Anda di halaman 1dari 35

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Gizi merupakan bagian dari proses kehidupan dan proses tumbuh kembang
anak. Sehingga pemenuhan kebutuhan gizi secara akurat turut menentukan kualitas
tumbuh kembang sebagai sumber daya manusia dimasa yang akan datang. Gizi
adalah elemen yang terdapat dalam makanan dan dapat dimanfaatkan secara
langsung oleh tubuh seperti halnya karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral,
dan air. Usia 1-3 tahun pada batita merupakan usia dalam daur kehidupan dimana
pertumbuhan tidak secepat pada masa bayi, tetapi aktivitasnya banyak. (Afrida R,
2021)
Masalah gizi pada dasarnya merupakan refleksi konsumsi zat gizi yang
belum mencukupi kebutuhan tubuh. Seseorang akan mempunyai status gizi baik,
apabila asupan gizi sesuai dengan kebutuhan tubuhya. Asupan gizi yang kurang
dalam makanan, dapat menyebabkan kekurangan gizi sebaliknya orang yang
asupan gizinya berlebih akan ma gizi lebih. Jadi status gizi adalah gambaran
individu sebagai akibat dari asupan gizi sehari-hari (Penilaian Status Gizi,
2017).
Anak balita adalah anak yang telah menginjak usia di atas satu tahun atau
lebih popular dengan pengertian usia anak di bawah lima tahun (Muaris. H,
2006). Anak balita merupakan kelompok yang menunjukkan pertumbuhan yang
pesat sehingga memerlukan zat gizi yang tinggi setiap kilogram berat
badannya.Anak balita ini justru merupakan kelompok umur yang paling sering
menderita akibat kekurangan zat gizi karena masih dalam taraf perkembangan
dan kualitas hidup anak sangat tergantung pada orang tuanya.
Balita adalah individu atau sekelompok individu dari suatu penduduk
yang berada dalam rentang usia tertentu. Usia balita dapat dikelompokkan
menjadi tiga golongan yaitu golongan usia bayi (0-2 tahun), golongan balita (2-3
tahun) dan golongan prasekolah (>3-5 tahun). Adapun menurut WHO, kelompok
usia balita adalah 0-60 bulan (Andriani dan Wirjatmadi, 2012). Anak balita
1
adalah anak yang telah menginjak usia diatas satu tahun atau lebih popular
dengan pengertian anak dibawah lima tahun. Balita adalah istilah umu bagi anak
usia 1-3 tahun (batita) dan anak prasekolah(3-5 tahun). Saat usia batita, anak
masih tergantung penuh pada orangtua untuk melakukan kegiatan penting,
seperti mandi, buang air dan makan (Setyawati dan Hartini, 2018). Masa anak
dibawah lima tahun (anak balita, umur 12-59 bulan), pada masa ini, kecepatan
pertumbuhan mulai menurun dan terdapat kemajuan dalam perkembangan
motorik (gerak kasar dan gerak halus) serta fungsi sekresi.
Periode penting dalam tumbuh kembang anak adalah pada masa balita.
Pertumbuhan dasar yang berlangsung pada masa balita akan mempengaruhi dan
menentukan perkembangan anak selanjutnya. Setelah lahir terutama pada 3
tahun pertama kehidupan, pertumbuhan dan perkembangan selsel otak masih
berlangsung, dan terjadi pertumbuhan serabut-serabut syaraf dan cabang-
cabangnya, sehingga terbentuk jaringan syaraf dan otak yang kompleks. Jumlah
dan pengaturan hubungan-hubungan antar sel syaraf ini akan sangat
mempengaruhi segala kinerja otak, mulai dari kemampuan belajar berjalan,
mengenal huruf, hingga bersosialisaasi. Pada masa balita, perkembangan
kemampuan bicara dan bahasa, kreativitas, kesadaran sosial, emosional dan
intelegensia berjalan sangat cepat dan merupakan landasan perkembangan
berikutnya.
Balita atau bayi sangat rentan terkena berbagai masalah gizi seperti
kekurangan vitamin A (KVA), KEP (Kekurangan Energi Protein) dan lain-lain.
Penyakit KEP (Kurang Energi Protein) merupakan salah satu penyakit gangguan
gizi yang penting di indonesia maupun di negara yang sedang berkembang
lainnya. Prevalensi tertinggi terdapat pada anak-anak berumur dibawah lima
tahun (Balita). Penderita KEP memiliki berbagai macam keadaan patologis yang
disebabkan oleh kekurangan energi maupun protein dalam proporsi yang
bermacam-macam. Akibat kekurangan tersebut timbul keadaan KEP pada
derajat ringan sampai yang berat. Masalah KEP muncul akibat masalah
ketahanan pangan ditingkat rumah tangga (kemampuan memperoleh makanan
untuk semua anggotannya), masalah kesehatan, kemiskinan, pemerataan, dan
kesempatan kerja.
2
Penyebab langsung dari KEP adalah defisiensi energi maupun protein,
yang berarti konsumsi makanan yang mengandung energi maupun protein,
hambatan utilisasi zat gizi. Adanya penyakit infeksi dan investasi cacing dapat
memberikan hambatan absorbsi dan hambatan utilisasi zat-zat gizi yang menjadi
dasar timbulnya KEP (Pengantar Gizi Masyarakat, 2016).
Penyebab tidak langsung dari KEP ada beberapa hal yang dominan,
antara lain pendapatan yang rendah sehingga daya beli terhadap makanan
terutama makanan berprotein rendah. Penyebab tidak langsung yang lain adalah
ekonomi negara, jika ekonomi negara mengalami krisis moneter akan
menyebabkan kenaikan harga barang, termasuk bahan makanan sumber energi
dan sumber protein (Beras, ayam, daging dan telur) (Pengantar Gizi Masyarakat,
2013).
Penyebab lain yang berpengaruh terhadap defisiensi konsumsi makanan
berenergi dan berprotein adalah rendahnya pendidikan umum dan pendidikan
gizi, sehingga kurang adanya pemahaman peranan zat gizi bagi manusia. Atau
mungkin dengan adanya produksi pangan yang tidak mencukupi kebutuhan,
jumlah anak yang terlalu banyak, kondisi higiene yang kurang baik, sistem
perdagangan dan distribusi yang tidak lancar serta tidak merata (Pengantar Gizi
Masyarakat, 2016).
Sedangkan penyebab langsung dari KEP ada beberapa yaitu seperti
penyakit infeksi, konsumsi makanan, kebutuhan energi serta kebutuhan
proteinnya. Kekurangan berat badan yang berlangsung pada anak yang sedang
tumbuh merupakan masalah serius. Keparahan KEP berkisar dari hanya
penyusutan berat badan, terlambat tumbuh sampai ke sindrom klinis yang nyata.
Penilaian antropometris status gizi dan didasarkan pada berat, tinggi badan, dan
usia. Ukuran antropometris bergantung pada kesederhanaan, ketepatan,
kepekaan, serta ketersediaan alat ukur.
Gangguan gizi yang terjadi pada bayi dan balita mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan anak, baik pada masa bayi maupun masa
berikutnya, sehingga perlu mendapat perhatian. Penanggulangan gizi kurang
memerlukan upaya yang menyeluruh, meliputi upaya promotif, preventif, kuratif
dan rehabilatif. Pemantauan pertumbuhan merupakan salah satu kegiatan utama
3
program perbaikan gizi yang terjadi dari penimbangan bayi setiap bulan,
pencatatan dan pengisian Kartu Menuju Sehat (KMS), adalah kartu yang
memuat kurva pertumbuhan normal anak berdasarkan indeks antropometri berat
badan menurut umur (BB/U). Dengan KMS gangguan pertumbuhan atau risiko
kelebihan gizi dapat diketahui lebih dini, sehingga dapat dilakukan tindakan
pencegahan secara lebih cepat dan tepat sebelum masalahnya lebih berat.
Hasil pengumpulan data perencanaan program gizi selama 6 hari yang
dilakukan pada bulan Januari 2021 didapat sampel sebanyak 30 orang balita
diperoleh status gizi menurut indeks berat badan menurut umur kategori normal
sebanyak 25 balita, dan 5 balita memiliki kategori berat badan kurang 2 balita, 1
gizi buruk dan 2 balita BGM (Laporan PPG Kelurahan Buntok Kota 2021).
Dalam masalah yang ada di kelurahan buntok kota saat ini salah satunya
status gizi balita yang ada di gang swarga saat ini, masih ada dalam kategori gizi
kurang. Untuk menghindari lebih banyak masalah kesehatan lainnya pada balita
maka adanya keluarga binaan (KABIN), untuk meningkatkan berat badan balita
dan mempebaiki status gizi balita di kelurahan buntok kota. Selain penyuluhan
dan konseling keluarga balita, akan ada sedikit penyuluhan untuk keluarga
tersebut agar dapat mengatasi masalah status gizi yang ada.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka masing-masing mahasiswa
diwajibkan membina satu keluarga yang salah satu anggota keluarganya
mengalami masalah gizi, dan penulis memilih salah satu balita yang mengalami
gizi kurang yaitu balita bernama Ahmad Nor Amin berusia 36 bulan yang perlu
mendapat intervensi gizi. Berdasarkan hasil perhitungan z-score dengan indeks
BB/U status gizi berat badan kurang (-2,3), TB/U status gizi normal (-1,84)
dan BB/TB status gizi kurus (-2,17)

