BERDASARKAN PERHITUNGAN
RASIO KEUANGAN, WORKING CAPITAL, DAN RISK AND RETURN
MANAJEMEN KEUANGAN
Dosen:
Disusun Oleh :
Nama : Fasrudin Arief Gunawan
NIM : 122011907003
BAB I
PENDAHULUAN
Gambaran Umum PT. Wijaya Karya (Persero), Tbk
(WIKA)
PT Wijaya Karya (Persero), Tbk merupakan salah satu badan usaha milik negara
(BUMN) yang bergerak di bidang jasa konstruksi. Pada tahun 1960, PT Wijaya Karya
terus melebarkan usahanya di bidang konstruksi.
Anggaran Dasar Perseroan telah beberapa kali diubah, dan terakhir diubah dengan
Akta No. 3 tanggal 1September 2015, dibuat di hadapan Ir. Nanette Cahyanie Handari
Adi Warsito, SH, Notaris di Jakarta, dan telah mendapatkan persetujuan dari Menteri
Hukum dan Hak Asasi Manusia RI dalam Surat Nomor AHU-0941709.AH.01.02
Tahun 2015 tanggal 4 September 2015 dan Daftar Perseroan dengan No. AHU-
3550189.AH.01.11 Tahun 2015 tanggal 4 September 2015, yang diubah sebagian
dengan Akta No. 25 tanggal 22 Agustus 2016 dibuat dihadapan Fathiah Helmi. SH,
Notaris di Jakarta yang telah mendapat Penerimaan Pemberitahuan Perubahan
Anggaran Dasar Perseroan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia RI dalam
surat No. AHU-AH.01.03-0074507 tanggal 25 Agustus 2016 dan Penerimaan
Pemberitahuan Perubahan Data Perseroan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi
Manusia RI dalam surat No. AHU-AH.01.03-0074508 tanggal 25 Agustus 2016.
Sesuai dengan Pasal 3 Anggaran Dasar Perseroan, maksud dan tujuan Perseroan
adalah berusaha dalam bidang industri konstruksi, industri pabrikasi, jasa penyewaan,
jasa keagenan, investasi, agro industri, industri energi, energi terbarukan dan energi
konversi, penyelenggara perkereta-apian , penyelenggaraan pelabuhan,
penyelenggaraan kebandarudaraan, logistik, perdagangan, engineering procurement,
construction, pengembangan dan pengelolaan kawasan, layanan peningkatan
kemampuan di bidang jasa konstruksi, teknologi informasi jasa engineering dan
perencanaan, untuk menghasilkan barang dan / atau jasa yang bermutu tinggi dan
berdaya saing kuat untuk mendapatkan keuntungan guna meningkatkan nilai
perseroan dan menerapkan prinsip-prinsip Perseroan Terbatas.
1
Perseroan beralamat di Jl. DI Panjaitan Kav.9, Jakarta Timur dengan lokasi kegiatan
utama di seluruh Indonesia dan luar negeri. Perseroan mulai beroperasi secara
komersial pada tahun 1961.
Sampai saat ini PT Wijaya Karya (Persero), Tbk memiliki jumlah karywan sebanyak
2187 karyawan.
2. Penghargaan.
2018 :
• IIDC Award –Category Top 50 Big Capitalization Public Listed Company
• WIKA menjadi Best of The Best versi Majalah Forbes
• SWA Magazines Award –Category Best CFO
• Economic Review-Category Economy Public Company
• Penghargaan Wakil Presiden atas Dukungan Asean Games-Wika Gedung
• Indonesia Champion ASEAN
• Penghargaan Indonesia Keanekaragaman Hayati
• Warta Ekonomi Award In Partnership Program and Community Development
• Indonesia CSR Award 2018 From Kategori Konstruksi dan Bangunan
• Indonesia CSR Award 2018 From Kategori Platinum
2017 :
• Emitten Pilhan Analis dalam proyek nabung saham 2017
• WIKA menjadi Best of The Best versi Majalah Forbes 2017
• Musium Rekor Indoenesia kategori Pembagian Kacamata Plus terbanyak di
Indonesia
2
2016 :
2015 :
• Meraih penghargaan ‘Most Powerful & Valuable Company in Indonesia
(Retail)’ dari majalah Warta Ekonomi 2015
• Best Subtainibility Report 2015 Categiry Infarstructure
• Meraih penghargaan 'Corporate Social Responsibility (CSR) Award' dari
majalah FinanceAsia
• Warta Ekonomi – Indonesia Most Admired CEO 2015 in Construction Industry
• Meraih penghargaan 'Investor Relations Award' dari majalah FinanceAsia
• Warta Ekonomi – Indonesia Most Admired CEO 2015 in Construction Industry
• Penghargaan Kinerja Proyek Konstruksi
• BUMN Kategory Industri Non Keuangan Predikat sangat bagus
2014:
• Meraih penghargaan 'Corporate Social Responsibility (CSR) Award' dari
majalah FinanceAsia
• Meraih penghargaan 'Investor Relations Award' dari majalah FinanceAsia
• Meraih penghargaan ‘Most Powerful & Valuable Company in Indonesia
(Retail)’ dari majalah Warta Ekonomi
• Meraih penghargaan ‘Most Powerful & Valuable Company in Indonesia
(Retail)’ dari majalah Warta Ekonomi 2014
• Meraih penghargaan 'Corporate Social Responsibility (CSR) Award' dari
majalah Finance Asia
• Meraih penghargaan 'Investor Relations Award' dari majalah FinanceAsia
3
3. PERUSAHAAN ANAK PT WIJAYA KARYA (PERSERO), TBK
PT WIKA BETON adalah salah satu dari anak perusahaan yang telah berdiri sejak
11 Maret 1997, anak perusahaan ini merupakan perluasan WIKA di bidang industri
beton pracetak. WIKA telah memulai konsentrasi pada industri beton pracetak pada
tahun 1977 dengan mengembangkan produk beton pracetak untuk teras perumahan.
