Anda di halaman 1dari 58

ANALISIS LAPORAN KINERJA PERUSAHAAN

BERDASARKAN PERHITUNGAN
RASIO KEUANGAN, WORKING CAPITAL, DAN RISK AND RETURN

(Studi Kasus pada PT Wijaya Karya (Persero),Tbk periode tahun 2014–2018)

MANAJEMEN KEUANGAN
Dosen:

Prof. Farah Margaretha, M.E., Ph. D

Disusun Oleh :
Nama : Fasrudin Arief Gunawan
NIM : 122011907003

Magister Manajemen E-Tell


UniversitasTrisakti
Jakarta, 2020
.

BAB I
PENDAHULUAN
Gambaran Umum PT. Wijaya Karya (Persero), Tbk
(WIKA)

1. Sekilas PT. Wijaya Karya (Persero), Tbk.

PT Wijaya Karya (Persero), Tbk merupakan salah satu badan usaha milik negara
(BUMN) yang bergerak di bidang jasa konstruksi. Pada tahun 1960, PT Wijaya Karya
terus melebarkan usahanya di bidang konstruksi.

PT Wijaya Karya (Persero), Tbk., ("Perseroan") didirikan berdasarkan Undang-


undang No.19 tahun 1960 jo. Peraturan Pemerintah No.64 tahun 1961 tentang
Pendirian Perusahaan Negara/PN "Widjaja Karja" tanggal 29 Maret 1961.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.64 ini pula, perusahaan bangunan bekas milik
Belanda yang bernama Naamloze Vennootschap Technische Handel Maatschappij en
Bouwbedrijf Vis en Co. yang telah dikenakan nasionalisasi, dilebur ke dalam PN
Widjaja Karja.

Anggaran Dasar Perseroan telah beberapa kali diubah, dan terakhir diubah dengan
Akta No. 3 tanggal 1September 2015, dibuat di hadapan Ir. Nanette Cahyanie Handari
Adi Warsito, SH, Notaris di Jakarta, dan telah mendapatkan persetujuan dari Menteri
Hukum dan Hak Asasi Manusia RI dalam Surat Nomor AHU-0941709.AH.01.02
Tahun 2015 tanggal 4 September 2015 dan Daftar Perseroan dengan No. AHU-
3550189.AH.01.11 Tahun 2015 tanggal 4 September 2015, yang diubah sebagian
dengan Akta No. 25 tanggal 22 Agustus 2016 dibuat dihadapan Fathiah Helmi. SH,
Notaris di Jakarta yang telah mendapat Penerimaan Pemberitahuan Perubahan
Anggaran Dasar Perseroan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia RI dalam
surat No. AHU-AH.01.03-0074507 tanggal 25 Agustus 2016 dan Penerimaan
Pemberitahuan Perubahan Data Perseroan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi
Manusia RI dalam surat No. AHU-AH.01.03-0074508 tanggal 25 Agustus 2016.

Sesuai dengan Pasal 3 Anggaran Dasar Perseroan, maksud dan tujuan Perseroan
adalah berusaha dalam bidang industri konstruksi, industri pabrikasi, jasa penyewaan,
jasa keagenan, investasi, agro industri, industri energi, energi terbarukan dan energi
konversi, penyelenggara perkereta-apian , penyelenggaraan pelabuhan,
penyelenggaraan kebandarudaraan, logistik, perdagangan, engineering procurement,
construction, pengembangan dan pengelolaan kawasan, layanan peningkatan
kemampuan di bidang jasa konstruksi, teknologi informasi jasa engineering dan
perencanaan, untuk menghasilkan barang dan / atau jasa yang bermutu tinggi dan
berdaya saing kuat untuk mendapatkan keuntungan guna meningkatkan nilai
perseroan dan menerapkan prinsip-prinsip Perseroan Terbatas.

1
Perseroan beralamat di Jl. DI Panjaitan Kav.9, Jakarta Timur dengan lokasi kegiatan
utama di seluruh Indonesia dan luar negeri. Perseroan mulai beroperasi secara
komersial pada tahun 1961.

Sampai saat ini PT Wijaya Karya (Persero), Tbk memiliki jumlah karywan sebanyak
2187 karyawan.

PT. Wijaya Karya berevolusi menjadi perusahaan infrastruktur yang terintegrasi


melalui pengembangan sejumlah anak perusahaan. Di antaranya WIKA Beton,
WIKA Intrade, dan WIKA Realty. Hingga kini WIKA memiliki 6 Strategic
Business Unit (SBU) yang meliputi konstruksi (kontruksi sipil dan konstruksi
bangunan gedung).

2. Penghargaan.

2018 :
• IIDC Award –Category Top 50 Big Capitalization Public Listed Company
• WIKA menjadi Best of The Best versi Majalah Forbes
• SWA Magazines Award –Category Best CFO
• Economic Review-Category Economy Public Company
• Penghargaan Wakil Presiden atas Dukungan Asean Games-Wika Gedung
• Indonesia Champion ASEAN
• Penghargaan Indonesia Keanekaragaman Hayati
• Warta Ekonomi Award In Partnership Program and Community Development
• Indonesia CSR Award 2018 From Kategori Konstruksi dan Bangunan
• Indonesia CSR Award 2018 From Kategori Platinum

2017 :
• Emitten Pilhan Analis dalam proyek nabung saham 2017
• WIKA menjadi Best of The Best versi Majalah Forbes 2017
• Musium Rekor Indoenesia kategori Pembagian Kacamata Plus terbanyak di
Indonesia

2
2016 :

• Top 2 Indonesia The Best Practises of Corporate Category Learning Design


Costruction
• Top 2 Indonesia The Best Practises of Corporate Category Leadership Learning
• 1 st Rank Indonesia Best Practises of Corporate University
• Best Senior Management Investor Relation Support
• Strongest Adherence to Corporate Governance
• Best Strategic Social Responsibilty
• Most Improved Investor Relation
• Best CFO in Indonesia
• Social Bisnis Inovation Company Category Konstruksi

2015 :
• Meraih penghargaan ‘Most Powerful & Valuable Company in Indonesia
(Retail)’ dari majalah Warta Ekonomi 2015
• Best Subtainibility Report 2015 Categiry Infarstructure
• Meraih penghargaan 'Corporate Social Responsibility (CSR) Award' dari
majalah FinanceAsia
• Warta Ekonomi – Indonesia Most Admired CEO 2015 in Construction Industry
• Meraih penghargaan 'Investor Relations Award' dari majalah FinanceAsia
• Warta Ekonomi – Indonesia Most Admired CEO 2015 in Construction Industry
• Penghargaan Kinerja Proyek Konstruksi
• BUMN Kategory Industri Non Keuangan Predikat sangat bagus

2014:
• Meraih penghargaan 'Corporate Social Responsibility (CSR) Award' dari
majalah FinanceAsia
• Meraih penghargaan 'Investor Relations Award' dari majalah FinanceAsia
• Meraih penghargaan ‘Most Powerful & Valuable Company in Indonesia
(Retail)’ dari majalah Warta Ekonomi
• Meraih penghargaan ‘Most Powerful & Valuable Company in Indonesia
(Retail)’ dari majalah Warta Ekonomi 2014
• Meraih penghargaan 'Corporate Social Responsibility (CSR) Award' dari
majalah Finance Asia
• Meraih penghargaan 'Investor Relations Award' dari majalah FinanceAsia
3
3. PERUSAHAAN ANAK PT WIJAYA KARYA (PERSERO), TBK

3.1. PT WIJAYA KARYA BETON (WIKA BETON)

PT WIKA BETON adalah salah satu dari anak perusahaan yang telah berdiri sejak
11 Maret 1997, anak perusahaan ini merupakan perluasan WIKA di bidang industri
beton pracetak. WIKA telah memulai konsentrasi pada industri beton pracetak pada
tahun 1977 dengan mengembangkan produk beton pracetak untuk teras perumahan.
Sejak saat itu, WIKA bertekad mempertahankan pengembangan produk tersebut
untuk mengantisipasi adanya pengembangan perencanaan dan datangnya proyek-
proyek infrastuktur lain.

