PERIODE
17 September 2018 – 11 Oktober 2018
Disusun Oleh:
KATA PENGANTAR
Kami menyadari bahwa tulisan ini jauh dari sempurna, untuk itu
penulis mengharapkan masukan berupa saran membangun demi
kesempurnaan tulisan ini. Semoga tulisan ini bermanfaat bagi kita semua.
Page | i
SURAT TANDA TERIMA
Disusun Oleh :
7 OKTOBER 2018
Halaman
SURAT TANDA TERIMA.............................................................................i
KATA PENGANTAR....................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.........................................................1
1.2 Tujuan Kegiatan..............................................................................3
1.2.1 Tujuan Umum.......................................................................3
1.2.2 Tujuan Khusus......................................................................3
1.3 Prosedur Kerja.................................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA....................................................................7
2.1 Puskesmas.......................................................................................7
2.1.1 Pengertian Puskesmas...........................................................7
2.1.2 Tujuan Puskesmas.................................................................7
2.1.3 Fungsi Puskesmas.................................................................8
2.2 Visi dan Misi Puskesmas.................................................................9
2.2.1 Visi Puskesmas.....................................................................9
2.2.2 Misi Puskesmas....................................................................9
2.3 Azas dan Upaya Penyelenggaraan Puskesmas................................10
2.3.1 Azas Penyelenggaraan Puskesmas.......................................10
2.3.2 Upaya Penyelenggaraan Puskesmas.....................................13
2.4 Kedudukan,Organisasi dan Tata Kerja Puskesmas.........................15
2.4.1 Kedudukan Puskesmas.........................................................15
2.4.2 Organisasi Puskesmas...........................................................15
2.4.3 Tata Kerja Puskesmas...........................................................16
BAB III GAMBARAN UMUM PUSKESMAS...........................................19
3.1 Sejarah Singkat Puskesmas.............................................................20
3.2 Wilayah Kerja Puskesmas...............................................................20
3.3 Data Wilayah/Data Geografis.........................................................20
3.4 Data Kependudukan/Data Demografi.............................................20
3.5 Data Kesehatan................................................................................21
3.5.1 Sarana Fisik..........................................................................21
3.5.2 Sarana Ibadah........................................................................21
3.5.3 Sarana Kesehatan..................................................................21
3.5.4 Sarana Pendukung Kesehatan...............................................22
Page |
iii
Page | 1
BAB 1
PENDAHULUAN
Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut dengan Puskesmas adalah fasilitas
pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan
perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promtif dan preventif,cuntuk
mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya. Maka dengan itu
puskesmas merupakan peran yang paling strategis dalam upaya mempercepat peningkatan derajat
kesehatan masyarakat Indonesia. Maka dengan itu puskesmas merupakan peran yang paling
strategis dalam upaya mempercepat peningkatan derajat kesehatan masyarakat Indonesia
Ruang Periksa
a. Pasien dilayani dengan ramah dan penuh perhatian .
b. Pasien selalu diberi kesempatan untuk bertanya.
c. Selanjutnya pemeriksaan sesuai dengan standart teknis. Melihat “JOB AND” bila
ada (sesuai dengan daftar titik pelayanan kesehatan dasar).
d. Bila perlu periksa Lab dan pasien diberi tahu untuk menunggu panggilan di
ruang tunggu Lab.
e. Bila pemeriksaan Lab bisa dilakukan langsung, maka pasien akan diberi tahukan
apa yang
akan diperiksa, apakah darahnya, apakah urinnya dan diberi tahu
kembali ke ruang periksa setelah mendapatkan hasil pemeriksaan Lab.
f. Bila pemeriksaan Lab dilakukan keesokkan harinya atau dirujuk ke Lab yang
lebih besar, maka pasien akan diberi tahu persiapan– persiapan yang diperlukan
misalnya puasa, bila perlu membawa tinja, atau khusus untuk periksa kehamilan
diambil air seni pada saat bangun tidur dan sebagainya.
1.3.5 Apotek
Pasien sampai di Loket Apotek:
a. Pasien dipanggil oleh petugas apotek untuk menerima obat sesuai resep yang
2.1 Puskesmas
2.1.1 Pengertian Puskesmas
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kab/Kota yang
bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di satu atau
sebagian wilayah kecamatan.
