Perencanaan
dan
Pengoperasian
Fasilitas
Parkir
Dicetak oleh :
111
Team Penyusun
PENGANTAR
DAFTAR ISi
Pengantar V
BAB 1 PENDAHULUAN 1
Umum 2
Penyelenggaraan Parkir 3
Satuan Ruang Parkir 6
LAMPIRAN 165
lampiran 1 Peraturan Daerah Kabupaten Tingkat Ii, No. 1 167
Tahun 1988 Tentang Penyelenggaraan Dan
Pengelolaan Tempat Parkir Di Kabupaten
Daerah Tingkat Ii Malang
Lampiran 2 Keputusan Walikotamadya Kepala Daerah 177
Tingkat II Semarang Nomor : 551 .2/69 Tahun
1985 Tentang Pengoperasian Unit Mobil
Derek Dalam Rangka Pelaksanaan Peraturan
Daerah Tanggal 28 September 1971 Tentang
ljin Pemakaian Sementara Jalan-Jalan Umurn,
Lapangan-Lapangan Dan Tanah Lapangan
Lain Yang Dikuasai Oleh Pemerintah
Kotamadya Daerah Tingkat Ii Semarang Yang
Tetah Diubah Dan Di1ambah Terakhir Dengan
Peraturan Daerah No. 4 Tahun 1981
Daftar lstilah 183
lndeks 186
Daftar Pustaka 187
lX
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
UM UM
Setiap perjalanan yang menggunakan kendaraan diawali dan
diakhiri ditempat parkir. oleh karena ltu, ruang parkir tersebar
ditempat asal pef]alanan bisa di garasi mobil, hataman ataupun tepi
jalan dan ditujuan perjalanan, dipelataran parkir, gedung parkir
ataupun ditepi jalan. Karena konsantrasi tujuan perjalanan lebih
tinggi dari pada ditempat asal perjalanan, maka biasanya menjadi
permasalahan ditujuan perjalanan. Namun sebelum lebih jauh kita
harus mengetahui lebih dahulu definisi parkir dan stop/berhenti,
parkir adalah keadaan tidak bergerak suatu kendaraan yang bersifat
sementara, sedang berhenti adalah keadaaan tidak bergerak suatu
kendaraan untuk sementara dengan pengemudi tidak meninggalkan
kendaraannya.
Adanya perubahan-perubahan yang terjadi dalam
masyara.kat, baik. perubahan dalam demografi. ekonomi maupun
soslal mempunyai implikasi tertentu kepada sektor parkir.
Perubahan~perubahan tersebut mempunyai akibat tertentu kepada
kebijaksanaan yang telah ada: yang mengharuskan para pengambil
keputusan untuk selalu mengantisipasi adanya perubahan-
perubahan tersebut
Dalam mengatas1 masatah transportasi ada beraneka ragam
instrumen yang dapat digunakan oleh pemerintah. lnstrumen yang
umum dikenal adalah : peraturan, perizinan lokasi parkir dan
pengendalian harga/tarif parkir.
Yang menjadi masalah dalam penggunaan instrumen-
lnstrumen tersebut adalah apakah penggunaan sesuatu instrumen
merupakan pemecahan yang efektif dari masalah yang dihadapi?.
Dan apakah dampak-dampak yang cfitimbulkan oleh kebijaksanaan
yang dlambil?. Kadang-kadang untuk pemecahan masalah yang
dihadapi tidak digunakan hanya satu instrumen, tetapi kombinasi dari
beberapa instrumen yang tersedia.
Pola tata guna lahan merupakan salah satu hal yang panting
untuk diperhatikan dalam menyusun suatu tarif parkir. Semakin
mendekati pusat kota, maka harga lahan juga naik. Dengan
demikian harga fasilitas parkir dapat lebih tinggi di pusat kota
dibanding dengan di pinggiran kota.
Kebijaksanaan parkir dengan pembatasan biaya mampu
mendistribusikan volume lalu lintas. Jalan-jalan di sekrtar CBD
dlbebani volume lalu lintas yang besar dapat dialihkan ke pinggiran
kota dengan menerapkan kebijaksanaan yang telah diuraikan di
atas.
Pan<ir merupakan suatu kebutuhan bagi pemilik kendaraan
dan menginginkan kendaraannya parkir ditempat. dimana tempat
tersebut mudah untuk dicapai. Kemudahan yang diinginkan tersebut
salah satunya adalah parkir di badan jalan.
Untuk itu pola parkir yang ada di badan jalan adalah pola
parkir paralel dan menyudut Akan tetapi tidak selalu parkir di badan
jalan diizinkan, karena kondisi arus lalu lintas yang tidak
memungkinkan.
Dengan demikian untuk mendisain suatu area parkir di badan
jalan ada 2 (dua) pilihan yakni, pola parkir parale1 dan menyudut.
Hanya kita memilih mana yang terbaik untuk direkomendasikan pada
suatu badan jalan.
Oasar pengaturan mengenal parkir adaJah Keputusan Menteri
Perhubungan Nomor : KM 66 Tahun 1993 tentang Fasilitas Parkir
untuk Umum dan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor: KM 4
Tahun 1994 tentang Tata Cara Parkir Kendaraan Bermotor di Jalan
telah diatur fasilitas parkir untuk umum dan tata cara parkir di jalan,
dengan Keputusan Dirjen Darat No. 272/HK.105/DRJD/96.
PENYELENGGARAAN PARKIR
Penyediaan tempat-tempat parkir di pinggir jalan pada lokasi
jalan tertentu baik di baoan jalan maupun dengan menggunakan
sebagian dari perkerasan jalan. mengakibatkan, turunnya kapasttas
jalan, terhambatnya arus lalu lintas dan penggunaan jalan
menjadi tidak efektif
Bertambahnya jumlah penduduk dan meningkatnya pemilikan
kendaraan menambah permintaan akan ruang jalan untuk kegiatan
lalu lintas. Fasilitas parkir untuk umum juga dapat berfungsi sebagai
salah satu atat pengendali lalu lintas. Untuk memenuhi kebutuhan
tersebut maka pada kawasan-kawasan terteritu dapat disediakan
fasilitas parkir untuk umum yang diusahakan sebagai suatu kegiatan
usaha yang berdiri sendiri dengan memungut bayaran. Fasilitas
parl<lr untuk umum seperti ini antara lain dapat berupa gedung pari<ir
dan taman parkir. Tidak termasuk dalam pengertian ini adalah
fasilitas parkir yang merupakan penunjang dan merupakan bagian
yang tidak terpisahkan dari kegiatan pokok dart gedung perkantoran.
pertokoan dan lain sebagainya.
Sasaran penyelenggaraan parkir
Perparkiran merupakan bagian yang penting dalam
manajemen lalu lintas dikawasan perkotaan. Kebijaksanaan
perparkiran harus dilakukan secara konsrsten, sehingga seluruh
aspek dart kebijaksanaan tersebut diarahkan pada tujuan yang
sama.
Sasaran utama dari kebijaksanaan parkir sebagai bagian dari
kebijaksanaan transportasi adalah sebagai berikut :
a. untuk mengendalikan iumlah kendaraan yang masuk kesuatu
kawasan.
b meningkatkan pendapatan asli daerah yang dikumpulkan melalui
retribusi parkir.
c. rneningkatkan fungsi j alan sehingga sesuai dengan peranannya,
d meningkatkan kelancaran dan keselamatan lalu lintas
e mendukung tlndakan pernbatasan lalu lintas lainnya.
Sasaran tersebut diatas dilakukan secara tersendiri tapi
cenderung untuk saling melengkapi.
Kewenangan penyelenggaraan parkir
Pasal 11 ayat 2 Undang~undang No 14 Tahun 1992
menyebutkan bahwa fasilitas parkir untuk umum dapat
diselenggarakan oleh Pemerintah, badan hukum Indonesia, atau
warga negara Indo nesia. Mengingat keterbatasan biaya
pembangunan dan untuk rneningkatkan peran serta masyarakat
daJam penyediaan fasilitas parkir untuk umum maka usaha ini
terbuka bagi warga negara Indonesia atau badan hukum Indonesia
Dalam KM Memer1 Pertlubungan No.66 Tahun 1993 pasal 7
ayat 2 dljelaskan bahwa izm penyelenggaraan fasilitas parkir untuk
umum diberikan oleh Bupati / Wallkotamadya Kepala Daerah
Tingkat II untuk wilayah Kabupaten / Kotamadya Oaerah Tingkat 11,
oleh Gubemur / Kepala Daerah Tingkat I Propinsi Riau untuk wilayah
Kotamadya Administratif Batam dan oleh Gubemur / Kepala Daerah
Khusus lbukota Jakarta untuk Daerah Khusus lbukota Jakarta.