Pengembangan produk tersebut telah menciptakan beberapa hasil seperti tiang beton
untuk jalur pendistribusian energi dan bantalan beton pracetak serta produk lainnya
seperti bantalan - bantalan rel kereta api, produk beton untuk jembatan, pipa, dinding
penahan tanah dan bangunan gedung dan perumahan yang diimplementasikan untuk
berbagai macam proyek. Produk-produk ini dihasilkan pada waktu yang tepat dan
diprediksikan akan menjadi produk pemimpin di pasaran.

Terlepas dari usaha keras dalam pengembangan produk, WIKA juga melanjutkan
pengembangan produk-produk infrastruktur dengan menambah jumlah pabrik di
beberapa lokasi. Kini, WIKA BETON telah memiliki 7 pabrik di seluruh Indonesia,
seperti di Sumatra Utara, Lampung, Bogor, Majalengka, Boyolali, Pasuruan dan
Sulawesi Selatan. Didukung dengan kepemilikan pabrik sendiri, produk yang
bervariasi seperti halnya manajemen yang profesional, WIKA BETON telah menjadi
penghasil utama dan pemimpin dalam industri beton pracetak di Indonesia. Dalam
hal konsistensi jaminan kualitas, WIKA BETON telah melaksanakan “Quality
Management System” yang selaras dengan ISO 9000.

3.2. PT WIJAYA KARYA REALITY (WIKA REALITY)

WIKA REALTY fokus pada pengembangan bisnis realty dan property yang juga
meliputi layanan konsultasi, perencanaan, layanan konstruksi dan pembukaan lahan.
WIKA REALTY telah membangun beberapa perumahan sejak tahun 1985.

Ribuan unit rumah telah dibangun dengan konsep Tamansari, yaitu konsep taman
perumahan dengan dukungan fasilitas terbaik bagi keluarga. Lokasinya berada di:
Tamansari Pesona Bali di selatan Jakarta, Tamansari Persada Bogor, Tamansari
Bukit Damai di Parung, Bogor, Tamansari Bukit Bandung, Tamansari Manglayang
Regency di Bandung, Tamansari Bukit Mutiara di Balikpapan.

WIKA Realty telah meraih beberapa penghargaan untuk kesuksesannya dalam


pengembangan bidang realty baik dalam skala regional maupun nasional, seperti:
The Winner of Ecologically Environment Real Estate in West Java pada tahun 1993,
The Winner of Enchantment Tour in Bekasi Region pada tahun 1995, The Winner of
Wirastana Adistana Environmental Design of REI National Grade 1995, The Winner

4
of Nusa Adikualita, National Application Award pada tahun1997, The Winner of
Environmental Garden Estate in Bandung Region pada tahun 1997.

Pada tahun 2012, segmen bisnis real estate Wika Realty berhasil memperoleh
kontrak baru senilai Rp1,46 triliun. Secara keseluruhan, jumlah nilai kontrak yang
dihadapi oleh bisnis real estate perusahaan pada tahun 2012 adalah sebesar Rp1,83
triliun, 72,64% lebih tinggi dari jumlah kontrak yang dihadapi tahun 2011 sebesar
Rp1,06 triliun.

Jumlah penjualan bersih segmen real estate mengalami peningkatan yang signifikan
sebesar 61,10% menjadi Rp842,04 miliar pada tahun 2012 dibandingkan penjualan
bersih tahun 2011 sebesar Rp522,69 miliar.

Untuk memastikan pengembangan kualitas dan kepuasan konsumen, WIKA


REALTY telah melaksanakan Manajemen Kualitas ISO 9001 di setiap produknya,
hal ini merupakan jawaban dari setiap tantangan dalam pemenuhan kebutuhan
konsumen yang dibuktikan melalui perolehan peningkatan pertumbuhan).

3.3. PT Wijaya Industri & Konstruksi (WIK)

WIKA Industri & Konstruksi adalah anak perusahaan PT WIKA yang berasal dari
penggabungan dua divisi yaitu Divisi Produk Metal dan Divisi Perdagangan PT
WIKA. Tujuannya adalah untuk meningkatkan perhatian pada manajemen bisnis,
untuk lebih mandiri dan untuk menghasilkan kinerja perusahaan yang lebih baik.

Tiga bisnis unit terdiri dari: Perdaganan Umum, Metal dan Konversi Energi. Yakin
bahwa “quality is our way of live” menjadi aset mendasar dalam membangun
kepercayaan konsumen akan kualitas produk WIKA Industri & Konstruksi. Ini
dibuktikan dengan konsistensi komitmen manajemen dalam menjalankan ISO 9000,
QS 9000, 5R, K3 dan Total Quality Management (TQM) sebagai salah satu
parameter kesuksesan bisnis. Karenanya, telah dibentuk penempatan bisnis dan
diferensiasi di setiap SBU agar dapat bertahan dalam era persaingan pasar global
yang semakin kompetitif.

3.4. PT Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk. (WEGE)

Pada tanggal 24 Oktober 2008, WIKA secara resmi mendirikan PT Wijaya Karya
Bangunan Gedung (WIKA Gedung/WEGE). WEGE berdiri dengan modal dasar
sebesar Rp 200 miliar, serta modal ditempatkan dan disetor sebesar Rp 50 miliar
dengan komposisi kepemilikan saham oleh WIKA sebesar 99 persen dan Koperasi
Karyawan WIKA sebesar satu (1) persen. Dengan dijadikannya WEGE sebagai
entitas tersendiri, gerak langkah dan pengambilan keputusan dalam rangka perolehan
proyek menjadi lebih ringkas dan cepat. Sehingga akan memperkuat kinerja
fundamental WIKA selaku perusahaan induk.

Jenis pekerjaan yang menjadi lingkup bisnis WEGE adalah:

 Gedung Fasilitas meliputi pembangunan, pemeliharaan dan perbaikan gedung


bukan tempat tinggal seperti gedung perkantoran, pendidikan, tempat
peribadatan, sarana kesehatan, penginapan, pusat perdagangan, kawasan -

5
industri/pabrik, gedung terminal/stasiun, gedung olahraga, gedung
kesenian/hiburan, bangunan gudang, hanggar dan lain sebagainya.

 Gedung Hunian meliputi usaha pembangunan, pemeliharaan dan perbaikan


gedung yang digunakan untuk bangunan tempat tinggal, seperti rumah,
perumahan, dan rumah susun.

