Anda di halaman 1dari 6

49

ISSN: 2354-6751

Analisis Kelayakan Kapasitas Produksi dengan


Metode RCCP
(Studi Kasus PT. Sewangi Sejati Luhur)

St Nova Meirizha, Ardiansyah


Universitas Muhammadiyah Riau
Jl. Tuanku Tambusai Ujung, Pekanbaru
E-mail : nomei_rizha@yahoo.co.id

Abstrak
PT. Sewangi Sejati Luhur merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak dibidang produksi CPO
kelapa sawit sebagai komponen utama minyak goreng. Perusahaan ini sangat membutuhkan perencanaan
kapasitas yang baik karena permintaan produknya yang terus bertambah dari tahun ke tahun, terutama
perencanaan untuk produk yang menjadi andalan perusahaan yaitu produk CPO sawit. Kondisi yang
terjadi saat ini ada beberapa stasiun kerja yang sumberdayanya menganggur pada saat-saat tertentu.
Selain itu, ada juga beberapa stasiun kerja yang mesin atau tenaga kerjanya bekerja overload. Ini dapat
dilihat dengan adanya antrian pada stasiun kerja tersebut. Oleh karena itu perlu dilakukan analisis
kelayakan terhadap kapasitas produksi pada semua stasiun kerja yang ada dengan metode rough cut
capacity planning (RCCP). Ada beberapa tahapan yang dilakukan dalam analisis kelayakan kapasitas.
Tahap pertama adalah menghitung kapasitas tersedia setiap stasiun kerja. Selanjutnya dilakukan
perhitungan kapasitas yang dibutuhkan setiap stasiun kerja. Tahapan terakhir adalah uji kelayakan
kapasitas dengan membandingkan kapasitas tersedia dengan kapasitas yang dibutuhkan. Berdasarkan
perhitungan Rough Cut Capacity Planning menggunakan metode CPOF dapat dilihat bahwa masih ada
beberapa stasiun kerja yang menghasilkan nilai negatif untuk semua periode selama 12 bulan. Hal ini
menunjukkan bahwa kapasitas yang tersedia tidak dapat memenuhi kebutuhan kapasitas atau dengan kata
lain kapasitas yang dibutuhkan jauh lebih besar dari kapasitas tersedia yang dimiliki oleh perusahaan.

Kata kunci : Kapasitas, MPS, RCCP, Uji kelayakan

1. Pendahuluan terpenuhi dan akan memaksa untuk


diadakannya over time atau sub kontrak.
1.1 Latar Belakang Untuk mengetahui apakah kapasitas yang
dimiliki perusahaan sudah mampu atau tidak
PT. Sewangi Sejati Luhur adalah perusahaan untuk mengakomodasi permintaan konsumen,
yang bergerak dalam industri manufaktur yaitu maka perlu dilakukan, uji kelayakan terhadap
produk minyak sawit. Produk yang dihasilkan kapasitas produksi. RCCP merupakan salah satu
adalah minyak sawit setengah jadi (CPO) sesuai metode untuk menguji ketersediaan kapasitas
dengan permintaan pasar. Pada kenyataannya, fasilitas produksi dalam memenuhi jadwal
perusahaan tersebut belum mampu memenuhi induk produksi (Master Production Schedule)
jumlah yang dibutuhkan oleh pasar. yang telah ditetapkan. Berdasarkan uraian
Masalah yang umumnya terjadi pada tersebut, maka perlu dilakukan penelitian untuk
perusahaan ini adalah tidak seimbangnya menganalisis kelayakan kapasitas produksi pada
kapasitas antar stasiun kerja. Ada beberapa PT. Sewangi Sejati Luhur
stasiun kerja yang sumber dayanya menganggur
dan ada juga mesin yang bekerja overload . 1.2 Tinjauan Pustaka
Apabila terjadi kelebihan kapasitas sudah pasti
operasional produksi tidak efisien dikarenakan A. Pengertian Kapasitas
stasiun yang jarang bekerja penuh atau sering Kapasitas (capacity) adalah hasil produksi
menganggur. Begitu pula apabila stasiun atau volume pemprosesan (troughput) atau
mengalami kekurangan kapasitas maka tentu jumlah unit yang dapat ditangani, diterima,
target yang diinginkan perusahaan tidak akan disimpan, atau diproduksi oleh sebuah fasilitas