Sejak saat itu, WIKA bertekad mempertahankan pengembangan produk tersebut
untuk mengantisipasi adanya pengembangan perencanaan dan datangnya proyek-
proyek infrastuktur lain.
Pengembangan produk tersebut telah menciptakan beberapa hasil seperti tiang beton
untuk jalur pendistribusian energi dan bantalan beton pracetak serta produk lainnya
seperti bantalan - bantalan rel kereta api, produk beton untuk jembatan, pipa, dinding
penahan tanah dan bangunan gedung dan perumahan yang diimplementasikan untuk
berbagai macam proyek. Produk-produk ini dihasilkan pada waktu yang tepat dan
diprediksikan akan menjadi produk pemimpin di pasaran.
Terlepas dari usaha keras dalam pengembangan produk, WIKA juga melanjutkan
pengembangan produk-produk infrastruktur dengan menambah jumlah pabrik di
beberapa lokasi. Kini, WIKA BETON telah memiliki 7 pabrik di seluruh Indonesia,
seperti di Sumatra Utara, Lampung, Bogor, Majalengka, Boyolali, Pasuruan dan
Sulawesi Selatan. Didukung dengan kepemilikan pabrik sendiri, produk yang
bervariasi seperti halnya manajemen yang profesional, WIKA BETON telah menjadi
penghasil utama dan pemimpin dalam industri beton pracetak di Indonesia. Dalam
hal konsistensi jaminan kualitas, WIKA BETON telah melaksanakan “Quality
Management System” yang selaras dengan ISO 9000.
WIKA REALTY fokus pada pengembangan bisnis realty dan property yang juga
meliputi layanan konsultasi, perencanaan, layanan konstruksi dan pembukaan lahan.
WIKA REALTY telah membangun beberapa perumahan sejak tahun 1985.
Ribuan unit rumah telah dibangun dengan konsep Tamansari, yaitu konsep taman
perumahan dengan dukungan fasilitas terbaik bagi keluarga. Lokasinya berada di:
Tamansari Pesona Bali di selatan Jakarta, Tamansari Persada Bogor, Tamansari
Bukit Damai di Parung, Bogor, Tamansari Bukit Bandung, Tamansari Manglayang
Regency di Bandung, Tamansari Bukit Mutiara di Balikpapan.
4
of Nusa Adikualita, National Application Award pada tahun1997, The Winner of
Environmental Garden Estate in Bandung Region pada tahun 1997.
Pada tahun 2012, segmen bisnis real estate Wika Realty berhasil memperoleh
kontrak baru senilai Rp1,46 triliun. Secara keseluruhan, jumlah nilai kontrak yang
dihadapi oleh bisnis real estate perusahaan pada tahun 2012 adalah sebesar Rp1,83
triliun, 72,64% lebih tinggi dari jumlah kontrak yang dihadapi tahun 2011 sebesar
Rp1,06 triliun.
Jumlah penjualan bersih segmen real estate mengalami peningkatan yang signifikan
sebesar 61,10% menjadi Rp842,04 miliar pada tahun 2012 dibandingkan penjualan
bersih tahun 2011 sebesar Rp522,69 miliar.
WIKA Industri & Konstruksi adalah anak perusahaan PT WIKA yang berasal dari
penggabungan dua divisi yaitu Divisi Produk Metal dan Divisi Perdagangan PT
WIKA. Tujuannya adalah untuk meningkatkan perhatian pada manajemen bisnis,
untuk lebih mandiri dan untuk menghasilkan kinerja perusahaan yang lebih baik.
Tiga bisnis unit terdiri dari: Perdaganan Umum, Metal dan Konversi Energi. Yakin
bahwa “quality is our way of live” menjadi aset mendasar dalam membangun
kepercayaan konsumen akan kualitas produk WIKA Industri & Konstruksi. Ini
dibuktikan dengan konsistensi komitmen manajemen dalam menjalankan ISO 9000,
QS 9000, 5R, K3 dan Total Quality Management (TQM) sebagai salah satu
parameter kesuksesan bisnis. Karenanya, telah dibentuk penempatan bisnis dan
diferensiasi di setiap SBU agar dapat bertahan dalam era persaingan pasar global
yang semakin kompetitif.