3.5. PT Wijaya Karya Rekayasa Konstruksi (WRK)

WIKA REKAYASA KONSTRUKSI

Pada 18 November 2008, WIKA merampungkan proses akusisi PT Catur Insan


Pertiwi (CIP). CIP adalah salah satu perusahaan tiga besar di Indonesia yang
bergerak di bidang erection dan installation mekanikal elektrikal untuk proyek
industrial dan power plant. WIKA mengakuisisi 70,08 persen saham CIP dengan
nilai valuasi sebesar Rp 23 miliar, ekuivalen dengan 438 lembar saham yang
bersumber dari kas internal perseroan. Tujuan dilakukan akuisi perusahaan ini
adalah untuk memperkuat pertumbuhan non-organiknya dengan cara meningkatkan
efisiensi biaya dan efektivitas operasi, dalam pekerjaan mekanikal dan elektrikal.
Setelah akuisisi nama perusahaan berubah menjadi PT WIKA Insan Pertiwi (WIP).

3.6. PT Sarana Karya (SAKA)

memiliki binis inti dalam bidang pertambangan aspal Buton dengan menyediakan
aspal olahan dan siap pakai untuk keperluan konstruksi jalan dan lainnya. BUMN
ini juga memiliki jaringan distribusi untuk pasar dalam maupun luar negeri yang
diyakini akan sangat mendukung rencana pengembangan kegiatan usaha WIKA.

Tahun 2013, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) mengakuisisi 100 % saham
PT Sarana Karya (Persero), yaitu sebanyak 5.000 lembar saham milik Pemerintah
Republik Indonesia atau senilai Rp 50 miliar. Transaksi ini sebagai langkah tindak
lanjut setelah terbitnya Peraturan Pemerintah No. 91 Tahun 2013 tentang Penjualan
Saham Milik Negara Republik Indonesia pada Perusahaan Perseroan (Persero)
PT Sarana Karya tertanggal 24 Desember 2013.

6
4. Struktur Organisasi

7
5. Visi Perusahaan

“Menjadi salah satu perusahaan terbaik di bidang Engineering Procurement dan


Construction (EPC) dan Investasi terintegrasi di Asia Tenggara”

6. Misi Perusahaan

1. Menyediakan produk dan jasa yang unggul dan terpadu dibidang EPC dan
Investasi untuk Infrastruktur, Gedung Bertingkat, Energi, Industrial Plant,
Industri, Realty dan Property
2. Memenuhi Harapan Pemangku Kepentingan Utama
3. Menjalankan Praktik Etika Bisnis untuk Menjadi Warga Usaha yang Baik dan
Memelihara Keberlanjutan Perusahaan.
4. Menjalankan Praktik Etika Bisnis untuk Menjadi Warga Usaha yang Baik dan
Memelihara Keberlanjutan Perusahaan
5. Ekspansi Strategis ke luar Negeri
6. Mengimplementasikan "Praktek-praktek" Sistem Manajemen

7. Business Philosophy

Nilai-nilai yang terdapat pada perusahaan PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk.
adalah :

Sejalan dengan visi dan misi, WIKA terus memprioritaskan kliennya, berprestasi,
berpikiran positif dan kemampuan untuk tampil dengan kinerja komersial demi
pertumbuhan yang sehat yang disaat yang bersamaan juga mamapu memenuhi
seluruh keinginan stakeholders.

Oleh karena itu, WIKA memegang teguh motto “Spirit of Innovation” dan
mengoptimalkan nilai-nilai perusahaan yang baru berdasarkan pada prinsip-
prinsip:

AGILITY

Cepat, Fokus, Perubahan

CARING

Bertanggungjawab, Safety

EXCELLENCE

Memberikan hasil lebih baik

 
8

PEMBAHASAN
Tabel Perhitungan dan Hasil Analisis Laporan Keuangan

1. Tabel Perhitungan Kinerja PT. Wijaya Karya (PErsero), Tbk. Berdasarkan


Laporan Keuangan Tahun 2014 – 2018

GOOD = BAIK
OK = CUKUP
BAD = KURANG

9
No Analysis Ratio Formula 2014 2015 2016 2017 2018
Comment
A. Liquidity Ratio
2.127.039.03 13.117.854.9 23.626.177. 34.910.108.26 43.555.495.86
1 Current Ratio Current Asset (CA) 6.524 03 665 5 5
    Current Liabilities 1.509.531.476.033 10.600.100.431 15.163.462.185 25.975.617.297 28.251.951.385
BAD
      1,41 1.24 1,56 1,34 1,54
                 
2 Quick or Acid Test Ratio Current Assets – Inventories 1.669.435.893.665 12.086.576.972 22.461.967.000 31.070.567.964 37.576.962.704
    Current Liabilites 1.509.531.476.033 10.600.100.431 15.163.462.185 25.975.617.297 28.251.951.385 BAD
      1,11 1,14 1,48 1,20 1,33
                 
    Current Asset – Inventories 2.127.039.036.524 13.117.854.903 23.626.177.665 34.910.108.265 43.555.495.865  
      457.603.142.859 1.031.277.931 1.164.210.665 3.839.540.301 5.978.533.161  
      1.669.435.893.665 12.086.576.972 22.461.967.000 31.070.567.964 37.576.962.704  
                 
B. Asset Management Ratio  
1 Inventory Turn Over Ratio Cost of Good Sold 2.790.104.909.056 11.965.441.022 13.441.729.089 23.300.168.938 27.553.466.348
    Inventories 457.603.142.859 1.031.277.931 1.164.210.665 3.839.540.301 5.978.533.161 BAD
      6,10 11,60 11,55 6,07 4,61
                 
2 Days Sales Outstanding Ratio Account Receivable 475.688.830.625 2.781.980.156 3751098119 13.183.373.830 8.924.986.362
  (DSO) Annual Sales/365 8.978.616.581 37.315.346 42.928.308 85.364.913 71.716.172,67 BAD
      52,98 74,55 87,38 154,44 124,45
                 
 
               
    Account Receivable= Related Parties+ 275.088.765.508 1.844.445.009 2.555.662.357 176.597.892 139.182.504  
    Third Parties 200.600.065.117 937.535.147 1.195.435.762 13.006.775.938 8.785.803.858  
      475.688.830.625 2.781.980.156 3.751.098.119 13.183.373.830 8.924.986.362  
                 
    Annual Sales 3.277.195.052.159 13.620.101.419 15.668.832.513 31.158.193.498 26.176.403.026  
36 3
    365 5 65 365 365 365  
      897.861.658 37.315.346 42.928.308 85.364.914 71.716.172,67  

10
No Analysis Ratio Formula 2014 2015 2016 2017 2018
Comment
B. Asset Management Ratio
 
             
 

               
3 Average Payment Period (APP) Account Payable 420.099.063.903 1.221.822.356 4.711.826.519 8.924.986.362 13.183.373.830
    COGS/365 7.644.123.038 32.782.030 36.826.655 63.836.079 75.488.949 OK
      54,96 37,27 127,95 139,81 174,64
                 
                 
    Account Payable= Related Parties + 402.514.485.764 618.502.788 2.752.415.707 139.182.504 176.597.892  
    Third parties 17.584.578.139 603.319.568 1.959.410.812 87.858.038.58 13.006.775.938  
      420.099.063.903 1.221.822.356 4.711.826.519 8.924.986.362 13.183.373.830  
                 
    COGS 2.790.104.909.056 11.965.441.022 13.441.729.089 23.300.168.938 27.553.466.348  
36 3
    365 5 65 365 365 365  
 

    7.644.123.039 32.782.030 36.826.655 63.836.079 75.488.949  


                 
                 
