Anda di halaman 1dari 4

Nama : Siti Iklima

NIM : E1031191086

Prodi : Ilmu Pemerintahan

Dosen : Dr. Dwi Haryono , M.Si

DAMPAK SISTEM MULTI PARTAI TERHADAP EFEKTIVITAS SISTEM


PRESIDENSIAL

Sistem multi partai adalah salah satu varian dari beberapa sistem kepartaian
yang berkembang di dunia modern saat ini. Sistem partai politik ini menjadi sebuah
jaringan dari hubungan dan interakasi antara partai politik di dalam sebuah sistem
politik yang berjalan.

Di Indonesia, jumlah partai politik yang terlalu banyak merupakan salah satu
faktor penyumbang tidak efektifnya sistem pemerintahan di Indonesia. Banyaknya
partai politik yang ikut dalam pemilu menyebabkan koalisi yang dibangun untuk
mencalonkan presiden dan wakil presiden terlalu “gemuk” karena melibatkan banyak
parpol. Gemuknya koalisi ini mengakibatkan pemerintahan hasil koalisi tidak dapat
berjalan efektif karena harus mempertimbangkan banyak kepentingan.

Kelemahan Sistem Multi Partai antara lain:

1. Pemerintah tidak memiliki kestabilan karena banyknya partai membuat tidak


adanya sebuah partai yang mampu mendukung pemerintahan dan harus melalui
koalisi.
2. Pemerintah terkadang ragu dan banyak program yang kurang efektif.
3. Sistem multi partai cenderung lamban dalam meningkatkan pertumbuhan
ekonomi.
4. Menurunkan fungsi nasionalisme terhadap Negara.
5. Belum pernah membentuk negara yang besar dan kuat.

Kelebihan Sistem Multi Partai antar lain:

1. Ada kebebasan untuk mendirikan partai hingga menjadi pemimpin parpol.


2. Parpol melakukan kontrol sosial lebih banyak.
3. Masyarakat diberi banyak pilihan partai yang sesuai dengan visi politik mereka.

Sistem pemerintahan presidensial adalah suatu pemerintahan dimana kedudukan


eksekutif tidak bertanggung jawab kepada badan perwakilan rakyat, dengan kata lain
kekuasaan eksekutif berada di luar pengawasan langsung parlemen. Problematika sistem
presidensial pada umumnya terjadi ketika ia dikombinasikan dengan sistem multipartai,
apalagi dengan tingkat fragmentasi dan polarisasi yang relatif tinggi.
Presidensialisme dan sistem multipartai bukan hanya merupakan kombinasi yang
sulit melainkan juga membuka peluang terjadinya deadlock dalam relasi eksekutif dan
legislatif yang kemudian berdampak pada instabilitas demokrasi presidensial. Sistem
multipartai dewasa ini, ternyata gagal memberikan sumbangan kepada negara karena
tidak mengkondisikan pembentukan kekuatan oposisi yang diperlukan untuk menopang
rezim dan pemerintahan yang kuat, stabil, dan efektif secara demokratik. Bersamaan
dengan itu, sistem multipartai tidak pula berfungsi untuk melandasi praktik politik
check and balances, baik diantara lembaga negara maupun fraksi pemerintah dengan
fraksi lainnya di lembaga perwakilan rakyat.
Sistem presidensial yang berdasarkan sistem multipartai, bila tidak ada partai
politik yang meraih suara mayoritas di parlemen, koalisi merupakan suatu yang tidak
bisa dihindari. Ia bisa dikatakan sebagai suatu keniscayaan. Bila tidak, kemungkinan
efektivitas pemerintahan akan terga nggu.Karena itu, koalisi merupakan jalan
penyelamat bagi sistem pemerintahan presidensial yang menganut sistem multipartai.
Koalisi pendukung presiden dalam sistem presidensialisme tidak stabil. Karena,
pertama, koalisi pemerintahan dan elektoral sering berbeda. Dalam koalisi
pemerintahan, parpol tidak bertanggung jawab menaikkan presiden dalam pemilu
sehingga parpol cenderung meninggalkan presiden yang tidak lagi populer. Pemilu
presiden selalu ada di depan mata sehingga partai politik berusaha sebisa mungkin
menjaga jarak dengan berbagai kebijakan presiden, yang mungkin baik, tetapi tidak
populis.

Adapaun beberapa alasan/kelemahan sistem presidensial yang dikombinasikan


dengan sistem multi partai:
 Pertama, karena pemilihan presiden dan parlemen diselenggarakan secara
terpisah maka kemungkinan presiden yang terpilih adalah presiden yang
tidak mendapatkan dukungan mayoritas di parlemen. adahal di dalam
sistem presidensial dukungan parlemen kepada presiden sangat
berpengaruh di dalam proses pembuatan undang-undang dan pelaksanaan
kebijakan dan program – program pemerintah. Semakin besar dukungan
parlemen kepada presiden maka implementasi kebijakan publik oleh
pemerintah akan semakin efektif. Sebaliknya semakin kecil dukungan
parlemen maka efektifitas pemerintah di dalam mengimplementasikan
kebijakan-kebijakan akan semakin berkurang.
 Kedua, personal presiden – termasuk kepribadian dan kapasitas–
merupakan salah satu faktor yang penting. Di dalam sebuah situasi yang
sulit seperti keadaan krisis ekonomi saat ini presiden dihadapkan pada
pekerjaan yang sangat banyak dan rumit. Oleh karena itu presiden juga
dituntut memiliki kapasitas yang baik untuk menangani berbagai
permasalahan yang sedang dihadapi. Selain dituntut untuk memiliki
kapasitas dalam menangani permasalahan bangsa, karena presiden
membutuhkan support/dukungan dari parlemen maka presiden juga
dituntut untuk memiliki kemampuan berkomunikasi dan lobby yang baik
dengan parlemen
 Ketiga, di dalam sebuah sistem presidensial dan multi partai membangun
koalisi partai politik untuk memenangkan pemilu adalah hal yang sangat
wajar dan umum terjadi. Koalisi partai politik terjadi karena untuk
mendapatkan dukungan mayoritas dari parlemen merupakan sesuatu yang
sangat sulit. Namun masalahnya adalah koalisi yang dibangun di dalam
sistem presidensial – khususnya di Indonesia – tidak bersifat mengikat dan
permanen

Referensi Bacaan :

Kemenkumham.go.ud-sistem-multi-partai

www.antaranews.com
www.puskapol.ui.ac.id
Kemenkumham.go.id

Anda mungkin juga menyukai