Anda di halaman 1dari 57

1

BAB I
MENTORING: GUE BANGET
A. TUJUAN :
1) Peserta memahami makna, keunggulan (manfaat) serta tujuan
kegiatan mentoring di kampus.
2) Mentor mengetahui macam metode penyampaian dan memiliki
strategi dalam mentoring.
3) Memberikan informasi tentang civitas akademika jurusan dan
fakuktas serta menceritakan kondisi sosial kampus secara umum.
4) Peserta memahami pengertian dan urgensi ta’aruf.
5) Peserta memahami pengertian serta tingkatanukhuwah islamiyah.
6) Menyelami dan mengambil hikmah dari kisah kelompok mentoring
pada zaman Rasulullah SAW.
B. RINCIAN BAHASAN :
1. Makna, Manfaat, dan Tujuan Mentoring
Mentoring agama Islam merupakan suatu kegiatan pembinaan
pemuda pelajar dengan jumlah peserta yang berkisar antara 3-12 orang
yang berlangsung secara periodik dengan bimbingan seorang mentor
dengan menggunakan pola pendekatan teman sebaya (friendship) dengan
kurikulum yang berasal dari organisasi yang menaungi mentoring agama
Islam tersebut untuk mencapai tujuan mentoring yaitu terbentuknya
pribadi Islami dan berkarakter da’I (penyebar agama Islam).
Mentoring merupakan sebuah model pembinaan generasi muda
muslim yang telah tersebar secara luas di sekolah-sekolah dan di kampus-
kampus. Hal ini disebabkan mentoring merupakan bentuk pembinaan
yang memiliki manfaat di antaranya :
1. Didapatnya pemantauan yang lebih intensif dan melekat dari seorang
mentor terhadap perkembangan kualitas peserta mentoring.
2. Lebih mendalamnya pengenalan terhadap peserta mentoring, sehingga
mentor dapat menerapkan pendekatan secara khusus kepada tiap
peserta.
3. Terbangunnya ukhuwah yang lebih kokoh antar peserta mentoring.
4. Lebih dimungkinkannya pembinaan dapat berlangsung secara kontinu.
Secara umum, tujuan mentoring yaitu peserta memperoleh
pemahaman yang benar tentang Islam dan bersemangat untuk beribadah
kepada Allah swt. Mengenai tujuan mentoring agama Islam menurut
Rusmiyati (2003) yaitu:
1. Mengajak peserta atau menteeuntuk lebih mengenal dan mencintai
Islam melalui kegiatan yang kreatif . Program mentoring dibuat atas
inisiatif peserta itu sendiri. Sehingga dikatakan mentoring bertujuan
3

memajukan minatnya yang kemudian membentuk program-program


berdasarkan minat mereka tersebut.
2. Mengajak peserta atau mentee untuk dapat aktif membaca Al-Qur’an.
3. Memunculkan pemahaman yang benar terhadap Islam.
4. Menangkal gerakan-gerakan yang bertujuan merusak moral generasi
muda.

2. Macam Metode Penyampaian dan Strategi Mentor dalam


Mentoring
Banyak metode yang dapat diterapkan dalam mentoring
kelompok. Tentunya hal ini sangat dipengaruhi oleh kemampuan dan
kreativitas mentor. Oleh karenanya berbagai metode ini akan dikupas
dan dipelajari dalam Pembekalan Mentor. Beberapa metode yang bisa
digunakan dalam mentoring sebagai berikut :
1. Ceramah/kuliah
Merupakan usaha penyampaian materi kepada peserta yang sifatnya
searah (komunikasi satu arah).
Keuntungannya
a. Materi yang telah dipersiapkan dapat dipastikan tersampaikan
b. Metode ini lebih tepat jika waktu yang tersedia sedikit
c. Tidak banyak memerlukan fasilitas/alat bantu
Kelemahannya
a) Materi akan sulit dipahami sepenuhnya, kecuali bila digunakan alat
bantu visual
b) Tidak adanya partisipasi peserta tentang topik yang dibahas
c) Akan timbul rasa bosan pada peserta (terlebih lagi jika mentornya
monoton dalam penyampaian)
2. Diskusi
Diskusi merupakan proses pertukaran pendapat, perasaan dan
pengalaman antara dua orang atau lebih tentang topik tertentu. Metode
diskusi akan sangat efektif pada kelompok kecil karena memungkinkan
setiap anggota menyumbangkan pikirannya. Dalam metode diskusi
terjadi komunikasi dua arah antara peserta dengan mentor dan antar
peserta itu sendiri.
3. Permainan peran (Role Play)
Merupakan metode latihan yang dimaksudkan untuk menempatkan
seseorang pada situasi tertentu seolah-olah menggambarkan situasi
yang sebenarnya. Metode ini bagus karena fungsi kejiwaan peserta juga
diuji.
4. Studi kasus
4

Dalam metode ini peserta dihadapkan pada suatu kasus tertentu dan
diberikan informasi yang diperlukan peserta untuk menilai,
mempelajari dan berusaha memecahkan kasus tersebut.
5. Mengajukan pertanyaan
Metode ini untuk menunjang metode ceramah dan diskusi yang
dilakukan. Pertanyaan bisa juga dilakukan oleh mentor untuk
mengetahui sejauh mana materi yang telah disampaikan dapat
diserap/dipahami oleh peserta.
6. Penugasan
Metode ini digunakan untuk mengetahui pemahaman peserta dan
mengembangkan kreativitas dan kemandirian peserta. Dapat dilakukan
dengan memberi tugas ke peserta untuk diselesaikan soal/masalah
tersebut serta dapat mempraktekkan dan mengamalkan.
7. Permainan Kelompok (Game)
Pada metode ini peserta diminta mengerjakan suatu bentuk permainan
tertentu yang didalamnya terdapat konsep materi yang akan
disampaikan.
Yang Perlu Disiapkan Mentor…………
Seorang mentor yang amanah hendaknya mempersiapkan diri sebelum
menyampaikan suatu materi, walaupun ia telah menyampaikan materi
tersebut berulang kali. Beberapa hal yang hendaknya disiapkan oleh
mentor sebelum memberikan materi adalah :
1. Mengkondisikan ruhiyah agar siap menunaikan amanah dari Allah
berupa obyek da’wah (peserta mentoring).
2. Membaca dan memahami tujuan penyampaian materi, pokok
bahasan, metode dan media.
3. Membaca buku referensi yang tersedia, minimal sekali membaca
ayat-ayat Al-Qur’an yang terkait, untuk materi Dasar Keislaman.
4. Mempelajari metode penyampaian materi dan menyiapkan media
yang dibutuhkan.
5. Mempelajari kondisi peserta mentoring dan melakukan
penyesuaian-penyesuaian jika dianggap perlu.
6. Menguasai proses penyampaian materi sehingga penyampaian
materi dapat berjalan dengan lancar.
7. Contoh susunan kegiatan mentoring:
a. Pembukaan; dapat diawali dengan salam dan kata-kata
pembuka, bisa juga diselingi dengan menanyakan kabar
mentee,dll. Kemudian mentoring dibuka dengan basmalah dan
sholawat Nabi.
b. Tilawah; Banyak jumlah ayat yang dibaca disesuaikan dengan
kondisi dan situasi mente pada saat itu.
5

c. Taujih; taujih yang diberikan bisa dari mentor sendiri atau


disampaikan oleh mentee/peserta secara bergilir.
d. Cek amalan yaumi mente (amalan ibadah keseharian)
e. Materi
f. Penutup; kata-kata penutup. Pertemuan ditutup dengan
membaca istighfar, hamdalah, dan doa penutup majelis.
Sejarah mencatat bahwa para shahabat yang berhasil
melakukan futuhaat (ekspansi/ pembukaan wilayah Islam yang baru),
juga pernah mengalami sebuah proses pembelajaran yang sama dengan
apa yang kini disebut dengan istilah mentoring. Pun dengan Soekarno
yang juga pernah melakukan mentoring dengan HOS Cokroaminoto,
yang pada akhirnya mampu membawa Indonesia menuju
kemerdekaannya. Bahkan dalam pencapaian cita-cita jauh ke depan
melalui mentoring pun juga dilakukan oleh orang-orang non-Muslim,
seperti Paul Wolfowitz (Presiden Bank Dunia) yang dimentori oleh
Lewis “ Scooter” Libby (Staf Deplu AS). Sejarah dengan sangat jelas
mencatat bahwa pencapaian peradaban suatu bangsa selalu diawali
dengan mentoring para kader calon pembawa perubahan tersebut.

Ta’aruf
Gimana sahabat sudah kenal dengan jurusan kalian dan teman-
teman baru kalian? Perkenalan kalian dengan teman-teman baru kalian
itulah yang disebut dengan ta’aruf. Ta’aruf adalah saling mengenal
sesama manusia. Jadi, kita sebagai makhluk sosial wajib kenal dengan
orang lain karena kita tidak bisa hidup sendiri tanpa bantuan orang lain.
Ta’aruf merupakan langkah penting menuju ukhuwah islamiyah yaitu
memiliki makna “persaudaraan antar sesama muslim" sehingga timbul
keterikatan hati dan jiwa antara satu dengan yang lainnya dalam bingkai
aqidah islamiyah. Ukhuwah islamiyah adalah nikmat Allah yang
merupakan cermin kekuatan iman.
Allah berfirman :“Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara,
karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu yang berselisih dan
bertakwalah pada Allah agar kamu mendapat rahmat”. (QS Al Hujuraat :
10)
Perbedaan ukhuwah islamiyah dan ukhuwah insaniyah :
 Ukhuwah islamiyah bersifat abadi dan universal karena dibingkai
dalam aqidah islamiyah.
 Ukhuwah insaniyah bersifat tempporer/sementara karena
berlandaskan kepentingan pribadi/kelompok , misal : ikatan
nasionalisme, kesukuan, dll.
6

Tahapan ukhuwah
 Ta’aruf, berarti saling mengenal sesama manusia.
 Ta’aluf, berarti bersatunya seorang muslim dengan muslim lainnya.
 Tafahum, berarti saling memahami.
 Ta’awun, berarti saling membantu dalam kebaikan.
 Takaful, berarti merasa senasib dan saling menaggung beban.
 Itsar, berarti mendahulukan saudaranya dibandingkan diri sendiri.

Cara menguatkan ukhuwah


 Memberitahukan kecintaan kepada saudaranya yang dicintai secara
lisan.
 Memohon dido’akan bila berpisah.
“Tidaklah seorang hamba mukmin berdo’a untuk saudaranya dari jauh
melainkan malaikat berkata : dan bagimu seperti itu”. (HR. Muslim)
 Menunjukkan kegembiraan dengan senyuman bila berjumpa dan
berjabat tangan.
 Membiasakan untuk bersilaturrahim atau berziarah.
 Memberikan hadiah pada waktu-waktu tertentu.
 Memenuhi hak ukhuwah saudaranya (mengucapkan salam, memenuhi
undangan, mendoakan jika ada saudaranya yg bersin, mengunjungi
jika sakit,mengantarkan jenazahnya).

C. KISAH
Perjuangan Dakwah Rasulullah Melalui Mentoring
Bermula dari kelompok kecil yang disebut As-Sabiqunal Awwalun
atau generasi pertama shahabat nabi itu terdapat nama Al-Arqam bin Abi
Arqam. Ia masuk Islam lewat dakwah Abu Bakar As-Shiddiq. Masuk Islam
di kota yang menjadi pusat kesyirikan bukan tanpa risiko. Rasulullah SAW
menyadari hal itu. Karenanya, beliau menjalankan dakwahnya dengan
rahasia atau sirriyah. Rasulullah SAW menutup rapat-rapat dakwahnya
hingga tiap orang yang masuk Islam tidak tahu berapa jumlah saudaranya
seiman. Bahkan, sahabat senior seperti Saad Bin Abi Waqqash mengira
dirinya orang ke-3 yang masuk Islam. Sedangkan Abu Dzar dan Amru bin
Abasah menyangka dirinya orang ke-4 yang masuk Islam.
Menurut Ibnu Masud, saat itu hanya tujuh orang yang diketahui
masuk Islam. Mereka yaitu; Rasulullah SAW, Abu Bakar, Ammar bin Yasir,
Sumayyah ibunda Ammar, Suhaib bin Sinan, Bilal bin Rabbah, Miqdad bin
Al-Aswad.
Pada tahap berikutnya Rasulullah SAW membutuhkan tempat untuk
menjalankan kegiatan pembinaan. Tempat tersebut harus aman dan tidak
7

mengundang kecurigaan penduduk Makkah. Saat itu, Al-Arqam bin Abi


Arqam menyediakan rumahnya sebagai pusat kegiatan kaum muslimin.
Ada beberapa pertimbangan kenapa Nabi memilih Darul Arqam atau
rumah Al-Arqam. Pertama, orang musyrik Makkah tidak tahu bahwa Al-
Arqam bin Abi Arqam telah masuk Islam. Kedua, Darul Arqam terletak di
bukit Shafa. Jarak rumah itu dengan Ka’bah dan Masjidil Haram sangat
dekat. Ketiga, sahabat nabi yang termasuk ahli badar ini berasal dari bani
Makhzum. Klan dari kabilah Quraisy ini dikenal paling memusuhi dan
menjadi pesaing bani Hasyim. Tak ada satupun pemuka Quraisy berpikir
bahwa Nabi mau masuk rumah Al-Arqam. Apalagi menerimanya sebagai
pengikut. Keempat, usia Al-Arqam bin Arqam yang masih remaja. Saat
masuk Islam umurnya baru 16 tahun. Orang Quraisy justru mengira
tempat perkumpulan kaum muslimin di rumah pengikut Nabi yang senior.
Seperti itulah Rasulullah SAW yang jeli membaca situasi. Darul Arqam
dipilih sebagai tempat pertemuan kaum muslimin. Selama lebih dari tiga
atau empat tahun Rasulullah SAW berdakwah secara rahasia di tempat itu
tanpa pernah termonitor orang-orang Quraisy.
Darul Arqam berperan penting dalam sejarah penyebaran Islam. Di
rumah inilah Rasulullah SAW membina para kadernya. Mereka menggelar
majelis pertemuan rutin. Rasulullah SAW hadir untuk mengajarkan ayat-
ayat Al-Quran dan mengenalkan mereka tentang ajaran Islam. Lewat
pertemuan itu, Rasulullah SAW juga bisa mendengar keluh kesah
ummatnya. Saat mereka terdzalimi oleh orang quraisy, Rasulullah SAW
hadir sebagai penguat semangat yang selalu mengingatkan tujuan besar
dan balasan yang akan diterima di akhirat kelak.
Darul Arqam menjadi saksi perkembangan dakwah Islam. Darul
Arqam juga kerap berfungsi sebagai tempat perlindungan dan
persembunyian dari kejaran orang kafir Quraisy. Di tempat itu Rasulullah
SAW pernah mengumpulkan 39 shahabatnya selama sebulan penuh.
Setelah itu, turun perintah Allah untuk mendakwahkan Islam dengan
jahriyah atau terang-terangan. Perintah itu ditandai dengan ayat (Al-Hijr:
94)

Dikutip dari Ar-Risalah[ali]


8

BAB II
MA’RIFATULLAH DAN MAHABBATULLAH
MELALUI TADDABUR AL-QUR’AN

A. TUJUAN:
1. Peserta memahami makna dan maksud dari mengenal Allah SWT
(Ma’rifatullah).
2. Peserta mengetahui manfaat dan pentingnya mengenal Allah SWT.
3. Peserta mengetahui definisi dan makna cinta kepada Allah SWT
(Mahabbatullah).
4. Peserta mengetahui cara memunculkan cinta kepada Allah SWT.
5. Peserta memahami makna dan maksud dari Taddabur Al Qur’an.

