Anda di halaman 1dari 8

p-ISSN : 2301-7775

e-ISSN : 2579-8014
NIAGAWAN Vol 7 No 1 Maret 2018
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIRED SHARE
TERHADAP HASIL BELAJAR DAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI
SISWA SMKN 7 MEDAN

Muhammad Fitri Rahmadana 1)*, Isra Rafika 2)


1)
Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Medan
2)
Alumni Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Medan
*Penulis korespondensi: mufitra@unimed.ac.id

Abstract

This study aims to analyze the application of Think Paired Share learning model to learning outcomes
and communication skills of students in SMKN 7 Medan. Research that is a Pretest - Posttest Control
Group experiment this design uses two classes as a sample, where one class is as an experimental class
and another class as a control class. Data of learning outcome variable was taken using test, while data
variable of communication skills was taken using questionnaire. While the data analysis techniques used
t-test is not paired. The results showed that there were significant differences in learning outcomes and
communication skills between experimental and control classes, where the learning outcomes and
experimental class communication skills were higher than control classes, whereas previously
homogeneity tests were conducted before the tests and questionnaires were given to the respondents. This
shows that the Think Paired Share learning model is effective in improving students' learning outcomes
and communication skills especially on economic subjects.

Keywords: Think Pair Share, Learning Outcomes, Communication Skill, t-test

14
p-ISSN : 2301-7775
e-ISSN : 2579-8014
NIAGAWAN Vol 7 No 1 Maret 2018
PENDAHULUAN (pembelajaran kooperatif) menghasilkan prestasi
Dalam kegiatan belajar mengajar yang yang lebih tinggi, hubungan yang lebih positif
ada saat ini kemampuan untuk memahami dan dan penyesuaian psikologis yang lebih baik
mengungkapkan makna apa yang terdapat dalam daripada suasana belajar yang penuh persaingan
pembelajaran sangat di butuhkan karena siswa dan memisah-misahkan siswa”. Pembelajaran
dituntut untuk aktif dalam pembelajaran, kritis kooperatif disusun sebagai sebuah usaha untuk
dan dapat berinteraksi dengan lingkungan meningkatkan partisipasi siswa, memfasilitasi
sekitar. Dan harapannya akan mencapai hasil siswa dengan pengalaman kepemimpinan dan
belajar yang memuaskan. Namun, pada membuat keputusan dalam kelompok, serta
kenyataannya banyak siswa yang memiliki hasil memberikan kesempatan kepada siswa untuk
belajar yang rendah atau tidak lulus KKM, hal berinteraksi dan belajar bersama-sama siswa
ini terlihat dari hasil belajar siswa yang ada pada yang berbeda latar belakangnya. Jadi dalam
tabel 1. Hasil belajar yang rendah diakibatkan pembelajaran kooperatif siswa berperan ganda,
oleh banyak siswa yang tidak memahami yaitu sebagai siswa ataupun sebagai guru.
pelajaran yang dijelaskan guru dikelas, karena Dengan bekerja secara kolaboratif untuk
siswa cenderung diam dan pasif. Pada saat mencapai sebuah tujuan bersama, maka siswa
