Anda di halaman 1dari 11

Jurnal Manajemen Pemasaran Petra Vol. 2, No.

1, (2014) 1-11

ANALISA PENGARUH BRAND IMAGE DAN COMPANY IMAGE TERHADAP


LOYALITAS RETAILER
STUDI KASUS PT ASIA PARAMITA INDAH
Jessica Tjokroaminoto dan Yohanes Sondang Kunto, S.Si, M.Sc.
Program Manajemen Pemasaran, Universitas Kristen Petra
Jl. Siwalankerto 121-131, Surabaya
E-mail: m36409031@john.petra.ac.id ; kunto_ys@petra.ac.id

Abstract - Seeing the rapid growth of the penjualannya untuk pasar domestik mencapai Rp
cosmetics industry and intense competition make 9,76 triliun sepanjang 2012. Naik dibandingkan
the distributors play an important role in making tahun 2011 yang hanya sebesar Rp 8,5 triliun.
cosmetic products distribution business. In an Selama 2011 lalu industri kosmetik membukukan
effort to meet the specified targets, each distributor nilai ekspor sebesar Rp WULOLXQ ´ Disampaikan
of cosmetics retailers needs assistance to facilitate Menteri Perindustrian M.S. Hidayat dalam
channeling goods to the final consumer. Not only sambutan acara pembukaan pameran produk
the help of retailers, which are contributing to the industri kosmetik dan obat tradisional di
brand image of a cosmetics company image and Kementerian Perindustrian, Jakarta, Selasa (16/10)
also distributors so as to attract retailer loyalty. (Omset Industri Kosmetik dan Obat Tradisional
This research was conducted as a causal Indonesia Meningkat).
explanatory quantitative questionnaire tool. The Melihat persaingan industri yang semakin
sample was 75 respondents who are retailers of PT ketat seperti di atas, tentunya para distributor
Asia Paramita Indah. The results of the analysis berperan penting dalam melakukan usaha distribusi
using the Partial Least Square ( PLS ) concluded produk kosmetik. Saluran distribusi adalah
that the brand image of Gatsby has a significant serangkaian organisasi yang saling tergantung dan
impact on company image, while the brand image terlibat dalam proses untuk menjadikan suatu
itself has a significant influence on retailer loyalty. barang atau jasa siap untuk digunakan atau
Other results showed that the company image of PT dikonsumsi (Kotler, 1997, p. 140). Peran dari
Asia Paramita Lovely to have a significant effect on distributor adalah sebagai perantara untuk
retailer loyalty. menyalurkan barang dari produsen ke konsumen,
baik konsumen yang akan menjual barang tersebut
Keywords ± PT Asia Paramita Indah, Brand lagi (retailer) atau konsumen akhir. Dalam upaya
Image, Company Image, Retailer Loyalty, memenuhi target yang ditentukan, setiap distributor
Intervening Variable, Partial Least Square ( PLS ) kosmetik memerlukan bantuan retailer kosmetik
untuk mempermudah menyalurkan barang kepada
pelanggannya. Tidak hanya bantuan dari retailer,
1. PENDAHULUAN yang ikut berperan yaitu brand image dari suatu
kosmetik dan juga company image distributor
Di era globalisasi ini permintaan dan tersebut, di mana tentu akan mempengaruhi
kebutuhan konsumen tentu semakin bervariasi loyalitas retailer.
karena telah mengalami perubahan dari waktu ke Kotler (2000, p. 553) mendefinisikan
waktu yang akhirnya pasar pun dibanjiri oleh image DWDX FLWUD VHEDJDL ³VHSHUDQJNDW NH\DNLQDQ
berbagai produk dan jasa baik dari merek yang ide dan kesan yang dimiliki seseorang terhadap
telah lama ada hingga merek yang baru saja suatu objek di mana sikap dan kesan yang dimiliki
bemunculan. Perusahaan pun bersaing secara ketat seseorang terhadap suatu objek sangat dikondisikan
untuk meraih pangsa pasar yang semakin kritis, ROHK FLWUD REMHN WHUVHEXW´ +DO LQL EHUarti bahwa
kondisi ekonomi, serta tingkat sosial yang juga kepercayaan, ide serta impresi seseorang sangat
semakin meningkat, yang artinya taraf hidup dan besar pengaruhnya terhadap dan perilaku serta
kebutuhan pun ikut meningkat dan berusaha respon yang mungkin akan dilakukannya.
menjadi yang paling unggul di sekitarnya. Untuk Seseorang yang mempunyai impresi dan
menghadapi persaingan ini tentu perusahaan harus kepercayaan tinggi terhadap suatu produk tidak
terus mengembangkan diri, memahami serta akan berpikir panjang untuk membeli dan
merespon keinginan konsumen agar dapat tetap menggunakan produk tersebut bahkan boleh jadi ia
bertahan dalam dunia usaha yang dijalani. Salah akan menjadi pelanggan yang loyal. Kemampuan
satu industri yang berkembang pesat dewasa ini menjaga loyalitas retailer dan relasi bisnis,
dan banyak bermunculan adalah industri kosmetik. mempertahankan atau bahkan meluaskan pangsa
Sektor industri ini mengalami kenaikan dari tahun pasar, memenangkan suatu persaingan dan
ke tahun berikutnya di IndonHVLD ³Industri mempertahankan posisi yang menguntungkan
kosmetik dalam negeri berhasil membukukan
Jurnal Manajemen Pemasaran Petra Vol. 2, No. 1, (2014) 1-11

