3.1. Pendahuluan
3.1.1. Latar Belakang
1
Peta kerja adalah suatu alat yang menggambarkan kegiatan kerja secara
sistematis dan jelas. Lewat peta-peta ini kita bisa melihat semua langkah atau
kejadian yang dialami oleh suatu benda kerja dari mulai masuk ke pabrik
(berbentuk bahan baku), kemudian menggambarkan semua langkah yang
dialaminya, seperti: transportasi, operasi mesin, pemeriksaan dan perakitan,
sampai akhirnya menjadi produk jadi, baik produk lengkap atau merupakan
bagian dari suatu produk lengkap (Hadiguna, 2008).
1
Maryana dan Sri Meutia.2015.Perbaikan Metode Kerja Pada Bagian Produksi Dengan
Menggunakan Man And Machine Chart.Jurnal Teknovasi.Vol 02 (02).hal 16-17. ISSN 2355-7010.
2
Ita.Cut Erliana,ST,MT.2015.Analisa & Pengukuran kerja;Aceh.Fakultas Teknik Universitas
Malikussaleh Jurusan Teknik Industri.
III-1
III-2
suatu benda kerja mulai masuk ke pabrik (berbentuk bahan baku) kemudian
menggambarkan semua langkah yang dialaminya, seperti transfortasi, operasi,
pemeriksaan dan perakitan sampai akhirnya menjadi produk jadi,baik produk
lengkap atau bagian dari produk lengkap.
3
Assembly process chart merupakan diagram yang menginformasikan
perakitan komponen yang akan dibuat menjadi produk. Assembly process chart
berguna untuk menunjukkan komponen penyusun produk serta memperbaiki
metode kerja termasuk postur kerja.
4
Peta proses operasi atau yang disebut dengan Operation Process Chart
(OPC) adalah peta yang menggambarkan urutan operasi yang dilalui suatu
produk. Peta proses operasi memperluas peta rakitan dengan menambahkan setiap
operasi kedalam gambaran grafis pola aliran pertama yang telah
dikembangkan..Tujuan dari Peta proses operasi adalah untuk menggambarkan
bagaimana perusahaan mengatur semua aliran produksi secara bertahap dan setiap
tahapan tidak akan terlewatkan. Informasi yang dibutuhkan dalam peta proses
operasi adalah waktu proses, material yang diproses dan mesin. Manfaat yang dari
peta operasi proses adalah mengurangi keterlambatan operator dalam
mengoperasikan mesinnya karena waktu yang dibutuhkan untuk mengerjakan
semua proses sudah disesuaikan dengan keadaan dan kondisi operator.
Elemen-elemen langkah pada peta operasi terdiri dari operasi, inspeksi,
menunggu, menyimpan, aktivitas ganda dan transportasi. Dalam tahun 1947,
American Siciety of Mechanical Engineers (ASME) membuat lambang standar
lambang-lambang yang terdiri dari 6 (enam) yaitu :
Tabel 3.1. Tabel Simbol American Sicienty Of Mechanical Engineers (ASME)
3
Siswiyanti , dkk.2018.Penerpan Ergonomic Pada Perancangan Mesin Pewarna Batik Untuk
Memperbaiki Postur Kerja, Jurnal Optimasi sistem Industri.Vol 17(01).hal 79. ISSN 2088-4842
4
Fadli Islaha, achmad., Atika sidhi cahyana, Upaya Peningkatan produktivitas Dengan
Meminimasi Waste Menggunakan From To Chart (FTC).Vol 01(02).hal 108-109. ISSN 2088-
4842.
III-3
1. Baja ASTM
Baja adalah logam paduan dengan besi sebagai unsur dasar dan karbon
sebagai unsur paduan utamanya. Kandungan karbon dalam baja berkisar antara
0,2% hingga 2,1% berat sesuai tingkatannya. Fungsi karbon dalam baja adalah
sebagai unsur pengeras dengan mencegah dislokasi bergeser pada kisi kristal
(crystal lattice) atom besi. Unsur paduan lain yang biasa ditambahkan selain
karbon adalah mangan (manganese), krom (chromium), vanadium, dan tungsten
(Tarkono dkk., 2012).