B. Identifikasi Masalah
1. Identitas Keluarga

4
Dari kegiatan pengumpulan data dasar rencana program intervensi gizi
masyarakat di kelurahan Sei Gohong Kecamatan Bukit Batu di peroleh data
keluarga yaitu :

Tabel 1. Identitas Keluarga


No Nama TTL L/ Umur Hubungan Pendidikan
P Keluarga Terakhir
1 Supianor 20-01-1995 L 26 th Suami SLTA
2 Aminah 20-01-1996 P 25 th Istri SD
3 Ahmad 22-01-2018 L 3 th Anak SMA
Nor Amin

2. Status Gizi Anggota Keluarga


a. Supianur (Ayah)
BB : 48,45 kg
TB : 167 cm
IMT : BB/TB(m)2
: 48,45/(1,67)2
: 17,37 kg/ m2 (Berat badan kurang)
BBI : (TB-100) – 10% (TB -100)
: (167-100) – 10% (167-100)
: 60,3 kg
Berdasarkan perhitungan IMT, Bapak Supianor memiliki status gizi berat
badan kurang dengan IMT 17,37 kg/m2.

b. Aminah (Ibu)
BB : 52,80 kg
TB : 151 cm
IMT : BB/TB(m)2
: 52,80/ (1,51)2
: 23,15 kg/ m2 (Normal)
BBI : (TB-100) – 10% (TB -100)
: (151-100) – 10% (151-100)

5
: 45,9 Kg
Berdasarkan perhitungan IMT, Ibu Aminah memiliki status gizi Normal
dengan IMT 23,15 kg/m2.

c. Ahmad Nor Amin (anak pertama)


BB : 11,2kg
TB : 85,8 cm
IMT : BB/TB(m)2
: 11,2/ (0,736164)2
: 15,21 kg/ m2 (Berat badan kurang)
BBI : (Usia dalam tahun x 2) + 8
:3x2+8
: 14 kg

Z-Score :
Z-Score BB/TB : -0,72 (Perhitungan menggunakan AnthroCal
kategori Normal)

Z-Score BB/ U : -2,10 ( Perhitungan menggunakan


AnthroCal kategori Gizi Kurang)
No Nama TTL L/P Umur BB TB Status Gizi
(kg) (cm)
1 Supianor 20-01-1995 L 26 th 48,4 167 BB Kurang
5
2 Aminah 20-01-1996 P 25 th 52,8 151 Normal
0
3 Ahmad Nor 22-01-2018 L 3 th 11,2 85,8 BB Kurang
Amin