4 Inventory Conversion Period (ICP) Inventories 457.603.142.859 1031277931 1.164.210.665 3.839.540.301 5.978.533.161
    COGS/365 7.644.123.039 32782030 36.826.655 63.836.079 75.488.949 OK
      59,86 31,45 31,61 60,15 79,20
                 

11
No Analysis Ratio Formula 2014 2015 2016 2017 2018 Comment
C. Debt Management Ratio  
1 Debt Ratio Total Liabilities 1.576.555.487.820 14.164.304.669 18.602.558.288 31.051.949.689 42.014.686.674
    Total Assets 3.802.332.940.158 19.602.406.034 31.277.885.930 45.683.774.302 59.230.001.239 BAD
      0,41 0.72 0.59 0,68 0,71
                 
2 Time Interest Earned Operating Profit 459.512.429.374 1.182.703.118 1.717.279.094 2.140.364.818 3.331.157.613
    Interest Charge 47.991.328.886 431.409.359 435.314.128 677.973.460 972.528.679 BAD
      9,57 0,72 3,94 3,16 3,43
                 
    Operating Profit= Income before tax + 411.521.100.488 751.293.759 1.281.964.966 1.462.391.358 2.358.628.934  
    Interest charge 47.991.328.886 431.409.359 435.314.128 677.973.460 972.528.679  
 
    459.512.429.374 1.182.703.118 1.717.279.094 2.140.364.818 3.331.157.613  
                 
D. Profitability Ratio  
1. Profit Margin on Sales (PMS) Net Income/Loss (EAT) 322.403.851.254 703.005.054 1.198.619.573 1.356.115.489 2.073.299.864
    Sales 3.277.195.052.159 13.620.101.419 1.198.619.573 1.356.115.489 2.073.299.864 OK
      0.10 0.05 0.08 0,04 0.08
                 
                 
2 Return On Assets (ROA) Net Income/Loss (EAT) 322403851254 703.005.054 1.198.619.573 1.356.115.489 2.073.299.864
    Total Assets 3.802.332.940.158 19.602.406.034 31.277.885.930 45.683.774.302 59.230.001.239 BAD
      0.08 0.04 0.04 0.03 0.04
                 
                 
3 Return On Equity Net Income/Loss (EAT) 322.403.851.254 703.005.054 1.198.619.573 1.356.115.489 2.073.299.864
    Total Equity 2.225.777.452.338 5.438.101.365 12.675.327.642 14.631.824.613 17.215.314.565 BAD
      0.14 0,13 0.09 0.09 0.12
                 

12
No Analysis Ratio Formula 2014 2015 2016 2017 2018 Comment
E. Market Value Ratio  
1 Price Earning Ratio Closing Price 3.468,15 2.593,01 2.570 2.080,00 1.895
    Earning Per Share (EPS) 40,2 101,81 164,38 134,1 193,02 BAD
      86,27 25,46 15,63 15,51 9,81
                 
2 Market to Book Value Closing Price 3.468,15 2.593,01 2.570,00 2.080,00 1.895
    Book Value per Share 2.77,52 787,55 1738,30 1446,87 1602,71 BAD
      12,49 3,29 1,48 1,43 1,18
                 
3 Book Value per Share Total Equity 2.225.777.452.338 5.438.101.365 12.675.327.642 14.631.824.613 17.215.314.565  
    Sum Share Outstanding 8.019.996.299,85 6.905.068,79 7291760,39 10.112.718,03 10.741.373,24  
      2.77,52 787,55 1738,30 1446,87 1.602,71  
                 
4 Sum of Share Outstanding Net Income/loss (EAT) 322.403.851.254 703.005.054 1.198.619.573 1.356.115.489 2.073.299.864  
    Earning per Share 40,2 101,81 164,38 134,1 193,02  
      8.019.996.299,85 6.905.068,79 7291760,39 10.112.718,03 10.741.373,24  

13
No Analysis Ratio Formula 2014 2015 2016 2017 2018 Comment
F. Working Capital  
1 Modal Kerja yang ada (MKA) CA-CL 2.127.039.036.524 13.117.854.903 23.626.177.665 34.910.108.265 43.555.495.865  
      1.509.531.476.033 10.600.100.431 15.163.462.185 25.975.617.297 28.251.951.385  
      617.507.560.491 2.517.754.472 8.462.715.480 8.934.490.968 15.303.544.480  
                 
2 Cash Conversion Cycle (CCC) ICP 59,86 31,45 31,61 60,15 79,20
    DSO 52,98 74,55 87,38 154,44 124,45 BAD
    APP 54,95 37,27 127,95 139,81 174,64
B    CCC=DSO+ICP-APP 57,88 68,74 -8,95 74,77 29,01  
                 
                 
Kebutuhan Modal Kerja
3 Seharusnya (MKS) CCC*COGS/365 58 69 -9 75 29  
                 
                 
4 Selisih MKA 617.507.560.491 2.517.754.472 8.462.715.480 8.934.490.968 15.303.544.480  
    MKS 44.2491.185.425 2.253.462.301 -329.683.397 4.773.111.285 2.189.662.889  
      175.016.375.065 264.292.170 8.792.398.877 4.161.379.682 13.113.881.590  
                 

14
No Analysis Ratio Formula 2014 2015 2016 2017 2018 Comment
G.Risk and Return  
                 
      n=2014 n=2015 n=2016 n=2017 n=2018
1 Actual Return R = Price-n - Price n-1 + Dividen-n 2162 933 1699 2814 -697 OK
    Price n -1 5710 7165 7340 8240 10880
      0,38 0,13 0,23 0,34 -0,06  
           
           
2 Expected Return R2014+R2015+R2016+R2017+R2018 0,45  
    5 5  
      0,09  
         
         
3. Standard Deviasi 0,48  
         
4 Korelasi Standard Deviasi 0,48  
    Expected Return 0,09  
      5,39  

15
2. Hasil Analisis Kinerja PT Wijaya Karya (Persero), Tbk.

A. Liquidity Ratio (Rasio Likuiditas)


Menurut Weygandt, et al. (2018) rasio likuiditas mengukur kemampuan jangka
pendek perusahaan untuk membayar kewajiban yang jatuh tempo dan untuk
memenuhi kebutuhan kas tak terduga. Likuiditas merupakan salah satu faktor yang
menentukan sukses atau gagalnya suatu perusahaan.Penyediaan kebutuhan uang
tunai dan sumber-sumber untuk memenuhi kebutuhan tersebut ikut menentukan
sampai mana perusahaan itu memegang resiko. Dalam rasio likuiditas, analisis
dapat dilakukan dengan menggunakan rasio sebagai berikut:

1) Current ratio
Rasio lancar (Current Ratio) adalah ukuran yang banyak digunakan untuk
mengevaluasi likuiditas perusahaan dan kemampuan membayar utang jangka
pendek. Rasio lancar sangat berguna untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam melunasi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya, dimana
dapat diketahui sampai seberapa jauh sebenarnya jumlah aktiva lancar
perusahaan dapat menjamin hutang lancarnya. Semakin tinggi rasio berarti
semakin terjamin hutang-hutang perusahaan kepada kreditor.
Rumus untuk menghitung rasio lancar yaitu sebagai berikut:

Current Ratio =   Current Asset (CA)


                Current Liabilities (CL)

Berikut ini hasil nilai Current ratio PT Wijaya Karya (Persero), Tbk

Year Nilai Current Ratio Comment


2014 1,41 BAD
2015 1.24 BAD
2016 1,56 BAD
2017 1,34 BAD
2018 1,54 BAD

16
Berdasarkan hasil perhitungan nilai current ratio selama lima tahun
mengalami fluktuatif maka dapat disimpulkan current ratio PT Wijaya Karya
(Persero), Tbk memperoleh penilaian BAD. Hal itu terlihat dari nilai rendah
pada current ratio (nilai kurang dari 1 kali) menunjukkan bahwa perusahaan
mungkin mengalami kesulitan untuk memenuhi kewajiban
lancarnya.Sedangkan rasio lancar sebesar 2 kali yang dianggap sebagai posisi
nyaman dalam keuangan bagi kebanyakan perusahaan.