tergantung kepada image produk yang melekat di (pelayanan) yang berkaitan dengan bagaimana
pikiran retailer. suatu perusahaan memuaskan pelanggannya.
Brand atau merek awalnya berperan untuk Dari brand image dan company image,
membedakan jenis produk yang sama dari produsen maka akan berpengaruh terhadap loyalitas retailer.
atau perusahaan yang berbeda. Merek berupa Di mana konsep relationship marketing difokuskan
simbol dari produk unggulan atau perusahaan yang pada hubungan dengan retailer dan memungkinkan
ditujukan untuk memudahkan konsumen dalam menciptakan loyalitas retailer yang pada
mengenali, dan mengingat produk atau perusahaan akhirnya akan meningkatkan profitability
tersebut. Merek juga merupakan cara dari para perusahaan seperti yang sudah dijelaskan di atas.
produsen untuk mendemonstrasikan bahwa Loyalitas retailer sangat penting bagi kelangsungan
produknya berbeda atau lebih baik dari produk hidup perusahaan. Menurut Darsono (2004),
lainnya di pasar. Merek ada sebagai pembeda retailer yang loyal akan mengurangi usaha mencari
antara produk yang satu dengan yang lain, dan retailer yang baru, memberikan umpan balik positif
untuk menjamin kualitas tertentu. Seiring kemajuan kepada organisasi. Selain itu, ada keyakinan yang
jaman, merek berkembang pesat ketika jarak antara kuat bahwa loyalitas mempunyai hubungan positif
produsen dan konsumen semakin jauh, sehingga dengan profitabilitas. Bowen dan Chen (2001)
penggunaan merek ditujukan sebagai cara PHQHPXNDQ EDKZD ³NHWLND VHEXDK SHUXVDKDDQ
komunikasi antara produsen dan konsumen mampu mempertahankan sebanyak 25% hingga
(Nilson, 1998, p. 57-61). Keberadaan brand ´ SHQLQJNDWDQ SURILW WHUVHEXW EHUDVDO GDUL
sangatlah bermanfaat khususnya bagi konsumen penurunan biaya pemasaran dan operasional, serta
akhir, terkadang bukan hanya image yang ingin peningkatan penjualan. Retailer yang loyal
dimiliki atau diimpikan konsumen tapi juga dengan mempunyai kecenderungan lebih rendah untuk
serangkaian nilai yang dipercayainya (Marconi, bepindah merek, kurang sensitif terhadap harga,
1994, p. 29). membeli lebih sering dan/atau lebih banyak,
Brand image mempresentasikan menjadi words of mouth yang kuat, sehingga
keseluruhan persepsi terhadap merek dan dibentuk menciptakan rekomendasi bisnis.
dari informasi dan pengalaman masa lalu terhadap Dari fakta-fakta yang telah disebutkan,
merek itu. Citra terhadap merek berhubungan maka penulis berkeinginan untuk meneliti dan
dengan sikap yang berupa keyakinan dan preferensi mengidentifikasi pengaruh brand image dan
terhadap suatu merek. Konsumen dengan citra yang company image terhadap loyalitas retailer terhadap
positif terhadap suatu merek lebih memungkinkan perusahaan, di mana apabila retailer lebih yakin
untuk melakukan pembelian (Setiadi, 2003, p.180). dan percaya terhadap brand image dari suatu
Hubungan terhadap suatu merek akan semakin kuat produk, jika ada perusahaan distributor lain yang
jika didasarkan pada pengalaman dan mendapat menjual produk yang sama, maka retailer dapat
banyak informasi. Citra atau asosiasi berpaling ke perusahaan distributor lain, namun
merepresentasikan persepsi yang bisa jika retailer lebih yakin dan percaya kepada
merefleksikan kenyataan yang objektif ataupun company image, maka retailer akan tetap setia dan
tidak. Citra yang terbentuk dari asosiasi inilah yang loyal kepada perusahaan distributor tersebut.
mendasari dari keputusan membeli bahkan loyalitas Observasi lapangan dilakukan peneliti di
merek (brand loyalty) dari konsumen (Aaker, 1991, toko tradisional yang merupakan retailer dari PT
p. 99-100). Asia Paramita Indah di wilayah Surabaya Utara dan
Company image menurut Tang (2007) Surabaya Pusat yang merupakan kota lama dimana
didefinisikan sebagai kesan-kesan yang muncul terdapat pusat bisnis dan perbelanjaan yang
dalam pemikiran seseorang ketika mereka memungkinkan terjadinya transaksi perdagangan.
mendengar nama dari sebuah hotel, tempat, Wilayah Surabaya Utara dan Surabaya Pusat juga
restoran, atau institusi bisnis lainnya. Jadi dapat berjumlah penduduk yang relatif besar dan tingkat
disimpulkan bahwa citra perusahaan adalah hasil konsumtif yang tinggi.
dari sebuah proses dimana pelanggan telah
membandingkan berbagai atribut yang dimiliki Rumusan Masalah
perusahaan. Menurut Liou & Chuang (2009), 1. Bagaimana pengaruh brand image dan
terdapat 4 dimensi yang mempengaruhi citra company image terhadap loyalitas retailer
perusahaan, yaitu moralities (moralitas) yang dari PT Asia Paramita Indah?
berkaitan dengan bagaimana suatu perusahaan 2. Apakah pengaruh brand image terhadap
memiliki moral terhadap lingkungan sosialnya; company image di PT Asia Paramita
managements (manajemen) yang berkaitan dengan Indah?
bagaimana suatu perusahaan tersebut dikelola
dengan baik; performance (performa) yang Tujuan Penelitian
berkaitan dengan kinerja dari perusahaan dalam 1. Pengaruh brand image dan company
melakukan kegiatan bisnisnya; dan service image terhadap loyalitas retailer dari PT
Asia Paramita Indah.
Jurnal Manajemen Pemasaran Petra Vol. 2, No. 1, (2014) 1-11

