Anda di halaman 1dari 24

6.7.

Hidrograf
Hidrograf adalah kurva yang memberikan hubungan antara parameter aliran dan
waktu. Parameter tersebut bisa berupa kedalaman aliran (elevasi) atau debit aliran; sehingga
terdapat dua macam hidrograf yaitu hidrograf muka air dan hidrograf debit. Hidrograf muka
air dapat ditranformasikan menjadi hidrograf debit dengan menggunakan rating curve. Untuk
selanjutnya yang dimaksud dengan hidrograf adalah hidograf debit, kecuali apabila
dinyatakan lain.

6.7.1 Komponen Hidrograf


Hidrograf mempunyai tiga komponen pembentuk yaitu 1) aliran permukaan, 2) aliran antara,
dan 3) aliran air tanah. Hidrograf mempunyai bentuk seperti diberikan dalam Gambar 6.8.
Sis
Debit, Q (m3/detik)

Debit puncak Qp

i tu
run
(res
aik

esi

Titik infleksi
Sisi n

sisi turun
Waktu capai
Titik infeksi
tc

Waktu capai
puncak Skhir resesi
tp

0 1 2 3 4 5 6
Waktu, t
Waktu dasar ,Tb (jam)

Gambar 6.8. Komponen hidrograf banjir.

Waktu nol (zero time) menunjukkan awal hidrograf. Puncak hidrograf adalah bagian
dari hidrograf yang menggambarkan debit maksimum. Waktu capai puncak (time to peak)
adalah waktu yang diukur dari waktu nol sampai waktu terjadinya debit puncak. Sisi naik
(rising limb) adalah bagian dari hidrograf antara waktu nol dan waktu capai puncak. Sisi turun
(recession time) adalah bagian dari hidrograf yang menurun antara waktu capai puncak dan
waktu dasar. Waktu dasar (time base) adalah waktu yang diukur isi dari waktu nol sampai

Hidrologi Rekayasa I -1
waktu di mana sisi turun berakhir. Akhir dari sisi turun ini ditentukan dengan perkiraan. Sisi
resesi mempunyai bentuk logaritma natural (ln). Volume hidrograf diperoleh dengan
mengintegralkan debit aliran dari waktu nol sampai waktu dasar. Pada kurva naik dan kurva
turun terdapat titik balik di mana kurva hidrograf berubah arah.
Bentuk hidrograf tersebut yang mempunyai waktu turun lebih lama dari waktu naik
disebabkan oleh tanggapan yang berbeda dari aliran permukaan, aliran antara dan aliran air
tanah seperti terlihat dalam Gambar 6.9. Aliran permukaan memberikan kenaikan hidrograf
dengan cepat dan besar, sementara dua aliran yang lain naik dengan berangsur-angsur dan
dengan waktu yang lebih lama. Superposisi dari ketiganya menghasilkan hidrograf debit
dengan sisi resesi yang panjang.

Debit, Q (m3/detik)
Debit, Q (m3/detik)

Limpasan permukaan Limpasan permukaan


+ aliran antara
+ aliran air tanah

Aliran antara

Aliran air tanah

Waktu, t (jam) Waktu, t (jam)


(a) (b)

Gambar 6.9. Komponen hidrograf aliran.


Apabila sebelum terjadinya hujan sungai mengalirkan air karena adanya sumbangan
dari aliran air tanah, maka bentuk hidrograf seperti dalam Gambar 6.10. dimana di bagian
bawah terdapat aliran dasar.
hujan
Debit, Q (m3/detik)

mulai hujan

Aliran dasar

Waktu, t (jam)

Gambar 6.10. Hidrograf dengan aliran dasar.

Hidrologi Rekayasa I -2
6.7.2 Pemisahan Hidrograf
Hitungan hidrograf satuan hanya dilakukan terhadap komponen limpasan permukaan.
Oleh karena itu perlu memisahkan hidrograf terukur menjadi limpasan langsung dan aliran
dasar. Aliran antara (interflow) adalah termasuk aliran dasar. Ada beberapa cara untuk
memisahkan kedua tipe aliran tersebut, seperti diberikan dalam Gambar 6.11.
N (hari)

Debit, Q (m3/detik)

F
3
to de
Me
D
A Metode 1 B
Me
t od
e2 C

Waktu, t (jam)

Gambar 6.11. Pemisahan aliran dasar.


1) Cara paling sederhana adalah dengan menarik garis lurus dari titik dimana aliran
langsung mulai terjadi (A) sampai akhir dari aliran langsung (titik B). Apabila titik B
tidak diketahui, maka tarik garis horisontal dari titik A.
2) Cara kedua adalah membuat garis yang merupakan perpanjangan/kelanjutan dari
aliran dasar sampai titik C yang berada di bawah puncak hidrograf. Dari titik C
kemudian ditarik garis lurus menuju titik D yang berada pada sisi turun yang berjarak
N hari sesudah puncak. Nilai N dihitung dengan rumus berikut:
N = 0,8 A0,2
dengan :
N = waktu (hari)
A = luas DAS (km2)
3) Cara ketiga adalah menarik kurva resesi ke belakang yang berawal dari titik akhir
aliran langsung (B) sampai titik E di bawah titik balik. Hubungkan titik A dengan garis
lurus atau kurva sembarang.
Perbedaan nilai aliran dasar karena penggunaan beberapa cara tersebut relatif kecil
dibanding dengan volume hidrograf limpasan langsung.