2) Quick or Acid Test Ratio

Quick ratio merupakan penjelasan lebih lanjut dari current ratio.Penghitungan


quick ratio hanya menggunakan aktiva lancar yang paling likuid untuk
dibandingkan dengan kewajiban lancar. Rasio ini akan menunjukkan
kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek dengan
menggunakan aktiva lancar atau tanpa memperhitungkan persediaan karena
persediaan akan membutuhkan waktu yang lama untuk diuangkan dibanding
dengan aset lainnya. Quick Ratio ini terdiri dari piutang dan surat-surat
berharga. Semakin tinggi Quick Ratio suatu perusahaan, semakin baik posisi
keuangan perusahaan tersebut.Quick Ratio yang dapat diterima umumnya
adalah 1 kali, namun dapat bervariasi antara satu industri dengan industri
lainnya.Perusahaan dengan quick ratio yang kurang dari 1 kali menandakan
perusahaan yang bersangkutan tidak dapat membayar kewajiban lancarnya
dalam waktu yang singkat.

Year Nilai Quick Test Comment


Ratio
2014 1,11 BAD
2015 1,14 BAD
2016 1,48 BAD
2017 1,20 BAD
2018 1,33 BAD

17
Tabel diatas merupakan rincian nilai quick ratio PT Wijaya Karya (Persero),
Tbk selama lima tahun. Dari hasil perhitungan nilai quick test ratio selama lima
tahun maka dapat disimpulkan quick test ratio PT Wijaya Karya
(Persero), Tbk memperoleh penilaian BAD. Hal tersebut dikarenakan nilai
mengalami fluktuatif dimana tahun 2014 sampai 2016 mengalami peningkatan,
dan pada tahun 2017 mengalami penurunan dan tahun 2018 kembali mengalami
peningkatan, namun secara keseluruhan nilainya masih berada dibawah 2, maka
quick ratio PT Wijaya Karya (Persero), Tbk memperoleh predikat BAD.
Namun, jika nilainya di atas 3 kali maka bukan berarti keadaan likuiditas
perusahaan sedang baik.Boleh jadi kas perusahaan jumlahnya besar karena
tidak dialokasikan kemanapun sehingga tidak produktif.

B. Asset Management Ratio

Asset Management Ratio adalah rasio yang mengukur sebera paefektif perusahaan
mengelola aktivanya. Rasio aktivitas merupakan salah satu macam rasio yang
melakukan perbandingan antara tingkat penjualan dan investasi pada semua aktiva
yang dimiliki sehingga fungsi akuntansi keuangan bisa berjalan dengan baik.

1) Inventory Turn Over (ITO)

Inventory turnover ratio adalah perbandingan kemampuan dana pada


inventor yang berputar dalam suatu periode tertentu atau likuiditas dari
inventory dan tendensi untuk adanya over stock pada suatu perusahaan. Rumus
rasio perputaran persediaan adalah sebagai berikut:

Pada tahun terakhir, ITO PT Wijaya Karya (Persero), Tbk bernilai7,79. Hal ini
berarti dana yang tertanam dalam inventory berputar sebanyak 7,79 kali dalam
setahun. Rincian nilai ITO PT Wijaya Karya (Persero), Tbk selama lima tahun
adalah :

18
Year Nilai Quick Test Comment
Ratio
2014 6,10 BAD
2015 11,60 BAD
2016 11,55 BAD
2017 6,07 BAD
2018 4,61 BAD

Bila dilihat pada rincian tersebut, nilai ITO fluktuatif selama lima tahun pada
Tahun 2014 sampai 2015 mengalami peningkatan, dan ditahun 2016-2018
kembali mengalami penurunan. Oleh karena itu, ITO PT Wijaya Karya
(Persero), Tbk mendapat predikat BAD.

PT Wijaya Karya (Persero), Tbk dapat meningkatkan nilai ITO dengan cara
menurunkan nilai inventory, yaitu melalui metode just in time dan safety stock.
Safety stock adalah persediaan yang diadakan untuk mencegah terjadinya
kekurangan persediaan ketika permintaan tidak pasti atau karena faktor yang
menentukan besarnya persediaan ini adalah penggunaan bahan baku rata-rata
selama periode tertentu sebelum barang yang dipesan datang dan waktu
tunggu yang bervariasi.

2) Day Sales Outstanding Ratio (DSO)

Rasio ini mengukur rata-rata piutang yang dikumpulkan dalam satu tahun
sehingga kualitas piutang dan efisiensi perusahaan dalam pengumpulan
piutang dan kebijakan kreditnya juga terlihat. Rasio ini biasa digunakan untuk
menganalisis modal kerja karena ukuran seberapa cepat piutang perusahaan
berputar menjadi kas bias ditentukan. Semakin besar DSO, berarti semakin
lama pengembalian piutangnya. Rumus perputaran piutang sebagai berikut:

19

Nilai DSO PT Wijaya Karya (Persero), Tbk pada tahun terakhir adalah 74,61.
Hal ini berarti rata-rata piutang berputar selama 75 hari. Nilai DSO PT Wijaya
Karya (Persero), Tbk untuk lima tahun ke belakang, dengan rincian:
Year Nilai DSO Comment
2014 52,98 BAD
2015 74,55 BAD
2016 87,38 BAD
2017 57,75 BAD
2018 74,61 BAD

Dengan rata-rata piutang yang berputar di atas 30 hari berarti PT Wijaya


Karya (Persero), Tbk memerlukan waktu yang lebih lama untuk menerima
pengembalian piutangnya. Oleh karena itu PT Wijaya Karya (Persero), Tbk
mendapat predikat BAD. Untuk dapat mempercepat jangka waktu penerimaan
piutangnya, PT Wijaya Karya (Persero), Tbk dapat melakukan strategi
pemberian diskon untuk produk yang dijual pada credit term tertentu.
Strategi ini akan membuat pembeli membayar dahulu/langsung ketika produk
tiba dan mengurangi nilai piutang/account receivable.