Pada tanggal 24 Oktober 2008, WIKA secara resmi mendirikan PT Wijaya Karya
Bangunan Gedung (WIKA Gedung/WEGE). WEGE berdiri dengan modal dasar
sebesar Rp 200 miliar, serta modal ditempatkan dan disetor sebesar Rp 50 miliar
dengan komposisi kepemilikan saham oleh WIKA sebesar 99 persen dan Koperasi
Karyawan WIKA sebesar satu (1) persen. Dengan dijadikannya WEGE sebagai
entitas tersendiri, gerak langkah dan pengambilan keputusan dalam rangka perolehan
proyek menjadi lebih ringkas dan cepat. Sehingga akan memperkuat kinerja
fundamental WIKA selaku perusahaan induk.
5
industri/pabrik, gedung terminal/stasiun, gedung olahraga, gedung
kesenian/hiburan, bangunan gudang, hanggar dan lain sebagainya.
memiliki binis inti dalam bidang pertambangan aspal Buton dengan menyediakan
aspal olahan dan siap pakai untuk keperluan konstruksi jalan dan lainnya. BUMN
ini juga memiliki jaringan distribusi untuk pasar dalam maupun luar negeri yang
diyakini akan sangat mendukung rencana pengembangan kegiatan usaha WIKA.
Tahun 2013, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) mengakuisisi 100 % saham
PT Sarana Karya (Persero), yaitu sebanyak 5.000 lembar saham milik Pemerintah
Republik Indonesia atau senilai Rp 50 miliar. Transaksi ini sebagai langkah tindak
lanjut setelah terbitnya Peraturan Pemerintah No. 91 Tahun 2013 tentang Penjualan
Saham Milik Negara Republik Indonesia pada Perusahaan Perseroan (Persero)
PT Sarana Karya tertanggal 24 Desember 2013.
6
4. Struktur Organisasi
7
5. Visi Perusahaan
6. Misi Perusahaan
1. Menyediakan produk dan jasa yang unggul dan terpadu dibidang EPC dan
Investasi untuk Infrastruktur, Gedung Bertingkat, Energi, Industrial Plant,
Industri, Realty dan Property
2. Memenuhi Harapan Pemangku Kepentingan Utama
3. Menjalankan Praktik Etika Bisnis untuk Menjadi Warga Usaha yang Baik dan
Memelihara Keberlanjutan Perusahaan.
4. Menjalankan Praktik Etika Bisnis untuk Menjadi Warga Usaha yang Baik dan
Memelihara Keberlanjutan Perusahaan
5. Ekspansi Strategis ke luar Negeri
6. Mengimplementasikan "Praktek-praktek" Sistem Manajemen
7. Business Philosophy
Nilai-nilai yang terdapat pada perusahaan PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk.
adalah :
Sejalan dengan visi dan misi, WIKA terus memprioritaskan kliennya, berprestasi,
berpikiran positif dan kemampuan untuk tampil dengan kinerja komersial demi
pertumbuhan yang sehat yang disaat yang bersamaan juga mamapu memenuhi
seluruh keinginan stakeholders.
Oleh karena itu, WIKA memegang teguh motto “Spirit of Innovation” dan
mengoptimalkan nilai-nilai perusahaan yang baru berdasarkan pada prinsip-
prinsip:
AGILITY
CARING
Bertanggungjawab, Safety
EXCELLENCE
8
PEMBAHASAN
Tabel Perhitungan dan Hasil Analisis Laporan Keuangan
GOOD = BAIK
OK = CUKUP
BAD = KURANG
9
No Analysis Ratio Formula 2014 2015 2016 2017 2018
Comment
A. Liquidity Ratio
2.127.039.03 13.117.854.9 23.626.177. 34.910.108.26 43.555.495.86
1 Current Ratio Current Asset (CA) 6.524 03 665 5 5
Current Liabilities 1.509.531.476.033 10.600.100.431 15.163.462.185 25.975.617.297 28.251.951.385
BAD
1,41 1.24 1,56 1,34 1,54
2 Quick or Acid Test Ratio Current Assets – Inventories 1.669.435.893.665 12.086.576.972 22.461.967.000 31.070.567.964 37.576.962.704
Current Liabilites 1.509.531.476.033 10.600.100.431 15.163.462.185 25.975.617.297 28.251.951.385 BAD
1,11 1,14 1,48 1,20 1,33
Current Asset – Inventories 2.127.039.036.524 13.117.854.903 23.626.177.665 34.910.108.265 43.555.495.865
457.603.142.859 1.031.277.931 1.164.210.665 3.839.540.301 5.978.533.161
1.669.435.893.665 12.086.576.972 22.461.967.000 31.070.567.964 37.576.962.704
B. Asset Management Ratio
1 Inventory Turn Over Ratio Cost of Good Sold 2.790.104.909.056 11.965.441.022 13.441.729.089 23.300.168.938 27.553.466.348
Inventories 457.603.142.859 1.031.277.931 1.164.210.665 3.839.540.301 5.978.533.161 BAD
6,10 11,60 11,55 6,07 4,61
2 Days Sales Outstanding Ratio Account Receivable 475.688.830.625 2.781.980.156 3751098119 13.183.373.830 8.924.986.362
(DSO) Annual Sales/365 8.978.616.581 37.315.346 42.928.308 85.364.913 71.716.172,67 BAD
52,98 74,55 87,38 154,44 124,45
Account Receivable= Related Parties+ 275.088.765.508 1.844.445.009 2.555.662.357 176.597.892 139.182.504
Third Parties 200.600.065.117 937.535.147 1.195.435.762 13.006.775.938 8.785.803.858
475.688.830.625 2.781.980.156 3.751.098.119 13.183.373.830 8.924.986.362
Annual Sales 3.277.195.052.159 13.620.101.419 15.668.832.513 31.158.193.498 26.176.403.026
36 3
365 5 65 365 365 365
897.861.658 37.315.346 42.928.308 85.364.914 71.716.172,67
10
No Analysis Ratio Formula 2014 2015 2016 2017 2018
Comment
B. Asset Management Ratio
3 Average Payment Period (APP) Account Payable 420.099.063.903 1.221.822.356 4.711.826.519 8.924.986.362 13.183.373.830
COGS/365 7.644.123.038 32.782.030 36.826.655 63.836.079 75.488.949 OK
54,96 37,27 127,95 139,81 174,64
Account Payable= Related Parties + 402.514.485.764 618.502.788 2.752.415.707 139.182.504 176.597.892
Third parties 17.584.578.139 603.319.568 1.959.410.812 87.858.038.58 13.006.775.938
420.099.063.903 1.221.822.356 4.711.826.519 8.924.986.362 13.183.373.830
COGS 2.790.104.909.056 11.965.441.022 13.441.729.089 23.300.168.938 27.553.466.348
36 3
365 5 65 365 365 365
11
No Analysis Ratio Formula 2014 2015 2016 2017 2018 Comment
C. Debt Management Ratio
1 Debt Ratio Total Liabilities 1.576.555.487.820 14.164.304.669 18.602.558.288 31.051.949.689 42.014.686.674
Total Assets 3.802.332.940.158 19.602.406.034 31.277.885.930 45.683.774.302 59.230.001.239 BAD
0,41 0.72 0.59 0,68 0,71
2 Time Interest Earned Operating Profit 459.512.429.374 1.182.703.118 1.717.279.094 2.140.364.818 3.331.157.613
Interest Charge 47.991.328.886 431.409.359 435.314.128 677.973.460 972.528.679 BAD
9,57 0,72 3,94 3,16 3,43
Operating Profit= Income before tax + 411.521.100.488 751.293.759 1.281.964.966 1.462.391.358 2.358.628.934
Interest charge 47.991.328.886 431.409.359 435.314.128 677.973.460 972.528.679
459.512.429.374 1.182.703.118 1.717.279.094 2.140.364.818 3.331.157.613
D. Profitability Ratio
1. Profit Margin on Sales (PMS) Net Income/Loss (EAT) 322.403.851.254 703.005.054 1.198.619.573 1.356.115.489 2.073.299.864
Sales 3.277.195.052.159 13.620.101.419 1.198.619.573 1.356.115.489 2.073.299.864 OK
0.10 0.05 0.08 0,04 0.08
2 Return On Assets (ROA) Net Income/Loss (EAT) 322403851254 703.005.054 1.198.619.573 1.356.115.489 2.073.299.864
Total Assets 3.802.332.940.158 19.602.406.034 31.277.885.930 45.683.774.302 59.230.001.239 BAD
0.08 0.04 0.04 0.03 0.04
3 Return On Equity Net Income/Loss (EAT) 322.403.851.254 703.005.054 1.198.619.573 1.356.115.489 2.073.299.864
Total Equity 2.225.777.452.338 5.438.101.365 12.675.327.642 14.631.824.613 17.215.314.565 BAD
0.14 0,13 0.09 0.09 0.12
12
No Analysis Ratio Formula 2014 2015 2016 2017 2018 Comment
E. Market Value Ratio
1 Price Earning Ratio Closing Price 3.468,15 2.593,01 2.570 2.080,00 1.895
Earning Per Share (EPS) 40,2 101,81 164,38 134,1 193,02 BAD
86,27 25,46 15,63 15,51 9,81
2 Market to Book Value Closing Price 3.468,15 2.593,01 2.570,00 2.080,00 1.895
Book Value per Share 2.77,52 787,55 1738,30 1446,87 1602,71 BAD
12,49 3,29 1,48 1,43 1,18
3 Book Value per Share Total Equity 2.225.777.452.338 5.438.101.365 12.675.327.642 14.631.824.613 17.215.314.565
Sum Share Outstanding 8.019.996.299,85 6.905.068,79 7291760,39 10.112.718,03 10.741.373,24
2.77,52 787,55 1738,30 1446,87 1.602,71
4 Sum of Share Outstanding Net Income/loss (EAT) 322.403.851.254 703.005.054 1.198.619.573 1.356.115.489 2.073.299.864
Earning per Share 40,2 101,81 164,38 134,1 193,02
8.019.996.299,85 6.905.068,79 7291760,39 10.112.718,03 10.741.373,24
13
No Analysis Ratio Formula 2014 2015 2016 2017 2018 Comment
F. Working Capital
1 Modal Kerja yang ada (MKA) CA-CL 2.127.039.036.524 13.117.854.903 23.626.177.665 34.910.108.265 43.555.495.865