ASTM (American Standard for Testing and Material), suatu lembaga di
Amerika Serikat yang menguji contoh bahan dan hasil secara luas diakui sebagai
hasil analisis yang baku. Baja ASTM A36 merupakan baja dengan kandungan
unsur karbon dalam struktur baja kurang dari 0,3% C. Baja karbon ASTM A36
memiliki ketangguhan dan keuletan tinggi akan tetapi memiliki sifat kekerasan
dan ketahanan aus yang rendah jenis ini sangat rekatif dan mudah sekali untuk
berubah kembali ke bentuk betuk besi oksida (berkarat) jika terkontaminasi air,
oksigen dan ion. Baja karbon ASTM A36 mempuyai sifat mampu las yang
dipengaruhi olek kekuatan takik dan kepekaan terhadap retak las
2. Baja ST-37
Baja St 37 adalah baja karbon sedang yang setara dengan AISI 1045, dengan
komposisi kimia Karbon : 0.5 %, Mangan : 0.8 %, Silikon : 0.3 % ditambah
unsure lainnya.Dengan kekerasan 170 HB dan kekuatan tarik 650 - 800 N/mm2.
Secara umum baja St 37 dapat digunakan langsung tanpa mengalami perlakuan
panas, kecuali jika diperlukan pemakaian khusus.
III-8
3.2.2.2.Mesin
1. Mesin Bubut
Mesin Bubut merupakan mesin yang digunakan untuk menyayat benda kerja
berbentuk silinder pejal dengan arah gerak yang rotasional.
2. Mesin Milling
Mesin milling atau yang sering disebut juga mesin frais merupakan mesin
yang sering digunakan dalam membuat sebuah bidang datar yang dapat menjadi
penambahan nilai pada suatu produk dengan menggunakan 3 arah sumbu X,Y,
dan Z.
3. Mesin Drilling
Proses drilling atau sering disebut dengan proses drill merupakan proses
pemesinan yang paling sederhana di antara proses pemesinan yang lain. Biasanya
di bengkel atau workshop proses ini dinamakan proses bor, walaupun istilah ini
sebenarnya kurang tepat. Proses drill dimaksudkan sebagai proses pembuatan
lubang bulat dengan menggunakan mata bor (twist drill) Sedangkan proses bor
(boring) adalah proses meluaskan/ memperbesar lubang yang bisa dilakukan
dengan batang bor (boring bar). Mesin drilling digunakan untuk pembuatan
lubang bulat. Pembuatan lubang dengan bor spiral di dalam benda kerja yang
pejal merupakan suatu proses pengikisan dengan daya penyerpihan yang besar.
4. Mesin Gerinda
5. Mesin Sekrap
Mesin sekrap adalah mesin perkakas yang memiliki gerak utama lurus bolak-
balik secara vertikal maupun horizontal. Mesin ini digunakan untuk mengerjakan
bidang-bidang yang rata, cekung, cembung, beralur, dan lain-lain. Baik pada
posisi mendatar, tegak ataupun miring.
7. Mesin Cutting
3. Buat lembar kerja baru lalu sesuikan ukuran kertas dan marginnya.
4. Selanjutnya pada baris paling atas dinyatakan kepalanya “ Assembly Process
Chart” yang diikut oleh identifikasi lain, seperti: nama objek, nama pembuat
peta, tanggal dipetakan.
5. Material yang akan diproses diletakkan di atas garis horizontal, yang
menunjukkan bahwa material tersebut masuk ke dalam proses.
6. Lambang-lambang ditempatkan dalam arah vertikal, yang menunjukkan
terjadinya perubahan proses dan perpindahan tempat.
7. Penomoran terhadap suatu kegiatan operasi diberikan secara berurutan sesuai
dengan urutan operasi yang dibutuhkan untuk pembuatan produk tersebut atau
sesuai dengan proses yang terjadi.
8. Penomoran terhadap suatu kegiatan pemeriksaan diberikan secara tersendiri
dan prinsipnya sama dengan penomoran untuk kegiatan operasi.
III-12
Hasil gambar dari Assembly Process Chart dapat dilihat pada gambar
dibawah ini :
3. Buat lembar kerja baru lalu sesuikan ukuran kertas dan marginnya.
Tabel 3.6. Tabel Tahapan Operation Process Chart (OPC) Part Papan
Penjepit (Baja ASTM) (Lanjutan)
Waktu
No. Simbol Mesin yang digunakan Keterangan
( Detik)
Diukur dan dipotong
2. 360 MesinCcutting berdasarkan ukuran yang
ditentukan.