2. Pembangunan Kesehatan
Pembangunan kesehatan adalah penyelenggaraan upaya kesehatan oleh bangsa
Indonesia untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, kemampuan hidup sehat
bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan yang optimal.
3. Penanggungjawab Penyelenggaraan
Penanggungjawab utama penyelenggaraan seluruh upaya pembangunan
kesehatan
di wilayah kabupaten/kota adalah dinas kesehatan kabupaten/kota,
sedangkan puskesmas bertanggungjawab hanya untuk sebagian upaya
pembangunan kesehatan yang dibebankan oleh dinas kesehatan kabupaten/kota
sesuai dengan kemampuannya.
4. Wilayah Kerja
Secara nasional, standar wilayah kerja puskesmas adalah satu kecamatan. Tetapi
apabila di satu kecamatan terdapat lebih dari satu puskesmas, maka tanggung
jawab wilayah kerja dibagi antar puskesmas, dengan memperhatikan keluhan
konsep wilayah (desa/kelurahan atau RW), masing-masing puskesmas tersebut
secara operasional bertanggungjawab langsung kepada dinas kesehatan
kabupaten/kota.
1. Lingkungan sehat
2. Perilaku sehat
3. Cakupan pelayanan yang bermutu
4. Derajat kesehatan penduduk kecamatan
Page | 10
4. Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga dan
masyarakat beserta lingkungannya. Puskesmas akan selalu berupaya
memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan
penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan, keluarga dan masyarakat
yang
berkunjung da bertempat tinggal di wilayah kerjanya, tanpa
diskriminasi dan dengan menerapkan kemajuan ilmu dan teknologi
kesehatan yang sesuai. Upaya pemeliharaan dan peningkatan yang
dilakukan puskesmas mencakup pula aspek lingkungan dari yang
bersangkutan.
3. Azas Keterpaduan
Untuk mengatasi keterbatasan dan sumber daya serta diperolehnya hasil yang
optimal, penyelenggaraan setiap upaya puskesmas harus diselenggarakan secara
terpadu, jika mungkin sejak dari tahap perencanaan. Ada dua macam
keterpaduan yang perlu diperhatikan, yakni:
a. Keterpaduan lintas program
Keterpaduan lintas program adalah upaya memadukan penyelenggaraan
berbagai upaya kesehatan yang menjadi tanggung jawab puskesmas. Contoh
keterpaduan lintas program antara lain:
1. Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS): keterpaduan KIA dengan
P2M, gizi, promosi kesehatan, pengobatan.
2. Upaya Kesehatan Sekolah (UKS): keterpaduan kesehatan lingkungan
dengan promosi kesehatan, pengobatan, kesehata gigi, kesehatan
reproduksi remaja dan kesehatan jiwa.
3. Puskesmas keliling: keterpaduan pengobatan dengan KIA/KB, gizi,
promosi kesehatan, kesehatan gizi.
4. Posyandu: keterpaduan KIA dengan KB, gizi, P2M, kesehatan jiwa,
promosi kesehatan.
b. Keterpaduan lintas sektor
Keterpaduan lintas sektor adalah upaya memadukan penyelenggaraan upaya
puskesmas (wajib, pengembangan dan inovasi)dengan berbagai program dari
sektor terkait tingkat kecamatan, termasuk organisasi kemasyarakatan dan
dunia usaha. Contoh keterpaduan lintas sektor antara lain:
1. Upaya kesehatan sekolah: keterpaduan sektor kesehatan dengan camat,
lurah/kepala desa, pendidikan, agama.
2. Upaya promosi kesehatan: keterpaduan sektor kesehatan dengan camat,
lurah/kepala desa, pendidikan, agama, pertanian.
3. Upaya kesehatan ibid an anak: keterpaduan sektor kesehatan dengan
camat, lurah/kepala desa, organisasi profesi, organisasi kemasyarakat,
PKK, PLKB.
4. Upaya perbaikan gizi: keterpaduan sektor kesehatan dengan camat,
lurah/kepala desa, pertanian, pendidikan, agama, koperasi, dunia usaha,
PKK, PLKB.
