PT PERTAMINA EP
2012
DAFTAR ISI
Halaman
Disusun oleh:
Diperiksa oleh:
Disetujui oleh:
1. Tajak Sumur Donggi (DNG)-07. Bor formasi trayek 26" sampai 60 m. Persiapan dan masuk casing
20", K-55, 94 ppf, BTC, R3 sampai 60 m. Penyemenan Casing 20". TSK. N/U BF 21-1/4" x 2000
psi. N/U dan pressure test Annular Diverter BOP 21-1/4" x 2K.
2. Masuk pahat PDC 17-1/2” dan bor formasi lubang 17-1/2” arahkan lubang dengan KOP di 350
o
mMD pada arah Azimuth 181.37 sampai EOC di 651 mMD/ 637 mTVD dengan sudut inklinasi
o o o
30.17 , lanjut bor formasi dengan pertahankan inklinasi 30.17 pada arah tetap Azimuth 181.37
3
sampai kedalaman 800 mMD/766 mTVD (casing point 13 /8”). Short trip. Cabut rangkaian pahat
PDC 17-1/2" dan L/D. Masuk casing 13-3/8", K-55, 54.5 ppf, BTC, R3 sampai 800 mMD.
Penyemenan Casing 13-3/8”. TSK. N/D Annular Diverter 21-1/4" x 2K + BF 21-1/4" x 2000 psi.
N/U Well Head 13-5/8" x 3000 psi, Pressure test Well Head 1000 psi. N/U dan pressure test BOP
Groups 13-5/8" x 5K.
3. Masuk PDC 12-1/4" + BHA DD, jajak puncak semen, bor plug, collar dan semen sampai 5 m
diatas shoe. Pressure test casing. Bor semen, shoe dan formasi sampai 805 mMD (5 m formasi
baru). Lakukan MOT. Bor formasi lubang 12¼”, pertahankan arah dan inklinasi lubang tetap
o o
Azimuth 181.37 , inklinasi 30.17 sampai kedalaman 1766 mMD/ 1601 mTVD (yakinkan sampai
tembus Top Miocene Carbonate). Sirkulasi bersih. Short trip, cabut PDC 12-1/4” + BHA DD
sampai shoe dan masuk kembali sampai 1766 mMD. Sirkulasi bersih. Cabut PDC 12-1/4” + BHA
DD sampai permukaan. Run logging : PEX-HALS-SONIC-CAL-GR-SP. Trip PDC 12-1/4”
kondisikan lubang. Masuk casing 9-5/8”, L-80, 43.5 PPF, BTC, R-3 sampai 1766 mMD.
Penyemenan Casing 9-5/8”. TSK. N/D BOP Groups 13-5/8” x 5K. N/U CHS 11" x 5000 psi. N/U
dan pressure test BOP 13-5/8" x 5K.
4. Masuk PDC 8-1/2" + BHA DD, jajak puncak semen, bor plug, collar dan semen sampai 5 m diatas
shoe. Pressure test casing. Bor semen, shoe dan formasi sampai 1771 mMD (5 m formasi baru).
Lakukan MOT. Bor formasi lubang 8-1/2”, pertahankan arah dan inklinasi lubang tetap Azimuth
o o
181.37 , inklinasi 30.17 sampai kedalaman 1978 mMD/ 1785 mTVD (TD). Sirkulasi bersih. Short
trip, cabut PDC 8-1/2” + BHA DD sampai shoe dan masuk kembali sampai 1978 mMD. Sirkulasi
bersih. Cabut PDC 8-1/2” + BHA DD sampai permukaan. Run logging I : BHC/GR/SP/CALIPER,
run logging II : DLL-MSFL/LDL/CNL/GR/SP, run logging III : MDT/GR, run logging IV
CBL/VDL/GR.
Jabatan : Bagian/Perusahaan:
VP SCM PERTAMINA EP
VP HSE PERTAMINA EP
Manajer Subsurface PPGM PERTAMINA EP
Assisten Manajer Operasi Drilling Proyek PERTAMINA EP
Senior Drilling Engineer PERTAMINA EP
Drilling Supervisor / Company Man PERTAMINA EP
Rig Superintendent PERTAMINA Dit. Hulu
Mud Service Engineer/Representative
Cementing Service Engineer/Representative
Directional Drilling services Engineer/Representative
Wireline Service Engineer/Representative
Mud Logging Service Engineer/Representative
Well Testing Service Engineer/Representative
H2S service Engineer/Representative
Wellhead, Completion Service Engineer/Representative
RBOP Service Engineer/Representative
Tubing Running Service Engineer/Representative
Real Time Service Engineer/Representative
Liner Hanger Service Engineer/Representative
Downhole Equipment Service Engineer/Representative
KETENTUAN UMUM DRILLING PROGRAM
1. Program ini adalah merupakan panduan kerja untuk membantu dan memastikan pelaksanaan
operasional yang aman dan efisien. Drilling Supervisor / Company Man wajib membaca dan
memahami seluruh isi dari program pemboran yang ada. Apabila ada hal-hal yang kurang jelas
dapat didiskusikan dengan Drilling Engineer.
