Makalah Organisasi Industri
Makalah Organisasi Industri
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
I. Teori Ekonomi
Teori ini mengetengahkan suatu model organisasi perusahaan.
Perusahaan adalah suatu organisasi yang mempunyai cirri khas dalam
tujuannya yaitu keuntungan maksimal dan kerugian minimal. Dalam
menerangkan dan memecahkan persoalan yang ada dalam suatu
organisasi, dikembangkan suatu model perusahaan tiruan. Dari hasil
penelitian terhadap tiruan tersebut maka diambil suatu kesimpulan
bahwa dalam organisasi ekonomi, manusia di pandang sebagai pihak
konsumen yang di motifisir oleh perhitungan rasional dan ekonomis.
II. Teori Teknologi
Para ahli teknik adalah kelomp[ok kedua yang mengklaim bahwa
teknologi adaah variabel utama dari kondisi internal struktur organisasi
beserta kondisi lingkungannya. Suatu model organisasi yang ditinjau
dari peranan teknologi, telah dikembangkan oleh Woodward (1970),
Thompson (1967), Perrow (1970) dan Trist (1967). Karena teknologi
adalah suatu variable penting di dalam kerja organisasi.
III. Teori Individu
Teori ini memfokuskan perhatiannya pada masalah sikap, tingkahlaku
dan cirri-ciri pribadi individu yang ada dalam organisasi. Maslow
(1954) dan Herzberg (1966) dengan analisisnya tentang “kepuasan
kerja, hirarki kebutuhan dan motivasi untuk mengembangkan diri”
telah di tolak oeh teori individu ini, demikian halnya juga dengan
analisa yang di ajukan oleh Argyris dalam tesisnya yaitu tentang “Self
Actualization” (penonjolan diri) dianggap hanya cocok untuk
organisasi-organisasi yang secara axiology cukup baik. Teori ini lebih
banyak berlandaskan pada teori klasik march dan Simon (1958) yang
membuat suatu kerangka kerja yang menekankan peranan individu.
Mereka mengatakan bahwa organisasi dapat didefinisikan dan
dipelajari melalui proses-proses pengambilan keputusan secara
individual di dalam organisasi, walaupun keputussan tersebut mungkin
dihambat oleh adanya hirarki dan pembagian tugas.
IV. Teori Kelompok
Teori ini didasarkan atas hasil penelitian Elton Mayo dan ekspewrimen
Hawthone. Teori ini sangat mementingkan peranan pola
kepemimpinan dan norma-norma yang berlaku dan menyatakan bahwa
kendala bagi organisasi dan pengembangan orientasi individu hanya
dapat dimengerti jika buruh diibatkan dalam kegiatan kerja.
V. Teori Struktural
Nodel birokasi yang merupakan penemuan Weber yang terkena telah
menjadi pedoman bagi sejumlah studi empiris lainnya tetapi telah
menjadi pedoman bagi sejumlah studi empiris lainnya tetapi telah
menjadi sasaran banyak kritikan. Menuru teori ini organisasi dapat
didefinisikan sebagai suau kelompok yang memiliki keteraturan hirarki
wewenang, pembagian tugas dan kordinasi fungsional. Model-model
organisasi yang dikembangkan oleh Burns dan Stalker pada tahun
1961, serta oleh Pugh pada tahun 1968 termasuk kedalam tradisi teori
struktural.
VI. Teori Manajemen
Teori ini dijelaskan oleh fayol (1949). Titik berat teori ini ialah usaha
untuk memaksimumkan produktivitas. Teori ini menganggap hrarki
wewenang sebagai hal yang wajar dan memperlakukan manusia
sebagai mesin.
2.4 Organisasi Kelompok Kepentingan
Organisasi kelompok kepentingan dikenal juga dengan “study of Industrial
Relation”. Interest group adalah sekelompok masyarakat yang menaruh
perhatian terhadap berbagai aspek dalam industry dan sangat berpengaruh
terhadapnya.
A. Tipe-tipe Kelompok Kepentingan
1. Serikat Buruh Dan Organisasi Profesional
Kelompok kepentingan adalah kelompok sekunder yang berasosiasi dengan
organisasi perusahaan dan struktur kekuasaan. Berkaitan dengan struktur dan
bentuk suatu organisasi perusahaan, kelompok kepentingan memiliki suatu
program atau tata cara tertentu yang terwujud dalam berbagai aktivitas untuk
mengamati dan menengahi berbagai kelompok di dalam perusahaan. Kita
sebelumnya telah mengetahui berbagai kelompok yang ada dalam industry
yaitu organisasi serikat buruh atau Trade Union dan organisasi-organisasi
professional di pihak buruh dan organisasi di pihak majikan. Kedua belah
pihak merupakan salah satu pembenuk struktur hubungan sosial. Kelompok
yang terakhir tersebut sering dianggap sebagai “boses unions” karena para
“majikan” sering memiliki posisi yang cukup kuat dalam mengahadapi
seriakat buruh, yang paling tidak bersifat local jika tidak bisa bersifat nasional.
Serikat buruh kebanyakan terdiri dari pekerja-pekerja non manual dan kadang-
kadang disebut staff associations, yang hampir tidak memiliki hubungan
apapun dengan pihak pengusaha, merekapun bukanlah organisasi kaum
professional sehingga mereka tidak bisa dimasukkan ke dalam kelompok
kepentingan.
3. Industrial Relations
Istilah Industrial Relations memiliki arti ganda, pertama ia mengacu pada
hubungan diantara manajer dengan pekerja bawahannya baik dalam ruang
lingkup perusahaan maupun dalam lingkungan masyarakat luas, kedua,
menunjuk pada suatu hubunga kolektif serikat buruh dengan pihak
pengusaha.
Berbicara mengenai arti kedua tersebut, Barbash pada tahun 1958 teah
mendefinisikan bahwa: “ruang lingkup studi teoritis dan praktis yang
berkaitan dengan fungsi pekerjaan dalam masyarakkat modern dan
perusahaan-perusahaan pribadi meliputi studi tentang pekrja, union,
manajer dan pemerintah serta berbagai corak masyarakat yang
berhubungan langsung ataupun tidak langsung dengan kehidupan
industry”. Kemudian, Flanders (1965, hal 10) menyatakan “bahwa
industry relations system adalah suatu norma yang bisa muncu dalam
berbagai bentuk, seperti aturan-aturan dalam trade unions, persetujuan atau
perjanjian bersama, konvensi masyarakat, keputusan manajer dan berbagai
tindakan kebiasaan yang dianggap sudah umum”.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Organisasi (Yunani: organon - alat) adalah suatukelompok orang
dalam suatu wadah untuk tujuan bersama. Dalam ilmu-ilmu sosial,
organisasi dipelajari oleh periset dari berbagai bidang ilmu,
terutama sosiologi, ekonomi, ilmu politik, psikologi, dan manajemen.
Kajian mengenai organisasi sering disebut studi organisasi
(organizational studies), perilaku organisasi (organizational
behaviour), atau analisis organisasi (organization analysis).
Stephen P. Robbins menyatakan bahwa Organisasi adalah kesatuan
(entity) sosial yang dikoordinasikan secara sadar, dengan sebuah
batasan yang relatif dapat diidentifikasi, yang bekerja atas dasar yang
relatif terus menerus untuk mencapai suatu tujuan bersama atau
sekelompok tujuan.
Industri adalah bidang yang menggunakan ketrampilan, dan
ketekunan kerja (bahasa Inggris: industrious) dan penggunaan alat-alat
di bidang pengolahan hasil-hasil bumi, dan distribusinya sebagai
dasarnya. Maka industri umumnya dikenal sebagai mata rantai
selanjutnya dari usaha-usaha mencukupi kebutuhan (ekonomi) yang
berhubungan dengan bumi, yaitu sesudah pertanian, perkebunan, dan
pertambangan yang berhubungan erat dengan tanah. Kedudukan
industri semakin jauh dari tanah, yang merupakan basis ekonomi,
budaya, dan politik.
Organisasi Industri adalah sistem bertingkat (diatur secara hirarkis)
dari kekuasaan dan wewenang. Kekuasaan membutuhkan tradisi,
karisma dan harus bersandar kepada hak yang sah untuk memerintah
dan menuntut kepatuhan. Wewenang setiap jabatan ditentukan oleh
peraturan yang antara lain secara teliti membatsi luas wewenang
Organisasi Departemen Pembagian organisasi menjadi berbagai seksi
atau departemen mengikuti jalur fungsional; yaitu sekumpulan peran,
peralatan teknik dan personalia yang diorientasikan kepada sub-tujuan.
Departemen lini, yaitu sektor dimana proses produksi yang sebenarnya
dilakukan. Departemen staf, yaitu departemen yang tidak langsung
berurusan dengan proses produksi. Departemen yang berada paling
jauh dari semua lini produksi, yaitu departemen yang berurusan
dengan “hubungan ekstern” Struktur Perandalam Organisasi Industri.