Anda di halaman 1dari 30

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS TEKNIK
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI

PRAKTIKUM PALEONTOLOGI
ACARA III: PORIFERA DAN COELENTERATA

LAPORAN

OLEH :
RIZKY ARKHRISTYAN
D061201049

GOWA
2021
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Fosil adalah sisa sisa atau berkas berkas kehidupan mahluk hidup yang

berubah menjadi batu atau mineral. Fosil termasuk ke dalam benda yang langka

karena tidak semua sisa sisa makhluk hidup pada zaman dahulu dapat menjadi

fosil. Terdapat beberapa kelas dalam pengklasifikasian fosil itu tersendiri.

Diantaranya yaitu Porifera dan Coelenterata.

Porifera merupakan organisme yang dengan penciri berupa lubang (pori)

yang banyak dan membentuk suatu sistem saluran. Coelenterata tersendiri

memilki penciri tubuhnya seperti kantong berongga dengan sebuah lubang

sebagai mulutnya. Fosil dari kedua filum ini memberikan banyak manfaat ketika

diteliti dan dianalasi dengan baik. Tentunya ini akan membantu dalam

memberikan informasi Geologi pada masa lampau.

Oleh karena itu pada praktikum kali ini dimaksudkan untuk para praktikan

dapat mendeskripsikan fosil dari filum Porifera dan Coelenterata berdasarkan ciri

khas dari fosil tersebut, beserta pembagian-pembagiannya.

1.2 MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud dari praktikum ini ialah untuk mengenalkan kepada praktikan

mengenai fosil. Sedangkan tujuan dari praktikum ini agar praktikan :

1. Praktikan mampu menjelaskan defenisi Porifera dan Coelenterata

2. Praktikan mampu mendeskripsikan fosil dari Porifera dan Coelenterata


3. Praktikan mampu menjelaskan manfaat fosil dari Porifera dan

Coelenterata
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Porifera

2.1.1 Filum Porifera

Kata Porifera berasal dari bahas latin yaitu poruos artinya pori (lubang

kecil) dan ferre artinya membawa. Jadi porifera merupakan hewan yang

mempunyai tubuh berpori, dikenal juga sebagai sponge atau spons. Porifera

merupakan kelompok hewan yang terdiri dari banyak sel yang disebut sebagai

metazoa. Hewan ini berbeda dengan kelompok hewan metasel lainnya, dimana sel

atau jaringan pada binatang ini tidak tersusun secara permanen.

Semua kelompok hewan ini hidup secara menambatkan diri pada tempat

hidupnya atau secara sessile di laut. Mengambil makanan secara suspensi dalam

rongga tubuh dari aliran arus air yang membawa bahan makanan akibat gerakan

flagellate, dimana flagellata-nya ini tumbuh pada sel yang disebut choanostyle

yaitu sel serba guna. Binatang ini mempunyai jangka hidup yang sangat panjang,

dimulai dari Zaman Kambrium sampai sekarang.

Gambar 2.1 Fosil Porifera


2.1.2. Ciri-Ciri Porifera

Berikut ini pencirian umum dari Filum Protozoa

a. Memiliki lubang (pori) yang banyak dan membentuk suatu sistem saluran

b. Organisme bersel multiseluler

c. Hidup secara sessile, tertambat di dasar laut

d. Hidup di air terutama laut

2.1.3 Klasifikasi Porifera

a) Hexactinellida

Hexactinellida dalam bahasa Yunani berarti enam spons memiliki spikula

yang tersusun dari silika. Tubuhnya kebanyakan berwarna pucat dengan bentuk

vas bunga atau mangkuk. Tinggi tubuhnya rata-rata 10-30 cm dengan saluran tipe

sikonoid. Kelas Hexactinellida terdiri atas dua ordo, yaitu ordo Lyssacina dan

Ordo Dictyonnina. Hewan ini hidup soliter di laut pada kedalaman 200-1000 m.

Gambar 2.2 Hexactinellida

b) Demospongia

Domospongia dalam bahasa Yunani berarti tebal spons, memiliki rangka

yang tersusun dari serabut Spongin. Tubuhnya berwarna cerah karena

mengandung pigmen yang terdapat pada amoesbit. Hal ini untuk melindungi dari

matahari. Bentuknya tidak beraturan dan bercabang.


