Anda di halaman 1dari 11

LEMBAR PENGESAHAN

PROPOSAL PENELITIAN

FORMULASI TABLET EFFERVESCENT DARI EKSTRAK KURKIMIN


MENGANDUNG ETANOL KUNYIT (Curcuma dometica Val.) SEBAGAI ANTISEPTIK
TOPIKAL DENGAN VARIASI JUMLAH ASAM SITRAT-ASAM TARTRAT SEBAGAI
SUMBER ASAM

OLEH :

HENDRINA R PARERA 18330114

INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL JAKARTA

FARMASI SI

2021
DAFTAR ISI

BAB 1 Pendahuluan

1.1 Latar Belakang…………………………………………………………….1

1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………………1

1.3 Tujuan Penelitian………………………………………………………….2

BAB II Tinjauan Pustaka

2.1 Tanaman Kunyit………………………………………………………….3

2.2 Potensi Tanaman Kunyit…………………………………………………3

2.3 Peran kurkumin dalam kesehatan………………………………………...4-5

2.4 Antiseptik…………………………………………………………………5-6

2.5 Tablet effervescent………………………………………………………..6

BAB III Metode Penelitian

3.1 Bahan Penelitian…………………………………………………………..7

3.2 Alat penelitian…………………………………………………………….7

3.3 Tempat Penelitian…………………………………………………………7

3.4 Tahapan Penelitian………………………………………………………..7-8

Daftar Pustaka.............................................................................................................9

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dewasa ini, penggunaan antibiotik sangat banyak terutama dalam pengobatan yang
berhubungan dengan infeksi, namun kenyataanya masalah infeksi terus berlanjut Hal ini
karena pengobatan dengan antibiotik dapat menyebabkan resistensi sehingga memerlukan
produk baru yang memiliki potensi sebagai antibakteri yang dapat mengatasi masalah infeksi.
Sebagian besar penyakit infeksi yang merugikan bagi manusia disebabkan oleh bakteri,
diantaranya adalah bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli yang merupakan
patogen penting dan berbahaya diantara marga Staphylococcus dan Enterobacter.

Salah satu tanaman berkhasiat antibakteri yang digunakan oleh masyarakat untuk
menyembuhkan luka adalah Curcuma dometica Val. atau kunyit. Kunyit (Curcuma dometica
Val) merupakan salah satu tanaman yang banyak dibudidayakan di Indonesia. Tanaman
kunyit merupakan tanaman yang banyak manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari.Kunyit
banyak digunakan dalam pengobatan Ayurveda, karena memiliki kualitas antiseptic daan
antibakteri,memiliki efek yang sama dengan fluoride untuk gigi,menyembuhkan peradangan
sendi,serta membantu masalah pencernaan dan depresi.

Berdasarkan kandungan kimia yang terkandung dalam kunyit yang berpotensi sebagai
alternatif antiseptik alami, maka peneliti membuat formulasi tentang potensi ekstrak etanol
kunyit (Curcuma dometica Val.) sebagai alternatif antiseptik pada kulit dalam bentuk sediaan
tablet effervescent yang digunakan untuk mandi mengingat belum adanya inovasi tersebut
dipasaran.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut dapat ditarik rumusan masalah sebagai berikut
ini:

1. Bagaimana pengaruh variasi asam sitrat dan asam tartrat sebagai sumber asam
dalam formulasi tablet effervescent ektrak etanol kunyit?
2. Pada formula berapakah tablet effervescent ekstrak etanol kunyit yang
memiliki sifat fisik yang paling baik?

3
1.3. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pengaruh variasi asam sitrat dan asam tartrat sebagai
sumber asam dalam formulasi tablet effervescent ektrak etanol kunyit.
2. Untuk mengetahui formulasi tablet effervescent ekstrak etanol kunyit yang
memiliki sifat fisik paling baik.

4
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tanaman Kunyit

Kunyit (Curcuma dometica Val.) merupakan salah satu tanaman obat potensial,selain
sebagai bahan baku obatjuga dipakai sebagai bumbu dapur dan zat pewarna alami.