5. Upaya pembiayaan dan jaminan kesehatan: keterpaduan sektor
kesehatan dengan camat, lurah/kepala desa, tenaga kerja, koperasi,
dunia usaha, organisasi kemasyarakatan.
6. Upaya kesehatan kerja: keterpaduan sektor kesehatan dengan camat,
lurah/kepala desa, pertanian, pendidikan, agama, koperasi, dunia usaha.
4. Azas Rujukan
Sebagai sarana pelayanan tingkat pertama, kemampuan yang dimiliki
puskesmas terbatas. Padahal puskesmas berhadapan langsung dengan masyarakat
dengan berbagai permasalahan kesehatan. Untuk membantu puskesmas
meyelesaikan berbagai masalah kesehatan tersebut dan juga untuk meningkatkan
efisiensi, maka penyelenggaraan setiap upaya puskesmas (wajib, pengembangan dan
inovasi) harus ditopang oleh azas rujukan.
Rujukan adalah pelimpahan wewenang dan tanggung jawab atas penyakit
atau masalah
kesehatan yang diselenggarakan secara timbal balik, baik secara
vertikal dalam arti dari satu strata pelayanan kesehatan ke strata sarana pelayanan
kesehatan lainnya, maupun secara horizontal dalam arti antar strata pelayanan
kesehatan yang sama. Sesuai dengan jenis upaya kesehatan yang diselenggarakan
oleh puskesmas ada dua macam rujukan yang dikenal, yakni:
a. Rujukan upaya kesehatan perorangan
Cakupan
rujukan pelayanan kesehatan perorangan adalah kasus penyakit.
Apabila
suatu puskesmas tidak mampu menanggulangi satu kasus penyakit
tertentu, maka puskesmas tersebut wajib merujuknya ke sarana pelayanan
kesehatan yang lebih mampu (baik horizontal maupun vertikal). Sebaiknya
pasien pasca rawat inap yang hanya memerlukan rawat jalan sederhana, dirujuk
ke puskesmas.
Rujukan upaya kesehatan perorangan dibedakan atas tiga macam:
2. Kriteria Personalia
Kriteria personalia yang mengisi struktur organisasi puskesmas disesuaikan
dengan tugas dan tanggung jawab masing-masing unit puskesmas. Khusus untuk
kepala puskesmas kriteria tersebut dipersyaratkan harus seorang sarjana di
bidang kesehatan yang kurikulum pendidikannya mencakup kesehatan
masyarakat.
Pengertian:
Suatu organisai yang menghimpun tokoh-tokoh masyarakat peduli
Fungsi:
Page | 20
d. Memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga beserta
lingkungannya.
3. Motto Puskesmas Medan Denai
JUMLAH PENDUDUK
No
KELURAHAN
LAKI –LAKI PEREMPUAN KK JIWA
1 DENAI 9246 10745 4856 19991
2 MENTENG 11477 10479 5819 21956
Kelurahan
No Jumlah
Sarana Pendidikan
Denai Menteng
1 TK 14 8 22
2 SD 10 5 15
3 SMP 3 2 5
4 SMU/SMK - 6 6
5 PT 1 1 2
Page | 30
36 Ekstra Belladon 105 Oksitosin Injeksi
37 Etakridinal 106 Paracetamol Sirup
38 Etanol 70 % 107 Paracetamol Tablet 500 mg
39 Dextrometorpan sirup 108 Piridoksin
40 Pirantel 125 mg 109 Phonol Tetes Telinga
41 Predsone tablet 110 Ofloksasin 400 mg
42 Propanolol 111 Megnicom
43 Reserpin 112 Hanschun
44 Ringer laktat 113 Eritromisi
45 Salbutamol tablet 2 mg 114 Ketokonazole crem
46 Salisil bedak 115 Ketokonazol tablet 200 mg
47 Serum anti tetanus 116 OBH plus
48 Silver Amalgam 117 Truvit sirup
49 Tetrasiklin 500 mg 118 Sefiplek
50 Tetrasiklin 250 mg 119 Metaflu
51 Tiamin 120 Obat penurun Panas
52 Vitamin B-Compleks 121 Metocloperamide tablet
53 Yodium 30 mg 122 Metocloperamide sirup
54 Doksisiklin 100 mg 123 Loratadin tablet
55 Lansoprazole 124 Iflasma
56 Diaform 125 Glasslorum
57 Pehacain injeksi 126 Mumming filling pasta
58 Lumping 127 Fletcher
59 Yodium 300 mg 128 Neurophyl 500 injeksi
60 Gempibrozil 129 PK
61 Spuit 1 ml 130 Genoint Tetes mata
62 Spuit 3 ml 131 Loperamide
63 Methyl prednisolon 132 Kasa pembalut
64 Piroxsicam 133 Basitrasin polimiksin
65 B – 12 injeksi 134 PTU
66 Wing Naid 135 Cetirizine
67 Haloperidol 0,5 mg 136 Nacl Infus
68 Halopuridol 1,5 mg 137 Metal Ergometrin Tablet
69 Halopuridol 5 mg 138 Captopril 25 mg
*sumber data dari Puskesmas Medan Denai
BAB 4
Kegiatan :
1. Pembuatan sumber air dan pembuatan WC yang memenuhi syarat
kesehatan
2. Hygiene dan sanitasi tempat tinggal yang mencakup : - Mendata tempat
pembuangan sampah dan sarana jamban keluarga - Mengadakan
penyuluhan tentang kesehatan lingkungan - Hygiene dana sanitasi
lingkungan, berupa pengawasan kesehatan tempat-tempat umum serta
tempat pengelolaan dan penyajiannya - Melaksanakan pemberantasan
sarang nyamuk
3. Pemeliharaan dan pengawasan kualitas lingkungan
4. Pengendalian dampak resiko pencemaran lingkungan
5. Pengembangan wilayah sehat
4.2.3 Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana
1. Kesehatan Ibu dan Anak
KIA adalah upaya yang menyangkut pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil,
bayi dan balita serta anak usia prasekolah yang menjadi tanggung jawab puskesmas,
dalam rangka meningkatkan kesehatan serta kesejahteraan bangsa pada umumnya,
Sasaran :
Ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, serta usia prasekolah.
Tujuan :
1. Melaksanakan pemeriksaan pada ibu hamil yaitu: menimbang berat
badan, mengukur tekanan darah, mengukur tinggi fundus uteri,
pemberian tablet tambah darah serta vitamin A.
2. Memberikan penyuluhan pada ibu hamil mengenai keadaan gizi,
perwatan payudara, ASI Eksklusif, kebersihan diri dan lingkungan.
3. Memberikan motivasi agar ibu ikut pelayanan KB.
4. Membina posyandu.
5. Merujuk pasien ke Rumah Sakit apabila penyakitnya tidak bisa
ditanggulangi di Puskesmas.
6. Pencatatan dan pelaporan KPKIA (Kelompok Pembina Kesehatan Ibu
dan Anak)
7. Pemberian imunisasi pada bayi, balita, ibu hamil, anak sekolah dan
calon pengantin.
Kegiatan KIA :
1. Pemeriksaan dan pemeliharaan kesehatan ibu hamil dan menyusui
2. Pertolongan persalinan diluar rumah sakit
3. Pemeriksaan kesehatan anak
Tabel 4.1 Jumlah Kunjungan Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Medan Denai
dari Bulan Januari – Desember 2017
Keterangan:
Balita: 3491, Neonatus: 671, Bumil: 731, Bulin: 722, Bufas: 722, Bumil resti: 148
Kesimpulan:
Kegiatan program KIA terlaksana dengan baik, walaupun masih ada pencapaian
target yang perlu ditingkatkan.
