Anda di halaman 1dari 88

LAPORAN KEGIATAN PBL

KEPANITERAAN KLINIK SENIOR (KKS)


ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
ILMU KEDOKTERAN PENCEGAHAN
ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS

PEMBINAAN PHBS DAN PENYAKIT KULIT DI PUSKESMAS MEDAN


DENAI

PERIODE
17 September 2018 – 11 Oktober 2018

Disusun Oleh:

DENA TRIA ANDINI 1608320092


JEFRI ADITIYA SARAGIH 1608320121
YUNI RIZKY LUBIS 1608320128
MELFI PURNAMA 1608320140
NOVITA SARI 1608320148
ARIF WIBOWO 1608320116
NURUL HASANAH SOFYAN 1608320165
NIA AUDINA HASIBUAN 1608320166
INDRI WELLSI RIZAL 1608320171
ADE RAHMANDA KAMIL 1608320178

DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA
MEDAN
2018
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA
UTARA

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Allah Subhanahu Wata’ala karena


berkat rahmatNya, kami dapat menyelesaikan Laporan Kegiatan ini sebagai
salah satu syarat dalam mengikuti kegiatan kepaniteraan klinik senior Ilmu
Kesehatan Masyarakat, Ilmu Kedokteran Pencegahan dan Ilmu Kedokteran
Komunitas.

Kami menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai


pihak, sangatlah sulit bagi kami untuk menyelesaikan tulisan ini. Oleh
karena itu, kami mengucapkan terima kasih kepada:

1) dr. Budi Ikhsan selaku Kepala Puskesmas Medan Denai


2) Seluruh pegawai Puskesmas yang tidak bisa kami sebutkan satu
persatu

Kami menyadari bahwa tulisan ini jauh dari sempurna, untuk itu
penulis mengharapkan masukan berupa saran membangun demi
kesempurnaan tulisan ini. Semoga tulisan ini bermanfaat bagi kita semua.

Medan, 7 Oktober 2018


Penulis

Page | i
SURAT TANDA TERIMA

Dengan ini kelompok mahasiswa PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI DOKTER


(P3D) Ilmu Kesehatan Masyarakat/Ilmu Kedokteran Pencegahan/Ilmu Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara periode 18 September s/d 11 Oktober
2018 yang tertera di bawah ini :

Disusun Oleh :

DENA TRIA ANDINI 1608320092


JEFRI ADITIYA SARAGIH 1608320121
YUNI RIZKY LUBIS 1608320128
MELFI PURNAMA 1608320140
NOVITA SARI 1608320148
ARIF WIBOWO 1608320116
NURUL HASANAH SOFYAN 1608320165
NIA AUDINA HASIBUAN 1608320166
INDRI WELLSI RIZAL 1608320171
ADE RAHMANDA KAMIL 1608320178

Telah diperiksa dan disetujui pada tanggal

7 OKTOBER 2018

Kepala Puskesmas Ka. Seksi Sumber Daya Manusia


Medan Denai Bidang Sumber Daya Kesehatan

dr. Budi Ikhsan dr. Hj.Zainab Mahyuni


NIP : NIP : 196306131996032001
19780323200701002
DAFTAR ISI

Halaman
SURAT TANDA TERIMA.............................................................................i
KATA PENGANTAR....................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.........................................................1
1.2 Tujuan Kegiatan..............................................................................3
1.2.1 Tujuan Umum.......................................................................3
1.2.2 Tujuan Khusus......................................................................3
1.3 Prosedur Kerja.................................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA....................................................................7
2.1 Puskesmas.......................................................................................7
2.1.1 Pengertian Puskesmas...........................................................7
2.1.2 Tujuan Puskesmas.................................................................7
2.1.3 Fungsi Puskesmas.................................................................8
2.2 Visi dan Misi Puskesmas.................................................................9
2.2.1 Visi Puskesmas.....................................................................9
2.2.2 Misi Puskesmas....................................................................9
2.3 Azas dan Upaya Penyelenggaraan Puskesmas................................10
2.3.1 Azas Penyelenggaraan Puskesmas.......................................10
2.3.2 Upaya Penyelenggaraan Puskesmas.....................................13
2.4 Kedudukan,Organisasi dan Tata Kerja Puskesmas.........................15
2.4.1 Kedudukan Puskesmas.........................................................15
2.4.2 Organisasi Puskesmas...........................................................15
2.4.3 Tata Kerja Puskesmas...........................................................16
BAB III GAMBARAN UMUM PUSKESMAS...........................................19
3.1 Sejarah Singkat Puskesmas.............................................................20
3.2 Wilayah Kerja Puskesmas...............................................................20
3.3 Data Wilayah/Data Geografis.........................................................20
3.4 Data Kependudukan/Data Demografi.............................................20
3.5 Data Kesehatan................................................................................21
3.5.1 Sarana Fisik..........................................................................21
3.5.2 Sarana Ibadah........................................................................21
3.5.3 Sarana Kesehatan..................................................................21
3.5.4 Sarana Pendukung Kesehatan...............................................22

Page |
iii
Page | 1
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari


memungkinkan setiap orang hidup produktif badan, jiwa, dan sosial yang
secara sosial dan ekonomis.
Pemeliharaan kesehatan adalah upaya penaggulangan dan pencegahan gangguan
kesehatan yang memerlukan pemeriksaan, pengobatan dan/atau perawatan termasuk kehamilan dan
persalinan. Untuk mencapai sehat diperlukan pula sarana dan prasarana untuk mencapai hal tersebut,
maka pihak pemerintah membangun suatu lembaga yang didirikan untuk menekan angka kesakitan
dan angka kematian. Salah satunya yaitu didirikannnya puskesmas.

Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut dengan Puskesmas adalah fasilitas
pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan
perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promtif dan preventif,cuntuk
mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya. Maka dengan itu
puskesmas merupakan peran yang paling strategis dalam upaya mempercepat peningkatan derajat
kesehatan masyarakat Indonesia. Maka dengan itu puskesmas merupakan peran yang paling
strategis dalam upaya mempercepat peningkatan derajat kesehatan masyarakat Indonesia

Setiap kegiatan dalam upaya untuk memelihara dan meningkatkan derajat


kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dilaksanakan oleh puskesmas dan jaringannya. Selain itu
puskesmas dan jaringannya secara langsung juga, bertanggung
jawab dalam meningkatkan kemandirian masyarakat untuk hidup sehat dalam lingkungan yang
sehat melalui pendekatan azas pertanggung jawaba wilayah azas peran serta masyarakat, azas
keterpaduan lintas program dan lintas sektor serta azas rujukan.
Tujuan diselenggarakannya pembangunan kesehatan adalah meningkatkan
kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan
masyarakat yang optimal. Keberhasilan pembangunan kesehatan
berperan penting dalam meningkatkan mutu dan daya saing sumber daya manusia
Indonesia.
Telah banyak dicapai. Angka kematian ibu dan bayi telah berhasil diturunkan
dan sementara itu umur harapan hidup rata-rata bangsa Indonesia telah meningkat
secara bermakna jika pada tahun 1995 angka kematian ibu dan angka kematian bayi
masing-masing adalah 373/100.000 kelahiran hidup (SKRT 1995) serta 60/1000
kelahiran hidup (susenas 1995), maka pada tahun 1997 angka kematian ibu menurun
334/100.000 kelahiran hidup (SKDI 1997) , sedangkan angka kematian bayi pada
tahun 2001 turun menjadi 51/1000 kelahirm hidup (susenas 2001). Sementara itu
umur harapan hidup rata-rata meningkat dari 45 pada tahun 1970 menjadi 65 tahun
pada tahun 2000.
Pada saat ini puskesmas telah didirikan di hampir seluruh pelosok tanah air.
Untuk menjangkau seluruh wilayah kerjanya, Puskesmas di perkuat dengan
Puskesmas Pembantu serta Puskesmas Keliling, kecuali untuk daerah yang jauh dari
sarana pelayanan rujukan. Puskesmas di lengkapi dengan fasilitas rawat inap.
Tercatat tahun 2002 jumlah puskesmas di seluruh Indonesia adalah 7.227 unit,
Puskesmas Pembantu 21.587 unit, Puskesmas Keliling 5.084 unit (Perahu 716 unit,
Ambulance 1.302 unit). Sedangkan puskesmas yang telah di lengkapi dengan fasilitas
rawat inap tercatat sebanyak 1.818 unit, sisanya sebanyak 5.459 unit tidak di lengkapi
dengan fasilitas rawat inap.
Sekalipun berbagai hasil telah banyak dicapai, namun dalam pelaksanaannya
puskesmas masih menghadapi berbagai masalah, antara lain:

1. Beban kerja puskesmas berbagai Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan


Kabupaten/ Kota terlalu berat. Pertama, karena rujukan kesehatan ke dan dari
Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota yang sebenarnya bertanggung jawab penuh
terhadap keberhasilan pembangunan kesehatan secara menyeluruh di wilayah
kabupaten/ kota lebih banyak melaksanakan tugas-tugas administratif.
2. Sistem manajemen puskesmas yakni perencanaan (P1) yang di selenggarakan
melalui puskesmas perencanaan mikro (micro planning) yang kemudian menjadi
perencanaan tingkat puskesmas, penggerakan pelaksanaan (P2) yang di
selenggarakan melalui mekanisme Lokakarya Mini (mini workshop) serta
pengawasan, pengendalian dan penilaian (P3) yang di selenggarakan melalui
mekanisme Stratifikasi Puskesmas yang kemudian menjadi Penilaian Kinerja
Puskesmas, dengan berlakunya prinsip otonomi perlu di sesuaikan.
3. Pengelolaan kegiatan puskesmas, meskipun telah di tetapkan merupakan aparat
daerah tetapi masih terlalu bersifat sentralistrik. Puskesmas dan daerah tidak
memiliki keleluasaan menetapkan kebijakan program yang sesuai dengan
kebutuhan masyarakat setempat, yang tentu saja di nilai tidak sesuai lagi dengan
era desentralisasi
4. Kegiatan yang dilaksanakan puskesmas kurang berorientasi pada masalah dan
kebutuhan kesehatan masyarakat setempat. Selama ini setiap puskesmas dimana
pun berada menyelenggarakan upaya kesehatan yang sama.
5. Keterlibatan masyarakat yang merupakan andalan penyelenggaraan pelayanan
kesehatan tingkat pertama belum di kembangakan secara optimal. Sampai saat ini
puskesmas kurang berhasil menumbuhkan inisiatif dan rasa memiliki serta belum
mampu
mendorong konstribusi sumber daya dari masyarakat dalam
penyelenggaran upaya puskesmas.
6. Sistem pembiayaan puskesmas belum mengantipasi arah perkembangan masa
depan, yakni sistem pembiayaan pra-upaya untuk pelayanan kesehatan
perorangan.
Menyadari keberhasilan puskesmas adalah penting dalam rangka
mewujudkan visi pembangunan kesehatan di Indonesia yakni Indonesia Sehat
2015-2019, maka berbagai masalah dan atau kekurangan puskesmas di atas perlu
segera di atasi. Di susunnya konsep dasar puskesmas ini yang merupakan bagian
dari reformasi kesehatan (health reform), adalah dalam rangka mengatasi berbagai
masalah di atas.

1.2 Tujuan Kegiatan


Untuk mengetahui pelayanan pada Posyandu dan Puskesmas Medan Denai
di masyarakat.

1.2.1 Tujuan Umum


1. Untuk mengetahui program wajib dan program pengembangan Puskesmas
Medan Denai.
2. Untuk mengetahui kegiatan GERMAS PIS-PK Puskesmas Medan Denai
3. Untuk mengetahui pelayanan kesehatan yang
di jalankan di Posyandu milik
Puskesmas Medan Denai
4. Untuk mengetahui pelayanan kesehatan ibu
dan anak yang dijalankan di
Puskesmas Medan Denai

5. Untuk mengetahui pelayanan kesehatan kepada pasien lanjut usia yang


dijalankan di Puskesmas Medan Denai

1.2.2 Tujuan Khusus


1. Untuk mengetahui program wajib dan program pengembangan Puskesmas
Medan Denai
2. Untuk mengamati sejauh mana program-program tersebut telah berjalan melalui
data-data yang tersedia di Puskesmas Medan Denai tersebut
3. Untuk mengetahui kendala-kendala apa saja yang dijumpai dalam
melaksanakan program-program tersebut
4. Melakukan pengamatan langsung dilapangan mengenai masalah- masalah
kesehatan yang dijumpai di wilayah Puskesmas Medan Denai
5. Menilai sejauh mana kesadaran masyarakat untuk hidup sehat dengan
memanfaatkan fasilitas yang ada.
1.3 Prosedur Kerja
1.3.1 Ruang Tunggu
a. Ruang tunggu duduk diupayakan agar cukup nyaman dan ventilasi udara
b. Tempat duduk disediakan cukup sesuai rata– rata kunjungan pasien per hari
c. Ada papan informasi di utamakan untuk pasien lanjut usia, ibu hamil dan ibu
yang membawa bayi.
d. Ruangan selalu dalam keadaan bersih
e. Di sediakan tempat sampah yang memadai
f. WC yang bersih dan jauh tempatnya dari ruang tunggu
g. Pada dinding ruang tunggu disediakan informasi/ gambar penyuluhan kesehatan
h. Pasien dipanggil dan diperiksa sesuai dengan
nomor urut pendaftaran, apabila
ada yang sakit keras didahulukan
i. Bagi puskesmas dengan kunjungan 100% akan lebih per harinya bisa di sediakan
pengeras
suara untuk memanggil pasiennya sebaliknya ruang tunggu untuk
perawatan preventif, promotif terpisah dari
ruang tunggu untuk pelayanan
pengobatan.

1.3.2 Ruang Kartu / pendaftaran pasien


a. Pasien
akan melewati halaman Puskesmas yang bersih dan indah.Pada pintu
masuk
pasien akan membaca papan informasi “LOKET PENDAFTARAN”
dengan
tanda panah menuju ke ruangan loket pendaftaran.Pada loket
pendaftaran pasien akan melihat hari dan jam berapa Puskesmas serta ruang
pendaftaran dan pemeriksaan.
b. Pasien akan melihat jadwal pelayanan ibu hamil, untuk pelayanan bayi dan
anak balita dan hari imunisasi bayi.
c. Pasien
akan melihat juga di tiap ruangan periksa ada papan tulis: Ruang
periksa,
ruang suntik, loket, Apotik, Ruang periksa gigi, Laboratorium dan
Ruang tunggu.

1.3.3 Loket Pendaftaran


a. Petugas Loket menyambut pasien dengan senyum dan menyapa pasien dengan
“SELAMAT PAGI, ADA YANG BISA SAYA BANTU”.Untuk pasien baru
petugas akan menanyakan tujuan pasien, kemudian di cari blanko status yang
kosong untuk isi nama, alamat pasien, umur dan jemis kelamin. Bila pasien
seorang ibu dicatat juga nama orang tuanya.
b. Untuk pasien lama dicarikan kartu statusnya dan diberikan kepada pasien
dengan ramah. Kalau pasien tidak membawa kartu nomor pendaftaran maka
ditanyakan kapan terakhir datang ke puskesmas, dicari pada buku registrasi
umum pada tanggal yang disebutkan dicari nama pasien tersebut dan dicari
nomor kartunya.
c. Pasien diberi karcis sesuai dengan perda.
d. Pasien diberi informasi kemana harus pergi dan diberi petunjuk supaya
duduk di ruang tunggu pasien dan pasien dipersilahkan menunggu panggilan.
e. Kartu status pasien dikirim petugas ke ruang periksa sesuai tujuan pasien.

Ruang Periksa
a. Pasien dilayani dengan ramah dan penuh perhatian .
b. Pasien selalu diberi kesempatan untuk bertanya.
c. Selanjutnya pemeriksaan sesuai dengan standart teknis. Melihat “JOB AND” bila
ada (sesuai dengan daftar titik pelayanan kesehatan dasar).
d. Bila perlu periksa Lab dan pasien diberi tahu untuk menunggu panggilan di
ruang tunggu Lab.
e. Bila pemeriksaan Lab bisa dilakukan langsung, maka pasien akan diberi tahukan
apa yang
akan diperiksa, apakah darahnya, apakah urinnya dan diberi tahu
kembali ke ruang periksa setelah mendapatkan hasil pemeriksaan Lab.
f. Bila pemeriksaan Lab dilakukan keesokkan harinya atau dirujuk ke Lab yang
lebih besar, maka pasien akan diberi tahu persiapan– persiapan yang diperlukan
misalnya puasa, bila perlu membawa tinja, atau khusus untuk periksa kehamilan
diambil air seni pada saat bangun tidur dan sebagainya.

1.3.4 Ruang suntik / P3K


A. Bersihkan / Sterilkan alat – alat di kamar suntik :
1. Lakukan penilaian luka:
a. Luka tidak perlu dijahit
- Luka dibersihkan dan diberikan betadine
- Luka ditutup dengan perban
- Diberikan penyuntikan tetanus toxoid. Berikan penyuluhan kepada pasien.
b. Luka perlu dijahit
- Bius luka yang perlu dijahit
- Bersihkan luka
- Lakukan penjahitan
- Berikan betadine dan verban
- Berikan penyuluhan kepada pasien
B. Penyuluhan Penyuntikan kepada pasien

- Lakukan penyuntikan sesuai dengan resep


- Memakai spuit ban (dyposible syringe)
- Penyuluhan kepada pasien bahwa :
Suntikan diberikan bila perlu, sesuai dengan indikasi. Cepatnya penyembuhan bukan
berarti harus disuntik.

1.3.5 Apotek
Pasien sampai di Loket Apotek:
a. Pasien dipanggil oleh petugas apotek untuk menerima obat sesuai resep yang

diberikan dokter atau petugas yang selaku memberi pelayanan.


b. Pasien diterima petugas apotek dengan ramah dan penuh perhatian.
c. Petugas apotik membawa resep dan mencari obat sesuai dengan resep. Bila
tulisan resep sukar dibaca ditanyakan kepada yang menuliskan resep.
d. Obat dimasukkan ke dalam kemasan dipilih sesuai dengan bentuk obat.
e. Kemasan obat diberi nama pasien, dosis dan cara pemakaian obat. Bila obat luar
ditulis “obat luar untuk tidak dimakan” bila perlu.
f. Berikan
obat sesuai resep kepada pasien dan diberikan penjelasan cara
meminum obat sesuai pemakaian.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Puskesmas
2.1.1 Pengertian Puskesmas
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kab/Kota yang
bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di satu atau
sebagian wilayah kecamatan.

1. Unit Pelaksana Teknis


Sebagai Unit Pelaksana Teknis Dinas kesehatan kabupaten/kota (UPTD), puskesmas
berperan menyelenggarakan sebagian dari tugas teknis operasional dinas kesehatan
kabupaten/kota dan merupakan unit pelaksana tingkat pertama serta ujung tombak
pembangunan kesehatan di Indonesia.

2. Pembangunan Kesehatan
Pembangunan kesehatan adalah penyelenggaraan upaya kesehatan oleh bangsa
Indonesia untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, kemampuan hidup sehat
bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan yang optimal.

3. Penanggungjawab Penyelenggaraan
Penanggungjawab utama penyelenggaraan seluruh upaya pembangunan
kesehatan
di wilayah kabupaten/kota adalah dinas kesehatan kabupaten/kota,
sedangkan puskesmas bertanggungjawab hanya untuk sebagian upaya
pembangunan kesehatan yang dibebankan oleh dinas kesehatan kabupaten/kota
sesuai dengan kemampuannya.

4. Wilayah Kerja
Secara nasional, standar wilayah kerja puskesmas adalah satu kecamatan. Tetapi
apabila di satu kecamatan terdapat lebih dari satu puskesmas, maka tanggung
jawab wilayah kerja dibagi antar puskesmas, dengan memperhatikan keluhan
konsep wilayah (desa/kelurahan atau RW), masing-masing puskesmas tersebut
secara operasional bertanggungjawab langsung kepada dinas kesehatan
kabupaten/kota.

2.1.2 Tujuan Puskesmas

1. Memiliki perilaku sehat yang meliputi kesadaran, kemauan dan kemampuan


hidup sehat.
2. Mampu menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu.
3. Hidup dalam lingkungan yanhg sehat.
4. Memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik individu, keluarga, kelompok,
dan masyarakat.

2.1.3 Fungsi Puskesmas


1. Pusat Penggerak Pembangunan Berwawasan Kesehatan
a. Berupaya menggerakkan dan memantau penyelenggaraan pembangunan
lintas sektor termasuk oleh masyarakat dan dunia usaha di wilayah kerjanya
agar menyelenggarakan pembangunan yang berwawasan kesehatan.
b. Aktif memantau dan melaporkan dampak kesehatan dari penyelenggaraan
setiap program pembangunan di wilayah kerjanya.
c. Mengutamakan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit tanpa
mengabaikan penyembuhan dan pemulihan.
2. Pusat Pemberdayaan Masyarakat
Puskesmas selalu berupaya agar perorangan termasuk pemuka masyarakat,
keluarga dan masyarakat termasuk dunia usaha memiliki kesadaran, kemauan,
dan kemampuan melayani diri sendiri dan masyarakat untuk hidup sehat,
berperan aktif dalam memperjuangkan kepentingan kesehatan termasuk sumber
pembiayaannya, serta ikut menetapkan, menyelenggarakan dan memantau
pelaksanaan program kesehatan. Pemberdayaan perorangan, keluarga dan
masyarakat ini diselenggarakan dengan memperhatikan kondisi dan situasi,
khususnya social budaya masyarakat setempat.
3. Pusat Pelayanan Kesehatan Strata Pertama
Puskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat
pertama
secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan. Pelayanan
kesehatan tingkat pertama yang menjadi tanggung jawab puskesmas meliputi:
a. Pelayanan Kesehatan Perorangan
Pelayanan kesehatan perorangan adalah pelayanan yang bersifat pribadi
(privategoods) dengan tujuan utama menyembuhkan penyakit dan pemulihan
kesehatan perorangan tanpa mengabaikan pemeliharaan kesehatan dan
pencegahan penyakit. Pelayanan perorangan tersebut adalah rawat jalan dan
untuk puskesmas tertentu ditambah dengan rawat inap.
b. Pelayanan Kesehatan Masyarakat
Pelayanan kesehatan masyarakat adalah pelayanan yang bersifat public
(public goods) dengan tujuan utama memelihara dan meningkatkan kesehatan
serta mencegah penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan
pemulihan kesehatan. Pelayanan kesehatan masyarakat tersebut antara lain
adalah promosi kesehatan, pemberantasan penyakit, penyehatan lingkungan,
perbaikan gizi, peningkatan kesehatan keluarga, keluarga berencana,
kesehatan jiwa masyarakat serta berbagai program kesehatan masyarakat
lainnya.

2.2 Visi dan Misi Puskesmas

2.2.1 Visi Puskesmas

Visi puskesmas adalah tercapainya Kecamatan Sehat menuju terwujudnya


Indonesia Sehat. Kecamatan Sehat adalah gambaran masyarakat kecamatan masa depan
yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan, yakni masyarakat yang hidup
dalam lingkungan dan perilaku sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau
pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata serta memiliki derajat
kesehatan yang setingi-tingginya.
Indikator kecamatan sehat yang ingin dicapai mencakup 4 indikator utama,
yakni:

1. Lingkungan sehat
2. Perilaku sehat
3. Cakupan pelayanan yang bermutu
4. Derajat kesehatan penduduk kecamatan

2.2.2 Misi Puskesmas


1. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah kerjanya.
Puskesmas akan selalu menggerakkan pembangunan sektor lain yang
diselenggarakan di wilayah kerjanya agar memperhatikan aspek kesehatan
yaitu pembangunan yang tidak menimbulkan dampak negatif terhadap
kesehatan, setidak-tidaknya terhadap lingkungan dan perilaku masyarakat.
2. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di
wilayah kerjanya. Puskesmas akan selalu berupaya agar setiap keluarga dan
masyarakat yang bertempat tinggal di wilayah kerjanya makin berdaya di
bidang kesehatan, melalui peningkatan kesehatan, pengetahuan dan
kemampuan menuju kemandirian untuk hidup sehat.
3. Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan keterjangkauan
pelayanan kesehatan yang diselenggarakan. Puskesmas akan selalu
berupaya menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang sesuai dengan
standar pelayanan kesehatan serta meningkatkan efisiensi pengelolaan dana
sehingga dapat dijangkau oleh seluruh anggota masyarakat.

Page | 10
4. Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga dan
masyarakat beserta lingkungannya. Puskesmas akan selalu berupaya
memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan
penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan, keluarga dan masyarakat
yang
berkunjung da bertempat tinggal di wilayah kerjanya, tanpa
diskriminasi dan dengan menerapkan kemajuan ilmu dan teknologi
kesehatan yang sesuai. Upaya pemeliharaan dan peningkatan yang
dilakukan puskesmas mencakup pula aspek lingkungan dari yang
bersangkutan.

2.3 Azas dan Upaya Penyelenggaraan Puskesmas

2.3.1 Azas Penyelenggaraan Puskesmas

Azas penyelenggaraan puskesmas tersebut dikembangkan dari ketiga fungsi


puskesmas. Dasar pemikirannya adalah pentingnya menerapkan prinsip dasar dari setiap
fungsi puskesmas dalam menyelenggarakan setiap upaya puskesmas, baik upaya
kesehatan wajib maupun upaya kesehatan pengembangan. Azas penyelenggaraan
puskesmas yang dimaksud adalah:

1. Azas Pertanggungjawaban Wilayah


Azas penyelenggaraan puskesmas yang pertama adalah pertanggungjawaban
wilayah.
Dalam arti puskesmas bertanggungjawab meningkatkan derajat
kesehatan
masyarakat yang bertempat tinggal di wilayah kerjanya. Untuk ini
puskesmas harus melaksanakan berbagai kegiatan, antara lain sebagai berikut:
a. Menggerakkan pembangunan berbagai sektor tingkat kecamatan sehingga
berwawasan kesehatan.
b. Memantau dampak berbagai upaya pembangunan terhadap kesehatan
masyarakat di wilayah kerjanya.
c. Membina setiap upaya kesehatan strata pertama (primer) yang
diselenggarakan oleh mayarakat dan dunia usaha di wilayah kerjanya.
d. Menyelenggarakan upaya kesehatan strata pertama secara merata dan
terjangkau di wilayah kerjanya.
Diselenggarakannya upaya kesehatan strata pertama oleh puskesmas
pembantu, puskesmas keliling, bidan desa serta berbagai upaya kesehatan di luar
gedung. Puskesmas lainnya (outreach activities) pada dasarnya merupakan
realisasi dari pelaksanaan azas pertanggungjawaban wilayah.
2. Azas Pemberdayaan Masyarakat
Azas
penyelenggara puskesmas yang kedua adalah pemberdayaan
masyarakat. Dalam arti puskesmas wajib memberdayakan perorangan, keluarga
dan masyarakat agar berperan aktif dalam penyelenggaraan setiap upaya
puskesmas. Untuk ini, berbagai potensi masyarakat perlu dihimpun melalui
pembentukan Bidan Penyantun Puskesmas (BPP). Beberapa kegiatan yang harus
dilaksanakan puskesmas dalam rangka pemberdayaan masyarakat antara lain:
a. Upaya kesehatan ibu dan anak: posyandu, polindes, Bina Keluarga Balita
(BKB).
b. Upaya pengobatan: posyandu, Pos Obat Desa (PDO).
c. Upaya perbaikan gizi: posyandu, panti pemulihan gizi, keluarga standar
gizi (kadarzi)
d. Upaya kesehatan sekolah: dokter kecil, penyertaan guru dan orangtua/
wali murid, Saka Bakti Husada (SBH), pos kesehatan pesantren
(poskestren).
e. Upaya kesehatan lingkungan: kelompok
pemakai air (pokmair), Desa
Percontohan Kesehatan Lingkungan (DPKL).
f. Upaya kesehatan usia lanjut: posyandu usila, panti werda.
g. Upaya kesehatan kerja: pos upaya kesehatan kerja (pos UKK)
h. Upaya kesehatan jiwa: posyandu, Tim Pelaksana Kesehatan Jiwa
Masyarakat (TPKJM).
i. Upaya pembinaan pengobatan tradisional: taman obat keluarga (TOGA),
pembinaan pengobatan tradisional (battra).
j. Upaya pembinaan dan jaminan kesehatan (inovatif): dana sehat, tabungan
ibu bersalin (tubulin), mobilisasi dana keagamaan.

3. Azas Keterpaduan
Untuk mengatasi keterbatasan dan sumber daya serta diperolehnya hasil yang
optimal, penyelenggaraan setiap upaya puskesmas harus diselenggarakan secara
terpadu, jika mungkin sejak dari tahap perencanaan. Ada dua macam
keterpaduan yang perlu diperhatikan, yakni:
a. Keterpaduan lintas program
Keterpaduan lintas program adalah upaya memadukan penyelenggaraan
berbagai upaya kesehatan yang menjadi tanggung jawab puskesmas. Contoh
keterpaduan lintas program antara lain:
1. Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS): keterpaduan KIA dengan
P2M, gizi, promosi kesehatan, pengobatan.
2. Upaya Kesehatan Sekolah (UKS): keterpaduan kesehatan lingkungan
dengan promosi kesehatan, pengobatan, kesehata gigi, kesehatan
reproduksi remaja dan kesehatan jiwa.
3. Puskesmas keliling: keterpaduan pengobatan dengan KIA/KB, gizi,
promosi kesehatan, kesehatan gizi.
4. Posyandu: keterpaduan KIA dengan KB, gizi, P2M, kesehatan jiwa,
promosi kesehatan.
b. Keterpaduan lintas sektor
Keterpaduan lintas sektor adalah upaya memadukan penyelenggaraan upaya
puskesmas (wajib, pengembangan dan inovasi)dengan berbagai program dari
sektor terkait tingkat kecamatan, termasuk organisasi kemasyarakatan dan
dunia usaha. Contoh keterpaduan lintas sektor antara lain:
1. Upaya kesehatan sekolah: keterpaduan sektor kesehatan dengan camat,
lurah/kepala desa, pendidikan, agama.
2. Upaya promosi kesehatan: keterpaduan sektor kesehatan dengan camat,
lurah/kepala desa, pendidikan, agama, pertanian.
3. Upaya kesehatan ibid an anak: keterpaduan sektor kesehatan dengan
camat, lurah/kepala desa, organisasi profesi, organisasi kemasyarakat,
PKK, PLKB.
4. Upaya perbaikan gizi: keterpaduan sektor kesehatan dengan camat,
lurah/kepala desa, pertanian, pendidikan, agama, koperasi, dunia usaha,
PKK, PLKB.
5. Upaya pembiayaan dan jaminan kesehatan: keterpaduan sektor
kesehatan dengan camat, lurah/kepala desa, tenaga kerja, koperasi,
dunia usaha, organisasi kemasyarakatan.
6. Upaya kesehatan kerja: keterpaduan sektor kesehatan dengan camat,
lurah/kepala desa, pertanian, pendidikan, agama, koperasi, dunia usaha.
4. Azas Rujukan
Sebagai sarana pelayanan tingkat pertama, kemampuan yang dimiliki
puskesmas terbatas. Padahal puskesmas berhadapan langsung dengan masyarakat
dengan berbagai permasalahan kesehatan. Untuk membantu puskesmas
meyelesaikan berbagai masalah kesehatan tersebut dan juga untuk meningkatkan
efisiensi, maka penyelenggaraan setiap upaya puskesmas (wajib, pengembangan dan
inovasi) harus ditopang oleh azas rujukan.
Rujukan adalah pelimpahan wewenang dan tanggung jawab atas penyakit
atau masalah
kesehatan yang diselenggarakan secara timbal balik, baik secara
vertikal dalam arti dari satu strata pelayanan kesehatan ke strata sarana pelayanan
kesehatan lainnya, maupun secara horizontal dalam arti antar strata pelayanan
kesehatan yang sama. Sesuai dengan jenis upaya kesehatan yang diselenggarakan
oleh puskesmas ada dua macam rujukan yang dikenal, yakni:
a. Rujukan upaya kesehatan perorangan
Cakupan
rujukan pelayanan kesehatan perorangan adalah kasus penyakit.
Apabila
suatu puskesmas tidak mampu menanggulangi satu kasus penyakit
tertentu, maka puskesmas tersebut wajib merujuknya ke sarana pelayanan
kesehatan yang lebih mampu (baik horizontal maupun vertikal). Sebaiknya
pasien pasca rawat inap yang hanya memerlukan rawat jalan sederhana, dirujuk
ke puskesmas.
Rujukan upaya kesehatan perorangan dibedakan atas tiga macam:

1. Rujukan kasus untuk keperluan diagnostik, pengobatan, tindakan medik


(misal operasi) dan lain-lain.
2. Rujukan bahan pemeriksaan (spesimen) untuk pemeriksaan laboratorium
yang lebih lengkap.
3. Rujukan ilmu pengetahuan antara lain mendatangkan tenaga yang lebih
kompeten untuk melakukan bimbingan tenaga puskesmas dan ataupun
menyelenggarakan pelayanan medik di puskesmas.
b. Rujukan upaya kesehatan masyarakat
Cakupan
rujukan pelayanan kesehatan masyarakat adalah masalah
kesehatan masyarakat, misalnya kejadian luar biasa, pencemaran lingkungan dan
bencana. Rujukan pelayanan kesehatan masyarakat juga dilakukan apabila satu
puskesmas tidak mampu menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat wajib
dan pengembangan, padahal upaya kesehatan masyarakat tersebut telah menjadi
kebutuhan masyarakat. Apabila suatu puskesmas tidak mampu menanggulangi
masalah kesehatan masyarakat dan atau tidak mampu menyelenggarakan upaya
kesehatan masyarakat, maka puskesmas wajib merujuknya ke dinas kesehatan
kabupaten/kota.
Rujukan upaya kesehatan masyarakat dibedakan atas tiga macam:
1. Rujukan sarana dan logistik, antara lain peminjaman peralatan fogging,
peminjaman alat laboratorium kesehatan, peminjaman alat audio visual,
bantuan obat, vaksin, bahan-bahan habis pakai dan bahan makanan.
2. Rujukan tenaga, antara lain dukungan tenaga ahli untuk penyidik kejadian
luar
biasa, bantuan penyelesaian masalah hokum kesehatan,
penaggulangan gangguan kesehatan karena bencana alam.
3. Rujukan operasional, yakni menyerahkan sepenuhnya kewenangan dan
tanggung jawab penyelesaian kesehatan masyarakat dan atau
penyelenggaraan upaya kesehatan masyarakat (antara lain usaha
kesehatan sekolah, usaha kesehatan kerja, usaha kesehatan jiwa,
pemeriksaan (contoh air bersih) kepada dinas kesehatan kabupaten/kota.
Rujukan operasional diselenggarakan apabila puskesmas tidak mampu.

2.3.2 Upaya Penyelenggaraan Puskesmas


Untuk tercapainya visi pembangunan kesehatan melalui puskesmas yaknin
terwujudnya
Kecamatan Sehat Menuju Indonesia Sehat, puskesmas
bertanggungjawab menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan upaya
kesehatan masyarakat, yang keduanya jika ditinjau dari system kesehatan nasional
merupakan pelayanan kesehatan tingkat pertama. Upaya kesehatan tersebut
dikelompokkan menjadi dua, yakni:
1. Upaya Kesehatan Wajib
Upaya kesehatan wajib puskesmas
adalah upaya yang ditetapkan
berdasarkan komitmen nasional, regional dan global serta yang mempunyai
daya ungkit tinggi untuk peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Upaya
kesehatan ini wajib harus diselenggarakan oleh setiap puskesmas yang ada di
wilayah Indonesia. Upaya kesehatan masyarakat wajib tersebut adalah:
a. Upaya Promosi Kesehatan
b. Upaya Kesehatan Lingkungan
c. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana
d. Upaya Perbaikan Gizi dan Masyarakat
e. Upaya Pencagahan dan Pemberantasan Penyakit Menular
f. Upaya Pengobatan
g. Upaya SP2TP
2. Upaya Kesehatan Pengembangan
Upaya kesehatan pengembangan puskesmas adalah upaya yang
ditetapkan berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan
dimasyarakat serta yang disesuaikan dengan kemampuan puskesmas. Upaya
kesehatan pengembangan dipilih dari
daftar upaya kesehatan pokok
puskesmas yang telah ada yakni:
a. Upaya Kesehatan Sekolah
b. Upaya Kesehatan Olahraga
c. Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat
d. Upaya Kesehatan Kerja
e. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut
f. Upaya Kesehatan Jiwa
g. Upaya Kesehatan Mata
h. Upaya Kesehatan Usia Lanjut
i. Upaya Pembinaan Pengobatan Tradisional
Upaya laboratorim medis dan laboratorium kesehatan masyarakat serta
upaya pencatatan pelaporan tidak termasuk pilihan karena ketiga upaya ini
merupakan pelayanan penunjang dari setiap upaya pelayanan wajib dan upaya
pengembangan puskesmas. Perawatan kesehatan masyarakat merupakan pelayanan
penunjang baik upaya kesehatan wajib maupun upaya kesehatan pengembangan.
Apabila perawatan kesehatan menjadi permasalahan spesifik di daerah tersebut,
maka dapat dijadikan sebagai salah satu upaya kesehatan pengembangan.
Upaya kesehatan pengembangan puskesmas dapat pula bersifat upaya
inovasi, yakni upaya lain di luar upaya puskesmas tersebut di atas yang sesuai
dengan kebutuhan. Pengembangan dan pelaksanaan upaya inovasi ini adalah dalam
rangka mempercepat terjadinya visi puskesmas.

