Anda di halaman 1dari 26

BAB III

ASSEMBLY PROCESS CHART DAN OPERATION PROCESS


CHART

3.1. Pendahuluan
3.1.1. Latar Belakang
1
Peta kerja adalah suatu alat yang menggambarkan kegiatan kerja secara
sistematis dan jelas. Lewat peta-peta ini kita bisa melihat semua langkah atau
kejadian yang dialami oleh suatu benda kerja dari mulai masuk ke pabrik
(berbentuk bahan baku), kemudian menggambarkan semua langkah yang
dialaminya, seperti: transportasi, operasi mesin, pemeriksaan dan perakitan,
sampai akhirnya menjadi produk jadi, baik produk lengkap atau merupakan
bagian dari suatu produk lengkap (Hadiguna, 2008).

3.1.2. Tujuan Praktikum


Tujuan dilakukannya praktikum pembuatan Assembly Process Chart dan
Operation Process Chart ini adalah :

1. Mahasiswa memahami proses pembuatan Assembly Process Chart(APC) dan


Operation Process Chart (OPC).

2. Mahasiswa mengetahui penggabungan dan proses pembuatan benda kerja.

3. Mahasiswa mampu membuat Assembly Process Chart(APC) dan Operation


Process Chart (OPC).

3.1.3. Landasan Teori


2
Peta kerja adalah alat yang menggambarkan kegiatan kerja secara
sitematis dan jelas (Pada umumnya kegiatan kerja produksi). Melalui peta kerja
kita dapat mengetahui secara lengkap tahapan atau kejadian yang dialami oleh

1
Maryana dan Sri Meutia.2015.Perbaikan Metode Kerja Pada Bagian Produksi Dengan
Menggunakan Man And Machine Chart.Jurnal Teknovasi.Vol 02 (02).hal 16-17. ISSN 2355-7010.
2
Ita.Cut Erliana,ST,MT.2015.Analisa & Pengukuran kerja;Aceh.Fakultas Teknik Universitas
Malikussaleh Jurusan Teknik Industri.

III-1
III-2

suatu benda kerja mulai masuk ke pabrik (berbentuk bahan baku) kemudian
menggambarkan semua langkah yang dialaminya, seperti transfortasi, operasi,
pemeriksaan dan perakitan sampai akhirnya menjadi produk jadi,baik produk
lengkap atau bagian dari produk lengkap.
3
Assembly process chart merupakan diagram yang menginformasikan
perakitan komponen yang akan dibuat menjadi produk. Assembly process chart
berguna untuk menunjukkan komponen penyusun produk serta memperbaiki
metode kerja termasuk postur kerja.
4
Peta proses operasi atau yang disebut dengan Operation Process Chart
(OPC) adalah peta yang menggambarkan urutan operasi yang dilalui suatu
produk. Peta proses operasi memperluas peta rakitan dengan menambahkan setiap
operasi kedalam gambaran grafis pola aliran pertama yang telah
dikembangkan..Tujuan dari Peta proses operasi adalah untuk menggambarkan
bagaimana perusahaan mengatur semua aliran produksi secara bertahap dan setiap
tahapan tidak akan terlewatkan. Informasi yang dibutuhkan dalam peta proses
operasi adalah waktu proses, material yang diproses dan mesin. Manfaat yang dari
peta operasi proses adalah mengurangi keterlambatan operator dalam
mengoperasikan mesinnya karena waktu yang dibutuhkan untuk mengerjakan
semua proses sudah disesuaikan dengan keadaan dan kondisi operator.
Elemen-elemen langkah pada peta operasi terdiri dari operasi, inspeksi,
menunggu, menyimpan, aktivitas ganda dan transportasi. Dalam tahun 1947,
American Siciety of Mechanical Engineers (ASME) membuat lambang standar
lambang-lambang yang terdiri dari 6 (enam) yaitu :
Tabel 3.1. Tabel Simbol American Sicienty Of Mechanical Engineers (ASME)

No. Nama Simbol Keterangan


Melambangkan suatu operasi atau
1. Operasi kegiatan yang terjadi dalam lintasan
produksi.

