Anda di halaman 1dari 8

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Tugas utama seorang pengajar adalah menyelenggarakan kegiatan pembelajaran.
Agar kegiatan itu terselenggara dengan efektif, seorang pengajar harus mengetahui
hakikat kagiatan belajar, mengajar dan strategi pembelajaran. Belajar merupakan suatu
proses perubahan tingkah laku melalui interaksi antara individu dan lingkungan dimana ia
hidup. Dalam hal ini, proses merupakan rangkaian kegiatan yang berkelanjutan, terencana,
gradual, bergilir, berkesinambungan dan terpadu, yang secara keseluruhan mewarnai dan
memberikan karakteristik terhadap proses pembelajaran. Dalam buku Strategi Belajar
Mengajar, Gulo (2002) menjelaskan makna belajar sebagau seperangkat kegiatan mental
intelektual, yang hakikatnya sebagaiusaha untuk mengubah tingkah laku.
Strategi adalah ilmu dan seni menggunakan semua sumber daya bangsa untuk
melaksanakan kebijaksanaan tertentu dalam perang dan damai. Pengertian dalam
pengajaran bahasa ialah bahwa strategi merupakan rencana yang cermat mengenai
kegiatan untuk mencapai sasaran khusus. Sebagai contoh, strategi pembelajaran bahasa
Indonesia yaitu pola keterampilan pembelajaran yang dipilih dosen atau pengajar untuk
melaksanakan program pembelajaran keterampilanberbahasa Indonesia. Penciptaan
suasana pembelajaran yang baik memungkinkan peserta didik melakukan aktivitas mental
dan intelektual secara optimal untuk mencapai tujuan keterampilan berbahasa Indonesia
yang terdiri atas keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, dan keterampilan
membaca, dan keterampilan menulis.
Dalam pendekatan pendekatan secara umum, pendekatan berada pada tingkat
tertinggi, yang memungkinkan diturunkan atau dijabarkan dalam bentuk metode.
Selanjutnya metode dituangkan atau diwujudkan dalam sebuah teknik. Teknik inilah yang
merupakan ujung tombak pengajaran karena berada pada tahap operasional atau tahap
pelaksanaan pengajaran. Pendekatan adalah proses, perbuatan, atau cara mendekati
(KBBI, 1995). Dikatakan pula bahwa pendekatam merupakan sikap atau pandangan
tentang sesuatu yang biasanya asumsi atau seperangkat asumsi yang saling berkaitan. Di
dalam pengajaran atau pembelajaran bahasa, pendekatan merupakan pandangan, filsafat,
atau kepercayaan tentang hakikat bahasa dan hakikat pembelajaran atau pengajaran
bahasa yang diyakini dan tidak perlu dibuktikan lagi kebenarannya.

1.2 RUMUSAN MASALAH
1.2.1 Apakah yang dimaksud dengan Strategi Pembelajaran Bahasa?
1.2.2 Apakah jenis-jenis yang terdapat dalam Strategi Pembelajaran Bahasa?
1.2.3 Apa saja pendekatan yang terdapat dalam Strategi Pembelajran Bahasa?

1.3 TUJUAN
1.3.1 Mengetahui pengertian dan maksud dari Strategi Pembelajaran Bahasa
1.3.2 Mengetahui jenis-jenis yang terdapat dalam Strategi Pembelajaran Bahasa
1.3.3 Mengetahui pendekatan yang terdapat dalam Strategi Pembelajaran Bahasa

BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN STRATEGI BELAJAR BAHASA
Strategi berasal dari kata Yunani Strategia yang berarti ilmu perang atau
panglima perang. Berdasarkan pengertian ini, maka strategi adalah suatu seni merancang
operasi di dalam peperangan, seperti cara-cara mengatur posisi atau siasat berperang,
angkatan darat atau lau. Strategi dapat pula diartikan sebagai suatu keterampilan
mengatur suatu kejadian atau peristiwa. Secara umum sering dikemukakan bahwa strategi
merupakan suatu teknik yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan. Menurut OMalley
dan Chamot (1990) mengemukakan bahwa strategi adalah seperangkat alat yang berguna
serta aktif, yang melibatkan individu secara langsung untuk mengembangkan bahasa
kedua atau bahasa asing. Strategi sering dihubungkan dengan prestasi bahasa dan
kecakapan dalam menggunakan bahasa. Dapat disimpulkan bahwa strategi merupakan
taktik atau pola yang dilakukan oleh seorang pengajar dalam proses belajar bahasa,
sehingga peserta didik dapat lebih leluasa dalam berpikir dan dapat mengembangkan
kemampuan kognitifnya secara lebih mendalam dengan menggunakan bahasa yang baik
dan benar.