B. RINCIAN BAHASAN:
1. Makna Mengenal Allah
Ma’rifatullah berasal dari kata ma’rifah dan Allah. Ma’rifah berarti
mengatahui, mengenal. Mengenal Allah bukan melalui Dzat Allah, tetapi
mengenal-Nya lewat tanda-tanda kebesaran-Nya (ayat-ayat-Nya),
wahyu-Nya (dalam Al Qur’an dan Hadist) dan akal sehat.

2. Pentingnya Mengenal Allah


 Seseorang yang mengenal Allah pasti akan tahu asal dan tujuan
hidupnya (QS.51:56) dan tidak tertipu oleh dunia.
 Ma’rifatullah merupakan ilmu yang tertinggi yang harus dipahami
manusia (QS.6:122).
 Memahami Ma’rifatullah juga akan mengeluarkan manusia dari
kegelapan dan kebodohan kepada cahaya yang terang (QS.6:122)

3. Cara Untuk Mengenal Allah


Melalui Akal
a) Fenomena terjadinya alam
Segala sesuatu yang ada di bumi ini ada yang menciptakannya.
Seperti halnya buku ada yang membuatnya, begitu pula dengan
alam pasti ada yang menciptakan.
Sebagaimana firman Allah

“Apakah mereka diciptakan tanpa sesuatupun ataukah mereka yang


menciptakan (diri mereka sendiri)?”(QS Ath-Thuur : 35)

b) Fenomena kehendak Yang Maha Tinggi


9

Segala sesuatu yang ada di bumi ini dengan sifat dan jenisnya
tidak terjadi hanya dengan kebetulan tetapi atas kehendak sesuatu,
yaitu Sang Pencipta, Allah SWT.
Sebagaiman firman Allah

“Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-


kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu
yang tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang, adakah kamu
lihat sesuatu yang tidak seimbang?” (QS Al Mulk:3)

 Analogi:
- Kalau air laut tidak asin niscaya kehidupan di bumi membusuk
dan mengalami kesulitan, karena garamlah yang menyebabkan
tidak busuk dan tidak rusak.
- Andaikan matahari hanya memberikan separuh penyinarannya
dari yang ada saat ini, niscaya manusia akan membeku. Akan
tetapi kalau lebih dari separuh niscaya bumi akan terbakar.
- Allah menciptakan segala sesuatu sesuai porsinya.Jadi alam
semesta beserta isinya dan fungsinya tidak muncul dengan
sendirinya, namun ada pencipta yang menciptakan dengan
berbagai tujuan.

c) Fenomana kehidupan
Seluruh makhluk hidup di alam semesta pastilah ada yang
menciptakan. Hal ini menunjukkan bahwa ada Dzat yang
menciptakan, membentuk, menentukan rizkinya dan meniupkan
ruh kehidupan dalam dirinya. Allah berfirman :

“Katakanlah: "Berjalanlah di (muka) bumi, maka perhatikanlah


bagaimana Allah menciptakan (manusia) dari permulaannya,
10

kemudian Allah menjadikannya sekali lagi. Sesungguhnya Allah


Maha Kuasa atas segala sesuatu.”(QS. Al Ankabut : 20).

c) Fenomena petunjuk dan ilham


Ketika duduk di bangku sekolah, kita pasti belajar mengenai
alam semesta, dan kita melihat bahwa di sana ada suatu petunjuk
instink yang sempurna pada pola kehidupan makhluk hidup
menunjukkan pada kita bahwa alam ini berjalan dengan teratur
sesuai dengan iradahNya. Tentu ada Dzat Yang Maha Tinggi yang
telah memberikan petunjuk sehingga alam tetap berkedudukan
langgeng dengan sempurna. Sesuai firman Allah:

“Dia (Musa) berkata: "Tuhan kami ialah (Tuhan) yang telah


memberikan kepada tiap-tiap sesuatu bentuk kejadiannya,
kemudian memberinya petunjuk."(Qs Thaha : 50)

d) Fenomena pengabulan doa


Ketika mengalami kesulitan atau ujian dan hal tersebut tidak
bisa diselesaikan dengan usaha dan akalnya, seringkali seseorang
berdoa menghadap Allah, sehingga kebahagiaan pun kembali dan
datanglah kemudahan sesudah kesulitan. Siapakah yang
mengabulkan doa?
Allah berfirman

“Katakanlah: "Siapakah yang dapat menyelamatkan kamu dari


bencana di darat dan di laut, yang kamu berdoa kepada-Nya
dengan rendah diri dengan suara yang lembut (dengan
mengatakan: "Sesungguhnya jika Dia menyelamatkan kami dari
(bencana) ini, tentulah kami menjadi orang-orang yang bersyukur”
(QS An’aam :63)

4. Hal-Hal yang Menghalangi Ma’rifatullah


 Kesombongan (QS. 7:146, 25:21)
 Dzalim (QS. 4:153)
 Bersandar pada pancaindera (QS. 2:55)
 Dusta (QS. 7:176)
 Membatalkan janji pada Allah (QS. 2:26-27)
11

 Berbuat kerusakan /fasad (QS. 30: 41-42)


 Lalai (QS. 21:1-3)
 Banyak berbuat maksiat (QS. 11: 102)
 Ragu-ragu (QS. 6:109-110)

5. Mahabbatullah
Mahabbatullah adalah cinta kepada Allah. Imam Al-Ghazali berkata
“Siapa yang mencintai selain Allah, bukan karena adanya keterkaitan
pada Allah, maka hal itu adalah karena kekurangannya dalam mengenal
Allah”.
Hakikat Cinta pada Allah mengharuskan agar tidak mencintai selain
Allah. Logikanya sebagai berikut:
a. Manusia mencintai dirinya sendiri, mencintai kesempurnaannya,
membenci hal-hal yang meniadakan atau mengurangi kesempurnannya,
hal ini merupakan tabiat setiap makhluk hidup. Hal ini menuntut adanya
puncak cinta kepada Allah, karena orang yang mengetahui dirinya dan
mengetahui eksistensi Tuhannya maka mengetahui pula bahwa
kekekalan berasal dari Allah, dan merupakan karunia dari Allah.
b. Cintanya kepada orang yang berbuat baik kepadanya lalu ia
mengasihinya dengan hartanya, memperlakukan secara lemah lembut,
member bantuan dan lainnya. Hal ini menuntut agar dia tidak mencintai
selain Allah, karena Allahlah yang paling baik baginya dengan
nikmatNya. Sebagaimana firman Allah dalam surat An-Nahl ayat 18: “
Dan jika kalian menghitung-hitung nikmat Allah,niscaya kalian tidak
dapat menentukan jumlahnya”
c. Cinta kepada orang yang berbuat baik terhadap dirinya sendiri meskipun
tidak berpengaruh pada orang lain, hal ini merupakan tabiat manusia.
Misalnya jika ada dua raja, yang satu bijak dan yang satu zhalim dan
sombong, maka kita lebih mencintai raja yang baik meskipun tidak punya
harapan dari kebaikan raja yang pertama. Hal ini menuntun cinta
kepada Allah karena Allah lah yang berbuat baik kepada semua makhluk.
d. Cinta kepada setiap keindahan karena keindahan itu sendiri bukan
karena kepentingan yang diperoleh dari balik pencapaian keindahan
tersebut. Ini juga menuntut cinta pada Allah, karena hakekatnya segala
keindahan yang ada di dunia adalah ciptaan Allah.

6. Amal yang Dapat Mengantarkan Kita Menuju Mahabbatullah


Menurut Imam Ibnul Qayyim Al-Jauziah menuju mahabbatullah
dapat melakukan beberapa hal dibawa ini:
a. Membaca Al-Quran dengan Penghayatan dan Pendalaman
b. Mendekatkan Diri kepada Allah dengan Ibadah Sunnah
12

c. Kontinuitas Dzikir kepada Allah dalam Segala Hal

7. Keistimewaan Al-Qur’an
Kitab suci Al-Qur’an memiliki keistimewaan-keistimewaan yang dapat
dibedakan dari kitab-kitab suci yang diturunkan sebelumnya, di antaranya
ialah:
1) Al-Qur’an merangkum ajaran-ajaran Allah yang pernah dimuat kitab-
kitab suci sebelumnya seperti Taurat, Zabur, Injil dan lain-lain, serta
ajaran-ajaran dari Tuhan yang berupa wasiat. Al-Qur’an juga
mengokohkan perihal kebenaran yang pernah terkandung dalam
kitab-kitab suci terdahulu yang berhubungan dengan peribadatan
kepada Allah Yang Maha Esa, beriman kepada para rasul,
membenarkan adanya balasan pada hari akhir, keharusan
menegakkan hak dan keadilan, berakhlak luhur serta berbudi mulia
dan lain-lain. (Sumber QS Al-Maidah 48)
2) Ajaran-ajaran yang termuat dalam Al-Quran adalah kalam Allah yang
terakhir untuk memberikan petunjuk dan bimbingan yang benar
kepada umat manusia, inilah yang dikehendaki oleh Allah Taala
supaya tetap berlaku sepanjang masa, kekal untuk selama-lamanya.
(Sumber QS Al Hijr 9)
3) Kitab Suci Al-Qur’an yang dikehendaki oleh Allah Taala akan
kekekalannya, tidak mungkin pada suatu hari nanti akan terjadi
bahwa suatu ilmu pengetahuan akan mencapai titik hakikat yang
bertentangan dengan hakikat yang tercantum di dalam ayat Al-Quran.
(Sumber QS Al Fushshilat 53)
4) Al-Qur’an sengaja diturunkan oleh Allah Taala dengan suatu gaya
bahasa yang istimewa, mudah, tidak sukar bagi siapa pun untuk
memahaminya dan tidak sukar pula mengamalkannya, asal disertai
dengan keikhlasan hati dan kemauan yang kuat. (Sumber QS Al Qamar
17)

a. Keutamaan Membaca Al-Qur’an


Keutamaan Al-Qur’an yang terbesar adalah Al Quran merupakan
kalam Allah Swt. Al-Qur’an adalah kitab yang diturunkan dengan penuh
berkah. Al-Qur’an memberikan petunjuk manusia kepada jalan yang lurus.
Tidak ada keburukan di dalamnya, oleh karena itu sebaik-baik manusia
adalah mereka yang mempelajari Al-Qur’an dan mengajarkannya. Rasulullah
SAW bersabda, ”Sebaik-baik orang diantara kalian adalah orang yang
mempelajari Al-Qur’an dan mengajarkannya.” (HR. Bukhori).
13

b. Keutamaan Mengkaji dan Mempelajari Al-Qur’an


Siapa yang membaca Al Qur’an, mempelajarinya, dan
mengamalkannya, maka dipakaikan mahkota dari cahaya pada hari
kiamat. Cahayanya seperti cahaya matahari dan kedua orang tuanya
dipakaiakan dua jubah (kemuliaan) yang tidak pernah didapatkan di
dunia. Keduanya bertanya, “Mengapa kami dipakaikan jubah ini?”
Dijawab,”Karena kalian berdua memerintahkan anak kalian untuk
mempelajari Al Qur’an.” (HR. Al-Hakim)

c. Keutamaan Menghafal Al Qur’an


Al Qur’an akan menjadi penolong (syafa’at) bagi penghafal .Dari Abi
Umamah ra. ia berkata, “Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda,
“Bacalah olehmu Al Qur’an, sesungguhnya ia akan menjadi pemberi
syafa’at pada hari kiamat bagi para pembacanya (penghafalnya).”” (HR.
Muslim)

d. Keutamaan Mengamalkan Al-Qur’an


Al-Qur’an diturunkan untuk dibaca oleh setiap orang muslim,
direnungkan dan dipahami makna, perintah dan larangannya, kemudian
diamalkan. Sehingga ia akan menjadi hujjah baginya di hadapan Tuhannya
dan pemberi syafa’at baginya pada hari Kiamat. Allah telah menjamin bagi
siapa yang membaca Al-Qur’an dan mengamalkan isi kandungannya tidak
akan tersesat di dunia dan tidak celaka di akhirat, dengan
firmanNya: “…. Barangsiapa mengikuti petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat
dan tidak akan celaka.” (QS. Thaha:123)

Sumber: tetikfirawati.Muhabbatullah dan tomy-gnt. Muhabbatullah


BAB III
MEMAHAMI HAKIKAT PENCIPTAAN MANUSIA

A. TUJUAN :
1) Mengenal hakikat manusia
2) Mengetahui makna ibadah
3) Mengetahui syarat diterimanya ibadah disisi Allah

B. RINCIAN BAHASAN
1. Darimana asal kejadiannya
Dari Allah SWT, Sang Maha Pencipta, dibuktikan dengan dalil Naqli :

Jurnal Pendidikan Agama Islam -Ta’lim Vol. 12 No. 2 - 2014 131


Artinya:”Wahai manusia! jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari
kubur), maka (ketahuilah) sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah,
kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari
segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar Kami
jelaskan kepada kamu dan Kami tetapkan dalam rahim, apa yang Kami kehendaki
sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi,
kemudian (dengan berangsur-angsur)kamu sampai kepada kedewasaan, dan di
antara kamu ada yang diwafatkan dan (adapula) di antara kamu yang dipanjangkan
umurnya sampai pikun, supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang
dahulunya telah diketahuinya. Dan kamu lihat bumi ini kering, kemudian apabila
telah Kami turunkan air di atasnya, hiduplah bumi itu dan suburlah dan
menumbuhkan berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang indah.” (QS. Al-Hajj: 5).

2. Komponen Manusia
a. Akal
Allah swt berfirman

Jurnal Pendidikan Agama Islam -Ta’lim Vol. 12 No. 2 - 2014 131


Artinya: ”Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai
pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati,
semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.”(QS. Al-Isra’: 36).

b. Ruh

Jurnal Pendidikan Agama Islam -Ta’lim Vol. 12 No. 2 - 2014 131


Artinya: (27) Dan Kami telah menciptakan jin sebelum (Adam) dari api yang sangat
panas. (28) Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat:
"Sesungguhnya Aku akan menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering (yang
berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk, (29) Maka apabila Aku telah
menyempurnakan kejadiannya, dan telah meniup kan kedalamnya ruh (ciptaan)-Ku,
maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud.
c. Jasad

Artinya: “Yang membuat segala sesuatu yang Dia ciptakan


sebaik-baiknya dan yang memulai penciptaan manusia dari tanah. Kemudian Dia
menjadikan keturunannya dari saripati air yang hina (mani).” (QS. As Sajdah : 7-8)

Jurnal Pendidikan Agama Islam -Ta’lim Vol. 12 No. 2 - 2014 131


3.Keutamaanyang diberikan Allah SWT, Sang Maha Pencipta, kepada Manusia
a. Keistimewaan dibanding makhluk lainnya

Jurnal Pendidikan Agama Islam -Ta’lim Vol. 12 No. 2 - 2014 131


Artinya: ”Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut
mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezki dari yang baik-baik dan
Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk
yang telah Kami ciptakan.”(QS.Al Israa’: 70)

b. Ditundukannya alam untuk manusia oleh Allah SWT.

