Anda di halaman 1dari 2

Tugas Menulis Pantau - Feature

Nama: Realita Sukma Febiarti (Lita)

Pilihan Topik : Nomor 7


26 tahun Marsinah. Sila wawancara anak-anak yang lahir di atas tahun 1998, apa yang
mereka tahu tentang Marsinah?

MARSINAH DIMATA MILLENIAL

Syarifa atau Ifa lahir 7 tahun setelah Marsinah ditemukan tak bernyawa di sebuah gubuk
pematang sawah di Desa Jagong, Nganjuk. Tapi bukan berarti Ifa, yang pada saat
diwawancara sedang mempersiapkan diri untuk masuk kuliah, tak kenal siapa Marsinah. Ifa
bahkan tahu, pelaku pembunuhan Marsinah hingga 26 tahun kemudian tetap menjadi
misteri yang abadi.

Marsinah bagi Ifa merupakan sosok buruh di zaman orde baru yang berjuang mencari
keadilan baginya dan teman-teman sesama buruh.

“Tapi Marsinah dibunuh secara kejam dan sampai sekarang para pembunuh atau mungkin
aku harus bilang si pembunuhnya itu belum dihukum karena kasusnya pas diusut ditutup-
tutupi terus, sampai sekarang nggak dilanjutin. Nggak mau dibuka lagi”

Ifa ingat pernah membaca sebuah artikel daring dari Tirto.id. ia menyebutkan setelah
membaca artikel tersebut, banyak hal yang mengganggunya. Terutama tentang kacaunya
sistem peradilan HAM di Indonesia. Dimana orang kecil menjadi tak berdaya, bahkan harus
siap meregang nyawa. Termasuk, disebutkan dalam artikel tersebut, kejadian “9 terdakwa”
yang harus mengalami kejadian super traumatis demi mengikuti alur peradilan janggal kasus
Marsinah tahun 1993.

“Sumpah aku sampe speachless kak pas baca artikel itu!”

Hal lain yang mengganggunya adalah kalimat yang menyebutkan bahwa, kita hanya
berhura-hura di bawah romantisme keheroikan Marsinah. Kalimat tersebut dirasa
merupakan sindiran halus, karena bagi Ifa, kita adalah dirinya sendiri juga banyak orang lain
yang tak peduli pada hak-hak buruh atau masalah apapun yang mereka alami. Dari zaman
Marsinah berjuang hingga hari ini, para buruh masih saja memperjuangkan masalah yang
sama dan kita sangat skeptis, memandang mereka sebagai orang yang tidak pernah
bersyukur, dan lain-lain.

“But, I question myself, what can I do for them?”

Seandainya Marsinah hidup dimasa sekarang, ia hanya butuh sosial media, lalu dukungan
dari semua pihak untuk mem-viral-kan tuntutannya. Marsinah tentu tak perlu melalui
penyiksaan hingga terbunuh dengan kejam.
Ada pelajaran besar yang diambil Ifa dari Marsinah, yaitu belajar bagaimana bersikap berani
untuk menyuarakan pendapat yang kita yakini.

“Nobody will help us, unless we speak up for our self,”.

Ifa masih sangat berharap, suatu hari nanti, kasus Marsinah dapat terselesaikan dan
menemukan akhir yang baik bagi para buruh yang hingga hari ini selalu berjuang untuk
nasib yang lebih baik.

“Marsinah akan selalu ada diantara kita, dan harusnya kita tahu bagaimana cara yang paling
tepat berterima kasih atas jasanya. Dia bukan cuma pahlawan, tapi guru hidup yang sikap
berani, kritis, dan kegigihannya dalam memperjuangkan keadilan harus kita teruskan.”.

:Narasumber merupakan anak dari pemerhati anak yang telah bekerja 32 tahun untuk Plan
International dan 15 tahun untuk UNICEF. Saat ini Ifa sedang menanti tes masuk perguruan
tinggi di Univesitas Indonesia jurusan Ilmu Kesejahteraan Sosial.

Anda mungkin juga menyukai