Anda di halaman 1dari 9

Bahasa &

Kebudayaan
Oleh :
Dzurrotul Humairoh (201010100540
Putri Afni Khairunnisa (20101010042)
Pengertian Bahasa & Kebudayaan
Sebaga

Bahasa Kebudayaan

Bahasa dapat diartikan sebagai alat untuk Kebudayaan berasal dari kata sansekerta
menyampaikan sesuatu yang terlintas di buddayah, yang merupakan bentuk jamak dari
dalam hati. Namun, lebih jauh bahasa adalah buddhi, yang berarti budi atau akal. Dengan
alat untuk beriteraksi atau alat untuk demikian, kebudayaan berarti hal-hal yang
berkomunikasi, dalam arti alat untuk bersangkutan dengan akal. Menurut Canadian
menyampaikan pikiran, gagasan, konsep atau Commision for UNESCO seperti yang dikutip
perasaan. Dalam studi sosiolinguistik, bahasa oleh Nur Syam mengatakan kebudayaan
diartikan sebagai sebuah sistem lambang, adalah sebuah sistem nilai yang dinamik dari
berupa bunyi, bersifat arbitrer, produktif, elemen-elemen pembelajaran yang berisi
dinamis, beragam dan manusiawi (Chaer dan asumsi, kesepakatan, keyakinan dan atauran-
Leonie Agustina, 2010: 11). atauran yang memperbolehkan anggota
kelompok untuk berhubungan dengan yang
lain serta mengadakan komunikasi dan
membangun potensi kreatif mereka.
Definisi Kebudayaan Unsur-unsur Kebudayaan

Menurut Abdul Chaer, definisi kebudayaan dibagi menjadi 6, Menurut C. Kluckhohn, kebudayaan memiliki 7
antara lain: unsur sebagai berikut:
Definisi deskriptif adalah definisi yang menerangkan Sistem Kepercayaan
pada unsur-unsur kebudayaan. Sistem pengetahuan
Definisi historis adalah definisi yang menekankan bahwa Peralatan dan perlengkapan hidup manusia
kebudayaan itu diwarisi secara kemasyarakatan. (tekonologi)
Definisi normatif adalah definisi yang menekankan Mata Pencaharian dan sistem-sistem ekonomi
hakekat kebuadayaan sebagai aturan hidup dan tingkah Sistem Kemasyarakatan
laku. Bahasa
Definisi psikologis merupakan definisi yang menekankan Keseniaan
pada kegunaan kebudayaan dalam menyesuaikan diri
kepada lingkungan, pemecahan persoalan dan belajar
hidup.
Definisi sturktural definisi yang menekankan sifat
kebudayaan sebagai suatu sistem yang berpola teratur.
Definisi genetik yang menekankan pada terjadinya
kebudayaan sebagai hasil karya manusia.
Hubungan Bahasa & Kebudayaan

Menurut Koentjaraningrat (1992) bahwa bahasa bagian dari kebudayaan.


Hubungan antara bahasa dan kebudayaan merupakan hubungan
subordinatif, suatu bahasa berada di bawah lingkup kebudayaan. Di
samping itu, ada pendapat lain yang menyatakan bahwa bahasa dan
kebudayaan mempunyai hubungan yang koordinatif, yakni hubungan
yang sederajat, yang kedudukannya sama tinggi. Sedangkan, menurut
Masinambouw (dalam Crista, 2012: 1) menyebutkan bahwa bahasa dan
kebudayaan dua sistem yang melekat pada manusia, akan tetapi
hubungannya sangat erat sehingga tidak dapat dipisahkan Kebudayaan
itu adalah satu sistem yang mengatur interaksi manusia di dalam
masyarakat, maka kebahasaan adalah suatu sistem yang berfungsi
sebagai sarana.

Ada beberapa teori mengenai hubungan bahasa dengan kebudayaan.


Secara garis besar, teori-teori tersebut dapat dikelompokkan menjadi
dua kategori, yaitu menyatakan hubungan yang bersifat subordinatif, di
mana bahasa di bawah lingkup kebudayaan, dan hubungan yang bersifat
koordinatif, yakni hubungan yang sederajat dengan kedudukannya yang
sama tinggi.
SECARA RINCI, 2 POLA HUBUNGAN TERSEBUT ADALAH