2.4 Kedudukan, Organisasi dan Tata Kerja Puskesmas


2.4.1 Kedudukan Puskesmas
Kedudukan puskesmas dibedakan menurut keterkaitannya dengan sistem
kesehatan nasional, system kesehatan kabupaten/kota dan system pemerintah daerah.
1. Sistem Kesehatan Nasional
Kedudukan puskesmas dalam sistem kesehatan nasional adalah sebagai sarana
pelayanan kesehatan strata pertama yang bertanggung jawab menyelenggarakan
upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat di wilayah
kerjanya.
2. Sistem Kesehatan Kabupaten/Kota
Kedudukan puskesmas dalam sistem kesehatan kabupaten/kota adalah sebagai
unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang bertanggung jawab
menyelenggarakan sebagaian tugas pembangunan kesehatan kabupaten/kota di
wilayah kerjanya.
3. Sistem Pemerintahan Daerah
Kedudukan puskesmas dalam sistem pemerintahan daerah adalah sebagai unit
pelaksana
teknis dinas kesehatan kabupaten/kota bidang kesehatan tingkat
kecamatan.
4. Antar sarana pelayanan kesehatan strata pertama
Di wilayah kerja puskesmas terdapat berbagai organisasi pelayanan kesehatan
strata pertama yang dikelola oleh lembaga masyarakat dan swasra seperti praktek
dokter, praktek dokter gigi, praktek bidan, poli klinik dan balai kesehatan
masyarakat. Kedudukan puskesmas di antara berbagai sarana pelayanan
kesehatan strata pertama ini adalah sebagai mitra. Di wilayah puskesmas terdapat
pula berbagai bentuk upaya kesehatan berbasis dan bersumberdaya masyarakat
seperti posyandu, polindes, pos obat desa, dan pos UKK. Kedudukan puskesmas
di antara berbagai sarana pelayanan kesehatan berbasis dan bersumberdaya
masyarakat adalah sebagai Pembina.

2.4.2 Organisasi Puskesmas


1. Struktur Organisasi
Struktur
organisasi puskesmas tergantung dari kegiatan dan beban tugas
masing-masing puskesmas. Penyusunan struktur organisasi puskesmas
kabupaten/kota dilakukan oleh dinas kesehatan kabupaten/kota, sedangkan
penetapannya dilakukan dengan peraturan daerah. Sebagai acuan dapat
dipergunakan pola struktur organisasi puskesmas sebagai berikut:
a. Kepala puskesmas
Unit tata usaha yang bertanggung jawab membantu kepala puskesmas dalam
pengelolaan:
 Data dan informasi
 Perencanaan dan penelitian
 Keuangan
 Umum dan kepegawaian
b. Unit pelaksana teknis fungsional puskesmas
 Upaya kesehatan masyarakat, termasuk pembinaan terhadap UKBM
 Upaya kesehatan perorangan
c. Jaringan pelayanan puskesmas
 Unit puskesmas pembantu
 Unit puskesmas keliling
 Unit bidan di desa/komunitas

2. Kriteria Personalia
Kriteria personalia yang mengisi struktur organisasi puskesmas disesuaikan
dengan tugas dan tanggung jawab masing-masing unit puskesmas. Khusus untuk
kepala puskesmas kriteria tersebut dipersyaratkan harus seorang sarjana di
bidang kesehatan yang kurikulum pendidikannya mencakup kesehatan
masyarakat.

3. Eselon Kepala Puskesmas


Kepala puskesmas adalah penanggung jawab pembangunan kesehatan di
tingkat kecamatan. Sesuai dengan tanggung jawab tersebut dan besarnya peran
kepala puskesmas dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan di tingkat
kecamatan maka jabatan kepala puskesmas adalah jabatan structural eselon IV.
Dalam keadaan tidak tersedia yang memenuhi syarat untuk menjabat jabatan ,
ditunjuk pejabat sementara yang sesuai dengan kriteria kepala puskesmas yakni
seorang sarjana di bidang kesehatan masyarakat, dengan kewenangan yang setara
dengan pejabat tetap.

2.4.3 Tata Kerja Puskesmas


1. Dengan Kantor Kecamatan
Dalam pelaksanaan fungsinya, puskesmas berkoordinasi dengan
kantor kecamatan melalui pertemuan berkala yang diselenggarakan ditingkat
kecamatan. Koordinasi tersebut mencakup perencanaan, penggerakan,
pelaksanaan, pengawasan, dan pengendalian serta penelitian. Dalam
pelaksanaan fungsi pengendalian sumber daya masyarakat oleh puskesmas,
koordinasi dengan kantor kecamatan mencakup pula kegiatan fasilitasi.
2. Dengan Kesehatan Kabupaten/ Kota
Puskesamas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/
kota. Dengan demikian secara teknis dan administratif, puskesmas
bertanggung jawab kepada dinas kesehatan kabupaten/ kota. Sebaliknya
dinas kesehatan kabupaten/ kota bertanggung jawab membina serta
memberikan bantuan administratif dan dan teknis kepada puskesmas.
3. Dengan Jaringan Pelayanan Kesehatan Strata Pertama
Sebagai mitra pelayanan kesehatan strata pertama yang dikelola oleh
lembaga masyarakat dan swasta, puskesmas menjadi kerja sama termasuk
penyelenggaraan rujukan dan memantau kegiatan yang diselenggarakan.
Sedangkan sebagai pembina upaya kesehatan bersumber daya masyarakat,
Puskesmas melaksanakan bimbingan teknis, pemberdayaan dan rujukan
sesuai kebutuhan.
4. Dengan Jaringan Pelayanan Kesehatan Rujukan
Dalam menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan upaya
kesehatan masyarakat, puskesmas menjalin kerja sama yang erat dengan
berbagai pelayanan kesehatan rujukan. Untuk upaya kesehatan perorangan,
jalinan kerja sama tersebut diselenggarakan dengan berbagai sarana
pelayanan kesehatan perorangan seperti rumah sakit (Kabupaten/ kota), dan
berbagai balai kesehatan masyarakat (Balai pengobatan penyakit paru – paru,
Balai kesehatan mata masyarakat, balai kesehatan jiwa, balai kesehatan
indra masyarakat). Sedangkan untuk upaya kesehatan masyarakat, jalinan
kerja sama diselenggarakan dengan berbagai sarana pelayanan kesehatan
masyarakat rujukan, seperti Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota, balai teknik
kesehatan lingkungan, balai laboratorium kesehatan serta berbagai balai
kesehatan masyarakat. Kerja sama tersebut diselenggarakan melalui
penerapan konsep rujukan yang menyeluruh dalam koordinasi Dinas
Kesehatan kabupaten/ kota.
5. Dengan Lintas Sektor
Tanggung jawab puskesmas sebagai unit pelaksana teknis adalah
menyelenggarakan sebagian tugas pembangunan kesehatan yang dibebankan
oleh dinas kesehatan kabupaten/ kota, untuk hasil yang optimal
penyelenggaraan pembangunan kesehatan tersebut harus dapat
dikoordinasikan dengan berbagai Lintas
Sektor terkait yang ada ditingkat
kecamatan. Diharapkan di satu pihak,
penyelenggaraan pembangunan
kesehatan di kecamatan tersebut mendapat dukungan dari berbagai sektor
terkait, sedangkan di pihak lain pembangunan yang diselenggarakan oleh
sektor lain tingkat kecamatan berdampak positif terhadap kesehatan.
6. Dengan Masyarakat
Sebagai penanggung jawab penyelenggaraan pembangunan kesehatan

Badan Penyantun Puskesmas (BPP)

Pengertian:
Suatu organisai yang menghimpun tokoh-tokoh masyarakat peduli

kesehatan yang berperan sebagai mitra


kerja puskesmas dalam
menyelenggarakan dalam upaya pembangunan
kesehatan di wilayah kerja
puskesmas.

Fungsi:

1. Melayani pemenuhan kebutuhan penyelenggaraan pembangunan kesehatan


oleh puskesmas (to serve)
2. Memperjuangkan kepentingan kesehatan dan keberhasilan pembangunan
kesehatan oleh puskesmas (to advocate)
3. Melaksanaan tinjauan kritis dan memberikan masukan tentang kinerja
puskesmas (to watch)
BAB 3
GAMBARAN UMUM PUSKESMAS MEDAN DENAI

3.1. Sejarah Singkat Puskesmas Medan


Denai
tanggal 23 Oktober 1975 yang
Puskesmas Medan Denai didirikan pada
diresmikan oleh Gubernur Sumut KDHT, T.I.H. Marah Halim pada tanggal 19 Mei
1976 sebai pusat kesehatan masyarakat dibawah naungan dinas kesehatan Kota
Medan.
Puskesmas Medan Denai yang terletak di Jl. Jermal XV No. 06 kel. Menteng
merupakan puskesmas non perawatan yang hanya melayani pasien berobat jalan dan
rujukan. Pasien yang memerlukan perawatan yang lebih lanjut dan memerlukan rawat
inap akan di rujuk ke Rumah Sakit terdekat.

Gambar 3.1. Peta Puskesmas Medan Denai


Visi dan Misi Puskesmas Medan Denai
1. Visi
“Terwujudnya kesehatan kecamatan sehat sejahtera tahun 2018”
2. Misi
a. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah kerja
puskesmas.
b. Mendorong kemandirian bagi masyarakat untuk hidup sejahtera di wilayah
kerja puskesmas
c. Memelihara dan meningkatkan pelayanan yang bermutu merata dan
terjangkau

Page | 20
d. Memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga beserta
lingkungannya.
3. Motto Puskesmas Medan Denai

“Budayakan Prilaku Hidup Bersih dan Sehat ”

3.2. Wilayah Kerja Puskesmas


Wilayah kerja Puskesmas medan Denai terdiri
 dari: Luas wilayah kerja : 324,50 Ha
 Jumlah Kelurahan : 2 Kelurahan
 Jumlah Lingkungan : 20 Lingkungan
 Jumlah Penduduk : 41.947 Jiwa
 Jumlah Penduduk Miskin : 618 Jiwa
 Jumlah Kepala Keluarga : 10.675 KK
 Jumlah Bumil : 356 jiwa
 Jumlah Bulin : 466 jiwa
 Jumlah Bayi : 2.828 jiwa
 Jumlah Buteki : 524 jiwa
 Jumlah Anak Sekolah : 1.582 jiwa
 Jumlah WUS : 8348 jiwa
 Jumlah PUS : 6864 jiwa
 Jumlah USILA : 137 jiwa

3.3. Data Wilayah / Data Geografis


Wilayah Kerja puskesmas Medan Denai yang berada di kecamatan
Medan Denai meliputi dua kelurahan yaitu :
 Kelurahan Medan Denai dengan luas areal 120,5 Ha dan terdiri
dari 9 lingkungan.
 Kelurahan Medan Tenggara dengan luas areal 102 Ha dan
Terdiri dari 11 lingkungan.
 Jumlah luas areal wilayah kelurahan 324,5 Ha.

3.4. Data Kependudukan / Demografi

Tabel 3.1. Distribusi Penduduk Puskesmas Medan Denai

JUMLAH PENDUDUK
No
KELURAHAN
LAKI –LAKI PEREMPUAN KK JIWA
1 DENAI 9246 10745 4856 19991
2 MENTENG 11477 10479 5819 21956

JUMLAH 20723 21244 10675 41947

*sumber data dari Puskesmas Medan Denai

Dari tabel diatas didapati jumlah penduduk yang dinaungi


Puskesmas Medan Denai sebanyak 41947 penduduk.

3.5. Data Kesehatan

3.5.1 Sarana fisik


Tabel 3.2 Sarana pendidikan Diwilayah Kerja Puskesmas Medan Denai

Kelurahan
No Jumlah
Sarana Pendidikan
Denai Menteng
1 TK 14 8 22
2 SD 10 5 15
3 SMP 3 2 5
4 SMU/SMK - 6 6
5 PT 1 1 2

Dari tabel diatas didapat bahwa sarana pendidikan yang di naungi


Puskesmas Medan Denai yang paling banyak adalah tingkat TK sebanyak
22 yayasan.

3.5.2 Sarana Ibadah

Tabel 3.3. Sarana Ibadah di wilayah kerja puskesmas Medan Denai


No. Sarana ibadah jumlah
1. Mesjid 16
2. Gereja 10
3. Kuil 2
4. Wihara 6

Dari tabel diatas didapati sarana ibadah yang dinaungi oleh


Puskesmas Medan Denai sebanyak 34 tempat ibadah.

3.5.3 Sarana Kesehatan

Tabel 3.4. Sarana kesehatan di wilayah kerja puskesmas Medan Denai


No. Sarana kesehatan Jumlah
1. Puskesmas induk 1
2. Puskesmas pembantu 0
3. Praktek dokter umum 5
4. Praktek dokter gigi 1
5. Prakter dokter spesialis 3

Tabel 3.5. Sarana pendukung kesehatan di wilayah kerja puskesmas Medan


Denai
No. Sarana pendukung kesehatan Jumlah
1 Posyandu balita 24
2 Posyandu lansia 2
3 Poskeskel 2
4 Posbindu 2

Dari tabel diatas diketahui bahwa sasaran pendukung kesehatan di kecamatan


Medan Timur yang terbanyak posyandu balita. Adapun jumah sarana pendukung
kesehatan posyandu balita tersebut sebanyak 24.
3.5.5 Sarana Fisik Puskesmas
1) Transportasi : Mobil Ambulance 1 unit, baik
Sepeda Motor 7 unit, baik
2) Sarana Komunikasi Dan Informasi
a. Telepon : 1 buah, baik
b. Komputer : 8 buah baik
3) Sumber Energi
a. PLN
b. Genset : 1 buah, baik
4) Prasarana
a. Sarana Air Bersih
: Ada, Baik
b. Sarana Pembuangan Sampah Medis
: Ada, Baik
c. Sarana Pembuangan Sampah Non Medis : Ada, Baik
d. Sarana Pembuangan Air Limbah (SPAL) : Ada, Baik
e. Sarana Pembuangan Tinja
: Ada, Baik
3.6 Tenaga Kesehatan Puskesmas
Puskesmas Medan Denai memiliki petugas atau tenaga kesehatan yang terdiri
dari tenaga medis, paramedis, staf administrasi, dan CS.