Belajar dimaknai sebagai perubahan menuju kea rah yang lebih baik dengan cara
sistematik. Kata belajar berarti proses perubahan tingkah laku pada peserta didik akibat
adanya interaksi antara individu dan lingkungannya melalui pengalaman dan latihan.
Perubahan ini terjadi secara menyeluruh, menyangkut aspek kognitif, afektif, dan
psikomotorik. Bruner mengemukakan proses belajar yang teridiri atas tiga tahapan, yaitu
tahap informasi, transformasi, dan evaluasi. (1) Tahapan informasi adalah proses
penjelasan, penguraian, atau pengarahan mengenai prinsip-prinsip struktur pengetahuan,
keterampilan, dan sikap. (2) Tahapan transformasi adalah proses peralihan atau
perpindahan prinsip-prinsip struktur tadi ke dalam diri peserta didik. Sedangkan (3)
evaluasi merupakan tahap akhir atau tahap penilaian dari informasi dan transformasi.
Strategi pembelajaran menurut Wiranataputra (2001) merupakan kerangka
konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematik dalam mengorganisasikan
pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai
pedoman bagi perencanaan pengajaran dan para pengajar dalam merencanakan dan
melaksanakan aktivitas pembelajaran. Adapun empat strategi dasar dalam proses
pembelajaran.
1. Mengidentifikasi serta menetapkan spesifikasi dan kualitfikasi perubahan tingkah
laku dan kepribadian anak didik sebagaimana yang diharapkan.
2. Memilih sistem pendekatan pembelajaran berdasarkan aspirasi dan pandangan hidup
masyarakat.
3. Memilih dan menetapkan prosedur, metode, dan teknik pembelajaran yang paling
tepat dan efektif.
4. Menetapkan norma-norma dan batas minimal keberhasilan atau kriteria serta standar
keberhasilan.
Dengan demikian, apabila semua uraian di atas dihubungkan dengan pengajaran
bahasa Indonesia, maka strategi pembelajaran bahasa adalah tindakan pengajar atau
pembelajar melaksanakan rencana mengajar bahasa Indonesia. Artinya, usaha pengajar
dalam menggunakan beberapa variable pengajaran bahasa Indonesia, seperti tujuan,
bahan, metode dan alat, serta evaluasi , agar dapat mempengaruhi para peserta didik
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Batasan lain memandang strategi pembelajaran
bahasa sebagai kegiatan pengajar untuk memikirkan dan mengupayakan terjadinya
konsistensi antara aspek-aspek komponen pembentuk sistem instruksional. Untuk
mencapai itu, pengajar menggunakan pendekatan tententu. Dalam strategi pembelajaran
meliki dua dimensi sekaligus. (1) trategi mengajarpada dimensi perancangan, yang
melibatkan semua aspek dan komponen persiapan pengajaran. (2) strategi pembelajaran
pada dimensi pelaksanaan, yang meliputi semua teknis penyelenggaraan pengajaran.
Kedua tahap tersebut tidak dapat dipisahkan karena tingkat pertautannya yang demikian
tinggi.