Jurnal Pendidikan Agama Islam -Ta’lim Vol. 12 No. 2 - 2014 131


Artinya: ”Allah-lah yang menundukkan lautan untukmu supaya kapal-kapal dapat
berlayar padanya dengan seizin-Nya dan supaya kamu dapat mencari karunia -Nya
dan mudah-mudahan kamu bersyukur.”(QS. Jasiyah: 12)

4. Untuk Apa Hadir Di Dunia


a. Kewajiban Kepada Allah SWT
1. Beribadah/ beramal,

Jurnal Pendidikan Agama Islam -Ta’lim Vol. 12 No. 2 - 2014 131


Artinya:” Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
mengabdi kepada-Ku.”(QS. Adz Dzaariyaat: 56)

2. Beriman

Jurnal Pendidikan Agama Islam -Ta’lim Vol. 12 No. 2 - 2014 131


Artinya:” Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki
dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-
suku supaya kamu saling mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara
kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah
Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS. Hujuraat: 130)

3. Ta’at

Artinya:” Sesungguhnya kalau mereka beriman dan bertakwa, (niscaya mereka akan
mendapat pahala), dan sesungguhnya pahala dari sisi Allah adalah lebih baik, kalau
mereka mengetahui.(QS Al-Baqarah:103)

b. Kepada Rasulullah :
1. Meneladani/mengidolakan

Jurnal Pendidikan Agama Islam -Ta’lim Vol. 12 No. 2 - 2014 131


Artinya:” Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik
bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari
kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (QS. Al Ahzab: 21)

2. Meneruskan perjuangannya

Jurnal Pendidikan Agama Islam -Ta’lim Vol. 12 No. 2 - 2014 131


Artinya:” Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku,
niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun
lagi Maha Penyayang.”(QS. Al ‘Imran: 31)
c. Kepada Manusia : Berbuat Baik , Berbakti kepada orang tua
d. Kepada Alam : Menjaga, Melestarikan dan memanfaatkan dengan bijak.

1. Kemana Setelah Mati


Potensi yang diberikan Allah SWT akan dimintai pertanggung jawaban
penggunaannya, Allah swt berfirman pada QS. Al-A’raaf: 179 dan Allah juga
memberi penjelasan bawa hanya ada dua pilihan, Allah swt berfirman

Jurnal Pendidikan Agama Islam -Ta’lim Vol. 12 No. 2 - 2014 131


Artinya:” Dan katakanlah: "Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; maka
barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan barangsiapa yang
ingin (kafir) biarlah ia kafir." Sesungguhnya Kami telah sediakan bagi orang orang
zalim itu neraka, yang gejolaknya mengepung mereka. Dan jika mereka meminta
minum, niscaya mereka akan diberi minum dengan air seperti besi yang mendidih
yang menghanguskan muka. Itulah minuman yang paling buruk dan tempat istirahat
yang paling jelek.Sesunggunya mereka yang beriman dan beramal saleh, tentulah
Kami tidak akan menyia-nyiakan pahala orang-orang yang mengerjakan
amalan(nya) dengan yang baik.”(QS. Al Kahfi :29-30)

a. Surga (Diberikan kepada mereka yang menggunakan potensi sesuai dengan


perintah Sang MahaPencipta)
b. Neraka (Diberikan kepada mereka yang menggunakan potensi tidak sesuai
dengan perintah Sang Maha Pencipta).

2. Siapa manusia itu?


Manusia merupakan makhluk ciptaan Allah yang paling sempurna. Sesuai
dengan firman Allah yang tertera dalam Al-Qur’an surat Al-Israa’ ayat 70 yang
artinya : “Dan sungguh, kami telah memuliakan anak cucu Adam, dan kami angkut
mereka di darat dan di laut, dan kami beri mereka rizki dari yang baik-baik dan kami
lebihkan mereka di atas banyak makhluk yang kami ciptakan dengan kelebihan yang
sempurna.”
Manusia pada hakikatnya adalah makhluk ciptaan Allah yang diciptakan
dengan tujuan supaya menyembah dan beribadah kepada Allah SWT, cobakita lihat
firman Allah surat az-Dzariat ayat 56.“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia
melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.”

3. Lalu apakah yang disebut sebagai ibadah?


Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah menjelaskan ibadah ialah suatu kata yang
meliputi perkataan atau perbuatan, zahir maupun batin. Dengan demikian ibadah
terbagi menjadi tiga, yaitu: ibadah hati, ibadah lisan dan ibadah anggota badan.
Adapun ibadah merupakan fitrah manusia. Setiap manusia, siapapun dia,
membutuhkan kehadiran Tuhan dalam hidupnya. Itulah mengapa salah satu
perintah ibadah dalam Al-Qur’an bermakna universal.
Jurnal Pendidikan Agama Islam -Ta’lim Vol.
Ketahuilah, semua12 No. 2amalan
- 2014 131 yang diterima
dapat dikatakan sebagai ibadah
bila memenuhi dua syarat, yaitu Ikhlash dan ittiba’ (mengikuti tuntunan Nabi
shollAllahu ‘alaihi wassalam). Kedua syarat ini terangkum dalam firman Allah,
Dalam surah Al Kahfi ayat 110 Allah berfirman “Katakanlah: Sesungguhnya
aku ini manusia biasa seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku: ‘Bahwa
sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan yang Esa.’ Barangsiapa mengharap
perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang sholih
dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya.”
(QS. Al Kahfi: 110)
Beramal sholih maksudnya yaitu melaksanakan ibadah sesuai dengan
kaifiyah (tata cara) yang telah diajarkan oleh Nabi, dan tidak mempersekutukan
dalam ibadah maksudnya mengikhlashkan ibadah hanya untuk Allah semata.
Syarat pertama (ikhlash) merupakan konsekuensi dari syahadat pertama
(persaksian tiada sesembahan yang benar kecuali Allah semata).Sebab persaksian
ini menuntut kita untuk mengikhlashkan semua ibadah kita hanya untuk Allah saja.
Sedang syarat kedua (ittiba’) adalah konsekuensi dari syahadat kedua (persaksian
Nabi Muhammad SAW sebagai hamba dan utusan-Nya).
Allah tidak semata-mata memerintah manusia untuk ibadah begitu saja,
karena Dia megetahui tabiat manusia yang begitu lemah, maka dalam beribadah
tersebut juga memerintahkan manusia untuk meminta kebutuhan mereka. Allah
sangat mengerti hambaNya lebih daripada hamba itu dan sangat mencintai
hambaNya.

C. Kisah
Rasulullah menceritakan suatu kisah kepada para sahabatnya. Diriwayatkan
dari Abu Hurairoh bahwa Nabi pernah bercerita, 
“Dahulu ada tiga orang Bani Israil yang menderita suatu penyakit. Orang
pertama diserang penyakit kudis sekujur tubuhnya, orang kedua tidak memiliki
sehelai rambut pun di kepalanya (botak) dan orang ketiga menderita cacat pada
matanya sehingga tidak bisa melihat (buta).Allah ingin menguji mereka dengan
mengutus malaikat-Nya.Malaikatpun mendatangi orang pertama seraya bertanya,
“Apayang paling anda inginkan?” Jawabnya, “Warna kulit yang indah serta
hilangnya seluruh cacat di tubuhku yang membuat manusia menjauhiku.” Malaikat
lalu mengusapnya sehingga cacat di kulitnya hilang dan berganti warna kulit yang
indah. Malaikat lalu bertanya lagi, “Binatang (ternak) apa yang paling anda
inginkan?” Jawabnya, “Unta”. Lantas diapun diberi unta yang sedang bunting dan
malaikat berdo’a, “Semoga Allah memberkahimu dengan binatang itu.”
Selanjutnya malaikat mendatangi orang kedua dan bertanya seperti
sebelumnya. Ia pun menginginkan “Rambut yang indah serta hilangnya seluruh
cacat yang membuat manusia lari dariku.” Malaikat lalu mengusapnya sehingga
cacat di kepalanya hilang dan diberirambut yang indah. Malaikat lalu bertanya
Jurnal Pendidikan
tentang Agama Islam -Ta’limapa
binatang Vol. 12yang
No. 2 - 2014 131
paling ia sukai. Jawabnya,“Sapi” Lantas ia pun diberi
seekor sapi bunting dan malaikat berdo’a, “Semoga Allah memberkahimu dengan
binatang tersebut.”
Kemudian malaikat mendatangi orang ketiga dengan pertanyaan yang sama,
“Apakah sesuatu yang paling anda inginkan?” Jawabnya, “Semoga Allah
menyembuhkan mataku hingga aku dapat melihat.” Malaikat lalu mengusapnya
sehigga dia dapat melihat. Malaikat lalu bertanya lagi, “Binatang apa yang paling
anda inginkan?” Jawabnya, “Kambing.” Lantas diapun diberi kambing bunting dan
malaikat kembali mendo’akan hewan tersebut.
Waktu terus berputar, dan tahun-tahun terus berlalu. Ternak mereka
berkembang biak dan bertambah banyak, hingga masing-masing mempunyai
sebuah lembah yang dipergunakan untuk menggembala ternaknya masing-masing.
lembah unta, lembah sapi dan lembah kambing.
Kini tiba saatnya bagi Allah untuk menguji mereka. Malaikat kembali
mendatangi orang pertama yang kini menjadi orang kaya dan tidak lagi berkudis.
Malaikat datang dengan wujud seperti keadaan orang tersebut sebelum jadi kaya.
Malaikat berkata, “Saya seorang miskin yang kehabisan bekal dalam perjalanan,
hari ini tiada yang dapat menolong diri saya kecuali Allah, kemudian tuan. Saya
memohon kepada tuan yang telah dikaruniai kulit yang indah untuk berkenan
memberi harta demi kelangsungan perjalanan saya.” Ia menjawab, “Tidak,
kebutuhanku yang lain masih banyak.” Malaikat bertanya, “Sepertinya dulu saya
pernah mengenal tuan. Bukankah dahulunya tuan adalah seorang yang berkudis
lalu Allah sembuhkan? Dan dulu tuan adalah seorang yang fakir lalu Allah
cukupkan?” Ia kembali membalas, “Harta ini adalah harta warisan nenek moyang
sejak dulu.” Malaikat membalas, “Jikalau engkau dusta, maka Allah akan merubah
tuan seperti keadaan semula.”
Berikutnya malaikat mendatangi orang kedua dengan wujud menyerupai
dirinya ketika masih miskin dan botak dulu, sembari mengajukan permintaan yang
serupa dengan orang pertama. Jawabannya pun tidak berbeda. Akhirnya Malaikat
berkata, “Jikalau engkau dusta, maka Allah akan merubah tuan seperti keadaan
semula.”
Malaikat kemudian mendatangi orang ketiga dengan wujud seperti dirinya
dahulu dan mengajukan permintaan. Ia pun menjawab, “Dahulu aku adalah seorang
yang buta, kemudian Allah menyembuhkanku. Maka ambillah apa saja dan
berapapun yang anda mau dan tinggalkan yang anda tidak suka. Demi Allah, saya
tidak merasa keberatan bilaanda mengambil sesuatu untuk Allah.” Malaikat
menjawab, “Tahanlah hartamu, ambillah kembali. Sesungguhnya kalian sedang
diuji. Allah telah meridhoimu dan murka kepada saudaramu.”
Si buta dengan ikhlas hati memberikan hartanya kepada malaikat tersebut
yang dalam pandangannya adalah seorang yang membutuhkan bantuan. Maka Allah
memberkahinya dan dia tetap memiliki hartanya. Berbeda dengan kedua rekannya
Jurnal Pendidikan
terdahuluAgama Islam -Ta’lim Vol.
kembali 12 No. 2 - 2014
menjadi 131 orang kaya dan
orang yang bakhil. Setelah menjadi
bertahta, keduanya lupa akan kewajibannya, yaitu bersyukur kepada Allah dan
memberikan hak orang lain. Maka dikembalikanlah keadaan mereka sebagaimana
semula.”
BAB IV

KOREKSI DIRI MENUJU JIWA YANG SUCI

A. TUJUAN :

1) Peserta mengetahui apa yang dimaksud dengan Tazkiyatun Nafs (Penyucian Jiwa) dan
pengawasan Allah (muraqabatullah)
2) Peserta menyadari pentingnya pengawasan Allah
3) Peserta dapat menanamkan kejujuran dalam menuntut ilmu dan mengaplikasikan
pada kehidupan nyata.
4) Peserta mengetahui arti penting Muhasabah.
5) Memahami hakikat cinta yang benar dalam islam
6) Mengenal hati yanag sehat dan hati yang sakit
7) Mengetahui cara dalam mengobati hati yang sakit.

B. RINCIAN BAHASAN :

Para Rasul diutus untuk mengingatkan manusia kepada ayat-ayat Allah,


mengajarkan hidayah-Nya dan mensucikan jiwa dengan ajaran-Nya. Dalam surat Al
Jumu’ah ayat 2 Allah berfirman:

Artinya: “Dialah yang mengutus seorang Rasul kepada kaum yang buta huruf dari
kalangan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayatNya, menyucikan
jiwa mereka dan mengajarkan kepada mereka Kitab dan Hikmah (Sunnah) meskipun
sebelumnya mereka benar-benar dalam kesesatan yang nyata”(Q.S. Al Jumu’ah: 2)

Penyucian jiwa (Tazkiyah An-Nafs) adalah sangat penting bagi seorang muslim.
Semakin bening hatinya maka kebenaran yang masuk dalam hatinya juga akan semakin
bagus. Hati diibaratkan seperti kaca, hati yang semakin bening maka hati yang semakin
bagus
Jurnal karena
Pendidikan Agamamudah
Islam -Ta’limditembus
Vol. 12 No. 2 - oleh
2014 cahaya. Cahaya di sini adalah 131
cahaya kebenaran.
Sesungguhnya jiwa dan hati memerlukan ikatan janji harian bahkan ikatan janji setiap
saat. Jika manusia tidak mengikat jiwanya dengan janji harian ataupun janji setiap saat,
niscaya akan mendapati hatinya telah kesat dan lalai. Langkah-langkah untuk
menyucikan jiwa adalah sebagai berikut:
1. Taubat
“Wahai sekalian manusia bertaubatlah kepada Allah dan mohonlah ampun
(beristighfar) pada-Nya, sesungguhnya aku bertaubat kepada Allah seratus kali
dalam sehari.”(H.R. Muslim)

Tanda-tanda taubat yang benar


a) Keadaan setelah bertaubat lebih baik dibandingkan sebelumnya.
b) Selalu merasa was-was dan takut, tidak merasa aman dari makar Allah SWT
sekejap pun. Rasa takut itu terus menghantuinya sehingga ia mendengar kabar
gembira datang padanya “Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu
merasa sedih; dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah
dijanjikan Allah kepadamu.”(QSFushilat : 30)
c) Hatinya beralih dan mengingkari dosa yang pernah dilakukan dengan penuh rasa
takut dan sesal.
d) Bertambah amal-amal shalihnya dan dilakukan secara kontinyu.

