Anda di halaman 1dari 35

MAKALAH

INTEGRAL GARIS

Disusun untuk Memenuhi Tugas Kalkulus Lanjut

2 Dosen Pengampu : Dra. Emi Pujiastuti, M.Pd

oleh

Kelompok IV

1. Achmad Fauzan (4101409004)


2. Arina Dwi Nur Afriyani (4101409016)
3. Jefri Mahendra Kisworo (4101409018)
4. Hanifah Mawaddah (4101409046)
5. Taulia Damayanti (4101409050)

Rombel 04

Hari Kamis pukul 07.00

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

ALAM UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2011

1
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Deskripsi
Makalah ini akan membahas tentang konsep dan cara menghitung massa,
pusat massa, dan momen inersia dengan integral lipat dua.
1.2. Prasyarat
Materi prasyarat yang diperlukan adalah sebagai berikut:
1. Geometri Dasar
2. Kalkulus 1, Kalkulus 2, dan Kalkulus Lanjut 1
3. Materi sebelumnya tentang integral lipat dua dalam koordinat kartesius
dan koordinat kutub
1.3. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari makalah ini sebagai berikut:
1. Bagaimana konsep massa, pusat massa, dan momen inersia pada
keping datar?
2. Bagaimana konsep massa, pusat massa, dan momen inersia pada
koordinat kartesius, koordinat silinder, dan koordinat bola?
1.4. Kompetensi Dasar dan Indikator
Kompetensi Dasar : Memahami dan menghitung massa, pusat massa, dan
momen inersia dengan integral lipat dua.
Indikator :
1. Mengetahui dan memahami konsep massa, pusat massa, dan momen
inersia pada keping datar, koordinat kartesius, koordinat silinder, dan
koordinat bola.
2. Dapat menghitung massa, pusat massa, dan momen inersia pada
keping datar dengan menggunakan integral lipat dua.
1.5. Tujuan Pembelajaran
Mahasiswa mampu memahami dan dapat mencari massa, pusat massa, dan
momen inersia dengan integral lipat dua.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 MASSA DAN PUSAT MASSA SUATU KEPING DATAR DALAM


SISTEM KOORDINAT KARTESIUS
Selain untuk menghitung isi benda padat, salah satu penggunaan
lain dari integral lipat dua adalah untuk menentukan massa, pusat massa,
dan momen inersia suatu keping datar dengan rapat masa yang tak
homogen. Rapat massa keping di setiap titiknya bergantung pada letak
titik tersebut, yaitu merupakan fungsi dua peubah. Kerapatan massa keping
datar yaitu besar massa per satuan luas, dapat dinyatakan sebagai fungsi
dalam dan

biasanya disimbolkan dengan ( , ).

 
Dipunyai sebuah keping datar dengan rapat massa tak homogen yang

berbentuk daerah
pada= , , ……

(gambar.1)
≤≤ ≤≤  
    , , dimana dan kontinu

atau
   ≤≤ ≤≤  
= , , , dimana dan kontinu

pada [ , ] ……
  
 
Rapat massa di setiap titik pada keping ( , ) pada keping adalah ( , )
di mana
(gambar.2)
Kedua keping datar tersebut diperlihatkan pada gambar berikut:

 
 D

 ∅   
d
= ( )
=( )

 
= ( )

o  ∅ =
ab
( ) X
c

o X

gambar 1 gambar 2
2.1.1 Kontruksi Rumus Massa, Momen Terhadap Sumbu Koordinat

Buatlah jaring ∆
dan Pusat Massa Keping
untuk keping  yang terdiri dari  buah

panjang yang semuanya .beririsan dengan daerah

persegi
seperti 
diperlihatkan pada gambar dibawah ini


 )

∆

= (

∆
Gambar 1

 ∆
D

     = ( )

 0


  
∆ = ( )


Gambar 2
∆
∆
D

    = ( )

  0

Komponen jaring yang ke-i adalah

∆∆ ∆ 
=
Ukuran jaring ke-i didefinisikan sebagai persegi panjang

∆ 
diagonal terbesar dari persegi panjang
 
ditulis dengan lambang |
|.
Pilihlah titik ( ,  ) pada komponen jaring ke-i.

