STATUS DOKUMEN :
CATATAN REVISI
1. TUJUAN
1. Untuk memastikan bahwa terdapat format standar untuk lock out – tag out di seluruh
proyek
2. Untuk memastikan bahwa semua sumber energi dalam ‘potensial nol’ sebelum
pekerjaan diteruskan
3. Untuk memastikan bahwa semua ‘alat lock out’ dan ‘tag out’ diatur secara efektif dalam
perusahaan
4. Untuk mencegah fatality atau cedera pada seluruh karyawan dan menghindarkan
property damage.
2. RUANG LINGKUP
Prosedur ini mencakup sistem dan tata cara penggunaan “lock out – tag out” bagi peralatan
yang belum dapat atau tidak boleh dioperasikan baik di Project/Site maupun Workshop PT.
Grogol Sarana Transjaya.
3. REFERENSI
1. UU No. 1 Tahun 1970 Tentang Keselamtan Kerja
2. PP No. 50 Tahun 2012 Kriteria 6.5 Pemeliharaan, Perbaikan dan Perubahan Sarana
Produksi
3. Kepmen ESDM No. 1827 Tahun 2018 Elemen IV.4 Pelaksanaan Pengelolaan KO
Pertambangan
4. ISO 9001:2015 Klausul 8.1 Perencanaan dan Pengendalian Operasional
5. ISO 14001:2015 Klasul 8.1 Perencanaan dan Pengendalian Operasional
6. ISO 45001:2018 Klausul 8.1 Perencanaan dan Pengendalian Operasional
4. DEFINISI
1. Lock Out adalah mematikan saklar, memutuskan arus, valve atau mengisolasi
mekanisme energi dengan menempatkan dalam posisi tidak aktif (off) serta aman. Lock
out ini dapat berupa sebuah gembok dipasang, sehingga peralatan/mesin tersebut tidak
dapat digerakkan atau hanya berbentuk label khusus berwarna merah sehingga sering
disebut dengan Tag Out.
2. Tag Out adalah Memasang/memberikan label pada suatu alat/unit sebagai pemberi info
bahwa Alat/unit tersebut sudah terisolasi. Tag Out yang digunakan di dalam Area PT.
Grogol Sarana Transjaya berupa :
a. Personal Danger Tag adalah Label Tanda Bahaya pribadi yang memuat Foto,nama
dan Jabatan karyawan yang bersangkutan.igunakan/dipasang bersamaan dengan
gembok pribadi/”Pad Lock”
b. Out Off Sevice Tag : Label Peralatan Rusak yaitu Label yang dipasang pada
unit/peralatan yang mengalami kerusakan, tidak bekerja atau bila pengoperasian
atau pemakaian alat tersebut dapat menimbulkan kerusakan lebih lanjut dan
Berbahaya. Out Off Service Tag berisi info tentang Jenis kerusakan (mengapa
dipasang),Identitas Pelapor (Nama Pelapor dan perusahaan),Tanggal dan Waktu
No. Dokumen : GSTJ-SOP-HSE-31 Revisi :
Edisi : 1 Tgl. Revisi :
Tgl. Efektif : Halaman : 4 of 7
Pemilik : Departemen
Kerusakan. Label ini Hanya boleh dilepas oleh orang yang berkompeten melakukan
perbaikan serta telah dinyatakan aman untuk dioperasikan
3. Energi adalah sesuatu bentuk gerakan atau kemungkinan yang dapat menimbulkan
gerakan.
4. Unit adalah kesatuan mekanis atau elektrik yang oleh karena suatu daya bisa
menjalankan suatu proses atau menghasilkan produk.
5. TANGGUNG JAWAB
1. PJO
a. Memastikan bahwa setiap peralatan yang perlu dipasang alat lock out dan proses
pemasangan/pelepasannya harus sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan.
b. Memeriksa dan menyakinkan bahwa suatu sistem aman sebelum label isolasi akan
dilepas.
2. Group Leader
a.Mengidentifikasi bahaya dan penilaian risiko beserta dengan pengendaliannya guna
mengetahui jenis pekerjaan/daerah mana saja yang memerlukan lock out dan
menentukan alat lock out yang sesuai.
b.Bertanggung jawab untuk mengawasi pemasangan dan pelepasan lock out bersama
dengan karyawan yang berhak memasang/melepaskannya.
c. Memberi izin pemasangan/pelepasan alat lock out dengan memastikan terlebih dahulu
bahwa persiapan yang aman telah dilakukan.
d.Melepaskan label tanda bahaya pada alat yang terdapat lock out bila yang bertanggung
jawab tidak berada di tempat kerja dan dalam kondisi darurat/mendesak setelah
mendapat persetujuan dari SH Plant.
e.Pemasangan kartu isolasi leader berwarna kuning. (diganti padlock)
f. Group leader dan isolation officer Plant diberikan kewenangan untuk memiliki lebih dari 1
Padlock berwarna kuning.