Penyelenggaraan fasilitas parkir umum meliputi pembangunan.
pengoperaslan dan pemeliharaan Penyelenggaraan tasJlitas parkir
untuk umum, dapal memungut biaya terhadap penggunaan fasill1as
parkir yang diusahakannya.
Berbeda dengan k.etentuan yang berfaku sebelum ini didalam
Peraturan Pemerintah No. 20 Tahun 1997 tentang Retribusi,
retribusi parkir hanya dapat dilakukan dipinggir jalan dan pada
tempat khusus parkir yang dimllikl atau dfkelola oteh pemerintah
daerah se<fangkan bagi pelataran/gedung parkir yang dimiliki atau
dikelola oleh swasta retribusi parkir tidak dapat dipungu1 oleh
Pemerintah Daerah.
Fasilitas parklr untuk uml.RTI
~~---!.'~\
Bp .. 1
a, 1
.....
:. _ _.B..___.,l_•a"'+,.,.~~-1
------ ------
L SRP L
a2
Keterangan
B = lebar total ~endaraan Bp = Lebar SRP
L = panjang lotal Lp = Panjang SRP
O = lebar bukaan pintu arah longitudinal
a1 , a2 = j arak bebas
R = iarak bebas arah lateral
Bp
I·
►
L
D D SRP
bus/truk
L
□ □
a2
Bus/ B =
200 a1 = 20 Bp = 320 =B + 0 +R
Truk sedang 0=80 =
L 800 Lp = 500 = L + a1 + a2
R =40 a2= 20
Busl B =250 =
a1 30 Bp = 380 =B + 0 + R
Truk besar 0 80= L = 1200 Lp = 1250 =L + a1 + a2
R = 50 a2 =20
I
I .___S_Rp__,
•
KE&IAKSANAAN
PAR.KlR
j ~
■
PRILAKU
PEMARKJR
- -
- TINGKAT
PELAYANAN DAN
PENYEDIAAN
RUANG PARJ<IR
4 I
-
' ~
PEMERJNTAH PB.JHAN TEMPAT PENGEMBANG
DAERAH PAR.KIR
' ■ A •
♦ f
JUMLAH JUMLAH
PEMARKIR PEMARKJR
I I
usln/perdagangan
Kemampuan
untuk rumahan dengan banyak keluarga
membayar
sews
Gambar 2.2. Harga sewa tanah dikaitkan dengan jarak dari pusat
kota.
arus/
jumlah
kendara-
an yang
parkrr
Pendapatan dan
Pennintaan
• pendapatan
pennlntaan
tarip
tanp op1imal
/ \ .._
t..,t.. ,
- - .,._..,.....,....,.._~
,.,.. .,...
- - g,_., ........_._
~ ' ' --
- - ..,., ~
-- M.N:cb.;illlll1-1
Harga
Kuantitas
Smp/jam
PENGENDALIAN PARKIR
Salah satu keb1Jaksanaan parlor adaJah menerapkar
pembatasan kegiatan parkir Pembatasan kegiatan parkir dilakukar
temadap parkir dipinggir Jalan ataupun pada parkir diluar Jalan yan~
diterapkan terutama di jalan-jalan utama dan pusat-pusat kota
Kebijaksanaan ini akan sangat efektif untuk meningkatkan Ungka.
pelayanan jaTingan ja lan.
Mobil barang merupakan salah satu moda yan~
menggunakan prasarana jalan, sangal memperburuk lingkat
pelayanan jaringan ja lan ba1k pada saa1 melaju ke pusat kota atau
tempat-tempat yang tingkat kegiatanya sangat besar maupun pada
saa1 bongkar/muat pada tempat-tempat tersebul
Jaringan Jalan
Pada umumnya semakin dekat arah pergerakan menuju
pusat kota, akan semakin banyak menemui hambatan-hambatan
pada saat mengemudikan kendaraan. Hambatan-hambatan tersebut
disebabkan oleh semakin besamya tingkat kegiatan-kegiatan yang
ad.a. dtmana salah satu penghambat yang pentlng adalah parkir
dipinggir jalan. Berbecla halnya dengan pergerakan menuju arah
yang keluar dari pusat kota, yaitu semakin ke jauh dari pusat kota
semakin sedikit pula hambatan-hambatan yang ditemui.
PengendaJian Permintaan
Bila permintaan parkir telah melampaui penyediaan ruang
parkir, yang ditandai dari banyak pelanggaran terhadap parkir
ditempat yang seharusnya tidak boleh parkir. atau banyaknya parkir
ganda. Untuk memecahkan masalah tersebut pertu diambil langkah-
langkah untuk mengendalikannya.
Pengendahan utama yang se1auh ini telah dibahas adalah
mengenai ruang atau tempatnya. Akan tetapi harga dan biaya
adalah penting juga mengingat pengendalia11 tersebut dapat
digunakan secara bersama agar penawaran ruang parkir yang
tersedia dapat disesuajkan dengan permintaan. Parkir dikendallkan
melalui suatu kombinasi atas pembatasan-pembatasan ruang,
waktu, dan biaya.
Parkir tidak diijinkan pada tempat-tempat cUmana merupakan
daerah berbahaya, kapasitas jalan yang lebih besar adalah
diperlukan. Pengendaftan dengan waktu dan biaya berkaitan dengan
usaha untuk menyeimbangkan penawaran dan permintaan. dan
pembayaran kembaJi atas investasi keuangan untuk pembangunan
prasarana dan perawatan.
26
◄ ► waktu
waktu larangan
Sistim Karels :
Para pengemudi yang akan memarklr kendaraannya
mendapatkan karcis dari juru parkir ataupun pada masuk kawasan
yang dikendalikan parkirnya melalui mesin par1<ir ataupun oleh
petugas di gardu parkir, pada karcis dituJfskan Jam masuk keruang
parkir dan nor.nor 'keAdaraan. Mesin modem yang sekarang sudah
dikemban·gkan dan sudah digunakan di Jakarta yang menggunakan
kartu magne.tik, yang mencatat waktu kendaraan masuk secara
automatis pada saai kendaraan masuk kepelataran parkir dimana
mesin karcis ters.ebut mengeluarkan karcis, seranjutnya pada saat
kendaraan keluar dari ruang parkir dlmasukkan kembaJi kemesin.
dan selanjutnya d1tunjukkan besamya talip yang harus dibayar, dan
dibayarkan kepada kasir jumlah yang harus:dibayar.
Tarip yang berlaku di Bandara Soekamo - Hatta pada saat irli
adalah Rp. 1500 :Untuk jam pertama dan RP 1000 untuk setiap jam
berikutnya, pada gambar berikut ditunjukkan contoh karc.is yang
digunakan disana.
----~mobdl(...--•ojun,uf,
~ • MTTAAll;>arl
30.000.·c:::-:...:::=-.=~......._ ~
01773298
PT. ANGKASA PURA II
meter parl<lr
PERUMUSAN
KEB.IJAKSANAAN
PARKIR
PEMANTAUAN PELAKSANAAN
KEBIJAKSANAAN KEBIJAKSANAAN
Effisiensi
Kecepatan
VIC
Kecelakaan
Korban meninggal
Karban LB
Korban LR
Kerugian Material
Polusi
co
HC
NOx
TSP
Pendapatan Asli Daerah
Waktu pelaksanaan stud/
Studi sebelum biasanya dilakukan sebelum kebijaksanaan
dtumumkan dan diterapkan kepada masyarakat, setelah semua
informasi diperoleh dapat direkap dalam formulir sebagaimana
contoh diatas. Selanjutnya setelah kebijaksanaan diterapkan. dan
kondisi sudah stabil kembali (:!: 3 bulan) maka dapat dilakukan
penilaian terhadap kinerja setelah kebijaksanaan dilal!csanakan.
Eva/uasi kebljaksanaan yang telah di/aksanakan
Evaluasi terhadap kebijaksanaan yang telah dilaksanakan
dilakukan secara statis1ik agar dapat diukur dengan pasti bahwa
kebijaksanaan yang dilaksananakan memang betul mengakibatkan
perbaikan dan bukan suatu kebetulan.