Dibuat lubang pada sisi
3. 120 Mesin Drilling.
kiri.
Dibuat lubang pada sisi
4. 120 Mesin Drilling.
kanan.
Dihaluskan papam
5. 120 Mesin Gerinda.
penjepit.
Disimpan Papan penjepit
6. - - pada tempat
penyimpanan.
Sumber : Pengolahan Data
Tabel 3.7. Tabel Tahapan Operation Process Chart (OPC) Part Badan Ragum
(Baja ASTM) (Lanjutan)
Waktu
No. Simbol Mesin yang digunakan Keterangan
( Detik)
Dibuat lubang pada sisi
9. 150 Mesin Milling
kanan atas.
Dibuat lubang pada sisi
10. 150 Mesin Milling
kiri bawah
Dibuat lubang pada sisi
11. 150 Mesin Milling
kanan bawah
Dibuat lubang pada sisi
12. 120 Mesin Drilling kiri atas yang telah
disekrap
Dibuat lubang pada sisi
13. 120 Mesin Drilling kanan atas yang telah
disekrap
Dibuat lubang pada sisi
14. 120 Mesin Drilling kiri bawah yang telah
disekrap
Dibuat lubang pada sisi
15. 120 Mesin Drilling kanan bawah atas yang
telah disekrap
Dihaluskan badan ragum
16. 120 Mesin Gerinda. dengan menggunakan
mesin gerinda.
Disimpan badan Ragum
17. - - pada tempat
penyimpanan.
Tabel 3.9. Tabel Tahapan Operation Process Chart (OPC) Part Ulir (Baja ST-
37) (Lanjutan)
No. Simbol Waktu Mesin yang Keterangan
( Detik) Digunakan
2. 360 Mesin Cutting Diukur dan dipotong
menggunakan mesin
cutting berdasarkan
ukuran yang ditentukan.
3. 210 Mesin Bubut 1 Dikurangi dimensi bagian
depan baja dengan
menggunakan mesin
bubut 1.
4. 210 Mesin Bubut 2 Dikurangi dimensi bagian
depan baja dengan
menggunakan mesin
bubut 2.
5. 210 Mesin Bubut 1 Dikurangi dimensi bagian
tengah baja dengan
menggunakan mesin
bubut.
6. 210 Mesin Bubut 1 Dikurangi dimensi bagian
belakang baja dengan
menggunakan mesin
bubut 1.
7. 210 Mesin Bubut 2 Dikurangi dimensi bagian
belakang baja dengan
menggunakan mesin
bubut 2.
8. 250 Mesin Drilling Dibuat lubang pada kepla
ulir dengan menggunakan
mesin drilling
9. 100 Mesin Bubut 1 Dibuat ulir luar
menggunakan mesin
bubut 1.
10. 100 Mesin Bubut 2 Dibuat ulir luar
menggunakan mesin
bubut 2.
11. 100 Mesin Bubut 3 Dibuat ulir luar
menggunakan mesin
bubut 3.
12. 120 Mesin Gerinda Dihaluskan ulir dengan
menggunakan mesin
gerinda.
13. - - Disimpan ulir pada
tempat penyimpanan.
Sumber : Pengolahan Data
III-21
Tabel 3.11. Tabel Tahapan Operation Process Chart (OPC) Part Tutup
Pemutar (Baja ASTM)
No. Simbol Waktu Mesin yang Keterangan
( Detik) Digunakan
Disimpan Baja ASTM
1. - - pada tempat
penyimpanan.
Diukur dan dipotong
menggunakan mesin
2. 360 Mesin Cutting
cutting berdasarkan
ukuran yang ditentukan.
Dikurangi dimensi
permukaan baja dengan
3. 120 Mesin Bubut
menggunakan mesin
bubut.
Dilubangin pada bagian
4. 250 Mesin Drilling tengah menggunakan
mesin drilling
Dihaluskan ulir dengan
5. 120 Mesin Gerinda menggunakan mesin
gerinda.
Disimpan tutup pemutar
6. - - pada tempat
penyimpanan.
Sumber : Pengolahan Data
Berikut Hasil Operation Process Chart produk ragum dapat dilihat pada
gambar dibawah ini :
3.4.2. Saran
Saran yang dapat diberikan untuk praktikum ini adalah: