Anda di halaman 1dari 10

Volume 7 No.

2 Tahun 2020
P-ISSN 2252-5262
E-ISSN 2614-499

LAW ENFORCEMENT DALAM MENERAPKAN CSR DI KOTA


TANJUNGPINANG

Juni Aziwantoro1), Asrizal Saiin2)


Akuntansi Syariah, STAIN Sultan Abdurrahman Kepulauan Riau1)
juni@stainkepri.ac.id
Akuntansi Syariah, STAIN Sultan Abdurrahman Kepulauan Riau2)
asrizal@stainkepri.ac.id

ABSTRAK
Pentingnya penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan mengenai masalah-masalah dalam
mengimplementasikan CSR di Kota Tanjungpinang, yang seharusnya dapat dijadikan modal bagi
peningkatan kualitas masyarakatnya melalui bantuan pembangunannya. Selama ini, CSR justru
dijadikan alasan oleh beberapa pihak untuk menghindari kewajibannya terhadap kesejahteraan
masyarakat sekitar, serta menjadi pemisah bagi perusahaan-perusahaan yang sebenarnya memiliki
dampak negatif pada pencemaran lingkungan. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka penelitian ini
akan membahas pengaturan CSR di Kota Tanjungpinang, dalam hal ini adalah peraturan daerahnya
(PERDA), serta kendala apa saja yang dihadapi dalam mengimplementasikan PERDA CSR yang ada
di Kota Tanjungpinang. Jenis dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan proses
penyajian data dengan analisis deskriptif. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa di
Tanjungpinang, belum adanya pengaturan penuh terhadap perusahaan-perusahaan dalam memberikan
CSR. Oleh karena itu, diperlukan adanya kebijakan dalam bentuk peraturan daerah yang mangatur
tanggung jawab sosial perusahaan.
Kata Kunci: Law Enforcement, CSR, Kota Tanjungpinang.

ABSTRACT
The importance of this study aims to explain the problems in implementing CSR in Tanjungpinang
City, which should be used as capital for improving the quality of its people through development
assistance. So far, CSR has been used as an excuse by several parties to avoid their obligations to the
welfare of the surrounding community, as well as to become a separator for companies that actually
have a negative impact on environmental pollution. Based on this explanation, this research will
discuss the regulation of CSR in Tanjungpinang City, in this case the regional regulations (PERDA),
as well as what obstacles are faced in implementing PERDA CSR in Tanjungpinang City. This type of
research uses qualitative methods with the process of presenting data with descriptive analysis. The
results of this study indicate that in Tanjungpinang, there is no full regulation on companies in
providing CSR. Therefore, it is necessary to have a policy in the form of a regional regulation that
deals with corporate social responsibility.
Keywords: Law Enforcement, CSR, Tanjungpinang City.