Tabel 4.2 Jumlah Kunjungan Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Medan
Denai dari Bulan Januari – september 2018
No Kegiatan sasaran jan feb mar apr mei Jun Jul agus sept
1 K1 ibu hamil Bumil 59 61 61 56 56 56 59 60
2 K4 ibu hamil Bumil 57 59 59 58 58 54 57 58
3 Deteksi resiko Bumil 5 5 2 4 4 3 4 4
tinggi (DRT) Resti
4 Persalinan Bumil 57 59 50 50 50 55 53
5 Neonatus KN1 Bayi 57 56 56 56 56 57 55
6 Neonatus KN2 bayi 57 54 54 53 51 53
7 Neonatus KN3 Bayi 56 35 35 36 32 35
8 KN lengkap Bayi 50 54 3 3 4 4 3
9 Memberikan Masy 2 2 2 2 2 2 2 2
penyuluhan di
PKM
10 Mengadakan Posy 2 2 2 2 2 2 2 2
pembinaan di
posyandu
11 Ibu hamil Bumil 5 2 2 2 2 2
resiko tinggi Resti
yang
tertangani
12 Ibu hamil Bumil 1 1 1 1 1 1
resiko tinggi resti
yang dirujuk
13 Kunjungan Bayi 57 80 96 93 93 84 87 92
bayi
(pusk+posy)
14 Kunjungan Balita 14 16 182 191 19 18 190 192
balita 4 4 1 2
(pusk+posy)
Keterangan: Masih ada beberapa data yang belum dapat diperoleh karena puskesmas
dalam renovasi.
Kegiatan KB :
1. Memberikan penyuluhan dan penerangan tentang KB dengan usaha-
usaha terpadu.
2. Memberikan pelayanan kontrasepsi pada akseptor KB dalam bentuk
Intra Uterine Device (IUD), pil KB, Kondom, Suntikan, Kontrasepsi
Mantap (Kontap) dan susuk.
3. Memotivasi akseptor dan calon akseptor KB agar menjadi motivator.
4. Melayani konsultasi reproduksi dan konsultasi KONTAP.
5. Membuat laporan kegiatan KB bulanan, Triwulan dan tahun.
Tabel 4.3 Jumlah Akseptor KB di wilayah kerja Puskesmas Medan Denai dari
bulan Januari – Desember 2017
Program KIA dan KB
KB – Jumlah Akseptor KB Januari-Desember 2017 Penanggung jawab program:
Berliana Siagian
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa akseptor KB terbanyak adalah pil dengan
288 orang dengan jumlah akseptor lama sebanyak 109 orang dan akseptor baru
sebanyak 179 orang.
Tabel 4.4 Jumlah Akseptor KB di wilayah kerja Puskesmas Medan Denai dari
bulan Januari-september 2018
Program KIA dan KB
KB – Jumlah Akseptor KB Januari-september 2018 Penanggung jawab program:
Berliana Siagian
Tabel 4.5 balita gizi buruk diwilayah puskesmas Medan Denai periode
JanuariDesember 2017
Tujuan
1. Mencegah terjangkitnya penyakit.
2. Untuk meningkatkan kesehatan obtimal.
3. Menurunkan angka kesakitan dan kematian.
Kesehatan
pendaftaran pasien
pendaftaran pasien
pendaftaran pasien
pendaftaran pasien
pendaftaran pasien
pendaftaran pasien
pendaftaran pasien
pendaftaran pasien
pendaftaran pasien
pendaftaran pasien
pendaftaran pasien
pendaftaran pasien
IMUNISASI MR
Measles (campak) dan Rubella (campak jerman) adalah infeksi menular melalui
saluran nafas yang disebabkan oleh virus campak dan rubella. Campak dapat
menyebabkan komplikasi yang serius seperti radang paru (pneumonia), radang otak
(ensefalitis), kebutaan, gizi buruk dan bahkan kematian.
Rubella biasanya berupa penyakait ringan pada anak, akan tetapi bisa menulari ibu
hamil pada trimester pertama atau awal kehamilan, dapat menyebabkan keguguran
atau kecacatan pada bayi yang dilahirkan. Kecacatan tersebut dikenal sebagai
sindroma rubella kongenital yang meliputi kelainan pada jantung dan mata, ketulian dan
keterlambatan perkembangan.
Imunisasi MR diberikan untuk semua anak usia 9 bulan sampai dengan usia kurang
dari 15 tahun. Selanjutnya diberikan secara rutin pada anak usia 9 bulan, 18 bulan, dan
kelas 1 SD atau sederajat.
Kegiatan
Memberikan informasi tentang pentingnya imunisasi MR pada guru dan orang tua
murid.
Melaksanakan imunisasi pada anak dengan usia kurang dari 15 tahun.