J6
• Ratio VIC
⇒ Pagi dari arah Utara = 0.94
~ Sore dari arah Utara = 0.65
UMUM
Untuk kebutuhan perencanaan. perumusan kebiJaksanaan pari<.ir
per1u diketahui karakteristik pemarkir Untuk mengetahui karakteristik ini
bisa diperoleh dengan melaksanakan survai paoor
Survai par1<ir yang biasanya dilakukan terdiri dari SUNai
inventarisasi f asllitas parkir yang legal maupun yang ilegal serta survai
kebutuhan parkir baik dalam bentuk wawancara maupun pengamatan
terhadap kegiatan parkir yang dilakukan pernarkir. Bab ini mencakup
metoda, maksud. pelaksanaan survai serta sistim penganafisaan data
yang per1u untuk dilaksanakan dalam survai parkir.
SURVAI INVENTARISASI RUANG PARKIR
Maksud
Maksud pelaksanaan survai inventarisasi ruang parkir adalah
untuk mengetahui fasilitas ruang parkir yang tersedia. lnfomiasi tni
dijadikan dasar untuk mengetahui kebutuhan ruang parkir yang
harus disediakan dan guna memenuhi kebutuhan untuk masa yang
akan datang.
Metoda
Cakupan stud/ parkir
Survai inventarisasi parkir yang lengkap akan meliputi
jumlah, lokasi, dan jenis ruang parkir. Cakupan studi parkir meliputi:
a. Ruang parklr untuk kendaraan pribadi di jalan baik yang
dikendarikan maupun yang tidak dikendalikan,
b . Ruang parkir untuk kendaraan pribadi di luar ja1an untuk
kendaraan umum dan pribadi,
c. Pemberhentian angkutan umum di jalan dan fasilitas-fasilitas
lainnya.
d. Lokasi bongkar-muat barang dan parkir mobil barang.
lnformasl metode pengendalian parl<lr
lnventarisasi juga harus mencatat sistem pengendalian yang
dilaksanakan di areal parkir yang mencakup :
a. Lokasi drmana parkir dilarang dan dibatasi,
b. Waktu pengendalian. larangan dan pembatasan parkir,
c. Tarip dan biaya parkir,
d. Marka jalan. dimensi celukan dan sudut kemiringan parkir,
e. Rambu jalan tennasuk rambu yang tidak resmi.
:;9
CD ®
3 J
@
J
I I I
2
@ 2 @ 2
(J) 2
"l 1. "l
I I I
® 2
®. 2 (fil) 2 @
l 1
I I I
CD Nomor blok
Jalan
s
:,.; ® Nomorblok
Jal an
® --- Jalan
5 s/d 1O parkir dilua.r
jalan
- ')
2
gang
7
-
6
I l(l
Jalan
400-r-----------------:------.
350,.__ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ __,__ __,,_ _--;
Ohl
0600· 07'~ 0900- 1030· 1200· 1330- 1~- 1630- 1.9,30. 2100-
0630 0800 0930 1100 1230 14'00 1530 1700 2000 2130
Jam
,_._Mobil - - - ~ M o t o r - -s-Bus ~Truk !
Gambar 3. 4. Akumulasi parkir
Survai wawancara
Msksud
Jika kebutuhan parkir meliputi daerah yang luas dan diperki-
rakan akan terjadi perubahan tingkat kebutuhan (baik jumlah
maupun distribusi lokasinya), maka data yang dikumpulkan dari
survai wawancara dipertukan. Ada empat teknik yang biasa diguna-
kan untuk itu yaitu :
a W'tfflancara parkir (terhadap pengemudi/pemilik),
b Survai kartu pos.
c Wawancara rumah tangga,
d Wawancara pada lokasi terbatas.
-D
Wawancara parl<ir
Survai wawancara parkir (fonnulir tipikal yang digunakan
diberikan pada gambar 3.5) dilakukan dengan cara yang m1rip
dengan survai wawancara Asal-Tujuan di pinggir jalan. Pada lokasi
par1<Jr tertentu, sampel pengemudi diwawancarai untuk mendapatkan
infonnasi berikut :
a Nomor pelat kendaraan
b Jenis kendaraan
c Lokasi dan jenis parkir (parkir di jalan, diluar jalan. sistem
pengendalian, biaya, dsb.),
d Waktu kedatangan dan waktu keberangkatan,
e Asal perjalanan,
f Tujuan perjalanan (kemana pengemudi pergi sesudah memari<ir
kendaraannya?. Dari data ini jarak dan waktu berjalan dapat
dihitung),
g Maksud melakukan perjalanan,
h Frekwensi parkir di daerah ini,
Lokasi parkir altematif yang dipertimbangkan.
Pada saat yang bersamaan dimana orang tersebut diwawan-
carai, maka survai lamanya parkir dilaksanakan tert,adap semua
kendaraan yang sedang dipari<ir. Conteh sederhana untuk ini
ditunjukkan pada tabel berikut ini. Data dapat dicatat ke dalam
formulir ini, dan kemudian dipindahkan ke dalam komputer untuk
analisis lanjut. Altematifnya, data dapat langsung dimasukkan ke
dalam komputer jinjing yang siap untuk dianalisis. Luas daerah yang
dapat dicakup oleh seorang surveyor dapat diperkirakan dari surval
pilot.
Keuntungan ·
a Dapat ditentukan maksud perjalanan, asal dan tujuan dari
perjalanan yang sebenamya (juga lokasi parkir),
b Data yang akurat terhadap durasi parkir bisa diperoleh.
Kerugian yang utama adalah dibutuhkannya surveyor yang teriatih
dengan baik.
SURVAI WAWANCARA PARKIR
Lama parkir
Maksud • 1. kerja
2. belanja
3. sekolah
4. rek.reasl
5. laln~laln
Surveyor
Zone
asal/ 001 002 003 004 .... 00n total
tuiuan
001
002
003
004
.. ..
00n
jumlah
dalam matriks tersebut diatas. zone 001 adalah zona lokasi parl<ir.
Selanjutnya data tersebut dapat dituangkan dalam diagram garis
kebutuhan parkrr. seperti ditunjukkan dalam gambar berikut
./
r~,,~~'J:j ~·
0 - 1 jam
fr@uensi
~,.
23
1 - 2jam 34
2- 3 lam 43
3- 4 jam 23
4 - 5 jam 12
>Siam 8
durasl parkir
Maksud Perjalanan
Maksud perjalanan yang mengakibatkan parkir ini dapat
disajikan dalam tabel dan gambar benku1 :
rekreasi
lain-lain
.J7
600
500
B.lkerJa
400
•be lanja
300
Cseko lah
200 CJrekr easl
100 •lain-lain
0
maks
ud
El kerja
■ bebnja
Osekolah
Cl rekreasl
■ laln-Wn
SURVAI PARKIR
?ertunbuhan penduduk yang cepat serta pertumbuhan kendaraan yang sangat l•nggi
mengak!batlran iingginya pemi/ntaan parklr. sehubongan oengan !tu fawaban saudara atas
pertanyaan-pertanyaan benl<ut lnl al<an sanga! membant\J katn! dalam memecahltan masalah pandr
Wawancara Rumah
Sementara kedua teknik yang telah dijelaskan di atas
memberikan nilai kebutuhan parkir yang ada/diamati, maka hasil dari
wawancara rumah dapat memberikan informasi mengenai kebutuhan
parkir yang potensial. Ukuran sampel harus ditentukan secara
hati-hati.
Wawancara pada lokasi terbatas
Oalam kasus tertentu, sebagian f asilitas parkir hanya digu-
nakan oleh orang yang bekerja di lokasi tertentu. Dalam hal ini,
maka pemarkir (potensial) dapat didefinisikan dan wawancara dapat
dilakukan pada lokasi tersebut
Surval observasi
Teknik yang sederhana akan lebih cocok jika studi parltlr tidak
dimaksudkan untuk mengetahui proses pefjalanan dari pemarl<:ir. Dua
teknik yang umumnya ctigunakan adalah survai parkir kordon dan survai
patroli parkir (atau survai durasi parkir).