Hidrologi Rekayasa I -3
6.8 Hujan efektif dan Aliran Langsung
Hujan efektif (effective rainfall) atau hujan lebihan (excess rainfall) adalah bagian dari
hujan yang menjadi aliran langsung di sungai. Hujan efektif ini adalah hujan total yang jatuh
di permukaan tanah dkurangi dengan kehilangan air. Kehilangan air yang juga sering disebut
sebagai abtraksi (abtraction) meliputi air yang hilang karena terinfiltrasi, tertahan di dalam
cekungan-cekungan di permukaan tanah (tampungan permukaan, depression storage) dan
karena penguapan. Untuk hujan deras yang terjadi dalam waktu singkat, penguapan dapat
diabaikan. Infiltrasi telah dibahas dalam Bab IV.
Hujan yang jatuh dipermukaan tanah merupakan fungsi waktu, yang biasanya
dinyatakan dalam bentuk histogram. Histogram hujan efektif diperoleh dengan mengurangkan
kehilangan air terhadap histogram hujan total. Histogram hujan efektif ini sangat penting
dalam analisis hubungan hujan-limpasan. Untuk mendapatkan hujan efektif perlu dicari
besarnya kehilangan air.
Salah satu cara untuk mencari kehilangan air guna menghitung aliran langsung adalah
dengan menggunakan metode  indeks, seperti yang telah dijelaskan dalam Bab IV. Nilai 
indeks adalah laju kehilangan air rerata yang disebabkan karena infiltrasi, tampungan
permukaan dan penguapan. Untuk mencari  indeks diperlukan data debit aliran.

Contoh 1
DAS Cemoro yang merupakan areal HPH Industri PT Perhutani Unit I Jawa Tengah di Cepu
Kabupaten Blora mempunyai luas 13,48 km2 (Edi Mashuri, 2004). Data hujan dan debit yang
terjadi pada tanggal 14-16 Februari 2003 adalah seperti diberikan dalam Tabel 6.4. Hitung
hidrograf aliran langsung  indeks, dan histogram hujan efektif ???

Penyelesaian
Hitungan dilakukan dengan menggunakan Tabel 6.4. Data hujan rerata kawasan yang
diberikan dalam kolom 2 diperoleh dengan menggunakan metode poligon Thiesson dari data
hujan di tiga stasiun yaitu stasiun Cemoro, Modang dan Ngawenan. Hujan tercatat
merupakan hujan jam-jaman. Data debit yang tercatat di stasiun pengukuran debit Cemoro
diberikan dalam kolom 3.

Hidrologi Rekayasa I -4
Hitungan dilakukan dengan prosedur berikut ini.
1. Perkiraan alirandasar. Dengan memperhatikan kolom (3) dapat dikeahui bahwa aliran
dasar adalah Qb = 0,094 m3/detik. Dianggap bahwa aliran dasar adalah konstan.
2. Hitung hidrograf limpasan langsung, yang diperoleh dengan menggunakan aliran
dasar terhadap hidrograf pada kolom (3), dan hasilnya diberikan dalam kolom 4.
3. Hitung volume dan kedalaman limpasan langsung. Volume limpasan langsung adalah
dari limpasan langsung. Volume limpasan langsung adalah dari limpasan langsung
kolom (4) dikallikan dengan interval waktu yaitu 1 jam (3600 detik).
Vlimp = 115,189*3600 = 414.680,4 m3.
Kedalaman limpasan adalah volume limpapasan langsung dibagi dengan luas DAS.
414.680,4
q lim p   0,03076 m  30,76 mm.
13,48 * 1.000.000

Tabel 6.4. Data hujan dan data debit pada tanggal 15-16 Februari 2003.
Hujan Debit Aliran langsung Hujan efektif
Tanggal Jam 3 3
(mm) (m /det) (m /det) (mm)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
15/2/03 8.00 - 0,094 0,000 -
9.00 - 0,094 0,000 -
10.00 - 0,094 0,000 -
11.00 4,43 0,559 0,465 -
12.00 32,40 25,203 25,109 -
13.00 36,59 35,061 34,967 5,83
14.00 35,52 17,161 17,067 10,02
15.00 32,54 11,247 11,153 8,95
16.00 19,31 8,153 8,059 5,97
17.00 17,73 6,523 6,429 -
18.00 4,90 5,066 4,972 -
19.00 - 2,441 2,347 -
20.00 - 1,841 1,747 -
21.00 - 1,841 1,747 -
22.00 - 0,251 0,157 -
23.00 - 0,251 0,157 -
24.00 - 0,251 0,157 -
16/02/03 1.00 - 0,232 0,138 -
2.00 - 0,232 0,138 -
3.00 - 0,232 0,138 -
4.00 - 0,215 0,121 -
5.00 - 0,215 0,121 -
Jumlah = 115,189 30,77

Hidrologi Rekayasa I -5
4. Memperkirakan kehilangan air ( indeks) dengan cara berikut.
 Dianggap  indeks < 4,43 mm (hujan terkecil). Dengan cara seperti diberikan dalam Bab
IV, maka:
(4,43-) + (32,40-) + (36,59-) + (35,52-) + (32,54-) + (19,31-) + (17,73-) +
(4,90-) = 30,76
 = (4,43 + 32,40 + 36,59 + 35,52 + 32,54 + 19,31 + 17,73 + 4,90 – 30,76) / 8 = 19,08
Karena hasilnya lebih besar dari perkiraan awal, berarti anggapan bahwa  = 4,43 mm
adalah salah. Perlu dilakukan anggapan baru.

 Misalnya 4,43 <  < 4,9 mm, maka diperoleh:


 = (4,43 + 32,40 + 36,59 + 35,52 + 32,54 + 19,31 + 17,73 + 4,90 – 30,76) / 7 = 21,17
Pemisalan masih salah karena nilai  hasil hitungan lebih besar dari pemisalan.

 Misalnya 4,9 <  < 17,73 mm, maka diperoleh:


 = (4,43 + 32,40 + 36,59 + 35,52 + 32,54 + 19,31 + 17,73 + 4,90 – 30,76) / 6 = 23,89
Pemisalan masih salah karena nilai  hasil hitungan lebih besar dari pemisalan.

 Misalnya 17,73 <  < 19,31 mm, maka diperoleh:


 = (4,43 + 32,40 + 36,59 + 35,52 + 32,54 + 19,31 + 17,73 + 4,90 – 30,76) / 5 = 25,12
Pemisalan masih salah karena nilai  hasil hitungan lebih besar dari pemisalan.

 Misalnya 19,31 <  < 32,4 mm, maka diperoleh:


 = (4,43 + 32,40 + 36,59 + 35,52 + 32,54 + 19,31 + 17,73 + 4,90 – 30,76) / 4 = 26,57

Dengan diperoleh  = 26,57 mm, berarti anggapan bahwa 19,31 <  < 32,4 mm adalah
benar, Jadi diperoleh  = 26,57 mm.