Tingginya bisa sampai 1 meter. Kelas ini merupakan yang paling umum

dijumpai dikarenakan penyebaran spesiesnya yang luas, hampir 90% dari filum

porifera berasal dari kelas ini. Ada beberapa yang memiliki rangka yang tersusun

dari silikia. Kelas ini terdiri atas 3 ordo, yaitu Ordo Tertactinellida, Ordo

Monaxonida, dan Ordo Keratosa.

Habitatnya umumnya di laut dalam maupun dangka,meskipun kadang

ditemukan di air tawar. Demospongia adalah satu-satunya kelompok porifera yang

anggotanya ada hidup di air tawar. Contoh Demospongia adalah Spongia,

Hippospongia, dan Niphlates digitalis.

Gambar 2.3 Kelas Demospongia

c) Calcarea

Calcarea memiliki rangka yang tersusun dari kalsium karbonat. Tubuhnya

kebanyakan berwarna pucat dengan bentuk seperti vas bunga, dompet, kendi atau

silinder. Tinggi tubuh kurang dari 10 cm. Struktur tubuh ada yang memiliki

saluran air. Kelas calcarea umumnya ditemukan di laut dangkal, tapi beberapa

spesies dapat hidup di lingkungan laut pada kedalamannya 4000 kaki. Kelas

calcarea terdiri dari dua ordo, yaitu ordo Homocoela dan Ordo Heterocoela.

Contohnya Sycon, Leucosolenia.


Gambar 2.4 Kelas Calcarea

d) Sclerospongea

Spons ini tersusun dari kalsium karbonat dan silika, termasuk dalam tipe

spons koral. Ada beberapa spesies modern seperti Sclerospongia sp., yang hanya

dijumpai di India barat

Gambar 2.5 Kelas Calcarea

2.1.4 Morfologi Porifera

Porifera merupakan salah satu kelas dari invertebrata atau hewan tidak

bertulang belakang. Porifera adalah hewan yang pada permukaan tubuhnya

berpori. Pori-pori ditubuhnya dihubungkan oleh saluran kecil menuju rongga yang

dindingnya mempunyai rambut getar. Fungsi pori sebagai saluran keluar

masuknya air yang mengandung bahan makanan ke dalam rongga tubuh. oriferra

merupakan hewan bersel banyak (metazoa) yang paling sederhana atau primitive,

karena sel-sel cenderung bekerja sendiri-sendiri dan belum terorganisi dengan

baik serta belum mempunyai organ atau jaringan sejati, merupakan hewan
multiseluler, tapi belum mempunyai jaringan, organ dan sistem organ.Gerakanya

sangat kecil dan hidupnya bersifat menetap. Biasanya porifera terdapat pada

perairan jernih, dangkal dan menempel pada substrat.

Beberapa menetap di dasar perairan berpasir atau berlumpur.Ukuran tubuh

porifera sangat berfariasi, dari sebesar kacang polong sampai setinggi 90 cm

dengan lebar 1 meter. Bentuk spons juga bermacam-macam, beberapa simetri

radial, tetapi kebanyakan berbentuk tidak beraturan dan dengan pola bervariasi,

seperti : massif, tegak, merayap (encrusting) atau tumbuh bercabang.

Gambar 2.6 Bagian Porifera

2.1.5 Manfaat Porifera

Fosil ini penting untuk penentuan lingkungan sedimentasi batuan yang

mengandungnya. Contoh : keratosa dan Calcarea dijumpai pada laut dangkal

(kurang dari 450 m).

2.2 Coelenterata

2.2.1 Filum Coelenterata

Secara umum Coelenterata (Cnidria) adalah hewan invertebrata yamg

mempunyai rongga dengan bentuk tubuh seperti tubuh seperti tabung dan mulut

yang dikelilingi tentakel. Filum Coelenterata berasal dari bahasa Yunani, yaitu
coelenteron yang artinya rongga. Tubuhnya seperti Kantong berongga dengan

sebuah lubang sebagai mulutnya.

Mulut ini dikelilingi oleh beberapa alat peraba yang disebut tentakel.