kesempatan bertanya diberikan kepada siswa, akan mengembangkan keterampilan
banyak siswa yang tidak menggunakan berkomunikasinya.
kesempatan yang diberikan, karena alasan malu Terdapat beberapa model pembelajaran
terhadap temen – teman yang ada dikelasnya, kooperatif, salah satu model pembelajaran
dan juga malu kepada guru. Sikap yang pasif kooperatif yang memenuhi indikator
dalam belajar, dapat menjadikan siswa tersebut kemampuan berkomunikasi siswa adalah model
gagal dalam studinya. pembelajaran Think Pair Share (TPS) yang
Kemampuan dalam berkomunikasi juga pertama kali dikembangkan oleh Frank Lyman
belum dimiliki sepenuhnya oleh siswa SMK dan koleganya di Universitas Maryland.
Negeri 7 Medan karena siswa merasa segan dan Menurut Nurhadi (2004:23) menyatakan bahwa
takut pada gurunya. Hal ini mengakibatkan “Think Pair Share merupakan struktur
kebosanan dalam diri siswa untuk belajar lebih pembelajaran yang dirancang untuk
baik. Siswa terbiasa dibimbing untuk mengikuti mempengaruhi pola interaksi siswa, agar tercipta
langkah dan prosedur yang ada dan mengerjakan suatu pembelajaran kooperatif yang dapat
serta menyelesaikan sesuatu sehingga mereka meningkatkan penguasaan akademik dan
terbiasa mengikuti petunjuk yang ada dan tidak keterampilan siswa”. Selain itu, TPS juga
membutuhkan proses berpikir. Permasalahan ini merupakan salah satu model pembelajaran yang
dapat diminimalkan denga cara meningkatkan dikembangkan dari teori konstruktivisme yang
kemampuan komunikasi. Seseorang dapat merupakan perpaduan antara belajar secara
berkomunikasi dengan mudah dengan orang lain mandiri dan belajar secara berkelompok.
jika memiliki kemampuan komunikasi yang Pendekatan konstruktivisme merupakan proses
baik, dan juga dengan komunikasi seseorang pembelajaran yang menerangkan bagaimana
dapat mengekspresikan diri dan perasaannya, pengetahuan disusun dalam pemikiran pelajar.
saling bertanya, menjawab dan saling berbagi Sehingga dapat dikatakan bahwa think pair
dengan orang lain. share adalah pola diskusi kelas menuntut siswa
untuk lebih aktif dalam berpikir dan merespon
Tabel 1. Daftar Nilai Ujian Harian Komunikasi serta saling membantu. Sedangkat menurut
Bisnis Siswa Kelas XI PM Arends (dalam Aryani, 2016:6) : Model
SMK Negeri 7 Medan pembelajaran think pair share (saling bertukar
Jumlah Jumlah Siswa Yang pikiran
Jumlah Siswa Yang secara berpasangan) merupakan struktur
Kelas Siswa KKM Lulus KKM (%) Tidak Lulus KKM (%)
XI PM – 1 33 Siswa 70 11 33% 22
pembelajaran
67 %
kooperatif yang efektif untuk
XI PM – 2 35 Siswa 70 14 40% 21 meningkatkan
60 % partisifasi siswa dan daya pikir
XI PM – 3 32 Siswa 70 16 50% 16 siswa.
50 % Hal ini memungkinkan dapat terjadi
Jumlah 100 Siswa 41 41 % 59 59 %
karena prosedurnya telah disusun sedemikian
Sumber : SMK Negeri 7 Medan
sehingga dapat memberikan waktu yang lebih
banyak kepada siswa untuk berpikir, serta
Johnson (Arini, 06 agustus 2009), menyatakan
merespon sebagai salah satu cara yang dapat
bahwa “suasana belajar cooperative learning
membangkitkan bentuk partisipasi siwa.

