Anda di halaman 1dari 4

Faktor yang mempengaruhi pergerakan kurva permintaan adalah adalah harga barang itu sendiri.

Kurva dan
skedul permintaan menggambarkan hal ini dengan menganggap faktor-faktor lain selain factor harga adalah
tetap (tak berubah atau konstan). Ingat anggapan ceteris paribus, bila faktor-faktor lain selain harga mengalami
perubahan maka kurva permintaan akan bergeser ke kiri atau ke kanan. Hal ini jelas karena skedul atau kurva
permintaan digambarkan dengan anggapan hal-hal lain tetap tak berubah atau konstan. Sama hal nya dengan
permintaan faktor yang memperngarugi pergerakan kurva penawaran adalah Faktor harga sendiri merupakan
faktor yang sangat menentukan kuantitas barang atau produk yang ditawarkan. Skedul atau kurva penawaran
barang menunjukkan hubungan antara kuantitas yang ditawarkan dengan harganya yang dibuat berdasarkan
anggapan bahwa faktor-faktor lain di luar harga dianggap konstan atau tetap. Jika salah satu atau beberapa
faktor bukan harga yang mempengaruhi penawaran berubah, yang berarti tak ada anggapan ceteris paribus,
maka kurva penawaran akan bergeser.

1) Selera. Selera konsumen terhadap suatu barang mungkin berubah, misalnya karena pengaruh iklan, berarti
akan lebih banyak yang diminta pada setiap tingkat harga. Jadi, permintaan akan naik atau kurva permintaan
bergeser ke kanan. Sebaliknya berkurangnya selera konsumen akan barang tersebut menyebabkan permintaan
turun yang berarti kurva permintaan bergeser ke kiri.

2) Banyaknya konsumen pembeli. Bila volume pembelian oleh masingmasing konsumen sama maka kenaikan
jumlah konsumen di pasar yang diakibatkan oleh perbaikan sarana transportasi dan komunikasi atau karena
pertambahan penduduk menyebabkan kenaikan permintaan yang menggeser kurvanya ke kanan. Penurunan
jumlah atau banyaknya konsumen akan menyebabkan hal sebaliknya, yaitu berupa penurunan permintaan.
Secara matematis permintaan, pasar dapat dicari dengan mengalikan banyaknya konsumen dengan kuantitas
yang diminta oleh seorang konsumen.

3) Pendapatan konsumen. Pengaruh perubahan pendapatan terhadap permintaan agak sedikit kompleks karena
efeknya mempunyai dua kemungkinan. Pada umumnya, pengaruh pendapatan terhadap permintaan adalah
positif dalam arti kenaikan pendapatan akan menaikkan permintaan. Hal ini terjadi bila barang tersebut
merupakan barang superior atau barang normal. Ini seperti efek selera dan efek banyaknya pembeli yang
mempunyai efek positif. Pada kasus lain, yaitu barang inferior, maka kenaikan pendapatan justru menurunkan
permintaan. Kenaikan pendapatan konsumen akan menaikkan permintaan konsumen akan makanan dan buah-
buahan serta menaikkan pembelian pakaian. Ini merupakan barang normal. Tetapi kenaikan pendapatan
menyebabkan permintaan akan gaplek sebagai bahan makanan yang semula dikonsumsi menurun karena ia
mengganti konsumsi gaplek dengan beras yang lebih baik kualitasnya akibat kenaikan pendapatan. Gaplek
merupakan barang inferior. Dua kemungkinan sebaliknya bisa terjadi bila terjadi penurunan pendapatan. Pada
kasus barang normal, penurunan pendapatan mengakibatkan penurunan permintaan. Sedangkan pada kasus
barang inferior, penurunan pendapatan justru menyebabkan kenaikan permintaan.
Penurunan pendapatan konsumen menyebabkan konsumsi atau permintaan gaplek naik. Yang terakhir ini
menunjukkan hubungan negatif antara pendapatan dan permintaan pada kasus. barang inferior.