2. Acuan Kedalaman yang digunakan dalam program pemboran adalah MBLB (meter bawah lantai
bor). Kedalaman akhir adalah 1978 mMD atau ditentukan kemudian sesuai hasil evaluasi serbuk
bor batuan dasar.
3. Apabila pada waktu bor terjadi hambatan karena kerusakan peralatan yang dapat menganggu
pengangkatan cutting dan keamanan string, cabut pahat sampai sepatu Casing dan lakukan
perbaikan.
4. Pada waktu masuk Casing lakukan “Break Circulation” pada kedalaman tertentu sebelum sampai
ke titik penyemenan.
5. Lakukan Angkat Turun rangkaian setiap stand down / Kelly down sebelum melakukan koneksi dan
jika terdapat sangkutan atau drag tidak normal lakukan Extra Reaming / Angkat Turun rangkaian.
6. Lakukan drill off test tiap pemakaian Bit baru, untuk memperoleh ROP yang optimal.
7. Lakukan Slow Pump Rate pada setiap: crew change, pergantian Bit/BHA, kemajuan pemboran
400 m, setelah masuk casing/trayek baru, perubahan SG lumpur. Isi Kill Sheet, lengkapi
data/perhitungan untuk keperluan Well Control
8. Lakukan test BOP secara berkala setiap 2 minggu atau setiap memasuki trayek baru (mana waktu
yang lebih cepat) dan dilengkapi ”Berita Acara”. Lakukan secara berkala BOP Drill, Fire Safety
Drill dan H2S Drill (bila diperlukan).
9. Peralatan Solid Control harus berjalan dengan baik. Bila “Solid Control Removal” dan “Degasser”
tidak berfungsi dengan baik, dapat dilakukan stop bor dan perbaikan.
10. Pengelolaan lumpur dilaksanakan oleh Mud Engineer dan disupervisi oleh Drilling Supervisor.
Lumpur yang masuk kedalam lubang adalah Lumpur yang telah sesuai mud properties yang
diperlukan. SG Lumpur diusahakan seminimal mungkin, penambahan SG Lumpur atas
rekomendasi Mud Logger berdasarkan perhitungan “d-exponent” dan mengacu sumur korelasi.
Apabila ada perubahan SG secara mendasar dapat dilakukan, dengan terlebih dahulu
didiskusikan dengan Assisten Manajer Operasi Drilling Proyek.
11. Deskripsi serbuk bor dan batuan inti dilakukan oleh Wellsite Geologist dibantu oleh Mud Logging
Unit, serta laporan dibuat berdasarkan “Standarisasi Shell”.
12. Penyemenan dilaksanakan oleh Cementing Services dibawah pengawasan Drilling Supervisor.
13. Peralatan DST/Uji Produksi/Pengasaman dan bahan kimia pengasaman harus tersedia dan siap
pakai pada waktunya (pada waktu melakukan UKL harus mencapai rate yang stabil dan data
Reservoir yang diperoleh layak untuk syarat sertifikat DMN).
14. Ikuti SOP dan good oilfield practice pada setiap pelaksanaan kerja, utamakan keselamatan kerja
serta cegah pencemaran lingkungan.
Diharapkan dari hasil pemboran sumur DNG-7 ini dapat menghasilkan gas dari lapisan
batugamping formasi Minahaki. Diperkirakan biaya pemboran sumur DNG-7 ini mencapai US$ (Eq)
9,578,079.- dengan kedalaman akhir 1785 mTVDSS / 1978 mRKB dan 39 hari kerja operasi (28 hari
dry hole basis). Produksi akan dilakukan secara single completion dengan Qgi sebesar 7 MMSCFD.