3) Average Payment Period

Average Payment Period adalah lama waktu yang dibutuhkan untuk melunasi
hutang dagang perusahaan (account payable). Semakin besar nilainya, berarti
semakin buruk kinerja perusahaan karena semakin lama waktu yang
dibutuhkan untuk membayar hutang. Rumus average payment period adalah
sebagai berikut:

20
Berdasarkan data pada tabel, nilai APP PT Wijaya Karya (Persero), Tbk
mendapat predikat OK karena jumlah hari yang dibutuhkan untuk memenuhi
APP selama lima tahun ke belakang mengalami fluktuasi dengan rincian:

Year Nilai APP Comment


2014 54,96 Ok
2015 37,27 Ok
2016 127,95 Ok
2017 139,81 Ok
2018 174,64 Ok

Nilai APP tahun 2014 -2015 bernilai 80 – 100 hari, namun pada tahun 2016-
2018 bernilai > 100 yang cenderung menaik. Nilai ini menunjukkan bahwa
DSO > APP merupakan hal baik karena perusahaan mampu melakukan
pembayaran hutang yang disebabkan periode penerimaan uang lebih cepat
dibandingkan dengan pembayaran hutang.
Untuk dapat meningkatkan nilai APP, UNVR harus mengurangi nilai account
payable yang dapat dilakukan dengan cara menjalin kerjasama dengan
supplier yang memberikan term of payment yang besar.

4) Inventory Convertion Period (ICP)

Inventory Covertion Period adalah rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk


mengkonversi bahan baku menjadi barang jadi dan kemudian menjual barang
tersebut. Periode konversi persediaan dihitung dengan membagi persediaan
oleh jumlah penjualan perhari. Semakin kecil nilai ICP, maka semakin baik
terhadap aliran perputaran kas. Rumus ICP adalah:

21

Rincian nilai ICP PT Wijaya Karya (Persero), Tbk untuk lima tahun ke
belakang adalah sebagai berikut:

Year Nilai ICP Comment


2014 59,86 Ok
2015 31,46 Ok
2016 31,61 Ok
2017 60,15 Ok
2018 79,20 Ok

Dari lima tahun tersebut, nilai ICP PT Wijaya Karya (Persero), Tbk fluktuatif
namun ada kecenderungan untuk meningkat sehingga diberi predikat OK.
Pada tahun 2018, ICP bernilai
79,20 yang berarti dibutuhkan waktu selama 79 hari untuk mengubah bahan
baku menjadi kas.
Adanya kecenderungan peningkatan nilai ICP ini disebabkan adanya
peningkatan atas nilai inventory. Bila PT Wijaya Karya (Persero), Tbk ingin
menurunkan nilai ICP-nya maka harus menurunkan nilai inventory dengan
metode just in time dan safety stock.

C. Debt Management Ratio

Debt Management Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk menunjukkan


seberapa besar perusahaan dibiayai oleh hutang. Selain itu dapat digunakan pula
untuk melihat kemampuan perusahaan untuk membayar hutangnya. Debt
Management Ratio menjadi salah satu indikator penting bagi para kreditur dalam
mengambil keputusan untuk pemberian hutang kepada perusahaan.

1) Debt Ratio

Debt Ratio dihitung dengan membagikan total hutang (total liabilities) dengan
total asset yang dimilikinya. Rasio hutang sering juga disebut dengan Rasio
Hutang Terhadap Total Aset. Semakin besar nilai debt ratio, maka:

22

menghitung persentase total dana yang disediakan oleh kreditor. Makin tinggi
rasio, risiko akan semakin tinggi. Rumus debt ratio, yaitu:
Debt ratio yang baik, biasanya bernilai di bawah 50%. Jika rasio hutang
kurang dari 0,5 kali, berarti sebagian besar aset perusahaan dibiayai melalui
ekuitas. Jika rasionya lebih besar dari 0,5 kali, sebagian besar aset perusahan
dibiayai melalui hutang. Akan mudah bagi perusahaan untuk memperoleh
pinjaman kreditur apabila memiliki debt ratio < 50%. Rincian nilai debt ratio
PT Wijaya Karya (Persero) Tbk selama lima tahun ke belakang adalah :

Year Nilai Debt ratio Comment


2014 0,41 BAD
2015 0,72 BAD
2016 0,59 BAD
2017 0,68 BAD
2018 0,71 BAD

Nilai PT Wijaya Karya (Persero), Tbk selama lima tahun mengalami fluktuasi
yang tidak terlalu signifikan. Namun keseluruhan nilainya (2014 – 2018)
masih berada di atas 50%. Pada tahun terakhir (2018), nilai debt ratio PT
Wijaya Karya (Persero), Tbk menunjukkan nilai 0.71 yang berarti bahwa
aktiva sebesar 71% dibiayai oleh hutang perusahaan. Karena nilai debt ratio
yang selalu berada di atas 50%, maka debt ratio PT Wijaya Karya (Persero),
Tbk untuk lima tahun ke belakang mendapat predikat BAD. Bila PT Wijaya
Karya (Persero), Tbk ingin mengurangi debt ratio, maka PT Wijaya Karya
(Persero), Tbk harus mengurangi total liabilities dengan cara memaksimalkan
fungsi dan penggunaan seluruh aset yang sudah dimiliki oleh perusahaan
sehingga tidak perlu diadakan penambahan aset.

23

2) Time Interest Earned (TIE)

Time Interest Earned merupakan rasio yang mengukur kemampuan


perusahaan untuk membayar beban bunga tahunan.
Rasio ini menunjukkan berapa kali perusahaan dapat membayar bunga dengan
pendapatan sebelum pajak, jadi rasio yang lebih besar dianggap lebih
menguntungkan daripada rasio yang lebih kecil. Berikut adalah rumus Times
Interest Earned Ratio (TIE):
Selama periode lima tahun, PT Wijaya Karya (Persero), Tbk memiliki
nilai TIE sebagai berikut:

Year Nilai TIE Comment


2014 9,57 BAD
2015 2,74 BAD
2016 3,94 BAD
2017 3,16 BAD
2018 3,43 BAD

Berdasarkan data di atas, terlihat bahwa nilai TIE PT Wijaya Karya


(Persero), Tbk mengalami fluktuasi, namun nilai tersebut masih cenderung
rendah. Oleh sebab itu, TIE MAPI mendapat predikat BAD. Hasil yang
cukup rendah ini disebabkan oleh fluktuasi nilai Income Before Tax dan
tingginya nilai Interest Charge yang paralel dengan tingginya Total
Liabilities (data dapat dilihat dari laporan keuangan).
Bila MAPI ingin meningkatkan nilai TIE, maka dapat dilakukan dengan
menurunkan Interest Charge dengan cara membayar hutang dalam waktu
yang cepat, juga dengan meningkatkan EBIT dengan cara menekan nilai
COGS, biaya transportasi, serta distribusi.

24
D. Profitability Ratio
Rasio profitabilitas menunjukkan pengaruh gabungan dari likuiditas, pengelolaan
aktiva dan pengelolaan utang terhadap hasil operasi (laba). Jenis-jenis rasio

profitabilitas dipakai untuk memperlihatkan seberapa besar laba atau keuntungan


yang diperoleh dari kinerja suatu perusahaan yang memengaruhi catatan atas
laporan keuangan yang harus sesuai dengan standar akuntansi keuangan.