2. Untuk mengetahui pengaruh brand image harga yang ditawarkan bersaing, dan
terhadap company image di PT Asia kemudahan mendapatkan produk yang
Paramita Indah. dibutuhkan serta nama prusahaan yang
bonafit juga mampu menjadi pendukung
2. LANDASAN TEORI merek tersebut.
2. Kekuatan asosiasi merek (strenght of
A. Brand Image brand association)
Menurut Setiadi (2003, p. 180) dalam penelitian Kekuatan asosiasi merek, tergantung pada
terdahulu, brand image merupakan representasi bagaimana informasi masuk dalam ingatan
dari keseluruhan persepsi terhadap merek dan konsumen dan bagaimana informasi
dibentuk dari informasi dan pengalaman masa lalu tersebut dikelola oleh data sensoris di otak
terhadap merek itu. Citra terhadap merek sebagai bagian dari brand image. Ketika
berhubungan dengan sikap yang berupa keyakinan konsumen secara aktif memikirkan dan
dan preferensi terhadap suatu merek. Konsumen menguraikan arti informasi pada suatu
yang memiliki citra yang positif terhadap suatu produk atau jasa maka akan tercipta
merek, akan lebih memungkinkan untuk melakukan asosiasi yang semakin kuat pada ingatan
pembelian. konsumen. Konsumen memandang suatu
Berdasarkan pendapat tersebut, pemahaman objek stimuli melalui sensasi-sensasi yang
konsumen terhadap sebuah merek tergantung pada mengalir lewat kelima indera: mata,
kemampuan konsumen untuk mengidentifikasi telinga, hidung, kulit, dan lidah. Namun
berbagai informasi mengenai merek bersangkutan, demikian, setiap konsumen mengikuti,
dan kemampuan konsumen untuk menyimpan mengatur, dan mengiterprestasikan data
informasi tentang suatu merek di ingatan sensoris ini menurut cara masing-masing.
konsumen. Pemahaman konsumen terhadap sebuah Persepsi tidak hanya tergantung pada
merek merupakan gambaran penilaian konsumen stimulasi fisik tetapi juga pada stimulasi
atas merek produk. yang berhubungan dengan lingkungan
Bagi Aaker (1995, p. 45) perusahaan dalam sekitar dan keadaan individu tersebut.
menerapkan brand image harus didasari oleh Perbedaan pandangan retailer atas sesuatu
kualitas dari merek tersebut, loyalitas konsumen objek (merek) akan menciptakan proses
terhadap merek dan asosiasi yang diterapkan pada persepsi dalam prilaku pembelian yang
merek tersebut. berbeda.
3. Keunikan asosiasi merek (uniqueness of
B. Dimensi Brand Image brand association)
Brand image yang positif dapat diukur melalui Sebuah merek haruslah unik dan menarik
tanggapan konsumen tentang asosiasi merek yang sehingga produk tersebut memiliki ciri
meliputi (Keller, 1993, p. 8) : khas dan sulit untuk ditiru oleh para
1. Keunggulan asosiasi merek (favorability produsen pesaing. Melalui keunikan suatu
of brand association) produk maka akan memberi kesan yang
Keunggulan asosiasi merek dapat cukup membekas terhadap ingatan retailer
membuat konsumen percaya bahwa atribut akan keunikan brand atau merek produk
dan manfaat yang diberikan oleh suatu tersebut yang membedakannya dengan
merek dapat memuaskan kebutuhan dan produk sejenis lainnya. Sebuah merek
keinginan konsumen sehingga yang memiliki ciri khas haruslah dapat
menciptakan sikap yang positif terhadap melahirkan keinginan retailer mengetahui
merek tersebut. Tujuan akhir dari setiap lebih jauh dimensi merek yang terkandung
konsumsi yang dilakukan oleh konsumen didalamnya. Merek hendaknya mampu
adalah mendapatkan kepuasan akan menciptakan motivasi retailer untuk mulai
kebutuhan dan keinginan mereka. Adanya mengkonsumsi produk bermerek tersebut.
kebutuhan dan keinginan dalam diri Merek juga hendaknya mampu
konsumen melahirkan harapan, di mana menciptakan kesan yang baik bagi retailer
harapan tersebut yang diusahakan oleh yang mengkonsumsi produk dengan
konsumen untuk dipenuhi melalui kinerja merek tersebut. Nama perusahaan yang
produk dan merek yang dikonsumsinya. bonafit juga mampu menjadi pendukung
Apabila kinerja produk atau merek ciri khas suatu merek.
melebihi harapan, maka konsumen akan
puas, dan demikian juga sebaliknya. Dapat
disimpulkan bahwa keunggulan asosiasi C. Pengertian Company Image
merek terdapat pada manfaat produk, Menurut Ruslan (1994) citra perusahaan
tersedianya banyak pilihan untuk bersifat abstrak tetapi wujudnya dapat dirasakan
memenuhi kebutuhan dan keinginan, dari penilaian, baik semacam tanda penghargaan
Jurnal Manajemen Pemasaran Petra Vol. 2, No. 1, (2014) 1-11