Keping
   …  dapat dipandang sebagai sistem partikel yang terletak di∆
  ∆   
titik  , , = 1, 2 , , . Jika massa partikel ke-i adalah ,
maka

   ∆
= ,
Massa sistem n partikel tersebut adalah

 ∆    ∆


=1
=

=1
,

Bentuk ini merupakan jumlah Riemann yang mempunyai limit


karena
 kontinu pada .

2.1.2 Definisi Massa dan Pusat Massa Suatu Keping Datar dalam
Koordinat Kartesius
Massa keping
yaitu
 didefinisikan sebagai limit dari jumlah Riemann ini,


 =
| |  
=1
  ∆
,      
= ( , )

∆  →
li m
0

=     ( , )

Momen Massa Keping  D Terhadap Sumbu  X 


Momen massa keping terhadap sumbu
  jumlah Riemann dari momen massa sistem n partikel terhadap
  didefinisikan sebagai limit

       ∆
sumbu , yaitu

 
=
∆  →    
|
li m
     
0 ,
 |
=1
= ( , )



=    ( , )
Momen Massa Keping Terhadap Sumbu D

Momen massa keping terhadap sumbu  didefinisikan sebagai limit


  jumlah Riemann dari momen massa sistem partikel

∆     
    
sumbu ,


terhadap
yaitu
=
||
,
= ( , )

∆  → 
li m
0
=1

= 
   ( , )

Pusat Massa Keping   D


Pusat massa keping

 
adalah titik ( , ), dimana

=


dan =
   
  
, =

  ,

CATATAN
Perhatikan bahwa untuk menghitung integral lipat duanya kita mengambil


proyeksi daerah terhadap sumbu
 atau terhadap sumbu
kembali kedua gambar pada masalah di atas, yang pertama bila

. Perhatikan

[ , ]proyeksinya pada sumbu adalah selang


bila proyeksinya terhadap sumbu  adalah selang 
sedangkan yang
[ , ]. Untuk 

   
memudahkan perhitungannya, seringkali kita harus membuat transformasi
kedua,
ke koordinat kutub.

2.2 MOMEN INERSIA PADA SUATU KEPING DATAR DALAM


SISTEM KOORDINAT KARTESIUS
Momen suatu partikel terhadap titik atau garis yang tetap disebut
momen pertama, yang didefinisikan sebagai hasil kali massa partikel
dengan
 jaraknya terhadap titik atau garis tersebut. Sekarang kita akan
mendefinisikan momen kedua dengan cara serupa tetapi jaraknya diganti
oleh kuadrat jaraknya.
Momen kedua suatu partikel terhadap titik atau garis yang tetap,
dikenal sebagai momen inersia, didefinisikan sebagai hasil kali massa
dengan kuadrat jarak partikel terhadap titik atau garis itu. Berikut ini
definisinya secara matematis.
Definisi Momen Inersia, Momen inersia dari partikel dengam massa

   
dan jaraknya satuan dari garis , ditulis , didefinisikan sebagai

= 2


Seperti halnya dengan momen pertama untuk keping datar ,
inersia dari keping terhadap kedua sumbu koordinat didefinisikan sebagai

limit momen
jumlah
koordinat itu. dari
Sistem 
momen inersiatersebut
-partikel sistem masing-masing
-partikel terhadap keduadi titik 
terletak

 
( , Dipunyai
sumbu) dengan sebuah keping (datar
rapat massa

, )dengan rapat massa terdistribusi secara

      , 
kontinu berbentuk daerah tertutup yang dapat ditulis sebagai

= {( , )| ( }, di mana dan

     ≤≤  
.
kontinu pada [ , ]

   ≤≤ ≤≤ 


atau
= {( , )| ,∅  ( }, di mana dan

kontinu pada [ ,
  

Rapat massa di setiap titik  ( , ) pada keping adalah ( , ),

mana merupakan fungsi


] kontinu pada , maka momen inersia keping

di
 

terhadap sumbu koordinat dan titik asal didefinisikan sebagai berikut

   
Momen Inersia Terhadap


=
     ∆  2
,

    
Sumbu 0
=1
= 2
 ,

∆  →
li m

=   
2
,



Momen Inersia Terhadap Sumbu

 ∆      ∆
|
2
,

  = li 0


=1
 
→ m|  = 2 ,

  


