Anda di halaman 1dari 10

Survei Penggunaan Handphone SAMSUNG Di Kalangan Masyarakat

PENDAHULUAN
Latar Belakang

Handphone (HP) adalah alat komunikasi media elektronik yang manfaatnya sama dengan telepon
konvensional akan tetapi mudah dibawa kemana-mana, mudah penggunannya serta didalamnya terdapat
fitur-fitur yang sangat canggih untuk berkomunikasi. Handphone tidak hanya digunakan untuk menelpon
saja, handphone juga mempunyai manfaat lainnya seperti pengiriman dan penerimaan pesan singkat
(SMS). Di beberapa negara penyedia jasa telepon genggam menyediakan layanan generasi ketiga (3G)
yang menambahkan jasa videophone ,alat pembayaran serta televisi online di telepon genggam tersebut.
Perkembangan tekhnologi handphone dari sejak pertama keluar hingga sekarang sangatlah pesat
sehingga membuat perusahaan-perusahaan pembuat handphone haruslah bersaing ketat dan
mengeluarkan produk-produk terbarunya yang dapat menarik para konsumen untuk membeli produk
mereka.
Banyak merek-merek handphone yang beredar dipasaran seperti Samsung, Sony, Lenovo, Huawei,
Apple, Asus, Oppo, Nokia, Blackberry, Advan dan masih banyak yang lainnya yang menjadikan
persaingan di pasaran semakin ketat. Banyak sekali vendor handphone yang mengeluarkan banyak jenis
smartphone dalam satu tahun yang membuat bingung konsumennya karena banyak pilihan.

Samsung merupakan salah satu perusahaan yang terbesar didunia. Dengan kualitas produk yang
sangat terpercaya sebagai produk paling diminati masyarakat dari segi kualiatas produk, desain produk,
harga hingga citra mereknya sehingga dikenal luas oleh masyarakat Indonesia. Saat ini Samsung
merupakan salah satu produk smartphone yang terlaris didunia salah satunya Indonesia. Indonesia
menjadikan produk Samsung sebagai produk yang terlaris dan banyak diminati oleh konsumen di
berbagai kalangan.

Produk handphone Samsung terus berinovasi dalam menciptakan produk-produknya yang canggih
dan modern untuk memenuhi kebutuhan konsumennya. Samsung terus menciptakan produk baru yang
disertai spesifikasi dan juga fitur-fitur terbarunya yang lebih canggih dan lengkap. Produk handphone ini
sangat diminati banyak masyarakat Indonesia dari kalangan bawah, menengah hingga kalangan atas
karena produk ini mempunyai harga cukup terjangkau.
Sebuah data statistik dirilis oleh ABI Research untuk menggambarkan pangsa pasar pengguna ponsel dunia.
Informasi penelitian ini berdasarkan jumlah unit ponsel yantg dikapalkan kepada seluruh kanal retail, bukan
berdasarkan duta penjualan langsung ke konsumen. Berikut ini adalah hasil statistik data penjualan pda kuartal
kedu tahun 2013:

Data Penjualan Handphone Di Dunia

2013 Q2 Handset Shipment Market Share by OEM

Samsung 27.3%
Nokia 14.6%
Apple 7.5%
LG 3.9%
ZTE 3.6%
Huawei 3.1%
TCL(Alcatel) 2.9%
Lenovo 2.7%
Coolpad (yuloong) 2.5%
Sony Mobile 2.3%
Blackberry 1.6%
HTC 1.6%
Xiaomi 0.9%
Motorola 0.8%
Other 24.7%

Dari tabel diatas bias dilihat Samsung jadi penguasa pengiriman ponsel dan smartphone di dunia.
Mereka menguasai 27% yang diperkirakan mencapai sekitar 114 juta unit samsung itu sendiri menjadi
penguasa ponsel dan smartphone selama enam kuartal berturut-turut menyingkirkan Nokia yang kini
berada di posisi kedua dengan pangsa pasar sekitar 14.6% (sekitar 61 juta unit) disusul HTC, Xiaomi,
dan Motorola. Satu lagi hal menarik yang bisa disimpulkan dari data diatas adanya lima manufaktur
yang berasal dari china,yaitu ZTE, Huawei, Lenovo, Yulong dan Xiaomi. Hal ini menunjukkan potensi
dari para manufaktur asal negeri tirai bambu tersebut mereka mampu menghadirkan ancaman melalui
berbagai produk smartphone yang harganya lebih murah.