15
p-ISSN : 2301-7775
e-ISSN : 2579-8014
NIAGAWAN Vol 7 No 1 Maret 2018
memberi kesampatan kepada siswa untuk
Pengetahuan dikembangkan secara aktif oleh menunjukkan partisipasi mereka kepada orang
siswa itu sendiri dan tidak diterima secara pasif lain. Skill – skill yang umumnya dibutuhkan
dari orang disekitarnya. Hal ini bermakna bahwa dalam strategi ini adalah sharing informasi,
pembelajaran merupakan hasil dari usaha siswa bertanya, meringkas gagasan orang lain, dan
itu sendiri dan bukan hanya ditransfer dari guru paraphrasing.
kepada siswa. Hal tersebut berarti siswa tidak Model pembelajaran TPS merupakan strategi
lagi berpegang pada konsep pengajaran dan diskusi untuk meningkatkan partisipasi siswa,
pembelajaran yang lama, dimana guru hanya model pembelajaran diskusi kelas mempunyai
keuntungan dan kelemahan, menurut
menuangkan atau mentransfer ilmu kepada
Suryosubroto (dalam Trianto 2012:134) terdapat
siswa tanpa adanya usaha terlebih dahulu dari beberapa keuntungan antara lain yaitu : 1)
siswa itu sendiri. Model pembelajaran kooperatif Melibatkan seluruh siswa dalam KBM., 2)
tipe TPS membantu siswa menginterpretasikan Setiap siswa dapat menguji tingkat pengetahuan
ide mereka bersama dan memperbaiki dan penguasaan bahan masing-masing, 3)
pemahaman siswa terhadap suatu konsep. Menumbuhkan dan mengembangkan cara
Dengan demikian, model pembelajaran TPS berfikir dan bersikap ilmiah, 4) Interaksi siswa
dapat memperoleh kepercayaan akan
dapat membantu siswa dalam meningkatkan
kemampuannya dirinya sendiri, 5) Dapat
kemampuan berkomunikasi. Komunikasi sangat menunjang usaha sikap sosial dan demokratis
penting karena mata pelajaran komunikasi bisnis siswa.
tidak hanya menjadi alat berfikir yang Shoimin (dalam Ginting 2015:9-10) menyatakan
membantu siswa untuk mengembangkan ilmu, terdapat keterampilan sosial dalam proses
menyelesaikan masalah dan menarik kesimpulan pembelajaran think pair share antara lain :
tetapi juga sebagai alat untuk 1. Keterampilan sosial siswa dalam
mengkomunikasikan pikiran, ide dan gagasan berkomunikasi meliputi dua aspek
secara jelas, tepat dan singkat.. a) Aspek bertanya.
Aspek bertanya meliputi
keterampilan sosial siswa dalam hal
TINJAUAN PUSTAKA bertanya kepada teman dalam satu
Model Pembelajaran Think Pair Share kelompoknya ketika ada materi yang
Think pair share (TPS) merupakan strategi kurang dimengerti serta pada diskusi
pembelajaran yang dikembangkan pertama kali kelas.
oleh Profesor Frank Lyman and koleganya di b) Aspek menyampaikan ide atau
University of Maryland pada 1981 menyatakan pendapat.
bahwa think pair share merupakan suatu cara Meliputi keterampilan siswa
yang efektif untuk membuat variasi suasana pola menyampaikan pendapat saat
diskusi kelas dan diadopsi oleh banyak penulis diskusi kelompok serta berpendapat
di bidang pembelajaran kooperatif pada tahun – saat kelompok lain persentasi.
tahun selanjutnya. “Strategi ini memperkenalkan 2. Keterampilan sosial aspek bekerja sama.
gagasan tentang waktu ‘tunggu atau berpikir’ Keterampilan sosial siswa pada aspek
(wait or think time) pada elemen interaksi yang bekerja sama meliputi
pembelajaran kooperatif yang saat ini menjadi keterampilan sosial siswa dalam hal
salah satu faktor ampuh dalam meningkatkan bekerja sama dengan teman dalam satu
respon siswa terhadap pernyataan” (Huda, kelompok untuk menyelesaikan soal
2014:206). yang diberikan oleh guru.
“Strategi think pair share (TPS) atau berpikir 3. Keterampilan sosial aspek menjadi
berpasangan berbagi adalah merupakan jenis pendengar yang baik.
pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk Keterampilan sosial siswa pada aspek
memengaruhi pola interaksi siswa” (Al-tabany menjadi pendengar yang baik, yaitu
keterampilan dalam hal mendengarkan
2014:129). Model pembelajaran TPS merupakan
guru, teman dari kelompok lain saat
strategi diskusi untuk meningkatkan partisipasi sedang presentasi maupun saat teman
siswa, model pembelajaran diskusi kelas dari kelompok lain perpendapat.
mempunyai keuntungan dan kelemahan. 4. Komponen pembelajaran kooperatif tipe
Menurut Huda (2013:206) mengungkapkan TPS.
terdapat beberapa manfaat TPS antara lain Pembelajaran think pair share
adalah :1) memungkinkan siswa untuk bekerja mempunyai beberapa komponen :
a) Think (berpikir)
sendiri dan bekerja sama dengan orang lain; 2)
b) Pair (berpasangan)
mengoptimalkan partisipasi siswa; dan 3)
16
p-ISSN : 2301-7775
e-ISSN : 2579-8014
NIAGAWAN Vol 7 No 1 Maret 2018
c) Share (berbagi) mengubah cara kita berinteraksi dengan
Dari paparan diatas penulis dapat menarik orang lain.
kesimpulan bahwa model pembelajaran
kooperatif tipe think pair share merupakan
model pembelajaran yang dapat mempengaruhi
Diri/yang lain
pola interaksi siswa. Keunggulan dari think pair
share ini adalah optimalisasi partisifasi siswa.
Dengan metode klasikal yang memungkinkan Yang lain/diri
hanya satu siswa maju dan membagikan hasilnya
untuk seluruh kelas, model think pair share ini Komunikator
Ko
memberikan kesempatan pada setiap siswa
Objek
untuk menunjukkan partisipasi mereka kepada
orang lain. Model ini bisa digunakan dalam
semua mata pelajaran dan untuk semua tingkat
anak didik. Konteks kultural