2.2 JENIS STRATEGI PEMBELAJARAN
Strategi pembelajaran merupakan kegiatan yang dipilih oleh pengajar atau dosen
dalam proses pembelajaran yang dapat membantu dan memudahkan peserta didik kearah
tercapainnya tujuan pengajaran tertentu. Berikut ini djelaskan jenis-jenis strategi
pembelajaran berdasarkan klasifikasinya.
A. Strategi Pembelajaran Berdasarkan Penekanan Komponen Dalam Program
Pengajaran
1. Strategi Pembelajaran yang Berpusat Pada Pengajar
Strategi pembelajaran yang berpusat pada pengajar merupakan strategi yang
paling tua, disebut juga strategi pembelajaran tradisional. Dalam pengertian
demikian tekanan strategi pembelajaran berada pada pengajar itu sendiri. Pengajar
berlaku sebagai sumber informasi yang mempunyai posisi yang sangat dominan.
Pengajar harus berusaha mengalihkan pengetahuannya kepada peserta dididk dan
menyampaikan keterangan atau informasi sebanyak-banyaknya pada peserta didik.
Teknik penyajian pelajaran yang parallel dengan strategi pembelajaran ini adalah
teknik ceramah, teknik tim teaching, teknik sumbang saran, teknik demonstrasi
dan teknik antar disiplin.
2. Strategi Pembelajaran yang Berpusat Pada Peserta Didik
Strategi pembelajaran yang berpusat poada peserta didik yakni bertitik tolak pada
sudut pandang yang member arti bahwa mengajar merupakan usaha untuk
menciptakan sistem lingkungan yang mengoptimalkan kegiatan belajar. Yang
menjadi pusat perhatian dalam proses pembelajaran ini ialah peserta didik,
menitik beratkan pada usaha meningkatkan kemampuan peserta didik untuk
menemukan, memahami, dan memproses informasi. Strategi pembelajaran ini
member kesemp[atan seluas-luasnya kepada peserta didik untuk aktif dan
berperan dalam kegiatan pembelajaran. Dalam pembelajaran ini pengajar berperan
sebagai fasilitator dan motifator. Pengar membantu peserta didik untuk
mengembangkan dirinya secara utuh sehingga pengajar harus mengenal potensi-
potensi yang dimiliki peserta didik untuk dikembangkan.
3. Strategi Pembelajaran yang Berpusat Pada Materi Pengajaran
Strategi yang berpusat pada materi pelajaran bertitik tolak dari pendapat yang
mengemukakan bahwa belajar adalah usaha memperoleh dan menguasai
informasi. Menurut Gulo (2002) dalam strategi ini perlu diperhatikan dua hal.
Pertama kecenderungan pada domonasi kognitif dimana pendidikan afektif dan
keterampilan kurang mendapatkan perhatian yang memadai dalam kerangka
peningkatan kualitas manusia seutuhnya. Kedua materi pelajaran yang
disampaikan di kelas dan yang dimuat dalam buku teks akan makin usang dengan
pesatnya perkembangan dalm bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Materin
pelajaran lebih berfungsi sebagai masukan atau input yang akan berbaur dalam
proses pembelajaran.
B. Strategi Pembelajaran berdasarkan Kegiatan Pengolahan Pesan atau Materi
1. Strategi Pembelajaran Ekspostoris
Strategi pembelajaran ekspostoris merupakan strategi berbentuk penguraian baik
berupa bahan tulis maupun penjelasan atau penyajian verbal. Pengajar mengolah
materi secara tunyas sebelum disampaikan di kelas. Strategi pembelajaran ini
menyiasati agar semua aspek dari komponen pembentuk sistem instrusional
mengarah pada sampainya isi pelajaran kepada peserta didik secara langsung.
2. Strategi Pembelajaran Heuristik atau Kuriorstik
Strategi pembelajaran heuristik atau kuriorstik adalah strategi pembelajaran yang
bertolak belakang dengan strategi pembelajaran ekspositoris karena dalam strategi
ini peserta didik diberi kesempatan untuk berperan dominan dalam proses
pembelajaran. Strategi ini menyiasati agar aspek-aspek komponen pembentuk
sistem intruksional mengarah pada pengaktifan peserta didik mencari dan
menemukan sendiri fakta, prinsip, dan konsep yang meraka butuhkan.
C. Strategi pembelajaran berdasarkan pengolahan pesan atau materi
1. Strategi Pembelajaran Deduksi
Dalam strategi pembelajaran deduksi pesan diolah mulai dari hal umum menuju
ke hal yang khusus, dari hal-hal yang abstrak ke hal-hal yang netral, dari konsep-
konsep yang abstrak ke contoh-contoh yang konkret, dari sebuah premis menuku
ke kesimpulan yang logis. Langkah-langkah dalam strategi deduktif meliputi tiga
tahap. Pertama, pengajar memilih pengetahuian untuk diajarkan. Kedua, pengejar
memberikan pengetahuan kepada peserta didik. Ketiga, pengajar memberikan
contoh-contoh dan membuktikannya kepada peserta didik. Misalnya, bila diambil
contoh bila diambil contoh untuk pengajaran tentang kalimat tunggal, maka
pengajar memulai dengan definisi kalimat tunggal, contoh-contoh kalimat tunggal
dan dilanjutkan dengan penjelasan ciri-ciri kalimat tunggal.
2. Strategi Pembelajaran Induksi
Strategi pembelajaran induksi adalah pengolahan pesan yang dimualai dari hal-hal
yang khusus, dari peristiwa-peristiwa yang bersifat individual menuju generalisasi,
dari pengalaman-pengalaman empisris yang indifidual menuju kepada konsep
yang bersifat umum. Menurut Kenneth B. Andresoon ada beberapa langkah untuk
menentukan strategi pembelajaran induksi. Pertama pengejar memilih bagian dari
pengetahuan, aturan umum, prinsip, konsep, dan sebagainya yang akan diajarkan.
Kedua , pengejar menyajikan contoh-contoh spesifik untuk dujadukan
penyusunan hipotesis. Ketiga, bukti-bukti disajikan dengan maksud membenarkan
atau menyangkal berbagai hipotesis tersebut. Keempat menyimpulkan bukti dan
contoh-contohnhya.
D. Strategi Pembelajaran Berdasarkan Cara Memproses Penemuan
1. Strategi Pembelajaran Ekspositoris
Strategi pembelajaran ekspositoris merupakan strategi berbentuk penguraian yang
dapat berupa bahan tertulis atau penjelasan (presentasi) verbal. Startegi
pembelajaran ini menyiasati agar semua aspek dari komponen-komponen
pembentuk sistem intruksional mengarah pada tersampainya isi pelajaran
(informasi) kepada peserta didik secara langsung.
2. Strategi Pembelajaran Discovery
Dalam bukunya, Roestyah (2001) mengemukakan bahwa discovery (penemuan)
adalah proses mental peserta didik yang mampu mengasililasikan sebuah konsep
atau prinsip. Dalam strategi pembelajaran ini peserta didik dibiarkan menemukan
sendiri atau mengalami proses mental itu sendiri. Penmgajar hanya membimbing
atau memberikan instruksi (petunjuk). Dalam strategi discovery pengajar harus
berusaha meningkatkan aktifitas peserta didik dalam proses pembelajaran.
Strategi discovery dapat membantu peserta didik untuk memperoleh berbagai
peningkatan.
a. Mengembangkan, memperbanyak kesiapan, serta penguasaan keterampilan
dalam kognitifnya.
b. Memperoleh pengetahuan yang bersifat individual sehingga dapat kokoh
tersimpan dalam jiwa pendidik.
c. Membangkitkan kegairahan belajar para peserta didik.
d. Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk berkembang dan maju
sesuai dengan kemampuannya masing-masing.
e. Mengarahkan peserta didik untuk memiliki motivasi yang kuat sehingga
belajar lebih giat.
f. Memperkuat dan menambah kepercayaan diri peserta didik dengan proses
penemuannya.

Anda mungkin juga menyukai