0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
24 tayangan1 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang konsep al-ujrah (upah) dalam Al-Quran berdasarkan ayat Al-Qasas:26. Ayat tersebut menjelaskan tentang Musa yang ditawari pekerjaan oleh salah satu wanita setelah membantu mengambilkan air. Dokumen ini menjelaskan bahwa upah adalah hak pekerja dan kewajiban pemberi pekerjaan. Kerja juga dapat menjadi ibadah untuk mendapat balasan dari Allah
Dokumen tersebut membahas tentang konsep al-ujrah (upah) dalam Al-Quran berdasarkan ayat Al-Qasas:26. Ayat tersebut menjelaskan tentang Musa yang ditawari pekerjaan oleh salah satu wanita setelah membantu mengambilkan air. Dokumen ini menjelaskan bahwa upah adalah hak pekerja dan kewajiban pemberi pekerjaan. Kerja juga dapat menjadi ibadah untuk mendapat balasan dari Allah
Dokumen tersebut membahas tentang konsep al-ujrah (upah) dalam Al-Quran berdasarkan ayat Al-Qasas:26. Ayat tersebut menjelaskan tentang Musa yang ditawari pekerjaan oleh salah satu wanita setelah membantu mengambilkan air. Dokumen ini menjelaskan bahwa upah adalah hak pekerja dan kewajiban pemberi pekerjaan. Kerja juga dapat menjadi ibadah untuk mendapat balasan dari Allah
Semester :4 Hari /Tanggal : jumat,15 Mei 2020 Prodi : Perbankan Syariah Dosen : Asep Muharam, M.Ag Buku : Tafsir Ayat-Ayat Ekonomi Al-Quran AL-UJRAH (UPAH) QS. Al-Qasas:26 yang artinya salah seorang dari kedua wanita itu berkata: ‘’ ya bapakku ambilah ia sebagai orang yang bekerja (pada kita), karena sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja ( pada kita ) ialah orang yang kuat lagi dapat di percaya. Al-Isfahani bahwa al-ajru bermakna apa yang diperoleh dari balasan suatu perbuatan baik yg bersipat duniawi atau ukhrawi. Balasan atau upah yang bersipat ukhrawi adalah ganjaran atau pahala yang diperoleh seseorang atas amal saleh yang ia kerjakan selama didunia. Dalam pandangan syariat islam Upah merupakan hak dari orang yang telah bekerja dan kewajiban yang mempekerjakan. Upah sesungguhnya adalah kompensai atas jasa yang telah diberikan seorang tenaga kerja. Perampasan terhadap upah adalah sesuatu perbuatan buruk yang akan mendapat ancaman siksa dari Allah SWT. Dalam kontekstualisas beberapa kajian ayat yang berkenaan dengan al-ajru dalam kontek duniawi dalam ayat Q.S Al-Qasas: 26 .sebagi berikut 1.Ayat diatas ( Q.S Al-Qasas:26 ) menjelaskan tentang musa yang hendak diangkat sebagai pekerja pada keluarga seorang saleh yang memiliki dua anak keduanya wanita. Sebelumnya musa telah membantu kedua wanita tersbut sat mengambilkan air untuk minum ternak mereka. Kisah ini dijelaskan dalam Al-quran pada ayat 23-24. 2.M.Qurish Shiab menafsirkan dengan mengatakan salah seorang dari keduanya wanita itu yakni yang datang mengundangnya berkata : wahai ayahku, pekerjakanlah dia agar ia dapat menangani pekerjaan kita selama ini antaralain mengembala ternak kita karena sesunguhnya dia adalah orang yang kuat dan dipercaya dan sesungguhnya orang yang paling baik yang engkau pekerjakan untuk tugas apapun adalah orang yang kuat fisik dan mental lagi terpercaya,. 3.Shiab juga mengutip dari Ibn Taimiyah menegaskan pentingnya kedua sifat itu disanding oleh siapapun yang diberi tugas. Kekuatan yang dimaksud adalah kekuatan dalam berbagai bidang. Oleh karena itu, terlebih dahulu harus dilihat bidang apa yang akan ditugaskan kepada yang dipilih. Selanjutnya kepercayaan yang dimaksud adalah intergritas pribadi, tetapi memiliki pemberi amanat, yang harus dipelihara dan bila diminta kembali, maka harus dengan rela mengembalikannya. Poin yang paling penting dari ayat ini adalah, kata ajr(ujur) merupakan hak bagi pekerja dan kewajiban bagi orang yang mempekerjakan seseorang. Sampai-sampai seorang ibu yang telah dithalaq suaminya berhak menerima upah susulan walau terhadap anak sendiri dari suaminya. Demikian juga kalau suami menyewa ibu susu lain , menjadi kewajibanyalah untuk menyiapkan upah yang layak. Ada dua hal pertama perbuatan baik itu, sama ada dilakukan atas dasar keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT, tetap akan berbuah kebaikan. Kebaikan hanya menghasilkan kebikan .sebaliknya keburukan akan menghasilkan keburukan. Kedua, balasan yang terbaik sesunggunya bukan hanya didunia saja tetapi juga ada balsan diakhirat. Jika balasan didunia sangan tempoler, ,maka balasan akhirat akan lebih abadi. Dalam konteks kerja sebagai mana penulis jelaskan lebih luas dalam konsep al-a’mal sejatinya kerja yang kita lakukan bukan semata-mata untuk mengharapkan upah semata. Lebih jauh dari itu, kerja yang kita lakukan sejatinya juga kita maksudkan untuk mendapat balasan dari Allah SWT. Bawah kerja itu adalah ibadah