Tanaman ini dapat diklasifikasikan sebagai berikut : (Hidayat dan Hutapea 1991)

Divisi : Spermatophyta

Subdivisi : Angiospermae

Kelas : Monocotyledonae

Bangsa : Zingiberales

Suku : Zingiberaceae

Marga : Curcuma

Spesies : Curcuma domestica Linn

2.2. Potensi Tanaman Kunyit

Kunyit (Curcuma domestica Val.) merupakan salah satu tanaman obat temu-temuan
yang berpotensi untuk dibudidayakan (Syukur et al., 2006). Rimpang kunyit dapat digunakan
antara lain mengobati gusi bengkak, luka, sesak nafas, sakit perut, bisul, sakit limpa, usus buntu,
encok, gangguan pencernaan, perut kembung dan menurunkan tekanan darah. Kunyit juga dapat
digunakan sebagai bahan pewarna, bahan campuran kosmetika, bakterisida, fungisida dan
stimulan (Bursatriannyo et al., 2014).

Kandungan zat-zat kimia yang terdapat dalam rimpang kunyit adalah : zat warna
kurkuminoid, minyak atsiri, arabinosa, fruktosa, glukosa, pati, tanin, dammar dan mineral.
Minyak atsiri berjumlah 2 sampai dengan 5% yang terdiri dari seskuiterpen dan turunan
fenilpropana turmeron (aril-turmeron, alpha turmeron dan beta turmeron), kurlon kurkumol,
atlanton, bisabolen, seskuifellandren, zingiberin, aril kurkumen, humulen. Arabinosa, fruktosa,
glukosa, pati, tanin, dan dammar (Herebian et al., 2009). Identifikasi komponen Curcuma
domestca dari fraksi hexan dengan GC-MS disajikan dalam Tabel 2.1.

5
Zat warna kurkuminoid yang merupakan suatu senyawa diarilheptanoid berjumlah 3
sampai dengan 4% yang terdiri dari kurkumin, demetoksikurkumin dan bis-demetoksikurkumin,
ketiganya merupakan tiga senyawa utama kelompok kurkuminoid (Gambar 2.2). Senyawa-
senyawa tersebut dikenal juga sebagai kurkumin I, kurkumin II, dan kurkumin III. Senyawa
pemberi warna ini berada dalam bentuk kesetimbangan antara bentuk keto dan enol (Gambar
2.3). Di antara ketiga senyawa kurkuminoid yang ada di kunyit, kurkumin (1,7-bis-(4-hidroksi-3
metoksifenil)-1,6-heptadien-3,5-dion) merupakan pigmen dan prekursor utama. Rimpang kunyit
mengandung kurkumin bervariasi antara 1,8 sampai dengan 5,4% tergantung dari jenis
kunyitnya, cara ekstraksi, dan pelarut yang digunakan serta lama ekstraksi (Anon, 2012

2.3. Peran kurkumin dalam kesehatan

Kurkumin tidak beracun dan memiliki berbagai sifat farmakologis positif. Beberapa
peneliti telah melaporkan efek anti-oksidatif, anti-inflamasi dan antiseptik dari kurkumin

6
(Nishino et al., 2004; Bengmark, 2006 dan Maheshwari et al., 2006 ). Kurkumin juga memiliki
beberapa aktivitas biologis yang akhirnya membuat molekul ini memungkinkan sebagai obat
anti-kanker, baik sebagai kemopreventif dan kemoterapi. Banyak bukti menunjukkan bahwa
kurkumin memberikan kontribusi untuk penghambatan pembentukan tumor, promosi, kemajuan
dan penyebaran dalam banyak model hewan (Duvoix et al., 2005).

Kurkumin memiliki tiga bagian fungsional reaktif: satu bagian diketon, dan dua bagian
fenolik (Priyadarsini, 2014). Reaksi kimia penting yang terkait dengan aktivitas biologis
kurkumin adalah sebagai donor hidrogen mengarah ke oksidasi kurkumin baik secara reversibel
dan ireversibel. Reaktifitas kurkumin yang lain adalah pada reaksi nukleofilik, hidrolisis,
degradasi dan reaksi enzimatik (Priyadarsini, 2014).

