Anda di halaman 1dari 10

Nama : Regina Meicieza Sweetly

NIM : A031171003

Tugas : Rangkuman Materi Audit Internal

BAB 1

AUDIT INTERNAL: SEJARAH, PERKEMBANGAN

DAN GAMBARAN UMUM

A. Evolusi dan Sejarah Audit Internal

Fokus dari audit internal telah berkembang dari hal-hal teknis akuntansi
menjadi disiplin ilmu yang berbeda dan pusat perhatian yang lebih luas. Audit
internal moderen menyediakan jasa-jasa yang mencakup pemeriksaan dan
penilaian atas kontrol,kinerja, risiko, dan tata kelola (governance) perusahaan
publik maupun privat. Audit internal yang dulunya dianggap ‘musuh’ oleh
manajemen, kini menjalin kerja sama yanfg produktif dengan klien melalui
aktivitas-aktivitas yang memberikan nilai tambah bagi perusahaan. Karena
pergeseran pandangan atas fungsi audit internal ini, maka audit internal memiliki
aspek yang lebih luas ini sering disebut juga sebagai audit internal moderen.

Sejarah audit internal dijelaskan menurut urutan waktu yaitu pada abad-abad
permulaan, abad-abad pertengahan, di masa revolusi industri, pada tahun-tahun
belakangan ini dan juga audit internal yang secara khusus berkembang di Amerika
Serikat.

1. Audit Internal di Abad-abad Permulaan


Ilmu dan profesi audit internal sebenarnya dimulai sejak 3.500
tahun sebelum Masehi dimana catatan sejarah peradaban Mesopotamia
menunjukkan adanya tanda kecil disamping angka-angka yang merupakan
porter dari system verifikasi transaksi keuangan. Selain itu, masyarakat
Mesir juga mensyaratkan adanya saksi dalam transaksi penyerahan padi ke
lumbung desa dan mensyaratkan adanya dokumen yang sah untuk trasaksi
tersebut. Orang-orang Yunani juga menerapkan prosedur otorisasi dan
verifikasi, dimana mereka mempekerjakan budak sebagai petugas pencatat
ketimbang karyawan karena bila sesuatu terjadi mereka dapat melakukan
penyiksaan kepada budak untuk mendapat informasi yang diyakini sebagai
cara yang efektif. Kerajaan Romawi Kuno pun menerapkan sistem dengar
laporan dimana seorang karyawan membandingkan catatan dengan catatan
karyawan lain secara lisan. Dari sinilah muncul istilah audit dari kata
auditus yang artinya (mendengarkan).
2. Audit Internal di Abad Pertengahan
PerdaganganItalia yang ekspansif pada abad ke-13 membutuhkan
pencatatan yang lebih rumit sehinggal lahirlah system double-entry, yakni
transaksi yang di catat di sisi debit dan kredit sehingga para pengusaha dan
penguasa membutuhkan seorang auditor untuk mengawasi pekerjaan
karyawannya.
3. Audit Internal di Masa Revolusi Industri
Pada masa revolusi industri di Inggris, audit internal berkembang
bukan hanya sekadar kegiatan “mendengarkan”, tetapi verifikasi catatan
tertulis dan perbandingan angka-angka yang tertera pada jurnal dengan
bahan bukti dokumennya.
4. Audit Internal di Tahun-tahun Belakangan ini
Orang-orang Inggris kaya raya yang menginvestasikan dana yang
cukup besar di perusahaan Amerika Serikat menginginkan adanya
verifikasi yang independen atas investasi mereka sehingga audior Inggris
ikut membawa metode dan prosedur audit. Karena Amerika tidak punya
peraturan undang-undang sehingga audit menjadi pengganti yang
memenuhi kebutuhan para pengusaha. Jadi, kebutuhan modal luar negeri
menjadi pendorong utama perkembangan audit.
5. Audit di Amerika Serikat
Setelah perang dunia I, perekonomian Amerika Serikat mengalami
peningkatan, sehingga banyak perusahaan memublikasikan laporan
keuangan yang diaudit. Audit eksternal terbukti tidak memadai untuk
memeriksa aspek-aspek operasional seperti pada perusahaan kereta api,
sehingga dibutuhkan audit internal seiring meningkatnya kompleksitas
operasi perusahaan.
B. Pencapaian Identitas Diri Auditor Internal

Istilah auditor internal (internal auditor) dan audit internal (internal


auditing) menimbulkan perdebatan pada sebagian pendiri Internal-Institute of
Internal Auditors (IIA) dimana para anggota mencari istilah atau frase yang
lebih baik menjelaskan peranan auditor internal, namun tak satupun istilah
yang muncul. Para pendiri IIA berharap bahwa tindakan nyata akan lebih
bermanfaat bagi profesi auditor internal dalam mencapai jati diri, mereka
berharap audit internal sebagai sebuah profesi yang menyediakan penelaahan
independen atas semua aktivitas perusahaan, tidak hanya berkenan dengan
verifikasi aspek-aspek keuangan saja.