= 2
,


Momen Inersia Terhadap Titik

    = +

Jari-jari
kitaran
Jari-jari kitaran (radius of gyration) suatu keping  terhadap suatu sumbu

didefinisikan sebagai bilangan positif  yang

memenuhi 
   2
=

di mana
 adalah adalah momen inersianya terhadap sumbu itu dan
adalah massa kepingnya. 
2.3 MASSA, PUSAT MASSA, DAN MOMEN INERSIA SUATU BENDA
DALAM KOORDINAT KARTESIUS
Salah satu aplikasi dari integral lipat tiga adalah untuk menentukan
massa dan pusat massa dari benda pejal berdimensi tiga. Konsep massa dan
pusat massa dikembangkan dari konsep yang sama pada pelat datar yang
sangat tipis yang disebut lamina. Tiga macam sistem koordinat dapat
digunakan dalam menghitung integral, namun pemilihan sistem koordinat
yang akan dipakai harus tepat agar dalam melakukan integral menjadi
lebih mudah.
Konsep massa dan pusat massa digeneralisasi secara mudah ke daerah-
daerah benda pejal. Besar kerapatan massa dari benda pejal berdimensi tiga
adalah menyatakan besarnya massa tiap satuan volum. Khusus benda pejal
yang homogen kerapatan massa pada titik  ( , , ) biasa

dinotasikan dengan

( , , ) berupa konstanta. Saat ini, proses
mengarah pada rumus integral yang benar telah dikenal dengan baaik dan

yang  
dapat diringkas dalam sebuah motto, yaitu iris, hampiri, integralkan.
Sebagaimana dalam pembahasan pusat massa lamina, dalam benda
pejal juga dikenal istilah total massa, total momen inersia, dan pusat
massa. Dengan langkah penurunan yang serupa seperti pada lamina, kita
peroleh beberapa rumus untuk benda pejal berikut

Total Massa

    
= , ,


Total Momen Massa Terhadap Sumbu

    
= , ,


Pusat Benda Relatif Terhadap Sumbu

 
 
=
Momen Inersia Terhadap Bidang  .

      


= 2
+ 2
, ,

Total Momen Massa Terhadap Sumbu

    
= , ,


Pusat Benda Relatif Terhadap Sumbu

  =

 
Momen Inersia Terhadap Bidang  .

      


= 2
+ 2
, ,

 
Total Momen Massa Terhadap Sumbu

    
= , ,

 
Pusat Benda Relatif Terhadap Sumbu

  =


Momen Inersia Terhadap Bidang  .

      


= 2
+ 2
, ,

Pusat Massa Benda Pejal

   


= , ,
2.4 MASSA, PUSAT MASSA, DAN MOMEN INERSIA SUATU BENDA
DALAM KOORDINAT SILINDER
Ketika sebuah daerah benda padat

mempunyai sebuah sumbu simetri, maka perhitungan integral lipat tiga
dalam ruang bedimensi tiga

 atas seringkali dipermudah dengan menggunakan koordinat silinder.


Koordinat silinder dan koordinat kartesius saling dihubungkan oleh
persamaan  – 
persamaan

  =  cos

 
= sin

=
2 2 2
+ =


Ketika dituliskan dalam koordinat silinder. Sebagai hasilnya, fungsi

 
             
( , , ) ditransformasikan menjadi

   
, , = cos , sin , = , ,

=
Dengan langkah penurunan yang serupa seperti pada lamina, kita


peroleh beberapa rumus untuk benda pejal pada koordinat silinder
adalah berikut
Total Massa

 
 
 

2 2

   
 

  
   
, )
= ,, = 2( ) (

  cos,sin,
1( ) 1( , )


1

Total Momen Massa Terhadap Sumbu

    

= , ,

Pusat Benda Relatif Terhadap Sumbu

  =
 
Momen Inersia Terhadap Bidang  .