Z-Score TB/U : -2,83 (Perhitungan menggunakan


AnthroCal kategori Pendek)
Tabel 2. Status Gizi Anggota Keluarga

6
Berdasarkan uraian di atas maka dapat diketahui bahwa satu
keluarga terdiri dari 3 anggota keluarga, status gizi ayah dan Ibu dilihat
dari indeks massa tubuhnya (IMT) ayah adalah 17,37 kg/m2 (Berat badan
kurang) dan ibu yaitu 23,15 kg/m2(Normal).
Anak bernama Ahmad Nor Amin dilihat dari indeks (BB/U)
adalah ˗2,10 dikategorikan berat badan kurang, dilihat dari indeks (TB/U)
adalah ˗2,83 dikategorikan pendek dan indeks (BB/TB) adalah -0,72
dikategorikan normal.

3. Kebutuhan Gizi Sampel


Nama : Muhamad Nor Amin
Usia : 3 tahun
TTL : Buntok, 22 Januari 2021
Berat badan : 11,2 kg
Tinggi badan : 85,8 cm
BBI : (Usia dalam tahun x 2) + 8
:3x2+8
: 14 kg
a. Energi
EER = 88,5 – 61,9 x U + PA x (26,7 x BB + 903 x TB) + 20
= 88,5 – 61,9 x 3 + 1,26 x (26,7 x 11,2 + 903 x 0,858) + 20
= 88,5 – 185,7 + 1,26 x (299,04 + 774,774) + 20
= 88,5 – 185,7 + 1,26 x 1003,814 + 20
= 88,5 – 185,7 + 1264,80 + 20
= 1187,6 kkal

b. Protein = 2 gr x 14 = 28 gr
%P = (28 x 4) : 1187,6 kkal
= 9,4 %

c. Lemak = 20% x 1187,6 kkal


= 9 kkal
= 26,39 gr
7
d. Karbohidrat = 100% - 20% - 9,4 % = 70,6
= 70,6 % x 1187,6 kkal
4 kkal
= 209,61 gr

e. Vit A = BBA : BBS x AKG


= 11,2 : 13 x 400
= 344,6 µg

f. Fe = BBA : BBS x AKG


= 11,2 : 14 x 7
= 6,03 mg

g. zinc = 11,2 : 14 x 3
= 2,5 mg

h. Ca = 11,2 : 14 x 650
= 560 mg

4. Asupan Gizi Sampel


Berdasarkan hasil kuesioner yang didapat selama 1 hari, dari hasil
kuesioner terhadap Ibu aminah diketahui bahwa score pengetahuan ibu
Aminah masih kurang, Sedangkan berdasarkan hasil perhitungan Z-score
diketahui status gizi An. Amin berdasarkan BB/U adalah BB kurang.

Tabel 3. Recall sebelum diberikan Intervensi

No Hari/Tanggal Asupan Makanan

8
Energi Protein Vit A Fe Zinc Ca

(Kkal) (gram) (gram) (mg) (mg)

1 28 Februari 915,8 40,2 451,9 3,4 4,7 129,9


2021

Total 915,8 40,2 451,9 3,4 4,7 129,9

Audit Gizi An. Amin :


Energi = 915,8 / 1187,6 x 100% = 77,11 % ( Defisit Ringan )
Protein= 40,2 / 9,4 x 100% = 427,65 % ( lebih )
Vit A = 451,9 / 344,6 x 100% = 131,13 % (lebih)
Fe = 3,4 / 6,03 x 100% = 56,38 % (Defisit Berat)
Zink = 4,7 /2,5 x 100% = 188% (lebih)
Ca = 129,9 / 560 x 100% = 23,19% (Defisit Berat)

Tabel 4. Recall An. Muhamad Nor Amin selama diberikan PMT

No Hari/Tanggal Asupan Makanan

E P Vit. Fe Zinc Ca
(Kkl) (gr) A( (mg) (mg) (mg)

1. Rabu 3 Februari 2021 (sebelum PMT) 389,8 18,5 145,8 3,1 2,0 238,3

2. Kamis, 4 Februari 2021 (sesudah PMT) 466,7 25,8 766,8 13,0 2,5 299,3

3. Jumat, 5 Februari 2021 (sebelum PMT) 338,4 17,0 132,4 2,9 1,6 240,0

4. Sabtu, 6 Februari 2021 (sesudah PMT) 450 7,4 214,6 1,1 1,1 63,8

5. Minggu, 7 Februari 2021 (sebelum PMT) 410,1 16,8 226,6 3,3 2,0 261,7

6. Senin, 8 Februari 2021 (sesudah PMT) 393,9 18,3 591,7 11,6 1,8 269,4

7. Selasa, 9 Februari 2021 (sebelum PMT) 328,9 15,8 144,5 2,9 1,6 214,9

8. Rabu, 10 Februari 2021 (sesudah PMT) 387,2 6,5 103,5 1,4 1,1 116,7

9. Kamis, 11 Februari 2021 (sebelum PMT) 317,9 17,2 252,0 2,2 2,3 130,2

10. Jumat, 12 Februari 2021 (sesudah PMT) 398,6 6 24,8 1,2 1 74

11. Sabtu, 13 Februari 2021 (sebelum PMT) 417,2 21,3 144,5 3,4 2,3 240,5

9
12. Mingg, 14 Februari 2021 (sesudah PMT) 578,4 20,4 753,8 1,9 2 52,4

5. Data Lainnya
An. Amin adalah anak pertama dari pasangan bapak Supianor dan ibu
Aminah. Pada tanggal 4 Februari 2021 dilakukan penimbangan berat badan
An. Amin yaitu 11,2 kg dengan tinggi badan 85,8 cm. An. Amin selalu di
bawa ibunya ke posyandu untuk menimbang berat badan ataupun
mendapatkan vitamin A.
Berdasarkan hasil kunjungan yang dilakukan pada tanggal 28 Februari
2021, dapat dilihat bahwa faktor yang paling berpengaruh terhadap status gizi
An. Amin adalah makananan dalam jumlah yang sedikit, tidak ada variasi
makanan, An. Amin yang suka memilih-milih makanan dan tidak terlalu mau
dengan makanan rumahan, An. Amin juga tidak suka makan sayur, buah dan
protein nabati.