Usulan sumur Donggi (DNG)-7 merupakan sumur pengembangan Struktur Donggi dan masih berada
pada closure yang sama dengan sumur DNG-1 dan direncanakan akan dibor secara berarah dari
lokasi cluster sumur Donggi (DNG)-1. Secara administratif sumur usulan DNG-7 ini terletak di
Kecamatan Toili Barat, Kabupaten Banggai, Propinsi Sulawesi Tengah.
Target reservoir pada pemboran sumur ini adalah batugamping Formasi Minahaki yang diperkirakan
pada sumur DNG-7 masih mempunyai karakteristik litologi yang sama dengan sumur Donggi-1.
Pemboran diperkirakan akan mencapai dalam akhir sekitar 1785 mTVDSS / 1978 mRKB.
Berdasarkan hasil pemetaan struktur bawah permukaan dari puncak Formasi Minahaki terlihat bahwa
sumur usulan Donggi-2 masih terletak pada closure yang sama dengan struktur pemboran Donggi-1
yang memiliki geometri tutupan berbentuk three way dip, berupa fault bounded structure berarah NE-
SW.
Secara umum kemungkinan puncak formasi dan litologi yang akan ditembus oleh sumur usulan
Donggi-2 dengan menggunakan TDC (time depth correlation) dari kombinasi chekshot sumur MLR-1,
ANH-1 dan velocity seismik, dari atas ke bawah adalah sebagai berikut:
Kelompok ini merupakan seri batuan hasil aktifitas collision mikro kontinen Banggai Sula yang
menunjam ke arah Barat di bawah lempeng benua.
Endapan ini berumur Pliocene - Kwarter yang terendapkan secara cepat sehingga mempunyai sortasi
yang buruk. Kelompok ini terdiri dari batuan klastik kasar antara lain batupasir konglomeratik,
konglomerat breksi dan boulder, dengan karakteristik kasar, immature, berlapis buruk, fragmen
penyusun berupa batuan ophiolite, batugamping, fragmen batulempung, batuan andesitik dan granitik.
Batuan ini kemungkinan akan ditembus oleh sumur Donggi-07 mulai dari permukaan tanah sampai
dengan kedalaman 627 m TVDSS.
Formasi (POH)
Formasi ini berumur Miocene akhir - Pleistocene yang diendapkan pada lingkungan marine. Litologi
dari formasi ini didominasi oleh batulempung karbonatan dengan sisipan batupasir. Formasi ini sangat
efektif sebagai batuan penutup reservoir gas di Struktur Donggi, Minahaki dan Matindok. Formasi ini
kemungkinan akan ditembus oleh sumur Donggi-7 mulai dari kedalaman 627 m TVDSS sampai
dengan kedalaman 1643 m TVDSS.
Formasi Minahaki
Batuan ini berumur Miosen Tengah bagian akhir dan diendapkan pada lingkungan laut dangkal.
Batugamping ini umumnya wackestone–packestone, yang dicirikan oleh warna putih–krem, umumnya
chalky, setempat kristalin, porositas umumnya baik dengan tipe porositas yang berkembang umumnya
vuggy dengan beberapa interkristalin. Batuan ini merupakan target reservoir pada pemboran sumur
Donggi-7 ini yang kemungkinan akan ditembus mulai kedalaman 1643 m TVDSS sampai dengan
kedalaman 1804 m TVDSS (TD).
Perkiraan puncak formasi didasarkan pada TDC sumur Donggi -01; TDC Anoa Hijau-01; data VSP
adalah sebagai berikut :
X : 418,157.08
Y : 9,829,793.59
Y : 9,829,176.00
LBA = 10.5 m
WH 135/8”-5K psi x 11” x 71/16”-5K psi
Bit 26”
Gel Water
SG mud : 1.03-1.05
Bit 17½”
KCL Polymer Mud
SG mud : 1.06 - 1.08
Bit 12¼”
KCL Polymer Mud
SG mud : 1.08 - 1.15
Fm. Miocen Carb. di 1766 m 95/8”, L-80, 43.5 ppf R3, BTC : 0 – 1766 mMD
Bit 8½”
KCL Polymer Mud 7”, L-80, 26.00 PPF, PremConn, R-3 + 7”, L-80, 26.00
SG mud : 1.15 PPF, PremConn, Cr-22, R3 : 1666 – 1978 mMD
TD 1978 mMD
Catatan :
Bila terjadi kick / shallow gas, angkat kelly / top drive sampai tool joint berada di atas
rotary table, hentikan pompa, buka ball valve alirkan fluida kick dan tutup Annular Packing
Diverter, dilanjutkan dengan prosedur killing well dengan jalan memompakan killing mud,
hingga kick teratasi sambil tetap membuka diverter line.
