Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Karyawan
Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Karyawan
PENDAHULUAN
Kesehatan dan keselamatan kerja amat berkaitan dengan upaya pencegahan kecelakaan
dan penyakit akibat kerja dan memiliki jangkauan berupa terciptanya masyarakat dan lingkungan
kerja yang aman, sehat dan sejahtera, serta efisien dan produktif. Kehidupan manusia jaman
sekarang tidak pernah lepas dari pekerjaan, keinginan untuk memenuhi hidup sehari-hari menjadi
dorongan seseorang untuk melakukan suatu pekerjaan. Apapun jenis pekerjaannya selalu
dilakukan dalam rangka memenuhi kebutuhan sehari-hari, mulai dari pekerjaan yang beresiko
rendah hingga pekerjaan yang beresiko tinggi.
Pemerintah sendiri sangat sadar tentang petapa pentingnya kesehatan dan keselamatan
kerja, ini dapat dilihat dari produk perundang-undangan yang dikeluarkan seperti
Undang-undang No.33 tahun 1947 yang berlaku sejak 6 januari 1951, kemudian disusul dengan
peraturan pemerintah No.2 tahun 1948 kemudian UU No.14 tahun 1969 tentang
ketentuan-ketentuan pokok mengenai tenaga kerja. UU No.1 tahun 1970 tentang keselamatan
kerja (Utama, 2001).
Dalam dunia industri pariwisata, kesehatan dan keselamatan kerja sangan diperlukan
khususnya pada suatu akomodasi perhotelan. Seluruh karyawan dalam sebuah hotel harus
diperhatikan kondisi kesehatan dan keselamatan kerja karyawannya demi menjaga kelancaran
operasional hotel setiap hari. Setiap karyawan rentan terhadap kecelakaan karena memiliki
pekerjaan yang sangat membahayakan apabila pekerja tidak mengetahui prosedur-prosedur
pekerjaan maka akan beresiko terjadi kecelakaan misalnya terjatuh, tertimpa, tersetrum, terkena
penyakit akibat debu, zat kimia beracun, serta terkena senjata tajam lainnya.
Untuk itulah perlu dilakukan suatu pencegahan kecelakaan yang mungkin terjadi serta
penanganan dan penanggulangan yang sesuai dengan kebutuhan pekerja agar kecelakaan dan
penyakit akibat kerja dapat dicegah dan ditangani sedini mungkin, seefektif mungkin dan
seefisien mungkin. Sehingga dapat berguna bagi manajemen hotel dalam menerapkan
standarisasi kesehatan dan pencegahan kecelakaan akibat kerja. Apabila semua standar tersebut
dapat diterapkan secara baik dan benar, maka karyawan akan merasa aman dan semangat dalam
menjalankan pekerjaan.
1
BAB II
KAJIAN TEORI
2
2. Teori Tentang Kesehatan kerja
Pengertian dari kesehatan kerja adalah kondisi yang dapat mempengaruhi kesehatan para
pekerja (Simanjuntak, 1994). Gangguan kesehatan kerja mempunyai dampak yang terasa secara
langsung dan yang tidak langsung, dampak secara langsung adalah gangguan kesehatan kerja
yang dirasakan seketika itu juga oleh pekerja, sedang yang dimaksud dengan dampak secara
tidak langsung adalah gangguan pada kesehatan yang dirasakan oleh pekerja setelah jangka
waktu tertentu. Ketika gangguan kesehatan mulai terasa maka akan berpengaruh terhadap banyak
aspek, salah satunya adalah turunnya produktivitas dari pekerja. Gangguan kesehatan yang
dialami oleh pekerja dapat bersifat tidak permanen maupun permanen (Simanjuntak, 1994).
Menurut Ridley (2004), kesehatan merupakan unsur penting agar kita dapat menikmati
hidup yang berkualitas, baik di rumah maupun dalam pekerjaan. Kesehatan juga merupakan
faktor penting menjaga keberlangsungan sebuah organisasi.
3
dengan mengungkapkan sebab sesuatu kecelakaan (akarnya), dan meneliti apakah pengendalian
secara cermat dilaksanakan atau tidak (Silalahi, 1995).
4
d. Sikap dan tingkah laku yang tidak sempurna.
Paling tidak ada 4 (empat) manfaat yang dapat dipetik dari pelaksanaan kesehatan dan
keselamatan kerja dalam perusahaan.