C. Prioritas Masalah
Berdasarkan uraian diatas maka dapat diprioritaskan masalah yang terjadi
dikeluarga bapak Supianor adalah salah satu anaknya yang bernama Muhamad
Nor Amin yang berusia 3 tahun memiliki status gizi kurang dengan berat badan
11,2 kg dan tinggi badan 85,8 cm. Berdasarkan z-score memiliki status gizi
dengan berat badan menurut umur an. Amin tergolong kurang (-2,10) dan tinggi
badan menurut umur -2,83 tergolong pendek dengan berat badan 11,2 kg dan
tinggi badan 85,8 cm. Berdasarkan hasil wawancara dan kuesioner diketahui
pengetahuan, kebiasaan makan dan keterampilan ibu balita tergolong kurang.
Ibu Aminah tidak menerapkan menu makanan beragam dan berimbang
pada anaknya dikarenakan an. Amin suka memilih-milih dalam makanan dan
kadang-kadang suka atau tidak suka terhadap masakan yang disajikan ibunya.
Setiap harinya an. Amin hanya mengkonsumsi nasi dengan lauk atau telur dan
terkadang diberi kuah sayur dan kadang ibunya membeli makanan luar seperti

10
sate dan nasi kuning. Amin jarang mengkonsumsi sayuran dan lauk nabati
karena ketidaksukaan Amin terhadap jenis makanan tersebut serta dikarenakan
kurangnya pengetahuan orang tua yang hanya memperhatikan pola makan
anaknya asal kenyang saja tanpa memperhatikan kecukupan zat gizinya apakah
telah terpenuhi atau tidak.
Berdasarkan kegiatan keluarga binaan yang telah dilakukan, terlihat bahwa
An. Amin memiliki nafsu makan yang kurang baik dan juga suka memilih-milih
dalam makanan, makanan yang diberikan hanya mampu dikonsumsi 4-6 sdm,
selain itu juga karena pengetahuan ibu kurang tentang gizi sehingga ada
kesulitan untuk menyediakan menu makanan beragam.

D. Rencana Intervensi
Rencana intervensi yang akan dilaksanakan adalah, sebagai berikut :

1. Memberikan PMT pemulihan setiap 3 kali seminggu (6 kali dalam dua


minggu).
2. Memberikan konseling tentang Gizi Kurang dan Cara Pencegahannnya

11
BAB II
PELAKSANAAN KEGIATAN

A. Pemberian Makanan Tambahan (PMT)


1. Deskripsi Program
Pemberian Makanan Tambahan (PMT) adalah program pemberian
makanan tambahan pada balita yang memiliki status gizi kurang, PMT
berupa makanan selingan diberikan setiap 6 kali dalam dua minggu,
dimana makanan diolah langsung oleh mahasiswa untuk keluarga
binaannya, namun pada saat kunjungan ke rumah keluarga binaan saat
pemberian PMT mahasiswa memberikan informasi-informasi pembuatan
PMT yang diberikan serta melakukan penimbangan berat badan pada
kunjungan pertama, ketiga dan kunjungan terakhir.

2. Tujuan
a. Tujuan Umum.
Memperbaiki status gizi An. Amin agar mencapai status gizi
yang optimal.
b. Tujuan Khusus
 Meningkatkan berat badan An. Amin secara bertahap dengan
memberikan makanan tambahan dan informasi tentang pangan
dan gizi kepada keluarganya khususnya ibu balita.
 Memberikan contoh makanan yang bergizi, beragam, dan
berimbang sesuai dengan usia balita.
 Meningkatkan pengetahuan ibu balita tentang pentingnya
penganekaragaman makanan dan pengolahan makanan untuk
balitanya.

3. Target dan Waktu

12
1. Target
Meningkatkan berat badan An. Amin hingga mencapai normal.
2. Waktu
Pemberian PMT pemulihan dilakukan mulai tanggal 4
Februari 2021 sampai tanggal 14 Februari 2021.

4. Persiapan
Persiapan yang dilakukan dalam melaksanakan kegiatan intervensi
adalah, sebagai berikut:
a. Melakukan pendekatan kepada keluarga sampel
b. Membuat PMT yang telah direncanakan

5. Pelaksanaan Kegiatan
Tabel 5. Pelaksanaan PMT

No Hari/ tanggal Nama masakan Keterangan

1 Kamis,4 Februari Bola-bola tahu 200 gram


2021 Bahan :
 Tahu putih
 Tepung terigu
 Wortel
 Telur ayam
 Bayam
 Mie
 Minyak goreng
 Garam
Puding pepaya 300 gram
Bahan :
 Pepaya
 Susu
 Gula pasir
 Agar-agar

2 Sabtu, 6 Februari Bola-bola perkedel 135 gram


2021 Bahan :
 Kornet
 Kentang
 Wortel
 Telur ayam
13
 Minyak goreng

Pisang sanggara 135 gram


Bahan :
 Pisang
 Gula palm
 Margarine
 Susu

3 Senin, 8 Februari Cheetos tahu 245 gram


2021 Bahan :
 Tahu putih
 Wortel
 Tepung maizena
 Minyak goreng
 Garam

Puding semangka 30,5


Bahan : Gram
 Semangka
 Susu
 Gula pasir
 Agar-agar
4 Rabu, 10 Februari Cheetos tahu 75
2021 Bahan : Gram
 Tahu putih
 Tepung Maizena
 Wortel
 Garam
 Minyak