3. Isolation Officer
a. Mengidentifikasi bahaya dan penilaian risiko beserta dengan pengendaliannya di dalam
pekerjaan yang sedang dilakukan perbaikan.
b. Bertanggung jawab untuk mengawasi pemasangan dan pelepasan lock out bersama
dengan karyawan yang berhak memasang/melepaskannya.
c. Melepaskan label tanda bahaya (out of services, danger tag) bila yang bertanggung
jawab tidak berada di tempat kerja dan dalam kondisi darurat/mendesak setelah
mendapat persetujuan dari Group Leader dan SH Plant.
d. Pemasangan padlock leader berwarna kuning.
4. Safety Officer
a.Memantau alat-alat lock out yang tercantum dalam Daftar Alat Lock Out.
b.Memantau peralatan yang harus di- lock out dan memastikan bahwa prosedur ini
dilaksanakan dengan benar.
No. Dokumen : GSTJ-SOP-HSE-31 Revisi :
Edisi : 1 Tgl. Revisi :
Tgl. Efektif : Halaman : 5 of 7
Pemilik : Departemen
6. URAIAN
1. Identifikasi
a. Lock out harus dilakukan terhadap sumber energi jika suatu unit yang apabila diberi
energi bisa membahayakan nyawa atau keselamatan seorang pekerja yang bekerja di
unit tersebut.
b. Dalam hal ini tidak selalu unit rusak yang memerlukan lock out tetapi juga unit yang
baik, misalnya: pekerjaan maintenance juga memerlukan lock out.
c. Semua sumber energi yang berpotensi untuk di- lock out harus diidentifikasi antara lain
listrik, mekanik, hidrolik, pneumatik, dan gravitasi.
2. Isolasi
a. Setiap orang yang bekerja pada peralatan atau unit harus melakukan pemasangan lock
out dan tag out pada bagian yang dapat dikunci ( Box LOTO) setelah switch on/off
sumber energi diposisikan off.
b. Jika personil electric akan melakukan pekerjaan pada rangkaian listrik yang aktif maka
system pengisolasian harus dilakukan pada sumber listrik tersebut.
c. Energi sisa atau residu (misalnya pada kapasitor, pegas, bagian mesin yang terangkat,
fly wheel yang berputar, system hidrolik, udara, gas, uap, atau tekanan air dll) harus
dilepas atau ditahan dengan metode tertentu seperti grounding, pengaturan posisi,
penahanan, pelindung dan pelepasan.
d. Penguncian (lock out) suatu sumber energy dan unit harus diisolasi dengan
menggunakan/memasang padlock atau sejenisnya.
e. Sosialisasi dan pelatihan, terutama untuk pekerja teknis perlu dilakukan sebelum
seorang pekerja teknik memulai pekerjaannya.
f. Sosialisasi Lock Out – Tag Out juga bisa diarahkan bagi seluruh pekerja, terutama yang
bekerja pada unit-unit mekanis dan listrik.
3. Pelatihan
a.Semua personil yang melakukan isolasi sesuai dengan persyaratan dalam prosedur ini
harus mengikuti pelatihan berbasis kompetensi tentang pengisolasian dan pelabelan.
b.Pelatihan ulang diselanggarakan setiap saat induksi umum atau induksi khusus.
d. Apabila pekerjaan yang dilakukan tidak selesai dalam waktu satu shift dan harus di
teruskan oleh personil pada shift berikutnya, maka harus ada komunikasi tentang
pekerjaan yang dilakukan oleh tim/personel shift pertama kepada tim/personil shift
berikutnya.
e. Seluruh tim/personil shift pertama yang telah melakukan pekerjaan nya harus melepas
LOTO yang dipasang dan tim/personil pada shift yang akan melanjutkan pekerjaan
wajib memasang LOTO bersamaan dengan pelepasan LOTO tim/personil sebelum nya.
f. Untuk pekerjaan yang tidak dapat diselesaikan pada satu shift, maka Pengendali LOTO
wajib mengkomunikasikan dengan pengendali LOTO shift berikutnya dan progress
pekerjaannya.
g. Seluruh tim/personil yang melakukan pekerjaan pada shift 1 wajib melepas LOTO pada
akhir shif, kecuali pengendali LOTO shift 1.
h. Setelah mengkomunikasikan pekerjaan yang tidak terselesaikan kepada pengendali
LOTO shift berikutnya, maka pengendali LOTO shift 1 dapat melepas LOTO yang
dipasang dan di gantikan dengan LOTO yang dipasang oleh pengendali LOTO shift
selanjutnya pada saat yang bersamaan.
i. Seluruh personil shift 2 yang akan melanjutkan pekerjaan wajib memasang LOTO nya
masing-masing sebelum memulai pekerjaan.
unit, dan memastikan bahwa tidak ada pekerja lain di unit dengan cara mengisi Form
Pelepasan Alat Lock Out.
j. Tidak boleh ada orang yang mengoperasikan, memindahkan atau mengganggu
mesin/benda/bangunan yang memiliki alat lock out. Jika dilanggar maka bisa diancam
tindakan pemutusan hubungan kerja secara langsung tanpa pesangon karena
tindakannya ini sangat berbahaya dan bisa menyebabkan kematian pekerja pemilik lock
out yang memasangnya.