Adapun sel penyengat juga dipergunakan oleh hewan berongga untuk

melemaskan mangsanya. Tubuh hewan berongga terdiri dari jaringan luar

(eksoderm), jaringan dalam (endoderm) dan sistem otot yang membujur dan

menyilang

Gambar 2.7 Fosil Coelenterata

2.2.2. Ciri-Ciri Coelenterata

Berikut ini pencirian umum dari Filum Coelenterata

a. Bentuk Simetri radial/biradial, dengan satu lubang yang berfungsi sebagai

mulut (dikelilingi oleh tentakel)

b. Terdiri Ekstoderm dan Endodermis

c. Ada yang berbentuk medusa dan polip.

d. Hidup secara sessile atau tertambat di dasar laut


2.2.3 Klasifikasi Coelenterata

1. Hydrozoa

Hydrozoa memiliki pergiliran bentuk polip dan medusa dalam siklus

hidupnya. Hydrozoa mampu hidup soliter. Hydorozoa yang berbentuk poli

biasanya soliter, dan beberapa berbentuk medusa. Beberapa jenis hydrozoa

mengalama dua siklus hidup yaitu tahap polip aseksual dan tahap medusa yang

seksual. Adapun yang selamanya hidupnya hanya berbentuk polip saja.

Gambar 2.8 Kelas Hydorzoa

2. Anthozoa

Memiliki ciri-ciri khusus yaitu tubuh yang menyerupai bunga. Anthozoa

hidup sebagai polip. Tiga hal penting yang dipelajari pada Kelas Anthozoa yaitu

yang masih bertahan hidup, terumbu karang (sclerectina) dan yang telah punah

yaitu rugosa dan Tabulata

Gambar 2.9 Kelas Anthozoa


3. Scyphozoa

Scyphozoa memiliki bentuk dominan berupa medusa dalam siklus

hidupnya. Medusa Scyphozoa dikenal dengan ubur-ubur mangkuk karena

bentuknya seperti mangkuk transparan. Permukaan tubuh bagian bawah terda[at

rongga mulut yang dikelilingi empat tentakel. Mulut ini berhubungan dengan

rongga pencernaan.

Gambar 2.10 Scyphozoa

2.2.4 Morfologi Coelenterata

Coelenterata memiliki penciri berupa tubuh yang berongga Coelenterata

ini mempunyai bentuk tubuh simetri radial, yakni bagian yang sama

didistribusikan dengan secara merata di dalam susunan melinkar dari poros

tengah. Hewan tersebut juga tidak mempunyai kepala serta segmen tubuh.

Gambar 2.11 Morfologi Coelenterata

Secara umum bagian tubuh dari Coelenterata yaitu seperti yang terlihat

seperti yang terlihat pada gambar diatas


Keterangan :

 Oral Disk : Lingkaran terluar dari tubuh fosul yang menyerupai disk

 Oral Opening : Lingkaran yang terdalam dari tubuh fosil yang merupakan

tempat masuknya air dan makanan

 Holdfast : Bagian tubuh fosil yang tertambat

2.2.5 Manfaat Coelenterata

Pada ekosistem laut, Coelenterata berperan dalam mencegah abrasi daratan

dengan menahan gelombang laut menggunakan terumbu karang. Dalam perairan,

berperan sebagai plankton. Karang yang dihasilkan dapat dijadikan sebagai

tempat perkembangbiakan biota laut dan juga sangat membantu dalam penentu

lingkungan pengendapan serta umur batuan.


BAB III
METODOLOGI

3.1 Metodologi

Metode yang akan digunakan dalam praktikum acara ketiga ini adalah

pengenalan dan pendeskripsian fosil yang di lakukan oleh praktikan.

3.2 Tahapan metodologi

Adapun tahapan-tahapan praktikum, diantaranya:

3.2.1 Tahapan Pendahuluan

Pada tahapan awal, kami pertama-tama diawali dengan pembukaan

asistensi acara 3 yaitu Porifera dan Coelenterata. Setelah pembawaan materi

singkat terkait pengenalan dan pendeskripsian fosil Porifera dan Coelenterata,

asisten memberi tugas pendahuluan yang menjadi syarat sebelum bisa mengikuti

kegiatan praktikum.

3.2.2 Tahapan Praktikum

Kegiatan praktikum dilakukan di Laboratorium Paleontologi, Departemen

Teknik Geologi, Universitas Hasanuddin. Sebelum melakukan kegiatan

praktikum, pertama kali dilakukan adalah melakukan responsi guna mengetahui

sejauh mana ilmu yang ditangkap praktikan seusai asistensi acara. Setelah

responsi dilakukan, dilanjutkan dengan kegiatan praktikum. Praktikan diberikan 8

sampel fosil untuk kemudian di deskripsikan dan dituliskan pada lembar kerja

praktikan.
3.2.3 Analisis Data

Pada tahapan ini kami melakukan asistensi dengan asisten terkait lembar

kerja yang telah diisi dengan deskripsi sampel fosil untuk memperoleh hasil yang

benar.

3.2.4 Pembuatan Laporan

Setelah memperoleh analisis data yang benar berdasarkan hasil asistensi

dari asisten, dilanjutkan dengan penusunan laporan sesuai dengan format laporan

yang telah ditentukan.

Tabel 3.1 Diagram alir

Tahap persiapan : Persiapan


Alat dan Bahan

Tahap analisis :
Menganalisa peraga

Tahap pengerjaan
Laporan : Isi Laporan

Laporan

3.3 ALAT DAN BAHAN

Adapun alat dan bahan yang akan digunakan, diantaranya:

1. Buku penuntun
2. Sampel Fosil

3. LKP (Lembar Kerja Praktikan)

4. Kartu kontrol

5. Lembar asistensi

6. Referensi berupa hardcopy

7. Pensil warna

8. ATK

9. HVS A4

10. Clipboard

11. Sarung tangan latex


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil dan Pembahasan

Dalam praktikum yang kami lakukan pada hari Kamis, 01, April 2021 di

Laboratorium Paleontologi, Kami mengamati delapam sampel fosil dengan filum

yang berbeda-beda.

4.1.1 Sampel 01

Gambar 4.1 Porpites porpita

Fosil ini adalah fosil yang masuk ke dalam filum Colenterata, Kelas

Hidrozoa, Ordo Anthemedusae, Famili Porpitesidae, Porpites, Famili Porpites

porpita.

Adapun dalam proses pemfosilan dari fosil ini dimulai ketika organisme

mati dan kemudian tertimbun oleh material sedimen. Tertimbunnya organisme

oleh sedimen menyisakan bagian tubuh yang keras, dan terhindar dari faktor-

faktor yang dapat merusak organisme tersebut seperti proses kimia, baik itu

reduksi maupun oksidasi. Kemudian fosil akan terbawa oleh tiga media geologi

air, angin, dan es dan pada saat proses tersebut terjadi proses leaching atau

pencucian. Setelah itu fosil akan tertranportasi kembali ke cekungan dan

kemudian akan tertimbun lagi oleh sedimen dan mengalami leaching lagi seperti
sebelumnya. Setelah itu akan terjadi kompaksi dan tersedimentasikan oleh

material semen yaitu karbonat, dan terjadi pembatuan atau litifikasi karena adanya

tenaga endongen dari dalam bumi yang mengakibatkan fosil terangkat dan laut

dangkal akan menjadi daratan. Setelah itu karena tenaga eksogen fosil akan

terlihat. Fosil ini dapat terbentuk karena mengalami perminelarisasi yaitu

penggantian sebagian tubuh fosil oleh mineral sehingga bentuk fosil masih

terlihat. Adapun bagian bagian tubuh dari fosil ini adalah test yaitu keseluruhan

bagian tubuh fosil, oral disk yaitu bagian luar dari tubuh fosil yang menyerupai

diks dan oral opening yaitu bagian terdalam dari fosil sebagai tempat masuknya

air dan makanan.

Fosil ini saat di tetesi dengan HCL mengalami reaksin sehingga komposisi

kimianya adalah karbonatan (CaCO3). Fosil ini ditemukan pada waktu silur

tengah (435-424 juta tahun) dan lingkungan pengendapan dari fosil ini adalah laut

dangkal (±350 meter), fosil ini berbentuk discoidal

4.1.2 Sampel 02

Gambar 4.2 Helliophyllumhalli

Fosil ini adalah fosil yang masuk ke dalam filum Colenterata, Kelas

Anthozoa, Ordo Stauriida, Famili Helliophylumidae, Genus Helliophylum,

Spesies Helliophyllumhalli.
Adapun dalam proses pemfosilan dari fosil ini dimulai ketika organisme

mati dan kemudian tertimbun oleh material sedimen. Tertimbunnya organisme

oleh sedimen menyisakan bagian tubuh yang keras, dan terhindar dari faktor-

faktor yang dapat merusak organisme tersebut seperti proses kimia, baik itu

reduksi maupun oksidasi. Kemudian fosil akan terbawa oleh tiga media geologi

air, angin, dan es dan pada saat proses tersebut terjadi proses leaching atau

pencucian. Setelah itu fosil akan tertranportasi kembali ke cekungan dan

kemudian akan tertimbun lagi oleh sedimen dan mengalami leaching lagi seperti

sebelumnya. Setelah itu akan terjadi kompaksi dan tersedimentasikan oleh

material semen yaitu karbonat dan terjadi pembatuan atau litifikasi karena adanya

tenaga endongen dari dalam bumi yang mengakibatkan fosil terangkat dan laut

dangkal akan menjadi daratan. Setelah itu karena tenaga eksogen fosil akan

terlihat. Fosil ini dapat terbentuk karena mengalami perminelarisasi yaitu

penggantian sebagian tubuh fosl oleh mineral sehingga bentuk fosil masih terlihat.

Adapun bagian bagian tubuh dari fosil ini adalah test yaitu keseluruhan bagian

tubuh fosil, oral disk yaitu bagian luar dari tubuh fosil yang menyerupai diks dan

oral opening yaitu bagian terdalam dari fosil sebagai tempat masuknya air dan

makanan, dan juga chalix.

Fosil ini saat di tetesi dengan HCL mengalami reaksin sehingga komposisi

kimianya adalah karbonatan. Fosil ini ditemukan pada jurasik bawah (195-177

juta tahun) dan lingkungan pengendapan dari fosil ini adalah laut dangkal (±350

meter), fosil ini berbentuk conical


4.1.3 Sampel 03

Gambar 4.3 Cneimidiastrum rimutesum

Fosil ini adalah fosil yang masuk ke dalam filum Porifera, Kelas

Scelorospongea, Ordo Homocoela, Famili Cnemidiastrami, Genus

Cnemidiastrum, Spesies Cneimidiastrum rimutesum.

Adapun dalam proses pemfosilan dari fosil ini dimulai ketika organisme

mati dan kemudian tertimbun oleh material sedimen. Tertimbunnya organisme

oleh sedimen menyisakan bagian tubuh yang keras, dan terhindar dari faktor

faktor yang dapat merusak organisme tersebut seperti proses kimia, baik itu

reduksi maupun oksidasi. Kemudian fosil akan terbawa oleh tiga media geologi

air, angin, dan es da pada saat pross tersebut terjadi proses leaching atau

pencucian. Setelah itu fosil akan tertranportasi kembali ke cekungan dan

kemudian akan tertimbun lagi oleh sedimen dan mengalami leaching lagi seperti

sebelumnya. Setelah itu akan terjadi kompaksi dan tersedimentasikan oleh

material semen yaitu karbonat dan terjadi pembatuan atau litifikasi karena adanya

tenaga endongen dari dalam bumi yang mengakibatkan fosil terangkat dan laut

dangkal akan menjadi daratan. Setelah itu karena tenaga eksogen fosil akan

terlihat. Fosil ini dapat terbentuk karena mengalami minelarisasi yaitu

penggantian seluruh tubuh fosil oleh mineral sehingga bentuk fosil masih terlihat.
Adapun bagian bagian tubuh dari fosil ini adalah test yaitu keseluruhan bagian

tubuh fosil, oral disk yaitu bagian luar dari tubuh fosil yang menyerupai diks dan

oral opening yaitu bagian terdalam dari fosil sebagai tempat masuknya air dan

makanan.

Fosil ini saat di tetesi dengan HCL mengalami reaksin sehingga komposisi

kimianya adalah karbonatan. Fosil ini ditemukan pada waktu eosen bawah (50-45

juta tahun) dan lingkungan pengendapan dari fosil ini adalah laut dangkal (±350

meter), fosil ini berbentuk discoidal.

4.1.4 Sampel 04

Gambar 4.4 Zapherentoides delenoue

Fosil ini adalah fosil yang masuk ke dalam Filum Coelenterata, Kelas

Anthozoa, Ordo Struariida, Famili Zaphrentoidesidae, Genus Zaphrentoides,

Spesies Zaphrentoides delanouei.