Puding semangka 18,5


 Semangka Gram
 Susu
 Gula pasir
Agar-agar
5 Jumat, 12 Februari Pisang toast 107,5
2021 Bahan : Gram
 Roti tawar
 Gula
 Susu
14
 Meises
 Pisang
 Margarin
Puding buah naga 30,5
Bahan : Gram
 Agar-agar
 Susu
 Gula
Buah naga

6 Minggu 14 Februari Sosis gurita 113


Bahan : Gram
 Sosis ayam
 Kentang
 Tepung Maizena
 Tepung terigu
 Minyak

Tamagoyaki 163,5
Bahan : Gram
 Telur ayam
 Wortel
 Sosis
 Minyak
 Nasi

6. Hasil dan Evaluasi Kegiatan


Tabel 6. Hasil dan Evaluasi PMT
No Tanggal BB TB Status Gizi Keterangan
Penimbangan (kg) (cm)
1 Kamis , 4 11,2 85,8 Berat badan Nafsu makan
Februari 2021 kurang (- kurang
2.10) BB/U
2 Sabtu, 8 10,85 85,8 Berat badan Nafsu makan
Februari 2021 kurang (- kurang
2,41) BB/U
3 Senin, 814 10,90 85,8 Berat badan Nafsu makan
Februari 2021 kurang (- masih kurang
2.37) BB/U

15
Grafik Perkembangan Berat Badan An. Amin

BB
11.5

11

10.5

10

9.5

8.5
2/4/2021 2/8/2021 2/14/2021

BB

7. Faktor Pendukung
Dalam pelaksanaan kegiatan ini, keluarga sangat baik, ramah dan
selalu berusaha membantu agar makanan yang diberikan selalu dihabiskan.
8. Faktor Penghambat
Kegiatan intervensi ini dihambat oleh beberapa faktor seperti PMT
yang diberikan kadang-kadang tidak bisa terpantau dengan pasti apakah di
habiskan atau meninggalkan sisa, karena anak pada saat diberikan PMT anak
menolak untuk memakan PMT tersebut dan mau memakan PMT saat disuapi
ibunya atau dimakan sendiri.

B. Konseling Gizi Kurang dan Cara Pencegahannya


1. Deskripsi Program
Memberikan konseling gizi kurang dan cara pencegahannya bagi
balita terhadap ibu balita agar dapat meningkatkan pengetahuan tentang
pentingnya asupan gizi yang seimbang untuk pertumbuhan dan
perkembangan balita.
2. Tujuan
a. Tujuan Umum
Setelah mengikuti kegiatan penyu, ibu balita dapat mengetahui
tentang gizi kurang pada balita dan cara pencegahannya
16
b. Tujuan Khusus
Diakhir konseling, diharapkan ibu balita dapat :
1) Mengetahui dan memahami apa itu gizi kurang
2) Mengetahui dan memahami penyebab gizi kurang
3) Mengetahui tanda dan gejala gizi kurang
4) Mengetahui dan memahami pencegahan gizi kurang
5) Mengetahui dan memahami sumber gizi yang baik bagi balita

3. Target dan Waktu


Target penyampaian konseling adalah orang tua sampel (An. Amin),
terutama kepada Ibu Aminah (ibu balita). Konseling dilaksanakan pada hari
jumat tanggal 5 Februari 2021.

4. Persiapan
Persiapan yang dilakukan dalam melaksanakan kegiatan konseling ini
adalah, sebagai berikut:
a. Menyiapkan materi konseling (Gizi Kurang dan Cara Pencegahannya).
b. Menyiapkan pertanyaan sebagai pre dan post test.
c. Menyiapkan leaflet.
d. Memberitahu kepada responden.

5. Pelaksanaan Kegiatan
Tabel 7. Pelaksanaan Kegiatan Konseling Gizi Seimbang Pada Balita

Uraian Penyuluhan

Taha Kegiatan Penyuluh Kegiatan Peserta Alokasi


No pan Penyuluhan Waktu

Kegia (menit)
tan

1 Penda 1.Mengucapkan salam dan Menjawab salam 1 menit


hulua perkenalan diri Mendengarkan,
n memperhatikan dan
2. Menyampaikan maksud menjawab
dan tujuan pertanyaan
17
2 Penya Menyampaikan materi Memperhatikan, 5 menit
jian penyuluhan secara menyimak dan
berurutan dan teratur mendengarkan.
Materi :
1. Pengertian gizi
kurang
2. Penyebab gizi kurang
pada balita
3. Tanda dan gejala
balita gizi kurang
4. Pencegahan gizi
kurang
5. Sumber gizi yang
baik bagi balita

3 Penut 1. Tanya jawab Bertanya 4 menit


up
2. Menyimpulkan Menyimak
3. Evaluasi Menjawab
pertanyaan
4. Mengucapkan terima
kasih dan salam penutup Membalas salam

6. Hasil dan Evaluasi Kegiatan


a. Hasil
Berdasarkan konseling yang telah dilakukan mengenai gizi kurang
dan cara pemcegahannya kepada ibu Aminah, Ibu Aminah mengetahui
pengertian gizi kurang, penyebab gizi kurang pada balita, tanda dan gejala
balita gizi kurang, pencegahan gizi kurang, sumber gizi yang baik bagi
balita
b. Evaluasi Kegiatan
Evaluasi kegiatan dilakukan dengan memberikan lembar pre Test
dan Post Test kepada ibu Aminah (ibu balita).

7. Faktor Pendukung

18
Sikap dari responden yang ramah dan lumayan bisa menerima materi
atau konseling yang disampaikan, sehingga konseling cukup berjalan
dengan lancar.