Page | 50
DOKUMENTASI
LAPORAN KEGIATAN II
PRORAM PIS-PK
Mengajak warga yang belum memiliki BPJS agar segera mendaftarkan diri
sebagai peserta BPJS
Memberikan edukasi mengenai penyakit Hipertensi, Diabetes Melitus dan
DOKUMENTASI
LAPORAN KEGIATAN III
PEMERIKSAAN KESEHATAN
Kegiatan
Melakukan penyuluhan kesehatan gigi
BAB 6
PERMASALAHAN DAN PEMECAHAN MASALAH
Setelah melakukan serangkaian kegiatan selama menjalankan kegiatan KKS
di Puskesmas Medan Denai kota Medan, ada beberapa permasalahan yang
ditemukan terkait dengan Pembinaan PHBS daan Penyakit Kulit. Beberapa
permasalahan tersebut antara lain sebagai berikut:
6.1 Permasalahan
6.1.1 Identifikasi Masalah
1. Permasalahan Pembinaan PHBS
Page | 55
Menurut data diatas dapat dilihat terjadi peningkatan penyakit kulit dari 22
kasus pada bulan Juli menjadi 40 kasus pada bulan Agustus dan pada bulan Agustus
penyakit kulit menduduki peringkat ke-6 dari 10 penyakit terbanyak di Puskemas
Medan Denai Kota Medan. Hal ini kemungkinan terjadi akibat perubahan cuaca
dengan meningkatnya curah hujan dikota Medan khususnya di kelurahan Medan
Denai, yang menyebabkan peningkatan luapan air yang berakibat semakin tingginya
sumber-sumber infeksi dari genangan air tersebut, dan meningkatkan pula vektor
pembawa penyakit. Selain itu pula sulitnya sinar matahari dapat menjadi sumbangsi
terjadinya penyakit kulit dikarenakan pakaian-pakaian yang dijemur tidak kering dan
masih lembab, sehingga jamur mudah berkembang biak dan orang mudah terinfeksi
dengan penyakit-penyakit kulit yang diakibatkan oleh jamur.
lebih dan diharapkan masyarakat juga dapat menerapkan nya dalam kehidupan
sehari-hari.
b. Melakukan kegiatan gotong royong setiap bulan untuk menjaga kebersihan
lingkungan sehingga terhindar dari penyakit terutama penyakit kulit.
6.2. Materi
6.2.1 Pembinaan PHBS
Dengan demikian, upaya untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan
tindakan dalam menciptakan suatu kondisi bagi kesehatan perorangan, keluarga,
kelompok, masyarakat serta lingkungan secara berkesinambungan. Upaya ini
dilaksanakan melalui pendekatan pimpinan
(Advokasi) bina suasana (Social Support) dan pemberdayaan masyarakat
,
(Empowerment). Dengan demikian masyarakat dapat mengenali dan mengatasi
masalahnya sendiri, terutama dalam tatanan masing-masing, dan masyarakat dapat
menerapkan cara-cara hidup sehat dengan menjaga, memelihara dan meningkatkan
kesehatan lingkungannya.
Adapun hal yang menjadi perhatian pada kasus ini ialah:
1.Penyediaan air bersih
Air merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam kehidupan
manusia. Didalam tubuh manusia sendiri, sebagaian besar terdiri dari air. Pada orang
dewasa mengandung air sekitar 55-60%,,anak - anak sekitar 65% dan pada bayi 80%.
Menurut WHO, di negara maju, tiap orang memerlukan air sekitar 60-120 liter per
hari. Sedangkan di negara berkembang seperti Indonesia, tiap orang memerlukan air
sekitar 30-60 liter per hari.
2.Pembuangan kotoran manusia (Tinja)
Permasalahan pembuangan kotoran manusia (tinja) semakin meningkat
dengan adanya pertambahan penduduk yang tidak sebanding dengan area
pemukiman. Ditinjau dari segi ilmu kesehatan masyarakat, masalah pembuangan tinja
merupakan yang urgen untuk diatasi, karena tinja dapat menyebabkan penyakit,
antara lain typoid, disentri, kolera, penyakit kulit, dll.