Kemampuan Berkomunikasi
Kurniawati (2014:75-77) dalam bukunya Gambar 1. Skema Model transaksional
menjelaskan terdapat 3 (tiga) model komunikasi
antarpribadi yaitu :
Demi memperbaiki komunikasi interpersonal
1. Model Linear : Lasswell (1948)
atau untuk efektivitas antarpribadi dapat dilihat
menggambarkan model pertama yaitu
dari tiga sudut pandang, yaitu antara lain :
linear. Ini adalah model verbal yang terdiri
a) Sudut pandang humanistik dimulai
dari lima pertanyaan yang menggambarkan
dengan kualitas umum yang menurut
urutan tindakan yang membentuk para filsuf dan humanis menentukan
komunikasi (1) Siapa?, (2) Mengatakan hubungan antara manusia yang
apa?, (3) Dalam saluran apa?, (4) kepada superior. Model humanistik untuk
siapa? (5) dengan efek apa?. Model linear efektivitas antarpribadi menekankan
memiliki dua kelemahan yang serius. pada lima kualitas : (1) Keterbukaan,
(2) Empati, (3) Dukungan, (4) sikap
Pertama, mereka menggambarkan
positif, (5) kesetaraan.
komunikasi sebagai mengalir hanya satu b) Sudut pandang pragmatis, dipusatkan
arah, dari pengiriman ke penerima. Ini ada perilaku yang harus dugunakan
berarti bahwa pendengar hanya oleh komunikator untuk mendapatkan
mendengarkan : mereka tidak pernah hasil yang dikhendaki. Model
mengirim messages. Kedua, model linier pragmatis ini menekankan pada lima
menggambarkan pendengaran pasif kualitas : (1) Rasa percaya diri, (2)
Kebersatuan, (3) Manajemen
menyerap pesan pengirim tapi tidak
interaksi, (4) Daya ekspresi, (5)
memiliki dampak apapun pada pengirim. Orientasi kepada pihak lain.
Tapi ini bukan bagaimana komunikasi Sudut pandang pergaulan dan kesetaraan,
benar – benar terjadi. dipusatkan pada pertukaran manfaat dan biaya,
2. Interaktif Model : Menurut Weiner (1967) serta implikasi dari pola pertukaran ini terhadap
fitur utama dari model interaktif adalah hubungan. Model pragmatis ini dilkatiskan pada
umpan balik, yang merupakan tanggapan teori ekuitas (kesetaraan) yang menekankan
terhadap pesan. Umpan balik dapat pada empat kualitas : (1) Bertukar manfaat, (2)
berbentuk lisan, nonverbal, atau keduanya, Menanggung beban biaya bagian, (3)
dan mungkin disengaja atau tidak disengaja. mengintensifkan pertukaran manfaat pada saat
3. Model Transaksi : Model transaksional biaya meningkat, (4) Memperbesar manfaat
menggambarkan masing – masing bidang untuk mengurangi daya tarik alternative..
pribadi pengalaman dan bidang berbagai
pengalaman antara komunikator sebagai METODE PENELITIAN
perubahan dari waktu ke waktu. Seperi kita Penelitian ini dilaksanakan di SMK
mengadapi orang – orang baru dan Negeri 7 Medan mengambil Sampel 2 kelas
memiliki pengalaman baru yang yang diambil secara purposive sampling, yaitu
memperluas kita secara pribadi, kita kelas XI PM – 1 berjumlah 33 siswa sebagai

17
p-ISSN : 2301-7775
e-ISSN : 2579-8014
NIAGAWAN Vol 7 No 1 Maret 2018
kelas control dan kelas XI PM – 2 berjumlah 35
siswa sebagai kelas eksperimen. Penelitian ini Tabel 3. Lay Out Angket
termasuk quasi eksperimen yang bertujuan untuk Aspek yang No Item
No dipertanyakan Indikator
+ -
melihat atau mengetahui ada tidaknya akibat dari
1. Kemampuan 1. Keterbukaan 1,2,4,20 3,22
sesuatu yang dikenakan pada subjek yaitu siswa. berkomunikasi 2. Empati 5,6,7 8,23,24
Dengan memberikan perlakuan pada kelompok 3. Dukungan 10,11,12,25 9,26
4. Rasa positif 13,16,27,28 13,14
sampel penelitian melalui model pembelajaran 5. Kesamaan 17,18,2,29,30 19,20
think pair shere. Rancangan penelitian ini
menggunakan model two-group –pretest-posttest Sumber : Model humanistik (dalam kurniawati,
design (Sudjana, 2005). Di dalam design ini, 2014:77)
sebelum dimulai perlakuan, kedua kelompok Data yang diolah adalah data hasil
diberikan test awal ataupun pre-test untuk belajar siswa dan angket kemampuan
mengukur kondisi awal. Selanjutnya diberikan berkomunikasi pada kelas Eksperimen
perlakuan. Sesudah selesai perlakuan, kedua (pengajaran dengan model pembelajaran think
pair share) dan kelas control (pengajaran dengan
kelompok diberikan test sebagai post-test.
menggunakan model pembelajaran
Rancangan ini dapat di gambarkan sebagai Konvensional). Uji hipotesis dilakukan dengan
berikut: uji t tidak berpasangan dengan membandingkan
Tabel 2. Pretest – posttest Control Group thitung dengan ttabel dengan rumus sebagai berikut :
Desain
Kelas Pre – Perlakuan Post –
test test
Eksperimen (XI T1 X1 T2
PM – 2)
Kontrol (XI PM – Q1 X2 Q2
1)
Keterangan : Sugiono (2012:273)
T1: Test awal dan penyebaran angket pada kelas
Keterangan :
eksperimen
Q2: Test awal dan penyebaran angket pada kelas rata – rata nilai kelas eksperimen
kontrol rata – rata nilai kelas kontrol
X1: Perlakuan dengan menggunakan model jumlah siswa pada kelas eksperimen
pembelajaran think pair share
jumlah siswa pada kelas kontrol
X2: Perlakuan dengan menggunakan
pembelajaran konvensional varian pada kelas eksperimen
T2: Test dan penyebaran angket setelah varian pada kelas control
pemberian perlakuan mengajar pada
kelas eksperimen HASIL DAN PEMBAHASAN
Q2: Test dan penyebaran angket setelah Uji Instrumen Penelitian
pemberian perlakuan mengajar pada Sebelum instrument penelitian diujikan
kelas control maka terlebih dahulu melakukan uji coba
instrument. Hal ini dilakukan bertujuan untuk
Instrument yang digunakan dalam mengetahui validitas dan reabilitas pre test/post
penelitian ini adalah tes hasil belajar siswa
test dan angket penelitian. Uji validitas
berupa tes bentuk pilihan ganda sebanyak 20
soal. Tes digunakan untuk mengukur instrument dilakukan dengan menggunakan
penguasaan siswa terhadap materi yang metode korelasi product moment dan uji
diberikan dan melihat ketuntasan belajar. Setiap reliabilitas dilakukan dengan menggunakan
soal memiliki 5 option (a,b,c,d dan e) dan Cronbach Alpha yang perhitungannya dibantu
jawaban yang benar diberi skor 5 sedangkan dengan SPSS 18.0 untuk pre test/post test dan
jawaban yang salah diberi skor 0. Pengambilan angket penelitian serta uji daya pembeda dan uji
data dilakukan diawal (pre test) dan di akhir
tingkat kesukaran soal soal untuk pre test/post
pembelajaran (post test).
Variabel berkomunikasi memiliki 4 alternatif test.
jawaban, yaitu : SS = sangat sering, S = sering, J Uji Validitas Kemampuan Komunikasi
= jarang , SJ = sangat jarang terhadap 25 butir angket menunjukkan bahwa
hanya 21 butir soal saja yang valid atau yang
telah memenuhi kriteria dimana nilai
signifikansi < 0.05. Sedangkan Uji validitas dari
18
p-ISSN : 2301-7775
e-ISSN : 2579-8014
NIAGAWAN Vol 7 No 1 Maret 2018
30 butir soal yang disediakan menunjukkan Thitung > Ttabel yakni 2.067 > 1.671 untuk hasil
bahwa hanya 22 butir pernyataan saja yang valid belajar komunikasi bisnis dan harga Thitung >
untuk diujikan kepada para siswa. Ttabel yakni 3.180 > 1.671 untuk kemampuan
Uji reliabilitas angket menunjukkan komunikasi dengan taraf signifikan (ɑ=0,05)