C. Auditor Eksternal dan Auditor Internal: Misi dan Perbedaan Antara


Keduanya

Aktivitas audit internal dan audit eksternal bisa jadi tumpang tindih dalam
hal kecukupan kontrol terhadap fungsi akuntansi, namun terdapat perbedaan
yang lebih banyak daripada kesamaan, yaitu tanggung jawab utama auditor
eksternal adalah memberikan opini atas laporan keuangan perusahaan,
sedangkan auditor internal memberikan informasi yang diperlukan manajer
dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab mereka secara efektif. Auditor
eksternal memilik fokus yang sempit, sementara audit internal memiliki ruang
lingkup yang lebih komprehensif.

D. Definisi Audit Internal

Dewan Standar Audit Internal (Internal Auditing Standards Board-IASB)


IIA telah mengembangkan semua perubahan yang direkomendasikan terhadap
Standar. Untuk tujuan penggunakan buku, maka diciptakan definisi untuk
menggambarkan lingkup audit internal moderen yang luas dan tak terbatas:

Audit internal adalah sebuah penilaian sistematis dan objektif yang


dilakukan auditor internal terhadap operasi dan kontrol yang berbeda-beda
dalam organisasi untuk menentukan apakah (1) informasi keuangan dan
operasi telah akurat dan dapat diandalkan; (2) risiko yang dihadapi perusahaan
telah diidentifikasi dan diminimalisasi; (3) peraturan eksternal serta kebijakan
dan prosedur internal yang bisa diterima telah diikuti; (4) kriteria operasi yang
memuaskan telah dipenuhi; (5) sumber daya telah digunakan secara efisien
dan ekonomis; dan (6) tujuan organisasi telah dicapai secara efektif-semua
dilakukan dengan tujuan untuk dikonsultasikan dengan manajemen dan
membantu anggota organisasi dalam menjalankan tanggung jawabnya secara
efektif.

E. Profesi Audit Internal

Kriteria untuk menilai kualitas professional suatu jabatan adalah

1. Pelayanan kepada publik


2. Pelatihan khusus berjangka panjang
3. Menaati kode etik
4. Menjadi anggota asosisasi dan menghadiri pertemuan-pertemuan
5. Publikasi jurnal yang bertujuan untuk meningkatkan keahlian praktik
6. Menguji pengetahuan para kandidat auditor bersertifikat
7. Lisensi oleh negara atau sertifikasi oleh dewan

Di United State, General Accounting Office (GAO) mensyaratkan auditor


pemerintah memiliki gelar CPA atau CIA.

F. Pernyataan Tanggung Jawab Audit Internal

Pernyataan Tanggung Jawab Audit Internal (Statement of Internal


Auditing) yang terbit pada tahun 1947 oleh IIA telah dihapuskan (direvisi
tahun 1990), dengan memasukkan konsep-konsep yang telah dibangun
sebelumnya, termasuk perubahan yang diperlukan untuk profesi pada saat itu.

G. Kode Etik

Kode etik professional disusun sebagai hasil dari hubungan khusus antara
anggota profesi dank lien mereka dimana kriteria yang harus dimiliki oleh
auditor tidak boleh dikompromikan. Berdasarkan kode etik auditor internal
tidak bertanggung jawab untuk melaporkan kepada pihak diluar perusahaan
kecuali secara khusus diperbolehkan oleh aturan hukum. Komite Etik
International (International Ethics Committee-IEC) mengeluarkan seperangkat
pernyataan baru tentang etika pada 1 Oktober 1999. Versi akhir disetujui oleh
Dewan Direksi pada tanggal 17 Juni 2000 dimana terdapat dua perubahan
besar, yaitu:

1. Kode etik tersebut berlaku bagi semua auditor tidak hanya anggota IIA
dan CIA
2. Kode etik tersebut dibagi dalam tiga bagian utama, yaitu pendahuluan,
prinsip-prinsip dasar, dan aturan etika.
Pada dua bagian terakhir, kode etik dibagi ke dalam lima bagian, yaitu
integritas, objektivitas, kerahasiaan, profesionalisme dan kompetensi.
H. Common Body of Knowledge

Salah satu hal penting dalam struktur profesi adalah kerangka ilmu
pengetahuan yang membentuk dasar-dasar konseptual dan berlaku sebagai
standar untuk pendidikan, pelatihan, perekrutan dan uji kompetensi bagi siapa
saja yang ingin bekerja dalam suatu profesi. Common Body of Knowledge
direvisi dan diterbitkan kembali pada tahun 1992 menjadi CFIA sebagai
perubahan CBOK yang ketiga yang berkembang menjadi studi komprehensif
yang dibutuhkan secara global.

I. Temuan-temuan CFIA

Misi dari tim penelitian CFIA, yang dipimpin oleh direktur proyek
William Birkett, adalah untuk “mencari esensi” profesi audit internal secara
umum dan untuk memperbarui informasi tentang kompetensi yang dibutuhkan
oleh auditor di seluruh dunia. Hasil studi menyarankan pelaksanaan tugas
audit internal secara penuh mencakup:

- Menjaga hubungan dan komunikasi yang baik dalam organisasi


- Menentukan risiko-risiko yang dihadapi saat ini dan di masa yang akan
datang
- Berbagi keahlian, pengetahuan dan ide-ide
- Mengembangkan pemahaman di organisasi menyangkut risiko dan
kontrol.
- Memfasilitasi pengadopsian dan penerapan control self-assestment.

Ada empat pertanyaan para tim peneliti dalam modul, yaitu:

- Audit Internal: perspektif global


- Kompetensi: praktik terbaik dan praktisi yang kompeten
- Pengetahuan mengenai audit internal: Perspektif global
- Masa depan audit internal: Studi Delphi
- Menentukan kompetensi dalam audit internal: struktur dan metodologi
J. Standards for the Professional Practice of Internal Auditing yang
Pertama Kali Disusun

Lima standar umum yang merupakan kerangka dasar yang diperkenalkan


pada Konferensi Internasional di San Fransisko bulan Juni 1978, yaitu
independensi, keahlian professional, lingkup pekerjaan, pelaksanaan pekerjaan
audit, dan pengelolaan departemen Internal. Kelima standar itu memilik 25
standar khusus, dimana terdapat di dalamnya pedoman untuk mengikuti
standar.

Adapun perbedaan-perbedaan dalam penerapan standar yang diakibatkan


oleh beberapa auditor yang memberikan jasa konsultasi, analisis risiko dan
membantu tata kelola organisasi sementara yang lain memberikan jasa yang
terbatas pada verifikasi laporan keuangan.

K. Program Sertifikasi

Begitu Common of Body Knowledge diterapkan, maka program sertifikasi


mulai bermunculan. Ujian CIA menguji pengetahuan dan kemampuan peserta
mengenai praktik audit internal saat ini. Dalam perkembangannya ujian CIA
terkomputerisasi.
L. Syarat-syarat Memperoleh Gelar CIA

Hal-hal yang dipertimbangkan dalam memperoleh gelar CIA, yaitu

- Gelar akademis di atas Sarjana Muda dianggap sama dengan satu


tahun lapangan kerja
- Pengalaman kerja sebagai akuntan public dianggap setara dengan
pengalaman kerja di audit internal
- Pengajar penuh waktu di universitas pada materi yang diujikan
dianggap sama dengan pengalaman kerja, yakni dua tahun pengalaman
manajer sama dengan satu tahun pengalaman kerja di bidang audit
internal.
M. Pendekatan Nilai Profesional untuk Bagian IV: Sertifikasi Khusus,
Aktivitas Audit dan Pendekatan-pendekatan yang Dilakukan

Peserta CIA yang telah memiliki gelarr CCSA, CGAP, atau CFSA dapat
memperoleh pengakuan nilai professional untuk Bagian IV dari ujian
sertifikasi.

Ada tiga aktivitas audit, yaitu:

1. Keuangan untuk menganalisis aktivitas ekonomi sebuah entitas


2. Ketaatan untuk menilai kesesuaian dengan aturan, standar, regulasi dan
prosedur yang berlaku
3. Operasional untuk menilai efisiensi dan ekonomi operasi dan
efektifitas.

Pendekatan-pendekatan yang sering dilakukan, yaitu:

- Audit komprehensif
- Audit berorientasi manajemen
- Audit partisipatif
- Audit program
N. Audit untuk Memberikan Keyakinan dan Konsultatif
Audit keyakinan memberikan penilaian atas keandalan dan atau
relevansi data dan operasi di bidang-bidang tertentu, sedangkan audit
konsultatif terdiri atas metodologi penyelesaian masalah untuk
meningkatkan secara langsung kondisi klien.
O. Penilaian sendiri atas Kontrol & Bidang Keahlian Audit

Control self-assessment melibatkan karyawan dalam menilai kecukupan


kontrol, mengidentifikasi peluang perbaikan, mengevaluasi risiko,
menentukan kekuatan dan kelemahan, menentukan cara mencapai tujuan
usaha, dan membuat rencana tindakan. Auditor internal, bertindak sebagai
fasilitator, bekerja sama dalam tim yang terdiri atas berbagai tindakan dalam
organisasi.

Terdapat kelompok-kelompok yang merupakan aliansi bindang-bidang


tertentu dalam profesi audit yang diharapkan oleh IIA dapat membantu
memperkuat dan memperluas sumber daya di bidang-bidang khusus seperti
auditor internal yang memberikan jasa audit lingkungan setelah standar
lingkungan dikembangkan oleh Organisasi Standar Internasional ISO 14000.

P. Pemberian Jasa Audit Internal dari Luar Perusahaan

Pegawai kontrak yang melakukan berbagai jenis audit tidak terbatas pada
auditor internal saja, namun auditor kontrak yang memiliki keahlian khusus
dapat diberikan penugasan jangka pendek akibat perampingan pemasaran
yang agresif oleh kantor akuntan publik.

Q. Sebuah Fungsi yang Utama: Cara Auditor Internal Melayani


Kebutuhan Manajemen

Sebuah organisasi audit internal dilengkapi keahlian lain melebihi


verifikasi keuangan seperti auditor yang bergelar CPA, pengacara, ahli
ekonomi, ahli rekayasa industri, dan ahli matematika.
Departemen dapat membantu manajemen dalam hal:

- Mengawasi kegiatan-kegiatan yang tidak dapat diawasi sendiri oleh


manajemen puncak
- Mengidentifikasi dan meminimalkan risiko
- Memvalidasi laporan ke manajemen senior
- Membantu manajemen pada bidang-bidang teknis.
- Membantu proses pengambilan keputusan
- Menganalisis masa depan
- Membantu manaher untuk mengelola perusahaan
- Masalah perecanaan
- Masalah pengorganisasian
- Masalah pengarahan
- Masalah kontrol

P. Dilema yang Dihadapi Auditor Internal & Independensi

Auditor internal yang professional harus memiliki independensi, artinya dalam


memenuhi kewajiban profesionalnya, ia mesti memberikan opini yang objektif,
tidak bias dan tidak dibatasi; melaporkan maslaah apa adanya, bukan melaporkan
sesuai keinginan eksekutif atau lembaga. Ia harus bebas hambatan dalam
melaksanakan audit, namun apakah itu mungkin? Bisakah auditor internal
memiliki independensi sepenuhnya? Jawabannya mungkin tidak atau bahkan tidak
perlu. Adapun beberapa indicator menilai independensi auditor internal menurut
Mautz dan Sharaf dalam karyanya “The Philosophy of Auditing” yaitu:

1. Independensi dalam program audit; bebas intervensi dalam program,


prosedur dan penugasan audit dalam sebuah proses audit.
2. Independensi dalam verifikasi; bebas akses, mendapat kerjasama yang
aktif, bebas dari usaha manajerial yang membatasi aktivitasnya, dan bebas
dari kepentingan pribadi.
3. Independensi dalam pelaporan; bebas dari perasaan wajib memodifikasi,
bebas dari tekanan untuk tidak melaporkan hal-hal yang signifikan,
menghindari penggunaan kata-kata yang menyesakan dan bebas dari
segala usaha meniadakan pertimbangan auditor mengenai fakta atau opini
dalam laporan audit internal.

Daftar Pustaka

Sawyer, B. Lawrence. Mortimer A. Dittenhofer. James H. Scheiner. 2005.


Sawyer’s Internal Auditing. Jakarta: Penerbit Salemba Empat.

Anda mungkin juga menyukai