Kurkumin sebagai senyawa penangkal radikal (radical scavenger) dan antioksidan telah
dikenal memiliki aktivitas antioksidan dan sebagai penangkal radikal (Sharma, 1976). Disamping
manfaat tersebut itu kurkumin juga bertindak sebagai katalisator pembentukan radikal hidroksil.
Kurkumin diperoleh dari ekstraksi rimpang kunyit dengan pelarut organik seperti etanol atau
aseton. Untuk mendapatkan senyawa kurkumin murni, kurkumin harus dipisahkan dari
kandungan ekstrak kunyit lain dengan cara kromatografi. Kurkumin murni juga dapat diperoleh
dari pabrik serta sering digunakan dalam penelitian merupakan senyawa kurkumin I (Liu et al.,
2008).

Ekstrak etanol kunyit mengandung kurkuminoid yang terdiri dari kurkumin I, kurkumin
II, dan kurkumin III serta minyak atsiri yang juga berperan penting dalam reaksi selanjutnya.
Kurang lebih 25 senyawa minyak atsiri yang telah ditemukan dalam ekstrak kunyit. Terdapat
variasi kuantitatif dari masingmasing komponen kimiawi minyak atsiri tergantung dari tempat
ditumbuhkannya tanaman kunyit (Jayaprakasha et al., 2005). Kurkumin dalam bentuk ekstrak
kunyit memiliki efek antiangiogenik lima kali lebih tinggi daripada kurkumin murni. Hal ini
dikarenakan adanya komponen derivatif kurkumin lainnya serta komponen-komponen lain yang
terkadung dalam ekstrak kunyit. Sehingga ekstrak kunyit dinyatakan lebih potensial secara
farmakologis daripada kurkumin murni (Liu et al., 2008)

2.4. Antiseptik

Antiseptik merupakan substansi yang dapat membunuh atau menghambat pertumbuhan


dari bakteri. Bakteri adalah mikroorganisme prokariotik yang ditemukan pada seluruh tipe
habitat dimana terdapat zat organik. Beberapa bakteri juga menunjukkan fenomena pleomorfis.
Banyak bakteri yang diketahui menyebabkan penyakit pada tanaman dan hewan termasuk
manusia. Bakteri patogen merugikan inang dengan langsung menyerang sel inang atau dengan
melepaskan toksin yakni tipe eksotoksin dan endotoksin. Aktivitas antiseptik dari Colocasia
esculenta telah dipelajari memiliki aktivitas antiseptik, pada ekstrak air diketahui memiliki
aktivitas antiseptik pada bakteri Vibrio harveyi dan V. cholera, pada ekstrak kloroform diketahui

7
memiliki aktivitas antiseptik pada bakteri E. coli, untuk ektrak methanol memiliki aktivitas
antiseptik pada bakteri Bacillus subtilis dan Staphylococcus aureus (Saswati et al., 2012).

2.5. Tablet effervescent

Tablet effervescent merupakan salah satu bentuk sediaan tablet yang dibuat dengan cara
pengempaan bahan-bahan aktif dengan campuran asam-asam organik, seperti asam sitrat atau
asam tartrat dan natrium bikarbonat. Tablet effervescent merupakan produk yang praktis karena
mudah digunakan, cepat larut dalam air tanpa harus mengaduk, memberikan efek sparkle seperti
pada minuman soda dan memiliki umur simpan yang lebih lama. Tablet effervescent
mengandung asam dan karbonat atau bikarbonat yang bereaksi dengan cepat pada penambahan
air dengan melepaskan gas karbondioksida. Keuntungan dari bentuk sediaan ini adalah dalam hal
penyiapan larutan dalam waktu seketika yang mengandung dosis obat yang tepat (Banker dan
Anderson, 1994).

BAB 3

8
METODE PENELITIAN

3.1. Bahan Penelitian

Bahan uji yang digunakan adalah ekstrak kurkumin etanol kunyit.Polivinil Pirolidon
(PVP), asam sitrat, asam tartrat, natrium bikarbonat, magnesium stearat, talk, etanol 96% p.a.,
aquades

3.2. Alat Penelitian

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian adalah mesin penyerbuk ekstrak etanol (fluid bed
dryer), rotary evaporator, eksikator, alat-alat gelas, seperangkat alat uji sudut diam, corong
stainless steel, stop watch digital, volumenometer, Stokes Monsanto Hardeness Tester (Jerman),
abration tester, friabilator tester, neraca analitik, almari pengering, oven, ayakan 12 dan 16 mesh,
mesin cetak tablet.