Masalah,Tujuan Dan Manfaat


Fenomena ini berangkat dari fenomena bagaimana sebenarnya peta persaingan bisnis dan juga pengaruh
kenaikan dollar dari perusahaan Samsung. Secara lebih spesifik masalah penelitian ini mengenai
bagaimana perkembangan dan hambatan yang dialami HP Samsung terutama di Indonesia. Subjek utama
dari penelitian ini adalah mahasiswa.
Tujuan penelitian ini pertama untuk mengetahui karakteristik mahasiswa yang pernah membeli
handphone Samsung Galaxy Series. Kedua untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi
mahasiswa dalam keputusannya untuk menggunakan produk Samsung Galaxy Series.
Hasil penelitian ini diharapkan:

1. Dapat memperkaya wawasan keilmuan mahasiswa dalam bidang perilaku konsumen,


khususnya yang berkaitan dengan sikap konsumen pada umumnya;
2. Dapat dimanfaatkan untuk dijadikan bahan referensi alternatif dalam upaya mengembangkan
dan merumuskan strategi pemasaran yang sesuai dengan dinamika perubahan sikap
konsumen.

PEMBAHASAN
Kerangka Teoritis

Penelitian tentang perilaku konsumen sebagian besar ditujukan untuk mengungkapkan faktor-
faktor apa saja yang paling dominan mempengaruhi perilaku membeli (consumer’s purchase). Sulit dan
cenderung tidak jelas, namun demikian upaya untuk mengungkapkannya menjadi jelas, terus dilakukan
oleh para pakar melalui beberapa penelitian. Banyak pendapat memang, dan satu diantaranya seperti
yang dikembangkan oleh Kotler (2005) yang mengelompokkan factor-faktor itu kedalam: factor social,
budaya, personal, dan psikologis. Kemudian khusus factor psikologis, diderivasikan lebih spesifik
menjadi factor motivasi, persepsi, belajar, kepercayaan dan sikap (attitude).
Sikap merupakan kajian yang sangat krusial karena sikap berperan sangat penting dalam setiap
aspek dalam kehidupan social, termasuk dalam keputusan konsumen untuk membeli sesuatu. Pertama,
sikap pada dasarnya mempunyai pengaruh yang sangat kuat dalam hubungan konsumen dengan barang
yang dibelinya. Sebagai contoh, sikap yang positif terhadap sesuatu barang membuat konsumen senang
untuk mengkonsumsinya. Menurut Jacoby & Chestnut dalam (Giese & Cote, 2002), variable sikap juga
dapat dijadikan sebagai indicator awal untuk mendeteksi adanya loyalitas merek tunggal yang
sesungguhnya (true focal brand loyalty). Artinya, struktur sikap (afektif), yaitu tingkat kesukaan
konsumen, seharusnya lebih tinggi daripada merek saingan, sehingga ada preferensi afektif yang jelas
pada merek fokal. Sebaliknya sikap yang negatif membuat konsumen cenderung menolak, menghindari,
bahkan mungkin merendahkan terhadap barang tersebut. Dalam kaitan dengan sikap, ahli lain bahkan
menegaskan bahwa loyalitas konsumen ditunjukkan oleh kondisi konsumen yang memiliki sikap positif
terhadap sebuah produk/merek, memiliki komitmen pada merek tersebut, dan bermaksud meneruskan
pembeliannya di masa mendatang (Mowen & Minor, 2002) .
Kedua, sikap mempengaruhi banyak keputusan-keputusan penting konsumen, mulai dari
memilih, menentukan, menawar dan memutuskan untuk membeli sesuatu barang. Dalam hal yang
berkaitan dengan sikap terhadap produk, pertama konsumen akan membentuk keyakinan, kemudian
menetapkan suka atau tidak suka, dan akhirnya memutuskan apakah mereka ingin membeli produk
tersebut. Dalam kaitan ini, Oliver dalam Peter & Olson (2010) menghubungkan sikap dengan kepuasan
konsumen. Menurutnya keinginan pra-pembelian merupakan fungsi dari sikap pra-pembelian yang pada
gilirannya merupakan fungsi dari ekspektasi pra-pembelian. Setelah produk dibeli/dikonsumsi, jika
sesuai atau sesuai secara positip akan menimbulkan kepuasan, dan sebaliknya ketidakpuasan akan
muncul bila terjadi ketidaksesuaian secara negatif. Sikap dan kecenderungan pasca pembelian
selanjutnya akan dipengaruhi oleh derajat kepuasan/ketidakpuasan seperti halnya dengan kognisi pada
tahap pra-pembelian.