Tabel 3.6 Distribusi Tenaga Kesehatan Puskesmas Medan Denai


NO NAMA NIP GOL JABATAN
III d/ Es. Ka. Puskesmas
1 Dr. Budi Ikhsan 19780323200701002
IV
2 Dr. Nur Fadliana 197911052006042005 IV a Dokter
Drg. Herlina
3 197111032000122001 IV c Dokter Gigi
Sihombing
Drg. Herta Lisnawati
4 197111032000122001 IV b Dokter Gigi
sinaga
Dr. Yudisi Rolasni
5 197511162005022002 IV a Dokter
Silitonga
6 Nuryani, SST 196509021988032003 IV a Paramedis
Dr. Esra Yanti VY
7 197703012010012004 III d Dokter
Butar-Butar
Dr. Siti Aisyah
8 198005122010012006 III d Dokter
Pulungan
9 Katarina 196206144198312001 III d Paramedis
Nurlanwati
10 196310081985032003 III d Paramedis
Hutasuhut
11 Julidar 196507191988032013 III d Paramedis
12 Siti Jamila Marbun 196611011987032002 III d Paramedis
13 Berliana Siagian 197310121993032001 III d Paramedis
14 Riris Simanulang 196703241993032004 III c Paramedis
Syamsunihar,
15 197003061994032005 III d Apoteker
S.Farm, Apt
16 Riana A.Z 196904261990022003 III d Paramedis
Ronny R Siregar,
17 197302071996032001 III d Tata Usaha
SKM
Drg. Flora karenza
18 19860630201101203 III d Dokter Gigi
pinem
19 Aida Rosmawati 196707051993032002 III c Paramedis
Juliana Magdalena
20 198207042006042008 III b Paramedis
Pardede
21 Lestina Simarmata 197910132006042011 III b Paramedis
Erita Ferawati
22 198212192006042019 III b Paramedis
Sihombing
Nelly Fransiska
23 19770727010012009 III a Paramedis
Sitohang
24 Enny Elfrida Sirait 198011032010012017 III a Paramedis
25 Octorosilawati 198210012010012023 III a Paramedis
Sianturi
26 Fatimah Emmy K 198011132010012019 III a Paramedis
Naibaho
27 Nuraisyah Nasution 197502212007012003 III a Paramedis
28 Imelda Yulietta 197404232005022001 III a Paramedis
Simarmata
29 Nova E Simaremare 198805112020012019 III a Paramedis
30 S Mesrawati
198102112010012021 III a Paramedis
Manurung
31 Mekaria Br Kaban 198011282011012007 III a Paramedis
32 Hendri Syahputra 198510102010011023 II d Paramedis
33 Widya Irtifani 198509112015032001 II c Paramedis
34 Yotissa Priyanka 199106292015052001 II c Paramedis
Sibarani
35 Al Azhar Koto Honor
36 Irna Rahmayani Honor
37 Hafiz Arief Honor
38 Siti Raiyah CS/PHL
39 Sumisan 198606082015052001 III a Paramedis
Sihombing, SKM

3.7 Struktur Organisasi


3.8 Fasilitas Fisik Puskesmas Medan Denai
Puskesmas Medan Denai dalam menjalankan kegiatan didukung oleh fasilitas
fisik meliputi :
1. Fasilitas gedung puskesmas permanen
2. Fsilitas alat – alat
3. Fasilitas adm
4. Fasilitas imunisasi
3.8.1 Fasilitas Gedung Puskesmas
Puskesmas terdiri dari :
1. Ruangan Kepala Puskesmas : 1 buah
2. Ruangan Poli Umum : 2 buah
3. Ruangan Kartu : 1 buah
4. Ruangan KIA : 1 buah
5. Ruangan Apotik : 1 buah
6. Ruangan Imunisasi : 1 buah
7. Ruangan Poli Gizi : 1 buah
8. Ruangan Rapat : 1 buah
9. Toilet Pegawai : 1 buah
10. Toilet pasien : 1 buah
3.8.2 Sumber Daya Manusia
Lembaga Kesehatan Puskesmas Medan Denai
1. Dokter Umum : 5 Orang
2. Dokter Gigi : 3 Orang
3. Perawat Gigi : 3 Orang
4. Bidan : 6 Orang
5. Perawat : 7 Orang
6. Asisten Apoteker : 1 Orang
7. Tata Usaha : 1 Orang
8. Petugas Gizi : 1 Orang
9. Sanitasi : 1 Orang
10. Analis : 2 Orang
11. Administrasi : 4 Orang
12. Jurim : 1 Orang
13. Honor : 3 Orang
14. PHL/CS : 1 Orang
Jumlah : 39 Orang

3.8.3 Fasilitas Administrasi


- Meja pendaftaran
- Computer Administrasi
- Rak rekam medik
- Data rekam medik
3.8.4 Fasilitas Imunisasi
Imunisasi adalah suatu upaya untuk menimbulkan/meningkatkan kekebalan
seseorang
secara aktif terhadap suatu penyakit. Berdasarkan jenis
penyelenggaraannya menurut Kemenkes tahun
2017, imunisasi dikelompokkan
menjadi imunisasi program dan imunisasi pilihan.
Imunisasi program terdiri dari
a. Imunisasi rutin (Imunisasi dasar dan Imunisasi lanjutan)
- Hepatitis B
- Poliomyelitis
- Tuberkulosis
- Difteri
- Pertusis
- Tetanus
- Meningitis
- Campak
b. Imunisasi tambahan
c. Imunisasi khusus
Logistik yang dibutuhkan dalam penyelenggaraan imunisasi program meliputi :
a. Vaksin
b. ADS
c. Safety box
d. Peralatan anafilaktik
e. Peralatan Cold chain
f. Peralatan pendukung Cold chain, dan
g. Dokumen pencatatan pelayanan imunisasi

3.8.5 Fasilitas Alat-Alat Kesehatan


Adapun peralatan yang dimiliki oleh Puskesmas Medan Denai antara lain yaitu :
1. Alat – alat pemeriksaan pasien, seperti :
 Stetoskop : 5 buah
 Tensi Meter : 3 buah
 Kia Kit : 1 set
2. Alat – alat suntik dan alat – alat P3K
3. Timbangan bayi dan dewasa
 Timbangan bayi : 1 buah
 Timbangan dewasa : 4 buah
4. Pengukuran tinggi : 3 buah
5. Lemari es tipe kompresi : 2 buah
6. Tempat tidur : 3 buah
7. Lemari obat : 3 buah
8. Termos posyandu :13 buah
9. Perlengkapan giji : 1 buah
3.8.6 Fasilitas Obat-Obatan
Puskesmas Medan Denai dalam rangka menjalankan tugas – tugas pokoknya
memulihkan kesehatan dan penolongan penyakit didukung oleh perlengkapan obat –
obatan antara lain :
 Obat – obatan Inpres
 Obat – obatan BPJS
 Obat – obatan GAKIN
Tabel 3.7 Daftar Obat – obatan di Puskesmas Medan Denai Januari –
Desember 2017
No Nama Obat No Nama Obat
1 Asetosal Tablet 70 Etil Klorid
2 Amitripitilin 71 Eugenol
3 Amoxcilin 250 mg 72 Fenobarbita 30 mg
4 Amoxcilin 500 mg 73 Fenoksimetil Penicilin 250 mg
5 Amoxcilin Sirup 74 Fenoksimetil Penicilin 500 mg
6 Antalgin 75 Fitomenadion Tablet
7 Antasida 76 Furodemide
8 Antihemoroid Sirup 77 Garam Oralit
9 Asam Askorbat 78 Garam Violit
10 Atropine Sulpat Injeksi 79 Glibenclamid 5 mg
11 Asam Mefenamat 80 Gliseril Guaiakolat
12 Acyclorovir Salep 81 Griseo Fulvin
13 Acycloropil 200 mg 82 Glukosa Infus
14 Ambroxol Tablet 83 Hidrokortison 2,5 %
15 Ambroxol Sirup 84 Ibuprofen 200 mg
16 ART Fuji 85 Infus Set Dewasa
17 Abokat 22 86 Kal. Hidro Pasta
18 Abokat 18 87 Kalsium Laktas
19 Benzatin Penicilin 88 Kapas 250
20 Besi II Sulfat 89 Kapas 500
21 Betametason Cream 90 Kasa 40/40 mg
22 Anti Bakteri Cream 91 Kasa Hidrofil 4 x 15
23 Allupurinol 92 Klorampenikol 3 % tetes Telinga
24 2- 4 Salep 93 Klorampenikol
25 Captropil 12,5 mg 94 Kloeperamin Maleat
26 Ciptrofloxacin 95 Klorpromazine
27 CHMK 96 Kotrimoksazol Sirup
28 Dexamethason 97 Kotrimoksazol 480 mg
29 Dextrometropan Tablet 0,5 mg 98 Kotrimoksazol Paed 120 mg
30 Dextrometrorpan Tablet 99 Meta Ergometrin Injeksi
31 Diazepam Injeksi 100 Metronidazole 250 mg
32 Diazepam Tablet 101 Natrium Bicarbonat
33 Difenhidramim Injeksi 102 OBH
34 Digoksin 0,25 mg 103 Oksitetrasiklin Salep Mata 1 %
35 Efedin 104 Oksitetrasiklin Kulit 3 %

Page | 30
36 Ekstra Belladon 105 Oksitosin Injeksi
37 Etakridinal 106 Paracetamol Sirup
38 Etanol 70 % 107 Paracetamol Tablet 500 mg
39 Dextrometorpan sirup 108 Piridoksin
40 Pirantel 125 mg 109 Phonol Tetes Telinga
41 Predsone tablet 110 Ofloksasin 400 mg
42 Propanolol 111 Megnicom
43 Reserpin 112 Hanschun
44 Ringer laktat 113 Eritromisi
45 Salbutamol tablet 2 mg 114 Ketokonazole crem
46 Salisil bedak 115 Ketokonazol tablet 200 mg
47 Serum anti tetanus 116 OBH plus
48 Silver Amalgam 117 Truvit sirup
49 Tetrasiklin 500 mg 118 Sefiplek
50 Tetrasiklin 250 mg 119 Metaflu
51 Tiamin 120 Obat penurun Panas
52 Vitamin B-Compleks 121 Metocloperamide tablet
53 Yodium 30 mg 122 Metocloperamide sirup
54 Doksisiklin 100 mg 123 Loratadin tablet
55 Lansoprazole 124 Iflasma
56 Diaform 125 Glasslorum
57 Pehacain injeksi 126 Mumming filling pasta
58 Lumping 127 Fletcher
59 Yodium 300 mg 128 Neurophyl 500 injeksi
60 Gempibrozil 129 PK
61 Spuit 1 ml 130 Genoint Tetes mata
62 Spuit 3 ml 131 Loperamide
63 Methyl prednisolon 132 Kasa pembalut
64 Piroxsicam 133 Basitrasin polimiksin
65 B – 12 injeksi 134 PTU
66 Wing Naid 135 Cetirizine
67 Haloperidol 0,5 mg 136 Nacl Infus
68 Halopuridol 1,5 mg 137 Metal Ergometrin Tablet
69 Halopuridol 5 mg 138 Captopril 25 mg
*sumber data dari Puskesmas Medan Denai
BAB 4

PROGRAM KERJA PUSKESMAS

4.1 Program Dasar dan Program Pengembangan Puskesmas


4.1.1 Upaya Kesehatan Wajib
Upaya kesehatan wajib puskesmas adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan
komitmen nasional, reginal dan global serta mempunyai daya tinggi untuk
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan harus diselenggarakan di setiap
puskesmas.
Untuk dinas kesehatan kota Medan Upaya Penyelenggaraan kesehatan Wajib
di puskesmas ada 7 golongan (basic seven) yaitu :
1. Upaya Promosi kesehatan
2. Upaya Kesehatan lingkungan
3. Upaya KIA dan KB
4. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat
5. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular
6. Upaya Pengobatan
7. Upaya Pencatatan dan Pelaporan

4.1.2 Upaya Kesehatan Pengembangan


Upaya pengembangan puskesmas adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan
permasalahan yang ditemukan di masyarakat serta yang disesuaikan dengan
kemampuan puskesmas, yang dipilih dari daftar upaya kesehatan puskesmas yang
telah ada yaitu ;
1. Upaya Kesehatan Sekolah
2. Upaya Kesehatan Olahraga
3. Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat (PHN)
4. Upaya Kesehatan Kerja (UKK)
5. Upaya Kesehatan Gizi dan Mulut (UKGM)
6. Upaya Kesehatan Jiwa (UKJ)
7. Upaya Kesehatan Mata (UKM)
8. Upaya Kesehatan Usia lanjut (USILA)
9. Upaya Pembinaan Pengobatan Tradisional
10. Laboratorium Sederhana
11. Upaya Penyuluhan Kesehatan Masyarakat
4.2 Program Prioritas Puskesmas
4.2.1 Upaya Promosi Kesehatan
Tujuan :
1. Agar individu dan kelompok masyarakat secara keseluruhan melaksanakan
prilaku hidup sehat.
2. Agar individu dan kelompok masyarakat berperan aktif dalam perencanaan
dan penyelenggaraan posyandu.
Kegiatan :
1. Memberikan penyuluhan kepada masyarakat di lingkungan wilayah kerja
Puskesmas Medan Denai didalam maupun diluar berbentuk kegiatankegiatan
penyuluhan kesehatan pribadi, kesehatan lingkungan gizi keluarga, KB,
imunisasi, posyandu dan lain sebagainya.
2. Mengadakan ceramah dan diskusi dengan bantuan brosur dan info-info
kesehatan.
3. Pembinaan generasi muda untuk hidup sehat dalam kegiatan antara
lain berupa gotong royong dan olahraga.
4.2.2 Upaya Kesehatan Lingkungan
Sasaran :
1. Daerah yang rawan air bersih
2. Daerah yang rawan penyakit menular
3. Daerah dan pemukiman baru
4. Tempat-tempat umum seperti terminal, pasar swalayan, rumah ibadah,
sekolah dan lain-lain.

