Anda di halaman 1dari 10

ERYTHRITOL

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Farmakognosi II

Ditujukan untuk Dosen Pengampu : Azis Saifudin, Ph.D., Apt

Oleh :

PANDE SUWETAYADI

K100180187

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2019
BAB I

PENDAHULUAN

I. LATAR BELAKANG
Polyols (gula alkohol) berasal dari sirup jagung tradisional yang
dimodifikasi dengan mereduksi gugus fungsionalnya (Aldehida atau keton)
melalui hidrogenasi katalitik, konversi enzimatik atau fermentasi. Hanya gugus
reaktif yang berubah sehingga polyol tetap memiliki struktur gula, mebuat
polyol
bagus digunakan untuk pengganti gula . Polyol bervariasi dalam rasa manis dari
setengah semanis hingga sangat manis (Aidoo, dkk, 2013 )
Polyols atau polyhydric alkohol, adalah karbohidrat yang gugus
karbonilnya (Aldehida atau keton) direduksi menjadi gugus hidroksil primer
atau sekunder. Senyawa ini digunakan dalam berbagai aplikasi untuk
memberikan
makanan fungsional dan nutraceuticals dengan komponen tambahan (Moon,
2010) . Senyawa Polyols meliputi sorbitol, isomalt, erythritol, maltitol, lactitol,
mannitol and xylitol ( Aidoo, dkk, 2013 ). Semua polyol diserap perlahan dan
tidak sempurna dari usus oleh difusi pasif., oleh karena itu, pemanis ini
menyediakan energi rendah dan memberikan manfaat kesehatan (Biurrun, 2013).
Erythritol merupakan salah satu jenis polyol dimana erythritol dikenal
juga sebagai sebagai Meso-Erythritol, merupakan suatu gula tetrose alkohol.
Tingkat kemanisannya adalah sekitar 70-80% dari sukrosa (Shindou, 1996)
memiliki dua keuntungan nutrisi yang sangat penting yaitu nilai kalori yang
rendah (0,3 Kcal/g) dan tingkat toleransi yang baik (Roper, 1993).

II. RUMUSAN MASALAH


1. Apa peran erythritol dalam bidang farmasi?
2. Bagaimana struktur kimia serta sifat fisiko kimia erythritol?
3. Apakah erythritol merupakan suatu bioaktif ?
4. Bagimana ketersediaan erythritol di alam ?
5. Bagaimana metode isolasi/proses produksi dari erythritol ?
6. Bagaimana pandangan islam terhadap erythritol sebagai senyawa gula
alcohol?
7. Bagaimana metode analisis senyawa erythritol ?
8. Bagaimana pemanfaatan, stabilitas, serta penyimpanannya sebagai sediaan
farmasi?
III. TUJUAN
1. Dapat menegetahui peran erythritol dalam bidang farmasi
2. Dapat menegetahui struktur kimia serta sifat fisiko kimia erythritol
3. Dapat menegetahui erythritol merupakan suatu bioaktif
4. Dapat menegetahui ketersediaan erythritol di alam
5. Dapat menegetahui metode isolasi/proses produksi dari erythritol
6. Dapat menegetahui pandangan islam terhadap erythritol sebagai senyawa gula
alcohol
7. Dapat menegetahui metode analisis senyawa erythritol
8. Dapat menegetahui pemanfaatan, stabilitas, serta penyimpanannya sebagai
sediaan farmasi
BAB II

PEMBAHASAN

Sumber : Dictionary of
CARBOHYDRATES

Erythritol sebagai bagian dari polyol banyak digunakan sebagai bahan makan
serta eksipien obat terkait dengan nilai energinya yang rendah, sifat stimulant non-
insulin dan memiliki rasa yang enak ( Sawada, 2009 ) . Erythritol memiliki sifat serupa
dengan polyol lain dan memiliki beberapa manfaat seperti ramah dengan gigi dan aman
untuk penderita diabetes. Memiliki dua keuntungan nutrisi yang sangat penting yaitu
nilai kalori yang rendah (0,3 kcal/g) dan tingkat toleransi yang baik. Hal ini dikarenakan
erythritol memiliki berat molekul yang rendah, memungkinkannya cepat diserap dalam
usus kecil, yang kemudian diekskresi dalam urin (Roper, 1993). Sisa erythritol
difermentasi oleh bakteri kolon di usus besar (Oku,1996).