1.509.531.476.033 10.600.100.431 15.163.462.185 25.975.617.297 28.251.951.385
617.507.560.491 2.517.754.472 8.462.715.480 8.934.490.968 15.303.544.480
2 Cash Conversion Cycle (CCC) ICP 59,86 31,45 31,61 60,15 79,20
DSO 52,98 74,55 87,38 154,44 124,45 BAD
APP 54,95 37,27 127,95 139,81 174,64
B CCC=DSO+ICP-APP 57,88 68,74 -8,95 74,77 29,01
Kebutuhan Modal Kerja
3 Seharusnya (MKS) CCC*COGS/365 58 69 -9 75 29
4 Selisih MKA 617.507.560.491 2.517.754.472 8.462.715.480 8.934.490.968 15.303.544.480
MKS 44.2491.185.425 2.253.462.301 -329.683.397 4.773.111.285 2.189.662.889
175.016.375.065 264.292.170 8.792.398.877 4.161.379.682 13.113.881.590
14
No Analysis Ratio Formula 2014 2015 2016 2017 2018 Comment
G.Risk and Return
n=2014 n=2015 n=2016 n=2017 n=2018
1 Actual Return R = Price-n - Price n-1 + Dividen-n 2162 933 1699 2814 -697 OK
Price n -1 5710 7165 7340 8240 10880
0,38 0,13 0,23 0,34 -0,06
2 Expected Return R2014+R2015+R2016+R2017+R2018 0,45
5 5
0,09
3. Standard Deviasi 0,48
4 Korelasi Standard Deviasi 0,48
Expected Return 0,09
5,39
15
2. Hasil Analisis Kinerja PT Wijaya Karya (Persero), Tbk.
1) Current ratio
Rasio lancar (Current Ratio) adalah ukuran yang banyak digunakan untuk
mengevaluasi likuiditas perusahaan dan kemampuan membayar utang jangka
pendek. Rasio lancar sangat berguna untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam melunasi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya, dimana
dapat diketahui sampai seberapa jauh sebenarnya jumlah aktiva lancar
perusahaan dapat menjamin hutang lancarnya. Semakin tinggi rasio berarti
semakin terjamin hutang-hutang perusahaan kepada kreditor.
Rumus untuk menghitung rasio lancar yaitu sebagai berikut:
Berikut ini hasil nilai Current ratio PT Wijaya Karya (Persero), Tbk
16
Berdasarkan hasil perhitungan nilai current ratio selama lima tahun
mengalami fluktuatif maka dapat disimpulkan current ratio PT Wijaya Karya
(Persero), Tbk memperoleh penilaian BAD. Hal itu terlihat dari nilai rendah
pada current ratio (nilai kurang dari 1 kali) menunjukkan bahwa perusahaan
mungkin mengalami kesulitan untuk memenuhi kewajiban
lancarnya.Sedangkan rasio lancar sebesar 2 kali yang dianggap sebagai posisi
nyaman dalam keuangan bagi kebanyakan perusahaan.
17
Tabel diatas merupakan rincian nilai quick ratio PT Wijaya Karya (Persero),
Tbk selama lima tahun. Dari hasil perhitungan nilai quick test ratio selama lima
tahun maka dapat disimpulkan quick test ratio PT Wijaya Karya
(Persero), Tbk memperoleh penilaian BAD. Hal tersebut dikarenakan nilai
mengalami fluktuatif dimana tahun 2014 sampai 2016 mengalami peningkatan,
dan pada tahun 2017 mengalami penurunan dan tahun 2018 kembali mengalami
peningkatan, namun secara keseluruhan nilainya masih berada dibawah 2, maka
quick ratio PT Wijaya Karya (Persero), Tbk memperoleh predikat BAD.
Namun, jika nilainya di atas 3 kali maka bukan berarti keadaan likuiditas
perusahaan sedang baik.Boleh jadi kas perusahaan jumlahnya besar karena
tidak dialokasikan kemanapun sehingga tidak produktif.
Asset Management Ratio adalah rasio yang mengukur sebera paefektif perusahaan
mengelola aktivanya. Rasio aktivitas merupakan salah satu macam rasio yang
melakukan perbandingan antara tingkat penjualan dan investasi pada semua aktiva
yang dimiliki sehingga fungsi akuntansi keuangan bisa berjalan dengan baik.
Pada tahun terakhir, ITO PT Wijaya Karya (Persero), Tbk bernilai7,79. Hal ini
berarti dana yang tertanam dalam inventory berputar sebanyak 7,79 kali dalam
setahun. Rincian nilai ITO PT Wijaya Karya (Persero), Tbk selama lima tahun
adalah :
18
Year Nilai Quick Test Comment
Ratio
2014 6,10 BAD
2015 11,60 BAD
2016 11,55 BAD
2017 6,07 BAD
2018 4,61 BAD
Bila dilihat pada rincian tersebut, nilai ITO fluktuatif selama lima tahun pada
Tahun 2014 sampai 2015 mengalami peningkatan, dan ditahun 2016-2018
kembali mengalami penurunan. Oleh karena itu, ITO PT Wijaya Karya
(Persero), Tbk mendapat predikat BAD.