4) Harga barang-barang lain yang bersangkutan. Barang-barang lain yang bersangkutan bisa merupakan barang
substitusi (pengganti) atau barang komplementer (pelengkap) atau barang lain yang tak ada hubungannya.
Kenaikan harga barang substitusi berarti penurunan harga barang tersebut secara relatif meskipun harganya tetap
tak berubah. Lalu harga barang tersebut menjadi lebih murah secara relatif. Maka permintaan suatu barang akan
naik bila harga barang substitusinya naik. Begitu sebaliknya bila harga barang pengganti turun maka permintaan
akan barang tersebut juga turun. Hal ini karena barang tersebut harganya lebih mahal dibandingkan dengan
harga barang pengganti. Kenaikan harga barang pelengkap suatu barang tertentu menyebabkan permintaan
barang tersebut turun. Katakan sebagai contoh antara oli dengan bensin. Bila harga bensin naik maka Anda akan
mengurangi berkendaraan mobil, dan akibatnya permintaan oli turun. Demikian sebaliknya bila harga bensin
turun maka permintaan oil naik. Contoh lain barang-barang komplementer adalah kamera dan film, palu besi
dan paku, gula dan kopi, dan sebagainya. Kemungkinan lain adalah barang independen di mana masing-masing
tak ada hubungan satu dengan lain. Contohnya adalah margarin dengan bola tenis, beras dengan buku, jam
tangan dengan pisang goreng, dan sebagainya.

5) Ekspektasi. Ekspektasi para konsumen bahwa harga-harga akan naik di masa depan mungkin menyebabkan
mereka membelinya sekarang untuk menghindari kemungkinan kerugian akibat kenaikan harga. Demikian juga
bila konsumen memprakirakan pendapatannya naik di masa depan. Hal sebaliknya terjadi yaitu penurunan
permintaan bila para konsumen memperkirakan bahwa di masa depan harga-harga naik atau pendapatannya
turun.

1) Teknik Produksi dan Harga Faktor Produksi. Ini merupakan dua hal yang mempengaruhi kuantitas produksi.
Para produsen menawarkan dan menjual produk dengan tujuan memperoleh keuntungan maksimal. Keuntungan
adalah selisih antara harga jual produk dengan biaya produksi. Semakin besar keuntungan maka semakin banyak
barang diproduksi dan ditawarkan. Bila harga jual tetap tidak berubah maka keuntungan lebih besar bila biaya
produksi turun. Maka penurunan biaya
produksi akan menaikkan penawaran. Teknik produksi yang lebih efisien dan/atau penurunan harga faktor
produksi menyebabkan penurunan biaya produksi dan selanjutnya menaikkan penawaran. Sebaliknya kenaikan
harga faktor produksi atau penggunaan teknologi yang kurang efisien menyebabkan penurunan penawaran.

2) Perubahan Harga Barang-barang lain. Penurunan harga padi menyebabkan petani memproduksi dan
menawarkan lebih banyak jagung, sebaliknya bila terjadi kenaikan harga padi maka produksi dan penawaran
jagung menurun.

3) Ekspektasi harga di Masa Depan. Pada umumnya bila ekspektasi harga di masa, depan naik maka produsen
mengurangi penawaran sekarang dan menaikkan penawaran di masa depan, tetapi jika terjadi ekspektasi
kenaikan harga menyebabkan produsen segera menaikkan produksi yang berarti penawarannya naik.

4) Banyaknya Produsen. Bila skala produksi setiap perusahaan sudah tertentu dan sama maka jumlah produsen
yang semakin banyak menyebabkan kenaikan penawaran, semakin sedikit jumlah produsen yang ada di dalam
suatu industri maka penawaran menurun.

5) Pajak dan subsidi. Dua hal ini mempengaruhi biaya produksi seperti juga halnya teknik produksi dan harga
input. Pengenaan pajak menyebabkan kenaikan biaya produksi dan sebaliknya pemberian subsidi
menurunkannya. Jadi pengenaan pajak akan menurunkan penawaran dan pemberian subsidi akan menaikkan
penawaran.

Jadi setiap harga yang lebih rendah daripada harga keseimbangan menimbulkan kekurangan barang dan
sebaliknya setiap harga yang lebih tinggi dari harga keseimbangan akan menimbulkan kelebihan barang.