5. Menghitung histogram hujan efektif, yaitu dengan mengurangkan  = 26,57 mm terhadap


kolom 2 dan hasilnya diberikan dalam kolom 5. Untuk mengecek bahwa hitungan telah
benar dapat dilakukan denagan membandingkan nilai jumlah hujan lebihan dengan
kedalaman limpasan langsung, yang hasilnya harus sama, yaitu sebesar 30,76 mm.

Hidrologi Rekayasa I -6
6.8.1 Metode SCS untuk Menghitung Hujan Efektif
The Soil Conservation Service (SCS, 1072, dalam Chow 1988) telah mengembangkan
metode untuk menghitung hujan efektif dari hujan deras, dalam bentuk persamaan berikut;

Pe 
 P  0,2 S  2
..................................................................................... (6.6)
P  0,8 S

dengan:
Pe = Kedalaman hujan efektif (mm)
P = Kedalaman hujan (mm)
S = Reduksi potensial maksimum air oleh tanah, yang sebagian besar adalah
karena infiltrasi (mm).
Persamaan (6.6.) merupakan persamaan dasar untuk menghitung kedalaman hujan efektif.
Retensi potensial maksimum mempunyai bentuk berikut:
25400
S  254 ..................................................................................... (6.7)
CN
Dengan CN adalah Curve Number yang merupakan fungsi dari karakteristik DAS seperti tipe
tanah, tanaman penutup, tata guna lahan, kelembaban dan cara pengerjaan tanah. Nilai CN
untuk berbagai jenis tata guna lahandiberikan dalam Tabel 6.5. Gambar 6.12. memberikan
hubungan antara hujan kumulatif dan hujan efektif untuk berbagai nilai CN, yang merupakan
bentuk grafik dari persamaan 6.5. Nilai CN bervariasi antara 0 sampai 100. Untuk CN = 100
(permukaan lahan kedap air), dari persamaan 6.7. diperoleh nilai S = 0;yang selanjutnya dari
persamaan (6.6.) diperoleh Pe = P. Artinya hujan efektif sama dengan hujan total yang
selanjutnya berubah menjadi limpasan langsung. Nilai CN dalam Tabel 6.5. diperoleh dari
penelitian di daerah beriklim sedang. Namun nilai tersebut dapat digunakan apabila nilai CN
di daerah yang diteliti belum tersedia. Apabila lahan terdiri dari beberapa tataguna lahan dan
tipe tanah maka dihitung nilai CN kompoit.
Tabel 6.5. Nilai CN untuk beberapa tataguna lahan.

6.8.2 Metode  indeks untuk Menghitung Hujan Efektif

6.8.3 Metode Horton untuk Menghitung Hujan Efektif


6.10 Hidrograf Satuan

Hidrologi Rekayasa I -7
Pada tahun 1932, L.K. Sherman mengenalkan konsep hidrograf satuan, yang banyak
digunakan untuk melakukan transformasi dari hujan menjadi debit aliran. Hidrograf satuan
didefinisikan sebagai hidrograf limpasan langsung (tanpa aliran dasar) yang mencatat di ujung
hilir DAS yang ditimbulkan oleh hujan efektif sebesar 1 mm yang terjadi secara merata di
permukaan DAS dengan intensitas tetap dalam suatu durasi tertentu.
Metode hidrograf satuan banyak digunakan untuk memperkirakan banjir rancangan.
Metode ini relatif sederhana, mudah penerapannya, tidak memerlukan data yang komplek dan
memberikan hasil rancangan yang cukup teliti. Data yang diperlukan untuk menurunkan
hidrograf satuan terukur di DAS yang ditinjau adalah data hujan otomatis dan pencatatan
debit di titik kontrol. Beberapa anggapan dalam penggunaan hidrograf satuan adalah sebagai
berikut ini:
1) Hujan efektif mempunyai intensitas konstan selama durasi hujan efektif. Untuk
memenuhi anggapan ini maka hujan deras yang dipilih untuk analisis adalah hujan
durasi singkat.
2) Hjan efektif terdisribusi secara merata pada seluruh DAS. Dengan anggapan ini maka
hidrograf satuan tidak berlaku untuk DAS yang sangat luas, karena sulit untuk
mendapatkan hujan merata di seluruh DAS. Penggunaan pada DAS yang sangat luas
dapat dilakukan dengan membagi DAS menjadi sejumlah sub DAS, dan pada setiap
sub DAS dilakukan analisis hidrograf satuan.

Dari data hujan dan hidrograf limpasan langsung yang tercatat setiap interval waktu
tertentu (misalnya tiap jam), selanjutnya dilakukan pemisahan data untuk analisis selanjutnya.
Untuk penurunan hidrograf satuan, dipilih kasus banjir dengan kriteria berikut ini.
1. Hidrograf banjir berpuncak tunggal, hal ini dimaksudkan untuk memudahkan
analisis .
2. Hujan penyebab banjir terjadi merata di seluruh DAS, hal ini dipilih untuk
memenuhi kriteria teori hidrograf satuan.
3. Dipilih kasus banjir dengan debit puncak relatif cukup besar.

Hidrologi Rekayasa I -8
Berdasarkan kriteria tersebut maka akan terdapat beberapa kasus banjir. Untuk
masing-masing kasus bajir diturunkan hidrograf satuannya. Hidrograf satuan rerata yang
diperoleh dari beberapa kasus banjir tersebut.

6.10.1 Konsep Hidrograf Satuan


Karakteristik bentuk hidrograf yang merupakan dasar dari konsep hidrograf satuan
adalah sebagai berikut ini (Gambar 6.13.):
Hujan efektif 1mm

Intensitas hujan
Intensitas hujan

periode tr
B – Dua satuan
A hujan efektif 1mm

tr tc tr B
tp lag Hidrograf limpasan

Hidrograf satuan
Debit, Q

Debit, Q
A

Waktu, t Waktu, t
T T

(a) (b)
Intensitas hujan

Hujan efektif 1mm


periode tr
A B
tr tr
Hidrograf limpasan

Hidrograf satuan
Debit, Q

A B

T Waktu, t

(c)

Gambar 6.13. Prinsip hidrograf satuan.