Hubungan koordinatif
Hubungan yang bersifat koordinatif merupakan hubungan yang terikat erat sekeping
mata uang logam: sisi yang satu adalah sistem kebahasaan dan sisi yang lain adalah
sistem kebudayaan . Menurut Sapir - whorf, Terdapat 2 pernyataan yang perlu
diperhatikan, yaitu :
1. Apabila penutur suatu bahasa memiliki kata-kata tertentu untuk memberikan
benda-benda (objek) sedangkan penutur bahasa yang lain tidak memilikinya
dengan cara yang sama, maka penutur bahasa yang pertama akan lebih mudah
berbicara tentang benda-benda (objek) tersebut. Misalnya pada istilah-istilah
teknis dalam perdagangan, pekerjaan atau profesi. Seorang dokter akan lebih
mudah berbicara tentang fenomena medis karena mereka mempunyai
perbendaharaan kata (istilah) tentang medis
2. Apabila suatu bahasa punya konsep pembedaan sedangkan yang lain tidak, maka
mereka yang menggunakan bahasa yang pertama akan lebih memahami
pembedaan dalam lingkungan mereka, terutama mengenai konsep yang menjadi
pusat perhatian pembedaan linguistik itu. Misalnya ketika seseorang hendak
mengklasifikasikan salju, unta, dan mobil maka dalam beberapa cara dia akan
memahaminya secara berbeda dari orang yang tidak membuat pembedaan itu.
Hubungan Subordinatif
Beberapa hal yang dapat diklasifikasikan, antara lain
1. Hubungan bahasa dengan kebudayaan yang berkaitan dengan perubahan bahasa yang
diakibatkan perubahan budaya. Hal ini lebih menonjol pada aspek morfologis daripada
aspek-aspek linguistik yang lain. Perubahan bahasa secara morfologis dapat dilihat dari
beberapa segi, yaitu
Penghilangan, contoh kosakata bahasa Batak Toba yang sudah hilang kemudian ditemukan
oleh Robert dalam bukunya. Ia meneliti naskah Batak Toba (pertengahan abad ke-19). {Contoh
kosakatanya : Palias ‘penangkal bencana’ - Pokpang ‘tanda gencatan senjata’ - Martaban
‘menawan’}
Penambahan, biasanya dikarenakan munculnya konsep-konsep budaya baru akibat
pengaruh teknologi baik dibidang; pertanian, ekonomi, sosbud, transportasi. {contoh
kosakatanya : Taraktor ‘traktor’ - Keredit ‘kredit'
Perluasan, berhubungan dengan kosakata yang dipengaruhi oleh perubahan budaya.
{Contoh kosakatanya : kata 'Ibu' pada awalnya adalah sebutan untuk perempuan yang sudah
melahirkan anak. Namun, sekarang kata 'Ibu' memiliki arti sebutan bagi semua wanita yang
lebih tua.
Penyempitan, pergeseran makna sebuah unsur bahasa menjadi lebih sempit/lebih terbatas
daripada makna sebelumnya. {contoh kosakata : 'Jurusan' pada awalnya memiliki makna
arah atau tujuan. Namun, setelah terjadi penyempitan makna memiliki arti bagian dari
pengkajian ilmu di suatu perguruan tinggi.
Pertukaran, yaitu pergantian simbol/ tanda untuk mengacu konsep yang sama akibat
perubahan budaya. {contoh kosakata dari bahasa Batak : 'Sibaso' yang berarti sebutan bagi
wanita yang membantu melahirkan. namun sekarang disebut dengan bidan.
2. Tunduknya tindak komunikasi pada norma-norma kebudayaan

Tata cara berbahasa harus sesuai dengan norma-norma yang hidup dalam
masyarakat, tempat hidup dan dipergunakannya bahasa tersebut. Tindak laku
berbahasa atau disebut juga etika berbahasa, memiliki kaitan erat dengan pemilihan
kode bahasa, norma-norma sosial, dan sistem budaya yang berlaku dalam satu
masyarakat

3. Hubungan langsung yang menyatakan bahwa bahasa adalah hasil kebudayaan

(Levi Strauss,1963 via Sibarani, 1992: 104). Bahasa yang diucapkan atau
dipergunakan oleh suatu kelompok masyarakat adalah suatu refleksi atau cerminan
keseluruhan kebudayaan masyarakat tersebut. Dengan kata lain, bahasa hanya akan
mempunyai makna dalam latar kebudayaan yang menjadi wadahnya.
Fenomena Bahasa & Kebudayaan
Dalam analisis semantik, Abdul Chaer mengatakan bahwa bahasa itu bersifat unik dan mempunyai hubungan
yang sangat erat dengan budaya masyarakat pemakainya, maka analisis suatu bahasa hanya berlaku untuk
bahasa itu saja, tidak dapat digunakan untuk menganalisis bahasa lain.11 Umpamanya kata ikan dalam bahasa
Indonesia merujuk kepada jenis binatang yang hidup dalam air dan biasa dimakan sebagai lauk; dalam bahasa
Inggris sepadan dengan fish; dalam bahasa banjar disebut iwak. Tetapi kata iwak dalam bahasa jawa bukan hanya
berarti ikan atau fish. Melainkan juga berarti daging yang digunakan juga sebagai lauk (teman pemakan nasi).
Malah semua lauk seperti tahu dan tempe sering juga disebut iwak

Mengapa hal ini bisa terjadi ? semua ini karena bahasa itu adalah produk budaya dan sekaligus wadah penyampai
kebudayaan dari masyarakat bahasa yang bersangkutan. Dalam budaya masyarakat inggris yang tidak mengenal
nasi sebagai makanan pokok hanya ada kata rice untuk menyatakan nasi, beras, gabah, dan padi. Karena itu, kata
rice pada konteks tertentu berarti nasi pada konteks lain berarti gabah dan pada konteks lain lagi berarti beras
atau padi. Lalu karena makan nasi bukan merupakan budaya Inggris, maka dalam bahasa Inggris dan juga bahasa
lain yang masyakatnya tidak berbudaya makan nasi; tidak ada kata yang menyatakan lauk atau iwak (bahasa
Jawa).
TERIMA KASIH!

Anda mungkin juga menyukai