dan rasa hormat dari publik terhadap perusahaan 4. Services


yang dilihat sebagai suatu badan usaha yang baik, Berkaitan dengan bagaimana suatu
dipercaya, professional, dan dapat diandalkan perusahaan memuaskan konsumennya.
dalam pemberian pelayanan yang baik. a. Speed of service, kecepatan yang
-HINLQV S EHUSHQGDSDW EDKZD ³FLWUD diberikan kepada konsumen.
perusahaan adalah citra dari suatu organisasi secara b. Handling complaint, bagaimana
keseluruhan, jadi bukan hanya citra atas produk dan pekerja mengatasi keluhan dari
SHOD\DQDQQ\D´ 6HGDQJNDQ PHQXUXW 9DQ 5HFRP konsumennya.
(1997), citra perusahaan merupakan hasil dari c. )RFXVLQJ LQ FXVWRPHU¶V QHHGV
kepercayaan, gagasan, perasaaan, dan kesan perusahaan mampu memenuhi
seseorang terhadap perusahaan. kebutuhan retailernya.
Dari beberapa penjelasan di atas maka dapat
disimpulkan bahwa citra perusahaan merupakan E. Pengertian Customer Loyalty
suatu persepsi yang ada dalam benak seseorang Pelanggan yang setia menurut Griffin (1995, p.
ketika mereka mendengar nama dari suatu institusi 31) adalah pelanggan yang melakukan pembelian
bisnis di mana persepsi yang muncul dipengaruhi secara berulang-ulang pada perusahaan yang sama,
oleh berbagai aktivitas yang dilakukan oleh membeli lini produk dan jasa yang ditawarkan oleh
institusi bisnis tersebut. perusahaan yang sama, memberitahukan kepada
orang lain kepuasan-kepuasan yang didapat dari
D. Dimensi Company Image perusahaan dan menunjukkan kekebalan terhadap
Menurut Liou & Chuang (2009, p. 1083) dimensi tawaran dari perusahaan pesaing. Loyalitas
citra perusahaan dibagi menjadi 4 bagian besar merupakan tujuan relationship marketing. Untuk
yaitu: mempertahankan loyalitas tersebut, perusahaan
1. Moralities tidak hanya dapat menyandarkan pada kepuasan
Berkaitan dengan bagaimana suatu yang dirasakan pelanggan, tetapi lebih dari itu
perusahaan memiliki moral terhadap bahwa kepercayaan dan komitmen merupakan
lingkungan dan sosialnya. Moralitas perantara kunci dalam membangun loyalitas.
meliputi: Boulding (1993) dalam Hasan (2009, p. 83)
a. Charity activities, perusahaan mengemukakan bahwa terjadinya loyalitas merek
melakukan kegiatan sosial bagi pada konsumen itu terjadi karena adanya pengaruh
masyarakat sekitarnya. kepuasan ketidakpuasan dengan merek tersebut
b. Eco-friendly Activities, perusahaan yang terakumulasikan secara terus-menerus di
mampu melakukan proses produksi samping adanya persepsi tentang kualitas produk.
dan menghasilkan produk yang ramah Menurut Gremler dan Brown (1997) dalam
lingkungan. Hasan (2009, p. 83) bahwa loyalitas retailer adalah
2. Managements pelanggan yang tidak hanya membeli ulang barang
Berkaitan dengan bagaimana suatu dan jasa, tetapi juga mempunyai komitmen dan
perusahaan tersebut dikelola dengan baik. sikap yang positif terhadap perusahaan jasa,
Manajemen meliputi: misalnya dengan merekomendasikan orang lain
a. Employee Skills, kemampuan pekerja untuk membeli. Untuk menjadi retailer yang loyal
yang diharapkan mampu seorang retailer harus melalui beberapa tahapan.
meningkatkan kepuasan Proses ini berlangsung lama, dengan penekanan
konsumennya. dan perhatian yang berbeda-beda untuk masing-
b. Teamwork, kerjasama antara pekerja masing tahapan, karena setiap tahap mempunyai
di perusahaan. kebutuhan yang berbeda. Dengan memperhatikan
3. Performance masing-masing tahapan dan memenuhi kebutuhan
Berkaitan dengan kinerja dari perusahaan dalam setiap tahap tersebut, perusahaan memiliki
dalam melakukan kegiatan bisnisnya. peluang yang lebih besar untuk membentuk calon
a. Reasonable of price, kesesuaian harga pembeli menjadi konsumen yang loyal dan klien
yang dibayarkan konsumen dengan perusahaan.
kualitas produk.
b. Promotional activities, kegiatan F. Dimensi Customer Loyalty
promosi mampu menarik perhatian Menurut Zeithaml et. al. (1996) tujuan akhir
konsumennya. dari keberhasilan sebuah perusahaan yang menjalin
c. Advertisement, pengiklanan yang hubungan relasi dengan konsumennya adalah untuk
mendongkrak pendapatan bagi membentuk loyalitas yang kuat. Indikator dari
perusahaan. loyalitas yang kuat adalah :
d. Selling channel, kemudahan untuk 1. Say positive thing
bertransaksi yang disediakan oleh adalah berupa penyampaian kepada orang
perusahaan. lain dalam bentuk kata-kata secara positif
Jurnal Manajemen Pemasaran Petra Vol. 2, No. 1, (2014) 1-11

tentang suatu penyedia jasa, biasanya B. Populasi dan Sampel


berupa ulasan cerita atau uraian Dalam penelitian ini, populasi yang akan diteliti
pengalaman. adalah retailer yang mengambil produk merek
2. Recommend friends Gatsby di PT Asia Paramita Indah. Populasi,
adalah proses yang berujung pada sebagaimana dijelaskan oleh Sugiyono (2007, p.
mengajak pihak lain untuk ikut menikmati 57) adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas
penyedia jasa tersebut akibat dari obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan
pengalaman positif yang dirasakan. karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
3. Continue purchasing untuk dipelajari dan kemudian ditarik
adalah sikap untuk membeli ulang terus- kesimpulannya.
menerus oleh konsumen tersebut pada Dalam suatu penelitian, peneliti tidak perlu
penyedia jasa tertentu sehingga untuk meneliti semua individu dalam populasi
menimbulkan perulangan yang dapat karena akan memakan banyak biaya dan waktu.
dilandasi dari kesetiaan. Oleh karena itu, penelitian dilakukan terhadap
sampel. Sampel menurut Sugiyono (2007, p. 81)
G. Kerangka Berpikir adalah bagian dari populasi dan karakteristiknya
hendak diteliti dan biasanya mewakili keseluruhan
populasi yang dimiliki oleh populasi tersebut.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan
adalah non probability sampling di mana
kesempatan setiap individu untuk menjadi
sampling tidak sama, convenience sampling yaitu
teknik pengambilan sampel yang tidak memiliki
pertimbangan dan hanya berdasarkan kemudahan.

