Anda di halaman 1dari 1

PT Waskita Karya

PT Waskita Karya adalah Badan Usaha Milik Negara Indonesia yang bergerak di bidang
konstruksi. Perusahaan ini berasal dari nasionalisasi perusahaan Belanda Volker
Aannemings Maatschappij N.V. pada tahun 1961 dan berubah bentuk menjadi persero pada
tahun 1973. Sejak saat itu perusahaan mulai mengembangkan bisnisnya sebagai kontraktor
umum yang terlibat dalam berbagai kegiatan konstruksi yang lebih luas termasuk jalan raya,
jembatan, bandara, pabrik pengolah limbah, pabrik semen, dan fasilitas industri lainnya.
Beberapa prestasi yang didapatkan PT Waskita Karya adalah penyelesaian Bandara
Soekarno – Hatta, BNI City (gedung tertinggi di Indonesia), Gedung Kantor Bank Indonesia,
Menara Graha Niaga, Menara Mandiri Plaza, Hotel Shangri-La dan beberapa apartemen
bertingkat. Bangunan tersebut berada di Jakarta dan kota-kota lainnya di Indonesia.

Dugaan kasus 14 proyek fiktif yang dilakukan PT Waskita Karya merugikan Negara.
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengungkapkan negara mengalami kerugian sampai
Rp202 miliar dari kasus dugaan korupsi 14 proyek fiktif PT Waskita Karya Tbk sepanjang
2009-2015. Kerugian negara ini hasil pemeriksaan investigatif Badan Pemeriksa Keuangan
(BPK). KPK mengatakan, selama periode 2009-2015, setidaknya ada 41 kontrak pekerjaan
subkontraktor fiktif pada 14 proyek yang dikerjakan oleh Divisi III/Sipil/II PT Waskita Karya.
Sedangkan perusahaan subkontraktor yang digunakan untuk melakukan pekerjaan fiktif
tersebut adalah PT Safa Sejahtera Abadi, CV Dwiyasa Tri Mandiri, PT MER Engineering,
dan PT Aryana Sejahtera. Dalam hal ini, KPK sudah menetapkan lima orang sebagai
tersangka pada kasus ini, yakni Direktur Utama PT Waskita Beton Precast yang juga
mantan Kepala Bagian Pengendalian pada Divisi III/Sipil/II PT Waskita Karya, Jarot Subana;
Mantan Dirut PT Jasa Marga yang juga mantan Kepala Divisi III/Sipil/II PT Waskita Karya,
Desi Aryyani;
dan mantan Kepala Proyek dan Kepala Bagian Pengendalian pada Divisi III/Sipil/II PT
Waskita Karya, Fakih Usman;
Kepala Divisi II PT Waskita Karya Tbk periode 2011-2013, Fathor Rachman;
dan Kepala Bagian Keuangan dan Risiko Divisi II PT Waskita Karya Tbk periode 2010-2014,
Yuly Ariandi Siregar.

Tak hanya kasus proyek fiktif, PT Waskita Karya juga pernah terjerat kasus rekayasa
laporan keuangan pada tahun 2004 - 2008. Terbongkarnya kasus ini berawal saat
pemeriksaan kembali neraca dalam rangka penerbitan saham perdana tahun lalu. Direktur
Utama PT Waskita yang baru, M.Choliq yang sebelumnya menjabat Direktur Keuangan PT.
Adhi Karya (Persero) Tbk, menemukan catatan yang tidak sesuai dimana ditemukan
kelebihan pencatatan Rp 400 miliar. Direksi periode sebelumnya diduga melakukan
rekayasa keuangan sejak tahun buku 2004-2008 dengan memasukan proyeksi pendapatan
proyek multitahun ke depan sebagai pendapatan tahun tertentu.

Anda mungkin juga menyukai