Contoh PKM R
Contoh PKM R
BIDANG KEGIATAN
PKM PENELITIAN EKSAKTA
Diusulkan Oleh :
ii
DAFTAR ISI
iii
Lampiran 1. Biodata ketua, Anggota dan Dosen Pendamping .................................... 11
Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan................................................................. 18
Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas ...................... 19
Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Kegiatan ............................................................ 20
Lampiran 5. Gambaran Tegnologi Yang Akan Di Terapkembangkan ........................ 21
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Spiral water turbine blade of golden ratio function feature (Spira, 2012)......... 4
Gambar 2. Konsep Turbin Spiral Horisontal ...................................................................... 5
Gambar 3. Diagram metode pelaksanaan kegiatan ............................................................. 6
DAFTAR TABEL
Tabel 1.Luaran yang Dihasilkan dan Indikator yang Dicapai ............................................. 8
Tabel 2. Ringkasan Anggaran Biaya................................................................................... 9
Tabel 3. Jadwal Kegiatan .................................................................................................... 9
iv
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Energi terbarukan di Indonesia merupakan sektor yang masih dalam masa
pertumbuhan. Kebutuhan akan energi khususnya energi listrik di indonesia
sampai tahun ini masih belum mencukupi. Hal ini di karenakan pemerintah
masih kurang aktif dalam pembangunan infrastruktur pengolah energi sehingga
energi yang ada di Indonesia terbuang percuma tanpa adanya pengolahan yang
baik. Pada era ini pengolahan energi yang di gunakan masih banyak
menggunakan mesin konversi energi dengan berbahan bakar fosil yang tidak
dapat diperbaharui. Padahal konsumsi listrik di Indonesia sendiri terus
mengalami peningkatan seiring dengan pertumbuhan masyarakat. Konsumsi
listrik di indonesia 2017 mencapai 1.012 KWh/ Kapita, naik 5,9 % dari tahun
2016 sebesar 956,36 KWh/ Kapita (Triboesono, 2016) (Triboesono,
2016).Dalam kaitan itulah diperlukan sumber energi alternatif yang bisa
diperbarui. Artinya, sumber energi tersebut tersedia di alam dan akan terus
tersedia melalui kegiatan yang berkelanjutan. Sehingga pembaruan energi juga
memberikan efek positif bagi lingkungan hidup. Salah satu sumber energi
terbarukan yang tersedia dalam skala besar di Indonesia adalah air, dalam hal
ini sungai. Laporan menyebutkan potensi sungai yang bisa dimanfaatkan untuk
pembangkit listrik mikro hidro (PLTMH) di Indonesia mencapai 19.000 Mega Watt
(MW) (Agustinus, 2017).
Berdasarkan data yang di miliki oleh Kementrian Energi dan Sumber Daya
Mineral (Kementrian ESDM) total potensi sumber energi air di Indonesia
adalah sebesar 75.091 MW dan sejumlah 45.400 MW yang telah
terindentifikasi potensinya dengan persebaran sebagai berikut : 12.140 MW
(26,7%) di Sumatra, 906 MW (2%) di Jawa, 13.025 MW (28,69%) di
Kalimantan, 398 MW (0,88%) di Bali dan Nusa Tenggara, 6.045 MW (13,31%)
di Sulawesi, 203 MW (0,45%) di Maluku dan 12.683 MW (27,94%) di Papua
dan Papua Barat (Indarto M.M, 2014). Dari sekian total potensi energi air yang
telah teridentifikasi di Indonesia ini, kapasitas PLTA atau pembangkit listrik
tenaga air yang telah terpasang hingga tahun 2016 adalah sebesar 5.250 MW
atau sekitar 11,56% dari potensi energi air teridentifikasi atau 7% dari
keselurahan potensi energi air di Indonesia (Hutapea, 2016). Dengan banyaknya
potensi energi air di Indonesia, seperti sumber air tawar, waduk, sungai, laut,
danau (Kusumawati, 2017).
Energi hidro adalah sumber daya energi potensial yang bersih dan ramah
lingkungan, air yang mengalir menyimpan energi alamai yang sangat besar,
energi air ini dapat di manfaatkan dan di konversikan menjadi listrik, dan
pembangkit listrik tenaga air tidak menghasilkan emisi dan gas rumah kaca. Ini
juga merupakan sumber energi terbarukan karena air secara terus menerus
mengisi ulang melalui siklus hidrologi bumi. Semua sistem energi hidro
2
membutuhkan sumber air yang mengalir tetap, seperti sungai dan anak sungai,
tidak seperti tenaga matahari dan angin. Tenaga air ini dapat menghasilkan
tenaga secara terus-menerus selama 24 jam setiap hari nya.
Namun demikian selama ini energi air yang di gunakan adalah air dengan
kecepatan aliran dan debit yang besar. Sementara itu energi air dengan
kecepatan air rendah dan debit yang kecil belum banyak di manfaatkan, padahal
di beberapa wilayah Indonesia punya potensi yang cukup besar untuk di
kembangkan pemb angkit listrik tenaga air dengan kecepatan dan debit air yang
kecil (Tirono, 2008). Dalam Penelitian (Behrouzi, Maimun and Nakisa, 2014)
menyebutkan bahwa energi hidro adalah sumber energi alternatif terbaik yang
dapat diubah menjadi energi listrik.
Saat ini banyak negara mengembangkan pembangkit listrik tenaga air
(PLTA) melalului pembangunan bendungan yang tidak begitu sederhana karena
tingginya biaya investasi,dampak pada ekosistem, penolakan masyarakat dan
banyak kendala lain nya. (Lago, et al.) Energi air dari bendungan tidak bisa
diandalkan selama musim kemarau panjang dan ketika sungai kering atau
volumenya berkurang.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan menggunakan
jenis turbin air yakni turbin air dengan sumbu horisontal (TASH) yang
mempunyai poros sumbu utamanya sejajar dengan arah aliran air. Namun,
TASH mempunyai efisiensi yang rendah perlu upaya untuk meningkatkan
efisiensi dari TASH tersebut.