C. Definisi Operasional Variabel


Gambar 2.1. Kerangka Berpikir Berikut ini adalah definisi operasional variabel
yang akan digunakan dalam penelitian ini.
H. Hipotesis 1. Variabel eksogen dalam penelitian ini
H1: Diduga brand image berpengaruh yaitu brand image dengan indikator:
signifikan terhadap retailer loyalty pelanggan a. Keunggulan asosiasi merek
PT Asia Paramita Indah (favorability of brand association)
H2: Diduga company image berpengaruh merupakan atribut dan manfaat yang
signifikan terhadap retailer loyalty pelanggan diberikan merek yang dapat
PT Asia Paramita Indah memuaskan kebutuhan dan keinginan
H3: Diduga brand image berpengaruh pemilik kosmetik merek Gatsby,
signifikan terhadap company image PT Asia sehingga menciptakan sikap positif
Paramita Indah terhadap merek. Dalam penelitian ini
favorability of brand association atas
3. METODE PENELITIAN merek Gastby diukur melalui
pertanyaan-pertanyaan sebagai
A. Jenis Penelitian berikut:
Dalam penelitian ini digunakan jenis x Merek dapat dipercaya.
penelitian eksplanatori yaitu kausal dan melakukan x Merek dapat menarik minat
wawancara langsung dengan menggunakan alat pembeli.
bantu kuesioner kepada responden untuk x Merek memiliki berbagai varian
memperoleh data yang dibutuhkan. Penelitian yang menarik.
kausal menurut Malhotra (1996), Cooper dan b. Kekuatan asosiasi merek (strenght of
Emory (1996) dan Istijanto (2005) adalah jenis brand association) merupakan
penelitian dengan tujuan utama untuk menganalisa pemikiran seseorang tentang
hubungan sebab-akibat atau hubungan informasi produk dan
mempengaruhi dan dipengaruhi antar variabel yang menghubungkannya dengan
diteliti. Penelitian ini menggunakan pendekatan pengetahuan merek yang ada, maka
kuantitatif karena pengumpulan dan pengolahan yang lebih kuat dapat menghasilkan
data dalam penelitian ini adalah berupa angka. asosiasi merek. Dalam penelitian ini
Selanjutnya data tersebut diolah dengan teknik strenght of brand association atas
statistik tertentu yang kemudian ditarik kesimpulan merek Gatsby diukur melalui
berdasarkan hasil pengolahan tersebut (Cooper dan pertanyaan-pertanyaan sebagai
Emory, 1996). berikut:
Jurnal Manajemen Pemasaran Petra Vol. 2, No. 1, (2014) 1-11

x Gatsby adalah merek yang dengan permintaan retailer


berkualitas. secara tepat waktu yang
x Merek memiliki harga yang dijanjikan.
bersaing. c. Performa
x Merek merupakan produk nomor Berkaitan dengan kinerja dari
1 di Jepang. perusahaan dalam melakukan
c. Keunikan asosiasi merek (uniqueness kegiatan bisnisnya
of brand association) merupakan x Kesesuaian Harga
suatu keuntungan yang kompetitif Indikatornya adalah harga
milik merek dan hal tersebut memberi produk sebanding dengan
konsumen suatu alasan mengapa kualitas barang yang dijual
mereka perlu membeli merek tertentu. perusahaan.
Dalam penelitian ini uniqueness of x Kegiatan Promosi
brand association atas merek Gatsby Indikatornya adalah
diukur melalui pertanyaan-pertanyaan kegiatan promosi yang
sebagai berikut: dilakukan perusahaan
x Merek memiliki kemasan yang mampu menarik perhatian
unik. retailer.
x Merek memiliki aroma yang x Iklan
unik. Indikatornya adalah
x Merek mencerminkan sesuatu kegiatan periklanan yang
yang istimewa. dilakukan perusahaan
2. Variabel endogen yaitu variabel yang mampu menarik perhatian
dipengaruhi oleh variabel lain, seperti retailer dan juga pelanggan
variabel eksogen dan intervening Variabel akhir.
endogen pertama dalam penelitian ini x Kemudahan Transaksi
yaitu company image dengan indikator: Indikatornya adalah
a. Moralitas perusahaan memberikan
Berkaitan dengan bagaimana fasilitas memadai dalam hal
suatu perusahaan memiliki moral bertransaksi, misalnya
terhadap lingkungan dan dengan memberikan jatuh
sosialnya. Moralitas meliputi: tempo dan potongan harga.
x Kegiatan Sosial d. Pelayanan
Indikatornya adalah x Kecepatan Pelayanan
perusahaan memberikan Indikatornya adalah
ucapan selamat kepada perusahaan dapat
retailer yang sedang menyediakan produk yang
berbahagia. diinginkan retailer dengan
x Aktivitas Ramah cepat.
Lingkungan x Menangani Keluhan
Indikatornya adalah Indikatornya adalah
perusahaan menjual produk perusahaan dapat
yang terjamin kebersihan memberikan solusi yang baik
dan kesehatannya serta halal dan cepat atas keluhan yang
dan ramah lingkungan. timbul.
b. Manajemen x Fokus Terhadap Kebutuhan
Berkaitan dengan bagaimana Retailer
suatu perusahaan tersebut Indikatornya adalah
dikelola dengan baik. Manajemen perusahaan dapat mengerti
meliputi: kebutuhan retailernya.
x Keahlian Staff 3. Variabel endogen kedua dalam penelitian
Indikatornya adalah ini yaitu customer loyalty dan diukur
wiraniaga atau salesman dengan menggunakan:
mampu mengerti apa yang a. Say Positive Things
diinginkan dan dibutuhkan Di mana retailer PT Asia
oleh retailer. Paramita Indah akan
x Kerjasama menceritakan pengalaman
Indikatornya adalah baiknya saat bertransaksi dengan
perusahaan mampu perusahaan kepada orang lain.
mengirim barang yang sesuai Diukur dengan menggunakan :
Jurnal Manajemen Pemasaran Petra Vol. 2, No. 1, (2014) 1-11