8. Faktor Penghambat
Kegiatan pemberian konseling ini dihambat oleh kurangnya
respon/feedback ibu mengenai informasi yang disampaikan karena saat
konseling perhatian ibu teralihkan ke anaknya yang sedang bermain

19
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Dari hasil pelaksanaan program keluarga binaan yaitu dengan pemberian
makanan tambahan (PMT) selama 6 hari dari tanggal 4 Februari 2021 s/d 14
Februari 2021, pemberian informasi-informasi mengenai gizi kurang dan cara
pencegahannya pada balita. Berat An. Amin awalnya 11,2 kg dan saat dilakukan
penimbangan berat badan pada pemberian PMT pertama berat badan An. Amin
mengalami penurunan kemudian pada saat dilakukan penimbangan akhir berat
badan An. Amin mengalami kenaikan lagi. Keluarga mulai mengerti akan
pentingnya zat gizi untuk memenuhi kebutuhan keluarga serta pentingnya
penganekaragaman makanan dalam setiap makanan yang dikonsumsi setiap
harinya.

B. Saran
Setiap keluarga pada umumnya mempunyai masalah yang berbeda-beda
tergantung dari tingkat sosial ekonomi, pengetahuan, keterampilan, tingkat
pendidikan dan lingkungan. Setiap keluarga dan masyarakat diharapkan bisa
menyediakan waktu, perhatian, dan dukungan terhadap anak agar dapat tumbuh
kembang dengan baik, baik dari fisik, mental dan sosial. Untuk mencapai hidup
sehat diperlukan makanan yang bergizi seimbang, dan beraneka ragam serta
didukung oleh lingkungan yang bersih.

20
DAFTAR PUSTAKA

Laila M, 2016. “BAB II TINJAUAN PUSTAKA”


file:///C:/Users/ACER/Downloads/Chapter2.doc-2.pdf, Diakses 9 Februari 2021

Dr. Merryana Adriani, S. M. (2016). pengatar gizi masyarakat. Jakarta: KENCANA.

21
Lampiran 2 : Satuan Acara Penyuluhan (SAP)

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)


GIZI KURANG PADA BALITA DI KELURAHAN BUNTOK KOTA

Kegiatan Penyuluhan : Penyuluhan tentang gizi kurang pada balita


dan cara pencegahannya
Tempat : Rumah Ny. Aminah
Waktu : 15.10 – 15.20 WIB
Hari / Tanggal : Jumat, 5 Februari 2020
Penyuluh : Clara Natalia
Sasaran : Ny. Aminah

A. Tujuan Konseling
1. Tujuan Intruksional Umum (TIU) :
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan, ibu balita dapat mengetahui
tentang gizi kurang pada balita dan cara pencegahannya

2. Tujuan Intruksional Khusus (TIK) :


Setelah mengikuti konseling, peserta konseling dapat :
a Mengetahui dan memahami apa itu gizi kurang
b Mengetahui dan memahami penyebab gizi kurang
c Mengetahui tanda dan gejala gizi kurang
d Mengetahui dan memahami pencegahan gizi kurang
e Mengetahui dan memahami sumber gizi yang baik bagi balita
B. Pokok Bahasan : Materi Gizi Kurang Dan Cara Pencegahannya
C. Sub Pokok Bahasan :
1. Pengertian gizi kurang
2. Penyebab gizi kurang pada balita
3. Tanda dan gejala balita gizi kurang
4. Pencegahan gizi kurang
22
5. Sumber gizi yang baik bagi balita
B. Kegiatan Penyuluhan
1. Metode Penyuluhan : Ceramah, Tanya Jawab
2. Media Penyuluhan : Leaflet
3. Alat penyuluhan :-
4. Langkah-langkah Kegiatan Penyuluhan :
a. Kegiatan Pra Penyuluhan :
1) Persiapan audience
2) Persiapan materi, media dan tempat pelaksaan
3) Persiapan dokumentasi
b. Kegiatan Saat Penyuluhan :

Uraian Penyuluhan Alokasi


No Tahapan Kegiatan Penyuluh Kegiatan Peserta Waktu
Penyuluhan (menit)
Kegiatan

1 Pendahuluan 1.Mengucapkan salam dan Menjawab salam 1 menit


perkenalan diri Mendengarkan,
memperhatikan dan
2. Menyampaikan maksud menjawab pertanyaan
dan tujuan

2 Penyajian Menyampaikan materi Memperhatikan, 5 menit


penyuluhan secara berurutan menyimak dan
dan teratur mendengarkan.
Materi :
1. Pengertian gizi kurang
2. Penyebab gizi kurang
pada balita
3. Tanda dan gejala balita
gizi kurang
4. Pencegahan gizi kurang
5. Sumber gizi yang baik
bagi balita

3 Penutup 1. Tanya jawab Bertanya 4 menit


2. Menyimpulkan Menyimak
23
3. Evaluasi Menjawab pertanyaan
4. Mengucapkan terima kasih Membalas salam
dan salam penutup

C. Referensi
Sutriadi, Yudi. 2015. Satuan Acara Penyuluhan (SAP) Gizi Kurang.
ttps://www.academia.edu/20019877/SATUAN_ACARA_PENYULUHAN_S
AP_GIZI_KURANG. 03 Februari 2021
D. Evaluasi
1. Prosedur test : Lisan
2. Jenis test : Pertanyaan terbuka
3. Waktu : Sebelum dan setelah dilakukan penyuluhan
4. Soal
a. Pengertian dari gizi kurang ?
b. Apa saja penyebab gizi kurang pada balita yang sudah diketahui ?
c. Tanda dan gejala gizi kurang apa yang sudah diketahui setelah
penyuluhan tadi ?
d. Bagaimana cara pencegahan gizi kurang ?
e. Apa saja sumber gizi yang baik bagi balita ?

Lampiran 3 : Materi Konseling


A. Pengertian gizi kurang

 Gizi kurang adalah kekurangan bahan-bahan nutrisi seperti protein,


karbohidrat, lemak dan vitamin yang dibutuhkan oleh tubuh.