Berdasarkan permasalahan di atas maka tim mempunyai konsep yaitu
TURBIN AIR SPIRAL HORISONTAL. Dengan desain TURBIN AIR SPIRAL
HORISONTAL akan mampu menghasilkan torsi dengan efisiensi yang lebih
besar sehingga menghasilkan energi yang lebih tinggi. Cara kerja Turbin Air
Spiral Horizontal adalah dengan memanfaatkan kecepatan air yang kecil.
Turbin Spiral Horizontal bekerja dengan cara energi potensial aliran air yang
melewati turbin spiral horisontal hingga mampu menghasilkan energi kinetik,
sehingga turbin spiral horisontal mampu memutar generator dan menghasilkan
listrik.
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas,maka dapat di rumuskan beberapa
permasalahan yang harus di selesaikan adalah sebagai berikut :
1. Bagaimanakah pengaruh TASH ( Turbin Air Spiral Horisontal ) dengan
penerapan desain Turbin Spiral horisontal pada system low water flow.
2. Berapa torsi yang mampu di hasilkan oleh turbin dengan di terapkan nya
Turbin Spiral Horisontal pada system low water flow.
3. Berapa efisiensi yang dapat di hasilkan dari penerapan Turbin Spiral
Horisontal pada system low water flow.
3
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Turbin Air Spiral Horisontal
Dari penelitian (Monatrakul and Suntivarakorn, 2017) telah
mengembangkan model turbin spiral horisontal untuk kecepatan aliran air
rendah, dengan desain sudu spiral miring di sekitar poros yang berputar dan di
tempatkan sejajar dengan arah aliran air. Pengembangan radius sudu di rancang
dengan menerapkan variasi sudut blade. Penelitian tersebut mengkaji sudut
sudu turbin spiral dengan mengembangkan 4 model (pada
15°,18°,21°dan30°).dari hasil pengujian di peroleh besarnya sudut yang
optimal adalah 30°.
Sedangkan dari penelitian (Suntivarakorn, Wanchat and Monatrakul,
2016) menjelaskan bahwa turbin spiral horisontal dengan variasi 2-6 sudu dari
hasil pengujian di peroleh jumlah sudu yang optimal berjumlah 3 sudu.
Sehingga turbin spiral horisontal yang cocok untuk kecepatan aliran air rendah
adalah dengan variasi sudut 30° dan jumlah sudu 3.
Turbin spiral di rancang untuk berputar di sekitar inti menggunakan fungsi
golden ratio, turbin spiral di desain dengan sudut lebar sudu sebesar 30° ,
jumlah sudu-sudu yang di gunakan turbin jenis spiral ini adalah 3 sudu. Dengan
ini lebar sudu di perluas pada rasio 1,68 (sudu berputar setiap setengah
lingkaran atau 180°). Dengan 1 puran penuh atau 360° dalam debit air rendah
secara stabil, sehingga torsi dan efisiensi turbin dapat di hasilkan dengan
maksimal.
Gambar 1. Spiral water turbine blade of golden ratio function feature (Spira,
2012).
Pt= Daya keluaran rotor turbin air ( Watt ) , 0,5926 = Koefisien Betz , ρ = Massa
jenis air ( kg/m3), A = Luas Penampang ( m2 ) V= Kecepatan Aliran Air ( m/s )
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1. Diagram Alir
Secara sistematis langkah-langkah penelitian eksakta dijadikan dalam bentuk
diagram alir seperti gambar berikut ini :
MULAI
Studi Literatur
Pengujian Prototype
SELESAI
BAB 4
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
4.1. Anggaran Biaya
Tabel 2. Ringkasan Anggaran Biaya
DAFTAR PUSTAKA
Agustinus, M. (2017) Sungai di RI Bisa Hasilkan Listrik 19.000 MW, Tapi Izinnya
Ruwet, detikFinance. Available at: finance.detik.com/energi/d-3630298/sungai-di-
ri-bisa-hasilkan-listrik-19000-mw-tapi-izinnya-ruwet.
Behrouzi, F., Maimun, A. and Nakisa, M. (2014) ‘Review of Various Designs and
Development in Hydropower Turbines’, World Academy of Science, Engineering
and Technology, 8(2), pp. 293–297.
Lago LI,Ponta FL, Chen L. Advance and trend in hydrokinetic turbine system.
ELSEVIER online Energy For Sustainable Development, Departement of
Mechanical Engineering- Engeneering Mechanics, Michigan Technological
University, Houghton, MI, 499931, USA.
11
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1. Biodata ketua, Anggota dan Dosen Pendamping
2. Biodata Anggota
12
13
14
C.2. Penelitian
No. Judul Penelitian Penyandang Dana Tahun
1. Spesifikasi Minyak Pelumas APBU UMK 2000
2. Pengaruh kadar air dan kadar APBU UMK 2002
lempung terhadap kekuatan
tekan pasir cetak basah
3. Pengujian kekuatan tekan APBU UMK 2002
pada berbagai macam pasir
cetak
4. Pengaruh gerak pemakanan dan APBU UMK 2003
kecepatan potong terhadap hasil
proses pembubutan rata pada
bahan st 40.
15
(Terbilang Dua Belas Juta Tiga Ratus Delapan Puluh Dua Ribu Rupiah)
19
Aliran Air
Penampungan Air
Turbin Spiral
Pompa Air