x Retailer menceritakan hal- reliability maupun cronbach alpha


hal positif tentang produk diatas 0.7 berarti konstruk dinyatakan
Gatsby kepada calon reliabel
pembeli. 3. Evaluasi Goodness of Fit ± Inner Model
b. Recommend Friends x Dievaluasi dengan menggunakan R-
Terjadi proses di mana retailer square untuk variabel laten dependen
mengajak dan menyarankan, dengan interprestasi yang sama dengan
menganjurkan ke pihak lain regresi. Sedangkan untuk mengukur
untuk bertransaksi dengan PT model konstruk digunakan Q-square
Asia Paramita Indah yang predictive relevance. Q-square dapat
merupakan perusahaan mengukur seberapa baik nilai observasi
distributor akibat dari dihasilkan oleh model dan juga
pengalaman positif yang estimasi parameternya. Jika Q-square
dirasakan. Diukur dengan > 0 berarti menunjukkan bahwa model
menggunakan : memiliki predictive relevance,
x Retailer selalu menyarankan sebaliknya jika nilai Q-square < 0
untuk membeli produk menunjukkan model kurang memiliki
Gatsby kepada calon predictive relevance.
pembelinya.
c. Continue Purchasing 4. ANALISA DAN PEMBAHASAN
Kesediaan retailer untuk
melakukan pembelian berulang A. Analisis Partial Least Square (PLS)
secara terus-menerus dengan PT x Evaluasi Outer Model
Asia Paramita Indah. Diukur a. Convergent Validity
dengan menggunakan : Tabel 4.1.
x Retailer bersedia melakukan Nilai Outer Loading
transaksi pembelian produk Indikator Favorability Strengthness Uniqueness
secara berkala dan terus-
BI_fav1 0.739
menerus.
BI_fav2 0.770
D. Analisis Data
1. Analisis Partial Least Square (PLS) BI_fav3 0.764
Analisa PLS bertujuan menganalisis
sekaligus konstruk yang dibentuk dengan BI_strengt1 0.791
indikator, dengan berorientasi prediksi BI_strengt2 0.782
(Ghozali, 2008, p. 4).
2. Evaluasi Goodness of Fit ± Outer Model BI_strengt3 0.751
x Convergent validity
Merupakan pengukuran korelasi antara BI_uniq1 0.698
skor indikator dengan skor variabel
BI_uniq2 0.812
latennya. loading factor 0,5 sampai 0,6
dianggap cukup untuk penelitian ini. BI_uniq3 0.772
x Discriminant validity
Merupakan pengukuran indikator
dengan variabel latennya. Pengukuran Indikator Management Morality Performance Service
dilakukan dengan membandingkan
CI_man1 0.897
nilai square root average variance
extracted (akar AVE) setiap konstruk CI_man2 0.827
dengan korelasi antara konstruk
tersebut terhadap konstruk lainnya CI_mor1 0.845
dalam model. Direkomendasikan nilai
pengukuran AVE harus lebih besar CI_mor2 0.854
dari 0.50
CI_per1 0.732
x Composite reliability
Menunjukkan derajat yang CI_per2 0.751
mengindikasikan common latent
sehingga dapat menunjukkan indikator CI_per3 0.708
blok yang mengukur konsistensi
CI_per4 0.768
internal dari indikator pembentuk
konstruk. Jika nilai composite
Jurnal Manajemen Pemasaran Petra Vol. 2, No. 1, (2014) 1-11

CI_ser1 0.738 Nilai Q2 = 1 ± (1 ± 0.702) x (1 ± 0.495)


= 0.849
CI_ser2 0.837
Dari hasil perhitungan diketahui nilai Q2 sebesar
CI_ser3 0.754 0.849, artinya besarnya keragaman dari data
penelitian yang dapat dijelaskan oleh model
struktural adalah sebesar 84.9%, sedangkan 15.1%
Indikator Customer Loyalty sisanya dijelaskan oleh faktor-faktor lain di luar
CL_con1 0.769 model. Berdasarkan hasil ini, model struktural pada
penelitian dapat dikatakan telah memiliki goodness
CL_rec1 0.761
of fit yang baik.
CL_say1 0.803
B. Uji Hipotesis
Tabel 4.4.
Nilai outer loading masing-masing indikator pada
Hasil Nilai Koefisien Path dan T-Hitung
masing-masing dimensi (variable) penelitian
Nilai
semuanya lebih dari 0.5. Hal ini berarti indikator-
indikator yang digunakan dalam penelitian ini telah Hipotesis Pengaruh Koefisien t hitung
memenuhi convergent validity.
Path
b. Composite Reliability
1 Brand Image Æ Customer Loyalty 0.188 0.991
Tabel 4.2.
Composite Reliability 2 Company Image Æ Customer Loyalty 0.538 2.466
Dimensi (Variabel) Composite Reliability
3 Brand Image Æ Company Image 0.838 4.538
Brand Image 0.873

Company Image 0.894


Nilai koefisien path pengaruh Brand
Customer Loyalty 0.821 Image terhadap Customer Loyalty adalah sebesar
0.188 dengan t hitung sebesar 0.991 yang lebih
kecil dari nilai t tabel 1.96, hal ini menunjukkan
Nilai composite reliability dari setiap variabel bahwa tidak terdapat pengaruh dari Brand Image
penelitian lebih dari 0.7. Dengan demikian dapat terhadap Customer Loyalty pada obyek retailer
disimpulkan bahwa masing-masing variabel telah yang mengambil produk merek Gatsby di PT Asia
memenuhi composite reliability. Paramita Indah, dengan kata lain semakin tinggi
tingkat Brand Image dari produk Gatsby, maka
x Evaluasi Inner Model tingkat loyalitas dari konsumen pun tidak akan
a. Nilai R-Square berubah. Berdasarkan hasil ini hipotesis pertama
Tabel 4.3. penelitian yang menduga adanya pengaruh positif
Nilai R-Square dan signifikan antara Brand Image terhadap
Konstruk (Variabel) Nilai R-Square Customer Loyalty, tidak dapat diterima.
Nilai koefisien path pengaruh Company
Company Image 0.702
Image terhadap Customer Loyalty adalah sebesar
Customer Loyalty 0.495 0.538 dengan t hitung sebesar 2.466 yang lebih
besar dari nilai t tabel 1.96, hal ini menunjukkan
bahwa terdapat pengaruh positif yang signifikan
Nilai R-Square untuk Company Image dari Company Image terhadap Customer Loyalty
sebesar 0.702, memiliki arti bahwa Brand Image pada obyek retailer yang mengambil produk merek
dari produk berpengaruh sebesar 70.2% terhadap Gatsby di PT Asia Paramita Indah, dengan kata lain
Company Image dari perusahaan. Sedangkan untuk semakin tinggi tingkat Company Image dari
Customer Loyalty sebesar 0.495, memiliki arti perusahaan, maka tingkat loyalitas dari konsumen
bahwa Brand Image dan Company Image akan mengalami peningkatan secara nyata.
berpengaruh sebesar 49.52% terhadap Customer Berdasarkan hasil ini hipotesis kedua penelitian
Loyalty dari konsumen. yang menduga adanya pengaruh positif dan
Pada model PLS, penilaian goodness of fit signifikan antara Company Image terhadap
diketahui dari nilai Q2. Nilai Q2 memiliki arti yang Customer Loyalty, dapat diterima.
sama dengan koefisien determinasi (R-Square) Nilai koefisien path pengaruh Brand
pada analisis regresi, dimana semakin tinggi Q2, Image terhadap Company Image adalah sebesar
maka model dapat dikatakan semakin fit dengan 0.838 dengan t hitung sebesar 4.538 yang lebih
data. Dari Tabel 4.3 dapat dihitung nilai Q2 sebagai besar dari nilai t tabel 1.96, hal ini menunjukkan
berikut: bahwa terdapat pengaruh positif yang signifikan
dari Brand Image terhadap Company Image pada
Jurnal Manajemen Pemasaran Petra Vol. 2, No. 1, (2014) 1-11

obyek retailer yang mengambil produk merek citra PT Asia Paramita Indah di benak
Gatsby di PT Asia Paramita Indah, dengan kata lain retailer.
semakin tinggi tingkat Brand Image dari produk 2. Perusahaan sebaiknya
Gatsby, maka tingkat Company Image dari mempertimbangkan jangka waktu
perusahaan akan mengalami peningkatan secara pembayaran yang diberikan kepada
nyata. Berdasarkan hasil ini hipotesis ketiga retailer dengan diskon yang diberikan,
penelitian yang menduga adanya pengaruh positif khususnya bagi retailer yang loyal dan
dan signifikan antara Brand Image terhadap telah lama bertransaksi dalam jumlah
Company Image, dapat diterima. tertentu, sehingga memudahkan bagi
retailer dalam bertransaksi tanpa harus
5. KESIMPULAN DAN SARAN terbebani dengan jangka waktu yang
A. Kesimpulan diberikan perusahaan.
Kesimpulan yang dapat diambil 3. Diharapkan untuk penelitian yang
berdasarkan penelitian yang telah dilakukan adalah berikutnya, pada profil responden akan
sebagai berikut: lebih didetailkan agar informasi yang
1. Tidak terdapat pengaruh antara brand didapat lebih jelas dan lengkap sehingga
image terhadap retailer loyalty. Brand dapat mendeskripsikan tentang retailer
image tidak memberikan pengaruh atau toko yang menjadi responden.
terhadap retailer loyalty. Hal ini
ditunjukkan oleh nilai t hitung sebesar DAFTAR PUSTAKA
0.991 yang lebih kecil dari nilai t tabel
1.96. Tidak adanya pengaruh ini [1] $DNHU ' $ ³Building Strong
disebabkan oleh adanya beberapa faktor %UDQGV 7KH )UHH 3UHVV ´ New York
eskternal yang menyebabkan [2] $DNHU ' $ ³Measuring Brand
ketidaksesuaian pada teori dengan
Equity Across Product and Market´
keadaan actual. Dengan demikian
hipotesis pertama ditolak. California Management Review. Berkeley:
2. Terdapat pengaruh positif dan signifikan Vol. 38 No. 3, pp. 102-121.
antara company image terhadap retailer [3] Andreassen, T.W dan Lindestad, B.,
loyalty. Company image yang baik akan (1998), "Customer Loyalty and complex
meningkatkan retailer loyalty. Hal ini service," International Journal of Service
ditunjukkan oleh nilai t hitung sebesar Industry Management, 9:7-23
2.466 yang lebih besar dari nilai t tabel
1.96. Dengan demikian hipotesis kedua [4] Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian
diterima. Suatu Pendekatan Praktek, Edisi Kelima,
3. Terdapat pengaruh positif dan signifikan Jakarta : Rineka Cipta
antara brand image terhadap company [5] Berry, Leonard L, 1995. Relationship
image. Brand image yang baik akan Marketing of Service: Growing Interest,
meningkatkan company image. Hal ini Emerging Perspective, Journal of the
ditunjukkan oleh nilai t hitung sebesar
Academy of Marketing Science,
4.538 yang lebih besar dari nilai t tabel
1.96. Dengan demikian hipotesis ketiga 23.pp.272-77
diterima. [6] Bowen, J.T., dan S.L. dan Chen, 2001,
4. Jadi brand image tidak berpengaruh ³The Relationship Between Customer
langsung terhadap retailer loyalty, namun Loyalty and Customer Satisfaction³
berpengaruh secara tidak langsung International Journal of Contemporary
terhadap retailer loyalty dengan company Hospitality Management, May,
image sebagai interveningnya.
[7] Brodie, J.B. Whittome, J.R.M. Brush, G.J.
(2008). Investigating the service brand: A
B. Saran customer value perspective. Journal of
Dari kesimpulan di atas, maka perlu Business Research, 62, 345-355.
dikemukakan beberapa saran yang berkaitan [8] Broyles, S Allen; David W Schumann;
dengan brand image serta company image, Thaweephan Leingpibul (2009),
sehingga dapat meningkatkan retailer loyalty,
³Examining brand equity
sebagai berikut:
1. Kepada perusahaan distributor diharapkan antecedent/consequence relationships
selektif dalam memilih merek dari produk ³ Journal of Marketing Theory and
yang dipasarkan agar dapat meningkatkan Practice, Vol.17, No. 2 pg. 145-161
Jurnal Manajemen Pemasaran Petra Vol. 2, No. 1, (2014) 1-11