Survai Parkir Konton
a. Alasan pelaksanaan survai pal1dr kordon
• Untuk mengukur akumulasi kendaraan pada daerah studi,
terutama pada puncak akumulasi, agar dapat menenb.Jkan
persentasi dari tempat parkir terse<fia yang sedang digunakan
pada saat itu.
• Untuk menentukan akumulasi kendaraan selama jam sibuk
ketlka arus lalu lintas juga tertinggi
• Untuk mengukur total kapasitas ruang parkir per jam, yang
dibutuhkan daJam 1 hari
b. Metode
• Gambar garis kordon yang melingkari daerah studi,
• Mulailah perioda survai dengan menghitung seluruh kendaraan
yang diparkir dalam daerah studi.
• Secara serentak mulailah menghitung semua kendaraan yang
(a} memasuki dan (b) keluar dari daerah studi, pada semua
ja1an. Periode waktu antara 5 - 30 menit adalah yang umum
cfigunakan. tergantung dari persoalan pari<imya,
5-0
Pintu 1
Pintu 2
m asu.k keluar/masuk
kordon
surval
Pintu 4 +
parkir
masuk
Pmtu 3
keluart
masuk
Survai harus dimulai sebelum jam slbuk pagi hari (katakanlah jam 6)
dan dilakukan terus menerus hingga sore hari, guna menghitung
puncak akumulasinya. Kendaraan yang telah diparkir pada saat
awal d~aksanakannya survai Oam 6 pagi), dipertimbangkan sebagai
kendaraan yang 'menginap', dan merupa.kan milik orang yang
tinggal disekitar daerah tersebut. Kendaraan yang datang pada jam
6 pagi dan seterusnya adalah kendaraan 'yang ber1cunjung'. baik itu
orang yang datang ketempat kerja maupun tamu-tamu bisnis.
c.. Analisis data
Untuk mengetahul jumlah kendaraan yang parl<ir didaerah studi
tambahkan jumlah kendaraan yang memasuki daerah studi tersebut
melatui seluruh jalan yang ada, pada masi~masing perioda waktu
dengan jumlah kendaraan yang menginap, dan kemudian dikurang1
dengan jumlah total dari kendaraan yang meninggalkan daerah itu
pada saat yang bersamaan.
d. Penyajian hasil
Kurva akumulasi tipikal dapat dilihat pada Gambar 3.8. diatas.
Perhatikan bahwa kurva akumulasl tersebut dikelompokkan atas
empat kelas kendaraan yailu Mobil Penumpang. Sepeda Motor, Bus
dan Mobil Harang.
51
e. Keuntungan
• Sederhana untuk dilaksanakan, membutuhkan sedikit staff yang
ter1atih,
• Memberikan suatu ukuran yang sederhana terhadap persoalan
parkir.
f. Kerugian
• Ttdak ada informasi mengenai lokasi parkir. lamanya pat1<ir.
tujuannya dan lain-lain,
• Metode yang sederhana ini tidak membedakan antara kenda-
raan yang bergerak dan yang diparkirdidalam daerah studi.
Survai Durasi Parkir
SuNai ini adalah jems survai yang pafing umum digunakan dan
yang pafing dapat diandalkan, kadang-kadang disebut sebagai 'SuNai
Patroli Parkir' atau 'Survai Pelat Nomor Kendaraan Parkir' Pada
lampiran. dlper1ihatkan fom,ufir survai tipikal.
a. Alasan
• Untuk menentukan karakteristik parkir sepanjang harl, dan
terutama pada saat puncak penggunaan ruang parkir,
• Untuk menentukan besamya kepadatan par1<ir (baik waktu
maupun daerah) dan bagaimana kepadatan ini dapat dise.
barkan pada masa yang akan datang.
• Untuk merencanakan sistem pengendalian parkir yang selektip
di jatan. dalam rangka mengefisienslkan penggunaan ruang
jalan terhadap persaingan antara arus lalu lintas dan kendaraan
yang parkir,
• Untuk membedakan antara pemarkir jangka pendek (misalnya
orang yang berbelanja ditoko) dan pemarkir jangka panjang
(misalnya orang yang datang untuk bekerja). dengan tujuan
untuk menyediakan fasilitas parl<ir untuk segala lujuan,
• Untuk memen"ksa sistem pengamatan dan penindakan terhadap
sistem pengendalian parkir yang digunakan.
• Untuk mengumpulkan data sebagai dasar dalam memperkirakan
kebutuhan/permrntaan terhadap ruang park.ir di masa datang,
dan fempat parkir yang digunakan. serta untuk merencanakan
suatu kebijaksanaan perparkiran yang sifatnya menyeluruh.
• Untuk menentukan masalah khusus yang terjadi pada saat
memuat dan membongkar barang,
52
a
k
t
u
d Keuntungan
• mudah untuk dilaksanakan,
• memben'kan data yang luas dengan usaha yang minimum.
e. Kerugian
Tidak mensurvai maksud parkir, atau tempat asal dan tujuan yang
sebenamya.
Berikut ditunjukkan hasil rekapitulasi durasi par1<ir dalam bentuk distribusi
frekuensi dan histogram
100
90
80
70
60
trek 50
~
30
20
10
0
I() • 1 ·1 · 2 '2 -3 "3 • 4 '4 · 5 '5 - 6 '6 - 7 >7
waktu par1cir
UMUM
Park,r merupakan salah satu komponen suatu sistem
transportasi yang pertu dipertimbangkan Pada kota-kota besar area
parkir merupakan suatu kebutuhan bagi pemilik kendaraan. Dengan
demikian perencanaan fasilitas parkir adalah suatu metoda
perencanaan dalam menyelenggarakan fas,litas parkir kendaraan,
baik di badan jalan (on street parking) maupun di luar badan jalan
(off street parking). Untuk merencanakan fasilitas parkir maka
besamya kebutuhan perlu diketahui.
Pusat perkantoran
Parkir di pusat perkantoran mempunyal ciri parkir jangka
panjang, oleh karena ilu penentuan ruang parkir dipengaruhi oleh
jumlah karyawan yang bekerja di kawasan perkantoran tersebul
Tabel 4.2. Kebutuhan SRP di pusat perkantoran
Jumlah Karyawan 1000 1500 2000 2500 3000 4000
Kebutuhan Administrasl 235 237 239 240 242 246
(SRP) Pelayanan 288 290 291 293 295 298
Umum
Pasar swalayan
Seperti halnya dipusat perdagangan, pasar swalayan
mempunyai karakt.e ristik kebutuhan ruang packir yang sama.
Tabel 4.3. Kebutuhan SRP di pasar swalayan
Luas Areal • so 75 100 150 200 300 400 500 1000
- ,-
1v1a1 \100m J
Sekolah/perguruan tinggl
Parkir sekolah/perguruan tinggi dikelompokkan dalam dua
kelompok., yaitu pekerja/dosen/guru yang bekerja di sekolah/
perguruan tinggi tersebut dan siswa/mahasiswa. Pekerja/dosen/guru
umumnya parkir untuk jangka panjang dan siswa/mahasiswa
umumnya jangk.a pendek bagi mereka yang diantar jemput dan
jangka panjang bagi mereka yang memakai kendaraannya sendiri.
Jumlah kebutuhan ruang parkir tergantung kepada jumlah siswa/
mahasiswa
Tabel 4.5. Kebutuhan SRP disekolahlperguruan tinggi
Jumlah 30 40 50 60 10· 80 90 100 110 120
Mahaslswa
(100 Orang)
Kebutuhan 60 80 100 120 140 160 180 200 220 240
(SRP)
Tempat relueasJ
Kebutuhan parkir ditempat rekreasi dipengaruhi oleh daya
tarik tempat tersebut. Biasanya pada hari-hari minggu fibur
kebutuhan parkir meningkat dari hari kerja. Perhitungan kebutuhan
didasarkan pada luas areal tempat rekreasi.
Tabel 4.6. Kebutuhan SRP tempat rekreasi
Luas Areal Total 50 100 150 200 400 800 1600 3200 6400
2
(100m )
Kebutuhan 103 109 115 122 146 196 295 494 892
(SRP)
Hotel dan tempat penginapan
Kebutuhan ruang parkir di hotel dan penginapan tergantung
kepada tarip sewa kamar yang diber1akukan dan jumlah kamar serta
kegiatan-kegiatan lain seperti seminar, pesta kawin yang diadakan
dihotel tersebut.
Tabel 4 7. Kebutuhan SRP hoteVtempat penginapan.