bahwa nilai croanbach alpha sebesar 0,742. sehingga Ha1 dan Ha2 diterima dan Ho1 dan
Nilai tersebut lebih besar dari r-tabel pada tarif Ho2 ditolak maka dapat disimpulkan model
signifikan 95 % dengan alpha 5 % yaitu 0,367. pembelajaran dapat meningkatkan hasil pelajar
Angka ini menunjukkan bahwa butir soal ini komunikasi bisnis dan kemampuan komunikasi
terbukti reliable untuk digunakan karena r hitung siswa.
> r tabel (0,742 > 0,361). Uji reliabilitas tes
diperoleh croanbach alpha sebesar 0,946. Nilai Pembahasan Hasil Penelitian
tersebut lebih besar dari r-tabel pada taraf Penelitian yang dilaksanakan di SMK
signifikan 95% dengan alpha 5 % yaitu 0,367. Negeri 7 Medan melibatkan dua kelas dengan
Angka ini menunjukkan bahwa angket ini memberikan perlakukan pembelajaran yang
berbeda pada kedua kelas. Kelas XI- PM 1
terbukti reliable untuk digunakan karena r
sebagai kelas eksperimen diberi perlakuan
hitung > r tabel (0,946 > 0,367). berupa pembelajaran dengan mengunakan model
Secara khusus untuk soal test dilakukan Think Pair Share dan kelas XI- PM 2 sebagai
uji Daya Pembeda soal. Hasil uji daya pembeda kelas kontrol diberi perlakuan berupa
soal menunjukkan bahwa 21 butir soal yang pembelajaran dengan menggunakan model
disediakan dapat dianalisa daya pembeda Konvensional.
diperoleh 3 butir dalam keadaan sangat baik, 16 Setelah instrument penelitian selesai
butir dalam keadaan baik, 1 butir dalam keadaan diuji validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan
cukup, dan 1 butir dalam keadaan kurang/jelek. daya pembedanya. Maka peneliti melanjutkan
Selanjutnya dilakukan uji Indeks Kesukaran proses penelitian, proses penelitian dilakukan
Soal yang menunjukkan bahwa 21 butir soal didalam kelas. Sebelum pembelajaran dimulai,
yang disediakan 1 butir soal termasuk ke dalam terlebih dahulu diadakan pre test kepada kedua
kategori sukar , 17 butir soal masuk dalam kelas yang bertujuan untuk melihat kemampuan
kategori sedang, dan 3 butir soal termasuk ke awal siswa dalam materi Teknik Presentasi. Dari
dalam kategori mudah. hasi pre test yang dilakukan, dilakukan hitung
uji normalitas dan uji homogenitas.. Dapat
Uji Hipotesis disimpulkan bahwa data kelas eksperimen dan
Uji hipotesis dilakukan untuk melihat kelas kontrol normal dan tidak ada perbedaan
ada tidaknya perbedaan yang signifikan pada yang signifikan antara kemampuan awal siswa
taraf tertentu dari variabel yang diteliti. kelas eksperimen dan kelas Kontrol. Hal ini
Pengujian hipotesis menggunakan rumus uji-t berarti sampel memenuhi kreteria untuk
tidak berpasangan. Untuk perhitungan uji diberikan perlakuan, dengan kata lain penelitian
hipotesis menggunakan uji-t pada tingkat bisa dilanjutkan dengan sampel tersebut.
kepercayaan 95% pada ɑ = 0,05. Uji ini Proses pembelajaran dengan materi
digunakan untuk mengetahui apakah hipotesis teknik presentasi dimana kelas eksperimen
dalam penelitian ini diterima atau ditolak. terjadi 2 kali pertemuan dan kelas kontrol 2 kali
Kriteria pengujian jika Thitung > Ttabel maka pertemuan yang mana peneliti sendiri yang
hipotesis alternative (Ha) diterima dan jika membawakannya pada kelas kontrol dan kelas
sebaliknya maka hipotesis nol (Ho) ditolak. eksperimen. Pada akhir pertemuan peneliti
Tabel 4 memberikan post test dan angket kemampuan
Hasil uji hipotesis Dengan Menggunakan komunikasi guna melihat hasil belajar yang
Bantuan SPSS diperoleh dari proses pembelajaran yang telah
Sumber data kelas T T tabel keterangan berlangsung. Dari data pre test dan post test
hitung
yang letah diberoleh hasil, dan inilah yang
Hasil belajar eksperimen 2.067 Hipotesis
kontrol diterima digunakan peneliti untuk proses pengelolaan
1.671
Kemampuan eksperimen 3.180 Hipotesis data guna keperluan peneliti, dan di uji kembali.
komunikasi kontrol diterima Berdasarkan hasil perhitungan untuk pengujian
hipotesis dari hasil post test yang dilakukan
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis diperoleh Thitung = 2.064 Dan Ttabel =1.671 dan
pengingkatan hasil belajar siswa diperoleh harga kemampuan komunikasi diperoleh Thitung = 3.180