3
Siswiyanti , dkk.2018.Penerpan Ergonomic Pada Perancangan Mesin Pewarna Batik Untuk
Memperbaiki Postur Kerja, Jurnal Optimasi sistem Industri.Vol 17(01).hal 79. ISSN 2088-4842
4
Fadli Islaha, achmad., Atika sidhi cahyana, Upaya Peningkatan produktivitas Dengan
Meminimasi Waste Menggunakan From To Chart (FTC).Vol 01(02).hal 108-109. ISSN 2088-
4842.
III-3

Tabel 3.1. Tabel Simbol American Sicienty Of Mechanical Engineers (ASME)


(Lanjutan)

No. Nama Simbol Keterangan


Melambangkan terjadinya proses
pemeriksaan yang terjadi bila benda
2. Inspeksi kerja atau peralatan mengalami
pemeriksaan baik kualitas maupun
kuantitas.
Melambangkan suatu proses
penyimpanan yang terjadi bila benda
3. Penyimpanan
kerja disimpan untuk jangka waktu
tertentu.
Menunggu, terjadi apabila benda
kerja, pekerja atau perlengkapan
4. Delay
tidak mengalami kegiatan apa-apa
selain menunggu (biasanya sebentar).
dimana suatu kegiatan yang terjadi
apabila benda kerja, pekerja ataupun
Transportasi
5. perlengkapan mengalami
perpindahan tempat yang bukan
merupakan bagian dari suatu operasi.
Melambangkan terjadinya proses
Aktivitas operasi gabungan yang terjadi bila
6. gabungan antara aktivitas operasi dan
pemeriksaan dilakukan pada suatu
tempat kerja.
Sumber : Pengumpulan Data
III-4

3.2. Pengumpulan Data


3.2.1. Assembly Process Chart (APC)
3.2.1.1. Struktur Ragum
Berikut hasil akhir gambar struktur produk dalam pembuatan ragum :

Sumber : Pengumpulan Data

Gambar 3.1. Struktur Produk Ragum

3.2.1.2. Data Waktu


Berikut data waktu yang diperoleh dari video yang diberikan oleh
Laboratorium :
Tabel 3.2. Tabel Data Waktu
Waktu
No. Keterangan
(Detik)
Dibawa penjepit tetap dari tempat penyimpanan ke tempat
1. 4
perakitan.
Dibawa papan penjepit dari tempat penyimpanan ke tempat
2. 4
perakitan.

3. 3 Diletakkan papan penjepit pada penjepit tetap.


Dibawa mur A dari tempat penyimpanan ke tempat
4. 4
perakitan.
Dieratkan papan penjepit dengan penjepit tetap
5. 13 menggunakan mur A dengan bantuan obeng hingga menjadi
set penjepit tetap.
III-5

Tabel 3.2. Tabel Data Waktu (Lanjutan)


Waktu
No. Keterangan
( Detik)
Dibawa badan ragum dari tempat penyimpanan ke
6. 4
tempat perakitan.
7. 9 Diletakkan set penjepit tetap pada badan ragum.
Dibawa dudukan Ulir dari tempat penyimpanan ke
8. 4
tempat perakitan.
9. 4 Diletakkan dudukan ulir pada badan ragum
Dibawa mur B dari tempat penyimpanan ke tempat
10. 4
perakitan
Dieratkan set penjepit tetap dan dudukan ulir pada
11. 25 badan ragum menggunakan mur B dengan bantuan
obeng hingga menjadi set badan ragum.
Dibawa ulir dari tempat penyimpanan ke tempat
12. 4
perakitan.
Dibawa pemutar ulir dari tempat penyimpanan ke
13. 4
tempat perakitan.
14. 8 Disatukan ulir dengan pemutar ulir.
Dibawa tutup pemutar dari tempat penyimpanan ke
15. 4
tempat perakitan.
Disatukan tutup pemutar dengan ulir hingga menjadi
15 6
set ulir.
16. 4 Dibawa set ulir ketempat perakitan.
Disatukan set ulir dengan set badan ragum melalui
17. 4
dudukan ulir.
Dibawa penjepit berjalan dari tempat penyimpanan ke
18. 4
tempat perakitan.
Dibawa papan penjepit dari tempat penyimpanan ke
19. 4
tempat perakitan.
20. 3 Diletakkan penjepit berjalan dengan papan penjepit.
Dibawa mur A dari tempat penyimpanan ke tempat
21. 4
perakitan.
Dieratkan penjepit berjalan dengan papan penjepit
22. 9 menggunakan mur A dengan bantuan Obeng hingga
menjadi set penjepit berjalan.
23. 4 Dibawa set penjepit berjalan ke tempat perakitan.
Disatukan set penjepit berjalan dengan set badan ragum
24. 28
dan set ulir hingga menjadi ragum utuh.
III-6

Tabel 3.2. Tabel Data Waktu (Lanjutan)


Waktu
No. Keterangan
(Detik)
25. 60 Diperiksa ragum secara keseluruhan.

26. 4 Dibawa ragum ke tempat penyimpanan.


