Anda di halaman 1dari 4

Tugas Individu Dosen Pembimbing

Audit Internal Yuneita Anisma, SE, M.Si, Ak, CA

TUGAS INDIVIDU

RINGKSAN MATERI PERTEMUAN 1

DISUSUN OLEH :

SISKA LISTIANTI

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNVERSITAS RIAU

2021
Pengertian Audit Internal
Internal audit adalah suatu fungsi penilaian independen yang dibentuk dalam suatu
organisasi untuk mengkaji dan mengevaluasi aktifitas organisasi sebagai bentuk jasa yang
diberikan oleh organisasi. Internal audit juga bisa diartikan sebagai suatu aktifitas independen,
yang memberikan jaminan keyakinan serta konsultasi yang dirancang untuk memberikan suatu
nilai tambah serta meningkatkan kegiatan operasi organisasi, internal auditing membantu
organisasi dalam usaha mencapai tujuannya dengan cara memberikan suatu pendekatan disiplin
yang sistematis untuk mengevaluasi dan meningkatkan keefektivan manajemen resiko,
pengendalian dan proses pengaturan dan pengelolaan organisasi.
Sementara untuk audit eksterenal sendiri adalah orang dari luar perusahaan yang bekerja
untuk memeriksa laporan keuangan. Hal ini guna memastikan apakah laporan tersebut ‘benar
dan layak’ atau true and fair dari sisi kinerja keuangan di masa lalu dan posisi keuangan
perusahaan pada saat ini
Evolusi dan Sejarah Perkembangan Internal Audit
Audit internal telah berkembang dari sekedar profesi yang hanya memfokuskan diri pada
masalah-masalah teknis akuntansi menjadi profesi yang memiliki orientasi memberikan jasa
bernilai tambah bagi manajemen. Pada awalnya, audit internal berfungsi sebagai “adik” dari
profesi auditor eksternal, dengan pusat perhatian pada penilaian atas keakuratan angka-angka
keuangan. Namun saat ini audit internal telah memisahkan diri menjadi disiplin ilmu yang
berbeda dengan pusat perhatian yang lebih luas. Audit internal modern menyediakan jasa-jasa
yang mencakup pemeriksaan dan penilaian atas control, kinerja, risiko, dan tata kelola
(governance) perusahaan public maupun privat.

Audit Internal di Abad-abad Permulaan


Sejarah audit internal menunjukkan bahwa profesi ini telah berkembang secara sistematik,
mengikuti perubahan yang terjadi di dunia usaha. Ilmu dan profesi audit internal telah dimulai
pada 3.500 Sebelum Masehi. Catatan sejarah mengenai peradaban Mesopotamia menunjukkan
adanya tanda-tanda kecil yang dibuat disamping angka-angka transaksi-transaksi keuangan.
Tanda-tanda seperti titik, tanda silang, dan tanda “ü” yang ada pada saat itu merupakan potret
dari system verifikasi yang telah dijalankan. Seseorang menyiapkan laporan transaksi; orang lain
akan memverifikasi (memeriksa) laporan tersebut. Control internal, system verifikasi, dan
konsep pembagian tugas kemungkinan telah dilakukan pada masa-masa itu. Sejarah mencatat
bahwa masyarakat Mesir, Cina, Persia, dan Yahudi pada abad-abad permulaan juga menerapkan
system yang sama.

Audit Internal di Abad-abad Pertengahan


Pada abad ke 13 dimulai pencatatan keuangan melalui system pembukuan berpasangan (double
entry) yaitu setiap transaksi dicatat pada sisi debit dan kredit. System ini memudahkan
mengawasi arus kas masuk dan kas keluar sehingga seorang auditor mudah untuk memeriksa
keuangan perusahaan maupun keuangan Negara.

Audit Internal di Masa Revolusi Industri


Dimulai ketika terjadi revolusi industry di Inggris, dimana perusahaan-perusahaan mulai
memperkerjakan akuntan untuk memeriksa catatan keuangannya melalui jurnal maupun laporan
keuangan dan dokumen-dokumen lainnya sebagai bahan bukti.

Audit Internal di Tahun-tahun Belakangan Ini


Orang-orang kaya Inggris mulai berinvestasi ke lintas Negara seperti Amerika Serikat dan
mereka menginginkan verifikasi keuangan secara independent atas investasinya melalui
aduditor-auditor dari Inggris dengan memakai metode dan prosedur audit yang bisa diterima oleh
pihak-pihak yang terkait.