PT Wijaya Karya (Persero), Tbk dapat meningkatkan nilai ITO dengan cara
menurunkan nilai inventory, yaitu melalui metode just in time dan safety stock.
Safety stock adalah persediaan yang diadakan untuk mencegah terjadinya
kekurangan persediaan ketika permintaan tidak pasti atau karena faktor yang
menentukan besarnya persediaan ini adalah penggunaan bahan baku rata-rata
selama periode tertentu sebelum barang yang dipesan datang dan waktu
tunggu yang bervariasi.
Rasio ini mengukur rata-rata piutang yang dikumpulkan dalam satu tahun
sehingga kualitas piutang dan efisiensi perusahaan dalam pengumpulan
piutang dan kebijakan kreditnya juga terlihat. Rasio ini biasa digunakan untuk
menganalisis modal kerja karena ukuran seberapa cepat piutang perusahaan
berputar menjadi kas bias ditentukan. Semakin besar DSO, berarti semakin
lama pengembalian piutangnya. Rumus perputaran piutang sebagai berikut:
19
Nilai DSO PT Wijaya Karya (Persero), Tbk pada tahun terakhir adalah 74,61.
Hal ini berarti rata-rata piutang berputar selama 75 hari. Nilai DSO PT Wijaya
Karya (Persero), Tbk untuk lima tahun ke belakang, dengan rincian:
Year Nilai DSO Comment
2014 52,98 BAD
2015 74,55 BAD
2016 87,38 BAD
2017 57,75 BAD
2018 74,61 BAD
Average Payment Period adalah lama waktu yang dibutuhkan untuk melunasi
hutang dagang perusahaan (account payable). Semakin besar nilainya, berarti
semakin buruk kinerja perusahaan karena semakin lama waktu yang
dibutuhkan untuk membayar hutang. Rumus average payment period adalah
sebagai berikut:
20
Berdasarkan data pada tabel, nilai APP PT Wijaya Karya (Persero), Tbk
mendapat predikat OK karena jumlah hari yang dibutuhkan untuk memenuhi
APP selama lima tahun ke belakang mengalami fluktuasi dengan rincian:
Nilai APP tahun 2014 -2015 bernilai 80 – 100 hari, namun pada tahun 2016-
2018 bernilai > 100 yang cenderung menaik. Nilai ini menunjukkan bahwa
DSO > APP merupakan hal baik karena perusahaan mampu melakukan
pembayaran hutang yang disebabkan periode penerimaan uang lebih cepat
dibandingkan dengan pembayaran hutang.
Untuk dapat meningkatkan nilai APP, UNVR harus mengurangi nilai account
payable yang dapat dilakukan dengan cara menjalin kerjasama dengan
supplier yang memberikan term of payment yang besar.
21
Rincian nilai ICP PT Wijaya Karya (Persero), Tbk untuk lima tahun ke
belakang adalah sebagai berikut:
Dari lima tahun tersebut, nilai ICP PT Wijaya Karya (Persero), Tbk fluktuatif
namun ada kecenderungan untuk meningkat sehingga diberi predikat OK.
Pada tahun 2018, ICP bernilai
79,20 yang berarti dibutuhkan waktu selama 79 hari untuk mengubah bahan
baku menjadi kas.
Adanya kecenderungan peningkatan nilai ICP ini disebabkan adanya
peningkatan atas nilai inventory. Bila PT Wijaya Karya (Persero), Tbk ingin
menurunkan nilai ICP-nya maka harus menurunkan nilai inventory dengan
metode just in time dan safety stock.
1) Debt Ratio
Debt Ratio dihitung dengan membagikan total hutang (total liabilities) dengan
total asset yang dimilikinya. Rasio hutang sering juga disebut dengan Rasio
Hutang Terhadap Total Aset. Semakin besar nilai debt ratio, maka:
22
menghitung persentase total dana yang disediakan oleh kreditor. Makin tinggi
rasio, risiko akan semakin tinggi. Rumus debt ratio, yaitu:
Debt ratio yang baik, biasanya bernilai di bawah 50%. Jika rasio hutang
kurang dari 0,5 kali, berarti sebagian besar aset perusahaan dibiayai melalui
ekuitas. Jika rasionya lebih besar dari 0,5 kali, sebagian besar aset perusahan
dibiayai melalui hutang. Akan mudah bagi perusahaan untuk memperoleh
pinjaman kreditur apabila memiliki debt ratio < 50%. Rincian nilai debt ratio
PT Wijaya Karya (Persero) Tbk selama lima tahun ke belakang adalah :
Nilai PT Wijaya Karya (Persero), Tbk selama lima tahun mengalami fluktuasi
yang tidak terlalu signifikan. Namun keseluruhan nilainya (2014 – 2018)
masih berada di atas 50%. Pada tahun terakhir (2018), nilai debt ratio PT
Wijaya Karya (Persero), Tbk menunjukkan nilai 0.71 yang berarti bahwa
aktiva sebesar 71% dibiayai oleh hutang perusahaan. Karena nilai debt ratio
yang selalu berada di atas 50%, maka debt ratio PT Wijaya Karya (Persero),
Tbk untuk lima tahun ke belakang mendapat predikat BAD. Bila PT Wijaya
Karya (Persero), Tbk ingin mengurangi debt ratio, maka PT Wijaya Karya
(Persero), Tbk harus mengurangi total liabilities dengan cara memaksimalkan
fungsi dan penggunaan seluruh aset yang sudah dimiliki oleh perusahaan
sehingga tidak perlu diadakan penambahan aset.
