Anda di halaman 1dari 4

Sultan Afif Abrar

XII IPA 2

NO SOAL URAIAN JAWABAN SUMBER BELAJAR


1 SEBUTKAN Trilogi Pembangunan adalah wacana https://id.wikipedia.org/
TRI LOGI pembangunan nasional yang wiki/Trilogi_Pembangun
PEMBANGUN dicanangkan oleh pemerintahan orde an#:~:text=Trilogi
AN ORDE baru di Indonesia sebagai landasan %20Pembangunan
BARU ? penentuan kebijakan politik, ekonomi, %20adalah%20wacana
dan sosial dalam melaksanakan %20pembangunan,sosi
pembangunan negara. al%20dalam
%20melaksanakan
Trilogi pembangunan terdiri dari 3: %20pembangunan
Stabilitas Nasional yang dinamis %20negara.&text=Pertu
Stabilitas nasional yang sehat dan mbuhan%20Ekonomi
dinamis, dimaksudkan agar dalam %20Tinggi%2C
pelaksanaan pembangunan itu : %20dan,Pemerataan
Terdapat kondisi kehidupan %20Pembangunan
bermasyarakat, berbangsa dan %20dan%20hasil
bernegara yang aman, tentram dan tertib %2Dhasilnya.
yang tercipta karena berlakunya aturan
yang disepakati bersama. https://supeksa.wordpre
Dalam kondisi stabilitas nasional terdapat ss.com/2010/11/14/trilo
iklim yang mendorong berkembangnya gi-pembangunan-dan-
kreativitas masyarakat dalam delapan-jalur-
pembangunan bangsa dan negara. pemerataan/

Pertumbuhan Ekonomi Tinggi


Pertumbuhan ekonomi yang bukup tinggi
dalam trilogi pembangunan mengandung
makna bahwa :
Pertumbuhan ekonomi harus lebih tinggi
dari angka laju pertumbuhan penduduk.
Upaya mengejar pertumbuhan ekonomi
harus tetap memperhatikan keadikan dan
pemerataan.
Harus tetap dijaga keselarasan,
kererasian, dan keseimbangan dengan
bidang-bidang dengan bidang-bidang
pembangunan lainnya.
Pemerataan Pembangunan dan hasil-
hasilnya.
Pemerataan pembangunan dan hasil-
hasilnya berarti bahwa pembangunan itu
harus dilaksanaan secara merata di
seluruh wilayah tanah air, serta hasil-
hasilnya harus dapat dirasakan oleh
seluruh rakyat secara adil dan merata.
2 TULISKAN Repelita atau Rencana Pembangunan https://soeharto.co/pak-
TAHAPAN Lima Tahun adalah satuan perencanaan harto-dan-trilogi-
PEMBAGUNA yang dibuat oleh pemerintah Orde Baru pembangunan-4/
N REPELITA di Indonesia.
MASA ORDE https://id.wikipedia.org/
BARU Repelita I (1969–1974) Pada tahap ini wiki/Rencana_Pembang
DARI PELITA dilaksanakan program rehabilitasi dan unan_Lima_Tahun#:~:te
1 S/D 6 stabilisasi ekonomi serta pembangunan xt=Repelita%20atau
MASING sektor pertanian dan sektor industri yang %20Rencana
MASING mendukung industri pertanian. %20Pembangunan
DITITIK Repelita II (1974–1979) melanjutkan %20Lima,dengan
BERATKAN program rehabilitasi-stabilisasi ekonomi %20penekanan
BDANG APA dan melaksanakan program-program %20pada%20bidang
SAJA pembangunan baru yaitu bertujuan %20pertanian.&text=Re
JELASKAN ? meningkatkan pembangunan di pulau- pelita%20IV
pulau selain Jawa, Bali dan Madura, di %20(1984%E2%80%93
antaranya melalui transmigrasi. 1989),lapangan
Repelita III (1979–1984) menekankan %20kerja%20baru
bidang industri padat karya untuk %20dan%20industri.
meningkatkan ekspor.
Repelita IV (1984–1989) bertujuan
menciptakan lapangan kerja baru dan
industri.
Repelita V (1989–1994) menekankan
bidang transportasi, komunikasi dan
pendidikan.
3 URAIKAN Gagasan fusi sebenarnya sudah https://tirto.id/sejarah-
TENTANG pernah tertuang dalam pidato pemilu-1977-taktik-fusi-
PENYEDERH Presiden Soeharto dalam Kongres XII parpol-ala-soeharto-
ANAAN PNI tanggal 11 April 1970 di orde-baru-dl3V
PARTAI
POLITIK Semarang. Sebelum itu, wacana
MASA ORDE penyederhanaan partai-partai politik
BARU sudah tertuang dalam Tap MPRS No.
XXII/MPRS/1966. Tulisan Manuel
Kaisiepo berjudul “Dilema Partai
Demokrasi Indonesia: Perjuangan
Mencari Identitas” dalam Majalah
Prisma No. 12 edisi Desember 1981
mengungkapkan, gagasan
penyederhanaan partai atau fusi partai
awalnya diterima dengan baik oleh
partai-partai Islam dan partai-partai
berhaluan nasionalis. Gagasan
tersebut sempat diwacanakan
menjelang Pemilu 1971. Namun,
lantaran terjadi pro dan kontra,
termasuk penolakan dari Partai Kristen
Indonesia dan Partai Katolik, maka
rencana penyederhanaan partai-partai
politik belum bisa diterapkan di pemilu
pertama rezim Orde Baru tersebut.
Penyederhanaan partai-partai politik
peserta pemilu tentu saja bukan tanpa
alasan. Rully Chairul Azwa dalam
Politik Komunikasi Partai Golkar di
Tiga Era (2009) memaparkan, setelah
dilakukan kebijakan fusi partai-partai
politik pada 1973 itu, posisi Golkar
semakin kuat di antara dua kekuatan
politik lainnya, yakni PPP dan PDI.
Selain itu, partai-partai hasil fusi
ternyata tidak lantas bisa bebas
bergerak begitu saja. Soeharto melalui
jejaring kekuasaannya berhasil
menyetir PPP dan PDI lewat Direktorat
Sospol di TNI AD dan Kementerian
Dalam Negeri. Identitas asli partai-
partai yang berfusi pun perlahan
digerus sehingga hanya menyisakan
dua ideologi besar, yakni partai Islam
dan partai nasionalis. PPP, PDI, dan
Golkar pun bertarung di Pemilu 1977
untuk memilih calon anggota DPR dan
DPRD. Sementara presiden menjadi
ranah MPR dan Soeharto lewat segala
cara selalu bisa memastikan bahwa ia
yang akan tetap menduduki kursi
kekuasaan.

Anda mungkin juga menyukai