Ketiga, sikap menentukan posisi konsumen ketika dihadapkan dengan isu-isu yang krusial
tentang sesuatu barang. Ada tiga komponen sikap yaitu: (1) afektif, yang didalamnya termasuk perasaan
suka tidak suka terhadap suatu objek atau orang; (2) kognitif, termasuk keyakinan tentang objek atau
orang tersebut; dan (3) perilaku, yaitu kecenderungan untuk bereaksi tertentu terhadap objek atau orang
tersebut. Singkatnya, sikap adalah perasaan konsumen (positif dan negatif) atas suatu barang setelah dia
mengevaluasi barang tersebut. Semakin banyak objek yang dievaluasi akan semakin banyak sikap yang
terbentuk. Sikap memiliki beberapa fungsi, yaitu fungsi penyesuaian, ego defensive, ekspresi nilai, dan
pengetahuan.
Dalam model ini, sikap merupakan individual component yang menunjukkan perasaan negative
atau positif seseorang dalam berperilaku/bertindak. Sikap merupakan fungsi dari kepercayaan (belief)
dan evaluasi (evaluation) terhadap sebuah obyek/produk. Kemudian konstruk norma subyektif
merupakan social pressure yang dapat mempengaruhi persepsi untuk berbuat dan tidak berbuat.
Sedangkan konstruk control perilaku merupakan gabungan antara variable control beliefs (ide-ide yang
dapat mengendalikan perilaku individu) dan belief power (informasi, peluang atau kendala-kendala yang
dapat mempengaruhi kepercayaan individu). Model atau teori ini lebih menekankan pada proses kognitif
serta menganggap bahwa manusia adalah makhluk dengan daya nalar dalam memutuskan perilaku apa
yang akan diambilnya, yang secara sistematis memanfaatkan informasi yang tersedia di sekitarnya.
Pendekatan sikap lainnya seperti yang diajukan oleh Fishbein, atau dikenal dengan Fishbein
Multi-Attribute Model. Menurut pendekatan ini, sikap terhadap perilaku pembelian (attitude toward the
behavior) ditentukan oleh kombinasi (summing up) antara keyakinan (belief) bahwa sebuah merek
memiliki atribut tertentu dan hasil evaluasi (evaluation) konsumen terhadap atribut tersebut. Secara lebih
teknis, Santoso (2000) menegaskan bahwa yang dimaksud dengan sikap adalah sikap konsumen
terhadap sebuah barang/produk yang dikenali lewat atribut-atribut yang melekat pada barang/produk
tersebut. Komponen belief atau kognitif adalah pengetahuan dan persepsi yang diperoleh melalui
kombinasi dari pengalaman langsung dengan merek tertentu dan informasi terkait yang didapat dari
berbagai sumber. Komponen ini sering kali dikenal sebagai keyakinan atau kepercayaan sehingga
konsumen yakin bahwa suatu merek memiliki atributatribut tertentu dan perilaku tertentu akan menjurus
ke akibat atau hasil tertentu. Dengan kata lain, kognitif adalah sejumlah atribut yang melekat atau yang
relevan pada suatu merek yang dapat menentukan sikap konsumen. Hasil dari belief ini adalah
pandangan positif/negative terhadap atribut sebuah merek wafer.
Sedangkan komponen evaluation atau afektif ialah emosi atau perasaan terhadap suatu merek
wafer. Emosi dan perasaan terutama mempunyai hakikat evaluatif, yaitu apakah konsumen suka atau
tidak terhadap merek wafert tertentu. Dengan kata lain, evaluation adalah penilaian sikap konsumen
terhadap kinerja atribut – atribut yang melekat pada merek wafert tertentu. Hasil dari komponen
evaluative ini adalah apakah atribut wafert tertentu penting/tidak penting bagi konsumen.