Pencapaian Identitas Diri Auditor Internal


Selama beberapa tahun, auditor eksternal terus memberikan pengaruh terhadap perkembangan
audit Internal. Audit internal modern mulai muncul pada tahun 1941 ketika Ikatan Auditor
Internal-Institute Of Internal Auditors (IIA) dibentuk. Sejak saat itu para auditor internal
memperluas ruang lingkup audit untuk menilai semua aspek yang berkaitan dengan operasional
perusahaan. Sejak saat itu profesi auditor internal menjadi setara dengan auditor eksternal.

Sertifikasi Audit Internal


Begitu Common Body of Knowledge diterapkan, maka program sertifikasi mulai
bermunculan. Dewan Direksi melaksanakan program ini tahun 1972, dan ujian pertama
dilaksanakan pada tanggal 16 dan 17 Agustus 1974. Sekitar 7.900 auditor internal yang
berpraktik, dari 8.500 yang mendaftar, menerima gelar CIA berdasarkan ketentuan lama. Peserta
yang mendapat gelar menunjukkan bahwa mereka telah melakukan audit internal dalam
kapasitas pengambilan keputusan dan setuju untuk patuh pada Kode Etik IIA. Ujian CIA
menguji pengetahuan dan kemampuan peserta mengenai praktik audit internal saat ini. Ujian
tersebut menguji keahlian manajemen, prinsip-prinsip control manajemen, manajemen risiko,
control internal, teknologi informasi, strategi untuk mengembangkan usaha dan tata kelola, serta
topic-topik lainnya yang berkaitan.
Dalam perkembangan selanjutnya, direncanakan ujian CIA terkomputerisasi. Ujian
secara elektronik memudahkan penerjemahan dan peningkatan yang berkelanjutan atas
keabsahan statistic dari ujian. Konsep awal penyelenggaraan ujian diberika bila terdapat
“permintaan,” dan dilaksanakan di beberapa tempat di seluruh dunia.
Independensi Dalam Audit Internal
Salah satu hal yang harus diperhatikan agar suatu perusahaan dapat memiliki departemen audit
internal yang efektif adalah departemen audit internal tersebut harus mempunyai kedudukan
yang independen dalam organisasi perusahaan. Sukrisno (2004:227), mengemukakan bahwa
independensi internal auditor antara lain tergantung pada:
 Kedudukan Internal Audit Department (IAD) tersebut dalam organisasi perusahaan,
maksudnya kepada siapa IAD bertanggung jawab.
 Apakah IAD dilibatkan dalam kegiatan operasional.
 Jika ingin independen, departemen audit internal tidak boleh terlibat dalam kegiatan
operasional perusahaan. Misalnya tidak boleh ikut serta dalam kegiatan penjualan dan
pemasaran, penyusunan sistem akuntansi, proses pencatatan transaksi, dan penyusunan
laporan keuangan perusahaan.

Kedudukan departemen internal audit di dalam perusahaan akan menentukan tingkat


kebebasannya dalam menjalankan tugas sebagai auditor. Kedudukan ataupun status departemen
audit internal dalam suatu organisasi perusahaan mempunyai pengaruh terhadap luasnya kegiatan
serta tingkat independensinya didalam menjalankan tugasnya sebagai pemeriksa. Jadi status
organisasi dari departemen audit internal harus cukup untuk dapat menyelesaikan tanggung
jawab audit.
Departemen audit internal hanyalah akan seefektif seperti yang diinginkan manajemennya
jika ia bebas dari aktivitas-aktivitas yang diauditnya. Hal ini hanya akan dapat tercapai bila
departemen audit internal mempunyai kedudukan yang memungkinkan baginya untuk
mengembangkan sikap independennya terhadap bagian-bagian lain yang harus diperiksanya.
Untuk mencapai keadaan seperti ini, maka auditor internal harus memperoleh dukungan dari
pihak manajemen dan dewan komisaris.
Terdapat alternatif kedudukan internal auditor dalam perusahaan yaitu sebagai berikut :
 Internal auditor berada di bawah direktur keuangan.
 Internal auditor berada di bawah direktur utama yang merupakan staf dari direktur utama.
 Internal auditor merupakan staf dewan komisaris.
Kedudukan seorang internal auditor juga tidak memiliki wewenang langsung terhadap tingkatan
manajemen di dalam organisasi perusahaan, kecuali pihak yang memang berada di bawahnya
dalam satuan kerja internal audit itu sendiri.

Anda mungkin juga menyukai