Sumber : Pengumpulan Data

3.2.1.3. Data Jarak


Berikut data jarak tempat penyimpan part ke tempat perakitan yang
diperoleh dari Laboratorium :
Tabel 3.3. Tabel Data jarak
Jarak
No. Keterangan
(Cm)
Jarak tempat penyimpanan badan ragum dari tempat
1. 41
perakitan.
Jarak tempat penyimpanan dudukan ulir dari tempat
2. 39
perakitan.
Jarak tempat penyimpanan papan penjepit tetap dari
3 47
tempat perakitan.
Jarak tempat penyimpanan pemutar ulir dari tempat
4. 43
perakitan.
Jarak tempat penyimpanan penjepit berjalan dari
5. 47
tempat perakitan.
Jarak tempat penyimpanan penjepit tetap dari tempat
6. 53
perakitan.
Jarak tempat penyimpanan tutup pemutar dari tempat
7. 47
perakitan.
8. 41 Jarak tempat penyimpanan ulir dari tempat perakitan.
Jarak tempat penyimpanan mur A dari tempat
9. 65
perakitan.
Jarak tempat penyimpanan mur B dari tempat
10. 59
perakitan.
Jarak tempat penyimpanan Ragum Utuh dari tempat
11. 39
perakitan.
Sumber : Pengumpulan data
III-7

3.2.2. Operation Process Chart (OPC)


3.2.2.1. Material
Berikut material-m yang digunakan dalam pembuatan Ragum :

1. Baja ASTM
Baja adalah logam paduan dengan besi sebagai unsur dasar dan karbon
sebagai unsur paduan utamanya. Kandungan karbon dalam baja berkisar antara
0,2% hingga 2,1% berat sesuai tingkatannya. Fungsi karbon dalam baja adalah
sebagai unsur pengeras dengan mencegah dislokasi bergeser pada kisi kristal
(crystal lattice) atom besi. Unsur paduan lain yang biasa ditambahkan selain
karbon adalah mangan (manganese), krom (chromium), vanadium, dan tungsten
(Tarkono dkk., 2012).
ASTM (American Standard for Testing and Material), suatu lembaga di
Amerika Serikat yang menguji contoh bahan dan hasil secara luas diakui sebagai
hasil analisis yang baku. Baja ASTM A36 merupakan baja dengan kandungan
unsur karbon dalam struktur baja kurang dari 0,3% C. Baja karbon ASTM A36
memiliki ketangguhan dan keuletan tinggi akan tetapi memiliki sifat kekerasan
dan ketahanan aus yang rendah jenis ini sangat rekatif dan mudah sekali untuk
berubah kembali ke bentuk betuk besi oksida (berkarat) jika terkontaminasi air,
oksigen dan ion. Baja karbon ASTM A36 mempuyai sifat mampu las yang
dipengaruhi olek kekuatan takik dan kepekaan terhadap retak las

2. Baja ST-37
Baja St 37 adalah baja karbon sedang yang setara dengan AISI 1045, dengan
komposisi kimia Karbon : 0.5 %, Mangan : 0.8 %, Silikon : 0.3 % ditambah
unsure lainnya.Dengan kekerasan  170 HB dan kekuatan tarik 650 - 800 N/mm2.
Secara umum baja St 37 dapat digunakan langsung tanpa mengalami perlakuan
panas, kecuali jika diperlukan pemakaian khusus.
III-8

3.2.2.2.Mesin

Berikut mesin – mesin yang digunakan dalam pembuatan Ragum :

1. Mesin Bubut

Mesin Bubut merupakan mesin yang digunakan untuk menyayat benda kerja
berbentuk silinder pejal dengan arah gerak yang rotasional.

Sumber : Pengumpulan data

Gambar 3.2. Mesin Bubut

2. Mesin Milling

Mesin milling atau yang sering disebut juga mesin frais merupakan mesin
yang sering digunakan dalam membuat sebuah bidang datar yang dapat menjadi
penambahan nilai pada suatu produk dengan menggunakan 3 arah sumbu X,Y,
dan Z.

Sumber : Pengumpulan data

Gambar 3.3. Mesin Milling


III-9

3. Mesin Drilling

Proses drilling atau sering disebut dengan proses drill merupakan proses
pemesinan yang paling sederhana di antara proses pemesinan yang lain. Biasanya
di bengkel atau workshop proses ini dinamakan proses bor, walaupun istilah ini
sebenarnya kurang tepat. Proses drill dimaksudkan sebagai proses pembuatan
lubang bulat dengan menggunakan mata bor (twist drill) Sedangkan proses bor
(boring) adalah proses meluaskan/ memperbesar lubang yang bisa dilakukan
dengan batang bor (boring bar). Mesin drilling digunakan untuk pembuatan
lubang bulat. Pembuatan lubang dengan bor spiral di dalam benda kerja yang
pejal merupakan suatu proses pengikisan dengan daya penyerpihan yang besar.