3.3. Tempat Penelitian

Penelitian ini direncanakan dan dilaksanakan di Laboratorium Kimia Instititu Sains dan
Teknologi Nasional Jakarta

3.4. Tahapan Penelitian

 Pembuatan Ekstrak etanol rimpang kunyit


Pembuatan ekstrak etanol rimpang kunyit yaitu 150 gram serbuk simplisia rimpang
kunyit ditambahkan pelarut etanol 96% sebanyak 1,125 ml dan dilakukan maserasi.
Setelah seluruh serbuk direndam kemudian dilakukan pengadukan secara perlahan dan
direndam selama 3 hari dengan dilakukan pengadukan. Setelah 72 jam, filtrat
dievaporasi dengan menggunakan rotary evaporator. Hasil evaporasi dimasukan ke
dalam oven pada suhu 40oC hingga diperoleh ekstrak etanol kental. Ekstrak etanol
kental kemudian dibuat ekstrak etanol kering dengan alat fluid bed dryer.
 Pembutan Tablet Effervescent
Metode yang digunakan pada formulasi sediaan kali ini yaitu metode kempa langsung.
Tablet efferverscent ekstrak etanol kunyit dibuat 5 formula

Bahan (mg) Formula


1 2 3 4 5
Ekstrak etanol 150 150 150 150 150
kunyit
Asam sitrat 500 350 250 150 -
Asam Tartat - 150 250 350 500
Na. Bicarbonat 500 500 500 500 500
Mg. Stearat 3 3 3 3 3
Talk 847 847 847 847 847
Total 2000 2000 2000 2000 2000

9
Pembuatannya dilakukan dengan mencampur ekstrak etanol daun talas dengan sumber
asam dan basa, kemudian dikeringkan di lemari pengering. Campuran yang sudah kering
diayak dengan ayakan no 16 dan ditambahkan talk sebagai pengisi dan Mg stearat
sebagai bahan pelicin. Selanjutnya dilakukan evaluasi sifat alirnya dan kemudian dicetak
dengan mesin tablet.

 Evaluasi Tablet
Tablet yang dihasilkan diuji keseragaman bobot, kekerasan, kerapuhan dan waktu
larutnya.
1. Keseragaman bobot tablet diuji sesuai dengan Farmakope Indonesia (Anonim, 1979).
2. Uji kekerasan tablet dilakukan dengan meletakkan tablet pada hardness tester dengan
posisi vertikal. Sekrup diputar pada ujung yang lain sehingga tablet tertekan yang
dinyatakan sebagai keadaan awal dengan skala pada skala nol (0). Pemutaran dihentikan
sampai tablet pecah dan diperhatikan skalanya. Percobaan dilakukan untuk
masingmasing 20 tablet dan dihitung rataratanya (Voigt, 1984).
3. Uji kerapuhan tablet dilakukan dengan membebasdebukan 20 tablet kemudian
ditimbang dan dimasukkan ke dalam friabilator tester. Alat dijalankan selama 4 menit
dengan kecepatan 25 putaran per menit. Setelah itu, tablet dibebasdebukan lagi dan
ditimbang (Voigt, 1984). Kerapuhan dinyatakan sebagai % sesuai dengan persamaan 1.
Kerapuhan = (M1 – M2) . 100% ………………….…… ( 1)
M1

Keterangan: M1= berat tablet awal

M2= berat tablet setelah perlakuan

4. Uji waktu larut dilakukan dengan memasukkan sebuah tablet effervescent ke dalam
aquades dengan volume 200 mL. Waktu hancur dihitung dengan stop watch mulai tablet
effervescent tercelup sampai semua tablet hancur dan larut. tablet effervescent yang baik
mempunyai waktu larut tidak lebih dari 2 menit.

DAFTAR PUSTAKA

10
Banker, G. S dan Anderson N. R. 1994. Tablet Dalam Teori Dan Praktek Farmasi
Industri. Jakarta : UI Press

Dalimartha, S. 2006. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia Jilid 4. Jakarta : Puspa Swara.

file:///C:/Users/acer/Documents/iin/nm/1df2df9f4d9f085582781bbed53da040.pdf

11

Anda mungkin juga menyukai