Adapun dalam proses pemfosilan dari fosil ini dimulai ketika organisme

mati dan kemudian tertimbun oleh material sedimen. Tertimbunnya organisme

oleh sedimen menyisakan bagian tubuh yang keras, dan terhindar dari faktor

faktor yang dapat merusak organisme tersebut seperti proses kimia, baik itu

reduksi maupun oksidasi. Kemudian fosil akan terbawa oleh tiga media geologi
air, angin, dan es dan pada saat proses tersebut terjadi proses leaching atau

pencucian. Setelah itu fosil akan tertranportasu kembali ke cekungan dan

kemudian akan tertimbun lagi oleh sedimen dan mengalami leaching lagi seperti

sebelumnya. Setelah itu akan terjadi kompaksi dan tersedimentasikan oleh

material semen yaitu karbonat, dan terjadi pembatuan atau litifikasi karena adanya

tenaga endongen dari dalam bumi yang mengakibatkan fosil terangkat dan laut

dangkal akan menjadi daratan. Setelah itu karena tenaga eksogen fosil akan

terlihat. Fosil ini dapat terbentuk karena mengalami perminelarisasi yaitu

penggantian sebagian tubuh fosl oleh mineral sehingga bentuk fosil masih terlihat.

Adapun bagian bagian tubuh dari fosil ini adalah test yaitu keseluruhan bagian

tubuh fosil, oral disk yaitu bagian luar dari tubuh fosil yang menyerupai diks dan

oral opening yaitu bagian terdalam dari fosil sebagai tempat masuknya air dan

makanan, holdfast yaitu bagian fosil yang tertambat.

Fosil ini saat di tetesi dengan HCL mengalami reaksin sehingga komposisi

kimianya adalah karbonatan (CaCO3). Fosil ini ditemukan pada waktu karbon

bawah (345-319 juta tahun) dan lingkungan pengendapan dari fosil ini adalah laut

dangkal (±350 meter), berbentuk tabular.

4.1.5 Sampel 05

Gambar 4.5 Verruculina tenuis


Fosil ini adalah fosil yang masuk ke dalam filum Porifera, Kelas Calcarea,

Ordo Homocoela, Famili Verruculinanidae genus Verruculina, spesies

Verruculina tenuis.

Adapun dalam proses pemfosilan dari fosil ini dimulai ketika organisme

mati dan kemudian tertimbun oleh material sedimen. Tertimbunnya organisme

oleh sedimen menyisakan bagian tubuh yang keras, dan terhindar dari faktor

faktor yang dapat merusak organisme tersebut seperti proses kimia, baik itu

reduksi maupun oksidasi. Kemudian fosil akan terbawa oleh tiga media geologi

air, angin, dan es da pada saat pross tersebut terjadi proses leaching atau

pencucian. Setelah itu fosil akan tertranportasi kembali ke cekungan dan

kemudian akan tertimbun lagi oleh sedimen dan mengalami leaching lagi seperti

sebelumnya. Setelah itu akan terjadi kompaksi dan tersedimentasikan oleh

material semen yaitu karbonat, dan terjadi pembatuan atau litifikasi karena adanya

tenaga endongen dari dalam bumi yang mengakibatkan fosil terangkat dan laut

dangkal akan menjadi daratan. Setelah itu karena tenaga eksogen fosil akan

terlihat. Fosil ini dapat terbentuk karena mengalami perminelarisasi yaitu

penggantian sebagian tubuh fosl oleh mineral sehingga bentuk fosil masih terlihat.

Adapun bagian bagian tubuh dari fosil ini adalah test yaitu keseluruhan bagian

tubuh fosil, oral disk yaitu bagian luar dari tubuh fosil yang menyerupai diks dan

oral opening yaitu bagian terdalam dari fosil sebagai tempat masuknya air dan

makanan.

Fosil ini saat di tetesi dengan HCL mengalami reaksin sehingga komposisi

kimianya adalah karbonatan (CaCO3). Fosil ini ditemukan pada waktu kapur atas
(100-66 juta tahun) dan lingkungan pengendapan dari fosil ini adalah laut dangkal

(±350 meter), fosil ini berbentuk conical.

4.1.6 Sampel 06

Gambar 4.6 Montivulia sp

Fosil ini adalah fosil yang masuk ke dalam Filum Coelenterata, Kelas

Anthozoa, Ordo, Sceleratinia, Famili Montivalianidae, genus Montivalia, spesies

Montivalia sp.