B. Penyebab gizi kurang pada balita

1. Faktor makanan
Jika makanan yang dimakan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan balita
maka kebutuhan balita dari energi, protein, lemak dan karbohidrat tidak
terpenuhi atau tidak sesuai kebutuhannya
24
2. Faktor infeksi/penyakit
Penyakit apapun dapat memperburuk keadaan gizi karena disebabkan
penurunan daya tubuh terutama pada anak karena jika asupan yang kurang
akibat anak yang tidak nafsu makan
3. Faktor sosial
Pada umumnya dimasyarakat memegang tradisi yang sebenarnya salah bila
dilihat dari segi kesehatan, contohnya pantangan menggunakan bahan
makanan tertentu (Ikan, sayur tertentu dll)

C. Tanda dan gejala balita gizi kurang


Anak dengan gizi kurang memiliki gejala klinis yang terbagi menjadi 3 tahapan
yaitu :

1) Kurang energi protein ringan


Kurang energi, kenaikan berat badan berkurang atau berhenti dan ada
kalannya berat badan menurun, ukuran lingkar lengan atas menurun, rasio
berat terhadap tinggi normal menurun
2) Kurang energi protein sedang
Pucat karena anemia, mata tampak besar dan dalam, ubun-ubun besar dan
cekung, perut membucit, rambut tipis, kulit kusam, kering dan bersisik
3) Kurang energi protein berat
a. Kwashiorkor : Pertumbuhan anak terganggu, banyak menanggis, edema,
tidak nafsu makan, rambut tipis mudah dicabut disertai penyakit infeksi
b. Marasmus : Anak terlihat kurus, wajah seperti orangtua, cengeng, rewel,
kulit kering, anak sering diare
c. Marasmus-kwashiorkor : Memperlihatkan gejala campuran antara
penyakit marasmus-kwashiorkor dan penurunan berat badan dibawah
60%

D. Pencegahan gizi kurang

 Pertama dahulukan makan daripada jajan diluar

25
 Meningkatkan pemahaman tentang asupan nutrisi dari makanan dan
minuman yang dikonsumsi anak
 Makan minimal 3X/hari dengan teratur (Menu Gizi Seimbang)
 Rutin periksa kesehatan di Posyandu atau Puskesmas, terutama mengukur
tinggi dan berat badan anak
 Jika memungkinkan, sediakan pula makanan tambahan dan suplemen gizi
agar tumbuh kembang anak semakin optimal

E. Sumber gizi yang baik bagi balita

 Karbohidrat : berasal dari nasi, roti, umbi-umbian, sereal dan jagung


 Vitamin dan mineral : dari buah-buahan dan sayuran
 Protein : Ikan, ayam, susu, telur, kacang-kacangan dan olahannya (Tempe
dan tahu)

Lampiran 4 : Hasil Pre-test dan Post-test


1. Hasil Pre-test
a. Pengertian dari gizi kurang ?
Adalah anak yang kurang makan sayur
b. Apa saja penyebab gizi kurang pada balita yang sudah diketahui ?
-
c. Tanda dan gejala gizi kurang apa yang diketahui ?
-
d. Bagaimana cara pencegahan gizi kurang ?
Hidup bersih dan sehat
e. Apa saja sumber gizi yang baik bagi balita ?
Sayuran, buah, ikan, telur
2. Hasil Post-test
a. Pengertian dari gizi kurang ?
Anak yang kekurangan nutrisi

b. Apa saja penyebab gizi kurang pada balita yang sudah diketahui ?

26
Penyebab seperti makanan, penyakit

c. Tanda dan gejala gizi kurang apa yang diketahui ?


Anak kurang nafsu makan

d. Bagaimana cara pencegahan gizi kurang ?


Datang ke posyandu, memberikan vitamin makanan bervariasi

e. Apa saja sumber gizi yang baik bagi balita ?


Ikan, ayam, telur, sayuran, buah-buahan, tempe, tahu

Lampiran 5 : Leaflet

Lampiran 6 : Foto Kegiatan dan Resep-resep PMT


Waktu Menu Cara Pembuatan
Kamis 4 Februari 2021 Bola-bola tahu Bahan :
rambutan - Tahu putih
- Tepung tapioka
- Garam secukupnya
- Lada bubuk secukupnya
- Mie kering hancurkan
- Wortel potong dadu kecil
- Minyak untuk menggoreng
Cara membuat :
- Hancurkan tahu putih hingga halus
menggunakan garpu
- Tambahkan tepung tapioka, garam,
dan lada

27
- masukkan potongan wortel
- asuk rata hingga bisa dibentuk,
kemudian bulat-bulatkan
- gulingkan diatas mie kering yang
sudah dihancurkan
- Panaskan minyak, dan goreng
hingga bewarna cokelat keemasan
- Angkat dan tiriskan
Puding Pepaya Bahan :
- Pepaya
- Susu Kental Manis
- Agar-agar
- Gula pasir
- Air 900 ml
Cara membuat :
- Cuci bersih dan potong dadu pepaya
dan masukkan ke dalam cetakan
- Tuangkan air, susu kental manis,
gula pasir dan agar-agar ke dalam
panci
- Aduk hingga cukup tercampur rata
- Panaskan diatas api kecil hingga
hampir mendidih
- Angkat, dan tuang ke dalam
cetakkan yang sudah berisi potongan
pepaya
- Biarkan pudding mengeras
Sabtu, 6 Februari 2021 Bola-bola perkedel Bahan :
kornet - Kentang
- Kornet
- Wortel
- Telur