1) Hidrograf menggambarkan semua kombinasi dari karakteristik fisik DAS (bentuk,


ukuran, kemiringan, sifat tanah) dan karakteristik hujan (pola, intensitas, dan durasi).

Hidrologi Rekayasa I -9
2) Mengingat sifat DAS tidak berubah dari hujan yang satu dengan hujan yang lain,
maka hidrograf yang dihasilkan oleh hujan dengan durasi, intensitas dan pola yang
serupa memberikan bentuk dan waktu dasar yang serupa pula. Dengan demikian dapat
dilakukan superposisi dari hidrograf-hidrograf tersebut. Apabila terjadi hujan efektif
sebesar 2 mm dengan satuan waktu tertentu, hidrograf yang terjadi akan mempunyai
bentuk yang sama dengan hidrograf dengan hujan efektif 1 mm dengan durasi yang
sama, kecuali bahwa ordinatnya adalah dua kali lebih besar (Gambar 6.13.b).
Demikian juga, apabila hujan efektif 1 mm terjadi dalam dua satuan durasi yang
berurutan, hidrograf yang dihasilkan adalah jumlah dari dua hidrograf 1 mm, dengan
hidrograf kedua mulai dengan keterlambatan satu satuan waktu (Gambar 6.13.c).
3) Variasi sifat hujan mempunyai pengaruh signifikan pada bentuk hidrograf, yang
meliputi a) durasi hujan, b) intensitas, dan c) distribusi hujan pada DAS.

6.10.2 Penurunan Hidrograf Satuan


Untuk menurunkan hidrograf satuan diperlukan data hujan dan debit aliran yang
berkaitan. Prosedur penurunan hidrograf satuan adalah sebagai berikut ini.
1) Digambar hidrograf yang berkaitan dengan hujan yang terjadi. Aliran dasar dipisahkan
dengan cara seperti yang telah dijelaskan di depan, sehingga dipeeroleh hidrograf
aliran langsung (HAL).
2) Dihitung luasan di bawah HAL yang merupakan volume aliran permukaan. Volume
aliran tersebut dikonversi menjadi kedalaman aliran di seluruh DAS.
3) Ordinat dari HAL dibagi dengan kedalaman aliran, yang menghasilkan hidrograf
satuan dengan durasi sama dengan durasi hujan.

Contoh 5
DAS Cimanuk di stasiun Sukatali mempunyai luas DAS sebesar 286 km2. Hujan dengan
durasi 1 jam sebesar 5,26 mm terjadi secara merata di seluruh DAS menghasilkan hidrograf
debit seperti ditunjukkan dalam Tabel 6.9. Tentukan hidrograf satuan ?

Hidrologi Rekayasa I - 10
Tabel 6.9. Hidrograf limpasan langsung.
Jam Debit Jam Debit Jam Debit Jam Debit Jam Debit
3 3 3 3 3
ke- (m /det) ke- (m /det) ke- (m /det) ke- (m /det) ke- (m /det)
1 13,2 7 60,0 13 27,9 19 14,4 25 11,0
2 19,0 8 79,5 14 25,6 20 13,8 26 10,7
3 22,2 9 80,5 15 21,4 21 13,2 27 10,0
4 30,0 10 56,9 16 19,4 22 12,3 28 9,9
5 35,7 11 42,1 17 17,4 23 12,1 29 9,4
6 51,0 12 35,7 18 15,8 24 11,2 30 9,1

Penyelesaian:
Hitungan dilakukan dengan menggunakan Tabel 6.10.
Kolom 1 menunjukkan waktu (dalam jam), sedang kolom 2 adalah debit. Kolom 3 adalah
aliran dasar ditetapkan sebagai nilai terendah dari hidrograf sebelumnya kemudian naik
karena adanya aliran langsung, dan diambil konstan yaitu sebrsar 13,2 m3/det. Kolom 4
adalah aliran langsung, yaitu hidrograf debit dikurangi aliran dasar. Volume limpasan
langsung diperoleh dengan menjumlahkan kolom 4 dan kemudian dikalikan dengan 1 jam
(3600 detik).
Tabel 6.10. Hitungan hidrograf satuan.
Waktu Hidrograf Aliran dasar Aliran langsung Hidroran satuan
3 3 3 3
(jam) (m /det.) (m /det.) (m /det.) (m /det./mm.)
(1) (2) (3) (4) (5)
1 13,2 13,2 0,0 0
2 19,0 13,2 5,8 1,103
3 22,2 13,2 9,0 1,711
4 30,0 13,2 16,8 3,194
5 35,7 13,2 22,5 4,278
6 51,0 13,2 37,8 7,186
7 60,0 13,2 46,8 8,897
8 79,5 13,2 66,3 12,605
9 80,5 13,2 67,3 12,795
10 56,9 13,2 43,7 8,308
11 42,1 13,2 28,9 5,494
12 35,7 13,2 22,5 4,278
13 27,9 13,2 14,7 2,795
14 25,6 13,2 12,4 2,357
15 21,4 13,2 8,2 1,559
16 19,4 13,2 6,2 1,179
17 17,4 13,2 4,2 0,798
18 15,8 13,2 2,6 0,494
19 14,4 13,2 1,2 0,228
20 13,8 13,2 0,6 0,114
21 13,2 13,2 0,0 0
22 12,3 0 0,0 0
Jumlah = 417,5

Hidrologi Rekayasa I - 11
Volume limpasan = 417,5*60*60 = 1503000 m3.
Selanjutnya dihitung kedalaman aliran, yaitu volume total dalam dibagi dengan luas
DAS:
Volume 1503000
Kedalaman aliran    0,00526 m.
Luas DAS 286 * 10 6
 5,26 mm.

Hidrograf satuan diperoleh dengan membagi hidrograf aliran pada kolom 4 dengan
kedalaman aliran, dan hasilnya diberikan dalam kolom 5.
kolom 4
Ordinat hidrograf satuan 
5,26

Hidrograf satuan tersebut dapat dilihat dalam Gambar 6.14.

Hidrograf satuan
14

12
Debit, Q (m3/detik)

10

0
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24
Waktu, t (jam)

Hidrograf Hidrograf

Gambar 6.14. Hidrograf satuan untuk Contoh 5.

6.10.3 Penurunan Hidrograf Satuan dari Hujan Sembarang


Dalam sub Bab 6.10.2. telah dijelaskan cara penurunan hidrograf satuan dari hidrograf terukur
yang dibangkitkan oleh hujan efektif tunggal. Hitungan dapat dilakukan dengan cara
sederhana.

Hidrologi Rekayasa I - 12
Apabila hujan terdiri dari beberapa intensitas berbeda yang terjadi secara berurutan
seperti ditunjukkan dalam Gambar 6.15., analisis hidrograf satuan menjadi lebih rumit.
Hidrograf satuan dapat dihitung dengan persamaan berikut:
nM
Qn   pm qn  m  1
m 1

n  1, 2, 3, ........ , N
m  1, 2, 3, ........ , M

dengan, Qn : hidrograf limpasan langsung


pm : hujan efektif
q n–m+1 : hidrograf satuan
N : jumlah ordinat dari hidrogaf limpasan
M : jumlah durasi hujan yang berurutan
Notasi n  M yang merupakan batas atas dari penjumlahan untuk m = 1, 2, 3 .... , n
untuk n  M, tetapi n > m, penjumlahan dibatasi sampai m = 1, 2, 3, ..... , M. <---- ?

Hidrologi Rekayasa I - 13
Masukan pm

p3
p1
p2

1 2 3 m

qn – m + 1

q3
q2 q4
q1 q5
q6
n–m+1
qn – m + 1

q3
q2 q4
q1 q5
q6
n–m+1
qn – m + 1

q3
q2 q4
q1 q5
q6
n–m+1
Keluaran Qn
nM
Qn   pm q n  m  1
m 1
p3q2
p3q1

p3q3
p2q2
p2q1

p2q3

p3q4
p2q4
p1q3

p1q6 p2q5

p2q6 p3q5
p1q2

p1q4
p1q1

p1q5

p3q6

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 n

Gambar 6.15. Penurunan hidrograf dari hujan berurutan.

Hidrologi Rekayasa I - 14
Seperti yang ditunjukkan dalam Gambar 6.15, nilai M = 3 yang berarti terdapat tiga
hujan berurutan dengan intensitas berbeda yaitu p1, p2, p3. Jumlah ordinat yang nilainya tidak
sama dengan nol dari hidrograf satuan adalah 6.
Dari persamaan (6.10), untuk : m = 1, dan n = 1, maka ;
Q1 = p1 q1-1+1 = p1 q1
Untuk n = 2, ada dua suku yang membentuk ordinat hidrograf limpasan langsung, yaitu :
2
Q2   pm q n  m  1  p1 q 2  1  1  p 2 q 2  2  1
m 1

Q2  p1 q 2  p 2 q 2

Untuk n = 3, ada tiga suku, yaitu :


n3
Q3   pm q n  m  1  p1 q3  1  1  p 2 q3  2  1  p3 q3  3  1
m 1

Q3  p1 q3  p 2 q 2  p3 q1

Untuk n = 4, ada empat suku, yaitu :


n3
Q4   pm q n  m  1  p1 q 4  1  1  p 2 q 4  2  1  p3 q 4  3  1
m 1

Q4  p1 q 4  p 2 q3  p3 q 2

Dengan cara yang sama, untuk n = 5, 6, 7, 8, dan 9 maka persamaan menjadi :


Q5  p1 q5  p 2 q 4  p3 q3
Q6  p1 q 6  p 2 q5  p3 q 4
Q7  p1 q 7  p 2 q 6  p3 q5
Q8  p1 q8  p 2 q 7  p3 q 6
Q9  p1 q9  p 2 q8  p3 q 7

Contoh 6
Hitung hidrograf satuan satu jam-an dengan menggunakan histogram hujan efektif dan
hidrograf limpasan langsung seperti diberikan dalam Tabel 6.11. ??

Tabel 6.11. Hidrograf debit dan hujan efetif.

Hidrologi Rekayasa I - 15
Waktu Hujan efektif Debit limpasan
3
(jam) (mm) (m /det.)
1 27 12,1
2 49 54,5
3 46 150
4 258,6
5 300,9
6 221,8
7 111
8 52,3
9 39,7
10 23,5

Penyelesaian:
Dari Tabel 6.11.diketahui bahwa M = 3 dan N = 11. Jadi jumlah ordinat dari hidrograf
adalah N-M+1 = 11-3+1 = 9. Subtitusikan ordinat dari hujan efektif dan hidrograf limpasan
langsung ke dalam persamaan (6.10) memberikan 11 persamaan simultan. Persamaan tersebut
dapat diselesaikan untuk mendapatkan ordinat hidrograf satuan.
Dari persamaan (6.10.a) yaitu Q1 = p1 q1 didapat:
Q1 12,1
q1    0,448 m 3 / mm. 7
p1 27

Dari persamaan (6.10.b) yaitu Q2 = p1 q2 + p2 q1 didapat:


Q2  p 2 q1 54,5  49 * 12,1
q2    1,203 m 3 / mm. 7
p1 27

Dari persamaan (6.10.b) yaitu Q3 = p1 q3 + p2 q2 + p3 q1 didapat:


Q3  p 2 q 2  p 3 q1 150,0  49 * 1,203  46 * 0,450
q3    2,606 m 3 / mm.
p1 27

Dengan cara yang sama dihitung ordinat dari hidrograf satuan:


Q4  p 2 q3  p1 q 2 258,6  49 * 2,612  46 * 1,203
q4    2,797 m 3 / mm.
p1 27

Q5  p 2 q 4  p3 q3 300,9  49 * 2,793  46 * 2,612


q5    1,630 m 3 / mm.
p1 27

Hidrologi Rekayasa I - 16
Q6  p 2 q5  p3 q 4 221,8  49 * 1,629  46 * 2,793
q6    0,505 m 3 / mm.
p1 27