       
= ( 2
+ 2
) , ,


Total Momen Massa Terhadap Sumbu

    

= , ,

Pusat Benda Relatif Terhadap Sumbu

 
 
=

Momen Inersia Terhadap Bidang  .

      


= 2
+ 2
, ,

 
Total Momen Massa Terhadap Sumbu

    
= , ,

 
Pusat Benda Relatif Terhadap Sumbu

  =


Momen Inersia Terhadap Bidang  .

     


= 2
+ 2
, ,


Pusat Massa Benda Pejal

   


= , ,

2.5 MASSA, PUSAT MASSA, DAN MOMEN INERSIA SUATU BENDA


DALAM KOORDINAT BOLA
Koordinat bola dan koordinat kartesius saling dihubungkan oleh
persamaan – persamaan

    =
= sin
sin cos
sin

  = cos
    
Ketika dituliskan dalam koordinat bola. Sebagai hasilnya, fungsi

               


ditransformasikan menjadi
( , , )

   
, , = sin cos , sin sin , cos = , ,

2
= sin

≤≤   
  ≤≤  
dimana, 0 2 dari sumbu positif ke

sumbu negatif dan 0 2 dari sumbu positif ke


sumbu negatif 

Dengan langkah penurunan yang serupa seperti pada lamina, kita


peroleh beberapa rumus untuk benda pejal pada koordinat bola adalah
berikut
Total Massa

 
    
= , , 2 sin

Total Momen Massa Terhadap Sumbu

      = , ,


Pusat Benda Relatif Terhadap Sumbu

  =

 
Momen Inersia Terhadap Bidang  .

     
= ( 2 + 2) , ,


Total Momen Massa Terhadap Sumbu

       = sin sin , ,


Pusat Benda Relatif Terhadap Sumbu

  =

 
hadap Bidang  .

      
= ( 2 + 2) , ,

 
Total Momen Massa Terhadap Sumbu

        = sin cos , ,


Pusat Benda Relatif Terhadap Sumbu  
  =


ersia Terhadap Bidang  .

   


        
= , ,

= ( 2 + 2) ( , , )
Pusat Massa Benda Pejal

CONTOH SOAL

1. Carilah massa, momen massa terhadap kedua sumbu, dan pusat massa dari
lamina segitiga
kerapatannya adalahdengan
   
, titik + 3 (0,0)
= 1sudut

.
+ , (1,0) dan (0,2) jika fungsi

  
(James Stewart. 1999. Kalkulus Edisi Keempat. Halaman: 360)
Penyelesaian:
Daerah
Y
 yang terjadi adalah

2  −
=2 2

X
0 1
 
Dari titik  1,0 dan (0,2) didapat persamaan perbatasan daerah yaitu:

−− − −

0= 1

 − 2


=
00 1


2 1

⟺ −
− − 1 2

   
( = 2 2) = 2
Apabila daerah dipartisi terhadap sumbu , diperoleh daerah integrasi

   ≤≤ ≤≤ − 


yaitu:

= , 0 1, 0 2 2

 −
Massa lamina adalah

         
= , = 1+3 +

   −   01 202
1 3 1
8

     −  − 


1 =2 2
2

= +3 +
2 3 3
0 2 =4 1 =4 =
=0
8 0 0
Jadi, massa lamina adalah
satuan massa.


Momen massa keping  terhadap sumbu 
    −   =
1


= (1+ +


2 2

−    −
 0
3 )

         


12 2 1 2 =2 2

= + 3 2 2+ = +

0 2
0
 3 +
2
=0

 −    −   −  
1
2
= 2 2 +3 2
2 2 + 2 2
0 2

 −   −  −   
1
2
= 2 2 + 62 2 6 + (4 8 + 4 )
2
0

 3
1 −   −    +2 4 2
+2 3

=
 −  −   =
1
4 4 3

 
2 2 3
0 2 2 +6 6 0
4 1
1 1 1 1
2

=4−   −   − 
3
=4 2
4 0
=4
2 4
= 4.
4
=1

Momen massa keping



 −
Jadi, momen massa keping  terhadap
terhadap sumbu adalah 1.

      


= =
12 2
1+ +
sumbu

−  
   −
, 3
0 0
12 2 1 1 3 3 =2 2

        2
2
+
2
2
+
3

  
= +3 +

  − 
2
=
0 0 0 =0
3
1 3 +1 2 2

  − 
=  2 2 2
+
3
0
2

     −  −   −   
=
1
1
2
3 +1 2 2 2 +
1
3
(2 2 ) 2 2 2

 −   −  
0
1
3 +1
= 4 8 + 2 +2 2
4
  2 5 +7 3

 −    
0
1

2
= 4 8 +4
0 6

   −  −   
1 2 3 2
20 + 28 40 56 + 20 + 28
=
6

 −  − −      −  
=
0
1 20 3

2
2
6 +
3
28

+
20
=
4
2

3 2
28 1

0
6 6
6 12 3

−−
0

5 2 28 5 4 18 + 28 11
=
6
− −
3
3+
6
=
6
=
6
.

Jadi, momen massa keping  terhadap sumbu   11


adalah 6 .


Pusat
massa lamina 13
=


=
8 =. 8
3



11
= 16 = 11 . 3 = 33 = 11.
8 16
3
=


8 48 16

Pusat massa
lamina
  berada
dititik 
3 11
,
8 16
.

   2

    
2. Diketahui suatu keping yang dibatasi oleh suatu grafik fungsi = 3 ,

    
adalah
grafik  = 8, dan
= 1sumbu
+ , tentukan momen
. Jika rapat inersia
massa titik  ( , ) pada
dari keping
di setiap

   
terhadap


sumbu , sumbu , dan titik O. Kemudian tentukan juga jari-jari kitaran

 →  
keping terhadap sumbu . (Koko Martono, halaman 69).
Penyelesaian:

 →
Grafik  =
2
3 = 0, = 0.

 = 8, = 4.


Daerah yang terjadi adalah
Y

 =
2

2 DD

X
0 2 4 6 8

Apabila daerah   dipartisi terhadap sumbu , sehingga daerah integrasi

   ≤≤ ≤≤ 


= , 0 8, 0 3
2

 
Momen inersia keping   terhadap sumbu

       


2
8 3

2 2
= , = 1+

 0 0

       
=
8
2
3
2
+1 3
8
= 3
1 4
2

  3
+
4
= 3

   
0 0
0 =0

    
=
8
    2 3
3

3
2 4
3 = 8

3
2
+
11
3 = 3

9
+
3
14
3
8

4 56


0 0 0
14
4 2
4
3.83. 22
3
8 3 8 3.8 . 51 51 6144
83 2 2

=
  9
+
56
3
=
512
9
+
56
=
9
+
7
=
9
+
7
3584 + 55296
= 58880
63 = 934,6
=
63

Momen inersia keping  terhadap sumbu   adalah 934,6

 Momen inersia keping   terhadap sumbu

=

        
2
, =
8
2
3

2
1+

 2
0 0


2
8 3 8

        


3
1
2 3 2 3 2
= + = + 2 0
0 0 0

      
8 11 16
8
8 1 13 3 11 3 16 3.8 3 3.8 3
= + = + 11 + 32
3 3 3 3
2 11 32
=
0 3.2 11 3.25. 211
= +
32 6144 = 0

6144 6144 + 67584


= +
11 11
7372
8 = 6702,5.
=
11
Jadi, momen inersia keping  terhadap sumbu  adalah 6702,5.

 Momen Inersia terhadap titik O adalah

   = +  = 934,6 + 6702,5 = 7637,1

 Untuk menentukan jari-jari kitaran keping D terhadap sumbu y, kita


harus menghitung dahulu massa keping.
Massa keping

 
2


2

 
8 3 8

      


=
1
2

      
= , = 1+ = + 2 =0
0 0
0 3


8 5 10

= 3 + 3 = 3.2 + 3.2 = 96 + 768


5 10
= 2
3
3 +1 7 3 3
2 5 20 0 5 20 5 5
0
864
= = 172,8.
5

Jari-jari kitaran keping D terhadap sumbu adalah bilangan


memenuhi
  > 0 yang

2
= =
6702,5
= 38,79

 172,8

 =
Jadi, jari-jari kitaran keping D terhadap sumbu  adalah 6,228

3.
6,228
Diketahui keping  berbentuk daerah tertutup yang dibatasi oleh

   ≥
lingkaran 2 + 2 = 10 ,
setengah pada keping
0 dan sumbu . Jika rapat massa
adalah , = 1+ 2
   
disetiap titik 
+ 2 tentukan
massa keping, momen massa terhadap kedua sumbu koordinat dan titik
pusatnya.
(Koko Martono. Halaman :
66) Penyelesaian:
Persamaan lingkaran
Sehingga diperoleh:
  ⟺  −
2
+ 2
= 10 2
+ 2
10 = 0.