Jumlah Kamar 100 150 200 250 350 400 550 550 600
(buah)
Tarip < 100 154 155 156 158 161 162 165 166 167
Standar 100-150 300 45() 476 4n 480 481 484 485 487
($) 150-200 300 450 600 798 799 800 803 804 806
200-250 300 450 600 900 1050 1119 1122 1124 1425
Rumah sakit
Seperti halnya hotel kebutuhan ruang parkir di rumah sakit
tergantung kepada ta.rip rumah sakrt yang diberlakukan dan jumlah
kamar.
Tabel 4 .8. Kebutuhan SRP rumah sakit.
Jumlah so 75 100 150 200 300 400 500 1000
Tempat Tidur
(buah)
Kebutuhan 97 100 104 111 118 132 146 160 230
(SRP)
Gelanggang olahraga
Ruang parkir digelanggang olahraga sifatnya sementara
dengan durasi antara 1.5 sampai 2 jam saja dan keluamya
bersamaan sehingga perlu kapasitas pintu keluar yang besar.
Besamya kebutuhan ruang parkir lergantung kepada jumlah tempat
duduk.
Tabel 4 .10 Kebutuhan SRP gelanggang otahraga
Jumlah Tempat 40 50 60 70 80 90 100 150
duduk: (100 buah}
K&buluh an (SRP) 235 290 340 390 440 490 540 790
Pusat Perdagangan
Pusat Perkantoran
Tabel 5.1 Lebar Minimum Jalan Lokal Primer Satu Arah Untuk
Pari<ir Pada Badan Jalan
0 2.3 3,0
30 2,5 4,5 2.9 7.4 4.9 3,5 8,4 7.0 11,9
45 2 .5 5, 1 3 ,7 8,8 6,3 3.5 9 .8 7,0 13,3
60 2,5 5,3 4,6 9,9 7,4 3.5 10,9 7,0 14.4
90 2.5 5.0 5.8 10,8 8,3 3.5 11,8 7,0 15,3
POLA PARKIR
Untuk melakukan suatu kebijaksanaan yang berkaitan
dengan parkir. terlebih dahulu perlu d1pikirkan pola parl<ir yang akan
diimplementasikan Yang mana pola parkir tersebut akan baik
apabila sesuai dengan kondisi yang ada. Ada beberapa pola parkir
yang telah berkembang baik dikota-kota besar maupun di kota-kota
kecil. Pola parkir yang tefah berkembang tersebut adalah sebagai
berikut ini :
Pola parkir paralel
Pada daerah datar
Q2m
IMif R:.siiipigill
Unluk tanj*an
dengan kerP. arah
roda depan!kekanan
i
!
i
Unluk tanjJ n
lanpa kerb r:rah
roda depan,kekrri
i
Untuk tunman denQan
atau tanpa kerb ar-ah
roda depan kek1ri I
A 8 C D E
Golongan I 2.3 4.6 3,45 4.70 7,6
Golong.an II 2.5 5,0 4.30 4,85 7,75
Golongan Ill 3.0 6.0 5,35 5,0 7.9
Sudut=45°
A B C D E
Golongan I 2.3 3.5 2,5 5,6 9,3
Golongan II 2.5 3.7 2.6 5,65 9,35
Golongan Ill 3,0 4 ,5 3,2 5,75 9,45
Sudut = 6d'
A B C D E
Golongan I 2.3 2.9 1.45 5,95 10,55
Golongan II 2,5 3,0 1,5 5 ,95 10,55
Golongan Ill 3,0 3,7 1,85 6,0 10.6
Sudut= 90"
A B C D E
Golongan I 2,3 2,3 - 5 ,4 11 ,2
Golongan II 2,5 2 .5 - 5,4 11,2
Golongan Ill 3,0 3 ,0 - 5,4 11.2
Keterangan :
A = tebar ruang panm {M)
B = lebar kaki ruang parkir (M)
C = selisih panjang ruang parkir (M)
D = ruang parkir efektif (M)
M = ruang manuver (M)
E = ruang parkir efektif ditambah ruang manuver (M)
71
/
/
LARANGAN PARKIR
a. Sepanj.ang 6 meter sebelum dan sesudah tempat penye-
berangan pejatan kak.i atau tempat penyeberangan sepeda yang
telah ditentukan
• 6m
c:=::J
c=:::J
c=:::J
~t{~t~l~::::!,_____ ___JF:L___~~
6m
25m
R< 500 m
25m \
I-·- - -~I
jembatan
••-----1-----·. ,
50m
s:•
SOm
100m
•
---- - - - - - • 100 m
~
p
100 m ..
gr n)
. . D
• "
JOOm
Gambar 5. 15 Contoh lain tata cara parkir dekat rel kereta api
25m
25 m
25 Ill
25m
6m
I
~ ,m-«, I(\
LLJ fg~®~jl1-\ 6m t
~
- - -- -- -- - - -~
- --
6m 6m ~
+•- ------1••---- - - ~@p
T E
A
l_
Mernh
(~)
Berlakunya rambu sesuai arah
panah kekiri dan kekanan
masing-masing 10 M
( KHUSUS BUS
) Berlakunya rambu sesuai
dengan keterangan pada papan
tambahan
( 0600 - 1600
] Ber1akunya rambu sesuai waktu
yang ditentukan
Marka parkir
Marks larangsn parkir
Dalam pasal Pasal 13 KM 60/93 dinyatakan bahwa daerah
tepi jalan dengan marka berupa garis berbiku-biku berwama kuning
pada sisi jalur lalu lintas sebagaimana dalam Gambar berikut,
menyatakan dilarang park1r pada jalan tersebut.
Kuning
Tepl j alan-
mar1(a
<
larangan
parkir
( 6m
<
Gambar 5.23 Marka larangan parkk di dekat penyeberangan
pejafan kaki.
81
I 6m
113m
., &A
b) Park.ir Menyudut
Pada pnnsipnya ukuran mari<a parkir menyudut tidak berbeda
dengan parkir paralel. tetapr yang berbeda hanyalah susunan posisi
kendaraan.
R2
Trotoar
-'
Gambar 5.25. Marka untuk parkir sudut
Mark.a untuk satuan ruang parklr yang disediakan bagi
penderita cacat ditunjukkan pada gambar berikut. marka dilengkapi
dengan simbol kursi roda
111111111111111 I I l l I II
Pada pola parkir int, arah gerakan lalu lintas kendaraan dapat
satu arah atau dua arah.
L
1 11111111111111111111
J
r
~
'
,.
.t'
I
Gambar 6.5 Taman parkir tegak /urus dengan 2 gang
I 111111111111111111111
Gambar 6.9 Pola Parl<ir Satu Sisi
I 1111111111111111II I
( ~--(-
I II l l l l 111111111111111
111111111111111111111
♦ II
--:.
11111111111111 I 111111
l
,.
~ b
7'
~ b
I
Keterangan : h = jarak terjauh antara tepi luar satuan ruang parkir
w = lebar terjauh satuan ruang parkir pulau
b = lebar jalur gang
- _ l eo.a r
G
ig ... ,..
~ j'"'"'1 I I I I I FI I
Gambar 6. 13 Ukuran pelataran parkir tegak lurus
a. SRP mobiJ POP 3.0" 6.00' 3,00 6.00' 5,1• 6,00' 6. • 8, 0 '
2,5 mx5,0 m s,o··
b. SRP mobd pnp 3.s:r 6,so-· 3::JJ'" e.s:r· s,1M aso-· ss ·· a.o·
2.5 m XS.Om 8,0 ""
d SRP busltruk 3,00'' 6,&r• 3 ,& :r 6,5'.)"• 4,a:r· 6,50.. 6,5 H 9,5
3,4'.> m x 12.5 m
Ill ?l---+fr
R2
I 1
I..o
Rl.
,,
l
b
d
l ........ ...-..... .
,, , ~
(b) Pintu masuk dan keluar terpisah dan tidak ter1etak pada satu
ruas
D;=------,----.----,
l(F-------------------ll{
t CF-------------------D
fu==------------------1) ~
c) Pintu masuk dan keluar menjadi satu dan terletak pada satu ruas
jalan.
97
1
Gambar 6.19 Tata fetak pe/ataran parkir pintu tunggal
d) Pintu masuk dan ketuar yang menjadi satu ter1etak pada satu
ruas berbeda.
~====== T l 1......::::::==c
GEDUNG
3.0m
Lintasan Kendaraan
Lintasan kendaraan yang akan bersirkulasi dan keJuar masuk
tempat parkir perlu d.iperhatikan. Aspek yang diperhatikan
ditunjui<J<an dalam gambar berikut.
•.\
,I
I
I
Tempelan tSm
PARKIR SEPEDA
Hal yang harus diperhatikan dari parkir sepeda adalah
bagaimana untuk memarklrkan sepeda itu, dan bagaimana untuk
mengunci sepeda ke tempat parkir. Hal ini penting karena sepeda
sangat mudah untuk dicuri.
Fasilitas parkir sepeda perlu disediakan disetiap pusat
kegiatan untuk umum dikota-kota kecil. sedang dan kota besar
sedangkan dikota raya biasanya per1u disediakan dipusat~pusat
kegiatan lokal.
Gambar berikut menunjukkan contoh fasilitas untuk mengunci
sepeda ketempat pari<ir.
102
UMUM
Penduduk kota memiliki tingkat keg1atan yang relatif sibuk
dibanding kota-kota sedang dan kecil. Semakin mendekati pusat
kota, maka tingkat kesibukan retatif semakin tinggi pula. Seiring
dengan semakin tingginya tingkat kesibukan. maka diikuti dengan
harga lahan yang semakin tinggi puta.
Harga lahan yang semakin tingg1 menciptakan masalah
tersendiri, yakni munculnya gedung-gedung yang tinggl, baik
sebagai lempat perbelaiaan, kantor maupun lain sebagainya.
Gedung-gedung yang menjulang tinggi menunjukkan ruang yang
sangat besar dan hal ini membenk.an dampak besar pula terhadap
arus lalu lintas.
Penanganan parkir juga kesulitan untuk menyelenggarakan
perpari<iran di tempat-tempat yang tingkat kesibukannya relatif tinggi.
Kesulitan tersebut disebabkan oleh permintaan parkir dan harga
lahan yang tinggi.
Parktr di luar jatan yakni di gedung merupakan hal yang tidak
asing lagi di kota-kota besar. Gedung par1<.ir sangat efisien
diterapkan di tempat-tempat yang tingkat kesibukannya relatif tinggi.
Bagaimanapun gedung parkir mampu menangani perrrnntaan dan
harga lahan yang tinggi
(o )
ASPEK DISAIN
Teknologi parkir di negara-negara maju yang dikendalikan oleh
komputer. berbagai aspek yang perlu diperhatikan dalam disainnya.
Aspek-aspek yang berkaitan dengan disain tersebut adalah :
a) Konstruksi landasan
b) Tenaga penggerak
c) Teknik keluar /masuk parklr
d) Konstruksi bangunan
1()7
-
15 °Ao r A' /
+.5 ) 13'!1, I ~,,
11 C!I. ,
/ V
-
tinggi. ../
9%
m I// / ,/
) / V / 7%
/ , / / ✓-
3,()
// / I/ 5% ~
) /~ ./ ~'
,/
_,,- -
/.) / ~ ../ ~
[//~ , / ../ ~
) I'/ V .JI,,, ~
1.5 // r/ V ~
II
(I (, 12 IX 24 JO 36 42 48 52
panjang ramp. m
Tanjakan Peralihan
Untuk mengantisipasi benturan antara anjuran depan atau
belakang kendaraan terhadap lantai datar pada ujung ramp ataupun
pada bagian diantara sumbu kendaraan dfberfkan tanjakan peralihan
/trasisisi seperti ditunjukkan dalam gambar 7.3.
108
~I
tanJa)<an peralihan =
1/2 tanJakan ra:np
peralihan
lanjalcan
perafihan
Penahan roda
Agar kendaraan yang akan diparkir tidak membentur dinding
gedung parkir maka pada ruang pan<ir biasanya disediakan
penghambat roda balk benbentuk betonan ataupun pipa logam.
sehingga pengemudi tidak perlu takut membentur dlnding pada saat
memasuki ruang parkir Gambar berikut menunjukkan penahan roda
dari bet.on.
dinding
penahan rO<fa
LW
jarak ke 120 ~
--~ -
<flllding
/ anjuran belakang
crn
I HI
/~
1011 ,
<)O
J
XO
V
__,.-,- ............
7()
anjuran depan -
/
V"
60
V
Sil
30 40 50 60 70 80 90
sudut parkir, derajal
Gambar 7. 10. Pola sirkulasi digedung parl<1r lantai stager tiga susun
ID
PARKIR AUTOMATIS
Pada areal yang sempit dapat diterapkan pan<ir vertikal.
dimana areal yang biasanya digunakan untuk satu kendaraan dapat
diparkir lebih dari satu kendaraan secara vertikal, secara horizontal
ataupun duo park untuk parkir perumahan.
Kendaraan yang masuk atau keluar tempat parkir dikendafikan
oleh komputer, untuk itu biasanya dilengkapl dengan kartu magnetik.
sehingga seseorang yang memarkid<an kendaraannya akan
memperoleh kartu magnetik dimana terekam waktu kedatangan.
tempat dimana kendaraan diparkirkan, dan kemudjan pada saat
akan kembali, oleh komputer dapat diambilkan kendaraan tersebut.
Waktu yang dibutuhkan untuk mengambil l<endaraan adalah antara
80 sampai 120 detik untuk setiap ken<iaraan.
Manfaat yang dapat diperoleh dari system parkir automatik
adalah :
• Merupakan salah satu pemecahan masalah parkir bertehnologi
tinggi.
114
Parkir Vertikal
Parkir vertikal sangat efisien dalam penggunaan lahan. karena
tahan yang digunakan untuk parkir dengan luas yang minimum
dimanfaatkan tingkat demi tingkat seperti gambar 7.12. dimana lahan
yang digunakan untuk parkir 3 kendaraan dapat dirubah menjadi
tempat parkir vertikal yang dapat diisi sampai dengan 42 kendaraan.
Parkir seperti ini sangat cocok untuk diterapkan diper:kantoran
yang Jetaknya dipusat kota dimana lahan sangal tert>atas dan harga
tanah sangat rnahal. Terdapat dapat beberapa sistem parkir vertikal
yang telah dilakukan di beberapa negara maJu d1antaranya adalan
yang biasa disebut dengan Tower Parking dan Elevator Parking.
Tower Parking, parkir dengan sistem ini kendaraan masuk dan
keluar dapat diperoleh dengan aman sert sistem ini mempunyai
efisiensi ruang yang cukup tingg1. Pembangunan/instaltalsi sistem ini
dapat dilakukan, sebagaimana diperlihatkan pad gambarberikut :
11.5
Gambar 7. 14. Tipe instalasi pada tower parkir dan elevator parking
~
0 t i.ll ,~ h<>ri1011tnl
o c clQ\i.!l ~ o ..i·
I oOQ (;.)QuQ~ -
·1
l~~QI
~~.Q
~ -~-1
Tipe masuk d.1n tengah, bull in lurtable
ODO
0000
Ttpe masuk dari sampiog
000
0000
Tipe m.1suk dari samping, built in nunr.able
+.-J~ - qo OOJO
0000
T1pe m;1suk dan sampmg bagian luar. built in turntable
J-;.
-
Jal
--
Gambar 7 25 Struktur sistem informasi parkir
KepaJa
UPTD
Perpar1<1ran
Kepala K.epala
urusan operas, urusan umum
1.8
Q 1.6
c;:
1 ,.,
CE 1 .2
Ill
•
-m
.!.c 1
0. e!
~::, o.s
Q) ~
... .!
~
_g
0.6
0.4
s 0.2
0
0 0
N
• :
0
i I I •% ; I g
N
~
~
jarak kendaraan berhentl darl garls henti, m
Aktivltas Angkutan kendaraan barang Untuk keperluan Lalu lintas Lalu lintas terusan Cocok untuk per-
Barang yang memasok penghuni saja terusan minimal minimal gerakan mobil
kegiatan barang berat,
perdagangan khususnya
,erialanan melintas
Akses kendaraan Tidak ada kecuall Aktivitas utama Beberapa Tidak ada kecuati Tidak ada, kecuali
ke bangunan kendaraan darurat menuju pusat menuju pusat untuk kepentingan
kegiatan distribusi seperti lalu llntas nasional
arus lalu lintas
yang setara
dengan tlngkat
dJstribusi lokal
Pa.rkllr Diluar Jalan
Berikut ditunjukkan pan<ir diberbagai pelataran/gedung parkir
diluar jalan baik yang disediakan oleh pengelola bangunan maupun
yang dimiliki dan dikek>la oleh pengembang/pemilik yaitu :
(1 ) Perusahaan • Paoor dibatasi un1uk karyawan dlperusahaan
yang bersangkutan. serta tamu/rekana.nl
nasabah yang berkunjung ke perusahaan
tersebut.