1. Dapat memacu produktivitas kerja karyawan. Dari lingkungan kerja yang aman dan sehat
terbukti berpengaruh terhadap produktivitas. Dengan pelaksanaan kesehatan dan keselamatan
kerja karyawan akan terasa aman dan terlindungi. Sehingga secara tidak langsung dapat
memacu motivasi dan kegairahan kerja mereka.
2. Meningkatkan efisiensi/produktivitas perusahaan. Karena dengan pelaksanaan kesehatan dan
keselamatan kerja memungkinkan semakin berkurangnya kecelakaan kerja sehingga akan
dapat meningkatkan efisiensi dalam perusahaan.
3. Mengefektifkan pengembangan dan pembinaan SDM pekerja (karyawan) adalah kekayaan
yang amat berharga bagi perusahaan. Semua pekerjaan ingin diakui martabatnya sebagai
manusia. Melalui penerapan prinsip kesehatan dan keselamatan kerja pengembangan dan
pembinaan tenaga bisa dilakukan sehingga citranya sebagai manusia yang bermatabat dapat
direalisasikan.
4. Meningktakan daya saing produk perusahaan. Kesehatan dan keselamatan kerja apabila
dilaksanakan dalam perusahaan bermuara pula kepada penentuan harga barang yang
bersaing, hal tersebut dipicu oleh adanya penghematan dalam biaya produksi perusahaan.
5. Metodologi Penelitian
Penulisan papper ini menggunakan pendekatan analisis deskriptif untuk mengidentifikasi
permasalahan-permasalahan yang dikemukakakan diatas, serta kajian literature dari berbagai
sumber informasi dan data yang penulis peroleh sebagai acuan atau pedoman dalam
menganalisis permasalahan-permasalahan tersebut.
5
BAB III
PEMBAHASAN
Kesehatan dan keselamatan kerja karyawan menyangkut beberapa aspek, yaitu kesehatan
lingkungan hotel, kesehatan personal karyawan, pencegahan kecelakaan yang mungkin terjadi
serta penanganan dan penanggulangannya. Untuk mewujudkan kesehatan dan keselamatan kerja
karyawan di hotel, kita harus mewujudkan semua aspek tersebut. Semua aspek tersebut
berhubungan dan saling mempengaruhi antara satu dengan yang lainnya. Adapun penjelasannya
adalah sebagai beriku.
6
merupakan suatu peraturan dan ketentuan bagi para karyawan atau pelaksana pelayanan pada
waktu melaksanakan tugas pekerjaannya. Sebagai contoh:
Penampilan yang segar, bersih, rapi (rambut harus tersisir rapi, gigi harus bersih, kulit
sebaiknya tidak kering, dan nafas tidak berbau).
Tangan dan kuku yang bersih.
Tidak memakai pewarna kuku atau perhiasan yang berlebihan.
Hindarkan penggunaan “make up” atau parfume yang berlebihan.
Luka-luka harus dirawat dan terbalut.
Seragam harus bersih, disetrika dengan baik dan rapi, serta pantas dipakai.
Sepatu sesuai dengan warna yang ditentukan, bersih dan mengkilat.
7
Penyebab Langsung terjadinya kecelakaan kerja :
1) Kondisi berbahaya (unsafe conditions/kondisi-kondisi yang tidak standard) yaitu tindakan
yang akan menyebabkan kecelakaan, (Budiono, Sugeng, 2003) :
Peralatan pengaman/pelindung/rintangan yang tidak memadai atau tidak memenuhi
syarat.
Bahan, alat-alat/peralatan rusak
Terlalu sesak/sempit
Sistem-sistem tanda peringatan yang kurang mamadai
Bahaya-bahaya kebakaran dan ledakan
Kerapihan/tata-letak (housekeeping) yang buruk
Lingkungan berbahaya/beracun : gas, debu, asap, uap, dll
Bising
Paparan radiasi
ventilasi dan penerangan yang kurang
2) Tindakan berbahaya (unsafe act/tindakan-tindakan yang tidak standard) adalah tingkah
laku, tindak-tanduk atau perbuatan yang dapat menyebabkan kecelakaan.
Mengoperasikan alat/peralatan tanpa wewenang.
Gagal untuk memberi peringatan.
Gagal untuk mengamankan.
Bekerja dengan kecepatan yang salah.
Menyebabkan alat-alat keselamatan tidak berfungsi.
Memindahkan alat-alat keselamatan.
Menggunakan alat yang rusak.