Sumber : Pengumpulan data

Gambar 3.4. Mesin Drilling

4. Mesin Gerinda

Mesin gerinda adalah mesin perkakas yang digunakan untuk mengasah,


memotong serta menggerus benda kerja kasar maupun halus dengan tujuan dan
kebutuhan tertentu.

Sumber : Pengumpulan data

Gambar 3.5. Mesin Gerinda


III-10

5. Mesin Sekrap
Mesin sekrap adalah mesin perkakas yang memiliki gerak utama lurus bolak-
balik secara vertikal maupun horizontal. Mesin ini digunakan untuk mengerjakan
bidang-bidang yang rata, cekung, cembung, beralur, dan lain-lain. Baik pada
posisi mendatar, tegak ataupun miring.

Sumber : Pengumpulan data

Gambar 3.6. Mesin Sekrap

6. Mesin Tap And Dies


Mesin Taps and dies adalah alat yang digunakan untuk membuat ulir
sekrup yang disebut threading.

Sumber : Pengumpulan data

Gambar 3.7. Mesin Tap and Dies

7. Mesin Cutting

Mesin Cutting merupakan mesin yang digunakan untuk memeotong baja


sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan.
III-11

Sumber : Pengumpulan data


Gambar 3.8. Mesin Cutting

3.3. Pengolahan Data.

3.3.1. Tahapan Pembuatan Assembly Process Chart (APC)


Berikut Tahapan-tahapan dalam Pembuatan Assembly Process Chart
(APC) :

1. Mempersiapkan Software Microsoft visio 2013

2. Buka Software Microsoft visio 2013

3. Buat lembar kerja baru lalu sesuikan ukuran kertas dan marginnya.
4. Selanjutnya pada baris paling atas dinyatakan kepalanya “ Assembly Process
Chart” yang diikut oleh identifikasi lain, seperti: nama objek, nama pembuat
peta, tanggal dipetakan.
5. Material yang akan diproses diletakkan di atas garis horizontal, yang
menunjukkan bahwa material tersebut masuk ke dalam proses.
6. Lambang-lambang ditempatkan dalam arah vertikal, yang menunjukkan
terjadinya perubahan proses dan perpindahan tempat.
7. Penomoran terhadap suatu kegiatan operasi diberikan secara berurutan sesuai
dengan urutan operasi yang dibutuhkan untuk pembuatan produk tersebut atau
sesuai dengan proses yang terjadi.
8. Penomoran terhadap suatu kegiatan pemeriksaan diberikan secara tersendiri
dan prinsipnya sama dengan penomoran untuk kegiatan operasi.
III-12

Berikut Tahapan- tahapan dalam Pembuatan Assembly Process Chart (APC)


produk ragum :
Tabel 3.4. Tabel Tahapan Assembly Process Chart (APC) Produk
Ragum
Waktu Jarak
No. Simbol Keterangan
( Detik) (Cm)
Disimpan penjepit tetap ditempat
1. - -
penyimpanan.
Dibawa penjepit tetap ke tempat
2. 4 53
perakitan.
Disimpan papan penjepit ditempat
3. - -
penyimpanan.
Dibawa papan penjepit ke tempat
4. 4 47
perakitan.
Diletakkan papan penjepit pada
5. 3 -
penjepit tetap.
Disimpan mur A ditempat
6. - -
penyimpanan.
7. 4 65 Dibawa mur A ke tempat perakitan.
Dieratkan papan penjepit dengan
penjepit tetap menggunakan mur A
8. 13 -
dengan bantuan obeng hingga
menjadi set penjepit tetap.
Disimpan badan ragum ditempat
9. - -
penyimpanan.
Dibawa badan ragun ke tempat
10. 4 41
perakitan.
Diletakkan set penjepit tetap pada
11. 9 -
badan ragum.
Disimpan dudukan ulir ditempat
12. - -
penyimpanan.
Dibawa dudukan ulir ke tempat
13. 4 39
perakitan.
Diletakkan dudukan ulir pada badan
14. 4 -
ragum
Disimpan mur B ditempat
15. - -
penyimpanan.
16. 4 59 Dibawa mur B ke tempat perakitan.
III-13