Bila saat setelah penyemenan dengan poor boy system ternyata float shoe mengalami
kebocoran maka usahakan tetap cabut rangkaian tubing ke permukaan dan lakukan
displace ulang sesuai perkiraaan besarnya volume semen yang kembali ke dalam casing,
langkah ini untuk menghindari terjadinya tubing poor boy tersemen.
Pelaksanaan :
3
1. Masuk casing 13 /8” sampai dengan shoe di ± 800 mMD (cement pocket seminimal mungkin).
a) Naikkan casing pertama yang telah dipasang float shoe dengan hati-hati, hindarkan dari
benturan yang berlebihan. Pada saat di Pipe Bridge, isikan air ke dalam casing untuk
memeriksa float shoe tidak buntu. Hal yang sama dilakukan juga pada saat menaikkan casing
yang sudah dipasang float collar.
b) Sambung casing sampai tanda segitiga, atau berikan torsi sesuai rekomendasi.
c) Setiap sambungan sampai joint ke 3, perkuat dengan baker lock.
d) Periksa kembali kondisi float valve setelah masuk 5 joint casing.
e) Lakukan pengisian casing setiap 5 joint.
f) Masuk casing dengan kelajuan konstan untuk menghindari surge pressure (± 30 sec / joint).
ada sangkutan.
Setiap perubahan ROP pada pemboran mendekati kedalaman Top Miocene Carb dilakukan
sirkulasi dan analisa cuttings untuk menentukan casing point.
Sirkulasi bersih di dasar minimal dua kali bottom up.
Lakukan survey Totco.
Pastikan Hidrolika terpenuhi dan pengangkatan cutting baik. Lakukan tandem sweeps Low-vis
yang diikuti dengan Hi-dens untuk membersihkan lubang apabila lubang dipenuhi cutting.
6. Sirkulasi bersih di dasar, sweep dengan hi vis mud.
3
7. Short trip (cabut masuk tambahan) untuk kondisikan lubang sampai sepatu casing 13 /8”.
Ream dan wash down setiap ada sangkutan (tight spot).
8. Sirkulasi bersih di dasar, sweep dengan hi vis mud.
9. Cabut rangkaian pahat PDC 12¼” ke permukaan.
Dull Grade dan ukur Gauge Pahat PDC dan stabilizer
Open hole logging : BHC-GR-SP-CAL-RES dan CBL-VDL
5 5
10. Trip lubang dan masuk casing 9 /8”. Sirkulasi bersih di dasar sebelum masuk casing 9 /8” minimal
dua kali bottom up. Lakukan tandem Sweep dengan Low vis mud dan diikuti dengan HiDens
Pelaksanaan :
5
1. Masuk casing 9 /8” sampai dengan shoe di ± 1766 mMD (cement pocket seminimal mungkin).
Naikkan casing pertama yang telah dipasang float shoe dengan hati-hati, hindarkan dari
benturan yang berlebihan. Pada saat di Pipe Bridge, isikan air ke dalam casing untuk
Kedalaman akhir trayek : ± 1978 mMD/1785 mTVD (tergantung contoh cutting dan
pelaksanaan pemboran)
Interval bor : 212 m (1766 – 1978 mMD)
Formasi : Miocene Carbonate
Drilling Hazard : Gas cut mud, loss circulation, H2S dan CO2.
5 5
BOP : 1 x 13 /8” 5K Annular, 1x Double Ram 13 /8”5K
Bit : PDC bit 8½” IADC S323, 5 blades, 19 mm cutters
: Tricone bit IADC 5.1.7. (3 x 18) - (Back Up)
BHA : 8.1/2" Bit + BS + Float Sub + 3 Spiral DC 6¼" + Stab 8½"+ 1
DC 6¼" + Stab 8.1/2" + 1 DC 6¼" + 6 HWDP 5" + Djar 5" + X/O
+ 12 HWDP 5"
Survey : Totco
Casing : open hole
Pelaksanaan :
1. Naikkan joint pertama yang telah dipasang float shoe dengan hati-hati.
2. Masuk joint pertama dengan float shoe, diikuti dengan 2 joint berikutnya dan landing collar
diatasnya.
3. Lanjut masuk sisa liner 7” dan running/setting tool diikuti drill pipe penghantar sampai kedalaman
shoe di 1978 mMD, Top of Liner di 1666 mMD (pamasangan casing 7” CR-22 disesuaikan pada
kedalaman set production packer).
4. Set liner hanger 7” sesuai prosedur.
5. Lakukan penyemenan liner 7” sesuai program.
Catatan :
Selama masuk liner dibawah pengawasan Liner Hanger Engineer (Supervisor).
Sebelum penyemenan yakinkan volume gal/stroke pompa benar (effisiensi pompa), sehingga
tidak ada terkesan over/under displace.
Gunakan defoamer pada lumpur agar tidak terjadi busa/buih yang mengganggu perhitungan
pada saat displace bubur semen.
Lakukan uji laboratorium terhadap penggunaan air lokasi yang akan digunakan pada saat
penyemenan.
Company Man dan Rig Superintendent betul-betul menyakinkan jenis plug yang diturunkan
saat penyemenan.
Periksa dan yakinkan Cementing Head bekerja dengan baik dan indikator yang menunjukan
bola/plug turun dengan baik.
6. Cabut rangkaian running/setting tool sampai permukaan dan urai setting tool.
7. TSK tergantung contoh semen di permukaan.
8. Ganti ram pipa 7” ke 5”
9. Pressure test BOP Group 13-5/8” x 5000 psi dengan 500 psi (low pressure test) stabil selama 5
menit dan 3750 psi (high pressure test) stabil selama 5 menit, dengan menggunakan tester plug
5
9 /8”. Hasil pressure test harus tercatat, terekam dan dibuatkan berita acara test BOP.
Kebutuhan
UNIT OF AFE Material)
No. Deskripsi Material Keterangan
ISSUE QTY Jumlah Satuan
1 CASING :
Av.length
JTS JTS
CSG 20", K-55, 94.0 PPF, BTC, R-3 6 6 =11 m
Av.length
JTS JTS
CSG 13.3/8", K-55, 54.5 PPF, BTC, R-3 80 80 =11 m
Av.length
JTS JTS
CSG 9.5/8", L-80, 43.5 PPF, BTC, R-3 177 177 =11 m
Av.length
JTS 18 18 JTS
CSG 7", L-80, 26.00 PPF, PREM CON, R-3, CR22 =11 m
Av.length
JTS 28 28 JTS
CSG 7", L-80, 26.00 PPF, VAM CON, R-3 =11 m
2 CASING ACCESSORIS
Kebutuhan
UNIT OF AFE Material)
No. Deskripsi Material Keterangan
ISSUE QTY Jumlah Satuan
3 TUBING
3½" TUBING, L-80, 9.2 PPF, PREM CONN, R2 , 22Cr METER 1,857 1,857 METER
TUBING 2-7/8", J55-6.5 PPF FOR SURFACE LINE CEMENTING JTS 21 21 JTS
TUBING 2-3/8", J55-4.7 PPF FOR CEMENTING 30" STOVE
PIPE JTS 11 11 JTS
PUP JOINT 3-1/2" L-80, 9.30 PPF PREM CONN - 2 FT PCS 5 5 PCS
PUP JOINT 3-1/2" L-80, 9.30 PPF PREM CONN - 4 FT PCS 4 4 PCS
PUP JOINT 3-1/2" L-80, 9.30 PPF PREM CONN - 6 FT PCS 4 4 PCS
PUP JOINT 3-1/2" L-80, 9.30 PPF PREM CONN - 8 FT PCS 2 2 PCS
PUP JOINT 3-1/2" L-80, 9.30 PPF PREM CONN - 10 FT PCS 1 1 PCS
PUP JOINT 3-1/2" L-80, 9.30 PPF PREM CONN - 12 FT PCS 1 1 PCS
7.
BITS, REAMERS AND CORE HEADS
26" BIT - 111 VAREL (290/EP1000/2006-S0) PCS 1 1 PCS
17.1/2" PDC BIT - VERY SOFT TO MEDIUM 1 1
PCS PCS
12.1/4" PDC BIT - SOFT TO MEDIUM 1 1
PCS PCS
8.1/2" BIT - 537 1 1
PCS PCS
8.1/2" - PDC BIT - SOFT TO MEDIUM HARD 1 1
PCS PCS
Kebutuhan
UNIT OF AFE Material)
No. Deskripsi Material Keterangan
ISSUE QTY Jumlah Satuan
8
COMPLETION FLUID MATERIAL
DIESEL FUEL FOR RIG OPERATION (8000 LTR / DAYS) LTR 269,840 269,840 LTR