1) Profit Margin on Sales


Profit Margin on Sales merupakan rasio yang mengukur laba bersih setelah
pajak terhadap penjualan. Semakin tinggi profit margin on sales semakin baik
operasi suatu perusahaan. Rumus profit margin on sales adalah:

Nilai profit margin PT Wijaya Karya (Persero), Tbk selama lima tahun ke
belakang berfluktuasi dengan rincian sebagai berikut:
Year Nilai PMS Comment
2014 0,10 OK
2015 0,05 OK
2016 0,08 OK
2017 0,04 OK
2018 0,08 OK

Pada tahun terakhir, PMS PT Wijaya Karya (Persero), Tbk menunjukkan nilai
0,08. Artinya, atas setiap penjualan, PT Wijaya Karya (Persero), Tbk dapat
menghasilkan laba 2%. Dengan nilai yang fluktuatif dan cenderung
meningkat, maka PMS PT Wijaya Karya (Persero), Tbk mendapat predikat
OK.
Untuk bisa meningkatkan nilai PMS, maka PT Wijaya Karya (Persero), Tbk
harus meningkatkan labar bersih perusahaan.

25
2) Return on Assets (ROA)

Return on Assets merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan


dalam menghasilkan laba atas aktiva yang dipergunakan.
Rumus ROA adalah sebagai berikut:

ROA PT Wijaya Karya (Persero), Tbk selama lima tahun penelitian


memiliki nilai dengan rincian:
Year Nilai ROA Comment
2014 0,08 BAD
2015 0,04 BAD
2016 0,04 BAD
2017 0,03 BAD
2018 0,04 BAD

Nilai ROA yang cenderung rendah ini diakibatkan oleh tingginya nilai asset
yang tidak diimbangi dengan net income yang tinggi pula. Dengan nilai
yang berada di bawah suku bunga bank selama periode lima tahun tersebut,
ROA WIKA mendapat predikat BAD.
Bila WIKA ingin meningkatkan nilai WIKA, maka WIKA harus berusaha
meningkatkan jumlah net income dan mengurangi jumlah asset.

3) Return on Equity

Return on Equity merupakan rasio profitabilitas untuk menilai kemampuan


perusahaan dalam menghasilkan laba dari investasi pemegang saham
perusahaan tersebut yang dinyatakan dalam persentase. ROE dihitung dari
penghasilan (income) perusahaan terhadap modal yang diinvestasikan oleh
para pemilik perusahaan (pemegang saham biasa dan pemegang saham
preferen). Return on equity menunjukkan seberapa berhasil perusahaan
mengelola modalnya (net worth) sehingga tingkat keuntungan diukur dari
investasi pemilik modal atau pemegang saham perusahaan. ROE yaitu
rentabilitas modal sendiri atau
26
pemegang saham perusahaan.
Rumus ROE sebagai berikut:

Nilai ROE WIKA selama lima tahun penelitian adalah sebagai


berikut:

Year Nilai ROE Comment


2014 0,14 BAD
2015 0,13 BAD
2016 0,09 BAD
2017 0,09 BAD
2018 0,12 BAD

ROE WIKA selama lima tahun mengalami fluktuasi namun masih cenderung
rendah. Hal ini disebabkan oleh net income yang rendah namun nilai total
equity yang masih cenderung tinggi. Pada tahun terakhir (2018), total equity
WIKA mencapai Rp. 17.215.314.565 namun net income hanya Rp.
2.073.299.864. Ketidak seimbangan ini menyebabkan ROE menjadi sangat
rendah. Oleh sebab itu, ROE WIKA mendapat predikat BAD.

Bila WIKA ingin meningkatkan nilai ROE, maka WIKA harus melakukan
peningkatan terhadap net income dan menurunkan nilai total equity.

E. Market Value Ratio

Market Value Ratio merupakan rasio yang menghubungkan harga saham


perusahaan dengan labanya dan dengan nilai buku perusahaan. Rasio ini memberi
indikasi kepada manajemen mengenai pendapat investor tentang prestasi
perusahaan di masa lalu dan prospeknya di masa mendatang. Semakin besar
market value ratio, maka investor akan semakin tertarik untuk melakukan
investasi di perusahaan tersebut.
27
1) Price Earning Ratio

Price Earning Ratio (PER) merupakan ukuran untuk menentukan bagaimana


pasar memberi harga atau nilai pada saham sebuah perusahaan. Keinginan
seorang investor melakukan analisis saham melalui rasio – rasio keuangan
seperti Price Earning Ratio, dikarenakan adanya keinginan investor akan hasil
yang layak dari suatu investasi saham. Rumus PER adalah:

Nilai PER WIKA selama lima tahun ke belakang cenderung meningkat


dan mengalami penurunan di tahun 2018. Rincian nilai PER WIKA selama
periode 2014 – 2018 adalah sebagai berikut:

Year Nilai PER WIKA Comment


2014 40,20 BAD
2015 101,81 BAD
2016 164,38 BAD
2017 134,10 BAD
2018 193,03 BAD

Parameter nilai PER yang baik adalah dengan nilai yang terus meningkat dan
lebih dari dengan 30. Dengan fluktuasi nilai PER WIKA yang cenderung
meningkat pada 4 tahun terakhir dan lebih dari 30 di 4 tahun terakhir,
maka PER WIKA mendapat predikat BAD.

2) Market to Book Value

Market to Book Ratio adalah rasio dari nilai perlembar saham biasa atas nilai
buku perlembar ekuitas. Market to Book Ratio merupakan cerminan apresiasi
atau penilaian investor terhadap nilai buku sebuah perusahaan melalui harga
saham. Market to Book Ratio yang berasal dari neraca memberikan informasi
tentang nilai bersih sumber daya perusahaan. Semakin tinggi market to book
ratio, maka semakin baik pula penilaian investor terhadap nilai buku
perusahaan.
28

Rumus Market to Book Value adalah:

MBV WIKA selama lima tahun ke belakang mengalami fluktuasi dengan


kecenderungan meningkat. Berikut rincian nilai MBV WIKA :

Year Nilai Market to Book Value Comment


2014 12,50 BAD
2015 3,29 BAD
2016 1,48 BAD
2017 1,44 BAD
2018 1,18 BAD

Dengan nilai yang terus menurun sejak 2015, dikhawatirkan nilai MBV akan
menuju negatif. Namun, walau nilai MBV masih berada pada hasil positif,
dengan kecenderungan yang sangat rendah ini maka MBV WIKA diberi
predikat BAD. Nilai ini patut diperhatikan oleh perusahaan karena
dikhawatirkan akan mengurangi jumlah investor yang akan berinvestasi.
Bila WIKA ingin meningkatkan nilai MBV-nya, maka perusahaan harus
berusaha untuk meningkatkan net income.

F. Working Capital

Working Capital adalah selisih antara current asset dengan current liabilities. Atau
dalam bahasa Indonesia kita dapat memahami bahwa modal kerja adalah selisih
dari aset lancar dengan kewajiban lancar.

1) Cash Conversion Cycle (CCC)

CCC adalah jangka waktu sejak dilakukannya pengeluaran uang tunai untuk
sumber daya (bahan dan pekerja) hingga terealisasi penagihan atas penjualan
produk. Dengan kata lain, CCC mengukur lamanya dana tertanam dalam
bentuk modal kerja. Rumus CCC adalah:
29

Nilai CCC WIKA selama periode lima tahun adalah sebagai


berikut:

Year Nilai CCC Comment


2014 58 BAD
2015 69 BAD
2016 (9) BAD
2017 -22 BAD
2018 -21 BAD

Selama periode lima tahun tersebut, CCC WIKA cenderung mengalami


fluktuatif, namun sejak periode 2016 sampai 2018 CCC WIKA mengalami
terus penurunan mendapat predikat BAD. Predikat ini karena waktu
penerimaan uang tunai dari piutang usaha (DSO) belum bisa di bawah30
hari. Bila WIKA ingin mengurangi jumlah CCC dengan periode kurang dari
satu bulan, maka WIKA harus memperbaiki nilai DSO yang masih mendapat
predikat BAD. Juga harus berusaha memperbaiki nilai ICP dan APP yang
masih mendapat predikat OK.