3.Konsumsi buah dan sayur
Buah-buahan dan sayur-sayuran telah banyak diketahui sebagai sumber
vitamin dan
mineral yang penting bagi tubuh, yang mana vitamin dan mineral
tersebut bermanfaat sebagai penangkal radikal bebas karena kaya akan antioksidan
dan karena hal ini juga mengkonsumsi buah-buahan dan sayur-sayuran dapat
meningkatkan
kualitas kesehatan seseorang karena juga berperan dalam
meningkatkan kekebalan tubuh untuk melawan berbagai macam penyakit.
4.Mencuci tangan menggunakan sabun
Tangan merupakan salah satu bagian tubuh yang mempunyai peran penting
bagi diri seseorang yang dengannya seseorang dapat melakukan aktivitas dan
kegiatan sehari-hari seperti bekerja, makan, dll. Hal inilah yang menjadikan tangan
sebagai salah satu anggota tubuh yang banyak mengalami kontaminasi dari dunia luar
dan sebagai sarana penyebaran penyakit-penyakit infeksi. Kurang terjaganya
kebersihan tangan menjadi salah satu meningkatnya risiko seseorang dapat terinfeksi
penyakit, baik itu karena bakteri, jamur, virus dll. Agar dapat menekan risiko
terjadinya penyakit upaya yang dapat dilakukan ialah senantiasa menjaga kebersihan
tangan dengan cara mencuci tangan menggunakan sabun sehingga dapat membunuh
mikroorganisme penyebab infeksi.
6.2.2. Penyakit Kulit
1. Pengertian Penyakit Kulit
Penyakit kulit merupakan penyakit yang menginfeksi kulit, dapat disebabkan
oleh mikroorganisme seperti virus, bakteri dan jamur. Penyakit ini sering dijumpai
pada masyarakat. Lingkungan yang sehat dan bersih akan membawa efek yang baik
bagi kulit. Demikian pula sebaliknya, lingkungan yang kotor akan menjadi sumber
munculnya berbagai macam penyakit antara lain penyakit kulit. Harahap, M.,. Ilmu
Penyakit Kulit. Jakarta ; Hipokrates. 2000
Page | 60
Maryunani, A. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). In Jakarta: CV. Trans Info
Media. 2013; 30–56.
b. Perawatan kaki, tangan dan kuku
Perawatan kaki dan tangan yang baik dimulai dengan menjaga kebersihan
termasuk
didalamnya membasuh dengan air bersih, mencucinya dengan sabun
serta mengeringkannya dengan handuk bersih. Mencuci kaki sewaktu akan tidur
adalah suatu kebiasaan yang baik. Maryunani, A. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS). In Jakarta: CV. Trans Info Media. 2013; 30–56.
Menggunakan sandal atau sepatu untuk menghindari kaki dari kotoran atau
terkena luka dan mencegah masuknya cacing tambang ke dalam tubuh melalui
kaki. Dengan memakai sepatu dalam keadaan kering, serta mencuci sepatu karet
secara teratur.
Maryunani, A. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). In Jakarta: CV. Trans
Info Media. 2013; 30–56.
Maryunani, A. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). In Jakarta: CV. Trans
Info Media. 2013; 30–56.
c. Perawatan rambut
Rambut berguna sebagai pelindung, keindahan dan menahan panas.
Rambut dapat menyebabkan penyakit yang bisa ditimbulkan akibat dari
kurangnya menjaga kebersihan dan perawatan rambut. Isro’in L, Andarmoyo S.
Personal Hygiene. In Yogyakarta: Graha Ilmu. 2012; 1–51.
Isro’in dan Andarmoyo (2012), menyebutkan bahwa masalah kesehatan dan
kebersihan rambut yang umum ditemukan diantaranya ketombe, tungau,
kutu
rambut, dan kehilangan rambut (Alopecia).Isro’in L, Andarmoyo S. Personal
Hygiene. In Yogyakarta: Graha Ilmu. 2012; 1–51.
2. Pengetahuan
Menurut Notoatmojo, mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi
perilaku baru, didalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan, yaitu : 1)
Awareness (kesadaran), yakni orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui
stimulus (objek) terlebih dahulu. 2) Interest, yakni orang tertarik pada stimulus.