Adapun dalam proses pemfosilan dari fosil ini dimulai ketika organisme

mati dan kemudian tertimbun oleh material sedimen. Tertimbunnya organisme

oleh sedimen menyisakan bagian tubuh yang keras, dan terhindar dari faktor-

faktor yang dapat merusak organisme tersebut seperti proses kimia, baik itu

reduksi maupun oksidasi. Kemudian fosil akan terbawa oleh tiga media geologi

air, angin, dan es dan pada saat proses tersebut terjadi proses leaching atau

pencucian. Setelah itu fosil akan tertranportasi kembali ke cekungan dan

kemudian akan tertimbun lagi oleh sedimen dan mengalami leaching lagi seperti

sebelumnya. Setelah itu akan terjadi kompaksi dan tersedimentasikan oleh

material semen yaitu karbonat, dan terjadi pembatuan atau litifikasi karena adanya

tenaga endongen dari dalam bumi yang mengakibatkan fosil terangkat dan laut

dangkal akan menjadi daratan. Setelah itu karena tenaga eksogen fosil akan
terlihat. Fosil ini dapat terbentuk karena mengalami perminelarisasi yaitu

penggantian sebagian tubuh fosl oleh mineral sehingga bentuk fosil masih terlihat.

Adapun bagian bagian tubuh dari fosil ini adalah test yaitu keseluruhan bagian

tubuh fosil, oral disk yaitu bagian luar dari tubuh fosil yang menyerupai diks dan

oral opening yaitu bagian terdalam dari fosil sebagai tempat masuknya air dan

makanan, holdfast yaitu bagian tubuh fosil yang tertambat.

Fosil ini saat di tetesi dengan HCL mengalami reaksin sehingga komposisi

kimianya adalah karbonatan (CaCO3). Fosil ini ditemukan pada waktu jurasik

atas (160 -142 juta tahun) dan lingkungan pengendapan dari fosil ini adalah laut

dangkal (±350 meter), fosil ini berbentuk brancing

4.1.7 Sampel 07

Gambar 4.7 Hyalotragos rugosum

Fosil ini adalah fosil yang masuk ke dalam filum Porifera, Kelas

Demospongiae, Ordo Spirosclerophorid, Famili Hyalotragosidae, genus

Hyalotragos, spesies Hyalotragos rugosum.

Adapun dalam proses pemfosilan dari fosil ini dimulai ketika organisme

mati dan kemudian tertimbun oleh material sedimen. Tertimbunnya organisme

oleh sedimen menyisakan bagian tubuh yang keras, dan terhindar dari factor-

faktor yang dapat merusak organisme tersebut seperti proses kimia, baik itu
reduksi maupun oksidasi. Kemudian fosil akan terbawa oleh tiga media geologi

air, angin, dan es dan pada saat proses tersebut terjadi proses leaching atau

pencucian. Setelah itu fosil akan tertranportasi kembali ke cekungan dan

kemudian akan tertimbun lagi oleh sedimen dan mengalami leaching lagi seperti

sebelumnya. Setelah itu akan terjadi kompaksi dan tersedimentasikan oleh

material semen yaitu karbonat, dan terjadi pembatuan atau litifikasi karena adanya

tenaga endongen dari dalam bumi yang mengakibatkan fosil terangkat dan laut

dangkal akan menjadi daratan. Setelah itu karena tenaga eksogen fosil akan

terlihat. Fosil ini dapat terbentuk karena mengalami perminelarisasi yaitu

penggantian sebagian tubuh fosil oleh mineral sehingga bentuk fosil masih

terlihat. Adapun bagian bagian tubuh dari fosil ini adalah test yaitu keseluruhan

bagian tubuh fosil, oral disk yaitu bagian luar dari tubuh fosil yang menyerupai

diks dan oral opening yaitu bagian terdalam dari fosil sebagai tempat masuknya

air dan makanan.

Fosil ini saat di tetesi dengan HCL mengalami reaksin sehingga komposisi

kimianya adalah karbonatan. Fosil ini ditemukan pada waktu Jurasik atas (160-

142) dan lingkungan pengendapan dari fosil ini adalah laut dangkal (± 350 meter),

fosil ini berbentuk conical.

4.1.8 Sampel 08
Gambar 4.8 Verrulina tenuis

Fosil ini adalah fosil yang masuk ke dalam filum Porifera, Kelas Calcarea,

Ordo Pleospoleres, Famili Verruculinanidae, genus Verruculina, spesies

Verruculina tenuis.