Selanjutnya Hawkin & Mothersbaugh (2010) menegaskan bahwa sikap merupakan motivasi,
emosi, persepsi dan proses kognitif yang terorganisasikan secara terus-menerus yang berkaitan dengan
beberapa aspek lingkungan sekitar. Sikap terbentuk karena pengalaman langsung dengan produk
tertentu, informasi, atau iklan (learned predisposition) yang mengarahkan respon seseorang terhadap
objek tertentu apakah “positif/menyenangkan” atau “negative/tidak menyenangkan”. Dalam kontek
produk, maka sikap adalah cara berfikir, perasaan, dan tindakan sesorang terhadap sebuah produk.
Menurutnya kembali, sikap terbentuk atas tiga komponen, yaitu cognitive (keyakinan), affective
(perasaan, emosi), dan behavioral (kecenderungan respon). Sedikit berbeda, Schiffman, Kanuk &
Hansen (2012) membagi komponen sikap ke dalam: cognitive, affective dan conative.

Analisis Data
1. Studi Pustaka
Studi Kepustakaan yaitu mempelajari buku-buku literature dan bacaan-bacaan lain yang dapat membantu
dalam pemecahan masalah.
2. Analisis Persentase
Analisis Persentase untuk mengetahui identitas responden.
Hasil dan Diskusi
 Profil Responden

Karakteristik Responden yaitu identitas mahasiswa meliputi jenis kelamin, usia, uang saku dan
penggunaan.

1. Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%)

Laki-Laki 60 60.0

Perempuan 40 40.0

Jumlah 100 100.0

Berdasarkan tabel diatas bisa dilihat bahwa lebih banyak responden adalah laki-laki yaitu
sebanyak 60 orang (60 %) dan sisanya sebanyak 40 orang (40 %) adalah perempuan. Hal ini
menunjukkan bahwa laki-laki merupakan mayoritas responden.

2. Usia

Usia Frekuensi Persentase (%)


< 20 Tahun 18 18.0
20-23 Tahun 81 81.0
> 23 Tahun 1 1.0
Jumlah 100 100
Berdasarkan Tabel diatas dapat dilihat bahwa lebih banyak responden berusia dibawah 20 tahun
yaitu sebanyak 81 orang (81.0%), dan usia diatas 23 tahun sebanyak 1 orang (1.0%). Mayoritas
responden berusia 23-25 tahun.

