Anda di halaman 1dari 3

Bisnis Sistem Cabang

Ada dua hal yang menjadi alasan para pengusaha berbondong-bondong untuk membuka
cabang usaha baru. Pertama, pertambahan konsumen yang terus meningkat yang
menyebabkan tidak terlayaninya berbagai permintaan. Oleh karena itu, mau tidak mau
pengusaha harus membuka cabang baru untuk menjangkau lebih banyak konsumen dan
mampu memenuhi pelayanan tersebut. Kedua untuk melipat gandakan keuntungan. Hal ini
dilakukan apabila bisnis mendapatkan respon yang bagus dan membuat pengusaha berusaha
membuka cabang baru dengan harapan mendapatkan hasil yang sama.

1. Usaha Utama Berjalan Stabil

Banyak bisnis yang sukses karena fokus mengurus satu cabang usahanya. Namun jika
pengembangan bisnis bisa didapatkan dengan membuka cabang usaha baru, maka
pastikan dahulu usaha utama berjalan dengan lancar. Membuka cabang membutuhkan
biaya, waktu dan perhatian yang cukup banyak. Oleh sebab itu parameter kelancaran
usaha bukan hanya karena berjalan dengan baik, tetapi juga berjalan dengan stabil.

2. Mempersiapkan Modal

Setelah memastikan usaha utama berjalan dengan stabil, hal penting lain yang harus
diperhatikan adalah modal. Membuka cabang usaha hampir sama seperti membuka
usaha untuk pertama kalinya. diperlukan biaya untuk keperluan yang serba baru baik
itu sewa tempat, inventaris, promosi, karyawan dan lain sebagainya. Dan yang perlu
diingat lagi adalah belum tentu pendapatan cabang baru tersebut baik modal atau
menghasilkan keuntungan dalam waktu yang cukup singkat. Untuk mempersiapkan
hal tersebut, diperlukan modal yang cukup untuk menopang usaha baru dan tetap
memberi pasokan pada usaha utama.

3. Melakukan Riset Potensi Pasar

Melakukan riset potensi pasar sangat diperlukan agar modal yang dikeluarkan
nantinya menuai keuntungan dan tidak berakhir sia-sia. Baik itu dari segi lokasi, akses
yang cukup mudah serta target pasar yang sesuai. Ketiga hal ini saling berhubungan
satu sama lain. Anda sebaiknya memilih lokasi yang mempunyai prospek di masa
depan. Biasanya lokasi yang prospek di masa depan adalah lokasi yang mudah
diakses oleh target pasar yang dibidik.

4. Memerhatikan Pasokan Bahan

Selain akses terhadap pelanggan, pastikan pula cabang usaha mempunyai akses yang
mudah terhadap bahan baku. Ada kemungkinan terjadinya kenaikan harga produk
karena perbedaan harga, biaya distribusi serta waktu pemasokan bahan baku.
Sebaiknya dicari pemasok bahan baku yang berdekatan untuk kemudahan distribusi
dan menekan biaya. Namun apabila itu tidak memungkinkan, coba kalkulasi ulang
harga produk yang akan dipasarkan di cabang baru.

5. Sumber Daya Manusia yang Tepat

Walaupun merupakan cabang, masalah perekrutan sumber daya manusia tidak boleh
dinomor duakan. Karena usaha manapun pastinya memerlukan SDM yang kompeten
dan dapat dipercaya. Menilai kompetensi SDM baru dapat dengan melihat
kehandalannya, tingkat kesalahan yang dilakukan serta kemampuan kepemimpinan
yang dimiliki.

6. Melakukan Promosi yang Tepat

Agar cabang baru Anda lebih mudah dikenal oleh konsumen, bisa dimulai dengan
promosi di toko utama. Bisa dengan membuat banner pemberitahuan atau meminta
karyawan untuk menginfokan kepada pelanggan. dapat juga dengan memanfaatkan
media sosial sebagai wadah promosi.

7. Membuka Alternatif Ekspansi

Membuka cabang baru tidak selalu berusaha untuk membuka toko fisik dari awal.
Pertimbangkan untuk membuka lini usaha baru secara online,bekerja sama dengan
investor atau membentuk waralaba. Toko online memiliki beberapa keuntungan,
antara lain tidak memerlukan modal yang terlalu banyak, sederhana dan nyaman,
jangkauan pasarannya luas serta prosesnya cepat. Anda dapat memanfaatkan media
sosial bukan hanya sebagai sarana promosi tetapi juga sarana untuk memasarkan.
Selain media sosial, kini juga tersedia banyak market place yang menyediakan wadah
untuk berjualan lebih mudah.
Cara kedua adalah mencari investor yang berminat dan bersedia bekerja sama
mengembangkan jenis usaha. Namun jika menempuh cara ini, harus siap dengan konsekuensi
berupa keuntungan yang harus dibagi dua. Cara lainnya adalah dengan mencari mitra untuk
membuka waralaba (franchise). Semakin terkenal brand usaha, maka semakin mudah pula
untuk mencari mitra waralaba. Mitra waralaba biasanya akan membayarkan nominal tertentu
untuk mampu mengelola usaha yang dipunya.

Daftar Pustaka

Astuti, D. (2005). Kajian bisnis franchise makanan di Indonesia. Jurnal manajemen dan
kewirausahaan, 7(1), 83-98.

Slamet, S. R. (2011). Waralaba (Franchise) di Indonesia. Lex Jurnalica, 8(2), 18075.

Pinangkaan, N. (2011). Franchise. Jurnal Hukum Unsrat, 19(3), 82-90.

https://www.jurnal.id/id/blog/tips-efektif-membuka-cabang-usaha-baru/ diakses pada hari


Selasa, 29 September 2020 pukul 03.27 WIB

Anda mungkin juga menyukai