Tabel 3.4. Tabel Tahapan Assembly Process Chart (APC) Produk


Ragum (Lanjutan)
Waktu Jarak
No. Simbol Keterangan
( Detik) (Cm)
Dieratkan set penjepit tetap dan
dudukan ulir pada badan ragum
17. 25 - menggunakan mur B dengan
bantuan obeng hingga menjadi set
badan ragum
Disimpan ulir ditempat
18. - -
penyimpanan.
19. 4 41 Dibawa ulir ke tempat perakitan.
Disimpan pemutar ulir ditempat
20. - -
penyimpanan.
Dibawa pemutar ulir ke tempat
21. 4 43
perakitan.
22. 8 - Disatukan ulir dengan pemutar ulir.
Disimpan tutup pemutar ditempat
23. - -
penyimpanan.
Dibawa tutup pemutar ke tempat
24. 4 47
perakitan.
Disatukan tutup pemutar dengan ulir
25. 6 -
hingga menjadi set ulir.
26. 4 38 Dibawa set ulir ke tempat perakitan.
Disimpan penjepit berjalan
27. - -
ditempat penyimpanan.
Dibawa penjepit berjalan ke tempat
28. 4 47
perakitan.
Disimpan papan penjepit ditempat
29. - -
penyimpanan.
Dibawa papan penjepit ke tempat
30. 4 47
perakitan.
Diletakkan penjepit berjalan dengan
31. 3 -
papan penjepit.
Disimpan mur A ditempat
32. - -
penyimpanan.
33. 4 65 Dibawa mur A ke tempat perakitan.
III-14

Tabel 3.4. Tabel Tahapan Assembly Process Chart (APC) Produk


Ragum (Lanjutan)
Waktu Jarak
No. Simbol Keterangan
( Detik) (Cm)
Dieratkan penjepit berjalan dengan
papan penjepit menggunakan mur A
34. 9 -
dengan bantuan Obeng hingga
menjadi set penjepit berjalan.
Dibawa set penjepit berjalan ke
35. 4 38
tempat perakitan.
Disatukan set penjepit berjalan
36. 28 - dengan set badan ragum dan set ulir
hingga menjadi ragum utuh.
Diperiksa ragum secara
37. 60 -
keseluruhan.
Dibawa ragum utuh ke tempat
38. 4 39
penyimpan.
Disimpan ragum utuh ditempat
40. - -
penyimpanan.
Sumber : Pengolahan data

Hasil gambar dari Assembly Process Chart dapat dilihat pada gambar
dibawah ini :

Sumber : Pengolahan data


Gambar 3.9. Hasil Penggambaran Assembly Process Chart (APC) Ragum
III-15

3.3.2. Tahapan Pembuatan Operation Process Chart (OPC)


Tahapan pembuatan Operation Process Chart adalah sebagai berikut :

1. Mempersiapkan Software Microsoft visio 2013

2. Buka Software Microsoft visio 2013

3. Buat lembar kerja baru lalu sesuikan ukuran kertas dan marginnya.

4. Selanjutnya pada baris paling atas dinyatakan kepalanya “ Operation Process


Chart” yang diikut oleh identifikasi lain, seperti: nama objek, nama pembuat
peta, tanggal dipetakan.

5. Tentukan komponen utama dari produk dan gambarkan urutan operasinya di


sebelah kanan

6. Gambarkan komponen lainya di sebelah kiri, dengan urutan operasi mengalir


menuju komponen utama

7. Tulis identitas komponen ( nomor, nama, ukuran )

8. Lengkapi identitas setiap operasi ( nomor operasi, mesin yang digunakan,


scrap dan waktu pengerjaan ).

9. Penomoran diberikan secara berurutan sesuai dengan urutan operasi, untuk


penomoran pada pemeriksaan diberikan tersendiri.
Berikut Tahapan- tahapan dalam Pembuatan Operatiom Process Chart (OPC)
produk ragum:

3.3.2.1. Part Penjepit Tetap


Berikut Tahapan- tahapan dalam Pembuatan Operation Process Chart
(OPC) Part Penjepit tetap yang berasal dari Baja ASTM :
Tabel 3.5. Tabel Tahapan Operation Process Chart (OPC) Part
Penjepit Tetap (Baja ASTM)
Waktu Mesin yang
No. Simbol Keterangan
( Detik) digunakan
Disimpan Baja ASTM
1. - -
pada tempat penyimpanan.
III-16

Tabel 3.5. Tabel Tahapan Operation Process Chart (OPC) Part


Penjepit Tetap (Baja ASTM) (Lanjutan)
Waktu Mesin yang
No. Simbol Keterangan
( Detik) digunakan
Diukur dan dipotong
2. 360 Mesin Cutting berdasarkan ukuran yang
ditentukan.
3. 300 Mesin Sekrap Dikurangi dimensi baja.

4. 120 Mesin Drilling. Dilubangin bagian kiri.

5. 120 Mesin Drilling. Dilubangin bagian kanan.


Dibuat ulir dalam pada sisi
6. 109 Mesin Tap and Dies
kiri
Dibuat ulir dalam pada sisi
7. 109 Mesin Tap and Dies
kanan.
Dibuat lubang pada sisi
8. 120 Mesin Drilling
bawah kiri .
Dibuat lubang pada sisi
9. 120 Mesin Drilling
bawah kanan.
Dibuat ulir dalam pada sisi
10. 109 Mesin Tap and Dies
kiri bawah.
Dibuat ulir dalam pada sisi
11. 109 Mesin Tap and Dies
kanan bawah.
12. 120 Mesin Gerinda. Dihaluskan penjepit tetap
Disimpan penjepit tetap
13. - -
pada tempat penyimpanan
Sumber : Pengolahan Data

3.3.2.2. Part Papan Penjepit


Berikut tahapan- tahapan dalam Pembuatan Operation Process Chart
(OPC) part papan penjepit :
Tabel 3.6. Tabel Tahapan Operation Process Chart (OPC) Part Papan
Penjepit (Baja ASTM)
Waktu Mesin yang
No. Simbol Keterangan
( Detik) digunakan
Disimpan Baja ASTM
1. - -
pada tempat penyimpanan.
III-17

Tabel 3.6. Tabel Tahapan Operation Process Chart (OPC) Part Papan
Penjepit (Baja ASTM) (Lanjutan)
Waktu
No. Simbol Mesin yang digunakan Keterangan
( Detik)
Diukur dan dipotong
2. 360 MesinCcutting berdasarkan ukuran yang
ditentukan.
Dibuat lubang pada sisi
3. 120 Mesin Drilling.
kiri.
Dibuat lubang pada sisi
4. 120 Mesin Drilling.
kanan.
Dihaluskan papam
5. 120 Mesin Gerinda.
penjepit.
Disimpan Papan penjepit
6. - - pada tempat
penyimpanan.
Sumber : Pengolahan Data

3.3.2.3. Part Badan ragum


Berikut tahapan- tahapan dalam Pembuatan Operation Process Chart
(OPC) part badan Ragum yang terbuat dari baja ASTM :
Tabel 3.7. Tabel Tahapan Operation Process Chart (OPC) Part Badan Ragum
(Baja ASTM) .
Waktu Mesin yang
No. Simbol Keterangan
( Detik) digunakan
Disimpan Baja ASTM
1. - - pada tempat
penyimpanan.
Diukur dan dipotong
2. 360 Nesin cutting sesuai dengan ukuran
yang ditentukan.
Dikurangi dimensi
3. 300 Mesin sekrap
bagian atas depan.
Dikurangi dimensi
4. 300 Mesin sekrap
bagian atas belakang.
Dikurangi dimensi
5. 300 Mesin sekrap
bagian atas tengah.
Dikurangi dimensi
6. 300 Mesin sekrap bagian permukaan atas
bagian kiri.
Dikurangi dimensi
7. 300 Mesin sekrap bagian permukaan atas
bagian kanan sekrap.
III-18

Tabel 3.7. Tabel Tahapan Operation Process Chart (OPC) Part Badan Ragum
(Baja ASTM) (Lanjutan)
Waktu
No. Simbol Mesin yang digunakan Keterangan
( Detik)
Dibuat lubang pada sisi
9. 150 Mesin Milling
kanan atas.
Dibuat lubang pada sisi
10. 150 Mesin Milling
kiri bawah
Dibuat lubang pada sisi
11. 150 Mesin Milling
kanan bawah
Dibuat lubang pada sisi
12. 120 Mesin Drilling kiri atas yang telah
disekrap
Dibuat lubang pada sisi
13. 120 Mesin Drilling kanan atas yang telah
disekrap
Dibuat lubang pada sisi
14. 120 Mesin Drilling kiri bawah yang telah
disekrap
Dibuat lubang pada sisi
15. 120 Mesin Drilling kanan bawah atas yang
telah disekrap
Dihaluskan badan ragum
16. 120 Mesin Gerinda. dengan menggunakan
mesin gerinda.
Disimpan badan Ragum
17. - - pada tempat
penyimpanan.

Sumber : Pengolahan Data

3.3.2.4. Part Dudukan Ulir


Berikut tahapan- tahapan dalam Pembuatan Operation Process Chart
(OPC) part dudukan Ulir yang terbuat dari baja ASTM:
III-19

Tabel 3.8. Tabel Tahapan Operation Process Chart (OPC) Part


Dudukan Ulir (Baja ASTM) .
No. Simbol Waktu Mesin yang Keterangan
( Detik) digunakan
Disimpan Baja ASTM pada tempat
1. - -
penyimpanan.
Diukur dan dipotong berdasarkan
2. 360 Mesin Cutting
ukuran yang ditentukan.
Dikurangi dimensi bagian bawah
3. 130 Mesin Milling
dengan menggunakan mesin sekrap.
Dibuat lubang pada bagian tengah
4. 250 Mesin Drilling
menggunakan mesin drilling.
Dibuat lubang pada sisi bawah
5. 250 Mesin Drilling kanan menggunakan mesin
drilling.
Dibuat lubang pada sisi bawah kiri
6. 250 Mesin Drilling
menggunakan mesin drilling.
Dibuat ulir bagian dalam pada sisi
7. 109 Mesin Drilling kiri bawah dengan menggunakan
mesin tap and dies
Dibuat ulir bagian dalam pada
8. 109 Mesin Gerinda. bagian tengah dengan
menggunakan mesin tap and dies
Dibuat ulir bagian dalam pada sisi
9. 109 - kanan bawah dengan menggunakan
mesin tap and dies
Dihaluskan dudukan ulir dengan
10. 120 -
menggunakan mesin gerinda.
- Disimpan dudukan ulir pada tempat
11. -
penyimpanan.
Sumber : Pengolahan Data

3.3.2.5. Part Ulir


Berikut tahapan- tahapan dalam Pembuatan Operation Process Chart
(OPC) part ulir yang terbuat dari baja ST-37:
Tabel 3.9. Tabel Tahapan Operation Process Chart (OPC) Part Ulir (Baja ST-
37)
No. Simbol Waktu Mesin yang Keterangan
( Detik) Digunakan
Disimpan Baja ST-37
1. - - pada tempat
penyimpanan.
III-20

Tabel 3.9. Tabel Tahapan Operation Process Chart (OPC) Part Ulir (Baja ST-
37) (Lanjutan)
No. Simbol Waktu Mesin yang Keterangan
( Detik) Digunakan
2. 360 Mesin Cutting Diukur dan dipotong
menggunakan mesin
cutting berdasarkan
ukuran yang ditentukan.
3. 210 Mesin Bubut 1 Dikurangi dimensi bagian
depan baja dengan
menggunakan mesin
bubut 1.
4. 210 Mesin Bubut 2 Dikurangi dimensi bagian
depan baja dengan
menggunakan mesin
bubut 2.
5. 210 Mesin Bubut 1 Dikurangi dimensi bagian
tengah baja dengan
menggunakan mesin
bubut.
6. 210 Mesin Bubut 1 Dikurangi dimensi bagian
belakang baja dengan
menggunakan mesin
bubut 1.
7. 210 Mesin Bubut 2 Dikurangi dimensi bagian
belakang baja dengan
menggunakan mesin
bubut 2.
8. 250 Mesin Drilling Dibuat lubang pada kepla
ulir dengan menggunakan
mesin drilling
9. 100 Mesin Bubut 1 Dibuat ulir luar
menggunakan mesin
bubut 1.
10. 100 Mesin Bubut 2 Dibuat ulir luar
menggunakan mesin
bubut 2.
11. 100 Mesin Bubut 3 Dibuat ulir luar
menggunakan mesin
bubut 3.
12. 120 Mesin Gerinda Dihaluskan ulir dengan
menggunakan mesin
gerinda.
13. - - Disimpan ulir pada
tempat penyimpanan.
Sumber : Pengolahan Data
III-21

3.3.2.6. Part Pemutar Ulir


Berikut tahapan- tahapan dalam Pembuatan Operation Process Chart
(OPC) part pemutar ulir yang terbuat dari baja ASTM:
Tabel 3.10. Tabel Tahapan Operation Process Chart (OPC) Part
Pemutar Ulir (Baja ASTM) .
No. Simbol Waktu Mesin yang Keterangan
( Detik) Digunakan
Disimpan Baja ASTM
1. - - pada tempat
penyimpanan.
Diukur dan dipotong
menggunakan mesin
2. 360 Mesin Cutting
cutting berdasarkan
ukuran yang ditentukan.
Dikurangi dimensi
permukaan baja dengan
3. 300 Mesin Bubut
menggunakan mesin
bubut.
Dihaluskan ulir dengan
4. 120 Mesin Gerinda menggunakan mesin
gerinda.
Disimpan pemutar ulir
5. - - pada tempat
penyimpanan.
Sumber : Pengolahan Data

3.3.2.7. Part Tutup Pemutar


Berikut tahapan- tahapan dalam Pembuatan Operation Process Chart
(OPC) part Tutup pemutar yang terbuat dari baja ASTM:
III-22

Tabel 3.11. Tabel Tahapan Operation Process Chart (OPC) Part Tutup
Pemutar (Baja ASTM)
No. Simbol Waktu Mesin yang Keterangan
( Detik) Digunakan
Disimpan Baja ASTM
1. - - pada tempat
penyimpanan.
Diukur dan dipotong
menggunakan mesin
2. 360 Mesin Cutting
cutting berdasarkan
ukuran yang ditentukan.
Dikurangi dimensi
permukaan baja dengan
3. 120 Mesin Bubut
menggunakan mesin
bubut.
Dilubangin pada bagian
4. 250 Mesin Drilling tengah menggunakan
mesin drilling
Dihaluskan ulir dengan
5. 120 Mesin Gerinda menggunakan mesin
gerinda.
Disimpan tutup pemutar
6. - - pada tempat
penyimpanan.
Sumber : Pengolahan Data

3.3.2.8.Part Penjepit berjalan


Berikut tahapan- tahapan dalam Pembuatan Operation Process Chart
(OPC) part Penjepit berjalan yang terbuat dari baja ASTM:
Tabel 3.12. Tabel Tahapan Operation Process Chart (OPC) Part
Penjepit Berjalan (Baja ASTM) .
No. Simbol Waktu Mesin yang Keterangan
( Detik) Digunakan
1. - Disimpan Baja ASTM
- pada tempat
penyimpanan.
2. 360 Diukur dan dipotong
menggunakan mesin
Mesin Cutting
cutting berdasarkan
ukuran yang ditentukan.
III-23

Tabel 3.12. Tabel Tahapan Operation Process Chart (OPC) Part


Penjepit Berjalan (Baja ASTM) (Lanjutan)

No. Simbol Waktu Mesin yang Keterangan


( Detik) Digunakan
Dikurangi dimensi baja
pada permukaan bagian
3. 360 Mesin Sekrap atas dengan
menggunakan mesin
sekrap.
Dikurangi dimensi baja
pada bagian kiri bawah
4. 360 Mesin Sekrap
dengan menggunakan
mesin sekrap.
Dikurangi dimensi baja
pada bagian kanan
5. 360 Mesin Sekrap bawah dengan
menggunakan mesin
sekrap.
Dibuat lubang pada sisi
6. 180 Mesin Drilling kiri menggunakan mesin
drilling
Dibuat lubang pada sisi
7. 180 Mesin Drilling kanan menggunakan
mesin drilling
Dibuat lubang pada sisi
8. 150 Mesin Drilling tengah menggunakan
mesin drilling
Dibuat ulir pada sisi kiri
9. 109 Mesin Tap and Dies menggunakan mesin tap
and dies.
Dibuat ulir pada sisi
10. 109 Mesin Tap and Dies kanan menggunakan
mesin tap and dies.
Dihaluskan penjepit tetap
11. 120 Mesin Gerinda dengan menggunakan
mesin gerinda.
Disimpan penjepit tetap
13. - - pada tempat
penyimpanan.
Sumber : Pengolahan data
III-24

Berikut Hasil Operation Process Chart produk ragum dapat dilihat pada
gambar dibawah ini :

Sumber : Software Microsoft visio 2013


Gambar 3.10. Gambar Hasil Penggambaran Operation Process Chart ragum
dengan Menggunakan Software Microsoft visio 2013
III-25

3.4. Kesimpulan dan saran


3.4.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diperoleh pada praktikum Pembuatan Assembly
process chart dan Operation Process Chart ialah :
1. Peta kerja adalah alat yang menggambarkan kegiatan kerja secara sitematis
dan jelas (Pada umumnya kegiatan kerja produksi). Melalui peta kerja kita
dapat mengetahui secara lengkap tahapan atau kejadian yang dialami oleh
suatu benda kerja mulai masuk ke pabrik (berbentuk bahan baku) kemudian
menggambarkan semua langkah yang dialaminya, seperti transfortasi, operasi,
pemeriksaan dan perakitan sampai akhirnya menjadi produk jadi,baik produk
lengkap atau bagian dari produk lengkap.
2. Assembly chart merupakan diagram yang menginformasikan perakitan
komponen yang akan dibuat menjadi produk. Dalam penggambaran Assembly
process chart (APC) menggunakan data struktur produk, data waktu dan juga
data jarak.
3. Peta proses operasi atau yang disebut dengan Operation Process Chart (OPC)
adalah peta yang menggambarkan urutan operasi yang dilalui suatu produk.
Dalam penggambaran Operation Process Chart (OPC) dibutuhkan data
berupa material dan mesin yang digunakan dalam operasi.

3.4.2. Saran
Saran yang dapat diberikan untuk praktikum ini adalah:

1. Sebaiknya praktikan mencoba berlatih tentang penggambaran Assembly


process chart (APC)dan Operation Process Chart (OPC) menggunakan
software yanhg telah ditentukan sebelum praktikum berlangsung.

2. Sebaiknya laboratorium memberikan penjelasan tentang pembuatan Assembly


process chart (APC) dan Operation Process Chart (OPC) secara mendalam agar
praktikan tidak mengalami kesulitan dalam pembuatan Assembly process chart
(APC) dan Operation Process Chart (OPC).

3. Sebaiknya asisten memberikan keringanan waktu untuk deadline upload tugas


III-26

pada saat praktikum.

Anda mungkin juga menyukai