Q7  p 2 q 6  p3 q5 111,0  49 * 0,505  46 * 1,629


q7    0,491 m 3 / mm.
p1 27

Q8  p 2 q 7  p3 q 6 152,3  49 * 0,424  46 * 0,505


q8    0,307 m 3 / mm.
p1 27

Q9  p 2 q8  p3 q 7 39,7  49 * 0,307  46 * 0,424


q9    0,177 m 3 / mm.
p1 27

Q10  p 2 q9  p3 q8 23,5  49 * 0,177  46 * 0,307


q10    0,044 m 3 / mm.
p1 27

Dengan demikian diperoleh hidrograf satuan seperti diberikan dalam Tabel 6.12.
Ordinat pertama damterakhir (sebelum dan setelah berakhirnya limpasan) hidrograf
satuan adalah nol.
Tabel 6.12. Hidrograf satuan Contoh 6.
Waktu Hidrograf satuan
3
(jam) (m /det./mm.)
1 0
2 q1 = 0,448
3 q2 = 1,205
4 q3 = 2,605
5 q4 = 2,797
6 q5 = 1,630
7 q6 = 0,491
8 q7 = 0,443
9 q8 = 0,297
10 q9 = 0,177
11 q10 = 0,044
12 0

Contoh 7

Hidrologi Rekayasa I - 17
Dari hasil hidrograf satuan seperti diberikan dalam Contoh 6, hitung hidrograf
limpasan langsung apabila terjadi hujan efektif dengan kedalaman 12 mm, dengan 3 mm pada
jam pertama, 5 mm pada jam kedua dan 4 mm pada jam ketiga ???

Penyelesaian:
Hitungan hidrograf aliran langsung dapat dilakukan dengan menggunakan persamaan (6.10).
Dengan persamaan 6.10.a. dihitung ordinat pertama dari hidrograf:
Q1 = p1 q1 = 3 * 0,45 = 1,35 m3/det.
Dengan persamaan 6.10.b. dihitung ordinat kedua hidrograf:
Q2  p1 q 2  p 2 q 2  3 * 1,203  5 * 0,45  5,859 m 3 / det .

Dengan persamaan 6.10.c. dihitung ordinat kedua hidrograf:


Q3  p1 q3  p 2 q 2  p3 q1  3 * 2,612  5 * 1,203  4 * 0,450  15,651 m 3 / det .

Hitungan dengan cara tersebut dapat dilakukan secara lebih mudah dengan
menggunakan Tabel 6.13. Hidrograf satuan hasil hitungan dalam Contoh 6 diberikan dalam
kolom 2, sedang hujan efektif diberikan dalam baris sisi atas tabel. Kolom 3 adalah perkalian
antara ordinat hidrograf satuan dengan hujan efektif jam pertama yaitu 3 mm. Kolom 4 adalah
perkalian antara ordinat hidrograf satuan dengan hujan efektif jam kedua yaitu 5 mm, dengan
keterlambatan 1 jam. Kolom 5 adalah perkalian antara ordinat hidrograf satuan dengan hujan
efektif jam ketga yaitu 4 mm, dengan keterlambatan 2 jam. Kolom 6 adalah penjumlahan dari
kolom 3, 4, dan 5; yang merupakan hidrograf limpasan langsung yang dibangkitkan oleh
hujan efektif dengan 3 mm pada jam pertama, 5 mm padam kedua dan 4 mm pada jam ketiga.

Tabel 6.13. Hitungan hidrograf aliran langsung Contoh 7.

Hidrologi Rekayasa I - 18
Waktu Hidrograf satuan Kolom 2 * hujan efektif (mm) Limpasan langsung
3 3
(jam) (m /det./mm.) p1 = 3 p2 = 5 p3 = 4 (m /det.)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) = (3) + (4) + (5)
1 0 0 0
2 q1 = 0,448 p1 q1 = 1,344 0 1,344
3 q2 = 1,205 p1 q2 = 3,615 p 2 q 1 = 2,240 0 5,855
4 q3 = 2,605 p1 q3 = 7,815 p 2 q 2 = 6,025 p 2 q 1 = 1,792 15,632
5 q4 = 2,797 p1 q4 = 8,391 p 2 q 3 = 13,025 p 2 q 2 = 4,820 26,236
6 q5 = 1,630 p1 q5 = 4,890 p2 q4 = 13,985 p2 q3 = 10,420 29,295
7 q6 = 0,491 p1 q6 = 1,473 p2 q5 = 8,150 p2 q4 = 11,188 20,811
8 q7 = 0,443 p1 q7 = 1,329 p2 q6 = 2,455 p2 q5 = 6,520 10,304
9 q8 = 0,297 p1 q8 = 0,891 p2 q7 = 2,215 p2 q6 = 1,964 5,070
10 q9 = 0,177 p1 q9 = 0,531 p2 q8 = 1,485 p2 q7 = 1,772 3,788
11 q 10 = 0,044 p 1 q 10 = 0,132 p2 q9 = 0,885 p2 q8 = 1,188 2,205
12 0 0 p 2 q 10 = 0,220 p2 q9 = 0,708 0,928
13 0 p 2 q 10 = 0,176 0,176
14 0 0

Hidrograf Contoh 7
35

30

25
D e b it , Q (m 3 / d e t )

20

15

10

0
0 2 4 6 8 10 12 14 16
Waktu, T (jam)
Hidrograf satuan Hidrograf hujan1 Hidrograf hujan2

Hidrograf hujan3 Hidrograf gabungan

Gambar 6.16. Hasil hitungan hidrograf Contoh 7.


6.10.4 Perubahan Durasi Hidrograf Satuan

Hidrologi Rekayasa I - 19
Hidrograf satuan mempresentasikan aliran langsung yang berasal dari hujan efektif
setinggi 1 mm selama durasi tertentu. Hujan dengan durasi berbeda akan menghasilkan
bentuk hidrograf satuan yang berbeda pula. Durasi hujan lebih lama akan memperpanjang
waktu dasar dan puncak yang lebih rendah, dan sebaliknya. Akan diberikan dua metode untuk
mengubah durasi hidrograf satuan.
1) Lagging method
Metode ini digunakan pada keadaan dimana durasi dikonversikan menjadi durasi yang
lebih lama yang merupakan kelipatan dari durasi aslinya. Apabila hidrograf satuan dengan
durasi tr ditambahkan pada hidrograf satuan identik lainnya dengan keterlambatan tr, maka
hidrograf yang dihasilkan merupakan hidrograf dari 2 satuan hujan yang terjadi dalam waktu
2 tr seperti ditunjukkan dalam Gambar 6.16. Apabila ordinat dari hidrograf tersebut dibagi 2
akan didapat hidrograf satuan dengan durasi 2 tr.
Jumlah n HS durasi t r dengan keterlambatan t r
HS  ............................ (6.11)
n

A Hujan satuan durasi tr


Intensitas hujan

tr

B Hujan satuan durasi 2tr


2 tr Hidrograf limpasan dari
dua hujan satuan durasi 2 tr

Hidrograf satuan selang tr


Debit, Q

Hidrograf satuan

Hidrograf satuan durasi 2 tr

A B

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Waktu, t
tr

Gambar 6.16. Hidrograf satuan dengan lagging method.