Il
•
dikendalikan, sehingga blasanya
menimbulkan gangguan temadap
ketancaran lalu lintas pada saat
kendaraan keluar dan masuk tempat
parkir
Tindakan Phisik
Ada beberapa tindakan phisik yang efisien yang dapat
dilakukan terhadap pelanggar parkir, yaitu :
a. Derel<
Salah satu cara yang efek1ip yang dapat cfllakukan terhadap
pelanggar parkir adalah dengan penderekan kendaraan yang salah
parkir. Penderekan terhadap kendaraan pelanggar parkir sangat
efektip karena pelanggar selain harus membayar biaya derek yang
cukup mahal, pelanggar juga harus mengambil kendaraannya dipool
kendaraan yang diderek serta dapat merusak cat kendaraan.
Penderekan dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu
diderek roda depan bila rem tangan dipasang pada roda depan
ataupun roda depan tidak pada posisi lurus ataupun diderek roda
belakang, bila rem tangan bekerja pada roda belakang.
Pengawasan Petugas
Petugas pengawasan jalan dapat melakukan pengawasan
terhadap tempa1-tempat dimana parkir dilarang ataupun berhenti
dilarang, petugas penyidik yang menemukan pelanggaran diwajibkan
untuk berhenti dan menilang pelanggar, apabila melakukan
pelanggaran terhadap ketentuan parkir yang diber1akukan ditempat
yang bersangkutan. Pasal yang diberlakukan terhadap pelanggar
adatah pasal 61 ayat 1 Undang-undang No 14 Tahun 1992 tentang
Lalu Lintas Angkutan jalan dimana dikatakan bahwa :
Barang siapa melanggar ketentuan mengenai rambu-rambu
dan marka jalan, a/at pemberi isyarat lalu llntas, gerakan /alu
lintas, berhentl clan parklr. peringatan dengan bunyi dan
sinar. kecepatan maks;mum atau minimum dan tata cara
penggandengan dan penempelan dengan kendaraan
bermot,or sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat (1)
hurof d, d/pldana dengan pidana lwrungsn paling lama 1
(satu) bu/an atsu denda setlnggl-tlngglnya Rp. 1.000.000.-
(satu Juts rupiah)
sedangkan pasal 23 ayat 1 huruf d berbunyi :
mematuhi ketentuan kelas ja/an. rambu-rambu dan marka
jalan, a/at pemberi isyarat la/u lintas, waktu kerja dan waktu
istirahat pengemudi, gerakan Jalu lintas, berhenti clan parklr.
persyaratan teknis dan laik jalan kendaraan bermotor,
penggunaan kendaraan bermotor, peringatan dengan bunyi
dan sinar. kecepatan maksimum dan I atau minimum, tata
cara mengangkut orang dan barang. tata cara
penggandengan dan penempelan dengan kendaraan lain.
144
UMUM
Pengendalian pengusahaan parkir merupakan upaya untuk
meningkatkan efisiensi pengusahaan pa.rkir tanpa mempengaruhi
hasll pekerjaan, yang merupakan program yang harus
diselenggarakan dengan cerdik dan dilakukan secara cerrnat secara
terus menerus. Pengendalian parkir merupakan bagian dari tugas
rutin yang harus dilakukan pihak manajemen Unit Pelaksanan Teknis
Oaerah (UPTD) perparkiran.
Salah satu langkah yang dapat dilakukan untuk mengop-
timalkan jalannya UPTO adalah dengan Gugus Kendali Mutu (GKM)
Ruang lingkup pengendallan
Sebagai bagian dari kegiatan pembinaan dan pengawasan
parkir adalah pengendalian. Kegiatan pengendalian parkir meliputi :
a. pemberian arahan dan petunjuk dalam pelaksanaan
kebijaksanaan pa.rkir.
Pemberian arahan dan petunjuk dalam keterntuan ini berupa
penetapan atau pemberian pedoman dan tata cara untuk
kepertuan pelaksanaan manajemen parkir. dengan maksud agar
diperoleh keseragaman dalam pefaksanaannya serta dapat
dilaksanakan sebagaimana mestinya untuk menjamin tercapai-
nya tingkat pelayanan yang telah ditetapkan.
b. pemberian bimbingan dan penyuluhan kepada masyarakat
mengenai hak dan kewajiban masyarakat dat,am pelaksanaan
kebijaksanaan pamr.
Menemukan
permasalahan
'
Sebab
permasalahan
''
Faktor
dominan
langkah
pemecahan
'
Penerapan
perbaik.an
Pemantauan
pelaksanaan
,
Mencegah timbulnya
masalah yang sama
Memperhatikan perma-
salahan yang lain
a. Menemukan pennasalahan
Permasalahan adaJah segata sesuatu yang menyimpang
dari standar yang ditetapkan ataupun terjadi penyimpangan
terhadap tujuan yang hendak dicapai. Oidalam menjaJankan
suatu usaha selalu akan timbul permasalahan, oleh karena itu harus
diperiukan suatu cara yang sistematis untuk memecahkan masalah
tersebut. salah satu cara permasalahan tersebut dipecahkan dengan
pendekatan Gugus Kendali Mutu.
b. Sebab permasalahan
Permasalahan timbul karena ada suatu f aktor atau
beberapa faktor dari pekerjaan yang tidak berjalan sesuai dengan
yang direncanakan. untuk itu perlu dikenali faktor-fakt.or apa saja
yang menyebabkan terjadinya masalah tersebul
c. Faktor dominan
Faktor penyebab masalah harus dianalisis secara terinci
untuk menentukan faktor mana yang paling dominan mempengaruhi
masatah.
d. Langkah pemecahan
Setelah faktor penyebab masalah ditemukenali, maka
dapat diusulkan langkah pemecahan. terutama perhatian
pemecahan harus diarahkan pada penyebab yang paling dominan.
e. Penerapan perbaikan
Langkah pemecahan setelah dibahas secara mendalam
dapat diterapkan sesuai dengan rencana pemecahan yang
dlusulkan.
f. Pemantauan pelal<sanaan
Dalam pelaksanaan penerapan perbaikan harus dilakukan
pemantauan terhadap keberhasilan menerapkan usulan perbaikan
g. Mencegah timbulnya masalah yang sama
Untuk menghindari masalah yang sama timbu!, maka
periu dilakukan pemantauan terhadap standar ataupun tuJuan agar
berjalan sesual dengan yang direncanakan.
h. Memperhatikan pennasalahan yang lain
Setelah suatu permasalahan terselesaikan perhatian
diarahkan kepada mencari permasalahan lain yang perlu
diselesaikan. dan bila ditemukan maka proses Gugus Kendali
mutu ini dljalankan kembali.
150
Tarip yang diberlakukan adalah Rp. 500 untuk jam pertama dan Rp
300 untuk setiap jam berikutnya, Fp = 0.9
Tabel 9.4. Jumlah kendaraan parkir rata-rata
No Durast, Jam Jumlah rata-rata
kendaraan yang
par1dr/hari
1 <1 56
2 1-2 123
3 2-3 45
4 3-4 23
5 4~5 5
6 5-6 3
7 6- 7 9
8 7-8 14
9 8-9 2S
10 9-10 2
PETA PENGENDALIAN
Peta pengendalian merupakan suatu peta yang digunakan
unt.uk memantau kegiatan operasi dalam rangka mengendatikan
jalannya operasi UPTD Perparkiran. oleh karena i1u dijadikan
perangk.at dalam upaya untuk meningkatkan efisiensi tanpa
mempengaruhi hasil pekerjaan, yang merupakan program yang
harus diselenggarakan dengan cerd~k dan dilakukan secara cermat
secara terus menerus. Pengendalian merupakan bagian dari tugas
rutin yang harus dllakukan pihak manajemen perusahaan.