Adapun dalam proses pemfosilan dari fosil ini dimulai ketika organisme

mati dan kemudian tertimbun oleh material sedimen. Tertimbunnya organisme

oleh sedimen menyisakan bagian tubuh yang keras, dan terhindar dari factor

factor yang dapat merusak organisme tersebut seperti proses kimia, baik itu

reduksi maupun oksidasi. Kemudian fosil akan terbawa oleh tiga media geologi

air, angin, dan es dan pada saat proses tersebut terjadi proses leaching atau

pencucian. Setelah itu fosil akan tertranportasi kembali ke cekungan dan

kemudian akan tertimbun lagi oleh sedimen dan mengalami leaching lagi seperti

sebelumnya. Setelah itu akan terjadi kompaksi dan tersedimentasikan oleh

material semen yaitu karbonat, dan terjadi pembatuan atau litifikasi karena adanya

tenaga endongen dari dalam bumi yang mengakibatkan fosil terangkat dan laut

dangkal akan menjadi daratan. Setelah itu karena tenaga eksogen fosil akan

terlihat. Fosil ini dapat terbentuk karena mengalami perminelarisasi yaitu

penggantian sebagian tubuh fosil oleh mineral sehingga bentuk fosil masih

terlihat. Adapun bagian bagian tubuh dari fosil ini adalah test yaitu keseluruhan
bagian tubuh fosil, oral disk yaitu bagian luar dari tubuh fosil yang menyerupai

diks dan oral opening yaitu bagian terdalam dari fosil sebagai tempat masuknya

air dan makanan.

Fosil ini saat di tetesi dengan HCL mengalami reaksi sehingga komposisi

kimianya adalah karbonatan (CaCO3). Fosil ini ditemukan pada waktu kapur atas

(100-66) dan lingkungan pengendapan dari fosil ini adalah laut dangkal (± 350

meter), fosil ini berbentuk conical.

BAB V
PENUTUP

5. 1 KESIMPULAN

1. Porifera atau spons atau bunga karang adalah organisme multiseluler, yang

mempunyai banyak pori sehingga air dapat melewatinya. Tubuh mereka

terdiri dari mesohil yang diapit dua lapisan tipis sel.. Sedangkan

Coelenterata dapat disebut juga dengan Cnidaria, yang berasal dari kata

Cnido yang artinya penyengat,

2. Proses pendeskripsian dari Fosil Porifera dan Coelenterata itu dilihat dari

Taksonominya terlebih dahulu, lalu proses pemfosilan, Komposisi Fosil,

Bentuk Fosil, Waktu asal fosil itu sendiri dan lingkungan

pengendapannya

3. Manfaat Porifera sendiri yaitu , Beberapa jenis Porifera seperti spongia

dan hippospongia dapat digunakan sebagai spons mandi dan alat gosok.

Manfaat Coelenterata tersendiri yaitu pada ekosistem laut, Coelenterata

berperan dalam mencegah abrasi daratan dengan menahan gelombang laut

menggunakan terumbu karang. Dalam perairan, berperan sebagai

plankton. Karang yang dihasilkan dapat dijadikan sebagai tempat

perkembangbiakan biota laut


5.2 SARAN

5.2.1 Saran Untuk Lab

1. Menjaga kebersihan Lab

2. Menjaga kerapihan Lab

5.2.2 Saran untuk asisten

1. Tetap menjaga Keramahannya

2. Tetap memberikan Penjelasan yang mudah dipahami

3. Tetap Semangat
DAFTAR PUSTAKA

Ebay Febryant. “Fosil / Definisi, Jenis dan Proses Pembentukan”. Diakses dari

http://www.efbumi.net/2016/08/mengenal-fosil-apa-itu-fosil-jenisnya.html,

pada tanggal 22 Maret 2021 pukul 17.10

Endarto, Danang. 2005. Pengantar Geologi Dasar. Surakarta: UPT Penerbit dan

Percetakan UNS

Hadi, Irmawan Saputra. 2015. Jenis Jenis Fosil. Graha Ilmu: Universitas Pakuan

Tim Penulis. 2013.Paleontologi SMK Kelas X Semester 1. Jakarta : Kementrian

Pendidikan dan Kebudayaan

Nor. Djauhari. 2012. Buku Pengantar Geologi. Universitas Negeri Semarang

Anda mungkin juga menyukai