Dalam dunia farmasi erythritol digunakan sebagai bahan awal untuk


memproduksi tetranitroerythritol, sebuah obat yang digunakan untuk pengobatan asma
dan angina pektoris (Roper, 1993). Selain itu dilihat dari respon glikemik relatif serta
respom insulin relatif, erythritol dapat digunakan sebagai pemanis untuk penderita
diabetes.
sumber : artikel ilmiah
sweeteners and sugar
alternatives in food
technology

Erythritol, alkohol gula tetra-karbon [1,2,3,4-butanetetrol, memiliki berat


molekul (BM) 122,12, adalah molekul simetris, karena itu hanya ada dalam bentuk,
mesoform. Dapat membentuk kristal anhidrat dengan rasa yang cukup manis tanpa bau.
Kristal meleleh pada suhu 122 ° C dan membentuk lelehan kental yang tidak berwarna.
Sifat kimia Erythritol mirip dengan poliol lain karena tidak memiliki gugus akhir dan
karenanya memiliki titik didih dan stabilitas asam yang sangat baik. Namun
dibandingakan dengan polyol lain, erythritol memiliki kelarutan yang rendah, dan titik
didih dalam bentuk larutan sangat rendah. Dibandingkan dengan kelompok poliol yang
saat ini digunakan sebagai pengganti gula, erythritol memiliki berat molekul terendah
menyebabkan erythritol memiliki tekanan osmotik yang lebih tinggi dan aktivitas air
yang lebih rendah dalam larutan ( Moon, 2010).

Erythritol dapat ditemukan pada beberapa varietase alga, lichen, dan fungi.
Erythritol juga dapat diproduksi oleh Protococcus vulgaris, Trentepohlia iolithus dan
Aspergillus terreus (Collins, 2006). Erythritol adalah senyawa alami yang terdistribusi
secara luas di alam, sebagai senyawa metabolit atau simpanan dalam rumput laut dan
jamur juga merupakan komponen dari sejumlah buah-buahan, seperti melon, anggur,
dan pir. Erythritol sering terbentuk pada makanan yang difermentasi (kecap kedelai),
dan pada sayuran olahan seperti pasta kacang miso ( Moon, 2010). Erythritol juga
trerdeteksi dalam jaringan manusia atau hewan dan cairan tubuh mis. jaringan lensa
mata, serum, semen, cairan janin, dan urin (Roper, 1993).

Erythritol dapat diproduksi melalui fermentasi anaerobik , salah satu fungi yaitu
Trichosporonoides megachiliensis SN-G42 dimanfaatkan untuk memproduksi
erythritol, fungi ini mampu mengkonversi glukosa menjadi erythitol dalam waktu 7 hari
( Sawada, 2009). Torula sp. dan Moniliella pollinis dapat memproduksi erythritol
melalui fermentasi glukosa dari pati jagung dan gandum dengan cara hidrolisis secara
kimia dan enzimatik ( Moon,2010 ). Secara sintesis erythritol dapat diperoleh dari pati
dialdehida melalui reaksi kimia suhu tinggi dengan bantuan katalis nikel, namun metode
ini memiliki efektifitas yang rendah. Erythritol dapat diproduksi dengan metode
mikroba yang memanfaatkan ragi osmofilik dan beberapa bakteri.

Erythritol merupakan suatu eksipien yang banyak digunakan dalam berbagai


sediaan farmasi seperti dalam sediaan padat sebagai bahan pengisi tablet, serbuk kering
inhaler, tablet hisap bebas gula, sirup, permen karet obat serta produk oral care .
Senyawa ini stabil pada suhu dan tekanan normal, tidak bereaksi dengan bahan aktif
obat, serta memiliki flowabilitas yang baik karena merupakan suatu senyawa non-
higroskopis, penyimpanannya yaitu pada wadah yang tertutup rapat, pada tempat
dengan suhu sejuk dan kering.