SURYA TEKNIKA Vol. 5 No. 1, Juni 2017 : 49 – 54


50
ISSN: 2354-6751

dalam suatu periode waktu tertentu. (Jay Heizer Rough Cut Capacity Planning menentukan
dan Barry Render 2006). kapasitas yang dibutuhkan untuk membuat
Kapasitas menentukan : MPS. Horizon perencanaan sama dengan MPS,
a. Persyaratan modal sehingga mempengaruhi biasanya satu sampai tiga tahun. Time
sebagian besar biaya tetap. buckets paling umum adalah satu minggu, dan
b. Menentukan apakah permintaan dapat revisi secara khas dilakukan mingguan atau
dipenuhi atau apakah fasilitas yang ada bulanan. Kapasitas digambarkan dalam kaitan
berlebihan. Jika kapasitas terlalu besar, antara manusia dan/atau jam mesin dengan work
sebagian fasilitas akan menganggur dan center.
akan terdapat biaya tambahan yang Seperti pada MPS dalam hubungannya
dibebankan pada produksi yang ada. dengan spesifikasi produk akhir, RCCP dapat
mempertimbangkan perubahan pada product
B. Perancanaan Kebutuhan Kapasitas mix. Bagaimanapun, RCCP tidak
Agar dapat menyesuaikan tingkat mempertimbangkan inventories dari komponen
kebutuhan kapasitas untuk menanggapi naik yang siap untuk diproduksi dan dalam
turunnya permintaan pasar, perlu penyimpanan atau pekerjaan dalam proses,
dilakukan forecast penjualan dan merencanakan gambaran singkatnya adalah kapasitas
perubahan-perubahan cenderung terjadi tiba-tiba diperlukan. Sumber lainnya dari kesalahan
dan drastic, sehingga akan lebih memakan potensial adalah bahwa MPS tidak secara akurat
waktu. merefleksikan pengaruh dari ukuran lot.
Forecast dilakukan untuk menyusun skedul RCCP digunakan untuk membuat keputusan
produksi induk (master production schedule) pada penyesuaian kapasitas pada rentang waktu
dan untuk mengecek permintaan kapasitas medium. Keputusan mungkin melibatkan
diwaktu yang akan datang dibandingkan dengan penyesuaian dari standar mesin, pengaturan sub
kapasitas yang tersedia. kontrak, atau relokasi kekuatan kerja. Teknik
kapasitas menetapkan batasan-batasan atas bagi yang digunakan dalam RCCP terdiri dari bill of
skejul-skejul produksi. kapasitas juga capacity dan time-phased bills of capacity.
memberikan batasan bahwa, karena selama Pada dasarnya terdapat empat langkah yang
periode penjualan rendah adalah tidak ekonomik diperlukan untuk melaksanakan RCCP, yaitu:
untuk mengurangi kapasitas secara dastik. 1. Memperoleh informasi tentang rencana
Bagi perusahaan biasanya adalah tidak produksi dari MPS.
ekonomik untuk menambah dan mengurangi 2. Memperoleh informasi tentang struktur
tenaga krja dengan naik dan turunnya penjualan. produk dan waktu tunggu (lead times).
Ini bukan berarti bahwa jumlah karyawan 3. Menentukan bill of resources.
adalah sumber daya kapasitas yang tetap, tetapi 4. Menghitung kebutuhan sumber daya
penyesuaian-penyesuaian besar (substansial) spesifik dan membuat laporan RCCP.
dapat dibuat tanpa harus menarik lebih banyak Ada 3 teknik untuk merubah kuantitas MPS dari
orang dan kemudian memutuskan hubungan unit yang diproduksi menjadi jumlah waktu
kerja dengan mereka. yang diperlukan untuk sumber daya tertentu,
Rough Cut Capacity Planning (RCCP) yaitu:
menentukan tingkat kecukupan sumber daya I. Capacity Planning Using Overall Factor
yang direncanakan untuk melaksanakan MPS. (CPOF)
RCCP menggunakan definisi dari unit product Perencanaan Kapasitas dengan
loads yang disebut sebagai: profil produk-beban Menggunakan Semua Faktor. Karakteristiknya:
(product-load profiles, bills of capacity, bills of a. Membutuhkan tiga input: MPS, total waktu
resources, atau bill of labor). Penggandaan yang diperlukan untuk membuat sebuah
beban per unit dengan kuantitas produk yang produk (Ws), waktu yang diperlukan untuk
dijadwalkan per periode waktu akan membuat sebuah produk pada tiap sumber
memberikan beban total per periode waktu daya/departemen/work center.
untuk setiap pusat kerja (work center). RCCP b. Membutuhkan data yang tidak terlalu detil
lebih terperinci dari RRP, karena RCCP dan proses perhitungan paling mudah.
menghitung beban untuk semua item yang Perhitungan kebutuhan sumber daya dengan
dijadwalkan dan dalam periode waktu aktual. CPOF dilakukan dengan cara:
Apabila proses RCCP mengindikasikan bahwa 1. Hitung alokasi waktu mesin untuk sebuah
MPS adalah layak, MPS akan diteruskan ke produk (atau komponen) pada setiap mesin,
proses MRP guna menentukan bahan baku atau lalu hitung total waktunya.
material, komponen, dan subassemblies yang 2. Hitung proporsi waktu proses untuk setiap
dibutuhkan. mesin.