3. Uang saku bulanan

Deskripsi Karakteristik responden berdasarkan Uang saku bulanan pada tabel dibawah ini

Uang Saku Perbulan Frekuensi Persentase (%)


Lebih dari Rp 2.000.000 50 50.0
Rp 1.000.000-Rp 1.999.000 41 41.0
Rp 500.000-Rp 999.000 9 9.0
Kurang dari Rp 499.000 0 0.0
Jumlah 100 100

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa uang saku bulanan Rp 250.000 - Rp 500.000 sebanyak
28 responden (28.0%), uang saku bulanan Rp 500.000 – Rp 750.000 sebanyak 31 responden (31.0%),
uang saku bulanan Rp 750.000 – Rp 1.000.000 sebanyak 12 responden (12.0%), uang saku bulanan > Rp
1.000.000 sebanyak 21 responden (21.0%).

4. Lama Penggunaan

Deskripsi karakteristik responden berdasarkan Lama penggunaan disajikan pada tabel dibawah ini

Lama Penggunaan Frekuensi Persentase (%)

< 3 Tahun 11 11.0


3.4 Tahun 81 81.0
> 23 Tahun 8 8.0
Jumlah 100 100

Berdasarkan Tabel diatas dapat dilihat bahwa lama penggunaan handphone smartphone Samsung
< 3 tahun sebanyak 11 responden (11.0%), 3 – 4 Tahun sebanyak 81 responden (81.0%), dan > 4
tahunsebanyak 8 responden (8.0%). Jadi mayoritas responden dalam menggunakan semala 3-4 Tahun.
Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang dilakukan guna mengetahui faktor-faktor
pengambilan keputusan pembelian handphone Samsung galaxy series pada Mahasiswa Universitas
Muhammadiyah Sumatera Utara diperoleh hasil sebagai berikut:
Dari hasil analisis identitas responden diketahui bahwa sebagian besar responden adalah laki-laki
yaitu sebanyak 60 orang (60.0%) dengan mayoritas rentang usia 20-23 Tahun yaitu sebanyak 81 orang
(81.0%) mayoritas uang saku responden Rp 1.000.000-Rp 1.999.000 sebanyak 41 atau (41%) dan
mayoritas pemakaian selama 3-4 Tahun.

PENUTUP
Kesimpulan dan Rekomendasi
1. Karakteristik responden diketahui bahwa sebagian besar responden adalah laki-laki yaitu
sebanyak 60 orang (60.0%) dengan mayoritas rentang usia 20-23 Tahun yaitu sebanyak 81 orang
(81.0%) mayoritas uang saku responden Rp 1.000.000-Rp 1.999.000 sebanyak 41 atau (41%) dan
mayoritas pemakaian selama 3-4 Tahun.

2. Semakin banyaknya persaingan bisnis yang harus dihadapi Samsung. Seperti hadirnya berbagai
saingan baru berupa produk yang menghadirkan fitur yang sama bahkan lebih canggih dan
memiliki harga miring-pun, tidak memungkiri bahwa Samsung tetap menjadi produsen Hand
phone yang paling banyak menawarkan produknya ke berbagai belahan dunia. Seperti sebuah
data statistik yang disusun oleh ABI Research untuk menggambarkan pansa pasar pengguna
ponsel dunia. Dari sini diketahui bahwa Samsung unggul 27.3% dari merek dagang Handphone
lainnya.

3. Penelitian ini akan lebih bermakna dan implementatif untuk pengambilan keputusan secara
praktis apabila dilanjutkan dengan penelitian-penelitian berikutnya dengan menggunakan kaidah-
kaidah teoritis dan metodologis yang lebih memadai.
DAFTAR PUSTAKA

Kotler, Philip & Amstrong G,2008. Prinsip-Prinsip pemasaran. Jilid 1. Edisi 12. Jakarta: Erlangga.
Sugiyono, 2003, Metode Penelitian Bisnis. Yogyakarta: Graha Ilmu
Widayat dan Amirullah . 2002. Riset bisnis. Yogyakarta : Graha Ilmu
Arikunto,Suharsimi. 2002. Prosedur penelitian. Jakarta : Rineka Cipta

Anda mungkin juga menyukai