Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN PRAKTEK DIAGRAM ALIR

PENERAPAN DIAGRAM ALIR PADA PROSES


PRODUKSI DI PT INDOFOOD CBP SUKSES
MAKMUR, TBK SEMARANG

Reza Oktalaila Nur Azzizah


R021097

PROGRAM STUDI DIPLOMA 4 KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET
Surakarta
2019
PENGESAHAN

Laporan Praktek Kunjungan Diagram Alir dengan Judul :


Penerapan Diagram Alir pada Proses Produksi di PT Indofood CBP
Sukses Makmur, Tbk Semarang

Reza Oktalaila Nur Azzizah, NIM : R02118097, Tahun : 2019

TELAH DISAHKAN PADA :

Hari...................Tanggal……….………………. 20……

DOSEN PENGAMPU, PEMBIMBING

PRAKTIKUM
Sri Suryo Susetyo, S.T
NIP.-

Ervansyah Wahyu Utomo, S.ST


NIP. 1987033020150401

i
DAFTAR ISI

PENGESAHAN....................................................................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................................................1
B. Tujuan........................................................................................................................................1
C. Manfaat......................................................................................................................................2
BAB II LANDASAN TEORI..............................................................................................................3
A. Tinjauan Pustaka........................................................................................................................3
B. Perundang-undangan.................................................................................................................5
BAB III HASIL....................................................................................................................................6
A. Pelaksanaan...............................................................................................................................6
B. Deskripsi Perusahaan.................................................................................................................6
C. Observasi...................................................................................................................................6
BAB IV PEMBAHASAN....................................................................................................................8
A. Proses Produksi..........................................................................................................................8
B. Diagram Alir Proses Produksi..................................................................................................10
C. Potensi Bahaya........................................................................................................................11
BAB V PENUTUP.............................................................................................................................22
A. Kesimpulan..............................................................................................................................22
B. Saran........................................................................................................................................22
LAMPIRAN.......................................................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................24

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Proses produksi merupakan kegiatan utama dalam perusahaan industri
manufaktur. Tingkat efektifitas dan efisiensi berproduksi dituntut memiliki nilai yang
tinggi. Pabrik harus beroperasi secara efektif dan dapat memenuhi tingkat kebutuhan
produksi yang ditargetkan. Kualitas merupakan salah satu hal penting dalam proses
produksi. Perusahaan harus menghasilkan kualitas produk yang sesuai dengan
spesifikasi yang diinginkan pelanggan agar kepuasan pelanggan dapat tercapai.
Pengawasan produk diimplementasikan sebagai jaminan pada konsumen bahwa
produk yang diterima konsumen memiliki mutu yang baik. Pengendalian kualitas
bertujuan untuk menjaga agar produk yang dihasilkan memenuhi standar kualitas dan
menghindari produk yang cacat lolos ke konsumen.
Untuk menghasilkan produk yang berkualitas maka harus memperhatikan setiap
proses produksinya dan dibuatlah diagram alir agar mempermudah untuk memahami
alur proses produksi. Oleh karena itu dilakukan kunjungan ke PT Indofood CBP
Sukses Makmur, Tbk Semarang untuk mengetahui diagram alir (flowchart) proses
produksi pada perusahaan tersebut dan juga tentunya aspek keselamatan dan
kesehatan kerja pada perusahaan tersebut.

B. Tujuan
1. Mengetahui profil perusahaan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk
2. Memahami proses produksi di PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk
3. Mengetahui potensi bahaya pada proses produksi di PT Indofood CBP Sukses
Makmur Tbk
4. Mengetahui pelaksanaan K3 di PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk
5. Mengetahui diagram alir (flowchart) proses produksi di PT Indofood CBP Sukses
Makmur Tbk

1
C. Manfaat

1. Bagi Praktikan
1) Mahasiswa dapat mengetahui lebih dalam tentang PT Indofood CBP Sukses
Makmur Tbk
2) Mahasiswa lebih memahami bagaimana proses produksi di PT Indofood CBP
Sukses Makmur Tbk
3) Mahasiswa lebih memahami potensi bahaya apa saja yang dapat terjadi pada
proses produksi PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk
4) Memahami pelaksanaan K3 yang berlaku.
5) Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami tentang diagram alir
(flowchart) pada proses produksi PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk
2. Bagi Program Diploma 4 Keselamatan dan Kesehatan Kerja
1) Menambah relasi antara perusahaan yang dikunjungi dengan program studi
D4 keselamatan dan kesehatan kerja dan bisa saja melakukan kerjasama.
2) Dapat mengetahui tingkat pemahaman, pengetahuan mahasiswa tentang
penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di perusahaan.
3) Sebagai bahan yang dapat dijadikan referensi dan bahan acuan bagi program
studi D4 keselamatan dan kesehatan kerja dalam membuat laporan
kunjungan industri.

2
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka
1. Pengertian Mi
Mi (atau juga sering ditulis mie) adalah adonan tipis dan panjang yang telah
digulung, dikeringkan, dan dimasak dalam air mendidih. Istilah ini juga merujuk
kepada mi kering yang harus dimasak kembali dengan dicelupkan dalam air. 
Mi merupakan produk makanan yang sering dikonsumsi oleh masyarakat
Indonesia. Definisi mi menurut SII adalah produk makanan yang dibuat dari
tepung gandum atau tepung terigu dengan atau tanpa penambahan bahan makanan
lain dan bahan tambahan makanan yang diijinkan, bentuk khas mi dan siap
dihidangkan setelah dimasak (Anonim, 2005). Pembuatan mi dalam
perkembangan produk mi dan teknologi pembuatannya tidak lagi terbatas hanya
dari bahan mentah utama terigu saja, sehingga mi dapat dikelompokan menjadi
beberapa macam berdasarkan bahan utamanya, yaitu:
1. Mi yang terbuat dari tepung terigu
2. Bihun yang terbentuk dari tepung beras
3. So’un (fensi) yang terbuat dari pati kacang hijau
4. Shomein yang terbuat dari tepung terigu dan tepung beras
Berdasarkan kondisi sebelum dikonsumsi, mi dapat digolongkan dalam
beberapa kelompok yaitu mi basah, mi kering, mi rebus, mi kukus dan mi instant
(Anonim, 2005).
Mi dibuat dari beberapa bahan yang dibagi menjadi bahan baku atau bahan
utama dan bahan tambahan. Bahan baku pembuatan mi adalah tepung terigu
(bogasari, segitiga biru, segitiga hijau), dan tepung tapioka. Sedangkan bahan
tambahan mi adalah air alkali (campuran air, garam, dan pewarna makanan).
2. Pengertian Proses Produksi
Proses produksi adalah kegiatan yang mengkombinasikan faktor-faktor
produksi (man, money, material, method, machine) yang ada untuk menghasilkan
suatu produk, baik berupa barang atau jasa yang dapat diambil nilai lebihnya atau
manfaatnya oleh konsumen. Sifat proses produksi adalah mengolah, yaitu

3
mengolah bahan baku dan bahan pembantu secara manual dengan menggunakan
peralatan, sehingga menghasilkan suatu produk yang nilainya lebih dari barang
semula.
3. Pengertian Keselamatan dan Kesehatam Kerja
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) secara filosofi adalah suatu
pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik
jasmaniah maupun rohaniah tenaga kerja pada khususnya dan manusia pada
umumnya.
Secara disiplin ilmu, Keselamatan dan Kesehatan Kerja diartikan
sebagai “ilmu dan penerapannya secara teknis dan teknologis untuk
melakukan pencegahan terhadap munculnya kecelakaan kerja dan penyakit
akibat kerja dari setiap pekerjaan yang dilakukan”.
Secara hukum, Keselamatan dan Kesehatan Kerja diartikan sebagai
“Suatu upaya perlindungan agar setiap tenaga kerja dan orang lain yang
memasuki tempat kerja senantiasa dalam keaaan yang sehat dan selamat serta
sumber- sumber proses produksi dapat dijalankan secara aman, efisien dan
produktif”.
Ditinjau dari segi ilmu pengetahuan dan penerapannya dalam usaha
mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan skala prioritas, karena
dalaM pelaksanaannya, selain dilandasi oleh peraturan perundang-undangan
tetapi juga dilandasi oleh ilmu-ilmu tertentu, terutama ilmu keteknikan dan
ilmu kedokteran.
Adapun tujuan dari keselamatan dan kesehatan karja menurut
Suma’mur 1989 antara lain :

a. Melindungi tenaga kerja atas hak keselamatan dalam melakukan


pekerjaan untuk kesejahteraan hidup dan meningkatakan produksi serta
produktivitas nasional.

b. Menjamin keselamatan setiap orang yang berada di tempat kerja.

c. Sumber produksi dipelihara dan dipergunakan secara aman.

4. Pengertian Diagram Alir

4
Diagram alir (flowchart) adalah sebuah jenis diagram yang
mewakili algoritme, alir kerja atau proses, yang menampilkan langkah-langkah
dalam bentuk simbol-simbol grafis, dan urutannya dihubungkan dengan panah.
Diagram ini mewakili ilustrasi atau penggambaran penyelesaian masalah.
Diagram alir digunakan untuk menganalisis, mendesain, mendokumentasi atau
memanajemen sebuah proses atau program di berbagai bidang.
Diagram Alir ini dipergunakan dalam industri manufakturing untuk
menggambarkan proses-proses operasionalnya sehingga mudah dipahami dan
mudah dilihat berdasarkan urutan langkah dari suatu proses ke proses lainnya. 
Diagram alir juga sering digunakan untuk mendokumentasikan standar proses
yang telah ada sehingga menjadi pedoman dalam menjalankan proses produksi.
Disamping itu, diagram alir ini juga digunakan untuk melakukan analisis terhadap
proses produksi sehingga dapat melakukan peningkatan atau perbaikan proses
yang berkesinambungan (secara terus menerus).
Pada dasarnya, diagram alir (flowchart) adalah alat yang digunakan untuk
melakukan perencanaan proses, analisis proses dan mendokumentasikan proses
sebagai standar pedoman produksi.

B. Perundang-undangan
1. Undang-Undang Nomer 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja.
2. Peraturan Mentri Ketenagakerjaan Nomor 5 Tahun 2018 Tentang Keselamatan
dan Kesehatan Kerja Lingkungan Kerja.
3. Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2012 Tentang Penerapan Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
4. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2003 Tentang
Ketenagakerjaan.
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 52 Tahun 2018 Tentang
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan.
6. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 8
Tahun 2010 Tentang Alat Pelindung Diri.
7. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 39I Tahun 1996 Tentang
Daftar Jenis Usaha atau Kegiatan Wajib Amdal.

5
BAB III
HASIL

A. Pelaksanaan
Kunjungan industri untuk memenuhi tugas mata kuliah diagram alir
dilaksanakan ke PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk cabang Semarang divisi
noodle pada hari Senin, 2 Desember 2019 pukul 07.00-12.00. Kunjungan industri
diikuti oleh 53 mahasiswa dengan 2 pendamping dengan berangkat menggunakan
kendaraan yang disediakan prodi.

B. Deskripsi Perusahaan
PT Indofood Sukses Makmur Tbk dan PT Indofood CBP Sukses Makmur
Tbk merupakan produsen berbagai jenis makanan dan minuman yang bermarkas
di Jakarta, Indonesia.
PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk, divisi noodle Semarang
merupakan salah satu perusahaan mi instant dan makanan olahan yang menjadi
salah satu cabang perusahaan yang dimiliki oleh Salim Group. PT Indofood CBP
Sukses Makmur divisi noodle merupakan divisi terbesar di Indofood dan
pabriknya tersebar di 17 Kota di Indonesia. Selain di dalam negeri, divisi 9
noodle juga memiliki pabrik di Filipina, China, Nigeria, Saudi Arabia, Siria dan
Malaysia.
PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk divisi noodle Semarang merupakan
salah satu cabang perusahaan dari Group Indofood divisi noodle. Perusahaan ini
bergerak dalam bidang pembuatan mi instant yang siap saji dan dikemas bersama
bumbu dan minyaknya, kemudian didistribusikan ke wilayah DIY dan Jawa
Tengah. Produk yang dihasilkan antara lain mi instant dengan merk Indomi,
Supermi, Sarimi, dan Sakura dalam berbagai macam rasa.

C. Observasi

6
Hasil dari observasi kunjungan ke PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk
kemarin yaitu antara lain penerapan K3 di PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk
sudah bagus, dan hampir semua penerapan K3 di PT Indofood CBP Sukses
Makmur Tbk telah terlaksana. Kesadaran dari pekerja untuk mematuhi peraturan
K3 yang telah dibuat juga sudah cukup bagus. Di PT Indofood CBP Sukses
Makmur Tbk diberlakukan pemberian awarding untuk pekerja yang bekerja
dengan baik dan mematuhi peraturan yang berlaku di perusahaan tersebut.
Sebaliknya pemberian punishment bagi pekerja yang tidak menaati peraturan
perusahaan yang berlaku khususnya peraturan sistem K3 di perusahaan tersebut.
Pada 21 Maret 1998 PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk memperoleh
sertifikat manajemen mutu ISO versi 9001 yang diserahkan di Jakarta. Selain itu
di PT Indofood ini telah diterapkan pula SMAP, SML, dan SMK3.
Setiap bulan akan dilakukan survey pasar untuk mengetahui bagaimana
keadaan mi dipasaran. Jika ditemukan mi yang telah kadaluarsa akan dilakukan
penarikan yang kemudian mi tersebut akan dihancurkan dan akan dijual untuk
pembuatan makanan ternak.
Pada bagian packing, pekerja yang melakukan packing tidak hanya melakukan
packing namun juga melihat kode produksi pada kemasan mi tersebut telah sesuai
dengan standar atau belum. Jika sudah sesuai akan dilakukan pendistribusian.
Namun, jika belum sesuai maka kemasan mi tersebut akan dibuka kembali dan
dilakukan penghancuran.
Pengelolaan IPAL di PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk juga sudah baik,
bahkan hasil IPAL di perusahaan ini memiliki sertifikat halal. Yang menandakan
memang limbah yang dihasilkan memang limbah yang baik. Didalam ruangan
produksi tidak diizinkan untuk memotret. Dan juga bagi pengunjung yang
berkunjung ke PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk ini akan diberikan rompi
untuk dikenakan selama melakukan kunjungan yang berfungsi sebagai identitas.

7
BAB IV
PEMBAHASAN

A. Proses Produksi
1. Pencampuran (Mixing)
Proses mixing adalah proses pencampuran dan pengadukan material-material
yang terdiri dari material tepung dan air alkali (campuran antara air dan beberapa
ingredient yang ditentukan) sehingga diperoleh adonan yang merata atau
homogen.
Mutu adonan yang baik adalah yang tidak lembek atau dengan kata lain
memiliki kadar air sebesar 32% sampai dengan 34%. Proses pencampuran ini
berlangsung kurang lebih selama 15 menit dengan suhu 350C.
2. Pengepresan (Pressing)
Selain adonan menjadi homogen, campuran tersebut masuk ke dalam mesin
pengepres adonan. Di dalam mesin pengepres, adonan melalui beberapa roll
press. Adonan akan mengalami peregangan pada saat dipress dan terjadi relaksasi
pada saat keluar dari roll press. Hal ini terjadi beberapa kali pada saat melalui roll
press sehingga terbentuk lembaran yang lembut, homogen, elastik, dan tidak
terputus dengan ketebalan tertentu. Tebal lembaran yang dihasilkan bergantung
dengan jenis mesin yang digunakan. Rataan tebal lembaran yang dihasilkan
adalah 1,12 – 1,18 mm.
3. Pembentukan Untaian (Slitting)
Suatu proses pemotongan lembaran adonan menjadi untaian mi dan kemudian
siap dibentuk gelombang mi. Selanjutnya untaian mi tersebut dilewatkan ke
dalam suatu laluan berbentuk segi empat yang disebut waving net, sehingga
terbentuk gelombang mi yang merata dan terbagi dalam beberapa jalur.
4. Pengukusan (Steaming)

8
Proses selanjutnya adalah proses pegukusan untaian mi yang keluar dari
slitter  secara kontinu dengan menggunakan stream box atau mesin yang
memiliki tekanan uap yang cukup tinggi dengan suhu tertentu. Proses pengukusan
akan berlangsung selama dua menit dengan suhu pemanasan ± 65oC. Tujuannya
adalah memasak mi mentah menjadi mi dengan sifat fisik padat. Dalam proses
streaming ini akan terjadi proses gelatinisasi pati dan koagulasi gluten, yang
menyebabkan gelombang mi bersifat tetap dan memiliki tekstur lembut, lunak,
elastis, dan terlindungi dari penyerapan minyak yang terlalu banyak pada proses
penggorengan atau frying.
5. Pemotongan dan Pencetakan (Cutting and Folder)
Pemotongan dan pencetakan adalah suatu proses memotong lajur mi pada
ukuran tertentu dan melipat menjadi dua bagian sama panjang, kemudian
mendistribusikannya ke mangkok penggorengan. Mi dipotong dengan
menggunakan alat berupa pisau yang berputar.
6. Penggorengan (Frying)
Proses penggorengan adalah suatu proses merapikan mi didalam mangkok
pengorengan, kemudian merendamnya di dalam media penghantar panas. Dalam
hal ini minyak olein atau minyak goreng pada suhu tertentu dalam waktu tertentu.
Tujuan dari proses penggorengan adalah untuk mengurangi kadar air dalam mi
dan pemantapan pati tergelatinisasi. Kadar air setelah penggorengan adalah 4%
sehingga mi menjadi matang, kaku dan awet.
7. Pendinginan (Cooling)
Ruangan pendingin mi adalah ruangan atau lorong yang terdiri dari sejumlah
kipas untuk menghembuskan udara segar ke mi-mi yang dilewatkan dalam
ruangan tersebut. Tujuan proses pendinginan adalah untuk mendinginkan mi
panas yang keluar dari proses penggorengan hingga diperoleh suhu ± 30°C
sebelum dikemas dengan etiket. Dengan diperolehnya suhu mi yang rendah
sebelum dikemas maka mi akan lebih awet untuk disimpan dalam etiket selama
beberapa waktu dan menghindari penguapan air yang kemudian menempel pada
permukaan bagian dalam etiket yang dapat menyebabkan timbulnya jamur.
Lamanya proses pendinginan adalah kurang lebih dua menit.
8. Pengemasan (Packing)

9
Proses yang terakhir dalam produksi mi adalah pengemasan atau packing.
Pengemasan mi adalah proses penyatuan dan pembungkusan mi, bumbu, minyak
bumbu dan solid ingredient lainya dengan menggunakan etiket sesuai dengan
standar yang telah ditetapkan. Setelah dikemas, selanjutnya mi tersebut akan
dimasukkan ke dalam karton. Setelah mi dimasukkan ke dalam karton
seluruhnya, karton akan direkatkan dan kemudian menuju gudang untuk
disalurkan.

B. Diagram Alir Proses Produksi

Pengepresan (Pressing)
Tepung

Pengayakan
Pembentukkan
Untaian Mie (slitting)
Mixing

Pengukusan (Steaming)
Bahan Tambahan
Lainnya

Pemotongan dan Pencetakan


(Cutting and Folder)

Penggorengan (Frying)

Pendinginan (Cooling)
Rusak

Sortir
Pengemasan (Packing)

Gudang
10
Distribusi

C. Faktor Bahaya
1. Faktor bahaya fisik
a. Kebisingan
Jenis kebisingan yang ada di PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk divisi
noodle Semarang adalah kebisingan yang kontinu (dari mesin-mesin
produksi).
b. Penerangan
Untuk memenuhi kebutuhan pencahayaan di PT Indofood CBP Sukses
Makmur Tbk menggunakan sumber penerangan alami (lampu TL) dan buatan
(jendela), warna dinding pada ruang produksi berwarna hijau namun catnya
sudah bladus sehingga tidak membantu untuk memantulkan sinar. Penerangan
yang baik sangat dibutuhkan untuk proses produksi di PT Indofood CBP
Sukses Makmur Tbk dengan waktu pemaparan 7,5-8,5 jam per hari dan 40 jam
seminggu sesuai dengan jam kerja dengan beban kerja sedang dan obyek kerja
bergerak sedang. Penggunaan penerangan buatan yaitu berupa lampu
dibutuhkan pada siang maupun malam hari.
c. Tekanan Panas
Sumber tekanan panas selain berasal dari lingkungan kota semarang yang
panas, namun juga berasal dari proses produksi, yaitu pada bagian pressing
dan frying dengan beban kerja sedang dengan lama waktu pemaparan 7,5-8,5
jam sehari dan 40 jam seminggu, namun pada proses frying tenaga kerja hanya
melakukan pengecekan terhadap pannel control sehingga tidak sepenuhnya
berada di ruang frying selama bekerja.untuk mengurangi tekanan panas maka
perusahaan menyediakan air minum dalam galon yang bisa dikonsumsi setiap
saat. Ventilasi selain dari lubang blower juga berasal dari ventilasi alami.
11
Pengukuran terhadap tekanan panas belum dilakukan sepenuhnya oleh PT
Indofood CBP Sukses Makmur Tbk.
d. Getaran
Sumber getaran berasal dari mesin screw. Mesin screw diletakan pada papan
seperti panggung jadi tenaga kerja hanya terkena getaran pada saat penuangan
tepung dalam 25 25 screw. Selaim itu usaha yang dilakuakan perusahaan
untuk meminimalkan bahaya getaran terhadap tenaga kerja yaitu dengan
pemberian pelindung alat vital atau spotter dan juga pemberian makanan
tambahan berupa susu. Pengukuran terhadap getaran belum dilakukan
sepenuhnya oleh PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk.
2. Faktor Bahaya Kimia
a. Debu
Sumber debu berasal dari pembongkaran tepung dari truk, gudang tepung,
gudang batubara, dan pada saat penuangan tepung dalam screw. Intensitas
debu yang paling banyak pada pembongkaran tepung dari truk ke gudang
tepung. APD yang disediakan bagi tenaga kerja bongkar tepung yaitu masker
kain. Pengendalian secara khusus terhadap faktor bahaya debu belum
dilakukan, masih banyak tenaga kerja yang tidak mengenakan masker saat
bekerja, namun tidak ada sosialisasi atau tindakan tegas yang dilakukan
perusahaan dengan alasan tenaga kerja bongkar tepung adalah tenaga kerja out
sourching.
b. Bahan-bahan Kimia
Dalam proses produksinya bahan-bahan kimia di PT Indofood CBP
Sukses Makmur Tbk tidak begitu menonjol, karena PT Indofood CBP Sukses
Makmur Tbk hanya memproduksi mi (noodle) tanpa bumbu atau sauce
sehingga hanya menggunakan bahan-bahan kimia relatif sedikit.
3. Faktor Bahaya Biologi
a. Bakteri
Sumber dari bakteri yaitu tenaga kerja yang kontak secara langsung
dengan bahanbahan produksi atau hasil produksi. Karena PT Indofood CBP
Sukses Makmur Tbk adalah perusahaan yang bergerak dibidang makanan
ringan yang harus memperhatikan kebersihan produknya maka PT Indofood

12
CBP Sukses Makmur Tbk menyediakan dan mewajibkan semua tenaga kerja
untuk mencuci tangan dengan alkohol sebelum memasuki ruang produksi.
b. Binatang Penyebar Penyakit
Sumber dari binatang penyebar penyakit berasal dari hewan pengerat atau
tikus, sehingga PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk menyediakan alat
environment check disetiap ruangan untuk mendeteksi adanya tikus yang
kemudian dimusnahkan.
D. Potensi Bahaya
1. Potensi bahaya pada proses pencampuran (mixing)
 Debu yang dihasilkan sewaktu penuangan tepung dalam screw dapat
terhirup oleh pekerja dan dapat memnyebabkan terganggunya proses
pernafasan.
 Getaran yang disebabkan oleh mesin screw dapat menyebabkan gangguan
Hand Arm Vibration dimana hal tersebut akan mempengaruhi kesehatan
pekerja dan akan mengurangi keefektifan kinerja dari pekerja
2. Potensi bahaya pada proses pengepresan (pressing)
 Tekanan suhu udara yang tinggi pada proses pengepressan dapat memicu
heat stress
 Kecelakaan kerja yang mungkin terjadi yaitu seperti tangan pekerja masuk
dan terjepit mesin pengepressan.
3. Potensi bahaya pada proses pembentukan untaian mi (slitting)
 Kecelakaan yang dapat terjadi yaitu terjepit oleh mesin produksi tersebut
4. Potensi bahaya pada proses pengukusan (steaming)
 Tekanan suhu udara yang tinggi pada proses pengepressan dapat memicu
heat stress
 Terpapar uap dan suhu yang panas sehingga dapat menyebabkan penyakit
akibat kerja seperti kulit dapat melepuh dan mual akibat suhu yang tinggi
dalam proses produksi tersebut.
5. Potensi bahaya pada proses Pemotongan dan Pencetakan
 Kecelakaan kerja dapat terjadi karena kelalaian oleh pekerja sehingga
dapat menyebabkan tangan pekerja dapat terjepit ataupun tergores mesin
produksi tersebut.
6. Potensi bahaya pada proses penggorengan (frying)

13
 Para pekerja dapat terkena minyak panas apabila terjadi tumpahan atau
pada saat terjadi kerusakan alat.
 Dapat menyebabkan tingkat heat stress yang tinggi terhadap para pekerja.
7. Potensi bahaya pada proses pendinginan (cooling)
 Pencahayaan yang kurang pada proses ini dapat mengganggu penglihatan
para pekerja.
 Dapat meningkatkan tingkat stress kerja pada pekerja karena tidak terlalu
banyak melakukan aktivitas sehingga kegiatan bersifat monoton.
8. Potensi bahaya pada saat proses pengemasan (packing)
 Para pekerja dapat terjepit mesin yang bergerak membawa barisan mi yang
berasal dari proses packing pemberian kemasan
 Terpapar debu yang terbawa oleh kardus yang mana debu tersebut adalah
debu halus.
 Mengalami masalah ergonomic karena pada proses ini para pekerja pada
posisi duduk dan apabila posisi duduk kurang baik maka dapat
menyebabkan nyeri pada tulang belakang selain itu para pekerja yang
melakukan pengangkatan tumpukan kardus dapat mengalami nyeri
punggung jika kurang teapt dalam proses pengangkatan.

E. Safety & Environmental


1. Kebijakan Terhadap K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)
PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk menyediakan kondisi kerja yang aman
dan nyaman bagi seluruh karyawan yang bekerja, menjamin standar keselamatan
industri yang tinggi, dan terus berupaya mengurangi tingkat kecelakaan kerja.
Selain itu kebijakan K3 yang dilaksanakan PT Indofood CBP Sukses Makmur
Tbk yaitu dengan memasang tulisan berisi Undang-undang No. 1 tahun 1970
tentang Keselamatan Kerja di kantor P2K3.
2. Kebijakan Terhadap Lingkungan
PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk dalam melaksanakan kebijakan terhadap
lingkungan dengan menyusun rancangan dengan mempertimbangkan faktor
lingkungan di setiap tahap pembuangan limbah, operasi dan pemasaran produk
dengan tetap berupaya mengurangi dampak lingkungan industri dengan
menekankan pada tindakan pencegahan polusi dan memilih teknologi yang bersih

14
dan meminimalkan polusi yang tidak terduga, memastikan kontrol yang tetap atas
bahan buangan limbah dan segala sesuatu yang terlepas ke atmosfer. Pelaksanaan
kebijakan K3 dilapangan dilakukan oleh tim P2K3.
3. Program-program K3
Program K3 yang diterapkan di lingkungan PT Indofood CBP Sukses Makmur
Tbk adalah :
a. Training K3
Rutin dilakukan 1 tahun sekali atau setiap ada kesempatan dan kebutuhan
untuk training K3.
b. Penyuluhan K3
Melalui safety talk yang dilaksanakan setiap hari secara rutin sebelum
kartyawan memulai pekerjaannya.
c. Kampanye K3 Secara visual melalui poster-poster K3, spanduk K3 dan
bendera K3 yang dipasang di area perusahaan.
d. Pemasangan warning sign dan safety sign Pemasangan dilakuan di area atau
lokasi tertentu yang berotensi menimbulkan bahaya
4. Alat pelindung diri
Dalam penyediaan APD departemen GAS bertugas dalam pembeliannya,
penggantian APD dilakukan dalam 1 tahun sekali atau saat APD sudah tidak
berfungsi lagi (rusak). Perawatan APD dilakuakn oleh masing-masing bagian atau
karyawan. APD yang disediakan oleh PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk
adalah :
a. Safety Shoes
Terbuat dari baja, yang berfungsi untuk melindungi kaki dari kejatuhan,
misalnya bagian gudang, produksi, supply, dan operator forklift.
b. Masker Kain
Digunakan oleh tenaga kerja bagian produksi, bongkar tepung, gudang tepung,
screw, pressing dan gudang batubara.
c. Ear Muff atau Ear Plug
Berfungsi untuk melindungi tenaga kerja dari intensitas kebisingan yang
melebihi NAB kebisingan. Ear muff digunakan oleh tenaga kerja bagian
penggilingan mie scrape sedangkan ear plug digunakan oleh tenaga kerja
bagian gudang batubara.

15
d. Sarung tangan
Terbuat dari bahan kain dan kulit, yang berfungsi untuk melindungi tangan
dan jari. Digunakan oleh tenaga kerja teknik, workshop, utility, dan field
e. Googles, kaca mata, dan face shield Berfungsi untuk melindungi mata dan
wajah saat grinding serta pekerjaan mengelas. Digunakan oleh tenaga kerja
bagian teknik dan workshop.
f. Mask respirator Yang berfungsi untuk melindungi pernafasan tenaga kerja dari
bahan-bahan kimia beracun. Digunakan oleh tenaga kerja bagian teknik dan
batubara.
5. Kebijakan terhadap lingkungan
PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk dalam melaksanakan kebijakan terhadap
lingkungan dengan menyusun rancangan dengan mempertimbangkan faktor
lingkungan di setiap tahap pembuangan limbah, operasi dan pemasaran produk
dengan tetap berupaya mengurangi dampak lingkungan industri dengan
menekankan pada tindakan pencegahan polusi dan memilih teknologi yang bersih
dan meminimalkan polusi yang tidak terduga, memastikan kontrol yang tetap atas
bahan buangan limbah dan segala sesuatu yang terlepas ke atmosfer. Pelaksanaan
kebijakan K3 dilapangan dilakukan oleh tim P2K3.
6. Limbah
1. Limbah Padat
Limbah padat yang dihasilkan dari proses produksi adalah kardus, mie yang
tidak standar, plastik, batubara, sampah padat. Limbah-limbah tersebut akan
dilakukan pemantauan setiap hari. Limbah kardus dijual pada pihak luar,
limbah mie digiling sebagai pakan ternak, limbah plastik dan sampah padat
lainnya dibakar diarea pembakaran sampah milik PT Indofood CBP Sukses
Makmur Tbk di Jl. Tambak Aji No. V.
2. Limbah Cair
Limbah cair dihasilkan dari limbah kantin, limbah toilet, limbah proses
produksi, limbah laboratorium. Pemantauan dilakukan setiap hari. PT
Indofood CBP Sukses Makmur Tbk mempunyai unit pengolahan limbah
(UPL).
F. Pemadam Kebakaran

16
Di PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk potensi terhadap timbulnya
kebakaran cukup tinggi, maka kewaspadaan terhadap potensi bahaya kebakaran
merupakan prioritas utama. Penanggulangan kebakaran dilakukan dengan
pemasangan alat pemadam kebakaran yakni hydrant (pilar dan valve) dan APAR.
Hydrant dipasang disetiap area yang berpotensi menimbulkan bahaya. Hydrant valve
dipasang didalam gedung sedangkan hydrant pilar serta siames connection berada
dihalaman. Sumber energi hydrant berasal dari energi diesel pump, electric pump dan
jockey pump. Sedangkan alat pemadam kebakaran jenis APAR diletakkan di titik
rawan kebakaran, dengan tinggi pemasangan maksimal 120 cm dan jarak terendah 15
cm dari permukaan tanah. Hal ini agar tabung APAR tidak mudah korosi. Jenis-jenis
APAR yang dipergunakan sebagai pemadam bahannya berupa dry chemical, CO2,
BCF, AF 11 dan HFC 227. Pemeriksaan APAR dilakukan setiap 2 minggu sekali
yang meliputi pemeriksaan segel, pen pengaman, batas expired, tekanan bar, No.
APAR, area atau lokasi APAR, berat APAR dan jenis APAR. Sedangkan
pemeriksaan kesiapan hydrant dilakukan 3 bulan sekali meliputi pengecekan tekanan
air hydrant, kondisi atau kejernihan air hydrant serta pengecekan nozzle dengan
kopling hose.
Di PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk untuk penanggulangan kebakaran
ataupun potensi bahaya yang mungkin akan timbul, maka dibentuklan tim
penanggulangan kebakaran bernama FBI (Fire Brigade Indofood) dan Rescue Team
yang bertugas menyelamatkan tenaga kerja dan assetaset perusahaan jika terjadi
kebakaran atau bahaya lainnya diperusahaan, selain itu Rescue 38 38 Team juga
melakukan bantuan sosial keluar dari perusahaan misalnya bantuan sosial untuk
korban banjir atau bencana lainnya. Rescue Team berada dibawah naungan Panitia
Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3).
G. Quality Control
Pengendalian mutu proses produksi mi instan di PT Indofood Sukses Makmur
Tbk, dilakukan dari berbagai tahap awal (penampung tepung terigu) proses produksi
hingga tahap pengemas (packing) pada produk akhir proses produksi mi instan. Hal
ini bertujuan agar pihak factory dapat segera mengambil tindakan perbaikan apabila
terdapat penyimpangan dalam proses produksi hingga proses akhir yang dihasilkan
mengalami ketidak sesuaian dengan standar yang telah ditentukan. Selain itu proses
pengendalian mutu juga dilakukan pada tenaga kerja dan kondisi alat/mesin yang

17
terlibat pada proses produksi. Pengendalian mutu pada proses pembuatan mi instan di
bagi menjadi beberapa tahap :
1. Pengayakan
Pengendalian mutu pada proses pengayakan dilakukan dengan penilaian
terhadap kapasitas mesin dan kecermatan dalam menuang tepung terigu.
Kapasitas mesin pengayak ini adalah 10 sak dengan waktu 10 menit. Proses
pengayakan ini bertujuan untuk mencegah kontaminasi fisik.
Pengendalian mutu pengamatan secara fisik dengan uji indrawi berdasarkan
warna pada tepung serta pengamatan keberadaan cemaran benda asing pada
bahan melalui proses pengayakan.

2. Pencampuran (mixing)
Pengendalian mutu dilakukan berupa komposisi adonan, waktu homogenitas,
warna, jumlah larutan alkali dan air yang ditambahkan, adanya cemaran logam,
pemeriksaan GMP dan sanitasi pada pipa/bak alkali dan kadar air adonan. Pada
proses pembuatan mi instan di PT Indofood Sukses Makmur Tbk tiap flafour
memiliki komposisi dan penambahan jumlah air yang berbeda sehinga
memerlukan ketelitian agar diperoleh hasil akhir yang baik.
3. Roll sheeting
Pengendalian mutu pada pembentukan lembaran mi yang sesuai standar
harus benar-benar diperhatikan agar mi yang dihasilkan mempunyai tekstur yang
baik. Salah satunya dengan cara pengaturan celah roller dan kecepatan putaran
roller agar lembaran yang dihasilkan memiliki ketebalan yang sesuai standar dan
lembaran mi tidak terlalu tegang maupun kendor. Untuk mengetahui apakah
ketebalan lembaran mi sudah sesuai standar ataupun belum, maka bagian staff
QC selalu melakukan pengecekan ketebalan lembaran yang dilakuan pada roller
terakhir setiap 2jam dalam setiap shift, ketebalan lembaran tersebut adalah 1,1
mm sehinga PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk, melakukan perbaikan
ketebalan lembaran karena sesuai dengan teori diatas bahwa semakin tipis
ketebalannya maka akan terbentuk lempengan yang halus, homogen dan tidak
putus.
Faktor-faktor yang berpengaruh pada pengendalian proses ini yaitu :
 Keregangan roll sheet
18
 Kebersihan
4. Slitting
Pengendalian mutu pada proses slitiing yang dilakukan berupa penilaian
jumlah masing-masing untaian rata-rata 83 untaian dan penilaian ketebalan mi
dilakukan dengan mengunakan thickness gauge oleh staf Quality Control. Selain
itu pengendalian mutu pada tahap sliter berupa penilaian kerapian gelombang dan
penilaian kerapatan gelombang yang stabil. Penilaian kerapatan gelombang mi,
lebar pilinan mi yang ke conveyor dapat dilakukan dengan cara kesesuaian
terhadap mesin yang digunakan. Pengendalian mutu tingkat kerapian gelombang
mi dapat dilakukan dengan tidak ditemukanya bentuk mi yang menyimpang dari
standar. Parameter bentuk mi yang digunakan berupa bentuk mi normal
bergelombang dengan kerapian yang cukup merata baik pada bagian tepi atau sisi
mi maupun bagian dalam mi.
5. Steaming
Pengendalian mutu pada proses steaming perlu dilakukan. Faktor yang
mempengaruhi steaming secara kualitas adalah mutu steam dan kuantitas adalah
jumlah steam :
 Mutu steam
Mutu steam yang baik adalah steam basah karena dengan steam basah
maka akan mempercepat fungsi pemanasan.
 Jumlah steam
Jumlah steam berhubungan dengan panas yang diterima oleh mi.
Steam merupakan media penghantar panas, sehinga apabila jumlah steam
lebih besar maka panas yang berpenetrasi dalam mi akan semakin baik.
6. Shaping-folding
Pengendalian mutu pada mi hasil shaping-folding dilakukan untuk
menstabilkan kualitas produk dengan penilaian kecepatan potongan mi, kerapatan
tumpukan mi, berat mi dan adanya cemaran. Penilaian kecepatan potongan mi
dilakukan dengan cara pengaturan kecepatan pisau dan kecepatan conveyor yang
digunakan. Pengecekan kecepatan alat cutter dan folding sangat mempengaruhi
dari mi yang dihasilkan. Karena apabila pelipatan mi tidak sama panjang maka mi
akan direject, maka sebelum alat akan digunakan untuk proses produksi staff QC
harus melakukan penyetelan alat. Penilaian kerapatan tumpukan mi dapat
dilakukan dengan pengaturan kesesuaian alat yang digunakan. Untuk mengetahui
19
apakah berat mi basah sesuai standar atau tidak bagian staff QC selalu melakukan
penimbangan berat mi secara acak Penilaian terhadap adanya cemaran dapat
dilakukan denga uji indrawi.
7. Pengorengan (frying)
Pengendalian mutu pada proses frying juga dilakukan dengan penilaian
waktu, suhu, level minyak goreng dan adanya cemaran. Pada proses frying
penilain suhu harus diperhatikan suhu awal 100-110 0C, suhu tengah 120-awal
produksi maupun selama proses berlangsung. Pada awal produksi minyak goreng
lama dapat dipergunakan dengan ketentuan :
 QC analis melakukan analisa terhadap minyak goreng lama dengan
mengunakan form FFA Fryer.
 Operator Fryer memakai minyak goreng lama sesuai saran QC analis.

8. Cooling
Pengendalian mutu pada proses pendinginan ini dilakukan dengan penilaian
suhu pendingin, waktu yang digunakan, kondisi gelombang mi dan struktur mesin
pendingin. Penilaian suhu yang digunakan dalam proses pendinginan
mengunakan suhu yang telah disesuaikan dengan kondisi/struktur mesin
pendingin yang telah ditentukan. Pengendalian mutu secara organoleptik dapat
dilakukan dengan penilaian warna mi, bentuk mi, adanya cemaran dan kondisi
gelombang mi yang talah terjaga mulai dari proses pembentukan gelombang mi,
sehingga pengendalian mutu terhadap pendingin dilakukan secara periodik
melalui pengamatan 2 jam setiap shift. Pengendalian mutu pada proses pendingin
juga dilakukan dengan pengambilan sampel untuk dianalisis secara kimia melalui
analisa kadar air dan FFA.
9. Packing
Pengendalian mutu pada proses pengemasan mi instan pada mesin packing
plastik meliputi keadaan kemasan yang utuh dan tertutup rapat, laminasi kemasan
kuat, suhu sealer, tercantum kode produksi yang benar dan kode kadaluwarsa,
bumbu dan minyak bumbu tidak terlaminasi pada sealer, kelengkapan bumbu
tidak kurang dan berat setiap kemasan sesuai dengan standar yang ditetapkan.
10. Cartoning
Setelah dilakukan pengemasan primer, mi kemudian dilakukan pengemasan
sekunder dengan mengunakan karton. Tiap karton berisi 40 pcs mi instan. Kardus
20
yang berisi kemudian menuju mesin lakban dan keluar melalui conveyor.
Pengendalian mutu pengemasan sekunder dilakukan dengan monitoring kekuatan
lakban yang digunakan.
Pengendalian mutu produk akhir dilakukan dengan standar Quality manual PT
Indofood Sukses Makmur Tbk Persyaratan mutu produk akhir mi instan yang
dilakukan meliputi kode produksi baik di karton maupun di etiket, tidak robek, karton
tidak basah, lakban yang benar-benar lengket, tertutup rapat, isi sesuai standar, etiket
(kode produksi, benar, jelas dan mudah dibaca), kadar air, kadar lemak, pengecekan
bumbu serta kondisi sealer tertutup baik dan rapi. Penanganan barang jadi(FG/Finish
Good):
1. Pemuatan dan pembongkaran FG dari dan ke dalam transporter/alat
transportasi tidak boleh dibanting, diinjak dan diduduki/cara-cara lain yang
dapat merusak produk.
2. Penyimpanan FG dalam transporter diatur sedemikian rupa sehingga tidak
merusak kemasan luar dan produknya.
3. FG tidak boleh diangkut bersama-sama produk lain yang dapat
mengakibatkan pencemaran/penurunan mutu.
4. Harus ada pelindung misal, terpal/plastik, bambu, tali yang dapat menjamin
keutuhan/keamanan FG salama pengangkutan.
5. Kendaraan tidak digunakan untuk memuat barang najis/haram.
Cara penyimpanan FG yang benar yaitu :
 Diletakkan diatas pallet dengan penyusunan disilang seperti anyaman tikar,
berdiri tegak
 Maksimal tumpukan 8 karton untuk normal noodle dan untuk lainnya
disesuaikan dengan jenis dan bentuk kemasan.
 FG dalam susunan satu pallet, disimpan pada lokasi yang telah dipilih dan
tertulis pada kupon bukti serah terima FG.
 Satu lokasi terisi oleh produk dengan jenis rasa sama.
 Tumpukan produk yang rusak harus dipisahkan dari kelompok produk yang
baik dan diberi tanda warna merah pada kartu status hasil pemerisakan FG.
 Disusun dengan jarak antar tumpukan dengan dinding sekitar 30 cm.

21
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
PT Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk Divisi Noodle Semarang merupakan
salah satu cabang perusahaan dari Group Indofood Divisi Noodle. Perusahaan ini
bergerak dalam bidang pembuatan mi instant yang siap saji dan dikemas bersama
bumbu dan minyaknya, kemudian didistribusikan ke wilayah DIY dan Jawa Tengah.

Proses produksi pembuatan mi instan yaitu, pencampuran (mixing),


pengepresan (pressing), pembentukan untaian mi (slitting), pengukusan (steaming),
pemotongan dan pencetakan, penggorengan (Frying), pendinginan (cooling),
pengemasan (packing). Terdapat potensi bahaya pada setia proses produksinya.

Penerapan K3 di PT Indofood CBP Sukses Makmur sudah bagus, mulai dari


program K3, pengolahan limbah, pemadam kebakaran dan hampir semua penerapan
K3 di PT Indofood CBP Sukses Makmur telah terlaksana. Kesadaran dari pekerja
untuk mematuhi peraturan K3 yang telah dibuat juga sudah cukup bagus.

B. Saran

22
Bagi mahasiswa untuk lebih tertiba lagi dan aktif ketika melaksanakan
kunjungan industri sehingga mendapatkan tambahan ilmu dan bisa dijadikan sebagai
gambaran ketika akan bekerja nantinya.

Bagi perusahaan untuk lebih meningkatkan aspek keselamatan dan kesehatan


kerja baik dalam proses produksi, lingkungan perusahaan, maupun untuk para
pekerjanya.

LAMPIRAN

23
DAFTAR PUSTAKA

Jumiati, Tri. 2009. Laporan Magang Di PT Indofood Sukses Makmur Tbk Semarang  Jawa
Tengah (Pengendalian Mutu Mi Instan). https://eprints.uns.ac.id ( Diakses tanggal 10
Desember 2019)

Marlupiana, D. 2016. Gambaran umum PT Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk


http://eprints.undip.ac.id. (diakses tanggal 11 Desember 2019)

24

Anda mungkin juga menyukai