengan bunga
majemuk.
3. Menentukan nilai FV
dengan perhitungan
yang tepat.
4. Menentukan nilai PV
dengan perhitungan
yang tepat.
1. Mengidentifikasi Aset Tetap Ceramah dan 90 Latihan/Tugas Keberhasilan 5%
karakteristik aset tetap Praktek Menit 12 mengukur aset
12
berdasarkan tetap, menghitung
pencatatan akuntansi penyusutannya,
[238]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
1 2 3 4 5 6 7 8
BAHAN PENGALAMAN KRITERIA
PERTEMUAN KEMAMPUAN AKHIR METODE
KAJIAN/MATERI WAKTU BELAJAR PENILAIAN dan BOBOT
KE YANG DIHARAPKAN PEMBELAJARAN
AJAR MAHASISWA INDIKATOR
yang benar. serta membuat
2. Mengklasifikasikan aset jurnal untuk
tetap berdasarkan sifat pelaporannya
dan mobilitasnya.
3. Membuat jurnal untuk
mencatat pengakuan
dan pengukuran aset
tetap.
4. Mengklasifikasi metode
penyusutan yang tepat
berdasarkan jenis aset
tetapnya.
5. Menentukan biaya
penyusutan dengan
menggunakan metode
garis lurus, unit
produksi, dan menurun
berganda.
6. Membuat jurnal
penghentian aset tetap.
7. Menentukan beban
deplesi serta membuat
jurnal untuk mencatat
deplesi.
[239]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
1 2 3 4 5 6 7 8
BAHAN PENGALAMAN KRITERIA
PERTEMUAN KEMAMPUAN AKHIR METODE
KAJIAN/MATERI WAKTU BELAJAR PENILAIAN dan BOBOT
KE YANG DIHARAPKAN PEMBELAJARAN
AJAR MAHASISWA INDIKATOR
1. Mengidentifikasi mana Properti Investasi Pembelajaran 90 Latihan/Tugas Keberhasilan 5%
yang tergolong aset- Kooperatif Menit 13 memahami
aset properti investasi konsep dan
berdasarkan sifatnya. ketepatan
2. Memberikan mengukur properti
argumentasi mengenai investasi
perbedaan antara aset
tetap dengan properti
investasi.
13 3. Membuat jurnal
penyesuaian untuk
mencatat
keuntungan/kerugian
properti investasi
4. Memahami
penghentian
pengakuan serta
pengungkapan properti
investasi.
1. Memahami konsep Aset tidak lancar Demonstrasi dan 90 Latihan/Tugas Keberhasilan 5%
dasar aset tidak lancar yang dimiliki Tanya Jawab Menit 14 memahami
yang dimilik untuk untuk dijual konsep
14 dijual.
2. Mengklasifikasi aset-
aset dari operasi
dihentikan menjadi aset
[240]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
1 2 3 4 5 6 7 8
BAHAN PENGALAMAN KRITERIA
PERTEMUAN KEMAMPUAN AKHIR METODE
KAJIAN/MATERI WAKTU BELAJAR PENILAIAN dan BOBOT
KE YANG DIHARAPKAN PEMBELAJARAN
AJAR MAHASISWA INDIKATOR
tidak lancar yang
dimiliki untuk dijual.
3. Membuat jurnal untuk
mereklasifikasi aset
tetap menjadi aset tidak
lancar yang dimiliki
untuk dijual, ataupun
sebaliknya.
4. Membuat jurnal untuk
mencatat revaluasi aset
tidak lancar yang
dimiliki untuk dijual.
5. Memahami cara
menyajikan aset tidak
lancar yang dimiliki
untuk dijual dalam
laporan posisi
keuangan.
1. Membandingkan Aset Tak Demonstrasi dan 90 Latihan/Tugas Keberhasilan 5%
valuasi aset tetap Berwujud Tanya Jawab Menit 15 memahami
dengan aset tak konsep serta
berwujud. ketepatan
15
2. Menghayati urgensi menerapkan
aset tak berwujud di perlakuan
era digital. akuntansi aset tak
3. Mengindentifikasi jenis- berwujud
[241]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
1 2 3 4 5 6 7 8
BAHAN PENGALAMAN KRITERIA
PERTEMUAN KEMAMPUAN AKHIR METODE
KAJIAN/MATERI WAKTU BELAJAR PENILAIAN dan BOBOT
KE YANG DIHARAPKAN PEMBELAJARAN
AJAR MAHASISWA INDIKATOR
jenis aset tak berwujud
mencakup goodwill,
hak paten, merek
dagang, hak cipta, dan
waralaba.
4. Membuat ayat jurnal
untuk mencatat biaya
perolehan dan
amortisasi aset tak
berwujud.
1. Memahami dividen Transaksi Pembelajaran 90 Latihan/Tugas Ketepatan 4%
sebagai imbal balik Dividen Kontekstual Menit 16 menganalisis
kepada pemegang
saham.
2. Mengidentifikasi jenis-
jenis dividen.
16
3. Menganalisis transaksi
dividen.
4. Membuat ayat jurnal
untuk mencatat
pembayaran maupun
penerimaan dividen.
[242]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
1 2 3 4 5 6 7 8
BAHAN PENGALAMAN KRITERIA
PERTEMUAN KEMAMPUAN AKHIR METODE
KAJIAN/MATERI WAKTU BELAJAR PENILAIAN dan BOBOT
KE YANG DIHARAPKAN PEMBELAJARAN
AJAR MAHASISWA INDIKATOR
1. Mengidentifikasi jenis- Pengenalan Ceramah dan 90 Latihan/Tugas Ketepatan 5%
jenis pajak yang Akuntansi Demonstrasi menit 17 menghitung dan
dibebankan kepada Perpajakan membuat jurnal
perusahaan.
2. Menghitung PPh pasal
21 dan membuat ayat
jurnal untuk
mencatatnya.
3. Menghitung PPh pasal
22 dan membuat ayat
jurnal untuk
17
mencatatnya.
4. Menghitung PPh pasal
23 dan membuat ayat
jurnal untuk
mencatatnya
5. Menggunakan akun
VAT Out dan VAT In
untuk mencatat
transaksi yang
mengandung unsur
PPN.
1. Memahami konsep Pengenalan Demonstrasi 90 Latihan/Tugas Ketepatan 5%
dasar analisis laporan Analisis Rasio Menit 18 menganalisis
18
keuangan.
2. Memahami urgensi
[243]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
1 2 3 4 5 6 7 8
BAHAN PENGALAMAN KRITERIA
PERTEMUAN KEMAMPUAN AKHIR METODE
KAJIAN/MATERI WAKTU BELAJAR PENILAIAN dan BOBOT
KE YANG DIHARAPKAN PEMBELAJARAN
AJAR MAHASISWA INDIKATOR
analisis laporan
keuangan.
3. Menyebutkan jenis-
jenis analisis laporan
keuangan serta
prosedur analisis dasar
laporan keuangan.
4. Menerapkan analisis
keuangan sebagai
upaya mengevaluasi
kemampuan likuiditas
dan solvabilitas
perusahaan.
5. Menerapkan analisis
laporan keuangan
untuk menilai
kemampuan
perusahaan dalam
menghasilkan laba.
UJIAN AKHIR SEMESTER
[244]
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang D3 Akuntansi
[245]
Akuntansi Keuangan 1