2. Muraqabatullah (Pengawasan Allah)


a. Pengertian
Muraqabatullah adalah kewaspadaan atau merasa diri senantiasa dalam
pengawasan Allah SWT. Muraqabah ketika melakukan berbagai amal perbuatan
dan memperhatikannya dengan mata yang tajam, karena jika dibiarkan pasti akan
melampui batas dan rusak. Beberapa keutamaan dari muraqabah dapat dilihat
dalam surat An Nisa’ ayat 1, Allah berfirman , yang artinya: “Sesungguhnya Allah
selalu menjaga dan mengawasi kamu”.
Manusia dalam segala hal, tidak terlepas dari gerak dan diam. Apabila
seseorang merasakan muraqabatullah dalam semua hal tersebut dengan niat,
perbuatan yang baik dan menjaga adab, maka ia telah melakukan muraqabah.
Misal jika tidur, maka tidurnya di atas rusuk sebelah kanan dan menghadap kiblat.
Seorang hamba tidak terlepas dari tiga keadaan yaitu: ketaatan, kemaksiatan atau
dalam hal yang mubah.
a) Muraqabah dalam ketaatan ialah dengan ikhlas, menyempurnakan amal,
menjaga adab dan melindunginya dari berbagai cacat.
b) Jika dalam kemaksiatan maka muraqabahnya adalah dengan taubat,
meninggalkan, malu dan sibuk beristighfar.
c) Jika dalam hal yang mubah maka muraqabahnya adalah menjaga adab tidak
Jurnal Pendidikan Agama Islam -Ta’lim Vol. 12 No. 2 - 2014 131
berlebih-lebihan mengingat Pemberi nikmat, kemudian mensyukurinya.
Sahabat, jika kita senantiasa rajin beribadah, sanggup menjauhi larangan-
larangan Allah serta istiqomah, maka kita perlu memiliki kesadaran diawasi oleh
Allah Ta’ala (Muraqbatullah). Berikut dua buah cerita mengenai muraqabah.

Kisah Muraqabatullah
Peristiwa ini terjadi pada masa Umar bin Khahthtab. Ketika itu Umar tengah
berjalan-jalan di suatu padang penggembalaan. Kemudian Umar melihat seorang
bocah tengah mengembalakan sekawanan domba.Lalu Umar menghampiri bocah
tersebut.
Umar kemudian menawarkan harga pada bocah itu, untuk membeli seekor
domba yang tengah ia gembalakan.Akan tetapi bocah itu menolak. Kemudian Umar
melipatgandakan harga yang semula ditawarkan. Tapi anehnya si bocah itu tetap
tidak mau.Lalu Umar berkata, "Tak apalah jika aku membeli seekor domba
gembalaanmu.Kau bilang saja pada majikanmu bahwa domba itu hilang. Toh dia
tidak melihatnya."
Kemudian bocah itu menjawabnya, "Jika demikian di manakah Allah?
Bukanlah Ia Maha Melihat segala perbuatan hamba-Nya." Umar sangat terkesan
dengan jawaban bocah tersebut.Keesokan harinya, Umar memanggil bocah itu dan
memberinya hadiah.
Subhanallah, bocah penggembala sekecil itu sudah merasakan adanya
pengawasan Allah.Sungguh berbeda sekali dengan kita yang hanya takut kepada
pengawasan manusia.

b. Buah Muraqabatullah

Berikut merupakan Buah dari Muraqabatullah:


a) Istiqamah, artinya ketetapan hati. Jadi, meskipun teman kita ketika ulangan
menyontek, kita tidak akan mengikuti perbuatan mereka. Kita akan yakin bahwa
Allah melihat semua perbuatan kita. Walaupun nilai kita berada di bawah nilai
teman yang menyontek, kita seharusnya tidak bersedih hati. Malah kita harus
berlapang dada. Kenapa? Karena walaupun nilai kita kecil tapi setidaknya kita
sudah dapat nilai tambah di mata Allah. Dalam surat al Hadid ayat 4 Allah
berfirman: “………………Dan Dia (Allah) bersama kamu dimana saja kamu berada.
Dan Allah melihat apa yang kamu kerjakan”
b) Jujur, dengan merasa adanya pengawasan Allah maka kita akan senantiasa
berbuat jujur di mana pun karena kita yakin Allah akan melihat perbuatan kita.
Termasuk tidak mengambil barang/ hak milik orang lain meski orang tsb tidak
mengetahuinya. Dalam surat Qaf ayat 18 Allah Berfirman: “Tidak ada suatu kata
yang diucapkannya melainkan ada disisinya malaikat pengawas yang selalu siap
mencatat.”
Jurnal Pendidikan Agama Islam -Ta’lim Vol. 12 No. 2 - 2014 131
c) Ikhlas, dengan adanya pengawasan Allah, mudah-mudahan dapat
menjadikan segala perbuatan kita ditujukan karena Allah, bukan karena yang lain.
Ikhlas juga merupakan kunci dari ibadah. Allah akan menilai yang lahir dan yang
batin, yang tampak dan yang tersembunyi. Jadi kita mesti ikhlas ya kawan.Hal ini
disampaikan dalam Al-Qur’an surat Al Baqarah ayat 284.

3. Muhasabah
Setelah merasa diri diawasi oleh Allah, yang perlu diperhatikan adalah
muhasabah dalam beramal. Allah berfirman dalam surat Al Hasyr ayat 18 yang
berbunyi: “ Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan
hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok
(akhirat)”. Hal ini merupakan isyarat kepada muhasabah terhadap amal perbuatan
yang telah dikerjakan. Umar bin Khattab ra berkata: “Hisablah dirimu, sebelum
kamu dihisab, dan timbanglah dia sebelum kamu ditimbang”. Muhasabah dalam
berbisnis dapat diartikan meninjau modal, keuntungan dan kerugian untuk mencari
kejelasan apakah bertambah atau berkurang. Jika bertambah maka bersyukur,
sedang jika berkurang maka mencari dengan menjaminnya untuk mendapatkannya
di masa mendatang. Demikian pula modal hamba dalam agamanya adalah berbagai
kewajiban (shalat, puasa, zakat, dsb). Keuntungannya adalah berbagai amal sunnah
dan kerugiannya adalah berbagai kemaksiatan.
Sahabatku, muhasabah membutuhkan kesabaran, keteguhan, rasa takut,
kekhawatiran, harapan dan cita-cita, tidak meremehkan dosa-dosa kecil dan tidak
melakukan dosa-dosa besar.Amru bin Murroh berkata, " Aku melihat wanita dan ia
membuatku kagum, lalu mataku buta. Aku berharap itu menjadi kaffarah (penebus
dosa bagiku).

4. Memperbanyak Ibadah (Shalat, Puasa, Zakat dsb)


Seseorang yang telah menunaikan shalat subuh misalnya, lantas ia
berangkat kerja, bergulat dalam dapur api profesi kehidupan, merajut dan
mengumpulkan keuntungan, serta bersabung dengan segala hal yang menggiurkan,
pasti yang demikian akan mempengaruhi jiwanya. Lantas bagaimana jalan
menyucikan jiwa dan nurani yang ditempeli kotoran-kotoran semacam ini? Ia
mendirikan shalat fardhu lima waktu. Mengadili diri sendiri, mengingat-ingat dosa,
meminta ampunan dari Rabb Al Baari. Ia seolah olah mandi dengan air sungai,
berlimpah, suci, jernih. Ia mengulang mandi lima kali dalam sehari. Lantas malam
menyelimutinya. Ia tidak melakukan penyelewengan,tak dihinggapi kotoran. Lantas
esok hari kembali menerjuni rona kehidupan baru. Begitulah jiwanya seorang
muslim akan suci.
Dalam hal ini juga diriwayatkan dari ‘Utsman radhiyallaahu ‘anhu dari Nabi
shallallaahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda: “Tidaklah seorang muslim yang
mendapati waktu shalat wajib, kemudian ia membaguskan wudhu-nya, khusyu-nya
dan juga
Jurnal Pendidikan Agamaruku’-nya melainkan
Islam -Ta’lim Vol. 12 No. 2 - 2014 akan dihapuskan darinya dosa2131
yang sebelumnya,
selama dia tidak melakukan dosa2 besar. Dan ini berlaku di setiap zaman.”(Shahih
Muslim 1/206 no.228).

5. Menjauhi dosa-dosa

Bahkan dikuatkan pula dengan ayat dalam surat An Nisa’: 31,


“Jika kamu menjauhi dosa-dosa besar di antara dosa-dosa yang dilarang
kamu mengerjakannya, niscaya Kami hapus kesalahan-kesalahanmu (dosa-dosamu
yang kecil) dan Kami masukkan kamu ke tempat yang mulia (surga).” (QS. An Nisa’:
31). “Kesalahan-kesalahanmu” ditafsirkan dengan dosa-dosamu yang kecil
sebagaimana yang dikatakan oleh As Sudiy. Dalam tafsir Al Jalalain juga dikatakan
bahwa yang dimaksudkan adalah dosa-dosa kecil dan dosa tersebut dihapus dengan
Penjelasan di atas menunjukkan bahwa dosa-dosa kecil bisa terhapus
dengan amalan ketaatan, di antaranya adalah shalat wajib. Dalam hadis disebutkan
bahwa antara shalat Shubuh dan Zhuhur, Ashar dan Maghrib, Maghrib dan Isya,
Isya dan Shubuh, di dalamnya terdapat pengampunan dosa (yaitu dosa kecil)
dengan sebab melaksanakan shalat lima waktu.

6. Fungsi Hati
Hati dalam bahasa Arab disebut dengan al-qalb, yang berarti bolak-balik.
Disebut demikian, karena hati adalah dunia abstrak (closed area), unik, dan
berkembang (developmental). Hati gampang berubah, sukar dibaca, senantiasa
berkembang, dan pasang-surut.Karena memiliki sifat seperti itu, maka hati harus
dijaga dengan baik. Sebab, jika tidak dijaga, hati akan berubah menjadi hati yang
sakit (al-qalb al-maridh). Begitu banyak manusia yang memiliki pikiran cerdas,
tetapi akhirnya menjadi orang hina hanya karena memiliki hati yang sakit.
Rasul bersabda, "Dalam tubuh manusia ada segumpal daging, apabila ia baik, maka
baik pula seluruh tubuhnya; dan jika ia rusak, maka rusak pula seluruh tubuhnya.
Ketahuilah, itulah hati." (Al-Hadis).

7. Tanda-Tanda Hati yang Sehat


Berbicara masalah hati, tentu akan jadi hal menarik untuk dibahas. Bila
melihat kaum muslim saat ini, ternyata masih ada orang-orang yang memiliki
keteguhan hati dalam membela agama Allah dan kesabaran menghadapi ujian yang
dialami. Selanjutnya, apa yang membuat umat Islam agar memiliki keteguhan hati
dan kesabaran? Ada beberapa alasan terkait hal tersebut, antara lain:
Jurnal Pendidikan Agama Islamkekuatan
1. Memiliki -Ta’lim Vol. 12 No.
iman yang kokoh. Hal ini tidak dapat 131
2 - 2014 dipungkiri karena
penyerahan diri pada Allah dengan beriman dan percaya total kepada Allah
akan menguatkan hati manusia.
2. Memiliki pemimpin yang tangguh. Hal ini akan memberikan dukungan pada
umat Islam yang menjadi orang-orang yang dipimpin. Pengaruh pemimpin
cukup besar dalam mengubah atau mempengaruhi para pengikutnya baik dari
segi pemikiran, mental, motivasi, dan sebagainya.
3. Tanggung jawab setiap muslim dipegang oleh setiap manusia. Dengan
menyadari hal ini, artinya setiap muslim akan menyadari bahwa apapun yang
dilakukan akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah. Oleh karenanya,
kesabaran akan membuat mereka terus berusaha dengan cara terbaik yang
mampu dilakukan.
4. Iman pada akhirat. Dengan mengimani akhirat, kita menjadi ingat akan
tanggung jawab dan amanah kita. Sehingga kita bisa lebih menghargai dan
memanfaatkan hidup dengan penuh kesyukuran.
5. Berpegang teguh pada Al-Quran. Al Quran membuat hidup manusia terarah.
Jika Al-Quran sudah merasuk dalam diri manusia dengan sepenuh hati dan
kasih sayang yang tulus, manusia akan menjadi teguh menghadapi cobaan.
6. Memiliki kabar kegembiraan. Orang-orang yang diberi kabar kegembiraan akan
memiliki harapan dan optimis terhadap apa yang akan terjadi.

8. Ciri Hati yang Sakit


Berikut ini pembahasannya:
1. Sulit mentaati aturan Allah. Sebagaimana diterangkan dalam QS. Adz-Zariyat
ayat 56, “Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
beribadah kepada-Ku.” Ayat ini menerangkan bahwa yang semestinya
dilakukan manusia adalah hanya beribadah Allah, tentunya bukan hanya ibadah
formal. Hati yang sakit akan sulit mengikuti perintah Allah, justru mengikuti
hawa nafsu/syahwat/kecintaan pada dunia.
2. Tidak terganggu atau merasa bersalah ketika melakukan maksiat dan
meninggalkan kewajiban. Misalnya, tidak shalat malam, mengabaikan ibadah
harian karena tidak komitmen dan konsisten.
3. Tidak peduli dengan kebodohannya terhadap Islam, tidak merasa perlu, tidak
merasa penting, tidak mau belajar tentang Islam sehingga hal ini akan memicu
kekufuran.
4. Penderita hati yang sakit beralih dari makanan ke racun. Bila diibaratkan
makanan adalah ketaatan, ibadah, kebaikan, namun ia jusru memilih racun
(nafsu syahwat). Ia lebih mementingkan egonya untuk memuaskan nafsunya
dengan mengabaikan kebaikan-kebaikan yang lain.

9. Menghidupkan Hati Kembali


Jurnal Pendidikan Agama
AdaIslam -Ta’lim Vol. 12
beberapa No. yang
hal 2 - 2014dapat
dilakukan: 131

1. Berdzikir. Dzikir yang terbaik adalah dengan membaca Al-Quran.


2. Istighfar. Hal ini berguna untuk meleburkan dosa-dosa kita dan menyadarkan
diri atas kesalahan kita.
3. Doa. Dengan berdoa, manusia menempatkan Allah sebagai Dzat yang paling
tinggi, memposisikan Allah sebagai tempat kita meminta, kita kecil
dihadapanNya, dan hanya Allah Yang Maha Berkuasa.
4. Shalawat. Hal ini menjadikan Rasul sebagai qudwah bagi kita., seperti shalat
malam. Begitu banyak keutamaan shalat malam sebagaimana Rasulullah SAW
telah ajarkan.