Erythritol dapat didentifikasi dan ditentukan secara kuantitatif dengan


menggunakan metode kromatografi cair kinerja tinggi menggunakan kolom CK08SH,
eluen H3PO4 dan diferensial refraktometer serta dengan kromatografi gas spektometri –
massa menggunakan kolom 5% SP- 2340 dan mode electron-impact ionization
( Shindou, 1989 ). Senyawa ini juga dapat diidentifikasi menggunakan metode ion
mobility spectrometry dengan instrumen Smiths IONSCAN 400B menggunakan
sumber 63Ni untuk ionisasi dan pelat faraday untuk deteksi ( Brownie, 2017 )

Erythritol merupakan suatu senyawa yang halal, sesuai dengan fatwa dari MUI
tentang alcohol, dimana erythritol termasuk dalam senyawa alcohol secara kimia
( memiliki gugus hidroksil ) diproduksi dari senyawa non khamr dan hukum
penggunaannya adalah mubah.
BAB III

PENUTUP

I. Simpulan
Dari data pembahasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa :
- Erythritol merupakan suatu senyawa polyol yang dimanfaatkan dalam makanan
sebagai pemanis, dalam farmasi erythritol dimanfaatkan sebagai eksipien, yaitu
bahan pengisi dalam tablet, serbuk kering inhaler, sirup, tablet hisap, permen,
serta oral care
- Erythritol dapat ditemukan pada alga, lichens, dan fungi. Selain itu, dapat
diproduksi melalui proses fermentasi, dan sintesis
- Metode yang dapat digunakan untuk menganalisa erythtritol adalah HPLC, GC-
MS, dan Ion Mobility Spectrometry
- Erythritol hala digunakan dan hukum penggunaannya adalah mubah.
Daftar Pustaka
Aidoo, Roger Philip dkk. 2013. “ Jurnal Food Science and Technology” Industrial
manufacture of sugar free chocolates - Applicability of alternative sweeteners
and carbohydrate polymers as raw materials in product development, Vol.32 :
84 - 96
Anonim. 2000. Material Safety Data Sheet Erythritol. Diakses tanggal 09 April
2020, dari
https://www.bio.vu.nl/~microb/Protocols/chemicals/MSDS/erytritol.pdf
Anonim, 2020. Erythritol . Diakses tanggal 09 April 2020, dari
https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/Erythritol
Biurrun, MC Yebra.2013. Sweeteners . Spain : University of Santiago de
Compostela
Collins, Peter M . 2006 . Dictionary of Carbohydrates Second Edition . USA :
Chapman & Hall/CRC
Fatwa Majelis Ulama Indonesia Nomor : 11 Tahun 2009 Tentang HUKUM
ALKOHOL
Haest, Geertrui dan Jacques Michaud. 2003. Erythritol: A New Multipurpose
Excipient. Diakses tanggal 09 April 2020, dari
http://www.pharmtech.com/erythritol-new-multipurpose-excipient
Moon, Hee – Jung dkk. 2010. “ Jurnal Appl Microbiol Biotechnol ”
Biotechnological production of erythritol and its applications , Vol.86 : 1017
-1025
O’Donnell, Kay dan Malcolm W. Kearsley . 2012. Sweeteners and Sugar
Alternatives in Food Technology . New Delhi : John Wiley & Sons, Ltd
Oku, Tsuneyuki Dan Mitsuko Okazaki . 1996 . “Jurnal Nutrition Research”
Laxative Threshold Of Sugar Alcohol Erythritol In Human Subjects , Vol 16(4) :
577 – 589
Roper, Harald dkk . 1993 . “Jurnal starch/starke” Erythritol, a New Raw Material
for Food and Non-food Applications , Vol. 45: 400 – 405
Sawada, Katsuhiko dkk. 2009 . “Jurnal Bioscience and Bioengineering” Key role
for transketolase activity in erythritol production by Trichosporonoides
megachiliensis SN-G42 , Vol 108 (5) : 385 – 390
Shindou, Tatsuji dan Hiroaki Ishizuka . 1996 . “ Jurnal Food Sci. Techno”
Quantitative Determination of Erythritol from Various Natural Cheeses by
HPLC , Vol. 2(2) 82 -83
Shindou,Tatsuji dkk. 1989. “Jurnal Agric. Food Chem” Identification of Erythritol
by HPLC and GC-MS and Quantitative Measurement in Pulps of Various Fruits
, Vol. 37 : 1474 – 1476

Anda mungkin juga menyukai