Prinslp Peta Pengenda/lan
Dalarn mengendalikan jalannya usaha maka bert>agai
unsur pekerjaan harus dikendalikan. Untuk itu per1u dipantau data
mengenai keluaran ataupun masukan dari set.lap unsur pekerjaan
tersebut Data yang dikumpulkan dapat berupa rata-ratanya ataupun
kisaran dari data tersebut atau kedua-duanya seperti ditunjukkan
dalam gambar 2.1. Data tersebut kemudian diplot pada suatu grafik,
bila data yang diplot memmjukkan penyimpangan tertentu/abnormal
misatnya metampaui batas yang cfrtoleransi maka perlu diambil
tindakan pengendalian.
pendapa-
lan oarkir
0 0
i - X
0
0 0 0
0
0 0 0
0 0
waklu -
X1 + X2 + X3 + .... + Xk
x= - - -- - - - - - -
k
R1 + R2 + R3 + . .. . + Rk
R=
k
BKA = X + A2 R
8KB = X - A2 R
BKA = 04 R
BKB = 03 R
Pendapa- BKA
tan parkir
-------- .......... _ ! - ·- - - - --
0 0
i- X
0
. 0
0
0
0
.
0
Q
. '
0
' ' .. '
0 0 0
0 0
waktu --+
\ BKB
Pendapa-
tan park1r 'BKA
0 0
r X
0
0 0
0
0 0
0 0
~ BKB
~ waktu -+
\. data yang keluar limit
batas kendall bawah
Gambar 9 ,4. Data yang keluar dari batas limM yang ditetapkan
Pendapa-
tan parkir r BKA
0
l- X
0
0 0 0
0
0
Penctapa-
tan paridr 'BKA
0
l X
0
0 0
0
0
Pendapa
-tan
' BKA
j_ oo oooo oOoo
"-------..--,------------- 0 0
lain dari yang tetah ditetapkan dan atau disahkan oleh Kepala
Daerah.
BABIV
KETENTUAN KEWAJIBAN PENGUSAHA TEMPAT PARKIR
Pasal 6
(1) Setiap pengusaha tempat parkir wapb :
a . menempatkan papan pengumuman atau papan nama di
tempat usahanya yang mencantumKan tartf retlibusi parkir
dan nomor serta tanggal Keputusan KepaJa Daerah tentang
Pemberian lzinnya.
b. Melengkapi tanda-tanda pengenal para petugas parkir.
(2) Tanpa pungutan parkir harus berbentuk karcis yang dikeluarkan
dan atau disahkan dengan perporasi oleh Kepala Daerah atau
Pejabat yang ditunjuk dengan menyebutkan jumlah
pungutannya:
(3) Pengusaha tempat parkir dan pelugas parkir dilarang :
a . mengadakan pungutan parlcir lebih tinggi dari tam yang telah
ditetapkan tercetak pada karcis
b. Menggunakan karcis leblh dari satu kali.
(4) Bagi pengusaha yang menyediakan tempat parkir dengan tidak
mengenakan pungutan parklr harus menggunakan tanda / kartu
bebas parkir yang dikeluarkan dan atau d1sahkan oleh Kepala
Daerah.
Pasal7
(1) Pengusaha tempat parkir harus mendidik dan melatih para
petugas parkir untuk. mengerti dan menguasai benar semua
peraturan-peraturan lalu lintas pada umumnya dan peraturan-
peraturan perparkiran pada khususnya :
(2) Petugas tempat parkir tersebut pada ayat (1) pasal ini wajib
menjaga keamanan kendaraan beserta perlengkapan yang
diparkir dan menjaga ketertiban lalu llntas di sekttar tempat parkir.
BABV
KETENTUAN RETRIBUSI
Pasal8
(1) Besamya retribusi untuk satu kali par1<ir di tempat parkir
umum/dalam terminal/sub terminal dan insidental ditelapkan
sebagai beri.k ut ·
172 Lamp1ran J
Contoh Perda Penycleuggaraan Park1r
(3) Bagi setiap orang atau Sadan Usaha yang mempunyai bangunan
di sekitar jalan raya dengan kepentingan pribadi atau usahanya
yang setiap harinya memarkir kendaraan bennotor di barm jalan
raya di Wilayah Kabupaten Daerah Tingkat II Malang dikenakan
retribusi parkir langganan, yang ditetapkan sebagai berikut :
174 Lampiran I
Contoh Perda Pcnyele nggaraan Parl<.i.r
Pasaf5
Pelaksanaan ketentuan pasal 2 diatas. dilaJ<.ukan oleh Kepala UFO
Pengelola Perparkiran Kotamadya Oaerah Tingkat II Semarang dan
dalam pelaksanaannya dilakukan bersama-sama dengan :
• Unit Ketertiban Umum Kotamadya Dati II Semarang.
• Satlantas Kota besar 98 Semarang.
• Cabang OLLAJR Propinsi Oaerah Tingkat I Jawa Tengah
Kotamadya Oaerah Tlngkat II Semarang.
Pasaf6
Penggunaan terhadap kendaraan yang terkena penertiban yang
ditampung ditempat penampungan sebagaimana dimaksud dalam
pasal 2 diatas, dilakukan oleh :
• Unit Ketertiban Umum Kotamadya Daerah Tingkat II Semarang.
• UPD Pengelola Perparkiran Kodya Dati II Semarang.
Pasal7
Pejabat dimaksud dalam pasal 5 diatas. dalam melaksanakan tugas
berdasarkan Surat Keputusan ini bertanggung Jawab kepada
Walikotamadya Kepala Oaerah Tingkat II Semarang. dan secara
periodik melapor1<:an hasil pelaksanaannya.
Pasal 8
Hal-hal lain yang belum diatur akan ditentukan kemudian.
Pasal9
Surat keputusan ini bertaku sejak tanggaI ditetapkan, dengan
ketentuan bahwa apabila dikemudian hari temyata terdapat
kekeliruan dalam penetapannya, akan diadakan
perubahan/pembetulan sebagaimana mestinya.
DI TETAPKAN DI SEMARANG
PADA TANGGAL 19 PEBRUARI 1985
ttd
26. Ramp adalah landasan pintu masuk yang terbuat dari baJa atau
beton yang berlungs, sebagai ,tembatan dan dapat digerakan
secara mekanis:
27, Rambu-rambu lalu lintas dr Jalan yang selanjutnya disebut rambu
adalah salah satu dan per1engkapan Jalan, berupa lambang,
huruf, angka, kaltmat dan/atau perpaduan diantaranya sebagai
peringatan, larangan. perintah atau petunjuk bagi pemakai jalan;
28. Rambu larangan adalah rambu yang digunakan untuk
menyatakan perbuatan yang <ftlarang dilakukan oleh pemakai
jalan;
29. Rambu petunjuk adalah rambu yang digunak.an untuk
menyatakan petunjuk mengenai jurusan, jalan, sltuasi, kota,
tempat, pengaturan, fasilitas dan lain-larn bagi pemakai jalan;
30. Retribusi Parkir adalah pungutan yang dikenakan kepada
pemakai kendaraan yang memarkir kendaraannya di tempat
par1dr ;
31 Satuan ruang parkir (SRP) adalah ukuran luas efektip untuk
meletakkan kendaraan (mobil penumpang, busJtruk, atau
sepeda motor), termasuk ruang bebas dan lebar buka plntu
Untuk hal-hal tertentu bila tanpa penjelasan, SRP adalah SRP
untuk mobil penumpang.
32. Tempat parkir di badan jalan. (on street parking) adalah fasmtas
parkir yang menggunakan tepi jalan:
33. Tempat park.ir Khusus adalah tempat parkir yang
diselenggarakan secara tetap dengan mempergunakan fasilitas
sendiri ;
34. Tempat Paoor Umum adalah tempat parkir yang diselenggarakan
secara tetap dengan mempergunakan fasilitas umum yang
disediakan oleh Pemerintah Daerah;
35. Tiang Rambu adalah batangan logam atau bahan lainnya untuk
menempelkan atau melekatkan daun rambu;
36. Usaha Parkir adalah usaha untuk menyediakan tempat parkir
serta menjaga atau mengawasi kendaraan vang diparkir dengan
memperoleh imbalan jasa berupa uang ;
37 Volume Parkir adalah jumlah keseluruhan kendaraan yang
menggunakan f asilitas parkir, biasanya dihitung dalam
kendaraan yang parkir dalam satu hari.
186
INDEKS
DAFTAR PUSTAKA