Harga pasar ditentukan oleh permintaan dan penawaran atau secara teknis ditentukan oleh perpotongan antara
kurva permintaan dan kurva penawaran pasar. Untuk memperjelas pemahaman Anda tentang konsep tersebut,
gunakan skedul atau kurva permintaan dan penawaran pasar
sebanyak 150 konsumen individual dan 150 produsen penjual individual akan jeruk seperti pada Tabel. Di sini
dianggap terjadi persaingan di mana terdapat banyak sekali pembeli dan banyak sekali penjual yang
masingmasing kecil peranannya di pasar.

Proses coba-coba dari para produsen dan konsumen dilakukan sampai mereka mencapai kesepakatan tentang
harga dan kuantitas, yaitu kuantitas yang diminta sama dengan kuantitas yang ditawarkan hingga tak ada
kecenderungan harga akan naik atau turun, ini berarti tercapai keseimbangan. Marilah dilihat proses coba-coba
ini. Pada harga yang relatif tinggi sebesar Rp5.000,00 para produsen terangsang menjual kuantitas lebih banyak
yaitu sebanyak 900 kg, sebaliknya pada harga tersebut para konsumen hanya ingin dan bersedia membeli
sebanyak 150 kg. Akibatnya terdapat surplus atau kelebihan jumlah yang ditawarkan sebanyak 750 kg. Adanya
surplus serta persaingan di antara para produsen untuk menjual barang menyebabkan efek penurunan harga.
Pada harga lebih rendah sebesar Rp4.000,00 rupiah ternyata masih ada surplus sebesar 450 kg di mana pada
harga tersebut kuantitas yang ditawarkan sebanyak 750 kg sedangkan kuantitas yang diminta hanya sebanyak
300 kg. Surplus mengalami penurunan karena pada harga lebih rendah produsen terdorong mengurangi produksi
sedangkan konsumen cenderung membeli lebih banyak. Pada harga Rp3.000,00, jumlah yang diminta sama
dengan jumlah yang ditawarkan yaitu sebanyak 600 kg. Ini merupakan posisi keseimbangan, harga dan
kuantitasnya disebut harga dan kuantitas keseimbangan. Pada posisi ini tak ada kecenderungan untuk berubah.

Kita juga bisa memulai proses coba-coba pada harga lebih rendah yaitu sebesar Rp1.000,00. Pada harga ini
terjadi kekurangan barang sebesar 1.050 kg, karena kuantitas yang ditawarkan lebih kecil daripada kuantitas
yang diminta, yaitu masing-masing sebesar 1.050 kg dan 1200 kg. Persaingan di antara pembeli mendorong
kenaikan harga. Pada harga lebih tinggi yaitu Rp2.000,00 defisit sebanyak 600 kg terjadi karena kuantitas yang
diminta masih lebih besar daripada kuantitas yang ditawarkan. Akibatnya harga cenderung naik. Hanya pada
harga Rp3.000,00 terjadi keseimbangan. Selain pada tingkat harga keseimbangan, maka akan terjadi
ketidakseimbangan di mana jumlah yang diminta lebih besar atau lebih kecil daripada jumlah yang ditawarkan.
Jadi setiap harga yang lebih rendah daripada harga keseimbangan menimbulkan kekurangan barang dan
sebaliknya setiap harga yang lebih tinggi dari harga keseimbangan akan menimbulkan kelebihan barang.

a. Berlereng menurun atau negatif. Kurvanya berbentuk menurun dari kiri atas ke kanan bawah. Hal ini
karena bila jumlah suatu barang dalam suatu bundel konsumsi dikurangi maka jumlah barang lain
harus ditambah agar tetap dapat memperoleh tingkat daya guna total yang sama.
b. Bentuknya cembung ke arah titik origin. Hal ini menunjukkan derajat penggantian antar barang
konsumsi semakin menurun. Derajat penggantian menunjukkan berapa satuan barang harus
ditambahkan pada suatu bundel konsumsi agar diperoleh daya guna total yang sama bila barang
konsumsi lain dikurangi satu satuan
c. Kurva-kurva indiferensi tidak saling memotong. Bila kurva-kurva tersebut berpotongan maka tidak
kbnsisten dengan definisi

Lihat Gambar menunjukkan perpotongan antara dua kurva indiferensi yang berarti kombinasi titik A
memberikan kepuasan atau daya guna total berbeda. Hal ini tidak mungkin terjadi karena pada titik kombinasi
yang sama, katakanlah di titik A diperoleh tingkat kepuasan total atau dayaguna total yang besarnya berbeda.