 Pusat lingkarannya adalah

−   −  − − −    1 1
2 , 2 =
1 . 0,
2
1
.
2
10 =
0,5 .

 Jari-jarinya adalah

    −   −  −    
=
4
1
2
+
4
2
=
1

4
.0
+
1
10 2
0= . 100
=
25 = 5.

1
 1


4 4

Daerah yang terjadi adalah

   ≥
Y
2 2
+
= 10 , 10
10

D
5

X
0

 
Daerah dibawa ke dalam koordinat kutub, diperoleh
=
2

10
   ≥
2
+ 2
= 10 , 10

D
5

0
 =0

          
Dalam koordinat kutub, persamaan lingkaran 2
+ 2
= 10 ditulis

⟺   
2
sebagai = 10 , = cos , dan = sin .
2
= 10
2
= 10 sin

⟺
   ≤≤  ≤≤ 
= 10 sin


Sehingga daerah integrasi = , 0 , 20 10 sin
  
 
Rapat massanya dalam koordinat kutub menjadi , =1+ dan

= elemen luasnya menjadi


Massa keping

     .
 
  
= , = , = 2 10 sin 1

   2
0 0
+

10 sin
1 1


         
2 10sin

2 3 2
= + = +
3 2 0

 0 0 0

    


2
1000 3
100 2
= +

 
0 3 2

    ⟺  − 


1000
= 3
0
2
2
+ 50
0
2
2

   −   
, sin2 + cos2 =1 sin2 = 1 cos2

−   −    −  


sin = cos
1000 2
1 1
= 2 1 + 50 2 2
3 0 0
1000 1

  −   −   


2 2
2 2
= 3 1 1

 − −    −  
3 3 2+ 50 50 2
0 0 0
2 2
1000 1 50 50 sin2
= 0 1 + 2 2
3 3 2 2 4

  
0 0

≈
= 1000 2 + 50 + 50 0 = 2000 + 25 237,9
3 3
 4 2
Jadi, massa keping
9
adalah 237,9
2


Momen massa keping   terhadap sumbu

       


= , = sin ,

     
2 10 sin

 sin 1+

 
=


0 0

      
2 10 sin

3 2
= sin + sin
0 0

     
2
10 sin
1 1
= sin + sin
4 4 3

0
 2
3 0

= 2500      


sin 5
+ 1000
 2
sin4
0 3

− −     −  
2 0 2

2
1000 1 1
= 2500 1 cos 2 cos + cos2 2

 
3 2 2
0 0

= 2500
− −   
2

1 2cos2 + cos4 cos

  0

 −  
2
1000 1 1 1
+ cos2 + cos2 2

  
3 0 4 2 4

= 2500 −     −  


2

1 cos +
2

2cos 2 cos
2

cos 4 cos

 0

  0 0

100
0

−    
11
2

 1
2
2
cos2 +
1
4
2

cos2 2 ,


+ 0 0 0
3
44

    

   ,co s2 = 2 c os2 +1

= 2500 −  cos 0


2
+2
cos3
3
2

 −  
cos
5 2
5
0 0
   2

 −     
+ 1000
1 2
1 sin2
4
2
+
1
4
cos4 + 1
2

− −   − − −   
0 0
3 4 2 0

1 1
= 2500 0 1 +2 0 0

 2
3 5 2

 100    1 cos4 1


1 0 + +
0


+
  1


3 82 4 2 4 2

 −      
0 0

1 1000 2 1 1
 1 2
= 2500 1 + + + sin4 +

     
2
3 5 3 8 8 4 8 0
0
1 1 1000 1 1
= 2500 + + + 0 +
3 5 3 8 8 8 2


    
1000 3
15 3 8 16 15 + .