28
- Garam
- Minyak goreng
Cara membuat :
- Kupas, cuci bersih dan potong dadu
kentang
- Goreng kentang dengan minyak
panas hingga cukup matang
- Angkat, tiriskan dalam wadah dan
hancurkan kentang
- Tambahkan potongan wortel, dan
kornet
- Aduk rata kemudian bulat-bulatkan
perkedel
- Panaskan minyak
- Gulingkan bola-bola perkedel dalam
kocokan telur, kemudian goreng
hingga kecoklatan
- Angkat dan tiriskan
Pisang Sanggara Bahan :
- Pisang uli
- Gula Palm
- Mentega
- Susu Kental Manis
Cara membuat :
- Kupas pisang, kemudian belah
menjadi 2 bagian pisang
- Panaskan wajan anti lengket,
masukkan mentega
- Masukkan Pisang, bolak-balik
hingga cukup matang
- Angkat, dan beri taburan gula palm
serta susu kental manis
29
Senin, 8 Februari 2021 Cheetos Tahu Bahan :
- Tahu putih
- Wortel
- Tepung Maizena
- Garam dan lada secukupnya
- Minyak untuk menggoreng
Cara membuat :
- Hancurkan tahu putih dalam sebuah
wadah
- Potong wortel menjadi dadu kecil
- Masukkan potongan wortel ke dalam
adonan tahu, dan tambahkan tepung
maizena
- Tambahkan garam dan lada,
masukkan ke dalam plastik pipping
bag
- Panaskan minyak, dan goreng
Cheetos Tahu hingga warna keemasan
- Angkat dan tiriskan
Puding Semangka Bahan Hijau :
- Agar-agar
- Gula pasir
- Air
- Pewarna makanan hijau
Bahan putih :
- Agar-agar
- Gula pasir
- Susu Kental Manis
- Potongan semangka
- Air
Cara membuat :
- Tuang air ke dalam panci, masukkan
30
bahan layer hijau dan aduk hingga
cukup rata
- Panaskan diatas api sedang hingga
matang, angkat dan tuang ke cetakan
- Tuang air ke dalam panci, masukkan
bahan layer putih (kecuali semangka)
dan aduk hingga cukup rata
- Panaskan diatas api sedang hingga
matang, angkat dan tuang ke atas
layer hijau yang sudah mengeras
- Taruh potongan semangka diatasnya,
dan biarkan pudding mengeras
Rabu, 10 Februari Bola-bola Crackers Bahan :
2021 - Crackers plain
- Susu Kental Manis
- Margarin, lelehkan
- Meises
Cara membuat :
- Hancurkan crackers dalam sebuah
wadah hingga cukup halus
- Masukkan lelehan mentega dan susu
kental manis
- Aduk hingga adonan bisa dibentuk
- Bulat-bulatkan adonan dan
gulingkan diatas taburan meises
- Siap disajikan
Puding Oreo Bahan :
- Oreo
- Susu Milo Bubuk
- Agar-agar
- Gula pasir
- Air

31
Cara membuat :
- Tuang air ke dalam sebuah wadah
- Masukkan agar-agar, gula pasir, dan
susu milo bubuk kemudian aduk
hingga tercampur cukup rata
- Panaskan diatas api sedang dan aduk
kembali hingga matang
- Angkat dan tuang ke dalam cetakkan
- Tunggu hingga 1/2 mengeras
kemudian letakkan oreo diatas
puddingnya
- Biarkan hingga mengeras sempurna
dan siap disantap
Jumat, 12 Februari Pisang Toast Bahan :
2021 - Roti putih
- Pisang uli
- Susu Kental Manis
- Gula palm
- Telur
- Mentega
Cara membuat :
- Pipihkan roti, kemudian lipat
menjadi dua, di dalamnya letakkan
pisang, dan taburan meises serta susu
kental manis
- Tutup lipatan roti, kemudian kocok
lepas telur dan beri sedikit air dan
susu kental manis
- Panaskan mentega di wajan anti
lengket dan masukkan toast ke dalam
bahan celup
- Panggang toast hingga berwarna
32
cokelat keemasan
- Angkat dan beri taburan meises
Puding Buah Naga Bahan :
- Agar-agar
- Susu Kental Manis
- Gula Pasir
- Buah Naga
- Air
Cara membuat :
- Tuang air ke dalam panci, masukkan
agar-agar, susu kental manis dan gula
pasir
- Aduk hingga tercampur cukup rata,
kemudian potong dadu buah naga dan
sisihkan
- Masak adonan pudding diatas api
sedang dan aduk hingga matang
- Angkat dan tuang ke dalam cetakan
- Tunggu hingga adonan pudding
setengah mengeras kemudian
taburkan potongan buah naga
diatasnya
- Tunggu kembali hingga mengeras
sempurna, dan pudding siap disantap
Minggu, 14 Februari Sosis Gurita Bahan :
2021 - Sosis
- Kentang
- Tepung Maizena
- Tepung terigu
- Air
- Garam dan lada secukupnya
- Minyak untuk menggoreng

33
Cara membuatnya :
- Potong sosis menjadi 3 bagian dan
buat bagian kakinya dengan
memotong silang pada ujung sosis
- Kupas, cuci, potong dan rebus
kentang hingga matang kemudian
haluskan
- Masukkan tepung maizena ke dalam
adonan kentang yang telah
dihaluskan, aduk hingga rata
- Bulat-bulatkan adonan kentang
kemudian tancapkan pada salah satu
sisi potongan sosis (bukan bagian kaki
gurita)
- Masukkan tepung terigu dan air,
aduk hingga cukup mengental
- Panaskan minyak, gulingkan bagian
kepala gurita kedalam adonan tepung
dan goreng hingga kecokelatan
- Angkat dan tiriskan
Tamagoyaki Sosis Bahan :
- Telur ayam
- Wortel
- Sosis
- Garam
- Sedikit minyak
Cara membuat :
- Pecahkan telur dan aduk rata
- Parut wortel dan masukkan ke dalam
kocokan telur
- Tambahkan garam dan aduk kembali
hingga rata
34
- Panaskan sedikit minyak ke wajan
anti lengket dan goreng sosis sebentar
hingga tidak terlalu keras dan angkat
- Panaskan kembali sedikit minyak,
kemudian tuang adonan telur
sebanyak 3 sdm
- Ketika adonan telur setengah
matang, letakkan sosis ditengah
adonan kemudian gulung dan tarik ke
pinggir wajan
- Tuang kembali adonan telur
sebanyak 2sdm, dan gulung kembali
sosis (ulangi tahap ini sampai 3x)
- Setelah selesai, matikan api dan
angkat tamagoyaki sosis
- Biarkan dingin, kemudian potong
dan sajikan

35

Anda mungkin juga menyukai