Seperti telah diketahui pendapatan konsumen terbatas. Ia harus membayar harga yang konstan untuk membayar
barang-barang yang dibeli untuk konsumsi. Kendala anggaran bisa digambarkan pada bidang yang sama dengan
kurva indiferensi. I adalah besarnya pendapatan konsumen. PX serta
PY masing-masing adalah harga barang X dan barang Y. Garis kendala anggaran menunjukkan batas kombinasi
atau bundel konsumsi mana yang dapat dibeli dengan pendapatan atau anggaran konsumen tersebut. Konsumen
tidak mungkin membeli bundel barang yang ada di sebelah kanan atas garis kendala-anggaran. Slope garis
anggaran ditentukan oleh nisbah harga X dan harga Y, sementara itu tandanya negatif karena garis kendala
tersebut berlereng menurun. la dapat dituliskan sebagai berikut.

I = [XPX + YPY]
Bagilah semua sisi dengan PY, maka diperoleh:
[I/PY ] = Y + [(PX/PY) X]

Proses seorang konsumen membelanjakan pendapatannya hingga mencapai kepuasan maksimal dengan
menggunakan analisis kurva indiferensi adalah sebagai berikut. Secara grafik tujuan konsumen bias dicapai bila
ia memilih kombinasi yang berada pada kurva indiferensi paling tinggi yang dapat disinggung oleh garis
kendala anggaran. Hal ini karena kombinasi-kombinasi (bundel konsumsi) yang terletak di atas garis anggaran
tidak dapat dicapai oleh konsumen tersebut. Garis singgung pada kurva indiferensi menunjukkan derajat
penggantian konsumsi antara dua barang konsumsi tersebut. Titik keseimbangan di mana konsumen
memperoleh kepuasan (daya guna total) maksimum adalah pada titik singgung antara garis kendala anggaran
dengan kurva indiferensi tertinggi yang dapat dicapai. Pada Gambar terlihat konsumen mencapai kepuasan
maksimum di titik A pada kurva indiferensi I1 yang secara maksimal dapat dicapai. Karena konsumen
membelanjakan semua pendapatannya maka ia akan beroperasi pada titiktitik di sepanjang garis kendala
anggaran. Ia tidak akan memilih titik C atau titik D meskipun pendapatannya mampu untuk membeli kombinasi
pada titik-titik tersebut karena ia hanya mencapai kurva indiferensi Io yang hanya memberikan kepuasan lebih
kecil daripada kepuasan yang ditunjukkan oleh kurva indiferensi I1. Tentu saja ia ingin mencapai kurva
indiferensi I2 dan memilih titik B. Tetapi ini tak bisa dilakukan karena kombinasi pada titik B terletak di luar
jangkauan kendala pendapatan. Titik A merupakan titik keseimbangan konsumen. Jadi dapat dikatakan pada
harga X dan Y tertentu. yang nisbahnya ditunjukkan oleh slope atau koefisien lereng garis kendala anggaran
maka kuantitas barang X dan barang Y yang diminta sebanyak Xo dan Yo.

Proses Maksimisasi Kepuasan dengan Kurva Indiferensi

Jika hanya salah satu factor produksi bersifat variabel (yang dapat diubah kuantitasnya), sementara
faktor-faktor produksi lain adalah tetap, periode produksi ini disebut jangka pendek. Bila semua faktor produksi
merupakan faktor produksi variabel dan bisa diubah maka disebut periode jangka panjang.

Anda mungkin juga menyukai