Kisah
Suatu malam, jauh sepeninggal Rasulullah, Bilal bin Rabbah, salah seorang sahabat
utama, bermimpi dalam tidurnya. Dalam mimpinya itu, Bilal bertemu dengan Rasulullah.
"Bilal, sudah lama kita berpisah, aku rindu sekali kepadamu," demikian Rasulullah berkata
dalam mimpi Bilal. "Ya, Rasulullah, aku pun sudah teramat rindu ingin bertemu dan
mencium harum aroma tubuhmu," kata Bilal masih dalam mimpinya. Setelah itu, mimpi
tersebut berakhir begitu saja. Dan Bilal bangun dari tidurnya dengan hati yang gulana. Ia
dirundung rindu. Keesokan harinya, ia menceritakan mimpi tersebut pada salah seorang
sahabat lainnya. Seperti udara, kisah mimpi Bilal segera memenuhi ruangan kosong di
hampir seluruh penjuru kota Madinah. Tak menunggu senja, hampir seluruh penduduk
Madinah tahu, semalam Bilal bermimpi ketemu dengan nabi junjungannya.
Hari itu, Madinah benar-benar terbungkus rasa haru. Kenangan semasa Rasulullah
masih bersama mereka kembali hadir, seakan baru kemarin saja Rasulullah tiada. Satu
persatu dari mereka sibuk sendiri dengan kenangannya bersama manusia mulia itu. Dan
Bilal sama seperti mereka, diharu biru oleh kenangan dengan nabi tercinta. Menjelang
senja, penduduk Madinah seolah bersepakat meminta Bilal mengumandangkan adzan
Maghrib jika tiba waktunya. Padahal Bilal sudah cukup lama tidak menjadi muadzin sejak
Rasulullah tiada. Seolah, penduduk Madinah ingin menggenapkan kenangannya hari itu
dengan mendengar adzan yang dikumandangkan Bilal. Akhirnya, setelah diminta dengan
sedikit memaksa, Bilal pun menerima dan bersedia menjadi muadzin kali itu. Senjapun
datang mengantar malam, dan Bilal mengumandangkan adzan.
Tatkala, suara Bilal terdengar, seketika, Madinah seolah tercekat oleh berjuta
memori. Tak terasa hampir semua penduduk Madinah menitiskan air mata. "Marhaban ya
Rasulullah," bisik salah seorang dari mereka. Sebenarnya, ada sebuah kisah yang membuat
Bilal menolak untuk mengumandangkan adzan setelah Rasulullah wafat. Waktu itu,
beberapa saat setelah malaikat maut menjemput kekasih Allah, Muhammad, Bilal
mengumandangkan adzan. Jenazah Rasulullah, belum dimakamkan. Satu persatu kalimat
adzan dikumandangkan sampai pada kalimat, "Asyhadu anna Muhammadarrasulullah."
Tangis penduduk Madinah yang mengantar jenazah Rasulullah pecah. Seperti suara guntur
yang hendak membelah langit Madinah. Kemudian setelah, Rasulullah telah dimakamkan,
JurnalBakar
Abu Pendidikanmeminta
Agama Islam Bilal
-Ta’lim Vol. 12 No. 2
untuk 131 Abu Bakar. Dan
- 2014 "Adzanlah wahai Bilal," perintah
adzan.
Bilal menjawab perintah itu, "Jika engkau dulu membebaskan demi kepentinganmu, maka
aku akan mengumandangkan adzan. Tapi jika demi Allah kau dulu membebaskan aku,
maka biarkan aku menentukan pilihanku." "Hanya demi Allah aku membebaskanmu Bilal,"
kata Abu Bakar. "Maka biarkan aku memilih pilihanku," pinta Bilal. "Sungguh, aku tak ingin
adzan untuk seorang pun sepeninggal Rasulullah," lanjut Bilal. "Kalau demikian, terserah
apa maumu," jawab Abu Bakar.
Bisa dikata, di antara para sahabat, Bilal bin Rabah termasuk orang yang pilih
tanding dalam mempertahankan agamanya. Zurr bin Hubaisy, suatu ketika berkata, orang
yang pertama kali menampak-kan keislamannya adalah Rasulullah. Kemudian setelah
beliau, ada Abu Bakar, Ammar bin Yasir dan keluarganya, Shuhaib, Bilal dan Miqdad. Selain
Allah tentunya, Rasulullah dilindungi oleh paman beliau. Dan Abu Bakar dilindungi pula
oleh sukunya. Dalam posisi sosial, orang paling lemah saat itu adalah Bilal. Ia seorang
perantauan, budak belian pula, tak ada yang membela. Bilal, hidup sebatang kara. Tapi itu
tidak membuatnya merasa lemah atau tak berdaya. Bilal telah mengangkat Allah sebagai
penolong dan walin-ya, itu lebih cukup dari segalanya.
Bilal bin Rabah, terakhir melaksanakan tugasnya sebagai muadzin saat Umar bin
Khattab menjabat sebagai khalifah. Saat itu, Bilal sudah bermukim di Syiria dan Umar
mengunjunginya. Saat itu, waktu shalat telah tiba dan Umar meminta Bilal untuk
mengumandangkan adzan sebagai tanda panggilan shalat. Bilal pun naik ke atas menara
dan bergemalah suaranya.
Semua sahabat Rasulullah, yang ada di sana menangis tak terkecuali. Dan di antara
mereka, tangis yang paling kencang dan keras adalah tangis Umar bin Khattab. Dan itu,
menjadi adzan terakhir yang dikumandangan Bilal, hatinya tak kuasa menahan kenangan
manis bersama manusia tercinta, nabi akhir zaman.

Jurnal Pendidikan Agama Islam -Ta’lim Vol. 12 No. 2 - 2014 131


BAB V
MENJADIKAN HIDUP SELALU POSITIF DENGAN TN-ITS (TAZKIYATUN NAFS
IKHTIAR TAWAKAL DAN SYUKUR)

A. TUJUAN :
1) Peserta mengetahui apa saja yang dimaksud dengan Takziyatun Nafs (Penyucian
jiwa) dan pengawasan Allah (muraqabatullah)
2) Peserta memahami urgensi ikhtiar
3) Peserta memahami urgensi tawakal
4) Peserta memahami urgensi syukur dan mengaplikasikannya dalam
kehidupan sehari-hari
5) Keterkaitan Tazkiyatun Nafs dan Ikhtiar,Tawakal dan Syukur
6) Peserta memahami kisah tawakal seorang muslimah

B. RINCIAN BAHASAN :
1. Mengenal Diri, Melejitkan Prestasi
Manusia dan agama Islam kedua-duanya merupakan ciptaan Allah yang sesuai
dengan fitrah yang telah Allah tetapkan. Mustahil Allah menciptakan agama Islam
untuk manusia yang tidak sesuai dengan fitrah tersebut (QS.30:30). Ayat ini
menjelaskan kepada kita bahwa manusia itu diciptakan sesuai dengan fitrah Allah
yaitu memilki naluri beragama (agama tauhid : al-Islam) dan Allah menghendaki
manusia untuk tetap dalam fitrah itu. Kalau ada manusia yang tidak beragama tauhid,
itu hanyalah karena pengaruh lingkungan (Hadits,”Tiap bayi terlahir dalam keadaan
fitrah (Islam) orangtuanyalah yang menjadikan ia sebagai Yahudi, Nasrani, atau
Majusi.”).
Sesuai dengan fitrah Allah, manusia memiliki tiga potensi, yaitu al-jasad (jasmani),
al-aql (akal), dan ar-ruh (ruhani). Islam menghendaki ketiga dimensi tersebut berada
dalam keadaan tawazun (seimbang). Perintah untuk menegakkan neraca
keseimbangan ini dapat dilihat pada Q.S 55:7-9.Ketiga potensi ini membutuhkan
makanannya masing-masing, yaitu:
b) Jasadiyah(Jasmani)
Jasmani atau fisik adalah amanah dari Allah Swt, karena itu harus kita
jaga. Dalam sebuah hadits dikatakan, ”Mu’min yang kuat itu lebih baik dan
disukai Allah daripada mu’min yang lemah.”(HR.Muslim), maka jasmani pun
harus
Jurnal Pendidikan dipenuhi
Agama Islam kebutuhannya
-Ta’lim Vol. 12 No. 2 - 2014 agar menjadi kuat. Kebutuhannya
131 adalah
makanan, yaitu makanan yang halalan thoyyiban (halal dan baik)
(QS.80:24,2:168), beristirahat (QS.78:9), kebutuhan biologis (QS.30:20-21) dan
hal-hal lain yang menjadikan jasmani kuat.
b) Aqliyah (Pemikiran)
Yang membedakan manusia dengan hewan adalah akal. Akal pulalah yang
menjadikan manusia lebih mulia dari makhluk-makhluk lainnya. Dengan akal
manusia mampu mengenali hakikat sesuatu, mencegahnya dari kejahatan dan
perbuatan buruk. Membantunya dalam memanfaatkan kekayaan alam yang
oleh Allah diperuntukkan baginya supaya manusia dapat melaksanakan
tugasnya sebagai khalifatullah fil-ardhi (wakil Allah di atas bumi)
(QS.2:30;33:72). Kebutuhan akal adalah ilmu (QS.3:190) untuk pemenuhan
sarana kehidupannya.
c) Ruhiyah(hati/jiwa)
Kebutuhannya adalah dzikrullah (QS.13:28;62:9-10). Pemenuhan kebutuhan
ruhani sangat penting, agar ruh/jiwa tetap memiliki semangat hidup, tanpa
pemenuhan kebutuhan tersebut jiwa akan mati dan tidak sanggup mengemban
amanah besar yang dilimpahkan kepadanya. Dengan keseimbangan, manusia
dapat meraih kebahagiaan hakiki yang merupakan nikmat Allah, karena
melaksanakan syariah sesuai dengan fitrahnya. Untuk skala ketawazunan akan
menempatkan umat Islam menjadi umat pertengahan/ummatan wasathon
(QS.2:143), yaitu umat yang seimbang.
3. Ikhtiar
Setiap diri kita menantikan sebuah kebaikan dari Allah apapun
keinginan kita akan tetapi untuk mencapai apa yang kita inginkan
membutuhkan pengorbanan yang tidak sedikit bahkan kita pun harus
merelakan apa yang kita sukai untuk diganti dengan sesuatu yang jauh lebih
baik dari Allah azza wa jalla dan kita pasti percaya bahwa Allah tidak akan
mendholimi hamba-hambaNya yang bertaqwa. Sebuah keinginan
membutuhkan kerja, membutuhkan sebuah tindakan yang real agar apa yang
kita inginkan tidak hanya sebatas mimpi belaka. Dalam pencapaian sebuah
keinginan itu pula di butuhkan keyakinan terhadap Allah karena Allah
tergantung prasangka hamba-Nya, sehingga setelah berjuang untuk meraih
sebuah keinginan tersebut maka layaknya seorang hamba menyerahkan hasil
sepenuhnya kepada Allah dengan keyakinan yang kuat bahwa Allah telah
menyiapakan hasil yang terbaik, paling tidak ketika mendapatkan hasil yang
akan Allah berikan kepada kita, kita merasa pantas terhadap kerja keras kita
sehingga Allah pun juga pantas memberikan hasil yang terbaik kepada kita
dengan rahmat-Nya, tidak layak seorang hamba mengharapkan sesuatu yang
lebih sedangkan dirinya tidak maksimal dalam berusaha bahkan tidak memiliki
azam (keinginan) yang kuat terhadap Allah.
Jurnal Pendidikan Agamaberfirman
Allah Islam -Ta’lim Vol. 12 No. berbunyi:
yang 2 - 2014 131

“ dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah
diusahakannya”. (QS An-Najm : 39)
Dikisahkan dahulu saatperkembangan Agama Islam, Sayidina Umar bin
Khattab pernah menegur seorang pemuda yang kerap dilihatnya berdoa dalam
mesjid. Tidak siang tidak malam, pemuda itu selalu duduk tekun untuk berzikir,
berdoa, berzikir lagi, berdoa lagi. Karena penasaran, suatu ketika Sayidina Umar
menanyainya:“Apa sesungguhnya yang engkau doakan, anak muda?”“Begini, Tuan.
Saya berdoa supaya Tuhan membukakan pintu rejeki untukku. Supaya keluargaku
mendapat berkah makanan dan pakaian yang cukup. Supaya…..”“Kalau begitu,”
Sayidina Umar menyelanya, “Pergilah engkau dari hadapanku. Disini bukan tempat
untuk meminta roti dan pakaian. Pergi, sana, bekerja! Menggembala ternak,
bercocok-tanam, atau apa saja yang bisa engkau lakukan dengan tangan dan
kakimu!”Pemuda itu beringsut pergi dengan malu, menyadari kekeliruannya. Sejak
saat itu ia rajin bekerja, sampai akhirnya ia berhasil memiliki harta kekayaan.

4. Tawakal
Tawakal adalah membebaskan diri dari segala ketergantungan kepada selain
Allah dan menyerahkan keputusan segala sesuatunya kepada-Nya. Dalam
kehidupan kita sebelum mencapai tingkat tawakal maka di butuhkan ikhtiar dalam
mencapai apa yang kita inginkan. Langkah yang tidak kalah pentingnya dalam
tawakal adalah berdo’a kepada Allah. Sesungguhnya Allah akan mengabulkan doa
seorang hamba bukan terhadap apa yang dia inginkan tetapi terhadap apa yang dia
butuhkan dan Allah Maha Mengetahui terhada apa yang dibutuhkan hamba-Nya.

Jurnal Pendidikan Agama Islam -Ta’lim Vol. 12 No. 2 - 2014 131


“Dan kepunyaan Allah-lah apa yang ghaib di langit dan di bumi dan kepada-Nya
dikembalikan urusan-urusan semuanya, maka sembahlah Dia, dan bertawakallah
kepada-Nya. Dan sekali-sekali Tuhanmu tidak lalai dari apa yang kamu kerjakan”
(QS Hud: 123).
Tawakal adalah salah satu buah keimanan. Setiap orang yang beriman akan
meletakkan semua urusan kehidupan dan semua manfaat serta mudharat kepada
Allah, dia juga akan menyerahkan segala sesuatunya kepada-Nya dan ridha dengan
segala kehendak-Nya. Hati orang beriman yang bertawakal akan selalu tenang dan
tentram dan tidak takut menghadapi masa depan.

“….”
Berk
atal
ah
dua orang diantara orang-orang yang takut (kepada Allah) yang Allah telah
memberi nikmat atas keduanya: "Serbulah mereka dengan melalui pintu gerbang
(kota) itu, maka bila kamu memasukinya niscaya kamu akan menang. Dan hanya
kepada Allah hendaknya kamu bertawakkal, jika kamu benar-benar orang yang
beriman." (QS Al Maidah: 23).
a. Buah dari tawakal
1) Bertawakal kepada Allah akan memberikan ketenangan dan kepercayaan diri
kepada seseorang dalam menghadapi masa depan tanpa ada rasa takut dan
cemas.
2) Allah mencukupkan keperluannya.“..Dan barangsiapa yang bertawakal kepada
Allah niscaya Allah akan mencukupkan keperluan-nya” (QS At Thalaq: 2-3).
Ada sebuah ringkasan yang menarik untuk di simak bahwa ada sebagian
manusia melihat bahwa orang-orang muslim justru mengalami kesempitan dalam
masalah finansial sedangkan orang-orang kafir justru diluaskan rizkinya dan
kekuatannya. Sehingga mereka saling bertanya, di manakah sebenarnya
sunnatullah yang sudah pasti benar itu?
Jawabannya adalah (1) Allah sedang menguji orang-orang beriman; (2) Allah tahu
bahwa jika orang itu diberikan kekayaan akan membuat dia lalai, sehingga
digantikan diakhirat; (3) Nikmat bukan kaya harta tapi kesehatan, ketenangan,
Jurnal Pendidikan
kataatan;Agama (4)
Islam -Ta’lim
Dan Vol. 131
12 No. 2 - 2014 kaya yang kafir/ durhaka, kekayaannya
orang-orang adalah
istidraj.