19
p-ISSN : 2301-7775
e-ISSN : 2579-8014
NIAGAWAN Vol 7 No 1 Maret 2018
Dan Ttabel =1.671 pada tingkat kepercayaan 95% yang beragam dan sesuai untuk meningkatkan
dan taraf nyata ɑ=0,05 dengan dk=n1+n2- hasil belajar siswa. Kedepannya diharapkan
2=33+35-2=66 diperoleh t(0,95)(66) sebesar 1.671 kajian-kajian tentang model-model pembelajaran
dengan cara interpolasi linier. Dengan khususnya di bidang ekonomi dapat dilakukan
membandingkan kedua nilai tersebut maka dapat untuk materi yang berbeda.
disimpulkan Thitung > Ttabel yaitu 2.064 > 1.671
untuk hasil belajar komunikasi bisnis dan harga REFERENSI
Thitung > Ttabel yakni 3.180 > 1.671 untuk Al-Tabany, Trianto Ibnu Badar. 2014.
kemampuan komunikasi Hal ini berarti hipotesis Mendesain Model Pembelajaran
nol (Ho) ditolak dan hipotesis alternative Inovatif, Progresif, dan Kontekstual.
penelitian (Ha) diterima yang menyatakan Surabaya:Kencana.
bahwa hasil belajar komunikasi bisnis yang Arini, Yusti. 2009. Pembelajaran
diajarkan dan kemampuan komunikasi siswa kooperatif.Yusti-
dengan model pembelajaran Think pair share arini.blogspot.co.id/2009/08/model-
yang diterapkan lebih tinggi daripada hasil pembelajaran-kooperatif.html?m=1 (01
belajat komunikasi bisnis yang diajarkan dan Maret 2017).
kemampuan komunikasi dengan menggunakan Arikunto, Suharsimi. 2013. Dasar – Dasar
metode konvensional. Evaluasi Pendidikan. Jakarta : PT. Bumi
Siswa dikelas eksperimen dengan model Aksara.
pembelajaran think pair share lebih . 2014. Prosedur
antusias/aktif dan fokus dalam kegiatan Penelitian. Jakarta : PT. Bumi Aksara
pembelajaran dibandingkan dengan siswa yang Aryani, Ade Tri. 2016. Penerapan Model
ada dikelas kontrol. Hal ini berdampak pada Pembelajaran Kooperatif Think Pair
pemahaman siswa kelas eksperimen pada materi Share Untuk Meningkatkan Kemampuan
yang diajarkan lebih baik dan optimal Komunikasi Matematika Siswa Pada
dibantingkan siswa dikelas kontrol. Dengan Materi Faktorisasi Aljabar Di SMP N 1
demikian maka hipotesis yang menyatakan hasil Teluk Mengkudun T.A
belajar komunikasi bisnis dan kemampuan 2015/2016.Skripsi. Medan : UNIMED.
komunikasi siswa yang diajarkan dengan model Depdiknas. 2006. Undang – Undang RI No 20
pembelajaran think pair share diterapkan lebih Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
tinggi signifikan daripada hasil belajar Nasional. Bandung : Permata.
komunikasi bisnis dan kemampuan komunikasi Ginting, Henna Wahyuni. Pengaruh Model
siswa yang diajarkan dengan metode Pembelajaran Think Pair Share
konvensional siswa SMK Negeri 7 Medan T.P Terhadap Hasil Belajar Ekonomi Kelas
2016/2017 dapat diterima. IX IPS SMA Negeri 1 Kutalimbaru Deli
Serdang T.A 2015/2016. Skripsi. Medan
KESIMPULAN DAN SARAN : UNIMED.
Berdasarkan hasil penelitian dan Harahap, Tua Halomoan. 2013. Penerapan
pembahasan maka disimpulkan bahwa hasil Contextual Teaching And Learning (Ctl)
belajar komunikasi bisnis dan kemampuan Untuk Meningkatkan Kemampuan
komunikasi siswa pada materi presentasi yang Koneksi Dan Representasi Matematika
diajarkan menggunakan model pembelajaran Siswa Kelas Vii-2 SMP Nurhasanah
think pair share lebih tinggi secara signifikan Medan Tahun Ajaran 2012/2013.
daripada hasil belajar komunikasi bisnis dan Skripsi. Medan : UNIMED.
kemampuan komunikasi siswa yang diajarkan Huda, Miftahul.2013. Model – Model
dengan metode konvensional. Oleh sebab itu Pengajaran dan Pembelajaran.
maka guru bidang studi komunikasi bisnis Yogyakarta : Pustaka Pelajaran.
hendaknya mampu meningkatkan keterampilan Husna dkk. (April 2013). Peningkatan
mengajar dengan terus melakukan inovasi dalam Kemampuan Pemecahan Masalah Dan
proses pembelajaran dikelas dengan model Komunikasi Matematis Siwa Sekolah
pembelajaran think pair share agar hasil belajar Menengah Pertama Melalui Model
lebih maksimal. Pihak sekolah juga diharapkan Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-
lebih memperhatikan dan mendorong para guru Pair-Share. Jurnal Peluang (PTS) 2013 :
untuk selalu menggunakan model pembelajaran 2 : 2302 – 5158.