3) Evaluation(menimbang-nimbang baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi
dirinya). 4) Trial (orang mulai mencoba perilaku baru. 5) Adaption, subjek telah
berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran dan sikapnya terhadap
stimulus. Notoatmodjo. Promosi kesehatan dan ilmu perilaku. Jakarta: Rineka
Cipta. 2007.
5. Tanda dan Gejala Penyakit Kulit Secara Umum
Menurut Muammar, adapun tanda dan gejala penyakit kulit secara umum:
a. Gatal-gatal (saat pagi, siang, malam, ataupun sepanjang hari)
b. Muncul bintik-bintik merah/bentol-bentol/bula-bula yang berisi cairan
bening ataupun nanah pada pemukaan kulit tubuh
c. Timbul ruam-ruam
d. Kadang disertai demam
Muanmar. Penyakit kulit. Jakarta: Medika Citra. 2006.
6. Upaya Pencegahan Penyakit Kulit
Menurut Muanmar (2006) upaya pencegahan dan pemutusan penularan penyakit
kulit adalah sebagai berikut:
a. Tingkatkan kebersihan diri
b. Tingkatkan kekebalan tubuh dengan cara banyak mengkonsumsi makanan
bergizi (terutama buah dan sayur) dan istirahat yang cukup
c. Hindari kontak langsung dengan penderita, bila bersinggungan/bersentuhan
dengan penderita segera cuci tangan menggunakan air bersih yang mengalir
bila perlu menggunakan sabun.
d. Hindari penggunaan perlengkapan pribadi secara bersamaan (selimut,
pakaian, handuk, sabun mandi)
e. Lakukan perawatan dan pengobatan pada anggota keluarga yang menderita
penyakit kulit yang cenderung menular.
f. hindari menggaruk area yang gatal, bila gatal lebih baik diusap-usap atau bisa
juga direndam air hangat (tetapi harus dipastikan tidak ada luka/bula-bula
berisi cairan/nanah yang tidak pecah)
g. Pada area yang gatal dan terdapat luka/bekas bula yang pecah hindari terkena
air
h. Bila terdapat bula yang berisi nanah/cairan yang pecah, egera keringkan
menggunakan kapas, dan buang kapas pada tempat sampah (jangan
diletakkan disembarang tempat)
i. Jaga kebersihan diri dan ganti pakaian sehari minimal sekali
7.2 SARAN
1. Bagi Petugas Kesehatan :
Meningkatkan informasi serta melakukan penyuluhan terkait kesehatan
lingkungan kepada seluruh anggota keluarga masyarakat tentang pentingnya
PHBS dan personal hygiene yang dapat dilakukan secara langsung maupun
melalui media massa.
Meningkatkan petugas yang berkontribusi dalam upaya penyelenggaraan
kesehatan lingkungan di wilayah kerja Puskesmas tersebut.
Petugas yang berkontribusi diharapkan bisa bekerja sama untuk meningkatkan
kesehatan lingkungan dengan melakukan kegiatan gotong royong setiap bulan
untuk menjaga kebersihan lingkungan.
2. Bagi Masyarakat
Bagi
Masyarakat diharapkan untuk lebih aktif berpartisipasi dalam upaya
meningkatkan kesehatan lingkungan seperti aktif dalam berkonsultasi kepada
petugas yang berwewenang terhadap kesehatan lingkungan, tidak hanya
datang ke puskesmas saat sakit.
Kesadaran diri Masyarakat dan keperduliannya terhadap diri sendiri harus
lebih ditingkatkan supaya tercipta derajat kesehatan masyarakat yang sebaik
baiknya.
LAMPIRAN
LEAFLET
1. Leaflet ISPA
2. Leaflet SADARI
3. Leaflet Diabetes Melitus (DM)
4. Leaflet Memilih Kontrasepsi
5. Leaflet Perkembangan janin
6. Leaflet Katarak
Page | 70
7. Leaflet Gizi Buruk
8. Leaflet Infeksi Saluran Kemih
9. Leaflet Hipertensi
10. Leaflet Stunting Cacingan
POSTER
DOKUMENTASI KEGIATAN
Poli Umum
Apoteker
Registrasi
ABSEN PENYULUHAN