5. Syukur
Setelah manusia mencapai tawakal maka selanjutnya adalah syukur atas
segala karunia-Nya berupa apapun di dunia ini terlebih iman yang melekat di dalam
hati, karena iman yang nantinya menjadi bekal kita dalam kehidupa akhirat, iman
pula yang dapat menjadi saksi atas segala pertanyaan Allah terhadap kita serta
dengan iman yang sehat kita mampu meraih ridho Allah dan rahmat-Nya yang
seluas langit dan bumi.
Terkadang seringkali manusia terlena dengan segala sesuatu yang kecil yang
ia dapat juga menganggap sepele segala sesuatu sehingga ia lupa untuk mengucap
syukur terhadap Allah dan akibatnya ia terancam sebagai hamba Allah yang kufur
nikmat.
Syukur mempunyai 3 dimensi, yaitu: hati (mengakui nikmat dalam batin),
lisan (dengan mengucapkan tahmid) dan jawarih/ anggota badan (melakukan
sesuatu atau  memanfaatkan nikmat yang diterima pada jalan yang diridhai Allah,
baik untuk keperluan sendiri, keluarga, umat atau untuk fiisabilillah lainnya).
Sehingga seseorang baru bisa dikatakan telah bersyukur bila telah melakukan  dan
memenuhi ke-3 dimensi tersebut. Allah memerintahkan untuk bersyukur semata-
mata bukan untuk kepentingan Allah, tetapi justru untuk kepentingan manusia
sendiri. Allah berfirman dalam surat Luqman ayat 12 “…dan barangsiapa yang
bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri;
dan barangsiapa yang tidak bersyukur, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi
Maha Terpuji”.
Bersyukur kepada Allah harus tercermin dalam hati, lisan dan anggota
tubuh, karena dengan hati itulah kita merasakan, mengetahui, menyambut dan
membicarakan nikmat-nikmat Allah.Nikmat bisa berubah menjadi Naqmah
(siksaan). Dalam hadist yang diriwayatkan Imam Turmudzi disebutkan: “Seorang
hamba pada hari kiamat tiada melangkahkan kedua kakinya, sehingga ditanyakan
kepadanya empat perkara, yaitu tentang umurnya dihabiskan untuk apa, tentang
ilmunya diamalkan untuk apa, tentang hartanya darimana diperoleh dan untuk
kepentingan apa dihabiskan masa mudanya”.
Nikmat bisa menjadi naqmah karena berbagai perkara, antara lain:
Jika melakukan kemaksiatan dan berbuat dosa, yaitu membalas nikmat Allah
dengan hal-hal yang dimurkai-Nya. (QS 30: 49; 4: 39).
Meyakini bahwa anugrah yang dimilikinya bukan dari Allah tapi atas usahanya
sendiri atau dari selain Allah (QS. 28:78, QS. 16:53-54,84).
Sikap sombong, merasa diri lebih mampu dari orang lain sehingga ia menecela
orang lain dan membangga-banggakan apa yang di milikinya baik harta, sawah
ladang, ilmu, atau kedudukan.(QS. 104:1-3).
Jurnal Pendidikan Agama Islam -Ta’lim Vol. 12 No. 2 - 2014 131

6. Keterkaitan Tazkitay Nafs dengan Iktiar,tawakal dan syukur


Berkaitan dengan tazkiyah al-nafs, Azra (Isma’il, 2008: ix) menjelaskan bahwa
kegiatan pokok mengamalkan tasawuf itu terfokus pada tiga kegiatan sebagai
berikut: (1) tazkiyat an-nafs, yakni membersihkan diri dari dosa besar dan dosa
kecil, serta membersihkan diri dari berbagai penyakit hati dan sifat-sifat tercela; (2)
taqarrub ila Allah, yakni memberikan perhatian serius kepada usaha-usaha untuk
mendekatkan diri kepada Allah dengan sedekat-dekatnya. Memang Allah itu dekat
dengan hamba-hamba-Nya, bahkan lebih dekat daripada urat nadi yang ada di leher
(QS.50:16). Persoalannya, kedekatan Allah dengan manusia tidak selalu dapat
dirasakan manusia; (3) hudlur al-qalb ma'a Allah, yakni menfokuskan diri kepada
usaha untuk merasakan kehadiran Allah dan melihat-Nya dengan mata hati, bahkan
merasakan persatuan dengan Allah.
Menurut Solihin (Isma’il, 2008: 1318) bahwa tazkiyah al-nafs mempunyai posisi
esensial dalam kegiatan bertasawuf. Masalah ini telah menjadi agenda penting para
sufi, baik sufi-sufi klasik maupun kontemporer. Misalnya, Al-Ghazali seorang
pemikir kharismatik yang banyak mengkaji tazkiyah al-nafs yang tersebar dalam
beberapa buku tasawufnya, memandang bahwa penyucian jiwa itu dapat dilakukan
melalui proses takhalli (menghilangkan sifat-sifat tercela) sembari mengisi dengan
sifat terpuji (tahalli). Tazkiyah al-nafs juga berarti penyucian jiwa dari sifat-sifat
kebinatangan dan sifat-sifat setan, kemudian mengisi dengan akhlak ketuhanan
(rabbaniah). Tazkiyah al-nafs berusaha mengobati penyakit jiwa (asqam al-nufus).
7. KISAH
Di masa Rasulullah SAW, ada seorang muslimah yang memiliki anak kecil.
Meski tidak bisa membaca dan menulis, wanita itu mukminah sejati. Imannya
memenuhi jantung hatinya. Keimanannya dibuktikan dalam kesabaran ketika
menghadapi ujian.Suatu hari anaknya sakit, sementara suaminya sedang berada
jauh untuk bekerja. Anak kecil itu akhirnya meninggal dunia ketika suaminya
bekerja. Istri itu duduk disamping anaknya dan menangis sejenak. Ia terjaga dari
tangisannya. Ia menyadari sebentar lagi suaminya akan pulang.
Ia bergumam, “Kalau aku menangis terus menerus disamping jenazah
anakku ini, kehidupan tidak akan dikembalikan kepadanya dan aku akan melukai
perasaan suamiku. Padahal, ia akan pulang dalam keadaan lelah." Kemudian ia
meletakkan anaknya yang sudah meninggal itu di kamar.
Tibalah
Jurnal Pendidikan Agama suaminya
Islam -Ta’lim Vol. 12 No.dari tempat kerjanya yang jauh. Ketika131
2 - 2014 suaminya hendak
masuk ke rumah, istri itu menyambutnya dengan senyum ramah. Ia sembunyikan
kesedihannya. Ia sambut suaminya dengan mengajaknya makan.
"Mana anak kita yang sakit?" tanya suaminya.
"Alhamdulillah ia sudah lebih baik, " jawab istrinya. (Wanita itu tidak berbohong
karena anaknya memang sudah berada di surga yang keadaannya jauh lebih baik).
Istri itu terus berusaha menghibur suaminya yang baru datang. Ia mengajak
suaminya untuk tidur hingga terbangun menjelang waktu subuh. Sang suami
bangun, mandi, dan shalat qobla Subuh. Ketika ia akan berangkat ke masjid untuk
shalat berjamaah, istrinya mendekat sambil berkata, "Suamiku, aku punya
keperluan." "Sebutkanlah, "kata suaminya.
Sang istri berkata " Kalau ada seseorang yang menitipkan amanah kepada
kita, lalu pada saatnya orang itu mengambil amanah tersebut dari kita, bagaimana
pendapatmu kalau amanah itu kita tahan dan kita tidak mau memberikan
kepadanya?" "Pastilah aku menjadi suami yang paling buruk akhlaknya dan khianat
dalam beramal,"Jawab suaminya. "Itu merupakan perbuatan yang sangat tercela.
Aku wajib mengembalikan amanah itu kepada pemiliknya!" Lalu istrinya berkata,
"Sudah tiga tahun Allah menitipkan amanah kepada kita. Kemarin, dengan
kehendakNya, Allah mengambil amanah itu dari kita. Anak kita kini sudah
meninggal dunia. Ia ada di kamar sebelah. Sekarang berangkatlah engkau dan
lakukanlah shalat.”
Suaminya pergi ke kamar untuk menengok anaknya yang telah meninggal. Ia
lalu pergi ke masjid untuk shalat Subuh berjamaah di masjid. Pada waktu itu Nabi
menjemputnya seraya berkata, "Diberkatilah malammu tadi itu." Malam itu adalah
malam ketika suami-istri itu bersabar dalam menghadapi musibah.

Jurnal Pendidikan Agama Islam -Ta’lim Vol. 12 No. 2 - 2014 131


43

BAB VI
GHAZWUL FIKRI

A. Tujuan
1. Peserta memahami hakikat Ghazwul Fikri
2. Peserta mengetahui bahaya dari Ghazwul Fikri
3. Peserta mengetahui tips-tips menghadapi Ghazwul Fikri

B. Rincian Bahasan
Berdakwah merupakan suatu kewajiban untuk setiap umat , namun saat zaman
semakin maju banyak permasalahan-permasalahan yang tanpa di sadari muncul
untuk para pendakwah salah satunya adalah Ghazwul Fikr . Jika peperangan secara
fisik dapat terhindarkan,maka perang pemikiran menjadi senjata ampuh untuk
melumpuhkan semangat juang para pendakwah.

1. Pengertian Ghazwul Fikri


 Secara Bahasa
Ghazwul Fikri terdiri dari dua suku kata yaituGhazwah dan Fikr. Ghazwah berarti
serangan, serbuan atau invansi. Sedangkan Fikr berarti pemikiran. Jadi, menurut
bahasa Ghazwul Fikriadalah serangan atau serbuan didalam qital (perang)
atau Ghazwul Fikri secara bahasa diartikan sebagai invansi pemikiran.
 Secara Istilah
Secara istilah, Ghazwul Fikri adalah penyerangan dengan berbagai cara terhadap
pemikiran umat islam guna merubah apa yang ada didalamnya sehingga tidak
lagi bisa mengeluarkan darinya hal – hal yang benar karena telah tercampur
aduk dengan hal – hal yang tidak islami.

2. Makna Invansi Pemikiran (Ghazwul Fikri (GF))


Invansi / serangan pemikiran atau dalam bahasa arab dinamakan ghazwul
fikri dan dalam bahasa inggris disebut dengan brain washing, thought control,
menticide adalah istilah yang menunjukkan kepada suatu program yang dirancang
dan dilaksanakan secara sistematis dan terstruktur oleh musuh – musuh islam
untuk melakukan pendangkalan pemikiran dan cuci otak kepada kaum muslimin.
Hal ini mereka lakukan agar kaum muslimin tunduk dan mengikuti cara hidup
mereka sehingga melanggengkan kepentingan mereka untuk menjajah /
mengeksploitasi sumber daya milik kaum muslimin.

3. Kelebihan – Kelebihan Invansi Pemikiran (Ghazwul Fikri (GF)


Invansi pemikiran atau ghazwul fikri (GF) dilakukan oleh para musuh islam
dengan pertimbangan – pertimbangan bahwa dibandingkan dengan melakukan
peperangan militer atau fisik, maka ghazwul fikri (GF) memiliki kelebihan –
kelebihan sebagai berikut :
44

Aspek Perang Fisik Ghazwul Fikri

Biaya Sangat mahal Murah dan dikembalikan

Jangkauan Terbatas di front Sampai ke rumah - rumah

Obyek Obyek merasakan Sama sekali tidak merasa

Dampak Mengadakanperlawanan Menjadikan idola

Persenjataan Senjata berat Slogan, teori, iklan

4. Bidang – Bidang Yang di serang


1. Pendidikan
Pendidikan adalah aspek penting yang menentukan maju atau
mundurnya suatu bangsa. Oleh sebab itu, bidang pendidikan merupakan target
utama dari ghazwul fikri (GF). Ghazwul fikri(GF) yang dilakukan dibidang
pendidikan, diantaranya dengan membuat sedikitnya porsi pendidikan agama
di sekolah – sekolah umum (hanya 2 jam sepekan).
Hal ini berdampak fatal pada fondasi agama yang dimiliki oleh para siswa.
Dengan lemahnya basis agama mereka, maka terjadilah tawuran, seks bebas
pelajar yang meningkatkan AIDS, penyalahgunaan narkoba, vandalism, dan
sebagaimananya. Ini adalah dampak jangka pendek.
Sedangkan dampak jangka panjangnya lebih berbahaya, yaitu rendahnya
kualitas pemahaman agama para calon pemimpin bangsa dimasa
depan.Ghazwul fikri (GF) lainnya dibidang ini adalah pada teknis belajarnya
yang campur baur antara pria dan wanita yang jelas tidak sesuai dan banyak
menimbulkan pelanggaran terhadap syariat.
2. Sejarah
Sejarah yang diajarkan perlu ditinjau ulang dan disesuaikan dengan
semangat islam. Materi tentang sejarah dunia dan ilmu pengetahuan
telah ghazwul fikri (GF) habis – habisan sehingga hamper tidak ditemui sama
sekali pemaparan tentang sejarah para ilmuan islam dan sumbangannya dalam
perkembangan ilmu pengetahuan.
Dalam sejarah yang dibahas hanyalah ilmuan kafir yang pada akhirnya
membuat generasi muda menjadi silau dengan tokoh – tokoh kafir dan minder
terhadap sejarahnya sendiri. Ketika berbicara tentang sejarah islam, di benak
mereka hanyalah terbayang sejarah peperangan dengan pedang dan darah
sebagaimana yang selalu digambarkan dalam kaca mata barat.
3. Ekonomi
45

Ghazwul fikri (GF) yang terjadi dibidang ekonomi adalah konsekuensi dari
motto ekonomi yaitu, mencari keuntungan sebesar – besarnya dengan
pengorbanan sekecil – kecilnya. Ketika motto ini ditelan habis – habisan tanpa
dilakukan filterisasi, maka tidak lagi memperhatikan halal atau haram, yang
penting adalah bagaimana supaya untung sebesar – besarnya.
Hal lain yang perlu dicermati dalam system ekonomi kapitalisme, yaitu
monopoli, riba dan pemihakan elit kepada para konglomerat. Mengenai
monopoli sudah tidak perlu dibahas lagi, cukup jika dikatakan bahwa Amerika
Serikat sendiri telah diberlakukan UU anti – trust (bagaimana di Indonesia?).
Tentang riba dan haramnya bunga bank rasanya bukan pada tempatnya jika
dibahas disini, cukup dikatakan bahwa munculnya dan berkembangnya bank
tanpa bunga (bagi hasil), fatwa MUI, fatwa Universita Al Azhar Mesir,
kesepakatan para ulama islam dunia membuktikan bahaya bunga bank dan
haramnya dalam islam.
4. Ilmu Alam dan Sosial
Pada bidang ilmu – ilmu alam, ghazwul fikriiterbesar yang dilakukan
adalah dengan dilakukannya sekularisasi antara ilmu pengetahuan dengan
ilmu agama. Bahaya lainnya adalah penisbatan teori – teori ilmu pengetahuan
kepada para ilmuan tanpa mengembalikannya kepada sang pemberi dan
pemilik ilmu, sehingga mengakibatkan kekaguman dan pujian hanya berhenti
pada diri para ilmuwan dan tidak bermuara kepada Allah SWT.
Hal lain adalah berkembangnya berbagai teori – teori sesaat yang
sebenarnya belum diterima secara ilmiah, tetapi disebarkan secara besar –
besaran oleh kelompok – kelompok tertentu untuk menimbulkan keraguan
pada agama. Misalnya, teori tentang asal usul makhluk hidup (the origins of
species) dari Darwin (yang sebenarnya merupakan kelanjutan dari penemuan
Herbert Spencer) yang sebenarnya masih ada the missing link yang belum
dapat menghubungkan antara manusia dank era, tapi sudah “
diindoktrinasikan “ kemana – mana. Atau, teori Libido seksualnya Freud, yang
menyatakan bahwa jika manusia tidak dibebaskan sebebas – bebasnya
keinginan seksualnya akan mengakibatkan terjadinya gangguan kejiwaan.
Teori ini sudah dibantah secara ilmiah dan pencetusnya sendiri (Freud) yang
terus menggembar – gemborkan kebebasan seksual, ternyata mati karena
menderita penyakit kejiwaan (psikopath).
5. Bahasa
Ghazwul fikri (GF) dibidang bahasa adalah dengantidak diajarkannya
bahasa Al – Qur’an di sekolah – sekolah karena menganggapnya tidak perlu.
Hal yang nampaknya remeh ini sebenarnya sanagt besar akibatnya dan
menjadi bencana bagi kaum muslimin Indonesia secara umum. Dengan tidak
memahami Al – Qur’an, mayoritas kaum muslimin menjadi tidak mengerti apa
kandungan Al – Qur’an, seperti firman Allah dalam surah  Al Baqarah:78 
46