23
24
D. Profitability Ratio
Rasio profitabilitas menunjukkan pengaruh gabungan dari likuiditas, pengelolaan
aktiva dan pengelolaan utang terhadap hasil operasi (laba). Jenis-jenis rasio
Nilai profit margin PT Wijaya Karya (Persero), Tbk selama lima tahun ke
belakang berfluktuasi dengan rincian sebagai berikut:
Year Nilai PMS Comment
2014 0,10 OK
2015 0,05 OK
2016 0,08 OK
2017 0,04 OK
2018 0,08 OK
Pada tahun terakhir, PMS PT Wijaya Karya (Persero), Tbk menunjukkan nilai
0,08. Artinya, atas setiap penjualan, PT Wijaya Karya (Persero), Tbk dapat
menghasilkan laba 2%. Dengan nilai yang fluktuatif dan cenderung
meningkat, maka PMS PT Wijaya Karya (Persero), Tbk mendapat predikat
OK.
Untuk bisa meningkatkan nilai PMS, maka PT Wijaya Karya (Persero), Tbk
harus meningkatkan labar bersih perusahaan.
25
2) Return on Assets (ROA)
Nilai ROA yang cenderung rendah ini diakibatkan oleh tingginya nilai asset
yang tidak diimbangi dengan net income yang tinggi pula. Dengan nilai
yang berada di bawah suku bunga bank selama periode lima tahun tersebut,
ROA WIKA mendapat predikat BAD.
Bila WIKA ingin meningkatkan nilai WIKA, maka WIKA harus berusaha
meningkatkan jumlah net income dan mengurangi jumlah asset.
3) Return on Equity
ROE WIKA selama lima tahun mengalami fluktuasi namun masih cenderung
rendah. Hal ini disebabkan oleh net income yang rendah namun nilai total
equity yang masih cenderung tinggi. Pada tahun terakhir (2018), total equity
WIKA mencapai Rp. 17.215.314.565 namun net income hanya Rp.
2.073.299.864. Ketidak seimbangan ini menyebabkan ROE menjadi sangat
rendah. Oleh sebab itu, ROE WIKA mendapat predikat BAD.
Bila WIKA ingin meningkatkan nilai ROE, maka WIKA harus melakukan
peningkatan terhadap net income dan menurunkan nilai total equity.
Parameter nilai PER yang baik adalah dengan nilai yang terus meningkat dan
lebih dari dengan 30. Dengan fluktuasi nilai PER WIKA yang cenderung
meningkat pada 4 tahun terakhir dan lebih dari 30 di 4 tahun terakhir,
maka PER WIKA mendapat predikat BAD.
Market to Book Ratio adalah rasio dari nilai perlembar saham biasa atas nilai
buku perlembar ekuitas. Market to Book Ratio merupakan cerminan apresiasi
atau penilaian investor terhadap nilai buku sebuah perusahaan melalui harga
saham. Market to Book Ratio yang berasal dari neraca memberikan informasi
tentang nilai bersih sumber daya perusahaan. Semakin tinggi market to book
ratio, maka semakin baik pula penilaian investor terhadap nilai buku
perusahaan.
28
Dengan nilai yang terus menurun sejak 2015, dikhawatirkan nilai MBV akan
menuju negatif. Namun, walau nilai MBV masih berada pada hasil positif,
dengan kecenderungan yang sangat rendah ini maka MBV WIKA diberi
predikat BAD. Nilai ini patut diperhatikan oleh perusahaan karena
dikhawatirkan akan mengurangi jumlah investor yang akan berinvestasi.
Bila WIKA ingin meningkatkan nilai MBV-nya, maka perusahaan harus
berusaha untuk meningkatkan net income.
F. Working Capital
Working Capital adalah selisih antara current asset dengan current liabilities. Atau
dalam bahasa Indonesia kita dapat memahami bahwa modal kerja adalah selisih
dari aset lancar dengan kewajiban lancar.
CCC adalah jangka waktu sejak dilakukannya pengeluaran uang tunai untuk
sumber daya (bahan dan pekerja) hingga terealisasi penagihan atas penjualan
produk. Dengan kata lain, CCC mengukur lamanya dana tertanam dalam
bentuk modal kerja. Rumus CCC adalah:
29
1) Actual Return
30
Jumlah nilai actual return WIKA selama lima tahun ke belakang dengan total
1,02 masih lebih besar dibandingkan dengan nilai expected return-nya,
sehingga mendapat predikat OK.