143
Volume 7 No. 2 Tahun 2020
P-ISSN 2252-5262
E-ISSN 2614-499

PENDAHULUAN perwujudan kesejahteraan sosial


masyarakat, tidak hanya menjadi
Setiap operasional suatu perusahaan
kewajiban pemerintah, tetapi juga
tidak terlepas dari dampak yang
melibatkan peran serta pihak lainnya.
ditimbulkan, baik dampak positif maupun
Selain mengupayakan kehidupan yang
negatif. Secara tidak langsung, dampak
layak bagi masyarakat, keterlibatan pihak-
positif dan negatif tersebut dapat
pihak tersebut juga disertai tanggung
mempengaruhi lingkungan di sekitar
jawab untuk menjaga dan memelihara
perusahaan. Sebagaimana dikemukakan
kestabilan lingkungan hidup dan sosial.
oleh Rescoe Pound bahwa pada fungsi
Hal ini bertujuan untuk meningkatkan
hukum sebagai alat untuk merubah
kesejahteraan sosial masyarakat di
masyarakat (law as tool of social
berbagai bidang, sehingga tercipta
engineering), selain itu dinyatakan bahwa
interaksi yang sehat antara perusahaan-
hukum yang baik adalah hukum yang
perusahaan dengan masyarakat di
sesuai dengan hukum yang hidup di
sekitarnya.
masyarakat (Rasjidi & Hidarta: 1988).
Oleh karena itu, penting bagi suatu Di Indonesia, tanggung jawab sosial
perusahaan untuk melakukan langkah yang perusahaan (CSR) telah banyak diatur
baik guna keberlangsungan dari dalam kumpulan undang-undang maupun
operasional perusahaan, yaitu dengan peraturan-pertauran daerah. Salah satunya
memberikan Tanggungjawab Sosial diatur di dalam Undang-Undang No. 40
Perusahaan (CSR) kepada masyarakat Tahun 2007 tentang tanggung jawab sosial
yang terdampak. dan lingkungan perseroan terbatas dan
diperbarui dengan dikeluarkannya PP. No.
Tanggung jawab sosial muncul dan
47 Tahun 2012. Dari aturan hukum
berkembang sejalan dengan relasi
tersebut, jelaslah bahwa tanggung jawab
perusahaan dengan masyarakat, yang
sosial perusahaan adalah bagian dari
sangat ditentukan oleh dampak yang
tanggung jawab perusahaan-perusahaan
timbul dari perkembangan dan peradaban
yang ada di Indonesia, termasuk juga di
masyarakat. Semakin tinggi peradaban
Provinsi Kepulauan Riau.
masyarakat, maka semakin meningkat
kesadaran dan perhatian masyarakat Provinsi Kepulauan Riau ibukotanya
terhadap lingkungan, harmonisasi sosial, adalah Tanjungpinang, yang merupakan
dan kualitas kehidupan. Sehingga kota dengan kepadatan penduduk tertinggi.
memunculkan tuntutan tanggung jawab Pada tahun 2018, jumlah penduduk kota
sosial perusahaan (Hadi: 2011). Tanjung adalah 209.280 jiwa (Pauzi dan
Said: 2019). Dalam pembangunan, Kota
Meningkatnya kepedulian
Tanjungpinang terbilang lambat,
masyarakat terhadap lingkungan,
disebabkan oleh kurangnya dukungan dan
harmonisasi sosial, dan kualitas kehidupan
bantuan dari perusahaan-perusahaan yang
ini juga mempengaruhi aktivitas dunia
ada di Kota Tanjungpinang. Di sisi lain,
bisnis, maka lahirlah gugatan terhadap
cukup banyak perusahaan yang ada di Kota
peran perusahaan agar mempunyai
Tanjungpinang yang cukup besar dan
tanggungjawab sosial. Di sinilah salah satu
mampu ikut Pelaksanaan tanggung jawab
manfaat yang dapat dipetik perusahaan
sosial perusahaan tentunya belum bisa
dari kegiatan CSR. Dalam konteks inilah
disebut maksimal karena implementasinya
aktifitas CSR menjadi menu wajib bagi
masih sangat membutuhkan perhatian dari
perusahaan, di luar kewajiban yang
semua pihak, termasuk pemerintah,
digariskan undang-undang (Susanto:
perusahaan, bahkan masyarakat.
2007).
Adapun di Tanjungpinang, interaksi
Tanggung jawab terhadap
144
Volume 7 No. 2 Tahun 2020
P-ISSN 2252-5262
E-ISSN 2614-499

antara perusahaan-perusahaan dengan masalaha-masalah yang dihadapi dalam


masyarakat sekitar belum berjalan dengan mengimplementasikan CSR oleh
baik. Buktinya, banyak perusahaan- perusahaan di Kota Tanjungpinang, yang
perusahaan (baik pemerintah maupun seharusnya dapat dijadikan modal bagi
swasta) yang berdiri di Tanjungpinang, peningkatan kualitas masyarakatnya
tapi tidak memberikan dampak kepada melalui bantuan pembangunannya. Selama
masyarakat setempat akan keberadaanya. ini, CSR justru dijadikan alasan oleh
Sebagai modal bergeraknya roda beberapa pihak untuk menghindari
pembangunan, tenaga kerja (masyarakat) kewajibannya terhadap kesejahteraan
merupakan salah komponen yang sangat masyarakat sekitar, serta menjadi tameng
penting. Artinya, dalam menentukan bagi perusahaan-perusahaan yang
kebijakan yang berkaitan dengan sebenarnya memiliki dampak negatif pada
perekonomian, salah satu variabel yang pencemaran lingkungan. Berdasarkan
harus diperhitungkan adalah tenaga kerja penjelasan tersebut, maka penelitian ini
(Pauzi dan Said: 2019). akan membahas pengaturan CSR di Kota
Tanjungpinang, dalam hal ini adalah
Seharusnya kehadiran perusahaan-
peraturan daerahnya (PERDA), serta
perusahaan di tengah masyarakat
kendala apa saja yang dihadapi dalam
Tanjungpinang, dapat secara komprehensif
mengimplementasikan PERDA CSR yang
memecahkan berbagai persoalan ekonomi
ada di Kota Tanjungpinang.
yang berkaitan dengan ketenagakerjaan
dalam pasar tenaga kerja. Kota
Tanjungpinang mempunyai daya tarik METODE PENELITIAN
tersendiri untuk memikat arus migrasi dan
urbanisasi. Namun hal tersebut selain Metode penelitian merupakan cara
merupakan berkah sekaligus juga untuk bertindak secara sistematis dengan
menambah pelik permasalahan menggunakan kaidah-kaidah yang sesuai
ketenagakerjaan di Kota Tanjungpinang. dengan ketentuan akademik. Jenis dalam
penelitian ini menggunakan kualitatif
Pengaturan bagi perusahaan terhadap dengan proses penyajian data dengan
tanggung jawab sosial (CSR) salah analisis deskriptif. Penelitian kualitatif
satunya diatur di dalam Pasal 74 UU adalah upaya untuk menyajikan dunia
No. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan sosial, dan perspektifnya di dalam dunia,
Terbatas, bertujuan untuk mewujudkan dari segi konsep, perilaku, persepsi dan
pembangunan ekonomi berkelanjutan persoalan tentang menusia yang diteliti
guna meningkatkan kualitas kehidupan (Moeleong: 2007). Sedangkan proses
dan lingkungan yang bermanfaat bagi penyajian data dengan analisis deskriptif
Perseroan itu sendiri, komunitas dimaksudkan mampu memperolah data
setempat, dan masyarakat pada yang lebih detail dan mendalam. Objek
umumnya. Ketentuan ini dimaksudkan penelitian dalam tulisan ini adalah
untuk mendukung terjalinnya hubungan keterlibatan perusahan-perusahaan yang
Perseroan yang serasi, seimbang, dan ada di Kota Tanjungpinang dalam
sesuai dengan lingkungan, nilai, norma, pembangunan kesejahteraan sosial
dan budaya masyarakat setempat, maka masyarakat Tanjungpinang. Pendekatan
ditentukanlah bahwa Perseroan yang penelitian ini adalah pendekatan normatif
kegiatan usahanya di bidang dan/atau yaitu suatu cara pendekatan terhadap
berkaitan dengan sumber daya alam masalah yang diteliti dengan menekankan
wajib melaksanakan tanggung jawab kebenaran dan ketetapan argumentasi yang
sosial. dijadikan pijakan dengan kaidah-kaidah
Pentingnya penelitian ini bertujuan yang ada.
untuk menjelaskan lebih jauh mengenai Adapun teknik pengumpulan data
Volume 7 No. 2 Tahun 2020
P-ISSN 2252-5262
E-ISSN 2614-499

berdasarkan dokumentasi. Teknik Menurut Schermerhorn di dalam


pengumpulan data merupakan proses yang Edi Suharto (2009), mendefinisikan CSR
penting di dalam penelitian. Adapun teknik sebagai suatu kepedulian perusahaan atau
dokumentasi dalam pengumpulan data, organisasi bisnis lainnya untuk bertindak
peneliti melakukan pengumpulan arsip dengan cara-cara mereka sendiri dalam
melalui berbagai media (cetak atau online) melayani kepentingan organisasi dan
terkait pemberitaan pelaksanaan PERDA kepentingan publik eksternal. Ismail
CSR di Kota Tanjungpinang. Tujuan dari Solihin (2009) menyebutkan bahwa konsep
pengumpulan arsip tersebut adalah untuk CSR itu sendiri pertama kali dikemukakan
menghasilkan data tambahan dan sebagai oleh Howard R. Bowen pada tahun 1953
penguat keabsahan data yang sudah ada. yang menyatakan bahwa:
Secara umum, proses analisa data It refers ti the obligations of
mencakup reduksi data, kategorisasi data, businessmen to pursue those policies,
sintesisasi, dan diakhiri dengan menyusun to make those decisions, or to follow
hipotesis kerja
those lines of action which are
desireable in terms of the objectives
and values of our society.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Konsep tanggungjawab sosial ini
1. Gambaran Umum Corporate Social tidak jauh berbeda dengan konsep
Responsibility (CSR) tanggungjawab pada umumnya. Teori
Secara Etimologi, Corporate Social tanggungjawab menurut Busyra (2012),
Responsibility (CSR) dapat diartikan lebih menekankan pada makna
sebagai tanggungjawab sosial perusahaan tanggungjawab yang lahir dari perundang-
atau korporasi (Widjaja, Pratama: 2008). undangan, sehingga teori tanggungjawab
Istilah ini sudah umum dikenal diberbagai sosial lebih menekankan tanggungjawab
negara. Walaupun kata corporate sendiri dalam makna responsibility, dimana
identik dengan korporasi atau perusahaan, keadaan yang dipertanggungjawabkan itu
sebenarnya makna korporasi tidak membutuhkan campur tangan negara.
selamanya diartikan sebagai perusahaan Sementara menurut Jhonatan Sofian
besar, tapi lebih kepada pengertian umum, (2007), CSR adalah suatu konsep yang
yaitu badan hukum (Wiranata: 2007). mewajibkan perusahaan untuk memenuhi
dan memperhatikan kepentingan para
Menurut Lord Home dan Richard stakeholder dalam kegiatan operasinya
Watts sebagaimana dikutip oleh Amin mencari keuntungan. Stakeholder yang
Widjaja (2008), CSR adalah komitmen dimaksud di antaranya adalah para
berkelanjutan perusahaan untuk karyawan, kustomer, masyarakat,
berperilaku secara etis dan berkontribusi komunitas likal, pemerintah dan lembaga
kepada pengembangan akonomi dengan swadaya masyarakat.
tetap meningkatkan kualitas hidup dari
para pekerja, keluarga, dan juga Dari beberapa pengertian yang
masyarakat sekitar perusahaan serta telah disebutkan, maka dapat disimpulkan
masyarakat secara keseluruhan. K. Bertens bahwa CSR adalah suatu pemberian
(2000) lebih memaknai CSR sebagai sebagai bagian dari tanggungjawab sosial
tanggungjawab moral perusahaan terhadap perusahaan-perusahaan yang ada dan
masyarakat, baik kepada diri sendiri, beraktifitas di Indonesia, mulai dari badan
karyawan, maupun perusahaan lain dimana usaha milik swasta maupun milik negara,
perusahaan tersebut yang menjalankan baik ditingkat pusat maupun daerah-
kegiatannya. daerah.
2. Fungsi dan Tujuan CSR
146
Volume 7 No. 2 Tahun 2020
P-ISSN 2252-5262
E-ISSN 2614-499

Program CSR merupakan program publik, meluasnya partisipasi dalam proses


sosial yang memberikan banyak kontribusi demokrasi, menguatnya keserasian
dalam penyelesaian permasalahan sosial, masyarakat dan menurunnya tingkat
seperti lowongan pekerjaan, kesehatan, kekerasan dan kejahatan.
pendidikan, ekonomi, dan lingkungan. Untuk menerapkan fungsi dan tujuan
Dalam usaha menyelesaikan permasalahan CSR tersebut, maka dibutuhkan
social, harus ada usaha yang terencana dan manajemen implementasi CSR.
melembaga yang meliputi berbagai bentuk Manajemen implementasi CSR merupakan
intervensi sosial, pelayanan sosial untuk
suatu proses yang dilakukan perusahaan
memenuhi kebutuhan manusia, mencegah untuk melaksanakan program-program
dan mengatasi masalah sosial, serta CSR dengan melibatkan masyarakat di
memperkuat institusi-institusi sosial sekitar perusahaan. Manajemen
(Suharto: 2009). Istilah sederhananya implementasi CSR perusahaan juga dapat
adalah meningkatkan kualitas hidup dilakukan dengan beberapa strategi,
manusia.
diantaranya (Hadi: 2011):
Melalui CSR, kesejahteraan dan a. Strategi Charity. Implementasi CSR
kehidupan sosial ekonomi masyarakat akan berbasis charity philantropy berarti
lebih terjamin. Kondisi ini pada gilirannya kegiatan tanggungjawab sosial bersifat
akan menjamin kelancaran seluruh proses karikatif, jangka pendek insidensial.
atau aktivitas produksi perusahaan serta Dimana masyarakat dijadikan sebagai
pemasaran hasil-hasil produksi perusahaan. objek yang harus memperoleh bantuan,
Sedangkan terjaganya kelestarian sehingga perusahaan merupakan pihak
lingkungan dan alam selain menjamin dermawan yang siap berderma setiap
kelancaran proses produksi juga menjamin saat. Contoh bantuan bencana alam,
ketersediaan pasokan bahan baku produksi bantuan sembako, bantuan hari raya,
yang diambil dari alam. bantuan masyarakat sekitar beasiswa,
Implementasi di lapangan, program- pemberian produk, dan lainnya.
program CSR tetap melibatkan pemerintah b. Strategi social activity. Strategi
dan masyarakat setempat. Keterlibatan pelaksanaan tanggungjawab sosial
pemerintah dalam hal ini sebagai regulator
dengan bantuan jasa untuk meringankan
kebijakan, sedangkan masyarakat setempat atau membantu masyarakat. Seperti
sebagai penerima manfaat dari pelaksanaan jalan sehat, pelaksanaan
penyelenggaraan CSR. Adanya kolaborasi operasi sumbing organisasi donor darah,
diantara sektor yang terkait pelaksanaan fasilitasi hari lebaran, pemberian
CSR bertujuan untuk mencapai layanan cuma-Cuma, pelatihan,
pembangungan kesejahteraan sosial. training-training, penggunaan fasilitas
Apabila CSR benar-benar dijalankan distribusi, mengorganisir relawan dalam
secara efektif, maka dapat memperkuat aktivitas sosial dan sejenisnya.
atau meningkatkan akumulasi modal sosial c. Strategi community development.
dalam rangka meningkatkan kesejahteraan Stakeholder dilibatkan pada hubungan
masyarakat. Modal sosial, termasuk recource-based partnership, dimana
elemen-elemennya memiliki pengaruh mitra diberi kesempatan menjadi bagian
yang besar terhadap pertumbuhan dari shareholder. Stakeholder
ekonomi, seperti kepercayaan, kohesifitas,
memperoleh kesempatan meningkatkan
altruisme, gotong royong, jaringan dan kesejahteraan lewat pemberdayaan yang
kolaborasi sosial. dikelola bersama lewat kegiatan
Melalui beragam mekanismenya, produktif seperti income generating,
modal sosial dapat meningkatkan rasa pemilikan saham oleh stakeholder;
tanggungjawab terhadap kepentingan intergrated farming system, community
Volume 7 No. 2 Tahun 2020
P-ISSN 2252-5262
E-ISSN 2614-499

fiber farm program, serta bentuk kabupaten/kota. Disamping itu,


kerjasama perusahaan lainnya. tanggungjawab sosial perusahaan telah
dilakukan oleh berbagai perusahaan baik
Hadirnya program-program CSR di
yang berbadan hukum maupun tidak
masyarakat berpotensi menimbulkan sikap
berbadan hukum atau perseorangan dan
ketergantungan di masyarakat. Dibutuhkan
telah memberikan manfaat, namun di
edukasi kepada masyarakat guna
daerah belum banyak diatur di dalam
mencegah terjadinya sikap ketergantungan.
peraturan daerah.
Pada dasarnya CSR bukanlah aktivitas
berdasarkan belas kasihan dari perusahaan, Adapun tanggungjawab sosial
tetapi bagian dari pendidikan kepada perusahaan (CSR) yang terdapat di
masyarakat guna menjadi masyarakat yang Indonesia telah banyak diatur dalam
berdaya dan memiliki kekuatan kumpulan undang-undang. Salah satu
(empowerment). Dalam meningkatkan aturan yang mengatur CSR terdapat di
sikap empowerment, paling dilakukan dalam Undang-Undang No. 40 Tahun 2007
pengembangan potensi sumber daya di tentang Tanggungjawab Sosial dan
masyarakat setempat. Salah satu potensi lingkungan perseroan terbatas yang
sumber daya yang dimiliki oleh diperbarui dengan dikeluarkannya PP. No.
masyarakat yaitu modal sosial. Faktor- 47 Tahun 2012. Oleh karena itu,
faktor pembentuk modal sosial berupa tanggungjawab sosial sebagaimana yang
kohesifitas, gotong royong, partisipasi, sudah diatur dalam peraturan perundang-
saling percaya, kolaborasi sosial, serta undangan wajib untuk diimplementasikan
tanggungjawab atas kepentingan publik ditingkat daerah, sehingga perlu dilakukan
(Kurniawan, dkk : 2014). Law Enforcement Dalam Penerapan CSR
Di Kota Tanjungpinang sesuai dengan
3. Aturan Umum tentang PERDA dan
kewenangan pemerintah Kota
CSR
Tanjungpinang.
Merujuk pada Pasal 4 Peraturan
Selain itu juga, terdapat Undang-
Menteri Dalam Negeri No. 1 Tahun 2014
Undang No. 11 Tahun 2009 tentang
yang menyatakan bahwa Peraturan Daerah
Kesejahteraan Sosial. Undang-undang ini
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3
diharapkan mampu menjadikan embrio
huruf a terdiri dari Perda Provinsi dan
dalam upaya usaha-usaha penjaminan
Perda Kabupaten/Kota. Perda Provinsi
kesejahteraan sosial, yang salah satu
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf
jalannya adalah melalui CSR. Sementara di
a memiliki hirarki lebih tinggi dari pada
dalam pasal 74 Undang-Undang Nomor 40
Perda Kabupaten/Kota. Perda provinsi
Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas,
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf
menyebutkan bahwa CSR merupakan salah
a memuat materi muatan untuk mengatur
satu kewajiban yang harus dilaksanakan
kewenangan provinsi dan/atau mengaur
oleh perusahaan. Melalui undang-undang
kewenangan kabupaten/kota. Perda
ini, industri atau perusahaan wajib untuk
provinsi sebagaimana dimaksud pada ayat
melaksanakannya, tetapi kewajiban ini
(3) dapat mengatur kewenangan
bukan suatu beban yang memberatkan.
kabupaten/kota apabila terdapat
Perlu diingat, pembangunan suatu negara
pengaturan yang materi muatannya terkait
bukan hanya tanggungjawab pemerintah
kabupaten/kota.
dan perusahaan saja, tetapi setiap warga
Oleh karena itu, berdasarkan pada negara berperan untuk mewujudkan
Keputusan Menteri Dalam Negeri tersebut, kesejahteraan sosial dan pengelolaan
maka Perda sangat dibutuhkan sebagai kualitas hidup masyarakat itu sendiri.
payung hukum dalam kewenangan yang
ada di daerah, baik provinsi maupun
148
Volume 7 No. 2 Tahun 2020
P-ISSN 2252-5262
E-ISSN 2614-499

Sebenarnya tanggungjawab sosial masyarakat pada umumnya (eksternal


merupakan salah satu bagian dari perusahaan). Secara konstitusi, perusahaan
corporate responsibility sehingga diminta tidak bisaa menolak terkait penyaluran
atau tidak dan ada aturan atau tidak terkait CSR, baik di internal maupun eksternal
dengan pelaksanaan CSR, pihak perusahaan yang bertujuan mencapai
perusahaan akan tetap melakukan kegiatan kesejahteraan sosial.
CSR kepada masyarakat lokal. Namun, Adanya kepedulian terhdap
pada prakteknya, program CSR yang kesejahteraan sosial, harmonisasi sosial
dilakukan oleh perusahaan masih banyak
dan lingkungan ini juga mempengaruhi
yang cenderung ditujukan untuk aktivitas dunia bisnis. Oleh sebab itu,
menghilangkan munculnya gejolak atau lahirlah konsep kepedulian perusahaan
konflik antara masyarakat dengan agara mempunyai tanggungjawab sosial.
perusahaan. Disinilah salah satu manfaat yang dapat
Penerapan kegiatan CSR di dipetik perusahaan dari kegiatan CSR
Indonesia sendiri dimulai pada awal tahun tersebut. Dalam konteks inilah aktifitas
2000, walaupun kegiatan dengan esensi CSR menjadi menu wajib bagi perusahaan,
dasar yang sama telah berjalan sejak tahun di luar kewajiban yang digariskan undang-
1970-an, dengan tingkat yang bervariasi, undang (Susanto: 2007).
mulai dari yang paling sederhana seperi Dalam rangka mendukung
donasi sampai kepada yang komprehensif, keberlanjutan program tanggungjawab
seperti integrasi ke dalam strategi sosial perusahaan di Kota Tangjungpinang,
perusahaan dalam mengoperasikan maka masyarakat sebagai bagian dari civil
usahanya. Menyadari pentingnya suatu society juga diberikan kesempatan untuk
tanggungjawab sosial (CSR), maka dalam berperan serta dalam pelaksanaan
penerapan CSR diperlukan suatu law tanggungjawab sosial dengan cara
enforcement untuk mengatur bagaimana penyampaian saran maupun penyampai
ketentuan penerapannya. informasi potensi daerah.
Terkait asas-asas hukum yang
4. Analisa Penerapan PERDA CSR
berkaitan dengan penerapan tentang
pada Pembangunan di Kota
tanggungjawab sosial perusahaan, terdapat
Tanjungpinang
di berbagai undang-undang, seperti dalam
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011, Pelaksanaan CSR tentunya belum
tentang pembentukan peraturan bisa disebut maksimal karena
perundang-undangan, Undang-Undang implementasi CSR masih sangat
Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman membutuhkan perhatian dari semua pihak,
Modal, Undang-Undang Nomor 40 Tahun dari pemerintah, perusahaan, bahkan
2007 tentang Perseroan Terbatas, Undang- masyarakat dari bawah. Adanya pola
Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang saling terlibat dan mempengaruhi di dalam
Kesejahteraan Sosial, Undang-Undang kolaborasi tersebut, maka substansinya
Nomor 22 tahun 2001 tentang Migas, pemerintah, perusahaan, dan masyarakat
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 bertanggungjawab atas aktivitas CSR.
tentang Lingkungan Hidup, Undang- Artinya CSR bukan dititikberatkan pada
Undang Nomor 13 Tahun 2011 tentang tanggungjawab perusahaan saja. Menurut
Penanganan Fakir Miskin. Luthfi (2014), perusahaan tidak mungkin
dan tidak bisa dibiarkan begitu saja
Adanya regulasi perundang- menjalankan program-program CSR tetap
undangan di atas mengindikasikan bahwa melibatkan pemerintah dan masyarakat
sasaran pelaksanaan CSR mencakup setempat.
internal perusahaan, komunitas
dilingkungan perusahaan, maupun
Volume 7 No. 2 Tahun 2020
P-ISSN 2252-5262
E-ISSN 2614-499

Dari beberapa referensi yang kecil dan menengah. Melihat potensi


terkumpul, ditemukan bahwa semua sumber daya yang ada di masyarakat,
perusahaan-perusahaan yang ada dan aktif perusahaan harus memiliki metode dalam
di Indonesia, belum semua perusahaan implementasi CSR yang bersifat mendidik
yang benar-benar menerapkan konsep CSR masyarakat bukan menjadikan
dalam kegiatan perusahaannya. Berangkat implementasi yang melemahkan potensi
dari fenomena sosial yang muncul sumber daya yang sudah ada di
ditengah-tengah masyarakat yang masyarakat.
terdampak oleh keberadaan seluruh
Sedangkan di Tanjungpinang, belum
perusahaan. Fenomena sosial pada adanya pengaturan penuh terhadap
dasarnya merupakan kondisi yang tidak perusahaan-perusahaan dalam memberikan
sesuai dengan harapan masyarakat atau CSR. Oleh karena itu, diperlukan adanya
kondisi yang tidak dikehendaki, wajar kebijakan dalam bentuk peraturan daerah
kalau kemudian mendorong adanya usaha yang mangatur tanggung jawab sosial
untuk mengubah dan memperbaiknya
perusahaan. Pada akhirnya, pelaksanaan
(Soetomo: 2010). tanggungjawab sosial perusahaan dapat
Fenomena ini memperlihatkan lebih terarah dan tepat sasaran yang
bahwa perusahaan tersebut belum berjalan disesuaikan dengan arah pembangunan
sebagaimana yang diamanatkan oleh Kota Tanjungpinang, baik pembangunan
Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 bidang sosial maupun lingkungan. Dalam
tentang Tanggungjawab Sosial dan suatu peraturan daerah haruslah
lingkungan perseroan terbatas yang mencerminkan kebutuhan masyarakat itu
diperbarui dengan dikeluarkannya PP. No. sendiri akan norma hukum yang sesuai
47 Tahun 2012 (Sinaga: 2007). Padahal dengan realitas kesadaran hukum
jika mengacu pada undang-undang yang masyarakat. Peraturan daerah juga harus
ada, keberadaan CSR melekat secara dirumuskan dengan pertimbangn-
inheren dengan manajemen perusahaan, pertimbangan yang empiri, sehingga
sehingga bidang kegiatan dalam CSR pun gagasan normatif yang disumbangkan di
masih dalam kontrol manajemen dalam peraturan daerah tersebut benar-
perusahaan (Freeman: 1984). benar didasarkan atas kenyataan yang
hidup dalam kesadaran hukum masyarakat.
Sementara di Provinsi Kepulauan
Riau sendiri, belum ada Perda yang Di sisi yang lain, dengan berdirinya
mengatur tentang tanggungjawab sosial berbagai jenis perusahaan di Kota
perusahaan ini. Sebagaimana yang Tanjungpinang telah memberikan
disampaikan oleh Panama (2018) Anggota pengaruh positif bagi pembangunan
Komisi II DPRD Provinsi Kepulauan Riau, ekonomi di daerah. Aktivitas perusahaan
Ing Iskandarsyah mengatakan bahwa: secara nyata telah membuka lapangan
pekerjaan, menyediakan produk barang
Diperlukan Perda CSR sebagai
dan jasa yang diperlukan masyarakat,
payung hukum yang mengatur
meningkatkan pembangunan ekonomi
secara terperinci bantuan
berkelanjutan, serta mewujudkan
permodalan dan penguatan
kesejahteraan masyarakat. Mengingat
kapasitas koperasi, usaha kecil, dan
kegiatan perusahaan itu sifatnya simultan,
menengah (KUKM).
maka keberadaan perusahaan yang taat
Intinya adalah bahwa pemerintah dan lingkungan akan lebih bermakna.
masyarakat membutuhkan peraturan
Namun demikian kenyataan
daerah yang mengatur tanggungjawab
menunjukkan bahwa pelaksanaan CSR
sosial perusahaan (CSR) untuk
sebagai kewajiban hukum perseroan masih
meningkatkan kegiatan koperasi, usaha
150
Volume 7 No. 2 Tahun 2020
P-ISSN 2252-5262
E-ISSN 2614-499

terkesan asal-asalan, dan belum menyentuh tidak hanya terfokus pada kesejahteraan
kepentingan masyarakat secara optimal. pegawai dan konsumennya saja, tetapi juga
Kedepannya, tanggungjawab sosial turut andil dalam kepedulian pada
perusahaan, apabila dilaksanakan dengan masyarakat dilingkungannya.
benar, akan memberikan dampak yang Tanggungjawab sosial perusahaan ini
positif bagi perusahaan, apabila dipicu dengan munculnya masalah-
dilaksanakan dengan baik, akan masalah sosial yang dialami oleh
memberikan dampak positif bagi masyarakat sekitar.
perusahaan, lingkungan, termasuk sumber
daya manusia, sumber daya alam dan
seluruh pemangku kepentingan dalam KESIMPULAN
masyarakat. Tanggungjawab sosial perusahaan
Dalam rangka pelaksanaan atau eksistensinya mempunyai peran yang
operasionalisasi tanggungjawab sosial sangat penting dan telah menjadi suatu
perusahaan, maka pemerintah daerah harus kebutuhan yang dirasakan bersama antara
mengoptimalkan potensi usaha yang dapat pemerintah, masyarakat dan dunia usaha
diajak untuk bermitra sebagai bagian sendiri berdasarkan prinsip saling
penyelenggaraan tanggungjawab sosial menguntungkan. Alasannya karena
perusahaan dan peduli pada masalah sosial tanggungjawab sosial perusahaan
yang ada di daerah Kota Tanjungpinang. memberikan implikasi positif bagi
Misalnya dengan menyediakan peta pengingkatan kesejahteraan masyarakat,
permasalahan sosial. Peta dasar meringankan beban pembiayaan
permasalahan sosial ini sangat penting pembangunan pemerintah, dan
untuk dapat digunankan sebagai acuan memperkuat investasi dunia usaha.
kedepannya. Pentingnya peraturan daerah harus
Kunci keberhasilan dalam kemitraan dilandasi oleh adanya kesadaran
tentunya adanya komitmen bersama serta perusahaan terhadap suatu kenyataan atau
kerjasama yang harmonis dan kolaborasi fakta yang ada dalam sebagian besar
yang serasi, serat koordinasi yang baik, masyarakat, yaitu perbedaan yang cukup
yang jauh dari unsur-unsur tekanan kerena menyolok antara kemakmuran dan
telah terbagun iklim saling kepercayaan kemiskinan baik pada tataran masyarakat
antar mitra yang terlibat. Dalam tataran ini, pedesaan maupun perkotaan khususnya di
perlu rujukan berupa peraturan atau wilayah Kota Tanjungpinang. Oleh karena
undang-undang yang mengatur itu, wajib atau tidak wajibnya tanggung
tanggungjawab sosial perusahaan. jawab sosial perusahaan, akan menjadi
komitmen dan kepedulian dari pelaku
Dengan mengacu pada prinsip perusahaan yang besar dan mampu untuk
kemandirian, dengan adanya Perda CSR, mengurangi kesenjangan akibat
maka pelaksanaan tanggungjawab sosial
kemiskinan yang melanda sebagian besar
perusahaan tetap diserahkan pada para masyarakat Tanjungpinang. Jadi
pelaku usaha itu sendiri, yaitu dengan tanggungjawab sosial tersebut juga
memberikan kebebasan bagi para pelaku dilandasi oleh rasa kemanusiaan. Namun
usaha untuk melaksanakan tanggungjawab demikian, tidak hanya alasan kemanusiaan,
sosial perusahaan. Sehingga pada akhirnya tetapi juga karena kesinambungan usaha
pelaksanaan CSR tetap dalam koridor atau
yang pada akhirnya tercipta keadilan sosial
sesuai arah dan tujuan kebijakan yang merata pada lapisan masyarakat Kota
pembangunan Kota Tanjungpinang. Tanjungpinang.
Tanggungjawab sosial perusahaan
merupakan bagian dari aktivitas pelayanan
yang diberikan perusahaan. Perusahaan SARAN
Volume 7 No. 2 Tahun 2020
P-ISSN 2252-5262
E-ISSN 2614-499