SURYA TEKNIKA Vol. 5 No. 1, Juni 2017 : 49 – 54


51
ISSN: 2354-6751

3. Tentukan nilai waktu yang dibutuhkan untuk d. Pengumpulan Data


mengerjakan produk/ komponen sesuai Data yang dikumpulkan terdiri dari data
dengan jumlah rencana produksi (MPS) jadwal induk produksi, jumlah mesin dan
4. Tentukan nilai waktu pada masing-masing tenaga kerja pada setiap stasiun kerja.
mesin berdasarkan proporsi waktu e. Pengolahan Data
prosesnya. Adapun tahapan pengolahan data pada
5. Hitung kapasitas waktu tersedia yang penelitian ini adalah perhitungan kapasitas
mungkin untuk setiap mesin yang tersedia, perhitungan kapasitas yang
(pertimbangkan, maintenance, libur, dll) dibutuhkan, dan analisis kelayakan
6. Buat grafik, lalu cek apakah seluruh periode kapasitas.
(bulan) nilai waktu (poin 4) semuanya
3. Hasil dan Pembahasan
dibawah kapasitas tersedia (poin 5), jika ya,
maka MPS valid, jika tidak MPS perlu Data jadwal induk produksi PT. sewangi
direvisi. sejati luhur selama periode bulan Januari-
Desember 2016 dapat dilihat pada tabel 1.
II. Bill of Labor (BOLA)
Bill of labor: daftar jumlah tenaga Tabel 1.
Data jadwal induk produksi thn 2016
kerja/waktu yang dibutuhkan untuk membuat
sebuah item. Pada metode ini dibutuhkan input
MPS dan waktu standar dari tiap sumber yang
dinyatakan dalam bentuk Bill of Labor. Dimana
waktu standar adalah waktu yang dibutuhkan
rata-rata pekerja untuk memproduksi 1 unit
pada kondisi normal (sudah mempertimbangkan
allowance).
Perhitungan kebutuhan kapasitas dilakukan
dengan cara mengalikan jumlah kuantitas pada
MPS dengan waktu yang diperlukan tiap
sumber daya/work center pada Bill of Labor.

III. Resource Profile


Resource Profile membagi kebutuhan tenaga
kerja berdasarkan waktu. Tiap Bill Of Labor
harus dipecah berdasarkan waktu jika
menggunakan pendekatan ini.
Berikut ini juga terdapat beberapa data
2. Methodologi tambahan yaitu:
Jumlah shift / hari (S) = 2
Adapun tahapan penelitian yang dilakukan Jam kerja / hari (H) = 8
adalah: Jam Istirahat = 2 Jam
a. Penelitian Pendahuluan
Penelitian pendahuluan ini adalah dengan Sedangkan data stasiun kerja dapat dilihat pada
melakukan survey awal tentang kapasitas tabel 2.
produksi setiap stasiun kerja pada PT.
Sewangi Sejati Luhur . 3.1 Perhitungan Kapasitas Tersedia
b. Perumusan masalah Uji kelayakan kapasitas dilakukan dengan
Bagaimana menganalisis kelayakan metode RCCP jenis CPOF. Dalam menentukan
kapasitas produksi pada PT. Sewangi Sejati kapasitas yang tersedia dengan metode CPOF
Luhur . digunakan rumus sebagai berikut:
c. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian adalah: Kapasitas tersedia = jumlah mesin /manpower x
1. Menghitung kapasitas yang tersedia jumlah shift x jam kerja x jumlah hari kerja x
setiap stasiun kerja utilitas x efesiensi. Berikut ini contoh
2. Menghitung kapasitas yang dibutuhkan perhitungan kapasitas tersedia pada stasiun
setiap stasiun kerja kerja jembatan timbang untuk bulan Januari:
3. Melakukan uji kelayakan kapasitas Kapasitas tersedia = 4 x 2 x 8 x 25 = 1.600
= 1.600 x 0,83 x 0,91
= 1208,48 jam

SURYA TEKNIKA Vol. 5 No. 1, Juni 2017 : 49 – 54


52
ISSN: 2354-6751

Tabel 2. KB(Jan)jt = Kebutuhan Kapasitas stasiun kerja


Data stasiun kerja
jembatan timbang di bulan Januari
(jam)
PHjt = Proporsi Historis untuk stasiun kerja
jembatan timbang
KBjn = Kapasitas yang di butuhkan bulan
Januari (jam)

Tabel 3.
Waktu Proses dan Proporsi Historis

3.2 Perhitungan Kapasitas yang Dibutuhkan


Untuk menghitung kapasitas yang
dibutuhkan diperlukan beberapa data seperti
pada tabel 3. Dalam menentukan kapasitas yang
dibutuhkan dengan metode CPOF digunakan
rumus sebagai berikut:
KB = WPT x RP

Keterangan:
KB = Kapasitas yang di butuhkan 3.3 Uji Kelayakan Kapasitas
WPT = Total waktu proses (jam / Cairan) Uji kelayakan kapasitas dilakukan dengan
RP = Rencana Produksi membandingkan kapasitas yang tersedia
dengan kapasitas yang dibutuhkan.
Contoh perhitungan kebutuhan kapasitas total Perbandingan kapasitas dinyatakan dalam %LC.
bulan Januari 2016 yaitu: Stasiun kerja mengalami kekurangan kapasitas
KBjan = WPT x RPjan (Cairan) jika %LC bernilai negatif. Demikian sebaliknya,
= 2,76667 x 15000 stasiun kerja dikatakan mengalami kelebihan
= 41500,1 jam kapasitas apabila %LC bernilai positif.
Berikut ini rumus perhitungan %LC:
Contoh perhitungan kebutuhan kapasitas pada
bulan Januari untuk stasiun kerja Jembatan %LC=
timbang yaitu: kapasitas tersedia  kapasitas yang dibutuhkan
x 100%
kapasitast ersedia
KB (jan) JT = PHjt x KBjan
= 0,03012 x 41500,1 jam Berikut ini merupakan rekapitulasi
= 1250 jam keseluruhan stasiun kerja berdasarkan
persentase LC dimana dapat menunjukkan

SURYA TEKNIKA Vol. 5 No. 1, Juni 2017 : 49 – 54


53
ISSN: 2354-6751

stasiun-stasiun yang mengalami kekurangan b) Sub Contract Dengan cara memberikan


kapasitas maupun yang mengalami kelebihan sebagian order pesanan ke perusahaan lain
kapasitas: yang sejenis sesuai dengan kesepakatan
yang ada diantara kedua perusahaan
Tabel 4. tersebut.
Rekapitulasi persentase LC
c) OT (Over Time) Merupakan penambahan
jumlah jam kerja (lembur) pada tiap
karyawan.
d) Perekrutan karyawan Perekrutan karyawan
hanya bisa dilakukan bila memang benar-
benar dibutuhkan penambahan karyawan.
e) Penambahan jumlah mesin. adalah
alternative terakhir yang bisa diambil oleh
perusahaan, karena untuk membeli mesin
baru banyak hal yang harus
dipertimbangkan.

