PART 1 INTRODUCTION
PROFIL PERUSAHAAN
PT Wijaya Karya (Persero) didirikan sejak 47 tahun yaitu pada 11 Maret 1960. PT Wijaya
Karya (Persero), yang biasa disebut WIKA, merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
yang adalah hasil nasionalisasi dari perusahaan Belanda, Naamloze Vennotschap Technische
Handel Maatschappij en Bouwbedrijf Vis en Co disingkat NV Vis en Co. Berdasarkan Peraturan
Pemerintah No. 2 tahun 1960 dan Surat Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik
(PUTL) No. 5 nama dirubah menjadi Perusahaan Negara Bangunan Widjaja Karja. Saat itu
bidang pekerjaan bergerak di instalasi listrik dan pipa air. Salah satu proyeknya saat itu,
pembangunan GELORA Bung Karno atau Gelanggang Olah Raga Bung Karno dalam rangka
penyelenggaraan Games of the New Emerging Forces (GANEFO) dan Asian Games ke-4 di
Jakarta.
WIKA terus berkembang hingga di tahun 1972 nama Perusahaan Negara Bangunan Widjaja
Karja berubah lagi menjadi PT Wijaya Karya. WIKA kemudian berkembang menjadi sebuah
kontraktor konstruksi dengan menangani berbagai proyek penting seperti pemasangan jaringan
listrik di Asahan dan proyek irigasi Jatiluhur. Pada tahun 1982 WIKA melakukan perluasan
divisi dengan dibentuknya beberapa divisi baru, yaitu Divisi Sipil Umum, Divisi Bangunan
Gedung, Divisi Sarana Papan, Divisi Produk Beton dan Metal, Divisi Konstruksi Industri, Divisi
Energy, dan Divisi Perdagangan.
Pada pertengahan tahun 2009, WIKA menyelesaikan Jembatan Suramadu, yang merupakan
sebuah proyek prestisius untuk menghubungkan pulau Jawa dengan pulau Madura.
Memasuki abad ke 21, WIKA berusaha keras meningkatkan kinerja di setiap aspek, dimulai dari
manjemen, sumber daya manusia yang tersusun guna menghasilkan inovasi dan teknologi.
WIKA dihadapan dengan lingkungan usaha yang berubah dengan tantangan lebih besar sehingga
perusahaan menerapkan Visi & Misi perusahaan yang baru untuk 20 tahun ke depan.
VISI 2020
Menjadi salah satu perusahaan terbaik di bidang Engineering Procurement dan Construction
(EPC) dan Investasi terintegrasi di Asia Tenggara.
MISI 2020
Menyediakan Produk-produk Energi, Industri & Infrastruktur Terpadu yang Unggul
Memenuhi Harapan Pemangku Kepentingan Utama
Menjalankan Praktik Etika Bisnis untuk Menjadi Warga Usaha yang Baik dan
Memelihara Keberlanjutan Perusahaan
Ekspansi Strategis Keluar Negeri
Mengimplementasikan “Best Practices” dalan Sistem Manajemen Terpadu
Sejalan dengan visi dan misi, WIKA terus memprioritaskan kliennya, berprestasi, berpikiran
positif dan kemampuan untuk tampil dengan kinerja komersial demi pertumbuhan yang sehat
yang disaat yang bersamaan juga mamapu memenuhi seluruh keinginan stakeholders.
Oleh karena itu, WIKA memegang teguh motto “Spirit of Innovation” dan mengoptimalkan
nilai-nilai perusahaan yang berdasarkan pada prinsip ataupun nilai berikut ini.
Commitment
Berbuat sesuai kesepakatan dan janji
Innovation
Selalu mencari sesuatu yang lebih baik
Balance
Menjaga keseimbangan semua aspek
Excellence
Memberikan hasil lebih baik
Relationship
Hubungan kemitraan yang baik untuk para pihak
Team Work
Sinergi, kerja sama intra dan lintas unit kerja
Integrity
Keutuhan dan ketulusan yang meliputi keadilan, tanggung jawab, transparansi, dan kejujuran
Operational Perusahaan
Saat ini WIKA memiliki sejumlah Strategic Business Unit (SBU) di bidang (infrastruktur,
meliputi konstruksi sipil, energi, industrial plant, minyak dan gas) dan sub bidang.
SBU Konstruksi Sipil adalah sub bidang usaha yang terdiri dari: pembuatan jalan dan jembatan,
pengairan, prasarana perhubungan dan ketenagaan, serta Perancangan Bangun (Design and
Build) mulai dari proses perencanaan
sampai proses konstruksi.
SBU Energi menjalankan usaha dalam bidang konstruksi berbasis EPC yang terintegrasi dengan
lingkup pekerjaan mulai dari pekerjaan rekayasa dasar (basic engineering design), rekayasa
process (process engineering design), rekayasa detil (detail engineering design), procurement
terkait dengan pengadaan equipment dan construction atau pelaksanaan konstruksi dari proyek-
proyek yang telah direncanakan.
WIKA mempunyai model bisnis strategis dengan kegiatan bisnis inti yaitu pada jasa Teknik
Rekayasa, Pengadaan dan Konstruksi atau yang lebih dikenal dengan istilah EPC pada bagian
poros. Bisnis inti EPC di bagian poros ini ditunjang dari belakang oleh sumber daya fabrikasi
atau manufaktur pada bidang yang terkait erat dengan kegiatan EPC, dan menunjang
keberlanjutan usaha ke depan melalui kegiatan investasi jangka panjang. Bila digambarkan
model bisnis WIKA dalam sebuah bagan, maka akan terlihat sebagai berikut:
WIKA sudah mengembangkan usahanya pada 4 pilar bisnis utama yaitu usaha jasa Konstruksi,
Industri, Perdagangan dan Realti. WIKA pun mulai menangani banyak proyek besar (Gedung
LIPI, Gedung Bukopin, dan Proyek Bangunan dan Irigasi.) serta membentuk anak perusahaan di
sektor industri konstruksi membuat WIKA menjadi perusahaan infrastruktur yang terintegrasi
dan bersinergi. Berikut adalah anak perusahaan WIKA beserta bidang usahanya:
Dengan dibukanya beberapa anak perusahaan diharapkan perusahaan dapat berdiri sendiri
sebagai usaha yang spesialis dalam menciptakan produknya masing-masing.
Employee
Berdasarkan annual report 2009, WIKA mempunyai 1290 karyawan dimana terdapat 269 orang
tenaga ahli di setiap sub bidang usaha (Civil, Building, Energy, Industrial Plant Oil & Gas).
Tingkat pendidikan karyawan di perusahaan cukup bervariasi yaitu: 93 orang S3-S2 ,769 orang
S1-D4, 157 orang D3, 242 orang D2-D1-SLTA, 29 orang SLTP, untuk pembagian komposisi
bidang pendidikan 66% pada teknik dan 34% non teknik. Berikut ini merupakan perbandingan
Jumlah Karyawan di tahun 2008 & 2009 untuk tingkat pendidikan Karyawan, Bidang
Pendidikan danUsia.
Sesuai dengan annual report 2009, WIKA memiliki 11 General Manager di perusahaan, 5 pada
bagian operation dan 5 lagi di bagian corporate, Perusahaan sudah mengangkat juga 1 GM
khusus yang memantau perkembangan Knowledge Management di perusahaan. Juga erdapat 51
Manager Biro (14 di corporate, 37 di operasional), 14 Manager Bidang ,9 Manager Wilayah
untuk sesuai 9 wilayah di Indonesia.
Organizational Structure
Pada WIKA terdapat board / Dewan Komisaris yang beranggotakan 5 orang yaitu: 1 Komisaris
Utama, 2 Komisaris Independen, dan 2 Komisaris. Berikut ini merupakan gambaran Struktur
Organisasi pada PT. Wijaya Karya.
Berdasarkan gambar di atas PT. WIKA mempunyai 5 orang anggota Dewan Direksi yaitu: 1
Direktur Utama dan 4 Direktur bagian yaitu: Direktur SDM & Pengembangan, Direktur
Keuangan dan Direktur Operasional yang dibagi 2. Terdapat 10 Departement dimana 4
Departement untuk corporate perusahaan (Departemen Perusahaan, Departemen Keuangan,
Departemen Legal, Departemen Human Kapital), dan 6 Departement untuk bagian operasional
perusahaan. Departemen Sivil Umum terbagi jadi 3 Divisi, Departemen Wilayah dengan1 Divisi,
Departemen Luar Negri, Departemen Bangunan Gedung menjadi 2 Divisi, dan Departemen
Industrial Plant dibagi menjadi 3 Divisi, serta Departement Energi dengan 3 Divisi nya.
PART 2 KM ASSESMENT
TASK CHARACTERISTIC
Task Characteristic di WIKA berada di posisi Medium to Low Task untuk Uncertainty dan Task
interdependency. Berikut ini merupakan uraian Task Characteristic pada WIKA
Task Uncertainty
Untunk menghadapi Task Uncertaintu Perusahaan menerapkan WIKA STAR 2010 yaitu
management dalam Rencana Jangka Panjang (RJP). Diagram rencana jangka panjangnya WIKA
yaitu:
Leadership drives performance excellence
yaitu kepemimpinan untuk mendorong kinerja yang unggul.
Knowledge and competence are our main capital
yaitu pengetahuan dan kompetensi merupakan aset andalan WIKA.
Every activity shall create value
dimana setiap aktivitas harus memberikan nilai tambah.
Speed is essence
kecepatan merupakan hal yang sangat essensial.
Technology is productivity booster
merepakan Teknologi yang menjadi pendorong aktivitas.
Pada tataran operasional, WIKA juga membangun WIKA Management System yang merujuk
pada standar-standar ISO 14001:2004, OHSAS 18001:2007, dan Sistem Manajemen K3
Permenaker No. 5 tahun 1996. Serta memegang konsep 5R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin)
yang merupakan standar yang telah diterima di tingkat internasional. WIKA juga mempunyai
Standar Operasi Prosedur (SOP), sistem Manajemen Risiko berbasis COSO, menerapkan Sistem
Manajemen Mutu dan Kebijaka Sistem Management.
Task Interdependency
Seluruh unit kerja di Kantor Pusat, Kantor Wilayah, dan anak perusahaan saling bergantung satu
dengan yang lainnya, apa lagi hubungan kerjasama untuk setiap Divisi yang dalam suatu
Departemen, sangat menentukan untuk memajukan bidang usahanya. Dan salah satu nilai yang
dipegang WIKA yaitu Teamwork. Dimana Team Work yang mengutamakan Sinergi, kerja sama
intra dan lintas unit kerja.
KNOWLEDGE CHARACTERISTIC
Knowledge terbagi menjadi dua jenis, yaitu tacit knowledge dan explicit knowledge. Tacit
knowledge adalah pengetahuan yang tersimpan dalam otak manusia, misalnya pemikiran,
hapalan dan lain-lain. Explicit knowledge adalah pengetahuan yang berada di luar kepala,
misalnya buku, jurnal, dokumen dan lain-lain. Konsep knowledge management berusaha untuk
memadukan dan mengkombinasikan pengetahun tersebut untuk meningkatkan daya saing.
Expicit Knowledge
Explict Knowledge pada WIKA didapatkan dari annual report, buku pedoman yaitu Pedoman
Pekerjaan Proyek diperoleh dalam tulisan atau pernyataan sehingga setiap karyawan dapat
mempelajarinya secara independen.
Tacit Knowledge
Tacit Knowledge pada WIKA didapatkan dari apa yang didapatkan dari pengalaman karyawan
atau praktek di lapangan. Perusahaan mengadakan Training untuk karyawan, pelatihan
kepemimpinan untuk pemimpin grup. Selanjut terdapat program pendidikan Dewan Komisaris
dan pelatihan bagi karyawan baik melalui pelatihan, seminar, kursus, lokakarya unutk
peningkatan keahlian/ skill sehingga meningkat juga sumber daya manusia yang ada di WIKA.
Juga terdapat KM Online yang menjadi wadah untuk proses sharing knowledge terjadi dalam
perusahaan.
Procedural
WIKA mempunyai Standar Operasi Prosedur (SOP), menerapkan standar ISO serta
Accounting Policies & Management Policies dalam menghasilkan produk & jasa yang unggul
dan berdaya saing .
ENVIRONMENT CHARACTERISTIC
Untuk hunbungan dengan Investor , WIKA menjalankan Program kemitraan dengan Kontraktor
Asing dan investor asing juga terapkan pada WIKA, yang terealisasi dalam proyek infrastruktur
Aljazair dimana WIKA menjadi subkontraktor dari perusahaan konstruksi Kajima yang
tergabung dalam konsorsium Jepang, “COJAAL” (Kajima, Taisei, Nisimatsu, Hazama, dan
Teken). Dalam proyek tersebut WIKA mendapat bagian membangun lebih dari 40 unit jembatan
dan peletakan girder pada jalan bebas hambatan sepanjang 102 kilometer, structural works,
precast factory, temporary building dan ancillary works. Juga untuk mendukung hasil kerja yang
excellent Perusahaan menjalin kerja sama atau aliansi strategis dengan piha-kpihak yang
merupakan pemasok utama dalam suatu bidang kegiatan tertentu.
WIKA juga menjalin hubungan yang baik dengan Media masa, dengan adanya konfrensi pers
perusahaan penyampaian kegiatan dan proyek, serta pencapaian-pencapaian yang didapat.
WIKA menangkan berapa salah satunya MAKE Award dan sertifikat. MAKE Award adalah
penghargaan yang diberikan kepada organisasi yang telah menghargai pengetahuan yang
dimilikinya sebagai intellectual capital dan mempunyai sistem untuk mengelola pengetahuan
yang ada di dalamnya. Untuk lebih lengkapnya yang dapat dilihat pada gambar berikutnya.
10 | F i n a l P r o j e c t _ K n o w l e d g e M a n a g e m e n t
PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk.
PRIOTIZING KM PROCESS
Berikut ini merupakan analisa proses KM yang terjadi pada perusahaan
Socialization
forKnowledge OK YES OK NO YES NO
Discovy
Socialization
for Knowledge OK YES OK OK OK YES
Sharing
Direction NO OK YES NO NO NO
11 | F i n a l P r o j e c t _ K n o w l e d g e M a n a g e m e n t
PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk.
1. Socialization
yakni konversi dari satu tacit knowledge ke bentuk tacit knowledge lainnya melalui proses tukar
pengalaman (sharing) antar individu dalam suatu perusahaan. Ini dapat terjadi dalam CoP yang
dibentuk, di mana anggota bisa dari berbagai divisi, sehingga mereka dapat sharing pengalaman
yang di dapatkan kepada anggota dari divisi lain. Setiap CoP memiliki smart goal yang ingin
dicapai, dan setiap individu bebas memilih area CoP yang diikutinya. Setiap CoP dipimpin
seorang team leader yang memiliki jadwal tersendiri dalam mengumpulkan anggotanya. Pada
saat pertemuan itulah, proses sharing dan coaching terjadi di antara anggota CoP.
2. Externalization
yaitu konversi dari tacit knowledge ke explicit knowledge melalui diskusi kelompok sehingga
terformulasi konsep-konsep ilmiah-praktis yang diperlukan oleh perusahaan. Wika juga
menerapkan program Coaching, Mentoring, Counseling (CMC), dimana setiap atasan bertindak
sebagai HR partner untuk bawahan. Program ini bertujuan mengembangkan potensi pegawai.
Untuk itu setiap atasan dibekali pelatihan guna mengenali tipe-tipe kepribadian dan memahami
karakter bawahannya.
3. Combination
Proses kombinasi antara explicit knowledge yang telah dimiliki menjadi explicit knowledge yang
lebih diperbaharui. Melalui KM OnLine yang memfasilitasi transfer knowledge diantara
karyawan.
4. Internalization
Proses internalisasi yakni konversi dari tacit knowledge menjadi tacit knowledge melalui
operasionalisasi “learning by doing”. Melalui budaya yang ada di perusahaan karyawan dapat
melakukan sharing dan pembelajaran melalui organisasi
12 | F i n a l P r o j e c t _ K n o w l e d g e M a n a g e m e n t
PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk.
13 | F i n a l P r o j e c t _ K n o w l e d g e M a n a g e m e n t
E
x
lt
ip
c
a
T PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk.
Socialization
Combination
Internalization
14 | F i n a l P r o j e c t _ K n o w l e d g e M a n a g e m e n t
PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk.
e. Learning
Kemauan belajar untuk setiap individu sehingga muncul ide-ide, inovasi dan knowkledge baru,
yang menjadi komoditas utama dalam KM.
Berdasarkan model mental organisasi yang disepakati bersama inilah mereka kemudian
mengakutalisasikan pengetahuannya menjadi strategi, program, sistem/dokumen baru sebagai
pedoman kerja seluruh anggota.
15 | F i n a l P r o j e c t _ K n o w l e d g e M a n a g e m e n t
PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk.
1. Repositories.
Pusat penyimpanan data dari Knowledge Management System, dimana seluruh knowledge dari
perusahaan yang ingin disimpan, akan tersimpan dalam repositories ini.
Sarana-sarana dan fungsi-fungsi utama dari Knowledge Management System yang berguna bagi
para pengguna Knowledge Management System, dan membantu para pengguna dalam
menggunakan Knowledge Management System. Sarana-sarana tersebut diantaranya fasilitas
pencarian, fasilitas pemberian rekomendasi, fasilitas untuk penambahan knowledge baru, dan
lain sebagainya.
3. Network.
Sarana untuk pertukaran data dan komunikasi dalam Knowledge Management System. Melalui
network inilah, pengguna dapat memiliki saluran untuk mengakses Knowledge Management
System.
Membangun Knowledge Management System yang mencakup Analisa 7 layer dari arsitektur
yaitu:
1. Interface layer
Layer dimana tampilan untuk user berada. Tampilan ini haruslah menarik, agar pengguna merasa
tertarik untuk menggunakan KMS.
2. Access and authentication layer
Layer yang mengatur keamanan sistem KMS dan pengaturan hak akses ke dalam sistem KMS.
3. Collaborative filtering and intelligence layer
16 | F i n a l P r o j e c t _ K n o w l e d g e M a n a g e m e n t
PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk.
Layer dimana terdapat fungsi-fungsi yang sangat membantu pengguna dalam menggunakan
KMS, belajar pengetahuan baru melalui KMS, dan berkontribusi pengetahuan ke dalam KMS.
Fungsi-fungsi tersebut contohnya seperti fungsi pencarian, fungsi rekomendasi, filtering, dll.
4. Application layer
Layer dimana aplikasi utama dari KMS berada.
5. Transport layer
Layer yang mengatur komunikasi antara pengguna dan sistem KM.
6. Middleware and legacy integration layer
Layer yang berfungsi sebagai jembatan untuk integrasi antara aplikasi yang telah ada dengan
sistem KMS
7. Repository layer
Layer yang merupakan inti dari KMS, karena di layer ini lah, setiap knowledge yang ada akan
tersimpan disini.
DBMS
Client Server
Web Service
Web Browsing
DSS/ES
CBS
Data Mining
Teknologi
Activity
KMS
Componet
Database
Interface Messaging engine
Searce engine
Web base Application WEbservice
Mailing list Document
Web forum Management
Hal yang penting dalam knowledge management adalah terbentuknya lingkungan belajar yang
kondusif, sehingga para pekerja dapat termotivasi untuk terus belajar, memanfaatkan informasi
17 | F i n a l P r o j e c t _ K n o w l e d g e M a n a g e m e n t
PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk.
KM On Line
Sebelum suatu knowledge di upload ke dalam database knowledge management WIKA dan dapat di
download oleh para karyawan, namun sebelumnya, terdapat proses yang melibatkan knowledge
approval dan feedback process. Setiap orang yang membuat paper inovasi menyampaikan
materinya kepada divisi knowledge management. Kemudian Paper inovasi itu di-upload oleh unit
tersbut ke portal KM yang bisa diakses seluruh karyawan KM Sistem online yang didukung software
canggih sangat memudahkan para pekerja mencapai target dan menciptakan value yang tersebar di
berbagai lokasi.
Pada KM online, ada rubrik e-library (menyatukan perpustakaan di seluruh unit kerja), rubrik
prosedur, dan instruksi kerja/kebijakan. Untuk memaksimalkan penerapan KM online,WIKA
menerapkan sistem reward. Sistem ini juga memberikan perangsang reward (feedback reward point
dan knowledge reward point). Setiap karyawan yang melakukan pembelajaran melalui KM Online
akan dihargai 1 poin. Jika dalam 1 bulan ada karyawan yang mengumpulkan poin
terbanyak dapat menukarkan poinnya dengan merchandise tertentu.
18 | F i n a l P r o j e c t _ K n o w l e d g e M a n a g e m e n t
PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk.
Knowledge Profile
Submission Online
Valuation Knowledge
Reward Point
KM Online Retrive
Logi
n
Knowledge dsff
Knowledge
Create Approval Uploaded
Konwledge
Feed Back
Send Feedback
Uploading process
19 | F i n a l P r o j e c t _ K n o w l e d g e M a n a g e m e n t
PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk.
Sistem Scorecard
20 | F i n a l P r o j e c t _ K n o w l e d g e M a n a g e m e n t
PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk.
PART 5
Impact on Culture
WIKA sudah memasukkan KM kedalam culture perusahaan. Dimana para karyawan dapat terus
belajar & memperbaiki diri. Wika sampai membuat simbol khusus yang menunjukkan adanya
Sistem KM. Simbol berbentuk dua bintang yang saling bergandengan tangan dengan slogan
citra “Sharing Every Day”.
Berikut ini ada 5 tahapan untuk mencapai budaya WIKA, yaitu Dipaksa, Terpaksa, Bisa, Biasa,
dan Budaya. Dimana manajemen WIKA memberlakukan budaya “Paksa-Rela”. Maksudnya di
sini untuk memaksa lewat sistem sehingga nantinya ”Terpaksa” (melakukan sesuai sistem),
”Bisa”(melakukan dengan pemahaman) dan pada akhirnya menjadi “Terbiasa”.
Pelestarian Lingkungan
Perusahaan berpartisipasi aktif dalam upaya mengurangi pemanasan global dan melestarikan
lingkungan, WIKA melakukan kegiatan penanaman pohon bakau
Sumur Air
Perusahaan bekerjasama dengan Rumah Zakat untuk pembuatan sumur air bersih (water well)
untuk masyarakat.
Program Kesehatan
21 | F i n a l P r o j e c t _ K n o w l e d g e M a n a g e m e n t
PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk.
Perusahaan membangun dan merenovasi sarana air bersih dan sanitasi masyarakat, melakukan
upaya peningkatan gizi melalui bantuan pangan, obat-obatan serta pelaksanaan kegiatan-kegiatan
lainnya terkait pelayanan kesehatan masyarakat.
Bantuan Keagamaan
Perusahaan memberikan bantuan berupa pembangunan dan perbaikan sarana ibadah serta
fasilitas penunjang lainnya dan bantuan lainnya menjelang peringatan hari-hari besar agama.
BUMN Peduli
Ini merupakan program bantuan yang pelaksanaan kegiatannya berkoordinasi dengan Kantor
Kementerian BUMN dan bersifat kondisional. Beberapa kegiatan BUMN Peduli yang telah
dilakukan yaitu: bantuan sembako untuk korban bencana banjir korban bencana letusan Gunung
Merapi, pengadaan alat-alat pembantu untuk pembangunan rumah korban gempa dan tsunami.
Program Kemitraan
Perusahaan berupa pembiayaan kepada Usaha Kecil dan Menengah (UKM) termasuk Koperasi
yang memenuhi persyaratan yang telah ditentukan. Selain dukungan finansial, pembinaan juga
dilakukan dalam bentuk pemberian bantuan pelatihan dan pemasaran produk melalui pameran
usaha kecil.
22 | F i n a l P r o j e c t _ K n o w l e d g e M a n a g e m e n t
PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk.
Impact on Process
Tata kelola perusahaan diterapkan WIKA berdasarkan prinsip Good Corporate Governance
(GCG) yaitu:
transparansi, yaitu mengutamakan pengungkapan informasi terkait dengan informasi dan
perkembangan penting di WIKA secara tepat waktu dan akurat kepada publik
akuntabilitas, yaitu menjabarkan secara jelas kewenangan dan kewajiban pimpinan di WIKA
kepada pemegang saham dan para karyawan.
responsibilitas, yaitu bertanggung jawab atas setiap pekerjaan yang dijalankan terkait dengan
pengelolaan usaha WIKA
independensi, yaitu mengelola Perusahaan secara mandiri sesuai peran dan fungsinya tanpa
ada tekanan dari pihak manapun.
kesetaraan, yaitu memberikan perlakuan yang adil kepada setiap karyawan.
Dalam rangka penerapan GCG dikenal 3 (tiga) tahapan yang menggambarkan suatu road map
pencapaian tata kelola perusahaan yang baik, yaitu Tahap ke-1 Good Corporate Governance
(GCG), Tahap ke-2 Good Governed Corporation, dan Tahap ke-3 Good Corporate Citizen.
Masing-masing tahapan memiliki karakteristik ukuran dan tingkat pencapaian serta hasil yang
diperoleh.
Seluruh unit kerja di Kantor Pusat, Kantor Wilayah, dan anak perusahaan diwajibkan melakukan
sosialisasi Code of Conduct ini untuk mempertahankan kejujuran, integritas dan keadilan dalam
seluruh aktivitas bisnis di lingkungan kerja masing-masing.
WIKA melarang seluruh jajaran Perseroan yang terdiri atas Dewan Komisaris, Direksi, seluruh
unit kerja dari Kantor Pusat, Kantor Wilayah, Kantor cabang, anak perusahaan dan pihak yang
23 | F i n a l P r o j e c t _ K n o w l e d g e M a n a g e m e n t
PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk.
terkait melakukan transaksi yang bertentangan dengan hukum dan prinsip-prinsip Good
Corporate Governance.
Dengan adanya implementasi manajemen risiko yang berbasis teknologi, Perusahaan memiliki
bank data yang komprehensif, yang sangat berguna bagi pengembangan proyek-proyek sejenis di
masa-masa mendatang.
24 | F i n a l P r o j e c t _ K n o w l e d g e M a n a g e m e n t
PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk.
Berikut ini penjelasan mengenai Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta
Lingkungan dan Sistem Manajemen Risiko.
Sistem Manajemen K3 dan Lingkungan PT Wijaya Karya (Persero), Tbk. didasarkan pada
ketentuan-ketentuan yang didasarkan pada ISO 14001:2004, OHSAS 18001:2007, dan Sistem
Manajemen K3 Permenaker No. 5 tahun 1996.
Untuk memastikan Sistem Manajemen K3L berjalan dengan baik perusahaan membentuk
Panitia Pembina atau P2K3L. Dan setiap informasi K3L dikomunikasikan dengan baik kepada
para karyawan dan pihak-pihak yang berkepentingan, WIKA melakukan kegiatan K3L
induction, K3L morning, talk, K3L meeting, toolbox meeting, dan pemasangan papan
pengumuman serta rambu-rambu K3L. Agar setiap tahapan kegiatan bisnis WIKA memenuhi
ketentuan dan persyaratan K3L maka WIKA melakukan pemeriksaan bahaya, pemantauan
lingkungan, monitoring peralatan inspeksi, pengukuran, dan pengujian, dan pemantauan
kesehatan pada setiap karyawannya.
Pelaksanaan, pemeriksaan, dan pemantauan K3L di lingkungan WIKA dilakukan oleh petugas
untuk memonitor & mereview pimpinan unit kerja serta diukur secara mandiri menggunakan
Quality Management System Level (QMSL), Safety Implementation Level dan Environment
Management System Level. Untuk mengendalikan & menigkatkan kinerja K3L maka harus
dipaikan kepad Manajemen WIKA setiap insiden, keadaan darurat, dan pelaksanaan kegiatan
K3L.
25 | F i n a l P r o j e c t _ K n o w l e d g e M a n a g e m e n t
PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk.
Manajemen Resiko
Menyadari bahwa setiap operasional perusahaan tidak terlepas dari berbagai resiko, baik resiko
dari dalam & dari luar Perusahaan. Oleh kaerena itu, WIKA menerapkan Manajemen Resiko
yang terintregrasi secara optimal dan berkesinambungan untuk mewujudkan operasional
perusahaan yang sehat & mampu menghasilkan laba.
WIKA melakukan upaya untuk meminimalkan terjadinya resiko, dengan cara mengikuti
arusuransi, atau pun kontrak yang terlindungi secara hokum. Pelaksanaan sistem manajemen
risiko Perseroan merupakan bagian dari kebijakan sistem manajemen WIKA secara keseluruhan.
Acuan kerja sistem manajemen risiko didasarkan pada prosedur sistem manajemen risiko
Perseroan No.Dok. WIKA-PEU-PM-07.01, dan telah direvisi pada Amd. 1 Revisi No.05 tanggal
1 Mei 2009.
WIKA sudah membentuk forum atau tim manajemen risiko yang memberi pertimbangan dalam
pengambilan keputusan, dalam rangka menangani pekerjaan baru yang belum pernah dikerjakan
oleh Perseroan sebelumnya dan seluruh aktivitas yang dilakukan di seluruh unit kerja. WIKA
mempunyai komitmen yang mengungkapkan secara transparan risiko-risiko yang secara
signifikan dapat mempengaruhi nilai Perseroan. Dengan demikian pihak-pihak yang
berkepentingan dengan WIKA dapat memperhitungkan risiko-risiko yang relevan apabila
melakukan transaksi bisnis dengan Perseroan.
Impact on Employees
Saat ini terdapat 11 General Manager pada WIKA. 5 GM untuk korporasi, 5 untuk Operasional
dan 1 GM khusus untuk menangani Knowledge Management. Secara struktural, posisi GM KM
berada di bawah Direktur SDM dan Pengembangan. Juga terdapat pengembangan sumber daya
informasi yaitu dalam jumlah tingkat pendidikan di tahun 2008 terdapat 727 Sarjana dan di tahun
2009 meningkat menjadi 769. Sedangkan jumlah lulusan D2,D1 dan SLTA menurun, yaitu dari
267 orang menjadi 242 orang. Dari 1290 karyawan WIKA terdapat 269 orang karywan ahli
yang berkompetensi untuk setiap ketegori SBU.
26 | F i n a l P r o j e c t _ K n o w l e d g e M a n a g e m e n t
PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk.
PART 6
Dalam menghadapi tantangan untuk waktu ke depan, beberapa hal yang perlu diperhatikan
perusahaan sehingga dapat mencapai tujuannya yaitu:
27 | F i n a l P r o j e c t _ K n o w l e d g e M a n a g e m e n t
PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk.
28 | F i n a l P r o j e c t _ K n o w l e d g e M a n a g e m e n t
PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk.
References:
29 | F i n a l P r o j e c t _ K n o w l e d g e M a n a g e m e n t