Tanggungjawab sosial perusahaan Faham Radikal Di Provinsi


harus dijalankan di atas suatu program Kepulauan Riau. Bintan: STAIN
dengan memerhatikan kebutuhan dan SAR
keberlanjutan program dalam jangka Rasjidi, Lili & Arif S. Hidarta. (1988).
panjang. Semangat tanggungjawab sosial Filsafat Hukum dan Refleksinya.
perusahaan diharapkan dapat mampu Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.
membantu menciptakan keseimbangan
antara perusahaan, masyarakat dan Sinaga, Chairil N., (2007). Analisa
lingkungan. Pada dasarnya tanggungjawab Sosiologi Terhadap Implementasi
sosial perusahaan ini diharapkan dapat Corporate Social Responsibility Pada
kembali menjadi budaya bagi bangsa Masyarakat Indonesia. Journal
Indonesia khususnya, dan bagi seluruh Sosioteknologi, 12 (2).
umat manusia dalam kebersamaan Soetomo. (2010). Masalah Sosial dan
mengatasi masalah sosial dan lingkungan. Upaya Pemecahannya. cet.ke-2.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
DAFTAR PUSTAKA
Solihin, Ismail. (2009). Corporate Social
Azheri, Busyra. (2012). Corporate Social Responsibility: From Charity to
Responsibility dari Voluntari Sustainability. Jakarta: Salemba
menjadi Mandatori. Jakarta: Empat
Rajawali Press.
Suharto, Edi. (2009). Membangun
Bertens, K. (2000). Etika Bisnis Menjadi Masyarakat Memberdayakan Rakyat,
Urusan Siapa. Jakarta: Pusat Kajian Strategis Pembangunan
Pengembangan Etika Universitas Kesejahteraan Sosial. cet. ke-3.
Atmajaya. Bandung: PT. Riefa Aditama.
Freeman, R.E.. (1984). Strategic Suharto, Edi. (2009). Pekerjaan Sosial di
Management: A Steakholder Dunia Industri CSR. Bandung:
Approach. Boston: Pitman. Alfabeta
Hadi, Nor. (2011). Corporate Social Susanto, A.B. (2007). Corporate Social
Responsibility. Yogyakarta: Graha Responsibility. Jakarta: The Jakarta
Ilmu. Consulting Group.
Kurniawan, Luthfi J., dkk. (2014). Negara Widjaja, Amin. (2008). Business Ethics
Kesejahteraan dan Pelayanan and Corporate Social Responsibility
Sosial. Malang: Intans Publishing (CSR). Jakarta: Harvarindo.
Lusa, Jhonatan Sofian. (2007). Mencari Widjaja, Gunawan, Yeremia Ardi Pratama.
Bentuk Ideal Tanggungjawab Sosial (2008). Seri Pemahaman Perseroan
Perusahaan. Terbatas Risiko Hukum dan Bisnis
http://jsofian.wordpress.com. Perusahaan Tanpa CSR. Jakarta:
Moeleong, Lexy J. (2007) Metodologi Forum Sahabat
Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Wiranata, I Gede AB. (2007). Kajian
Remaja Rosdakarya Hukum Penanaman Modal. Bandar
Panama, Nikolas (2018). Anggota Komisi Lampung: Universitas Lampung.
II: Kepri Butuh Perda CSR, diakses
7 Juli 2020 dari
http://kepri.antaranews.com.
Pauzi dan Khaeruddin Said. (2019).
Pemetaan Potensi Konflik Sosial dan
152

Anda mungkin juga menyukai