Anda di halaman 1dari 4

Nama : Muh.

Saiful Mukminin
NIM : B0519037
Program Studi : Sastra Arab
Mata Kuliah : Kebudayaan Jawa
Semester/Kelas : IV/A
Dosen Pengampu : Drs. Supardjo, M.Hum.
Hari, Tanggal : Kamis, 25 Februari 2021

Dari materi yang dibagikan, saya merumuskan komentar, kritik, dan pendapat saya yang
disajikan pada tabel berikut.
No. Materi Kuliah Komentar/Kritik/Pendapat
1 Wujud Kebudayaan Wujud kebudayaan di samping
1. Wujud kebudayaan sebagai merupakan pembagian wujud kebudayaan
kompleks dari ide-ide, gagasan, menurut Koentjaraningrat (2015:150). Selain
nilai-nilai, norma-norma, peraturan, istilah wujud kebudayaan di samping,
dan sebagainya. terdapat istilah lain dalam menggambarkan
2. Wujud kebudayaan sebagai suatu wujud kebudayaan yang hakikatnya hampir
kompleks aktivitas kelakuan sama dengan istilah wujud kebudayaan
berpola dari manusia dalam menurut Koentjaraningrat. Wujud-wujud
masyarakat. kebudayaan tersebut yaitu artefak, konsep,
3. Wujud kebudayaan sebagai benda- dan perilaku (Almaney dan Alwan (1982)
benda hasil karya manusia. dalam Liliweri, (2014:9)). Almaney dan
Alwan menjelaskan bahwa setiap deskripsi
kebudayaan harus mencakup tiga kategori
utama yang mereka sebut sebagai the
ingredients of culture, yaitu sebagai berikut:
1. Konsep (yang mencakup keyakinan atau
sistem nilai sebagai benar atau salah,
etika, dan makna umum kehidupan).
2. Perilaku (yang merujuk pada praktek
yang sebenarnya dari konsep atau
keyakinan).
3. Artefak (yang meliputi barang-barang,
mulai dari panah, obor, lampu listrik,
kereta, dan pesawat jet).
Penjelasan di atas merupakan
pembagian wujud-wujud kebudayaan secara
khusus. Namun terdapat juga pembagian
wujud-wujud kebudayaan secara umum.
Wujud-wujud kebudayaan secara umum
diklasifikasikan menjadi kebudayaan
material dan kebudayaan non-material. Hal
tersebut sesuai dengan pendapat Ogburn
(1922:202-203). Ogburn membagi wujud
kebudayaan material dan non-material
sebagai berikut.
1. Material culture (kebudayaan material)
merupakan benda-benda yang bersifat
konkret yang terdiri dari:
a. Houses (rumah)
b. Factories (pabrik)
c. Machines (mesin)
d. Raw materials (bahan baku mentah)
e. Manufactured products (produk
manufaktur)
f. Foodstuffs (bahan makanan)
g. and other material objects (dan objek
material yang lain)
2. Non-material culture (kebudayaan non-
material) merupakan benda-benda abstrak
yang tidak berwujud yang terdiri dari:
a. Customs (adat kebiasaan)
b. Philosophies (filosofi)
c. Laws (hukum)
d. Mores (adat istiadat)
e. Sosial institutions (institusi sosial)
f. Governments (pemerintah)
g. Folkways (tradisi masyarakat)
2 Unsur-unsur Kebudayaan Unsur-unsur budaya di samping
1. Sistem religi dan upacara merupakan klasifikasi unsur-unsur budaya
keagamaan menurut Koentjaraningrat (2015:165). Dari
2. Sistem dan organisasi ketujuh unsur budaya di samping, saya
kemasyarakatan memiliki perbedaan pendapat dengan
3. Sistem pengetahuan Koentjaraningrat yang menempatkan unsur
4. Bahasa bahasa pada tataran subordinatif. Yang
5. Kesenian dimaksud subordinatif adalah unsur budaya
6. Sistem mata pencaharian hidup di bawah lingkup kebudayaan. Padahal,
7. Sistem teknologi dan peralatan bahasa dan kebudayaan memiliki hubungan
yang koordinatif. Maksud dari koordinatif
adalah bahasa dan kebudayaan memiliki
hubungan yang sama atau sederajat. Hal
tersebut sesuai dengan pendapat
Mansinambouw (1985) dalam Chaer
(2010:165) dan pendapat Silzer (1990) dalam
Chaer (2010:166).
Mansinambouw menjelaskan bahwa
bahasa dan kebudayaan merupakan
hubungan sistem yang melekat pada diri
manusia. Hubungan yang erat tersebut
berlaku sebagai: kebudayaan merupakan
sistem yang mengatur interaksi manusia,
sedangkan bahasa merupakan sistem yang
berfungsi sebagai sarana keberlangsungan
sarana tersebut. Sedangkan Chaer
berpendapat bahwa hubungan bahasa dan
kebudayaan itu seperti anak kembar siam,
dua buah fenomena yang terikat erat, seperti
hubungan antara sisi yang satu dengan sisi
yang lain pada sekeping mata uang logam.
Sisi yang satu adalah sistem kebahasaan dan
sisi yang lain adalah sistem kebudayaan.

DAFTAR PUSTAKA

Chaer, Abdul dan Leonie Agustina. 2010. Sosiolinguistik: Perkenalan Awal. Jakarta: Rineka
Cipta.

Koentjaraningrat. 2015. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta.

Liliweri, Alo. 2014. Pengantar Studi Kebudayaan. Bandung: Nusa Media.

Ogburn, William Fielding. 1922. Social Change: With Respect to Culture and Original Nature.
New York: B.W. Huebsch.

Anda mungkin juga menyukai