Contoh 8

Hidrologi Rekayasa I - 20
Hidrograf satuan hasil hitungan Contoh 7 dihasilkan oleh hujan dengan durasi 1 jam . Hitung
hidrograf satuan dengan hujan durasi 3 jam menggunakan Lagging method ???
Penyelesaian:
tr = 1 jam
durasi 3 jam
n  3.
durasi 1 jam

Hitungan hidrograf satuan dilakukan dalam Tabel 6.14. Hidrograf satuan yang
diperoleh dalam Contoh 7 disusun dalam kolom (2). Sesuai dengan nilai n = 3, hidrograf
satuan tersebut disusun pada kolom (3), (4), dan (5). Hidrograf satuan dengan durasi 3 jam (n
tr = 3*1 = 3 jam) diperoleh dengan membagi kolom (6) dengan nilai n = 3 (persamaan 6.11.)
dan hasilnya diberikan dalam kolom (7).

Tabel 6.14. Hitungan hidrograf satuan menggunakan Lagging method dalam Contoh 8.
Waktu Hidrograf satuan Hidrograf satuan
3
Hidrograf satuan dengan keterlambatan 3 jam Jumlah
(jam) (m /det./mm.) 3 jam
(1) (2) (3) (4) (5) (6) = (3)+(4)+(5) (7)
1 0 0 0 0
2 q1 = 0,450 q1 = 0,450 0 0,45 0,150
3 q2 = 1,203 q2 = 1,203 q 1 = 0,450 0 1,653 0,551
4 q3 = 2,612 q3 = 2,612 q 2 = 1,203 q 1 = 0,450 4,265 1,422
5 q4 = 2,793 q4 = 2,793 q 3 = 2,612 q 2 = 1,203 6,608 2,203
6 q5 = 1,629 q5 = 1,629 q4 = 2,793 q3 = 2,612 7,034 2,345
7 q6 = 0,505 q6 = 0,505 q5 = 1,629 q4 = 2,793 4,927 1,642
8 q7 = 0,424 q7 = 0,424 q6 = 0,505 q5 = 1,629 2,558 0,853
9 q8 = 0,307 q8 = 0,307 q7 = 0,424 q6 = 0,505 1,236 0,412
10 q9 = 0,191 q9 = 0,191 q8 = 0,307 q7 = 0,424 0,922 0,307
11 0 0 q9 = 0,191 q8 = 0,307 0,498 0,166
12 0 q9 = 0,191 0,191 0,064
13 0 0 0

2) Metode kurva S

Hidrologi Rekayasa I - 21
Dengan metode kurva-S, hidrograf satuan dapat dikonversi menjadi durasi lain yang
lebih pendek atau panjang. Kurva-S akan terbentuk apabila hujan terus berlanjut sampai
waktu tak terhingga. Kurva-S dibentuk dengan menjumlahkan suatu seri hidrograf satuan
dengan durasi tr dengan keterlambatan t’r, seperti terlihat dalam Gambar 6.17. Apabila T
adalah waktu dasar hidrograf satuan, jumlah dari T/tr hidrograf satuan akan menghasilkan
kurva-S.
Hujan satuan
Kurva S durasi tr

tr

Debit, Q
Kurva S durasi tr
Kurva S durasi tr selang t’r
Debit, Q

Hidrograf satuan
selang waktu tr

X tr / t’r

tr Waktu, t t’r Waktu, t

Gambar 6.17. Metode kurva S.

Contoh 9
Hidrograf satuan hasil hitungan Contoh 7 dihasilkan oleh hujan dengan durasi 1 jam.
Hitung hidrograf satuan dengan durasi hujan 3 jam dengan menggunakan metode kurva-S ?

Penyelesaian:
Hitungan hidrograf satuan dengan menggunakan metode kurva S dilakukan dalam
Tabel 6.15. Hidrograf satuan yang diperoleh dalam Contoh 7 disusun dalam kolom (2).
Hidrograf satuan tersebut disusun pada kolom-kolom berikutnya dengan kelambatan setiap 1
jam, seperti diberikan dalam kolom (3) sampai (9). Kurva-S diperoleh dengan menjumlahkan
ordinat hidrograf satuan dengan hidrograf satuan dengan beberapa kelambatan (penjumlahan
kolom 2 sampai kolom 9), yang diberikan dalam kolom 10. Kolom 11 adalah kurva-S dengan
kelambatan 3 jam. Kolom (12) adalah hasil pengurangan antara kurva-S (kolom 10) dengan
kurva-S kelambatan 3 jam (kolom 11). Ordinat hidograf satuan dengan durasi 3 jam (kolom

Hidrologi Rekayasa I - 22
13) diperoleh dengan mengalikan kolom (12) dengan perbandingan antara durasi hujan asli
dengan durasi hujan turunannya, q = X tr / t’r.
Tabel 6.15. Hitungan hidrograf satuan durasi 3 jam dgn metode Kurva-S dalam Contoh 9.
Waktu Hidrograf satuan Kurva S Selisih Hidrograf satuan
3 Hidrograf satuan dengan keterlambatan 3 jam Kurva S
(jam) (m /det./mm.) - 3 jam (10)-(11) 3 jam
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) = (11) (10) (11) (12) (13)
1 0 0 0 0,000
2 q1 = 0,450 0 0,45 0,45 0,150
3 q2 = 1,203 q1 = 0,450 0 1,653 1,653 0,551
4 q3 = 2,612 q2 = 1,203 q1 = 0,450 0 4,265 0 4,265 1,422
5 q4 = 2,793 q3 = 2,612 q2 = 1,203 q1 = 0,450 0 7,058 0,45 6,608 2,203
6 q5 = 1,629 q4 = 2,793 q3 = 2,612 q2 = 1,203 q1 = 0,450 0 8,687 1,653 7,034 2,345
7 q6 = 0,505 q5 = 1,629 q4 = 2,793 q3 = 2,612 q2 = 1,203 q1 = 0,450 0 9,192 4,265 4,927 1,642
8 q7 = 0,424 q6 = 0,505 q5 = 1,629 q4 = 2,793 q3 = 2,612 q2 = 1,203 q1 = 0,450 0 9,616 7,058 2,558 0,853
9 q8 = 0,307 q7 = 0,424 q6 = 0,505 q5 = 1,629 q4 = 2,793 q3 = 2,612 q2 = 1,203 qs1 = 0,45 9,923 8,687 1,236 0,412
10 q9 = 0,191 q8 = 0,307 q7 = 0,424 q6 = 0,505 q5 = 1,629 q4 = 2,793 q3 = 2,612 qs2 = 1,653 10,114 9,192 0,922 0,307
11 0 q9 = 0,191 q8 = 0,307 q7 = 0,424 q6 = 0,505 q5 = 1,629 q4 = 2,793 qs3 = 4,265 10,114 9,616 0,498 0,166
0 q9 = 0,191 q8 = 0,307 q7 = 0,424 q6 = 0,505 q5 = 1,629 qs4 = 7,058 10,114 9,923 0,191 0,064
0 q9 = 0,191 q8 = 0,307 q7 = 0,424 q6 = 0,505 qs5 = 8,687 10,114 10,114 0 0,000
0 q9 = 0,191 q8 = 0,307 q7 = 0,424 qs6 = 9,192 10,114 10,114 0 0,000
0 q9 = 0,191 q8 = 0,307 qs7 = 9,616 10,114 10,114 0 0,000
0 q9 = 0,191 qs8 = 9,923 10,114 10,114 0 0,000
0 qs9 = 10,114 10,114 10,114 0 0,000
0 0 0 0 0,000

Data soal kurang lengkap, hitungan sementara dipakai asumsi nilai; X = 1 mm, tr = 1, jam, dan t’r = 3
jam (betul/salah ?)

Soal Latihan
1) Dalam sebuah DAS seluas 43,2 km 2 terdapat data hidrograf banjir seperti diberikan dalam Tabel 1,
dan data hujan merata pada saat yang sama yang diberikan dalam Tabel 2. Turunkan hidrograf
satuan ?
Tabel 1
Jam ke 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
3
Q (m /det) 10 50 120 90 105 80 55 35 20 15 10 10
Tabel 2
Jam ke 0-1 1-2 2-3 3-4
h (mm) 30 40 10 30

2) Suatu daerah dengan karakteristik hidrologi berikut :

Hidrologi Rekayasa I - 23
a) lahan kosong dan gundul dengan kelompok tanah B dan meliputi 32%,
b) lahan pertanian dengan kondisi hidrologi bagus dengan kelompok tanah C yang meliputi 68%
luas lahan.
Dianggap kondisi kelengasan termasuk AMC II. Kedalaman hujan ad alah 105 mm.
Hitung limpasan permukaan ?

3) Sesuai DAS dengan tataguna lahan berikut: a) 40% pemukiman dengan 30% kedap air, b)
20% pemukiman dengan 65% kedap air, c) 10% jalan dengan perkerasan, d) 30% tanah
terbuka dengan 50% dengan penutupan rumput kondisi sedang dan 50% rumput kondisi
baik. Luas lahan keseluruhan adalah 1000 ha. Hitung limpasan ?

4) Suatu DAS mempunyai luas 300 km2. Hujan dengan durasi 1 jam sebesar 6 mm terjadi
secara merata di seluruh DAS menghasilkan hidrograf debit seperti ditunjukkan dalam
tabel di bawah. Tentukan hidrograf satuan ?
Tabel: Hidrograf limpasan langsung.
Debit Debit Debit Debit
jam ke 3 jam ke 3 jam ke 3 jam ke 3
(m /det) (m /det) (m /det) (m /det)
1 10,0 7 60,0 13 27,5 19 14,0
2 15,0 8 80,0 14 25,0 20 13,0
3 20,0 9 85,0 15 21,0 21 12,5
4 30,0 10 55,0 16 18,0 22 12,0
5 35,0 11 40,0 17 17,0 23 11,0
6 55,0 12 35,0 18 15,0 24 11,0

5) Apabila terjadi hujan efektif dengan distribusi 7 mm pada jam pertama, 13 mm pada jam
kedua, 5 mm pada jam ketiga dan 4 mm pada jam keempat. Hitung hidrograf limpasan
langsung ?

6) Hidrograf satuan hasil hitungan Soal 5 dihasilkan oleh hujan dengan durasi 1 jam. Hitung
hidrograf satuan dengan hujan 3 jam ?

7) Hidrograf satuan hasil hitungan soal 5 dihasilkan oleh hujan dengan durasi 1 jam. Hitung
hidrograf satuan dengan hujan 3 jam dengan menggunakan metode kurva-S ?
8) Suatu DAS dengan luas A = 650 km2, panjang sungai utama L = 40 km, data lainnya Lc =
21 km, Ct = 1,45 dan Cp = 0,6; durasi hujan efektif tr = 1 jam. Turunkan dan gambar sket
hidrograf satuan sintetis dengan metode Snyder ?
9) Apabila hujan dengan priode ulang 10 tahunan adalah sebesar 70 mm, dan dari analisis hujan
otomatis diperoleh informasi bahwa karakteristik hujan harian di DAS tersebut terdistribusi 3 jam
berturut-turut 30%, 50%, dan 20%; serta data DAS adalah seperti dalam soal no.2, buat hidrograf
banjir dengan priode ulang 10 tahunan ?

Hidrologi Rekayasa I - 24

Anda mungkin juga menyukai