Anda di halaman 1dari 18

PERAN KURKUMIN PADA KUNYIT SEBAGAI PEWARNA

ALAMI DAN ANTIOKSIDAN YANG BISA MELAWAN


KANKER

DISUSUN OLEH :

YUSRINA MAGHFIRO (201910220311047)

TIARA AYU DWI NOVITASARI (201910220311049)

TYA VIOREZZA UNIQUE PUTRI (201910220311054)

JURUSAN ILMU TEKNOLOGI PANGAN


FAKULTAS PERTANIAN PETERNAKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2019
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..........................................................................................................................................i

DAFTAR TABEL.................................................................................................................................ii

DAFTAR GAMBAR............................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................................iv

1.1 Latar Belakang......................................................................................................................iv

1.2 Tujuan....................................................................................................................................v

1.3 Manfaat..................................................................................................................................v

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................................................1

2.1 Kurkumin.....................................................................................................................................1

2.2 Manfaat Kurkumin......................................................................................................................2

2.3 Kurkumin sebagai pewarna alami................................................................................................3

2.4 Kurkumin Sebagai Antioksidan Pelawan kangker.......................................................................4

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN...............................................................................................7

3.1 Mekanisme Kerja Kurkumin Sebagai Anti Kanker......................................................................7

3.2 Peningkatan Kandungan Kurkumin Pada Tanaman Kunyit.......................................................10

BAB IV KESIMPULAN.....................................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................12

i
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Ringkasan target molekul yang belum dilaporkan untuk tindakan kurkumin.... 8

Tabel 2. Hasil standarisasi kadar kurkuminoid total dari berbagai bentuk sampel, umur,
dan asal rimpang kunyit ..................................................................................... 10

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Struktur kimia kurkumin ..................................................................................... 1

Gambar 2. Mekanisme kurkumin dalam menghambat proliferasi sel .................................. 8

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Masyarakat pengguna tanaman obat tradisional tidak hanya terbatas di Indonesia


atau Asia Tenggara tetapi meluas hampir di seluruh dunia, termasuk India, Afrika, Cina,
Jepang, Korea, dan Eropa. Tanaman kelompok Zingiberaceae, adalah tanaman yang
banyak digunakan sebagai bumbu masakan ataupun sebagai tanaman obat. Sebagai
tanaman obat, bahan aktif Zingiberaceae (kurkumin) juga berperan sebagai antioksidan
untuk mengurangi dampak negatif radikal bebas yang diinduksi oleh Pb (NO3)2, CdCl2
dan ME. Kunyit termasuk tanaman tahunan yang tumbuhnya merumpun. Susunan dari
tanaman kunyit terdiri dari akar, rimpang, batang semu, pelepah daun, daun, tangkai
bunga dan kuntum bunga.
Pewarna sintetik biasanya bersifat karsinogenik dan harganya mahal. Untuk
mengurangi bahaya dan biaya pewarna sintetis, maka menggunakan pewarna alternatif.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penggunaan filtrat kunyit sebagai pewarna
alternatif untuk mewarnai jaringan tumbuhan. Pewarna alternatif dari kunyit harganya
murah dan biodegredable. Kunyit memiliki potensi sebagai zat pewarna karena
mengandung pigmen warna kuning biasa disebut kurkuminoid.
Kanker merupakan suatu penyakit yang ditandai dengan adanya kerusakan dan
ketidaknormalan gen yang mengatur pertumbuhan dan deferensiasi sel-sel yang
mengakibatkan timbulnya mutasi genetik yang sangat potensial menghasilkan sel kanker.
Terdapat beberapa pendekatan yang digunakan untuk mengobati kanker yaitu
pembedahan, radiasi dan kemoterapi. Penggunaan metode tersebut tergantung pada jenis
tumor dan stadium perkembangannya. Terkait dengan meningkatnya kejadian kanker
tiap tahun, maka usaha untuk menemukan agen antikanker yang baru juga meningkat.
Beberapa penelitian telah dilakukan untuk menemukan agen antikanker dari produk alam
untuk mencegah dan menyembuhkan kanker. Upaya penemuan obat kanker yang efektif
dan selektif sebagai usaha pengobatan kanker secara kemoterapi menjadi sangat penting
saat ini disamping pengobatan secara fisik seperti pembedahan dan radioterapi. Pada
umumnya obat kanker yang berasal dari senyawa kimia sintetik bekerja tidak selektif
karena memiliki mekanisme kerja merusak DNA tidak hanya pada sel kanker tetapi juga
pada sel normal disekitarnya. Curcuma longa, L (turmeric) dari famili Zingiberaceae
oleh penduduk Asia dan khususnya di Indonesia, telah digunakan secara tradisional

iv
sebagai obat dan pencegah penyakit kanker yang tidak menimbulkan efek toksik yang
merugikan, salah satu kandungan senyawanya adalah kurkumin. Namun demikian,
belum diketahui secara pasti bagaimana mekanisme molekuler aktivitas senyawa
kurkumin pada pengobatan dan pencegahan penyakit kanker. Dalam tulisan ini akan
dikemukakan dan dijelaskan beberapa hasil penelitian terakhir tentang peranan senyawa
kurkumin dan analognya dalam mengobati dan mencegah penyakit kanker pada tingkat
molekuler.
1.2 Tujuan
Tujuan makalah ini dibuat untuk mengetahui kemampuan senyawa kurkumin pada kunyit
berupa antioksidan yang berfungsi untuk melawan penyakit kanker dan sebagai pewarna
alami.

1.3 Manfaat
Manfaat dibuatnya makalah ini adalah dapat mengetahui mengenai tanaman kunyit dan
kandungan kurkumin yang terdapat pada tanaman kunyit, serta mengetahui khasiat dari unsur
yang terkandung dalam tanaman kunyit untuk mencegah kanker dan sebagai pewarna alami.

v
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kurkumin
Kurkumin adalah pigmen kuning hasil ekstrak dari Curcuma longa umumnya
dikenal sebagai kunyit. Kunyit bubuk mengandung 5% curcumin, yang merupakan
senyawa fitokimia utama yang bersifat aktif secara biologis. Ekstrak kurkumin terdiri
dari curcumin demethoxycurcumin, bisdemethoxycurcumin, 50-methoxycurcumin dan
dihydrocurcumin (Henrotin, Priem , & Mobasheri, 2013).
Kurkumin memiliki rumus kimia sebagai berikut:
Rumus : C21H20O6
Nama IUPAC : (1E,6E)-1,7-bis (4-hydroxy- 3-methoxyphenyl) -1,6- heptadiene-3,5
dione
Titik lebur : 183°C
Massa mb olar : 368,38 g/mol
CID PubChem : 969516

Gambar 1. Struktur kimia


kurkumin (Shan, Yuan C., 2018)
Kandungan kimia yang terdapat di rimpang kunyit akan lebih tinggi apabila
berasal dari dataran rendah dibandingkan dengan kunyit yang berasal dari dataran tinggi.
Kandungan kimia yang penting dari rimpang kunyit adalah kurkumin, minyak atsiri,
resin, desmetoksikurkumin, oleoresin, dan bidesmetoksikurkumin, damar, gom, lemak,
protein, kalsium, fosfor dan besi. Kandungan kimia minyak atsiri kunyit terdiri dari
artumeron, α dan β-tumeron, tumerol, α-atlanton, β-kariofilen, linalol dan 1,8 sineol.
Minyak esensial dihasilkan dengan destilasi uap dari rimpang kunyit, mengandung a-
phellandrene (1%), sabinene (0.6%), cineol (1%), borneol (0.5%), zingiberene (25%) and
sesquiterpines (53%). Kurkumin (diferuloylmethane) (3–4%) merupakan komponen aktif

1
dari kunyit yang berperan untuk menghasilkan warna kuning, dan terdiri dari kurkumin I
(94%), kurkumin II (6%) and kurkumin III (0.3%) (Shan & Iskandar, 2013)
2.2 Manfaat Kurkumin
Menurut Sugiono (2019), Kunyit menyimpan kandungan nutrisi yang bermanfaat
untuk kesehatan. Warna kuning pekat pada kunyit disebabkan adanya kandungan
curcumin. Selain memberi warna kuning, curcumin merupakan bahan aktif yang
memiliki efek anti peradangan kuat, sehingga mampu mencegah berbagai penyakit.
Manfaat kurkumin bagi kesehatan sebagai berikut:
1. Bersifat Anti Peradangan
Senyawa anti peradangan sangat diperlukan untuk mencegah dan meredakan
berbagai penyakit. Senyawa penting ini ditemukan terdapat pada kunyit.
2. Mengandung Antioksidan
Senyawa antioksidan mampu mencegah kerusakan akibat radikal bebas, dan
membantu produksi kolagen. Kandungan ini bermanfaat untuk mencegah berbagai
penyakit, melindungi tubuh dan kulit.
3. Meningkatkan Kinerja Otak
Di dalam otak, terdapat banyak sekali saraf dengan fungsinya masing-masing. Untuk
memaksimalkan fungsi saraf otak, tubuh butuh BDNF (Brain-derived Neurotrophic
Factor), hormon yang tumbuh di otak. Kunyit sangat baik untuk meningkatkan
produksi hormon yang satu ini. Sehingga mampu meningkatkan kinerja otak dengan
baik.
4. Menurunkan Risiko Penyakit Otak
Karena pengaruh hormon dalam otak yang bermasalah, seperti BDNF yang tidak
normal, dapat menyebabkan berbagai penyakit otak. Beberapa di antaranya seperti
depresi dan Alzheimer. Kandungan curcumin dalam kunir baik untuk menjaga
keseimbangan hormon.
5. Mencegah Alzheimer
Salah satu penyakit otak yang umum ialah Alzheimer. Sayangnya, belum ditemukan
obat untuk penyakit ini. Yang bisa dilakukan ialah pencegahan, yaitu dengan
menjaga kesehatan otak. Curcumin dalam kunyit sangat baik untuk pencegahan
penyakit satu ini.
6. Menurunkan Risiko Penyakit Jantung

2
Serangan jantung merupakan penyakit yang paling ditakuti di dunia. Penyakit ini
penyebab kematian nomor satu yang bisa datang kapan saja. Untuk mencegah dan
menurunkan risiko penyakit jantung, konsumsi kunyit secara rutin bisa jadi solusi
yang baik. Kandungan curcumin di dalamnya bekerja sebagai antioksidan.
7. Mencegah Kangker
Tidak hanya mampu menurunkan risiko penyakit jantung, curcumin yang terkandung
dalam kunir juga baik untuk mencegah kemunculan kanker. Ditambah lagi dengan
fungsi anti peradangan di dalamnya. Seperti yang kita tahu, penyebab utama kanker
ialah pertumbuhan sel secara abnormal dan menyebabkan peradangan.
8. Baik untuk Pasien Arthritis
Arthritis adalah satu di antara penyakit yang disebabkan oleh peradangan, tepatnya di
sendi. Untuk mengatasi peradangan bertambah parah, pasien Arthritis bisa
mengonsumsi kunir secara rutin. Tidak hanya mampu meredakan peradangan, kunyit
juga mampu mengurangi rasa sakit dan nyeri.
2.3 Kurkumin sebagai pewarna alami
Pengertian kurkumin sebagai pewarna dikemukakan oleh beberapa peneliti.
Menurut Saidi dalam Sa’diyah (2015) Kunyit merupakan pewarna alami yang dapat
digunakan di sekolah karena harganya relatif murah, mudah dicari, tidak karsinogenik,
dan biodegredable. Pigmen aktif pada kunyit yang dapat mewarnai jaringan tumbuhan
dan memberikan warna kuning adalah kurkuminoid. Tanaman kunyit dipilih sebagai
pewarna alternatif pengganti pewarna sintetik karena mudah didapatkan dan harganya
relatif murah serta penggunaanya praktis. Selain itu, filtrat kunyit mampu terserap
dengan baik pada jaringan tanaman, relatif stabil, memberikan warna yang kontras, aman
digunakan, tidak bersifat karsinogenik, biodegradable, memiliki daya afinitas yang
tinggi terhadap jaringan, dan bereaksi positif terserap pada dinding sel primer, sekunder,
dan sitoplasma.
Sedangkan menurut MacDougal dalam Tensiska, dkk (2012), Penggunaan
pewarna alami sebagai bahan tambahan makanan yang aman menjadi salah satu
alternatif penyelesaian permasalahan tersebut. Salah satu zat pewarna alami yang sering
digunakan adalah kurkumin dari kunyit. Rimpang kunyit dapat dimanfaatkan sebagai zat
pewarna alami yaitu senyawa kurkuminoid yang menampilkan warna kuning. Pigmen
kurkumin bersifat larut dalam etanol dan asam asetat glasial dan memiliki stabilitas yang
baik terhadap panas dan asam, tetapi sensitif terhadap cahaya.

3
Orang-orang telah menggunakan pewarna tekstil sejak ribuan tahun dan sebagian
besar waktu untuk keperluan tertentu, pewarna tersebut berasal dari bahan alami. Orang-
orang menggunakan pewarna ini dalam kosmetik, makanan, kulit dan juga dalam
pengobatan. Penggunaan pewarna alami telah meningkat untuk pewarnaan bahan tekstil
setelah pengembangan teknik tenun. Setelah penemuan pewarna sintetis oleh William
Henry Perkin pada tahun 1856, penggunaan pewarna sintetis menjadi lebih cepat dapat
diterima di bidang makanan, kosmetik dan yang lebih penting di bidang industri tekstil.
Pabrikan lebih menyukai pewarna tekstil karena proses pewarnaan yang mudah, variasi
warna, sifat tahan luntur warna dibandingkan dengan pewarna alami. Tetapi, pewarna
menyebabkan beberapa bahaya kesehatan yang serius seperti alergi, karsinogenisitas, dan
penyakit kulit, meskipun pewarna tersebut banyak populer dan komersial. Mereka
menimbulkan ancaman terhadap ramah lingkungan, karena sebagian besar pewarna
mengandung kelompok azo amina aromatik yang mungkin berbahaya bagi kesehatan
manusia dan lingkungan. Karena kesadaran lingkungan dan efek berbahaya dari
toksisitas atau sifat pewarna sintetis yang tidak dapat terurai secara alami, pewarna alami
berpikir secara global karena fakta bahwa sebagian besar sumber lebih aman, lebih
ramah lingkungan dan dengan demikian penerapan pewarna alami harus
dipertimbangkan sebagai alternatif yang lebih baik untuk pewarna sintetis. Pewarna
alami lebih dapat diterima oleh orang-orang yang sadar lingkungan di seluruh dunia (A.
K. Roy, 2006). Jenis pewarna ini juga memiliki sifat antibakteri, penghilang bau,
perlindungan UV (Feng, Zhang, Chen, 2007; Daniele, Laura, 2011; Shafat, Aijaz, 2012
& Gupta, Khare, 2004 dalam Hasan dkk, 2014).
2.4 Kurkumin Sebagai Antioksidan Pelawan kangker
Menurut Unlu, dkk. (2016), Efek dari curcumin, memiliki polifenol struktur, pada
sitokin, kinase, enzim tertentu, faktor transkripsi, faktor pertumbuhan dan reseptor telah
dipelajari, dan telah menunjukkan beberapa antimikroba, antiinflamasi, antioksidan,
imunomodulator, renoprotektif, hepatoprotektif dan hipoglikemia efek. Fakta bahwa itu
antiinflamasi efeknya telah ditunjukkan dalam beberapa penelitian, dan bahwa
peradangan adalah salah satu faktor penyebab kanker pengembangan menyarankan
bahwa curcumin bisa digunakan untuk pencegahan dan pengobatan kanker Pada tahun
1985, Kuttan et al. menunjukkan kemungkinannya curcumin memiliki sifat antikanker;
kemudian, penelitian beralih ke atribut ini. Baru-baru ini, terutama aktivitas
kemopreventifnya telah menjadi titik fokus dalam bidang kanker perawatan. Menjadi

4
yang mudah diakses, biaya rendah dan zat toksisitas rendah, curcumin bisa menjadi agen
kemopreventif yang ideal. Sejak 1987, AS National Cancer Institute menguji lebih dari
1.000 agen untuk tujuan kemopreventif. Antara mereka, sekitar 40 agen yang
menjanjikan dipindahkan ke uji klinis. Curcumin adalah salah satunya agen. Namun,
bioavailabilitasnya buruk dan tinggi berpotensi mengganggu obat lain, dikombinasikan
dengan kurangnya bukti yang menunjukkan kemanjurannya, merupakan hambatan pada
titik ini.
Tingkat insidensi tumor payudara pada kelompok kontrol adalah 83,33%. Persen
tingkat kejadian setelah pengobatan diberikan. Namun, tingkat kejadian secara signifikan
menurun dalam pengobatan profilaksis & terapi suspensi kunyit. Penangkal pengobatan
kunyit telah secara superior mengurangi tingkat kejadian tumor payudara ketika
dibandingkan dengan terapi pengobatan kunyit. Oleh karena itu jelas bahwa per
pemberian oral dan aplikasi kunyit topikal lebih efektif bila diberikan profilaksis
daripada terapi dalam mengurangi tingkat kejadian bila dibandingkan dengan kontrol dan
itu tergantung dosis. Efek umum anti-karsinognik Curcumin melibatkan mekanisme
seperti induksi apoptosis dan menghambat perkembangan siklus sel, keduanya berperan
penting dalam mencegah pertumbuhan sel kanker pada sel otot polos aorta tikus. Efek
antiproliferatif adalah dimediasi sebagian melalui penghambatan protein tirosin kinase
dan ekspresi mRNA c-myc dan efek apoptosis sebagian dapat dimediasi melalui
penghambatan protein tirosin kinase, protein kinase C, ekspresi mRNA c-myc dan
ekspresi mRNA bcl-2. Secara khusus, Curcumin menekan karsinoma payudara manusia
melalui berbagai jalur. Ini antiproliferatif efeknya tergantung estrogen dalam sel ER
(reseptor estrogen)-positif MCF-7 dan tergantung estrogen di ER-negatif MDA-MB-231
sel. Curcumin juga mengatur matriks metalloproteinase (MMP) -2 dan meningkatkan
regulasi jaringan metalloproteinase (TIMP) -1, dua molekul efektor yang umum terlibat
dalam invasi sel. Ini juga menginduksi apoptosis melalui induksi Bax yang bergantung
pada P53 dalam sel kanker payudara manusia. Karena efek samping utama dari obat anti-
kanker adalah depresi sumsum tulang, penelitian ini memiliki meneliti efek dari
perawatan kunyit kronis pada parameter hematologi. Tidak ada perbedaan signifikan
dalam parameter hematologi antara kelompok perlakuan yang berbeda dan kelompok
kontrol. Oleh karena itu terbukti bahwa tidak ada depresi sumsum tulang dengan
pengobatan kunyit diamati, yang merupakan efek samping utama dengan kemoterapi
sitotoksik (Annapurna, et al., 2011).

5
Enzim anti-oksidan seperti superoksida dismutase (SOD), katalase (CAT) dan
glutathione peroxidase (GPX), bersama dengan sistem nonenzimatik seperti glutathione
dan vitamin (A, C, dan E) mempertahankan diri dari reaksi radikal bebas yang berlebihan
[25]. Selain itu, molekul lain juga suka polifenol, ubiquinol-10, glukosa dan albumin,
serta mineral, seperti selenium dan seng, dapat juga menangkal aktivitas radikal bebas.
Wawasan ini mengembangkan anti-oksidan dan antiinflamasi baru pendekatan terapi
untuk pengobatan kanker. Dengan menggunakan aspirin, antiinflamasi non-steroid obat
(NSAID), risiko kanker usus berkurang 40% -50% oleh penghambatan COX-2
mekanisme. NSAID lain, flurbiprofen, menunjukkan kemanjuran dalam menghambat
karsinogenesis usus besar karena efek anti-metastasis yang kuat bersama dengan
penghambatan enzim COX. Selain NSAID, penghambat TNF-α, sitokin proinflamasi
yang dipelajari dan modulator sel imun, juga telah ditargetkan sebagai cara pengobatan
untuk berbagai kanker dalam jalur klinis saat ini. Oleh karena itu, obat antiinflamasi
dapat membuka opsi terapi tambahan untuk pengobatan kanker dan penyakit kronis
lainnya Dalam konteks ini, dalam dua dekade terakhir, curcumin telah dipelajari secara
luas sebagai anti-oksidan yang kuat dan agen anti-inflamasi karena kemampuannya
untuk mengais langsung ROS dan dengan menurunkan pengaturan proinflamasi sitokin
dan faktor transkripsi, masing-masing. Selain itu, data yang disediakan menarik wawasan
tentang potensi imunomodulatori kurkumin. Itu dapat memodulasi aktivasi sel-T, Bcells,
makrofag, neutrofil, sel pembunuh alami (NK), dan sel dendritik. Namun demikian,
kurkumin, pada dosis rendah, juga dapat meningkatkan respons antibodi [30]. Bukti
molekuler ini menunjukkan bahwa itu efek menguntungkan yang dilaporkan pada kanker
mungkin karena langsung anti-oksidatif dan anti-inflamasi efek, juga sebagian
kemampuannya untuk memodulasi sistem kekebalan tubuh (Basnet & Skalko, 2012).

6
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Mekanisme Kerja Kurkumin Sebagai Anti Kanker
Menurut Mutiah (2015), aktivitas antikanker Kurkumin telah banyak diteliti
menggunakan berbagai pendekatan pada berbagai jenis kanker baik secara in vitro
maupun in vivo. Kurkumin dapat dikembangkan sebagai obat antikanker yang poten.
Aktivitas antikanker Kurkumin dikaitkan dengan kemampuannya sebagai penghambat
COX maupun pada jalur signaling sel, baik melalui pemacuan apoptosis maupun cell
cycle arrest dengan mempengaruhi produk gen penekan tumor maupun onkogen
(Meiyanto, 1999). Selain itu, dikaitkan juga dengan kemampuannya sebagai penghambat
proliferasi sel antioksidan, antiinflamasi, penghambatan karsinogenesis,
immunomodulatory, antiestrogen, dan antiangiogenesis (Hatcher et al, 2008; strimpakos
dan Sharma 2008; Bar-sela.2010) Mekanisme kerja kurkumin sebagai antikanker melalui
penghambatan induksi NF-kB telah banyak di teliti. Molekul NF-kB ditemukan pada
tahun 1980 sebagai pengatur transkripsi gen immunoglobulin pada sel B. baru-baru ini
ditemukan 5 anggota NF-kB pada mamalia yaitu p50, p65 (RelA),c-Rel dan RelB. Untuk
aktivasi ekspresi gen molekul NF-kB adalah melalui pembentukan dimer kemudian
memisah dengan I-kB inhibitor protein selanjutnya masuk dalam inti sel dan berikatan
dengan DNA. Peningkatan aktivitas NF-kB yang tidak normal akan menyebabkan
berbagai jenis kanker. Kurkumin mampu menghambat induksi NF-kB dan menekan
proliferasi kanker payudara, kanker ovarium, kanker pancreas, leukemia dan multiple
myeloma, kanker mulut, kanker kandung kemih dan kanker prostat (Lin Li dan Lin Kun,
2008). Kurkumin diketahui juga mampu mengatur produk gen NF-kB termasuk protein
yang berhubungan dengan apotosis sel (Bcl-2, Bcl-x, TRAF), Pengatur siklus sel (cyclin
D1, Cyclin D2), factor pertumbuhan (Interleukin, TNF-α, VEGF), reseptor
(CD40,CD44,CD86, CCR7,CXCL) dan Matrix metalloproteinase (MMP-2, MMP-9)
aktivitas kurkumin terhadap sinyal NF-kB dirangkum pada tabel di bawah ini:
Pustaka
Molekul Target Sistem
(dalam Lin Li dan Lin Kun, 2008)
C-Jun/AP-1 Tumor Promotion Huan et al, 1991, Lin, 2007
Protein Kinose C Tumor Promotion Liu et al., 2003
NF-kB Tumor growth Dhapani et al., 2007; Chao et al., 2007
IKK Apoptosis Kunnumakkara et al., 2007
TRAIL Anti Apoptosis Khanbolooki et al., 2006
7
Bcl-2, Bcl-XL Tumor growth Deeb et al., 2007
EGER, HER-2, HER-3 Tumor growth Patel et al., 2008
MMP-9 Leukimia cell growth Lee et al., 2008
HDAC Tumor growth Chen et al., 2007
MAPK Inflamasi Chao et al., 2007
COX-2 Inflamasi Shakibaei et al., 2007
TLR4 Immunitas Youn et al., 2006
Ets-1 Tumor growth Yu & Shah., 2007
NNMT Tumor growth Tomeda et al., 2007
ASPMase Tumor growth Cheng et al., 2007
Tabel 1. Ringkasan target molekul yang belum dilaporkan untuk tindakan kurkumin (Lin
Li dan Lin Kun, 2008)

Gambar 2. Mekanisme kurkumin dalam menghambat proliferasi sel (Sa & Das, 2008)

Siklus sel dibagi menjadi empat fase yang berbeda (G1, S, G2, dan M).
Kemajuan sel melalui siklus sel dipromosikan oleh CDK, yang secara positif dan negatif
diatur oleh cyclin dan CK, masing-masing. Seperti yang ditunjukkan, isoform cyclin D
berinteraksi dengan CDK4 dan CDK6 untuk mendorong perkembangan sel melalui G1.
Cyclin D / CDK4,6 kompleks phosphorylate pRb, yang melepaskan E2F untuk menyalin
gen yang diperlukan untuk perkembangan siklus sel. Asosiasi cyclin E dengan CDK2
aktif pada transisi G1-S dan mengarahkan masuk ke fase S. INK4s mengikat dan

8
menghambat kinase terkait-cyclin D (CDK4 dan CDK6). Kelompok protein inhibitor
kinase CKi, p21Cip1 / Waf-1, p27Kip1, dan p57Kip2, secara negatif mengatur kompleks
cyclin D / CDK4,6 dan cyclin E / CDK2. Perkembangan fase-S diarahkan oleh kompleks
cyclinA / CDK2, dan kompleks cyclin A dengan Cdk1 penting dalam G2. CDK1 / cyclin
B diperlukan untuk masuk ke dalam mitosis. Curcumin memodulasi kompleks CKis,
CDK-cyclin dan Rb-E2F untuk membuat penangkapan G1 dan mengubah formasi
kompleks CDK / cyclin B untuk memblokir transisi G2 / M (Sa & Das, 2018).
Dalam pengobatan tradisional, kunyit telah digunakan dalam persiapan terapi
selama berabad-abad di berbagai belahan dunia. Dalam praktik Ayurvedic, kunyit
dianggap memiliki banyak sifat obat termasuk memperkuat energi keseluruhan tubuh,
menghilangkan gas, menghilangkan cacing, memperbaiki pencernaan, mengatur
menstruasi, melarutkan batu empedu, dan menghilangkan radang sendi. Banyak negara
Asia Selatan menggunakannya sebagai antiseptik untuk luka, luka bakar, dan memar, dan
sebagai agen antibakteri. Di Pakistan, itu digunakan sebagai agen anti-inflamasi, dan
sebagai obat untuk ketidaknyamanan pencernaan yang terkait dengan sindrom iritasi usus
dan gangguan pencernaan lainnya. Di Pakistan dan Afghanistan, kunyit digunakan untuk
membersihkan luka dan merangsang pemulihan mereka dengan menerapkannya pada
selembar kain terbakar yang ditempatkan di atas luka. Orang India menggunakan kunyit,
di samping aplikasi Ayurvedic, untuk membersihkan darah dan memperbaiki kondisi
kulit. Pasta kunyit digunakan oleh wanita di beberapa bagian India untuk menghilangkan
rambut yang berlebihan. Pasta kunyit dioleskan pada kulit pengantin sebelum menikah di
beberapa bagian di India, Bangladesh, dan Pakistan, di mana dipercaya dapat membuat
kulit bercahaya dan menjauhkan bakteri berbahaya dari tubuh. Kunyit saat ini digunakan
dalam formulasi beberapa tabir surya. Beberapa perusahaan multinasional terlibat dalam
pembuatan krim wajah berbasis kunyit.

9
3.2 Peningkatan Kandungan Kurkumin Pada Tanaman Kunyit
Tabel 2. Hasil standarisasi kadar kurkuminoid total dari berbagai bentuk sampel, umur,
dan asal rimpang kunyit
No Kisaran Kadar Kurkuminoid
Bentuk Sampel/Umur/Asal
. (%B/B) Rata-Rata
I Kunyit Segar
*Muda (8 bulan) eks Limbangan 4,323-5,463 5,012 ± 0,372
*Tua (11 bulan) eks Limbangan 5,627-6,648 6,108 ± 0,358
II Kunyit Kering
*Muda (8 bulan) eks Limbangan 5,423-5,811 5.609 ± 0,110
*Tua (11 bulan) eks Limbangan 7,799-8,452 8,107 ± 0,186
III Ekstrak Pekat
*Eks. Produksi RG 530 A3 7,584-8,484 7,932 ± 0,248
(SC = 21,32% b/b)
*Eks. Produksi RG 610 A 7,133-9,707 7,936 ± 0,940
(SC = 23,00% b/b)
IV Sediaan Jadi
*Alternatif Formula-1 0,158 -0,203 0,180 ± 0,017
*Sediaan-1 0,081-0,106 0,98 ± 0,009
*Sediaan-2 0,100-0,115 0,108 ± 0,005
Sumber : Komarawinata dalam Kristina et. al (2007)
Menurut penelitian dari Kristina, dkk. (2007), dari beberapa eksperimen dinyatakan
bahwa bahan obat alami seperti kurkumin, EGCG dan beberapa suplemen bisa
digunakan sebagai pengganti Tamiflu untuk mengatasi infeksi virus Avian Invluenza
(AI). Menurut drh. CA Nidom MS, staf pengajar Fakultas Kedokteran Hewan yang juga
ketua Tropical Disease Diagnostic Center, Universitas Airlangga, kurkumin yang
terdapat pada kunyit dan temulawak berfungsi sebagai antitoksin. Banyak hasil
penelitian menunjukkan bahwa kurkumin yang aman dikonsumsi oleh manusia adalah
100mg/hari sedangkan untuk tikus 5g/hari (Commandeur dan Vermeulen dalam Kristina,
dkk., 2007)

10
BAB IV
KESIMPULAN

Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa kurkumin sangat potensial untuk zat
antioksidan. Hal ini disebabkan kurkumin mengandung senyawa fenolik sebagai bahan
aktifnya. menyatakan bahwa atom H dari senyawa fenolik sangat potensial sebagai aktivitas
antioksidan. Asam kojic digunakan sebagai pembanding dalam penelitian zat antioksidan
karena asam kojic juga telah terbukti sebagai anti melanogenesis. Pengembangan kurkumin
sebagai bahan baku obat antikanker di masa datang sangat menjanjikan dan akan lebih baik
bila didukung oleh informasi dan pengetahuan tentang mekanisme molekuler dari
aktivitasnya.

11
DAFTAR PUSTAKA

Annapurna, A., Suhasin, G., Raju, B. A., Jaya, P. G., & Siva, R. C. (2011). Anti-cancer
activity of Curcuma longa linn.(Turmeric). Journal of Pharmacy Research, 4, 1274-
1276.

Basnet , P., & Skalko, N. (2012). Curcumin: A Challenge in Cancer Treatment. JNPA, 26, 31.

Hasan, M. M., Hossain, M. B., Yousuf, A., Azim, M. A., Ghosh, N. C., & Reza, M. S.
(2014). Application of Purified Curcumin as Natural Dye on Cotton and Polyester.
International Journal of Engineering & Technology IJET-IJENS, 14, 17.

Henrotin, Y., Priem , F., & Mobasheri, A. (2013). Curcumin: a new paradigm and therapuitic
opportunity for the treatment of osteoarthritis : Curcumin for osteoarthritis
management. 1.

Kristina, N. N., Noveiza, R., Syahid, S. F., & Rizal, M. (2007). Peluang Peningkatan Kadar
Kurkumin Pada Tanaman Kunyit dan Temulawak. 1, 2-5.

Lin, C. L., & Lin, J. K. (2008). Curcumin: a Potential Cancer Chemopreventive Agent
through Suppressing NF-κB Signaling. Cancer Mol, 4.

Mutiah, R. (2015). Evidence Based Kurkumin dari Tanaman Kunyit (Curcuma Longa)
Sebagai Terapi Kanker Pada Pengobatan Modern. Jurnal Farma Sains, 1, 33-34.

Sa, G., & Das, T. (2018). Anti cancer effect of curcumin circle of life and death. Cell Div., 3.

Sa'diyah, R. A., Budiono, J. D., & Suparno, G. (2015). Penggunaan Filtrat Kunyit (Curcuma
domestica Val.) Sebagai Pewarna Alternatif Jaringan Tumbuhan Pada Tanaman
Melinjo (Gnatum gnamon) . 4, 266.

Shan, C. Y., & Iskandar, Y. (2013). Studi Kandungan Kimia dan Aktivitas Farmakologi
Tanaman Kunyit (Curcuma longe L.). Farmaka, 16, 547.

Tensiska, Nurhadi, R., & Isfron, A. F. (2012). Kestabilan Warna Kurkumin Terenkapsulasi
dari Kunyit (Curcuma domestica Vol.) Dalam Minuman Ringan dan Jelly Pada
Berbagai Kondisi Penyimpanan. Bionatura-Jurnal Ilmu-Ilmu Hayati dan Fisik, 14,
199.

Unlu, A., Nayir, E., Kalenderaglu, M. D., Kirca, O., & Ozdogan, N. (2016). Curcumin
(Turmeric) and cancer. Journal of B.U.ON.: official journal of the Balkan Union of
Oncology, 21, 1050-1051.

Wakhidah, S. N. (2019, September 29). Dipetik November 05, 2019, dari Dream Muslim
Lifestyle: https://www.dream.co.id/fresh/17-manfaat-kunir-untuk-kesehatan-tubuh-
ampuh-sembuhkan-berbagai-penyakit-190927s.html

12

Anda mungkin juga menyukai