20
p-ISSN : 2301-7775
e-ISSN : 2579-8014
NIAGAWAN Vol 7 No 1 Maret 2018
Kurniawati, Rd Nia Kania.2014. Komunikasi
Antarpribadi Konsep dan
Teori.Yogyakarta : Graha Ilmu.
Madhirin. 2008. Metode Pembelajaran Efektif.
http://nadhirin.blogspot.co.id/2008/08/m
etode-pembelajaran-efektif.html (01
Maret 2017).
Nababan, Renita. 2011. Penerapan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Think
Pair Share (TPS) Untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Ekonomi Siswa Kelas XI
SMA Negeri 1 Parbuluan T.A
2010/2011. Skripsi. Medan : UNIMED.
Naizhela, Mosik (Januari 2015). Peningkatan
Hasil Belajar Melalui Pendekatan
Kontekstual Dengan Metode Think-Pair-
Share. Unnes physics education journal
2015 : 4 : 2252 – 6935.
Novi R.S. 2016.Penerapan Pembelajaran Think
– Pair – Share Berbasis Budaya Batak
Toba Untuk Meningkatkan Kemampuan
Komunikasi Dan Berpikir Krisis
Matematika Siswa Kelas IX SMP ETIS
LANDIA MEDAN T.A 2016/2017.
Skripsi. Medan : UNIMED.
Risanti. 2013. Penerapan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS)
Terhadap Hasil Belajar Kewirausahaan
Siswa SMK Laksamana Martadinata
Medan Tahun Ajaran 2012/2013.
Skripsi. Medan : UNIMED.
Sudjana, 2012. Metoda Statistika. Bandung:
Tarsito.
Sugiyono, 2008. Metode Penelitian Kuantitatif,
Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Syihab, Amir nur. 2013. Penerapan Model
Pembelajaran Think-Pair-Share Melalui
Public Speaking Untuk Meningkatkan
Keterampilan Komunikasi Siswa (Pada
Mapel Kompetensi Kejuruan
Kompetensi Dasar Mc Kelas X1 Ap 1
Jurusan Administrasi Perkantoran Smk
N 2 Blora Tahun Ajaran 2012/2013).
Skripsi. Semarang : UNNES.
Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran
Inivatif Progresif. Jakarta : Kencana.
. 2012. Penelitian Tindakan Kelas Teori
dan Praktek. Jakarta : Prestasi Pustakarya.

21

Anda mungkin juga menyukai