3.4.2 Kelebihan kapasitas


Kelebihan kapasitas adalah pemborosan
pada produksi. Produksi berlebihan sangat
merugikan perusahaan.
Berikut data stasiun kerja yang kelebihan
kapasitas:
Vibrating screen = 59 %
Fat fit = 66 %

Rekomendasinya sebagai berikut:


a) Pendekatan just in time, yakni hanya
memproduksi sesuai keperluan.
b) Menurunkan waktu set up mesin
c) Preventive maintenamce dan perawatan
mandiri oleh operator
d) Mengurangi jumlah mesin

4. Simpulan

3.4 Pembahasan Berdasarkan hasil pengolahan data dan


Berdasarkan uji kelayakan kapasitas terdapat analisa dengan menggunakan Rough Cut
beberapa stasiun kerja yang sumber dayanya Capacity Planning untuk proses pembuatan
mengaggur dan ada juga beberapa sumber CPO di PT. Sewangi Sejati Luhur, maka dapat
dayanya yang bekerja secara overlode produksi diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
CPO sawit di PT. Sewangi Sejati Luhur. 1. Kapasitas di PT. Sewangi Sejati Luhur
masih belum bisa menyesuaikan produksi
3.4.1 Kekurangan kapasitas CPO dengan permintaan konsumen karena
Untuk mengatasi kekurangan kapasitas ada masih adanya beberapa stasiun kerja yang
banyak rekomendasi untuk memperbaikinya kekurangan kapasitas.
sehingga kapasitas yang tersedia dapat 2. Berdasarkan perhitungan Rough Cut
memenuhi kapasitas yang dibutuhkan. Capacity Planning menggunakan metode
Berikut data stasiun yang kekurangan kapasitas: CPOF, bahwa MPS yang direncanakan oleh
Stasiun perebusan = - 498 % perusahaan tidak layak, karena masih ada
Hoisting crane = - 107 % beberapa stasiun kerja yang menghasilkan
Breaker conveyor = - 107 % nilai negatif untuk semua periode selama 12
Claybath = - 148 % bulan. Yang berarti hasil tersebut
Rekomendasinya sebagai berikut: menunjukkan bahwa kapasitas yang
a) Revisi MPS (Master Production Schedule) tersedia tidak dapat memenuhi kebutuhan
yaitu dengan mengurangi jumlah rencana kapasitas atau dengan kata lain kapasitas
produksi yang dibutuhkan jauh lebih besar dari
kapasitas yang tersedia atau dimiliki oleh

SURYA TEKNIKA Vol. 5 No. 1, Juni 2017 : 49 – 54


54
ISSN: 2354-6751

perusahaan. Sehingga menghambat


kelancaran proses produksi. Maka
perusahaan harus melakukan pengurangan
rencana jumlah produksi (merevisi MPS).

Saran
Setelah mengetahui tingkat kapasitas yang
dimiliki kepuasan pelanggan pada PT. Sewangi
Sejati Luhur disarankan untuk segera
melakukan revisi MPS atau menigkatkan
kapasitas jumlah mesin agar permintaan bisa
terpenuhi. Selain itu untuk penelitian
selanjutnya disarankan menggunakan metode
yang lain dalam hal pemecahan masalah analisis
kelayakan kapasitas. Membuat usulan perbaikan
terhadap kualitas pelayanan yang diberikan
kepada konsumen pada penelitian selanjutnya.

Daftar Pustaka

[1]. Baroto, Teguh. 2002. Perencanaan dan


Pegendalian Produksi. Jakarta: Ghalia
Indonesia.
[2]. Fogarty, Donald W., dkk. 1991. Production
& Inventory Management. Ohio : South-
Western Publishing Co.
[3]. Gasperz, Vincent. Production Planning and
Inventory Control. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama.
[4]. Kurniawan, Mohammad dan Wiwi, Umar.
2013. Analisis Kapasitas Mesin Untuk
Mengantisipasi Perkembangan Permintaan
Produk Benang Dengan Metode RCCP
(Rough Cut Capacity Planning). JTM.
[5]. Nasution, Arman Hakim. 1999.
Perencanaan dan Pengendalian Produksi.
Edisi Pertama. Cetakan Kedua. Surabaya:
Penerbit Guna Widya.
[6] Sinulingga, Sukaria. 2009. Perencanaan
dan Pengendalian Produksi. Cetakan
Pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu.
[7] S.C., Erni, N. & Rafrianti, S., 2007. Usulan
Rencana Kapasitas Produksi Menggunakan
Metode Rccp Dan Pendekatan Sistem
Dinamis Pada Pt . Dellifood.

SURYA TEKNIKA Vol. 5 No. 1, Juni 2017 : 49 – 54

Anda mungkin juga menyukai