= 2500 5 + 3 + 1000 + = 2500. 8
3 16
= 4000 + 125 = 1529,7.
3 2

  
Jadi, momen massa keping terhadap adalah 1529,7.

Momen massa keping  terhadap sumbu

       


= , = cos ,

  
2 10 sin

 =
cos 1+

 

0 0

2 10 sin

      
= 3
cos + 2
cos
0
2
1
0

1
10 sin 
=   
4
cos
4
+
3
3
  
0
cos

0
 2



10000
= 4  
sin4
2


cos   +
1000
3
sin3 cos
0 sin5

  0

 
= 2500 1
5
2
 
0
+
1000 1
3 4 sin
4
0
2

= 500 + 250 = 1750 = 583,3.


3 3

 
Jadi, momen massa keping terhadap adalah 583,3.

Pusat massa keping adalah

=

  =
583,3
= 2,5
237,9

 
=
1529,7
= 237,9 = 6,4

Jadi, pusat massa keping     


adalah , = 2,5; 6,4
BAB III
PENUTUP

3.1. Simpulan
1. Jika dipunyai sebuah keping datar dengan rapat massa tak homogen yang

   ≤≤ ≤≤  


berbentuk daerah
= , , , dimana dan kontinu pada

   ≤≤ ≤≤  


, atau
= , , , dimana dan kontinu pada

[ , Rapat
]  
massa di setiap titik pada keping ( , ) pada keping
adalah


( , ) di mana
Maka diperoleh:
Massa keping       
adalah = ( , ) .


  Dmerupakan fungsi kontinu pada
   .

    
Momen massa keping terhadap sumbu adalah =

( , ) .

Momen massa  keping   terhadap sumbu adalah =

     ( , ) .

     


Pusat massa keping adalah titik  , = , .

       2

  
Momen inersia terhadap sumbu adalah , .

 2
, .

 
=


Momen inersia terhadap sumbu adalah

  
  
Momen inersia terhadap titik O adalah =
+  . Jari-jari kitarannya adalah 2
=

  
2. Massa, pusat massa dan momen inersia pada koordinat kartesius adalah
Total massanya adalah = , ,   
 
Total momen inersia terhadap sumbu ∶  = , ,

Pusat benda relatif terhadap sumbu Z adalah 


=
 
      
Momen inersia terhadap bidang adalah
2 2
= + , ,

     

Secara serupa , dapat diperoleh , , , , , selanjutnya pusat
massa benda pejal adalah ( , , ).

     
3. Massa, pusat massa dan momen inersia pada koordinat silinder adalah
Total massanya adalah = , ,

           


= 1 1
2 2(
1( , )
) 2( ,
cos , sin ,
)

 
  
Total momen inersia terhadap sumbu Z adalah
( ) =
  , ,


Pusat benda relatif terhadap

    
sumbu adalah
=

   
Momen inersia terhadap bidang adalah =
2
( +

2
) , ,

     

Secara serupa , dapat diperoleh , , , , , selanjutnya pusat
massa benda pejal adalah ( , , ).

Total massanya adalah      


4. Massa, pusat massa dan momen inersia pada koordinat bola adalah
= , ,

=       
, , 2
sin

         


Total momen inersia terhadap sumbu Z adalah
2
= ( , , ) sin

  
 
Pusat benda relatif terhadap sumbu adalah =

          
Momen inersia terhadap bidang adalah

2 2 2
= ( + ) ( , , ) sin

Secara serupa , dapat diper o l       eh , , , selanjutnya

   
, ,
pusat
massa benda pejal adalah , , ).
(
DAFTAR PUSTAKA

J. Purcell, Edwin. dkk. 2004. Kalkulus Jilid 2. Jakarta: Erlangga.


Martono, Koko. 1990. Kalkulus Integra Lipat Dua. Bandung: Institut Teknologi
Bandung.
Stewart, James. 1999. Kalkulus Edisi Keempat.  Jakarta: Erlangga
Sugiman. 2003. Kalkulus Lanjut. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai