Anda di halaman 1dari 1

1.

Mengapa kekinian orang dianggap lebih suka sepeda motor “matic” daripada sepeda motor
“manual” ? Bagaimana pendapat anda pribadi? Apa dan bagaimana keterkaitannya dengan
bidang manajemen inovasi ?
Jawab :
Perbedaan yang paling kentara antara sepeda motor matic dan manual adalah dari sisi
pengoperasian, yang mana motor matic dinilai lebih simple dan lebih mudah untuk digunakan.
Fitur yang dianggap sebagai kelebihan dari motor matic adalah karena transmisinya yang full
otomatis. Artinya, pengendara tidak perlu repot untuk mengganti gigi transmisi kecepatan saat
sedang mengendarainya. Hal ini membuatnya jadi sangat simple karena pengendara hanya
perlu memutar gas untuk mengendalikan kecepatan. Perihal rem pun lebih simple, karena baik
rem depan maupun rem belakang dapat dikendalikan dengan menarik tuas rem di sebelah kanan
dan kiri stang motor. Sehingga, untuk dapat mengendalikannya (kecepatan dan rem),
pengendara cukup berfokus pada bagian tangan saja karena semua kontrol difokuskan di stang
motor. Oleh karena kelebihan tersebut yang dinilai lebih efektif dan efisien, saat ini banyak
pengendara yang lebih memilih mengendarai motor mati ketimbang motor manual. Dengan
banyaknya kesibukan sekaligus kemacetan di jalan raya, melatar belakangi inovasi motor matic
karena dirasa dapat mempermudah urusan pemakai.
2. Saat ini, sedang muncul trend teknologi kendaraan berenergi listrik (“mobil elektrik”),
bagaimana prediksi saudara terhadap penggunaannya? Apakah akan menjadi common car,
ataukah sekedar menjadi newcomer, atau trending style? Aspek-aspek apa sajakah yang perlu
dikaji terkait fenomena trend electric car tersebut? Bagaimana pendapat saudara apabila
dikaitkan dengan manajemen inovasi?
Jawab :
Munculnya mobil berenergi listrik dilatar belakangi oleh usaha produsen otomotif dalam
mengurangi penggunaan bahan bakar dan polusi yang dihasilkan oleh kendaraan. Upaya
adanya mobil berenergi listrik ini dinilai inovatif, tetapi untuk saat ini sepertinya hanya akan
menjadi newcomer saja dikarenakan harganya yang sangat mahal, terlebih lagi listrik yang
dibutuhkan mencapai volt yang sangat tinggi, sehingga dirasa kurang efektif untuk diterapkan
pada era ini. Sebagai contoh, mobil listrik “Tesla” dihargai sangat mahal dengan berbagai
kecanggihannya yang menyebabkan mobil ini hanya bisa dijangkau oleh kaum elit saja. Oleh
sebab itu, upaya ini belum terlalu efektif untuk mengurangi penggunaan bahan bakar dan polusi
karena tidak semua orang akan sanggup membeli mobil berenergi listrik. Jika ingin lebih
efektif, sebaiknya diciptakan beberapa tipe mobil dengan energi listrik. Sama halnya inovasi
pada mobil “lcgc/diesel” yang dinilai lebih irit dan murah dibanding mobil dengan tipe lain.
Perlu diciptakan mobil bertenaga listrik yang tidak perlu kecanggihan yang ada pada mobil
listrik sekarang ini sehingga berfokus pada penggunaan energinya saja. Hal ini dirasa lebih
efektif jika ingin mecapai tujuan pengurangan bahan bakar dan polusi.

Anda mungkin juga menyukai