Artinya “ Dan diantara mereka ada yang buta huruf, tidak mengetahui Al –
Kitab (taurat), kecuali dongengan bohong belaka dan mereka hanya menduga –
duga “
Akibatnya, Al – Qur’an menjadi sekedar bacaan tanpa arti (Al – Qur’an
hanya dinikmati iramanya seperti layaknya lagu – lagu dan nyayian belaka,
yang akhirnya ditinggalkan seperti yang disebutkan dalam surah Al
Furqaan:30 

artinya “ Berkata Rasul : Ya tuhanku, sesungguhnya kaumku menjadikan Al


– Qur’an ini suatu yang tidak diacuhkan “ 
Dampak lain dari kebodohan terhadap bahasa Al – Qur’an adalah
terputusnya hubungan kaum muslimin dengan perbendaharaan ilmu – ilmu
keislaman yang telah disusun dan dibukukan selama hamper 1000 tahun oleh
para pakar dan ilmuwan islam terdahulu yang jumlahnya mencapai jutaan
judul buku, mencakup bidang – bidang akidah, tafsir, hadist, fiqih, sirah, tarikh,
ulumul qur’an, tazkiyyah dan sebagainya.
6. Hukum
Ghazwul fikri (GF) pada aspek hukum adalah penggunaan acuan hukum
warisan kolonial yang masih dipertahankan sebagai hukum yang berlaku,
reduksi, dan penghapusan hukum Allah SWT dan Rasul – Nya. Rasa takut dan
alergi terhadap segala yang berbau syariat islam merupakan
keberhasilanghazwul fikri (GF) dibidang ini. Penggambaran potong tangan bagi
pencuri dan rajam bagi penzina selalu ditonjolkan saat pembicaraan –
pembicaraan tentang kemungkinan adopsi terhadap beberapa hukum islam.
Mereka melupakan bahwa hukum islam berpihak (melindungi) korban
kejahatan, sehingga hukuman keras dijatuhkan kepada pelaku kejahatan agar
perbuatannya tidak terulang dan orang lain takut untuk berbuat yang sama.
Sebaliknya, hukum barat berpihak (melindungi) pelaku kejahatan,
sehingga dengan hukuman tersebut memungkinkannya untuk mengulang lagi
kejahatannya karena ringannya hukuman tersebut. Laporan menunjukkan
bahwa tingkat perkosaan yang terjadi di Kanada selama sehari sama dengan
kejahatan yang sama di Kuwait selama 12 tahun, bahkan pooling yang
dilakukan di masyarakat Amerika Serikat menunjukkan bahwa 1 dari 3
masyarakat Amerika Serikat menyetujui dijatuhkannya hukuman mati untuk
pemerkosa.
7. Pengiriman pelajar dan mahasiswa ke Luar Negeri
Ghazwul fikri (GF) dibidang ini terjadi dalam dua aspek, yaitu : Brain
drain dan Brain Washing.Brain drain adalah pelarian para intelektual dari
negara – negara islam ke negara – negara maju karena insentif yang lebih besar
dan fasilitas hidup yang lebih mewah bagi para pekerja disana. Hal ini
47

menyebabkan lambatnya pembangunan di negara – negara islam dan semakin


cepatnya kemajuan di negara – negara barat.
Data penelitian tahun 1996 menyebutkan bahwa perbandingan SDM
bergelar doctor (S3) di Indonesia baru 60 per sejuta penduduk, di Amerika
Serikat dan Eropa antara 2500 – 3000 orang per sejuta, dan di Israel mencapai
16.000 per sejuta penduduk.
Sementara brain washing (cuci otak) dialami oleh para intelektual yang
sebagian besar berangkat ke negara – negara barat tanpa dibekali dengan
dasar – dasar keislaman yang cukup. Akibatnya, mereka pulang dengan
membawa pola piker dan perilaku yang bertentangan dengan nilai – nilai islam.
Bahkan secara sadar atau tidak, mereka ikut andil dalam membantu
melanggengkan kepentingan barat dinegara mereka.
8. Media massa
Berbicara mengenai ghazwul fikri (GF) yang terjadi dalam media massa,
maka dapat dipilah pada aspek – aspek sebagai berikut :
 A. Aspek kehadirannya
Terjadinya perubahan penjadwalan kegiatan sehari – hari dalam keluarga
muslim, missal TV. Dulu selepas maghrib, anak – anak biasanya mengaji dan
belajar agama. Sekarang, selepas maghrib anak – anak menonton acara – acara
TV yang kebanyakan merusak dan tidak bermanfaat. Sementara bagi para
remaja dan orang tua dibandingkan dating ke pengajian dan majlis – majlis
taklim, mereka lebih senang menghabiskan waktunya dengan menonton TV.
Sebenarnya TV dapat menjadi srana dakwah yang luar biasa (sesuai
dengan teori komunikasi yang menyatkan bahwa media audio – visual
memiliki pengaruh yang tertinggi dalam membentuk kepribadian baik pada
tingkat individu maupun masyarakat) asal dikemas dan dirancang sesuai
dengan nilai – nilai islam.
B. Aspek isinya
Berbicara mengenai isi yang ditampilkan oleh media massa yang
merupakan produk ghazwul fikri (GF) diantaranya adalah mengenai
penokohan – penokohan atau orang – orang yang diidolakan. Media massa
yang ada tidak berusaha ikut mendidik bangsa dan masyarakat dengan
menokohkan para ulama, ilmuwan, dan orang – orang yang dapat mendorong
membangun bangsa agar mencapai kemajuan IMTAK dan IPTEK sebagaimana
yang digembar – gemborkan. Tetapi sebaliknya, justru tokoh yang terus
menerus diekspos dan ditampilkan adalah para selebriti yang menjalankan
gaya hidup borjuis, menghambur – hamburkan uang (tabdzir), jauh dari
memiliki IPTEK apalagi nilai – nilai agama.
Hal ini jelas besar dampaknya pada generasi muda dalam memilih dan
menentukan gaya hidup, cita – citanya dan tentunya pada kualitas bangsa dan
Negara. Rpoduk lain dari ghazwul fikri (GF) yang menonjol dalam media TV,
misalnya porsi film – film islami yang dapat dikatakan tidak ada. Film yang
48

diputar 90% adalah film bergaya barat, sisanya adalah film nasional (yang juga
bergaya barat), film – film mandarin, dan film – film india.
5. Sasaran dilakukannya Invansi Pemikiran (Ghazwul Fikri (GF))
Sasaran dari ghazwul fikri (GF) adalah sebagai berikut :
1. Agar kaum muslimin menjadi condong sedikit terhadap gaya, perilaku dan pola
pikir barat, seperti dalam Q.S. Al Israa:73 yang artinya “ Dan sesungguhnya
mereka hampir memalingkan kamu dari apa yang telah kami wahyukan
kepadamu, agar kamu membuat yang lain secara bohong terhadap kami, dan
kalau sudah begitu tentulah mereka mengambil kamu jadi sahabat yang
setia. “Q.S. Al Israa:74 yang artinya “ Dan kalau kami tidak memperkuatkan
(hati)mu, niscaya kamu hampir condong sedikit kepada mereka.” 
2. Setelah kaum muslimin condong sedikit, tahapan selanjutnya adalah agar kaum
muslimin mengikuti sebagian dari gaya, perilaku dan pola pikir mereka.
Sebagaimana disebutkan dalam Q.S.Ad Dukhan:25 yang artinya “ Alangkah
banyaknya taman dan mata air yang mereka tinggalkan.” DanQ.S.Ad
Dukhan:26 yang artinya “ Dan kebun – kebun serta tempat – tempat yang
indah – indah.”
3. Pada tahap ini diharapkan kaum muslimin beriman pada sebagiannya ayat –
ayat Al – Qur’an dan Hadist Rasulullah SAW, tetapi kafir terhadap sebagian
yang lainnya. Sebagaimana dalam Q.S.Al Baqarah:85 yang artinya “ Kemudian
kamu (bani israil) membunuh dirimu (saudaramu sebangsa) dan mengusir
segolongan dari pada kamu dari kampong halaman. Kamu bantu membantu
terhadap mereka dengan membuat dosa dan permusuhan tetapi jika mereka
dating kepadamu sebagai tawanan, kamu tebus mereka. Padahal mengusir itu
(juga) terlarang bagimu. Apakah kamu beriman pada sebagian Al Kitab(taurat)
dan ingkar terhadap sebagian yang lain? Tiadalah balasan bagi orang yang
berbuat demikian dari padamu, melainkan kenistaan dalam kehidupan dunia,
dan pada hari kiamat mereka dikembalikan kepada siksa yang sangat berat,
Allah tidak lengah dari apa yang kamu perbuat.”
4. Pada tahap akhir, mereka menginginkan agar generasi kaum muslimin
mengikuti syahwat dan meninggalkan shalat. Sebagaimana
dalamQ.S.Maryam:59 yang artinya “ Maka datanglah sesudah mereka,
pengganti (yang jelek) yang menyia – nyiakan shalat dan memperturutkan hawa
nafsu, maka mereka akan menemui kesesatan.”
6. Tujuan Ghazwul Fikri (GF)
1. Menghambat kemajuan umat islam agar tetap menjadi pengekor barat. Berbagai
macam pendapat nyeleneh yang ditebarkan para orientalis lewat media cetak
dan elektronik berhasil menyita perhatian umat islam dan mengetuk sebagian
besar potensinya,baik untuk melakukan kajian, bantahan dan pelurusan.
2. Menjauhkan umat islam dari Al – Qur’an dan As Sunnah serta ajaran – ajarannya.
Dengan keraguan – raguan dan penyesatan terhadap umat islam,ghazwul
fikri (GF) menyeret orang – orang awam ke jurang yang memisahkan mereka
49

dari keislaman – Nya. Bahkan ada sebagian yang keluar dari islam dan
berpindah ke agama lain.
3. Memurtadkan umat islam. Inilah yang digambarkan Al – Qur’an dalam Surah Al
Baqarah:217 yang artinya “ Mereka tidak henti – hentinya memerangi kamu
sampai mereka (dapat) mengembalikan kamu dari agamamu (kepada
kekafiran), seandainya mereka sanggup. Barangsiapa yang murtad diantara
kamu dari agamanya, lalu dia mati dalam kekafiran, maka mereka itulah sia –
sia amalannya di dunia dan akhirat, dan mereka itulah penghuni neraka,
mereka kekal didalamnya.”
7. Dampak Positif dan Negatif Gahzwul Fikri (GF)
Ø Dampak Positif dari Ghazwul Fikri (GF)
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang akan meningkatkan kualitas
keilmuwan khususnya ilmu kealaman.
Ø Dampak Negatif dari Ghazwul Fikri (GF)
- Perusakan akhlak umat islam terutama yang masih berusia muda.
- Berusaha menggiring umat islam kepada kekafiran, khususnya umat islam
yang tipis pemahaman keislamannya.
- Menjauhkan umat islam dari agamanya dan mendekatkannya pada
kekafiran.

8. Cara MenghadapiGahzwul Fikri (GF)

Pertama, mengokohkan ghiirah diiniyyah/ ruuhul jihad (semangat


keagamaan). Ini adalah yang sangat penting, sebab kalau kita beragama kemudian
tidak memiliki semangat keagamaan, maka kita akan menjadi umat yang lemah.
Kalau kita tidak punya ambisi untuk mengunggulkan ajaran Allah, maka pasti kita
akan tenggelam dan akan digilas oleh kekuatan-kekuatan yang lain. Dalam rangka
ini, Rasulullah SAW mendorong kita untuk waspada, karena sering kali ada penyakit
yang menimpa umat Islam, sehingga ruuhul jihad/ghiirah diiniyah, hilang. Penyakit
itu disebut al wahn. Mendengar keterangan itu para sahabat bertanya : “Apa itu
penyakit alwahn yaa Rasulullah ? “hubbud dunya wa karaahiyatul maut (cinta dunia
dan takut mati)” jawab Rasulullah. Artinya, bahwa kehidupan kita disandera oleh
kepentingan-kepentingan duniawiyah, kita menjadi orang yang sangat materialistis,
kita menjadi orang yang selalu ingin mendapatkan kepuasan, kebahagiaan secara
instan. Kita tidak ingin menjadi orang yang miskin, tetapi juga tidak ingin menjadi
orang yang kaya, dengan menghalalkan dengan segala cara, karena orang yang
seperti ini disebabkan terlalu cinta dunia dan takut mati. namun tidak berarti kita
harus bunuh diri, tidak harus jadi orang yang miskin. Tetapi janganlah menjadi
orang yang silau dengan kehidupan dunia ini, sehingga melupakan tugas-tugas yang
harus kita siapkan untuk menjelang kematian kita nanti.

Kedua, memperluas wawasan keagamaan, yang bersumber dari Al-Qur’an


dan Sunnah Rasulullah SAW. Dalam memahami ajaran agama, janganlah kita
menjadi orang yang sempit pemahaman, sehingga menganggap seolah-olah agama
50

itu hanyalah ibadah maghdhah saja. Atau menganggap bahwa agama itu hanya
diajarkan untuk sebuah keluarga saja. Tetapi sesungguhnya ajaran Allah SWT ini
meliputi seluruh aspek kehidupan. Maka marilah kita pelajari dengan sungguh-
sungguh ajaran Allah ini, dari sumber aslinya, sebab kalau tidak, maka kita akan
menjadi orang-orang yang tersesat. Di banyak hal kita temukan, ada sebagian
masyarakat atau kelompok yang menginginkan pemahaman kita menjadi
pemahaman yang sesat. Misalnya mereka menganggap bahwa semua agama adalah
sama benarnya. Mereka beralasan bahwa orang yang tidak beragamapun orang
masih bisa berbahagia di dunia ini dan bahkan setelah nanti di alam akhirat.
Mereka mengatakan agama Allah ini adalah agama yang sempit, yang tidak layak
menjadi pedoman hidup orang-orang di abad modern ini. Hal ini terjadi karena
mereka tidak memahami Islam yang sebenarnya. Untuk itu kita harus punya
strategi untuk memahamkan Islam kepada masyarakat, dalam arti yang sebenar-
benarnya. 

Ketiga, as sulthoh (kekuatan). Sekalipun kita memiliki semangat


yang luar biasa, atau memiliki pikiran yang sangat maju, tetapi kalau kita tidak
mempunyai kekuatan, maka kita akan kalah dalam pertarungan pemikiran ini.
Zaman sekarang adalah zaman kekuasaan media, baik media cetak
maupun elektronik. Yang kadang menyudutkan ajaran Allah, dengan cara yang
sangat halus mengajak manusia lengah dalam beribadah kepada Allah SWT. Dan itu
terjadi karena kita adalah orang-orang yang tidak menguasai media massa, baik
level nasional bahkan internasional. Di samping itu harus punya kekuatan yang
berupa ilmu pengetahuan. Karena lembaga-lembaga pendidikan sekarang ini,
bertumpu pada ilmu pengetahuan yang sedang berkembang. Kalau ilmu
pengetahuan itu dirumuskan oleh orang-orang yang tidak punya iman, maka
pastilah akan menyesatkan anak-anak didik kita. Kalau kita tidak unggul dalam
ilmu pengetahuan, maka wacana ilmiyah internasional /universal ini pasti akan
dikuasai oleh orang-orang yang anti Islam. Kalau kita tidak mempunyai ilmu
pengetahuan dan tehnologi, maka kita pasti akan sekedar menjadi konsumen,
menjadi tanah jajahan, bagi mereka yang telah menguasai ilmu pengetahuan dan
tehnologi. Maka sekali lagi umat Islam harus mempunyai kekuatan untuk
menghadapi pertarungan ini. 
51

BAB VII
MENJADI MAHASISWA LUAR BIASA

C. Tujuan
1. Peserta memahami hakikat sukses dalam Islam.
2. Peserta mengetahui tips-tips untuk meraih kesuksesan dalam perkuliahan.
3. Menyelami Kisah Abu Hurairah ra serta kisah inspiratif mahasiswa Indonesia.

D. Rincian Bahasan
Sukses berarti berhasil, atau dapat dikatakan tercapainya sesuatu yang
dikehendaki atau diinginkan. Sukses bersifat relatif tergantung dari pengetahuan
seseorang tentang hakekat sukses yang sebenarnya. Dengan definisi ini hanya orang
yang bersangkutan yang dapat menilai apakah ia telah sukses. Orang lain dapat saja
menilai bahwa orang kaya itu telah sukses, padahal bukan kekayaan yang
diinginkannya, tetapi ketenangan jiwa, maka ia belum merasa dirinya sukses dalam
hidup.
1. Hakikat Sukses dalam Islam
a. Terbebas dari api neraka dan dimasukkan ke dalam surga. Allah SWT
berfirman dalam Surat Al Imran ayat 185.
52

Artinya :”Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada
hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari
neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung.
Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.”
b. Keridhaan kita atas keputusan Allah, dan Keridhaan Allah atas apa yang kita
kerjakan. Dalam surat Al Bayyinah ayat 5, Allah SWT berfirman :
53

Artinya : “Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah


dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang
lurus dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat, dan yang
demikian itulah agama yang lurus.”
c. Melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangannya
Allah swt berfirman,

Artinya:” (8) ya Tuhan kami, dan masukkanlah mereka ke dalam syurga 'Adn yang
telah Engkau janjikan kepada mereka dan orang-orang yang saleh di antara
bapak-bapak mereka, dan isteri-isteri mereka, dan keturunan mereka semua.
Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana, (9) dan
peliharalah mereka dari (balasan) kejahatan. Dan orang-orang yang Engkau
pelihara dari (pembalasan) kejahatan pada hari itu maka sesungguhnya telah
Engkau anugerahkan rahmat kepadanya dan itulah kemenangan yang besar.’
(10)Sesungguhnya orang-orang yang kafir diserukan kepada mereka (pada
hari kiamat): ‘Sesungguhnya kebencian Allah (kepadamu) lebih besar
daripada kebencianmu kepada dirimu sendiri karena kamu diseru untuk
beriman lalu kamu kafir.’ (11)Mereka menjawab: ‘Ya Tuhan kami Engkau
telah mematikan kami dua kali dan telah menghidupkan kami dua kali (pula),
54

lalu kami mengakui dosa-dosa kami. Maka adakah sesuatu jalan (bagi kami)
untuk keluar (dari neraka)?’” [QS. Al Mu’min (40) ayat 8-11]

d. Bermanfaat bagi orang lain

ِ َّ‫اس أَ ْنفَ َعهُ ْم لِلن‬


﴿‫اس‬ ِ َّ‫﴾و َخي ُر الن‬
“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia yang
lain.” [HR. At-Thabarani dalam al-Aushat. Hadits sahih]

2. Tips meraih kesuksesan dalam kuliah


Sebagai mahasiswa baru, pastinya kita ingin mudah beradaptasi dengan
lingkungan baru dan tetap berprestasi seperti di SMA kan? Ada perbedaan sistem
pendidikan di SMA dengan di Perguruan Tinggi. Contohnya waktu di SMA, siswa
hanya menerima apa yang disampaikan guru. Berbeda lagi dengan di Perguruan
Tinggi, Dosen menyampaikan materi kuliah atau pelajaran secara garis besarnya saja,
sehingga kita sebagai mahasiswa dituntut untuk lebih aktif dalam memahami dan
menambah ilmu pengetahuan.
Imam Al-Ghazali pernah mengatakan, sengguhnya ada empat tipe manusia yang
mencari ilmu, yaitu; 1) manusia pandai yang tahu kepandaiannya, 2) manusia yang
pandai namun tidak tahu kepandaiannya, 3) manusia yang bodoh yang tahu
kebodohannya, dan yang terakhir 4)manusia bodoh yang tidak tahu kebodohannya.
Dari keempat jenis di atas, manusia jenis yang pertama adalah manusia yang paling
mulia, ia adalah manusia yang pandai mengetahui kepandaiannya sehingga ia
gunakan untuk mendidik dan mengajar orang lain. Sedangkan golongan keempat
adalah golongan yang paling buruk, dia bodoh namun tidak mengetahui
kebodohanya sehingga ia merasa paling pintar dan tidak mau mendengar orang lain.
Manusia jenis ini perlu dikasihani karena ia telah menciptakan dinding penghalang
bagi dirinya sendiri untuk menerima kebenaran dari orang lain.
Maka dari, untuk menjadi mahasiswa baru yang sukses dan berprestasi
diperlukan kiat-kiat ini:
a. Usahakan secepat mungkin beradaptasi di perguruan tinggi
b. Buatlah target yang ingin dicapai pada waktu tertentu
c. Manfaatkan waktu sebaik mungkin, susunlah jadwal kegiatan dan disiplinlah
terhadap kegiatan tersebut
d. Susunlah buku-buku secara rapi
e. Tidak salah memilih teman bergaul
f. Manfaatkan semester awal untuk memperoleh IPK setinggi mungkin

E. Kisah
Abu Hurairah ra. (Otaknya Gudang Pengetahuan)
Penghafal Hadits Terhebat Sepanjang Masa
Sahahabat mulia Abu Hurairah ra. termasuk salah seorang yang mempunyai
bakat luar biasa dalam kemampuan dan kekuatan ingatan. Abu Hurairah ra.
55

mempunyai kelebihan dalam seni menangkap apa yang didengarnya, sedang


ingatannya mempunyai keistimewaan dalam segi menghafal dan menyimpan. Oleh
karena itulah, ia telah mewakafkan hidupnya untuk lebih banyak mendampingi
Rasulullah sehingga termasuk yang terbanyak menerima dan menghafal Hadits, serta
meriwayatkannya.
Sewaktu datang masa pemalsu-pemalsu hadits yang dengan sengaja membikin
hadits-hadits bohong dan palsu, seolah-olah berasal dari Rasulullah saw mereka
memperalat nama Abu Hurairah ra, Dengan perbuatan ini hampir-hampir mereka
menyebabkan ketenaran Abu Hurairah ra.dan kedudukannya selaku penyampai
Hadits dari Nabi saw menjadi lamunan keragu-raguan dan tanda tanya. Untung saja
masih ada usaha susah payah dan ketekunan yang luar biasa dari tokoh-tokoh utama
para ulama Hadits yang telah membaktikan hidup mereka untuk berhidmat kepada
Hadits Nabi dan menyingkirkan setiap tambahan yang dimasukkan ke dalamnya. Di
sana Abu Hurairah ra. berhasil lolos dari jaringan kepalsuan dan penambahan-
penambahan yang sengaja hendak diselundupkan oleh kaum perusak ke dalam
Islam, dengan mengkambing hitamkan Abu Hurairah ra. dan membebankan dosa dan
kejahatan mereka kepadanya.
Ia adalah salah seorang yang menerima pantulan revolusi Islam, dengan
segala perubahan mengagumkan yang diciptakannya. Dari seorang yang terlunta-
lunta di tengah-tengah lautan manusia, menjadi imam dan ikutan. Dan dari seorang
yang sujud di hadapan batu-batu yang disusun, menjadi orang yang beriman kepada
Allah yang Maha Esa lagi Maha Perkasa. Inilah dia sekarang bercerita dan berkata:
"Aku dibesarkan dalam keadaan yatim, dan pergi hijrah dalam keadaan miskin. Aku
menerima upah sebagai pembantu pada Busrah binti Ghazwan demi untuk mengisi
perutku! Akulah yang melayani keluarga itu bila mereka sedang menetap dan
menuntun binatang tunggangannya bila sedang bepergian. Sekarang inilah aku, Allah
telah menikahkanku dengan putri Busrah, maka segala puji bagi Allah yang telah
menjadikan Agama ini tiang penegak, dan menjadikan Abu Hurairah ra.ikutan
ummat.!"
Referensi Web Inspiratif
Seperti bab kali ini yaitu menjadi mahasiswa luar biasa. Banyak cerita
inspiratif yang bisa kita dapatkan melalui banyak media sosial contohnya. Cerita
inspiratif ini dapat dijadikan motivasi bagi kita dalam meraih cita-cita atau impian
kita. Salah satu web motivasi beasiswa.org yang digagas oleh mas Tony Dwi S.,PhD
dapat menjadi referensi teman-teman untuk mengetahui tips cara mendapatkan
beasiswa dan pengalaman para pelajar Indonesia yang sudah mendapat beasiswa S2
dan S3 ke luar negeri. Kemudian kisahinspirasi.com menjadi wahana penyejuk jiwa
dan banyak hikmah yang dapat kita petik di setiap ceritanya.
56

DAFTAR PUSTAKA

Abu Zaid, Syaikh Bakr. 2008. Rumus Jadi Orang Alim. Jakarta :INAS (Inspirasi Kesalahan
Anda)
Al-Bakistani, Zakariya bin Ghulam Qadir. 2006. Ensiklopedi Shahih Fadhail A’mal;
Penerjemah Izzuxin Karimi; Murajaah Ainul Haris Umar Thayyib, Nurul Mukhlisin
Asyrafuddin. Surabaya: Pustaka YASSIR.
Al-hidad, mumin fathi. 2008. Iman Sehat Pangkal Bahagia. Solo : Insan Kamil
Al-Qarni, aidh. 2003. La Tahza, jangan bersedih!. Jakarta : Qisthi Press
Al-Umar, Ibrahim bin Abdullah Ad-Duwaisy dan Nashir bin sulaiman. 2008. Zaman
boleh berubah Iman Terus Bertambah; Penerjemah Ade Macnun, Ahmad Syauqi;
Editor Marzuki. Klaten: Wafa Press.
Anonim. 2008. Agar Ibadah Diterima Disisi Allah. http://muslim.or.id/aqidah/agar-
ibadah-diterima-di-sisi-alloh.html. Diakses tanggal 13 Juni 2012
Anonim. 2008. Tawazun .http://materitarbiyah.wordpress.com/2008/03/15/tawazun/.
Diakses tanggal 12 Juni 2012
Anonim. 2010. Buku Mentoring Islam Elektronik 4.
http://m4spur.files.wordpress.com/buku _mentoring_islam_elektronik_41.pdf.
Diakses tanggal 13 Juni 2012.
Ardiyansyah. 2010. The Winning Student. Yogyakarta : CV Ardi Publishing
Aziz bin Fathi as-Sayyid Nada, Abdul. 2009. Birrul Walidain. Islam House.com.
Azra, Prof. Dr. Azyumardi, dkk. 2002. Pendidikan Agama Islam pada Perguruan Tinggi
Umum. Jakarta: Departemen Agama RI.
Burhan, Abu.2011. Adab Pergaulan Laki-laki dan Wanita. fileswordpress.com diakses
pada tanggal 19 Juli 2013.
Faridl, miftah.2009. Ibadah Muslim Kosmopolitan. Sygma publishing : bandung
Hamd. 2008. Kisah Teladan Muhammad Al Fatih.
http://www.albiru.com/2009/10/kisah-teladan-muhammad-al-fatih.html. Diakses
tanggal 14 Juni 2012
Hawa, Sa’id. 1998. Menyucikan Jiwa: Konsep Tazkiyatun Nafs Terpadu. Jakarta: Rabbani
Press.
Jawas, Yazid bin Abdul qadir.2010.Adab & Akhlak penuntut ilmu.Bogor : Pustaka At
Taqwa.
Kamaluddin, Laode. 2011. The Islamic Golden Rules. Jakarta : Ihwah Publishing House
Mubarak, zakky. 2007. Menjadi Cendekiawan Muslim. Yayasan ukhuwah insaniyah :
jakarta
Musthafa, Abdul Aziz. 1996.Mahabbatulla Tangga Menuju Cinta Allah.Surabaya:Risalah
Gusti
Musthafa, Adil, A.H. 2007. Kisah Bapak dan Anak dalam Al Qur’an. Jakarta : Gema Insani
Nashih Ulwan, Abdullah. 2002. Pendidikan Anak dalam Islam. Jakarta: Pustaka Amani
Qardhawi,Yusuf. 2005. Jalan Menuju Hidayah. Yogyakarta: Mardhiyah Press.
Qadir, Abdul. Tanpa tahun. Akibat Salah Pergaulan. Solo: Penerbit At Tibyan
Syadi, khalid abu. 2006. fastabiqul khairat. Hikmah : Bandung
57

Thalib, Muhammad. 2003. Di Bawah Asuhan Nabi : Praktek Rasulullah Mendidik Anak.
Jogjakarta : Penerbit Cahaya Ilahi.
Tim.2010. Super Mentoring 2.Versi 98.Bogor : PT.Syaamil Cipta Media.
Ulwan , Abdullah Nashih. 2005. Manajemen Cinta. Jakarta: Elex Media Komputindo
www.alquran-digital.com. 2004. “Al-Quran Digital Versi 2.1”. 30 Agustus.
Yasir Muhammad.2012. Jang an Hidup Tidak Memberi Manfaat. Jakarta:Pustaka Al-
Kautsar.
Zainab Ummu.2010.Adab Bergaul dengan Lawan Jenis. Muroja'ah: M.A. Tuasikal. Remaja
Islam.com diakses pada tanggal 19 Juli 2013.
http://www.masjidalakbar.com/khutbah1.php?no=68

http://www.alim.org/library/quran/ayah/compare/25/30/disbelievers-shall-regret-
on-the-day-of-judgement-not-adopting-the-right-path
Tuasikal, Muhammad Abduh. 2011. Maksiat Menggelapkan Hati.
http://muslim.or.id/tazkiyatun-nufus/maksiat-menggelapkan-hati.html
http://islamiwiki.blogspot.com/2013/04/shalat-pembersih-fisik-dan-
mental.html#.Ugq2dNLQkt0
Al-Muzaniy. 2012. Hadist Sholat Sebagaipenghapus Dosa.http://al-
muzaniy.blogspot.com/2012/12/hadits-shalat-sebagai-penghapus-dosa.html
Kitab At-Tibyaan fii Aadaabi Hamalatil Quran Karya Imam Nawawi
Riswanto, Aris Munandar. 2014. Langkah-langkah penting menjaga hati,
http://www.republika.co.id/ diakses tanggal 25 Juli 2014.
Seferagic, Asyraf. 2013. Kisah Cinta Ali Bin Abi Thalib dan Fatimah Az-Zahra.
http://www.eramuslim.com/ diakses tanggal 06 Agustus 2014

Anda mungkin juga menyukai