G. Risk and Return

1) Actual Return

Actual Return WIKA selama lima tahun pengamatan adalah sebagai


berikut:
Year Nilai Actual Return Comment
2014 0,38 OK
2015 0,13 OK
2016 0,23 OK
2017 0,34 OK
2018 (0,06) OK

30

Jumlah nilai actual return WIKA selama lima tahun ke belakang dengan total
1,02 masih lebih besar dibandingkan dengan nilai expected return-nya,
sehingga mendapat predikat OK.

2) Expected Return

Expected Return adalah keuntungan atau kerugian yang diantisipasi investor


atas investasi yang telah diketahui atau diantisipasi tingkat pengembaliannya.
Cara menghitung expected return adalah dengan menghitung rata-rata
beberapa tahun ke belakang. Dari hasil perhitungan, nilai expected
return WIKA adalah 0,20.

3) Standar Deviasi

Standar deviasi digunakan untuk mengukur penyimpangan/risiko yang dapat


dikontrol oleh perusahaan. Semakin kecil standar deviasi, berarti semakin
kecil risiko. Standar deviasi WIKA selama lima tahun pengamatan
adalah sebesar 0,48 atau 48,75%. Dengan rendahnya nilai standar deviasi, hal
ini berarti semakin kecil pula resikonya. Hubungan antara risiko dan return
adalah positif, karena itu semakin kecil risiko maka semakin kecil pula
return yang dihasilkan.

4) Koefisien Variasi

Koefisien variasi digunakan untuk menentukan investasi mana yang dipilh.


Menghitung koefisien variasi adalah dengan membagi standar deviasi dengan
expected return-nya.

Nilai koefisien variasi WIKA untuk lima tahun pengamatan adalah 5,39.

31
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan dan Saran

1. Kesimpulan

Berdasarkan tabel perhitungan kinerja WIKA. yang dilihat dari rasio


keuangan, risk and return, dan working capital pada periode
2014 – 2018, dapat disimpulkan sebagai berikut:

A. Berdasarkan liquid ratio yang ditinjau dari current ratio dan quick or acid test
ratio, terlihat bahwa WIKA kurang dapat memenuhi kewajiban jangka
pendeknya. Kinerja WIKA. dapat dikatakan BAD atau kurang baik.
B. Berdasarkan assets management ratio yang ditinjau dari inventory turn over,
days sales outstanding ratio, average payment period, dan inventory
conversion period, dapat terlihat bahwa WIKA sudah cukup baik dalam
mengelola asetnya namun masih harus memperbaiki nilai inventory turn over
ratio dan days sales outstanding ratio. Kinerja WIKA. dapat dikatakan BAD
atau kurang baik.
C. Berdasarkan debt management ratio yang dinjau dari debt ratio dan
time interest earned, terlihat bahwa WIKA kurang dapat menutupi beban
bunga karena memiliki debt ratio > 50% setiap tahunnya. Oleh karena itu,
kinerja WIKA. dapat dikatakan BAD atau kurang baik.
D. Berdasarkan profitability ratio yang ditinjau dari profit margin on sales,
return on assets, dan return on equity terlihat bahwa kecenderungan naiknya
nilai net income berpengaruh atas fluktuatifnya profitabilitas WIKA yang juga
cenderung meningkat. Nilai ROA dan ROE WIKA berada di atas suku bunga
bank. Oleh karena itu, kinerja WIKA. dapat dikatakan OK atau cukup baik.
E. Berdasarkan market value ratio yang ditinjau dari price earning ratio dan
market to book value yang fluktuatif dan cenderung meningkat, kinerja
WIKA. dapat dikatakan OK atau cukup baik.

32
F. Berdasarkan working capital yang ditinjau dari cash conversion cycle,
terlihatbahwa WIKA kurang baik dalam mengelola modalnya dan
cenderung ada 20 peningkatan serta nilai CCC masih lebih dari 1 bulan. Oleh
karena itu, kinerja WIKA. dapat dikatakan BAD atau kurang baik.

G. Berdasarkan risk and return yang ditinjau dari actual return, terlihat bahwa
nilai actual return selama lima tahun mengalami fluktuasi yang diakibatkan
oleh nilai closing price yang juga berfluktuasi. Namun, karena total nilai
actual return masih lebih besar dari nilai expected return, kinerja WIKA.
dapat dikatakan OK atau cukup baik.

2. Saran

Berikut adalah saran untuk WIKA. supaya dapat lebih baik dalam
mengembangkan perusahaan berdasarkan penilaian kinerja dari rasio keuangan,
working capital, dan risk and return pada periode 2014 – 2018:
A. Berkaitan dengan perhitungan liquid ratio dan debt management ratio yang
mendapat predikat BAD atau kurang baik, sebaiknya WIKA Tbk.
memaksimalkan penggunaan inventory yang ada dan meningkatkan penjualan
agar perusahaan mendapatkan laba yang lebih besar.
B. Berkaitan dengan perhitungan assets management ratio, profitability ratio,
market value ratio, dan risk and return yang mendapat nilai OK atau cukup
baik, perusahaan sebaiknya menerapkan metode just in time dan safety stock
agar lebih dapat mengelola inventory dengan baik, menerapkan strategi
pemberian/penerimaan term of payment yang tepat baik untuk buyer atau dari
supplier agar aset dan modal dapat terkelola dengan baik sehingga laba dapat
bertambah. Selain itu, WIKA. sebaiknya dapat meningkatkan rasio pasar
agar para investor tertarik untuk melalukan investasi.
C. Berkaitan dengan working capital yang mendapat predikat BAD atau kurang
baik, sebaiknya WIKA. dapat memberikan term of payment yang disertai
dengan pemberian diskon bagi buyer, menerapkan metode just in time dan
safety stock untuk mengelola inventory dan mencari supplier dengan term of
payment yang tinggi supaya perputaran uang menjadi lebih baik.

33
DAFTAR PUSTAKA

Buku:
Brigham, Eugene F. Koh Annie; Ang Ser-Seng, and Ehrhardt, Michael C. 2011. Financial
Management Theory and Practice. 13th Edition, South Western Cengage Learning.
Margaretha, Farah. 2011. Manajemen Keuangan untuk Manajer Non Keuangan. Jakarta: Penerbit
Erlangga.

Website: https://www.jurnal.id/ https://dosenakuntansi.com/


http://www.pendidikanekonomi.com/
https://finance.yahoo.com/quote/MLBI.JK/history
https://multibintang.co.id/

https://www.dictio.id/
https://ilmumanajemenindustri.com/
https://www.myaccountingcourse.com/
https://www.investopedia.com/

34
LAMPIRAN I
LAPORAN KEUANGAN WIKA
TAHUN 2014 –2018

*
35
*
36
*

37
38
*

39
40
*

41
42
*

43
44
*

45
46
*

47
48
*

49
LAMPIRAN II
DATA KEUANGAN WIKA
TAHUN 2014 –2018
YAHOO FINANCE
*
50
*

51
52

Anda mungkin juga menyukai