Menggunakan alat dengan cara yang salah.
Kegagalan memakai alat pelindung/keselamatan diri secara benar
8
Pergunakan lap kering bila hendak mengambil atau membawa alat yang panas.
Alat yang panas (pan, oven, grill, dsb.) harus diberi tanda dengan tepung atau garam.
Pergunakan alat pengaduk yang cukup panjang sehingga tangan tidak bersentuhan
dengan barang yang panas (minyak, air, pan, dll.)
Jangan meletakkan atau menyimpan cairan panas pada rak di atas garis pandang mata.
9
Sebelum mencuci peralatan listrik pastikan alat itu sudah dimatikan dan kabelnya sudah
dicabut. Setelah dicuci, selalu keringkan sebelum digunakan kembali.
Laporkan segera bila melihat gejala-gejala aneh pada mesin atau alat.
10
beku, biarkan lebih dahulu dalam suhu ruangan karena bila kita mencoba memotongnya,
kemungkinan pisau meleset dan akan melukai.
f. Kebakaran
Kebakaran di hoel rentan terjadi karena sikap manusia itu sendiri, disamping
pengawasan yang kurang terhadap penggunaan peralatan atau barang yang dapat
menimbulkan api, misalnya alat pemanas, peralatan listrik, punting rokok, dan ledakan gas.
Untuk menghindari api, hal-hal yang dapat diterapkan yaitu :
Sediakan selalu alat-alat pemadam api atau fire extinguisher.
Sediakan alarm untuk peringatan jika terjadi kebakaran.
Mengetahui aturan penanggulangan kebakaran di hotel/restoran yang bersangkutan.
Segera bersihkan ceceran minyak.
Jangan gunakan bahan pembersih yang mudah terbakar.
Jangan merokok ketika sedang bertugas.
11
sepatu atau alas kaki kita yang tidak sesuai dengan apa yang kita injak. Terpeleset atau
terjatuh dapat dicegah dengan beberapa cara yaitu :
Lantai harus kering, bila kita melihat atau menjatuhkan sesuatu, ambillah dan keringkan
lantai.
Jangan lupa memberi tanda bila lantai dalam keadaan licin, misalnya baru di pel.
Alat-alat dapur yang tidak terpakai jangan diletakkan di lantai atau diatur rapi sehingga
tidak membahayakan orang lain.
Pergunakan tangga bila meraih sesuatu yang tinggi.
Pastikan bahwa tangga tersebut cukup panjang dan kuat.
Pastikan tangga tersebut berdiri aman dan dekat dengan benda yang akan diambil.
Periksa agar tangga tidak licin.
12
c. Pengendalian Faktor Bahaya Di Tempat Kerja
Sumber pencemaran dan faktor bahaya di tempat kerja sangat ditentukan oleh proses
produksi yang ada, teknik/metode yang di pakai, produk yang dihasilkan dan peralatan yang
digunakan. Dengan mengukur tingkat resiko bahaya yang akan terjadi, maka dapat
diperkirakan pengendalian yang mungkin dapat mengurangi resiko bahaya kecelakaan.
Pengendalian tersebut dapat dilakukan dengan :
Eliminasi dan Substitusi, yaitu mengurangi pencemaran atau resiko bahaya yang terjadi
akibat proses produksi, mengganti bahan berbahaya yang digunakan dalam proses
produksi dengan bahan yang kurang berbahaya.
Engineering Control, yaitu memisahkan pekerja dengan faktor bahaya yang ada di tempat
kerja, membuat peredam untuk mengisolasi mesin supaya tingkat kebisingannya
berkurang, memasang pagar pengaman mesin agar pekerja tidak kontak langsung dengan
mesin, pemasangan ventilasi dan lain-lain.
Administrative control, yaitu pengaturan secara administrative untuk melindungi pekerja,
misalnya penempatan pekerja sesuai dengan kemampuan dan keahliannya, pengaturan
shift kerja, penyediaan alat pelindung diri yang sesuai dan lain-lain.
13
Selain upaya pencegahan juga perlu disediakan sarana untuk menanggulangi kecelakaan
yang terjadi di tempat kerja yaitu :
a. Penyediaan P3K
Peralatan P3K yang ada sesuai dengan jenis kecelakaan yang mungkin terjadi di
tempat kerja untuk mengantisipasi kondisi korban menjadi lebih parah apabila terjadi
kecelakaan, peralatan tersebut harus tersedia di tempat kerja dan mudah dijangkau, petugas
yang bertanggung jawab melaksanakan P3K harus kompeten dan selalu siap apabila terjadi
kecelakaan di tempat kerja.
14
BAB IV
SIMPULAN DAN SARAN
1. Simpulan
Dari uraian pembahasan diatas dapat disimpulakan bahwa yang harus dipehatikan dalam
menjaga kesehatan lingkungan hotel adalah lokasi hotel tidak kotor, lingkungan yang bersih dan
bangunan hotel yang kokoh dan kuat. Serta dalam menjaga kesehatan karyawan hotel,
perusahaan memiliki beberapa standar bagi karyawannya antara lain penampilan yang rapi serta
kondisi luar tubuh yang terawat dengan baik dan sehat.
Faktor terjadinya kecelakaan memiliki 2 (dua) sebab yaitu faktor manusia, faktor
lingkungan dan jenis-jenis kecelakaan kerja yang dapat terjadi adalah luka bakar, kecelakaan
karena gas, kecelakaan karena arus listrik, luka tergores atau terpotong benda tajam, kecelakaan
karena bahan kimia, kebakaran dan terpeleset atau jatuh.
Upaya pencegahan kecelakaan yang dapat dilakukan adalah dengan mengamati resiko
bahaya, melaksanakan SOP secara benar, mengendalikan faktor bahaya kerja, meningkatkan
pengetahuan tenaga kerja terhadap keselamatan kerja, dan pemasangan peringatan bahaya
kecelakaan di tempat kerja.
Dari upaya pencegahan tersebut perlu juga sarana untuk menanggulangi kecelakaan yang
terjadi ditempat kerja yaitu menyediakan P3K, dan menyediakan peralatan dan perlengkapan
tanggap darurat
2. Saran
Kesehatan dan keselamatan kerja sangat penting dalam pembangunan, karena sakit dan
kecelakaan kerja akan menimbulkan kerugian ekonomi (lost benefit) suatu perusahaan atau
Negara. Maka dari itu kesehatan dan keselamatan kerja harus dikelola secara maksimal bukan
saja oleh tenaga kesehatan tetapi seluruh masyarakat.
15
DAFTAR PUSTAKA
Aisyah, Nur, Ria. DKK. ……. Pengaruh Kesehatan dan Keselamatan Kerja Terhadap Motivasi
Kerja Karyawan. (Makalah). Malang. Universitas Brawiaya.
Fauzi, Rizky. 2012. Housekeeping. (diakses, 5 september 2014). Tersedia di: URL:
http://rizkyfauzistpsahid.wordpress.com/2012/10/23/housekeeping-2/
Lawson, Fred. 1976. Hotel Motels and Condominiums (Design Planning and Maintenance).
First Publish Great Britain by The Architectural Press LTD, London.
Husein, Marzuki, Nirza. 2012. Pengaruh Lingkungan Kerja dan Karakteristik Individu Terhadap
Kepuasaan Kerja Karyawan Hotel Melati di Kecamatan Banjarmasin Tengah. (jurnal).
Banjarmasin. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia.
Nik, K.HZ. 2012. Penanganan Kecelakaan Kerja. (diakses, 5 september 2015). Tersedia di:
URL: http://hadianzah28.blogspot.com/2012/07/penanganan-kecelakaan-kerja.html
Pendit, Nyoman S. 1999. Ilmu Pariwisata Sebuah Pengantar Perdana. Jakarta: PT. Pradnya
Paramita
Ridley, John. 2004. Ikhtisar Kesehatan dan Keselamatan Kerja, Edisi Ketiga, Penerbit Erlangga,
Jakarta.
Silalahi, Bennet., & Rumondang Silalahi. 1995. Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja,
Pustaka Binaman Pressindo, Jakarta.
Suma’mur, PK. 1996. Hygiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja, Gunung Agung, Jakarta.
Tarzan. 2009. Pelaksanaan dan Penerapan Sanitasi Kesehatan Hotel Dalam Upaya Mencegah
Penyebaran Penyakit. (Diakses, 5 September 2014). Tersedia di: URL: http://atha-
enviromentalhealth.blogspot.com/2009/04/pelaksanaan-dan-penerapan-sanitasi.html
Utama, Wayan Mudiartha. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia. Denpasar: UPT
Universitas Udayana.
Wijono, Adhistyo, Tuwuh…… Analisis Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Hotel. (jurnal).
Semarang. STIEPARI Semarang
16