[9] Chaudhuri, A. & Holbrook, M.B. (2001). International Edition. New Jersey:
³The chain of effects from brand trust and Prentice Hall International, Inc.
brand affect to brand performance: the [20] Kressmann, Frank., M. Joseph Sirgy,
role of brand loyalty ´ -RXUQDO RI Andreas Herrmann, Frank Huber,
Marketing. (65) 2:81-93 Stephanie Huber dan Dong-Jin Lee. 2006.
[10] Darsono, Licen Indahwati (2005), ³Direct And Indirect Effects Of Self-Image
³/R\DOW\ 'LVOR\DOW\ 6HEXDK 3DQGDQJDQ Congruence On Brand Loyalty.´ Journal
Komprehensif Dalam Analisis Loyalitas of Business Research ,59. pp. 955±964
3HODQJJDQ ´ -XUQDO $GPLQLVWUDVL GDQ [21] Malhotra, N. K. 1996 Marketing Research
Bisnis, Vol.4 : An Applied Orientation. 2nd Edition
[11] Davidson, William R,; Sweeney, Daniel New Jersey: Prentice Hall Inc.
J.; and Stampfl, Ronald W., Retailing [22] Marconi, J. (1994). Beyond Branding.
Management 6/E, Canada, John Wiley & Malaysia: S. Abdul Majeed & Co.
Sons, Inc, 1998. [23] Mardalis, Ahmad. 2005. Meraih Loyalitas
[12] Dawn Dobni and George M. Zinkhan Pelanggan.Jakarta : Balai Pustaka
³In Search of Brand Image: a [24] Martinez, Eva & Jose M. Pina, (2003),
Foundation Analysis´ LQ 1$-Advances in The Negative Impact of Brand Extensions
Consumer Research Volume 17, eds. on Parent Brand Image, Journal of
Marvin E. Goldberg, Gerald Gorn, and Product & Brand Management, Vol. 12.,
Richard W. Pollay, Provo, UT: No. 7, pp. 432-448.
Association for Consumer Research, [25] Meenaghan, Tony. (1995). The Role of
Pages: 110-119. Advertising in Brand Image Development.
[13] Fombrun, Charles J., and Shanley, M. Journal of Product and Brand
1990. :KDW¶V LQ D 1DPH" 5HSXWDWLRQ Management. Vol. 4 No. 4
Building and Corporate Strategy. [26] Nilson, T. H. (1998). Competitive
Academy of Management Journal. Branding: winning in the market place
[14] Grewal, Dhruv, R. Krishnan, Julie Baker, with value ± added brands. West Sussex:
GDQ 1RUP %RULQ ³The Effect of John Wiley & Sons, Ltd
Store Name, Brand Name, and Price [27] Pandhega, Samuel ., Rahayu Hijrah Hati,
'LVFRXQW LQ &RQVXPHUV¶ (YDOXDWLRQV DQG 6UL ³ Analisis Persepsi Konsumen
3XUFKDVH ,QWHQWLRQV´ -RXUQDO RI pada Merek Jasa terhadap Nilai dan
Retailing, Vol. 74(3), pp. 331-352. Loyalitas Konsumen. Studi Kasus:
[15] Griffin, Jill (1995). Customer Loyalty: Industri Low Cost Airlines Indonesia´
How to Earn it, How to Keep it. Lexington Departemen Manajemen, Fakultas
Books; Singapore. Ekonomi Universitas Indonesia.
[16] James J.H, Liou. & Mei Ling, C. (2009). [28] 3DUN &KDQ 6X DQG 9 6ULQLYDVDQ ³A
Evaluating corporate image and Survey-Based Method for Measuring and
reputation using fuzzy MCDM approach Understanding Brand Equity and Its
in airline market. Qual Quant DOI Extendibility ´ -RXUQDO RI 0DUNHWLQJ
10.1007/s11135-009-9259-2. Research 31 (May): 271-288
[17] Keller, K. L. (1993). Conceptualizing, [29] 5DPDGDQLD ³Kepercayaan dan
measuring and managing customer-based Komitmen Sebagai Perantara Kunci
brand equity. Journal of Marketing, 57, 1± Relationship Marketing dalam
22. Membangun Loyalitas´ -XUQDO 5LVHW
[18] Kotler, Philip. (1997). Marketing Ekonomi dan Manajemen, Vol. 2 No. 1
0DQDJHPHQW ³Analysis, Planning, Januari, hal 33-52.
Implementation and Control´ WK HG [30] Riordan, C. M., Robert D. Gatewood, R.
New Jersey: Prentice Hall International, D., & Bill, J. D. (Mar 1997). Corporate
Inc. Image: Employee Reactions and
[19] Kotler, Philip. (2000). Marketing Implications for Managing Corporate
Management: Edisi Milenium, Social Performance. Journal of Business
Ethics, Vol. 16, Iss. 4; pg. 401, 12 pgs
Jurnal Manajemen Pemasaran Petra Vol. 2, No. 1, (2014) 1-11

[31] Ruslan, Rosady. 1994. Praktik dan Solusi


Public Relations dalam Situasi Krisis dan
Pemulihan Citra, Jakarta, Ghalia
Indonesia.
[32] Santoso, Singgih, 2007, Structural
Equation Modelling : Konsep dan Aplikasi
dengan AMOS, PT. Elex Media
Komputindo, Jakarta
[33] 6HOQHV )UHG ³An Examination of
the Effect of Product Performance on
Brand Reputation, Satisfaction and
Loyalty ´ European Journal of Marketing,
Vol.27, No 9
[34] Semuel, Hatane & Wijaya, Ellanto.
(2008). Corporate Social Responsibility,
Purchase Intention dan Corporate Image
pada Restoran di Surabaya dari Perspektif
Pelanggan. Jurnal Manajemen Pemasaran,
Vol. 3, No. 1, 35-54.
[35] Setiadi, N. J. (2003). Perilaku Konsumen:
konsep dan implikasi untuk Strategi dan
Penelitian Pemasaran. Jakarta : Prenada
Media
[36] Simamora, Bilson, 2004, Aura merek.
Jakarta: Gramedia.
[37] Sofyan Assauri (2003), Manajemen
Pemasaran Jasa, Jilid 1, Jakarta, PT.
Gramedia Pustaka Utama
[38] Sugiyono. (2007). Metode Penelitian
Pendidikan (Pendekatan Kuantitati,
kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta.
[39] :HL ZHL 7DQJ ³Impact of
corporate image and corporate reputation
on customer loyalty ´ -RXUQDO PDQDJHPHQW
science & engineering, Vol 1 No.2
December 2007.
[40] Zeithml, V.A. & Bitner, M.J. (1996).
Service Marketing, McGraw-Hill
International Editions.
[41] =XOJDQHI ³+XEXQJDQ DQWDUD 6LNDS
terhadap Bukti Fisik, proses dan
Karyawan dengan Kualitas
Keterhubungan serta Perannya dalam
Menimbulkan Niat Ulang Membeli dan
/R\DOLWDV´. Jurnal Riset Ekonomi dan
Manajemen, Vol. 2, No. 3 September, pp.
98-111

Anda mungkin juga menyukai