2) Expected Return
3) Standar Deviasi
4) Koefisien Variasi
Nilai koefisien variasi WIKA untuk lima tahun pengamatan adalah 5,39.
31
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan dan Saran
1. Kesimpulan
A. Berdasarkan liquid ratio yang ditinjau dari current ratio dan quick or acid test
ratio, terlihat bahwa WIKA kurang dapat memenuhi kewajiban jangka
pendeknya. Kinerja WIKA. dapat dikatakan BAD atau kurang baik.
B. Berdasarkan assets management ratio yang ditinjau dari inventory turn over,
days sales outstanding ratio, average payment period, dan inventory
conversion period, dapat terlihat bahwa WIKA sudah cukup baik dalam
mengelola asetnya namun masih harus memperbaiki nilai inventory turn over
ratio dan days sales outstanding ratio. Kinerja WIKA. dapat dikatakan BAD
atau kurang baik.
C. Berdasarkan debt management ratio yang dinjau dari debt ratio dan
time interest earned, terlihat bahwa WIKA kurang dapat menutupi beban
bunga karena memiliki debt ratio > 50% setiap tahunnya. Oleh karena itu,
kinerja WIKA. dapat dikatakan BAD atau kurang baik.
D. Berdasarkan profitability ratio yang ditinjau dari profit margin on sales,
return on assets, dan return on equity terlihat bahwa kecenderungan naiknya
nilai net income berpengaruh atas fluktuatifnya profitabilitas WIKA yang juga
cenderung meningkat. Nilai ROA dan ROE WIKA berada di atas suku bunga
bank. Oleh karena itu, kinerja WIKA. dapat dikatakan OK atau cukup baik.
E. Berdasarkan market value ratio yang ditinjau dari price earning ratio dan
market to book value yang fluktuatif dan cenderung meningkat, kinerja
WIKA. dapat dikatakan OK atau cukup baik.
32
F. Berdasarkan working capital yang ditinjau dari cash conversion cycle,
terlihatbahwa WIKA kurang baik dalam mengelola modalnya dan
cenderung ada 20 peningkatan serta nilai CCC masih lebih dari 1 bulan. Oleh
karena itu, kinerja WIKA. dapat dikatakan BAD atau kurang baik.
G. Berdasarkan risk and return yang ditinjau dari actual return, terlihat bahwa
nilai actual return selama lima tahun mengalami fluktuasi yang diakibatkan
oleh nilai closing price yang juga berfluktuasi. Namun, karena total nilai
actual return masih lebih besar dari nilai expected return, kinerja WIKA.
dapat dikatakan OK atau cukup baik.
2. Saran
Berikut adalah saran untuk WIKA. supaya dapat lebih baik dalam
mengembangkan perusahaan berdasarkan penilaian kinerja dari rasio keuangan,
working capital, dan risk and return pada periode 2014 – 2018:
A. Berkaitan dengan perhitungan liquid ratio dan debt management ratio yang
mendapat predikat BAD atau kurang baik, sebaiknya WIKA Tbk.
memaksimalkan penggunaan inventory yang ada dan meningkatkan penjualan
agar perusahaan mendapatkan laba yang lebih besar.
B. Berkaitan dengan perhitungan assets management ratio, profitability ratio,
market value ratio, dan risk and return yang mendapat nilai OK atau cukup
baik, perusahaan sebaiknya menerapkan metode just in time dan safety stock
agar lebih dapat mengelola inventory dengan baik, menerapkan strategi
pemberian/penerimaan term of payment yang tepat baik untuk buyer atau dari
supplier agar aset dan modal dapat terkelola dengan baik sehingga laba dapat
bertambah. Selain itu, WIKA. sebaiknya dapat meningkatkan rasio pasar
agar para investor tertarik untuk melalukan investasi.
C. Berkaitan dengan working capital yang mendapat predikat BAD atau kurang
baik, sebaiknya WIKA. dapat memberikan term of payment yang disertai
dengan pemberian diskon bagi buyer, menerapkan metode just in time dan
safety stock untuk mengelola inventory dan mencari supplier dengan term of
payment yang tinggi supaya perputaran uang menjadi lebih baik.
33
DAFTAR PUSTAKA
Buku:
Brigham, Eugene F. Koh Annie; Ang Ser-Seng, and Ehrhardt, Michael C. 2011. Financial
Management Theory and Practice. 13th Edition, South Western Cengage Learning.
Margaretha, Farah. 2011. Manajemen Keuangan untuk Manajer Non Keuangan. Jakarta: Penerbit
Erlangga.
https://www.dictio.id/
https://ilmumanajemenindustri.com/
https://www.myaccountingcourse.com/
https://www.investopedia.com/
34
LAMPIRAN I
LAPORAN KEUANGAN WIKA
TAHUN 2014 –2018
*
35
*
36
*
37
38
*
39
40
*
41
42
*
43
44
*
45
46
*
47
48
*
49
LAMPIRAN II
DATA KEUANGAN WIKA
TAHUN 2014 –2018
YAHOO FINANCE
*
50
*
51
52