Anda di halaman 1dari 3

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Kajian Teori
1. Konsentrasi Belajar
a. Pengertian Konsentrasi Belajar
Konsentrasi menurut Asmani dan Malawi (2013:17) merupakan
pemusatan perhatian dalam proses perubahan tingkah laku yang dinyatakan dalam
bentuk penguasaan, penggunaan, dan penilaian terhadap sikap dan niali-nila,
pengetahuan dan kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai bidang studi.
Secara teoritis jika konsentrasi siswa rendah, maka akan menimbulkan aktivitas
berkualitas rendah dan terjadi tidak serius dalam belajar.
Menurut (Dennison:2008) konsentrasi merupakan keadaan pikiran atau
asosiasi terkondisi yang diaktifkan oleh sensasi di dalam tubuh. Untuk
mengaktifkan sensasi dalam tubuh perlu keadaan yang rileks dan suasana yang
menyenangkan, karena dalam keadaan tegang seseorang tidak akan dapat
menggunakan otaknya secara maksimal karena pikiran menjadi kosong.
Menurut Sugiyanto (Helmi, 1995) konsentrasi adalah kemampuan
memusatkan pemikiran atau kemampuan mental dalamp penyortiran informasi
yang tidak diperlukan dan memusatkan perhatian hanya pada informasi yang
dibutuhkan.
Menurut Matlin (1998) bahwa konsentrasi adalah suatu aktivitas mental yang
merupakan bagian dari perhatian. Konsentrasi identik dengan perhatian yaitu
kemampuan mamilih salah satu stimuli yang ada untuk diproses lebih lanjut.
Perhatian mempersiapkan individu untuk menerima informasi lebih jauh atau
menerima berbagai pesan.
Menurut Kurniawan (2018) konsentrasi adalah salah satu aspek psikologis
yang tidak yang tidak begitu mudah diketahui oleh orang lain selain dari individu
yang sedang belajar. Jadi tingkat konsentrasi sangat mempengaruhi tingkat
keseriusan dalam belajar jika konsentrasi rendah maka terjadi tidak serius dalam
belajar.
b. Pengertian Metode Demonstrasi
Dalam kegiatan belajar bengajar tentunya mempunyai suatu tujuan dan
tujuan tersebut tidak dapat dicapai apabila dalam proses tidak menetapkan metode
atau pembelajaran yang tepat. Oleh karena itu maka diperlukan suatu alat atau
metode yang tepat untuk mencapai tujuan tersebut dalam suatu pembelajaran.
Menurut Rusminiati (2007:2) metode demonstrasi merupakan peragaan
pada suatu peristiwa maupun tingkah laku yang dicontohkan supaya peserta didik
atau siswa dalam suatu kelas dapat memahami dengan mudah. Kemudian
Roestiyah (2008:80) berpendapat bahwa metode demonstrasi adalah salah satu
metode mengajar dimana guru atau narasumber menunjukkan atau memperagakan
suatu proses kepada peserta didik atau siswa.
Menurut sunjaya, W (2006,152) menguraikan bahwa metode demonstrasi
merupakan metode dalam pembelajaran dengan menunjukkan kepada siswa
tentang proses , situasi, maupun benda tertentu baik asli ataupun tiruan. Oleh
karena itu, dengan metode ini siswa dapat dengan lebih mudah memahami materi
karena lebih konkret.
c. Tujuan Metode Demonstrasi
Tujuan metode demonstrasi dalam proses belajar mengajar adalah untuk
memperjelas pengertian konsep dan memperlihatkan cara melakukan sesuatu atau
proses terjadinya sesuatu (Muhibbin Syah, 2000:208).
Menurut Nana Sudjana, 2004:217) tujuan metode demonstrasi adalah
untuk memperagakan atau mempertunjukkan suatu keterampilan yang akan
dipelajari siswa. Pendapat tersebut sejalan dengan Roestiyah yang menyebutkan
bahwa tujuan metode demonstrasi adalah untuk memperlihatkan terhadap anak
didik bagaimana sesuatu harus terjadi dengan cara yang paling baik.
Maka dapat disimpulkan bahwa tujuan dari metode demonstrasi adalah
untuk menghilangkan verbalisme dalam materi pelajaran, sehingga siswa akan
semakin mengerti, memahami dan mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan
sehari hari terhadap materi yang telah dipelajarinya, sedangkan ditinjau dari sudut
tujuan penggunaanya bahwa metode demonstrasi bukan merupakan metode yang
dapat di implementasikan dalam prose belajar mengajar secara independen,
karena metode demonstrasi merupakan alat bantu untuk memperjelas apa yang
diuraikan, baik secara verbal maupun secara tekstual.
d. Langkah-langkah Penerapan Metode Demonstrasi

Anda mungkin juga menyukai