Kegiatan :
1. Pembuatan sumber air dan pembuatan WC yang memenuhi syarat
kesehatan
2. Hygiene dan sanitasi tempat tinggal yang mencakup : - Mendata tempat
pembuangan sampah dan sarana jamban keluarga - Mengadakan
penyuluhan tentang kesehatan lingkungan - Hygiene dana sanitasi
lingkungan, berupa pengawasan kesehatan tempat-tempat umum serta
tempat pengelolaan dan penyajiannya - Melaksanakan pemberantasan
sarang nyamuk
3. Pemeliharaan dan pengawasan kualitas lingkungan
4. Pengendalian dampak resiko pencemaran lingkungan
5. Pengembangan wilayah sehat
4.2.3 Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana
1. Kesehatan Ibu dan Anak
KIA adalah upaya yang menyangkut pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil,
bayi dan balita serta anak usia prasekolah yang menjadi tanggung jawab puskesmas,
dalam rangka meningkatkan kesehatan serta kesejahteraan bangsa pada umumnya,
Sasaran :
Ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, serta usia prasekolah.
Tujuan :
1. Melaksanakan pemeriksaan pada ibu hamil yaitu: menimbang berat
badan, mengukur tekanan darah, mengukur tinggi fundus uteri,
pemberian tablet tambah darah serta vitamin A.
2. Memberikan penyuluhan pada ibu hamil mengenai keadaan gizi,
perwatan payudara, ASI Eksklusif, kebersihan diri dan lingkungan.
3. Memberikan motivasi agar ibu ikut pelayanan KB.
4. Membina posyandu.
5. Merujuk pasien ke Rumah Sakit apabila penyakitnya tidak bisa
ditanggulangi di Puskesmas.
6. Pencatatan dan pelaporan KPKIA (Kelompok Pembina Kesehatan Ibu
dan Anak)
7. Pemberian imunisasi pada bayi, balita, ibu hamil, anak sekolah dan
calon pengantin.

Kegiatan KIA :
1. Pemeriksaan dan pemeliharaan kesehatan ibu hamil dan menyusui
2. Pertolongan persalinan diluar rumah sakit
3. Pemeriksaan kesehatan anak

Tabel 4.1 Jumlah Kunjungan Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Medan Denai
dari Bulan Januari – Desember 2017
Keterangan:
Balita: 3491, Neonatus: 671, Bumil: 731, Bulin: 722, Bufas: 722, Bumil resti: 148
Kesimpulan:
Kegiatan program KIA terlaksana dengan baik, walaupun masih ada pencapaian
target yang perlu ditingkatkan.

Tabel 4.2 Jumlah Kunjungan Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Medan
Denai dari Bulan Januari – september 2018
No Kegiatan sasaran jan feb mar apr mei Jun Jul agus sept
1 K1 ibu hamil Bumil 59 61 61 56 56 56 59 60
2 K4 ibu hamil Bumil 57 59 59 58 58 54 57 58
3 Deteksi resiko Bumil 5 5 2 4 4 3 4 4
tinggi (DRT) Resti
4 Persalinan Bumil 57 59 50 50 50 55 53
5 Neonatus KN1 Bayi 57 56 56 56 56 57 55
6 Neonatus KN2 bayi 57 54 54 53 51 53
7 Neonatus KN3 Bayi 56 35 35 36 32 35
8 KN lengkap Bayi 50 54 3 3 4 4 3
9 Memberikan Masy 2 2 2 2 2 2 2 2
penyuluhan di
PKM
10 Mengadakan Posy 2 2 2 2 2 2 2 2
pembinaan di
posyandu
11 Ibu hamil Bumil 5 2 2 2 2 2
resiko tinggi Resti
yang
tertangani
12 Ibu hamil Bumil 1 1 1 1 1 1
resiko tinggi resti
yang dirujuk
13 Kunjungan Bayi 57 80 96 93 93 84 87 92
bayi
(pusk+posy)
14 Kunjungan Balita 14 16 182 191 19 18 190 192
balita 4 4 1 2
(pusk+posy)

Keterangan: Masih ada beberapa data yang belum dapat diperoleh karena puskesmas
dalam renovasi.
Kegiatan KB :
1. Memberikan penyuluhan dan penerangan tentang KB dengan usaha-
usaha terpadu.
2. Memberikan pelayanan kontrasepsi pada akseptor KB dalam bentuk
Intra Uterine Device (IUD), pil KB, Kondom, Suntikan, Kontrasepsi
Mantap (Kontap) dan susuk.
3. Memotivasi akseptor dan calon akseptor KB agar menjadi motivator.
4. Melayani konsultasi reproduksi dan konsultasi KONTAP.
5. Membuat laporan kegiatan KB bulanan, Triwulan dan tahun.

Tabel 4.3 Jumlah Akseptor KB di wilayah kerja Puskesmas Medan Denai dari
bulan Januari – Desember 2017
Program KIA dan KB
KB – Jumlah Akseptor KB Januari-Desember 2017 Penanggung jawab program:
Berliana Siagian
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa akseptor KB terbanyak adalah pil dengan
288 orang dengan jumlah akseptor lama sebanyak 109 orang dan akseptor baru
sebanyak 179 orang.
Tabel 4.4 Jumlah Akseptor KB di wilayah kerja Puskesmas Medan Denai dari
bulan Januari-september 2018
Program KIA dan KB
KB – Jumlah Akseptor KB Januari-september 2018 Penanggung jawab program:
Berliana Siagian

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa akseptor KB terbanyak adalah pil


dengan 245 orang dengan jumlah akseptor lama sebanyak 182 orang dan akseptor
baru sebanyak 63 orang.
4.2.4. Upaya Perbaikan Gizi
Permasalahan gizi di indonesia merupakan masalah yang cukup berat dan
komplit, pada hakekatnya di rencanakan pada keadaan ekonomi yang kurang dan
kurangnya pengetahuan dari nilai gizi dari makanan yang ada.
Penyakit karena kurang gizi di indonesia adalah : Defisiensi Protein kalori,
Defisiensi Vit A dan defisiensi Yodium ( gondok dan keratin).
Beberapa kegiatan usaha perbaikan gizi di puskesmas, yaitu :
1. Mendata jumlah balita yang ada di wilayah kerja puskesmas.
2. Melakukan survei terhadap keadaan gizi masyarakat terutama gizi balita.
3. Memberikan Vit A dosis tinggi untuk mencegah defisiensi Vit A pada
balita. 4
4. Memberikan tablet penambah darah untuk mencegah dan mengobati
anemia pada ibu hamil dan menyusui.
5. Melakukan demonstrasi pada menu makanan bergizi dengan harga murah
serta terjangkau di posyandu dan puskesmas. 5. Memberikan penyuluhan
terhadap masyarakat untuk memanfaatkan pekarangan rumah dengan
menanam sayuran dan buah buahan serta memelihara ternak terutama
unggas.

Tabel 4.5 balita gizi buruk diwilayah puskesmas Medan Denai periode
JanuariDesember 2017

4.2.5. Upaya Pencegahan Dan Pemberantasan Penyakit


Penyakit menular adalah penyakit yang di sebabkan oleh bibit penyakit
tertentu atau oleh produk toxin yang di dapatkan melalui penularan bibit penyakit
atau toxin yang di produksi oleh bibit penyakit tersebut dari orang yang terinfeksi,
dari binatang, atau dari reservoir kepada orang yang rentan, baik langsung ataupun
tidak langsung melalui tumbuhan ataupun binatang pejamu, melalui vector atau
melalui lingkungan.
Sasaran
Seluruh lapisan masyarakat

Tujuan
1. Mencegah terjangkitnya penyakit.
2. Untuk meningkatkan kesehatan obtimal.
3. Menurunkan angka kesakitan dan kematian.

Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular dilaksanakan karena :


1. Masih tingginya angka penderita penyakit menular yang masih bisa di cegah
dengan imunisasi, misalnya ; Campak, TB paru.
2. Masih tingginya angka penyakit menular yang berhubungan dengan higiene
dan sanitasi, misalnya : diare, infeksi mata, infeksi telinga, dan mastoid.
3. Masih tinggi angka penderita penyakit menular yang penularannya melalui
vektor, misalnya : Demam berdarah
4. Masih tingginya angka penderita penyakit menular yang di tulari
secara langsung, misalnya : TB paru, ISPA, campak, cacar air.
Kegiatan - kegiatan P2M berupa :
1. Mencari kasus sedini mungkin untuk menlakukan pengobatan.
2. Memberikan penyuluhan kesehatan di daerah wabah di Puskesmas.
3. Mengadakan imunisasi antara lain : BCG, DPT, CAMPAK, POLIO, DT dan
TT.
4. Langkah–langkah yang di lakukan dalam pengamatan dan pemberantasan
penyakit.
5. Mengumpulkan dan menganalisa data tentang penyakit.
6. Melaporkan tentang penyakit menular.
7. Menyelidiki lapangan untuk melihat ada tidaknya laporan yang
masuk, menemukan kasusu–kasus untuk mengetahui sumber
penularan.
8. Tindakan pemulaan untuk menahan penjalaran.
9. Menyembuhkan penderita hingga sehat.
10. Pemberian imunisasi.
11. Pemberantasan vektor nyamuk.
12. Pendidikan kesehatan.

4.2.6 Upaya Pengobatan


Dalam usaha pengobatan penderita tidaklah diobati secara kuratif melainkan
juga memberikan pengertian secara preventif terhadap penyakit. Pengobatan gratis
untuk pengobatan dasar bagi pasien rawat jalan dan menolong penderita gawat
darurat seperti kecelakan lalu lintas, persalinan, dan lain-lain. Pemeriksaan kesehatan
masyarakat puskesmas, kegiatan yang dilakukan meliputi:
a. Pemeriksaan, mendiagnosa penyakit, dan memberikan obat melalui apotik
yang ada di puskesmas.
b. Penyuluhan kepada pasien saat dilakukan pemeriksaan.
c. Mengirim penderita yang tidak mampu ditangani dan melanjutkan
pengobatan setelah dikembalikan.

4.2.7 Upaya Pencatatan dan Pelaporan


Tujuan
1. Untuk menilai hasil kerja yang telah dilakukan
2. Untuk dipergunakan sebagai bahan dalam penyusunan rencana kerja
BAB 5
LAPORAN KEGIATAN

No. Hari/ Tanggal Jenis Kegiatan


1. Senin, 16 September 2018 - Pembekalan mahasiswa mengenai Dinas

Kesehatan

- Pembekalan mahasiswa mengenai


2 Selasa, 17 September 2018 - Perkenalan dengan Ka. Pus beserta staf di

Puskesmas Medan Denai

- Orientasi ruangan dan pembagian tugas


3. Rabu, 19 September 2018 - Registrasi : membantu menerima

pendaftaran pasien

- Poli Umum 1 : Anamnesa pasien,


memeriksa pasien
- Poli Umum 2 : Anamnesa Pasien,
memeriksa pasien
- Poli Anak : Anamnesa dan memeriksa
pasien
- Membantu di bagian farmasi,
memberikan obat
- Poli gigi : anamnesa pasien dan
membantu memeriksa pasien
- Mengikuti kegiatan imunisasi MR di

SD Tunas Bangsa Jalan Jermal VII

Kamis, 20 September 2018 - Registrasi : membantu menerima

pendaftaran pasien

- Poli Umum 1 : Anamnesa pasien,


memeriksa pasien
- Poli Umum 2 : Anamnesa Pasien,
memeriksa pasien
- Poli Anak : Anamnesa dan memeriksa
pasien
- Membantu di bagian farmasi,
memberikan obat
Page | 40
membantu memeriksa pasien

- Mengikuti kegiatan imunisasi MR di


SD Bina Kasih Jalan Jermal XIV
- Mengikuti kegiatan PIS-PK (Program
Indonesia Sehat dengan Pendekatan
Keluarga) ke rumah warga di Jl.Jermal
XII

5. Jum’at, 21 September 2018 - Registrasi : membantu menerima

pendaftaran pasien

- Poli Umum 1 : Anamnesa pasien,


memeriksa pasien
- Poli Umum 2 : Anamnesa Pasien,
memeriksa pasien
- Poli Anak : Anamnesa dan memeriksa
pasien
- Membantu di bagian farmasi,
memberikan obat
- Poli gigi : anamnesa pasien dan
membantu memeriksa pasien
- Melakukan kegiatan Posyandu di Jalan
Jermal VI
- Melakukam kegiatan PIS-PK (Program
Indonesia Sehat dengan Pendekatan
Keluarga) ke rumah warga di Jl. Jermal
6. Sabtu, 22 September 2018 - Registrasi : membantu menerima

pendaftaran pasien

- Poli Umum 1 : Anamnesa pasien,


memeriksa pasien
- Poli Umum 2 : Anamnesa Pasien,
memeriksa pasien
- Poli Anak : Anamnesa dan memeriksa
pasien
- Membantu di bagian farmasi,
memberikan obat
- Poli gigi : anamnesa pasien dan

7. Senin, 24 September 2018 - Registrasi : membantu menerima

pendaftaran pasien

- Poli Umum 1 : Anamnesa pasien,


memeriksa pasien
- Poli Umum 2 : Anamnesa Pasien,
memeriksa pasien
- Poli Anak : Anamnesa dan memeriksa
pasien
- Membantu di bagian farmasi,
8. Selasa, 25 September 2018 - Registrasi : membantu menerima

pendaftaran pasien

- Poli Umum 1 : Anamnesa pasien,


memeriksa pasien
- Poli Umum 2 : Anamnesa Pasien,
memeriksa pasien
- Poli Anak : Anamnesa dan memeriksa
pasien
- Membantu di bagian farmasi,
memberikan obat
- Poli gigi : anamnesa pasien dan
membantu memeriksa pasien
- Melakukam kegiatan PIS-PK (Program
Indonesia Sehat dengan Pendekatan
Keluarga) ke rumah warga di Jl. Jermal
IV
9. Rabu, 26 September 2018 - Registrasi : membantu menerima

pendaftaran pasien

- Poli Umum 1 : Anamnesa pasien,


memeriksa pasien
- Poli Umum 2 : Anamnesa Pasien,
memeriksa pasien
- Poli Anak : Anamnesa dan memeriksa
pasien
- Membantu di bagian farmasi,
memberikan obat
- Poli gigi : anamnesa pasien dan
membantu memeriksa pasien
10. kamis, 27 September 2018 - Registrasi : membantu menerima

pendaftaran pasien

- Poli Umum 1 : Anamnesa pasien,


memeriksa pasien
- Poli Umum 2 : Anamnesa Pasien,
memeriksa pasien
- Poli Anak : Anamnesa dan memeriksa
pasien
- Membantu di bagian farmasi,
memberikan obat
- Poli gigi : anamnesa pasien dan
membantu memeriksa pasien
- Melakukam kegiatan PIS-PK (Program
Indonesia Sehat dengan Pendekatan
Keluarga) ke rumah warga di Jl. Jermal
11. Jumat, 28 September 2018 - Registrasi : membantu menerima
pendaftaran pasien
- Poli Umum 1 : Anamnesa pasien,
memeriksa pasien
- Poli Umum 2 : Anamnesa Pasien,
memeriksa pasien
- Poli Anak : Anamnesa dan memeriksa
pasien
- Membantu di bagian farmasi,
memberikan obat
- Poli gigi : anamnesa pasien dan
membantu memeriksa pasien.
12. Sabtu, 29 September 2018 - Registrasi : membantu menerima
pendaftaran pasien
- Poli Umum 1 : Anamnesa pasien,
memeriksa pasien
- Poli Umum 2 : Anamnesa Pasien,
memeriksa pasien
- Poli Anak : Anamnesa dan memeriksa
pasien
- Membantu di bagian farmasi,
memberikan obat
- Poli gigi : anamnesa pasien dan
membantu memeriksa pasien
13. Senin, 1 Oktober 2018 - Registrasi : membantu menerima

pendaftaran pasien

- Poli Umum 1 : Anamnesa pasien,


memeriksa pasien
- Poli Umum 2 : Anamnesa Pasien,
memeriksa pasien
- Poli Anak : Anamnesa dan memeriksa
pasien
- Membantu di bagian farmasi,
memberikan obat
- Poli gigi : anamnesa pasien dan
membantu memeriksa pasien
- Melakukam kegiatan PIS-PK (Program
Indonesia Sehat dengan Pendekatan
Keluarga) ke rumah warga di Jl. Jermal V
14. Selasa, 2 Oktober 2018 - Registrasi : membantu menerima

pendaftaran pasien

- Poli Umum 1 : Anamnesa pasien,


memeriksa pasien
- Poli Umum 2 : Anamnesa Pasien,
memeriksa pasien
- Poli Anak : Anamnesa dan memeriksa
pasien
- Membantu di bagian farmasi,
memberikan obat
- Poli gigi : anamnesa pasien dan
membantu memeriksa pasien
- Melakukam kegiatan PIS-PK (Program
Indonesia Sehat dengan Pendekatan
Keluarga) ke rumah warga di Jl. Jermal
15. Rabu, 3 Oktober 2018 - Registrasi : membantu menerima

pendaftaran pasien

- Poli Umum 1 : Anamnesa pasien,


memeriksa pasien
- Poli Umum 2 : Anamnesa Pasien,
memeriksa pasien
- Poli Anak : Anamnesa dan memeriksa
pasien
- Membantu di bagian farmasi,
memberikan obat
- Poli gigi : anamnesa pasien dan
membantu memeriksa pasien
- Melakukam kegiatan PIS-PK (Program
Indonesia Sehat dengan Pendekatan
Keluarga) ke rumah warga di Jl. Jermal
16. Kamis, 4 Oktober 2018 - Registrasi : membantu menerima
pendaftaran pasien
- Poli Umum 1 : Anamnesa pasien,
memeriksa pasien
- Poli Umum 2 : Anamnesa Pasien,
memeriksa pasien
- Poli Anak : Anamnesa dan memeriksa
pasien
- Membantu di bagian farmasi,
memberikan obat
- Poli gigi : anamnesa pasien dan
membantu memeriksa pasien
17. Jum’at, 5 Oktober 2018 - Registrasi : membantu menerima
pendaftaran pasien
- Poli Umum 1 : Anamnesa pasien,
memeriksa pasien
- Poli Umum 2 : Anamnesa Pasien,
memeriksa pasien
- Poli Anak : Anamnesa dan memeriksa
pasien
- Membantu di bagian farmasi,
memberikan obat
- Poli gigi : anamnesa pasien dan
membantu memeriksa pasien
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA
UTARA
18. Sabtut, 6 Oktober 2018 - Registrasi : membantu menerima
pendaftaran pasien
- Poli Umum 1 : Anamnesa pasien,
memeriksa pasien
- Poli Umum 2 : Anamnesa Pasien,
memeriksa pasien
- Poli Anak : Anamnesa dan memeriksa
pasien
- Membantu di bagian farmasi,
memberikan obat
- Poli gigi : anamnesa pasien dan
membantu memeriksa pasien.
19. Senin, 8 Oktober 2018 - Registrasi : membantu menerima
pendaftaran pasien
- Poli Umum 1 : Anamnesa pasien,
memeriksa pasien
- Poli Umum 2 : Anamnesa Pasien,
memeriksa pasien
- Poli Anak : Anamnesa dan memeriksa
pasien
- Membantu di bagian farmasi,
memberikan obat
- Poli gigi : anamnesa pasien dan
membantu memeriksa pasien
20. Selasa, 9 Oktober 2018 - Registrasi : membantu menerima
pendaftaran pasien
- Poli Umum 1 : Anamnesa pasien,
memeriksa pasien
- Poli Umum 2 : Anamnesa Pasien,
memeriksa pasien
- Poli Anak : Anamnesa dan memeriksa
pasien
- Membantu di bagian farmasi,
memberikan obat
- Poli gigi : anamnesa pasien dan
membantu memeriksa pasien
- Melakukam kegiatanpembagian kuasioner
kepatuhan minum obat tuberculosis
dengan mendatangi rumah warga positif
penyakit Tuberkulosis.
21. Rabu, 10 Oktober 2018 - Registrasi : membantu menerima

pendaftaran pasien

- Poli Umum 1 : Anamnesa pasien,


memeriksa pasien
- Poli Umum 2 : Anamnesa Pasien,
memeriksa pasien
- Poli Anak : Anamnesa dan memeriksa
pasien
- Membantu di bagian farmasi,
memberikan obat
22. Kamis, 11 Oktober 2018 - Registrasi : membantu menerima
pendaftaran pasien
- Poli Umum 1 : Anamnesa pasien,
memeriksa pasien
- Poli Umum 2 : Anamnesa Pasien,
memeriksa pasien
- Poli Anak : Anamnesa dan memeriksa
pasien
- Membantu di bagian farmasi,
memberikan obat
- Poli gigi : anamnesa pasien dan
membantu memeriksa pasien
LAPORAN KEGIATAN I

IMUNISASI MR

Measles (campak) dan Rubella (campak jerman) adalah infeksi menular melalui
saluran nafas yang disebabkan oleh virus campak dan rubella. Campak dapat
menyebabkan komplikasi yang serius seperti radang paru (pneumonia), radang otak
(ensefalitis), kebutaan, gizi buruk dan bahkan kematian.
Rubella biasanya berupa penyakait ringan pada anak, akan tetapi bisa menulari ibu
hamil pada trimester pertama atau awal kehamilan, dapat menyebabkan keguguran
atau kecacatan pada bayi yang dilahirkan. Kecacatan tersebut dikenal sebagai
sindroma rubella kongenital yang meliputi kelainan pada jantung dan mata, ketulian dan
keterlambatan perkembangan.
Imunisasi MR diberikan untuk semua anak usia 9 bulan sampai dengan usia kurang
dari 15 tahun. Selanjutnya diberikan secara rutin pada anak usia 9 bulan, 18 bulan, dan
kelas 1 SD atau sederajat.

Kegiatan
 Memberikan informasi tentang pentingnya imunisasi MR pada guru dan orang tua
murid.
 Melaksanakan imunisasi pada anak dengan usia kurang dari 15 tahun.

Waktu dan Tempat


Kegiatan ini dilaksanakan pada beberapa tempat :

1. Rabu, 19 September 2018 ke SD Tunas Bangsa Jl. Jermal VII

2. Ksmis, 20 September 2018 ke SD Bina Kasih di Jl. Jermal XIV

Page | 50
DOKUMENTASI

LAPORAN KEGIATAN II

PRORAM PIS-PK

Penyelenggaraan pembangunan kesehatan di Indonesia mengacu pada Sistem


Kesehatan Nasional (SKN) pada tahun 2012, yang memiliki visi dan misi pencapaian
pemenuhan hak asasi manusia. Pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh
semua komponen bangsa Indonesia harus secara terpadu saling mendukung untuk
tercapainya derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Pelaksanaan SKN tahun2012
tersebut dituang pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Bidang Kesehatan
Tahun 2005-2025 (RPJP-K) dan sinergis dengan Sembilan Agenda Perubahan
(Nawacita) Kabinet Kerja tahun 2015-2019, khusus nya dalam bidang kesehatan.

Program pembangunan kesehatan Indonesia mengacu pada 3 (tiga) pilar


Program Indonesia Sehat yaitu mengedepankan paradigma sehat, penguatan
pelayanan kesehatan dan pemenhan universal health coverage melalui Jaminan
Kesehatan Nasional. Pelaksanaan tiga pilar Program Indonesia Sehat tersebut
mempunyai target sasaran seluruh usia (total coverage) mengikuti siklus kehidupan
(life cycle) sehingga integrasi pelaksanaan pelayanan kesehatan dapat dilakukan lebih
efektif jika melalui pendekatan keluarga.

Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS-PK) ini


mengintegrasikan pelaksanaan program melalui pendekatan 6 komponen utama
pelayanan kesehatan, akses terhadap ketersediaan obat esensial, pembiayaan, dan
kepemimpinan atau pemerintahan.
Kegiatan

 Memberikan penyuluhan ke keluarga mengenai program PIS-PK

 Mengajak warga yang belum memiliki BPJS agar segera mendaftarkan diri
sebagai peserta BPJS
 Memberikan edukasi mengenai penyakit Hipertensi, Diabetes Melitus dan

Tuberkulosis pada keluarga

 Memberikan penyuluhan tentang pentingnya pemantauan kehamilan dan


persalinan pada tenaga kesehatan

Waktu dan Tempat

1. Kamis, 20 September 2018 ke rumah warga di Jl. Jermal XII

2. Jum’at, 21 September 2018 ke rumah warga di Jl. Jermal III

3. Kamis, 27 September 2018 ke rumah warga di Jl. Jermal VII


4. Senin, 1 Oktober 2018 kerumah warga di Jl. Jermal V
5. Selasa, 2 Oktober 2018 kerumah warga di Jl. Jermal VIII
6. Rabu, 3 Oktober 2018 kerumah warga di Jl. Jermal IX

DOKUMENTASI
LAPORAN KEGIATAN III

PEMERIKSAAN KESEHATAN

Penyelenggaraan upaya kesehatan mempunyai tujuan untuk mencapai kemampuan


hidup sehat bagi setiap manusia. Adanya kemampuan hidup sehat, merupakan syarat
utama bagi tercapainya derajat kesehatan yang optimal, selanjutnya akan menghasilkan
tenaga kerja yang efektif.
Anak usia sekolah dasar mencakup kelompok masyarakat dengan usia antara 7 tahun
sampai dengan 12 tahun, merupakan kelompok tingkat kerawanan tinggi khususnya karena
dalam proses pertumbuhan. Intensitas pembinaan menuju terbentuknya perilaku hidup
sehat merupakan bagian penting dari pembinaan kesehatan usia sekolah dasar.
Melalui para guru Pendidikan kesehatan yang memahami dan memiliki kemampuan
tentang kesehatan serta pelaksanaan bimbingan dan pengawasan selama proses belajar
mengajar dengan benar, diharapkan tujuan tersebut dapat tercapai. Untuk menuju sehat
maka perlu diupayakan peningkatan kemampuan hidup sehat dan derajat kesehatan
peserta didik, sehingga memungkinkan dapat tumbuh dan berkembang yang harmonis dan
optimal. Bimbingan dan pengawasan di dalamnya mencakup pemahaman dan
pengetahuan, sikap dan keterampilan untuk melaksanakan prinsip hidup sehat, serta
partisipasi aktif di dalam usaha peningkatan kesehatan di sekolah. Juga memiliki daya
hayat dan daya tangkal terhadap pengaruh buruk. Usaha kesehatan untuk mencapai
tujuan tersebut sebagai TRIAS UKS, yaitu
1. Pendidikan Kesehatan
2. Pelayanan kesehatan di sekolah
3. Lingkungan kehidupan sekolah yang sehat

Kegiatan
 Melakukan penyuluhan kesehatan gigi

 Melakukan pemeriksaan kesehatan gigi


 Melakukan pemeriksaan tinggi badan dan berat badan

 Melakukan pemeriksaan telinga

Waktu dan Tempat


Kegiatan pemeriksaan kesehatan dilakukan di SD Alwasliyah di Jalan Jermal XIV
DOKUMENTASI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA
UTARA

BAB 6
PERMASALAHAN DAN PEMECAHAN MASALAH
Setelah melakukan serangkaian kegiatan selama menjalankan kegiatan KKS
di Puskesmas Medan Denai kota Medan, ada beberapa permasalahan yang
ditemukan terkait dengan Pembinaan PHBS daan Penyakit Kulit. Beberapa
permasalahan tersebut antara lain sebagai berikut:
6.1 Permasalahan
6.1.1 Identifikasi Masalah
1. Permasalahan Pembinaan PHBS

Dari 10 indikator PHBS diketahui berdasarkan survey mengawas diri (SMD)


permasalahan kesehatan lingkungan terbesar adalah:
1. Adanya keluarga yang tidak menggunakan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari
sekitar 47%.
2. Yang tidak BAB dijamban yang sehat sekitar 20%.
3. Kurangnya minat mengkonsumsi buah dan sayur yang diketahui saat kunjungan
rumah (home visit) dan saat pengisian data Program Indonesia Sehat dengan
Pendekatan Keluarga (PIS-PK).
4. Tidak mencuci tangan menggunakan sabun sehabis beraktivitas atau sebelum
makan yang diketahui saat melakukan kunjungan rumah (home visit) dan saat
pengisian data Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS-PK).

2. Permasalahan Penyakit Kulit


Adapun data mengenai penyakit kulit di Puskesmas Medan Denai Kota
Medan adalah sebagai berikut:
No Jenis Penyakit Bulan
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu
1 ISPA 349 261 194 252 253 172 258 256
2 Hipertensi 309 227 194 164 260 241 244 197
3 DM 146 198 150 201 133 197 199 168
4 Penyakit rongga mulut 288 190 203 195 170 79 192 98
5 Penyakit otot dan 66 55 51 48 50 13 11 37
radang sendi
6 Dyspepsia 76 176 110 81 115 52 48 90
7 Penyakit Kulit 35 31 48 83 76 22 22 40
8 Penyakit Saluran 18 20 14 14 16 13 15 11
Pernafasan Bawah
9 Gastroenteritis 16 17 10 16 11 15 20 26
10 Vertigo 9 10 12 11 10 7 15 5

Page | 55
Menurut data diatas dapat dilihat terjadi peningkatan penyakit kulit dari 22
kasus pada bulan Juli menjadi 40 kasus pada bulan Agustus dan pada bulan Agustus
penyakit kulit menduduki peringkat ke-6 dari 10 penyakit terbanyak di Puskemas
Medan Denai Kota Medan. Hal ini kemungkinan terjadi akibat perubahan cuaca
dengan meningkatnya curah hujan dikota Medan khususnya di kelurahan Medan
Denai, yang menyebabkan peningkatan luapan air yang berakibat semakin tingginya
sumber-sumber infeksi dari genangan air tersebut, dan meningkatkan pula vektor
pembawa penyakit. Selain itu pula sulitnya sinar matahari dapat menjadi sumbangsi
terjadinya penyakit kulit dikarenakan pakaian-pakaian yang dijemur tidak kering dan
masih lembab, sehingga jamur mudah berkembang biak dan orang mudah terinfeksi
dengan penyakit-penyakit kulit yang diakibatkan oleh jamur.

6.1.2 Pemecahan Masalah


1. Beberapa upaya untuk menyelesaikan permasalahan pembinaan PHBS antara lain:
Upaya yang dapat dilakukan dalam menyelesaikan permasalahan pembinaan
kesehatan lingkungan di wilayah kerja Puskesmas Medan Denai diantaranya
melakukan penyuluhan kepada seluruh anggota keluarga tentang pentingnya PHBS
untuk kesehatan keluarga di lingkungan rumah dan menjelaskan untuk menggunakan
air bersih untuk kebutuhan sehari-hari seperti mandi, cuci dan kakus serta kebutuhan
lainnya, menggunakan jamban yang sehat untuk BAB, rutin mengkonsumsi buah dan
sayur, serta mencuci tangan menggunakan sabun terutama setelah beraktivitas dan
sebelum menyentuh makanan.
2. Beberapa upaya untuk menyelesaikan permasalahan penyakit kulit antara lain:
Adapun upaya yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Melakukan penyuluhan mengenai personal hygiene sebagai upaya pencegahan
penyakit kulit sehingga masyarakat
mendapatkan pengetahuan dan
pemahaman yang

lebih dan diharapkan masyarakat juga dapat menerapkan nya dalam kehidupan
sehari-hari.
b. Melakukan kegiatan gotong royong setiap bulan untuk menjaga kebersihan
lingkungan sehingga terhindar dari penyakit terutama penyakit kulit.

6.2. Materi
6.2.1 Pembinaan PHBS
Dengan demikian, upaya untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan
tindakan dalam menciptakan suatu kondisi bagi kesehatan perorangan, keluarga,
kelompok, masyarakat serta lingkungan secara berkesinambungan. Upaya ini
dilaksanakan melalui pendekatan pimpinan
(Advokasi) bina suasana (Social Support) dan pemberdayaan masyarakat
,
(Empowerment). Dengan demikian masyarakat dapat mengenali dan mengatasi
masalahnya sendiri, terutama dalam tatanan masing-masing, dan masyarakat dapat
menerapkan cara-cara hidup sehat dengan menjaga, memelihara dan meningkatkan
kesehatan lingkungannya.
Adapun hal yang menjadi perhatian pada kasus ini ialah:
1.Penyediaan air bersih
Air merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam kehidupan
manusia. Didalam tubuh manusia sendiri, sebagaian besar terdiri dari air. Pada orang
dewasa mengandung air sekitar 55-60%,,anak - anak sekitar 65% dan pada bayi 80%.
Menurut WHO, di negara maju, tiap orang memerlukan air sekitar 60-120 liter per
hari. Sedangkan di negara berkembang seperti Indonesia, tiap orang memerlukan air
sekitar 30-60 liter per hari.
2.Pembuangan kotoran manusia (Tinja)
Permasalahan pembuangan kotoran manusia (tinja) semakin meningkat
dengan adanya pertambahan penduduk yang tidak sebanding dengan area
pemukiman. Ditinjau dari segi ilmu kesehatan masyarakat, masalah pembuangan tinja
merupakan yang urgen untuk diatasi, karena tinja dapat menyebabkan penyakit,
antara lain typoid, disentri, kolera, penyakit kulit, dll.
3.Konsumsi buah dan sayur
Buah-buahan dan sayur-sayuran telah banyak diketahui sebagai sumber
vitamin dan
mineral yang penting bagi tubuh, yang mana vitamin dan mineral
tersebut bermanfaat sebagai penangkal radikal bebas karena kaya akan antioksidan
dan karena hal ini juga mengkonsumsi buah-buahan dan sayur-sayuran dapat
meningkatkan
kualitas kesehatan seseorang karena juga berperan dalam
meningkatkan kekebalan tubuh untuk melawan berbagai macam penyakit.
4.Mencuci tangan menggunakan sabun
Tangan merupakan salah satu bagian tubuh yang mempunyai peran penting
bagi diri seseorang yang dengannya seseorang dapat melakukan aktivitas dan
kegiatan sehari-hari seperti bekerja, makan, dll. Hal inilah yang menjadikan tangan
sebagai salah satu anggota tubuh yang banyak mengalami kontaminasi dari dunia luar
dan sebagai sarana penyebaran penyakit-penyakit infeksi. Kurang terjaganya
kebersihan tangan menjadi salah satu meningkatnya risiko seseorang dapat terinfeksi
penyakit, baik itu karena bakteri, jamur, virus dll. Agar dapat menekan risiko
terjadinya penyakit upaya yang dapat dilakukan ialah senantiasa menjaga kebersihan
tangan dengan cara mencuci tangan menggunakan sabun sehingga dapat membunuh
mikroorganisme penyebab infeksi.
6.2.2. Penyakit Kulit
1. Pengertian Penyakit Kulit
Penyakit kulit merupakan penyakit yang menginfeksi kulit, dapat disebabkan
oleh mikroorganisme seperti virus, bakteri dan jamur. Penyakit ini sering dijumpai
pada masyarakat. Lingkungan yang sehat dan bersih akan membawa efek yang baik
bagi kulit. Demikian pula sebaliknya, lingkungan yang kotor akan menjadi sumber
munculnya berbagai macam penyakit antara lain penyakit kulit. Harahap, M.,. Ilmu
Penyakit Kulit. Jakarta ; Hipokrates. 2000

2. Klasifikasi Penyakit Kulit Berdasarkan Kategori Penyebabnya


Berikut merupakan penyakit kulit yang diklasifikasikan berdasarkan kategori
penyebabnya yaitu:Arsimo. Ilmu Penyakit Kulit. Jakarta : Penerbit Hipokrates. 2012.
a. Gangguan inflamasi
Jenis penyakit kulit ini kebanyakan kondisinya jangka panjang,
menyebabkan kemerahan, pembengkakan, lesi dan plak pada kulit, kulit
meradang, melepuh dan berisi cairan menimbulkan rasa gatal. Yang termasuk
jenis-jenis penyakit kulit kategori ini adalah eksim (dermatitis), psoriasis,
jerawat, dan lainnya.
b. Penyakit kulit infeksi viral
Jenis penyakit ini diakibatkan oleh virus dengan kondisi hidup pendek.
Gejala awalnya demam, ruam kulit, dan gejala lain seperti dingin. Penyakit
ini menyebar melalui kontak fisik. Termasuk jenis-jenis penyakit kulit
kategori ini adalah: cacar air, campak, herpes zoster.
c. Kanker kulit
Jenis penyakit kulit disebabkan oleh paparan sinar cahaya tertentu dari
matahari. Kanker ini telah meningkat di masyarakat umum selama bertahun-
tahun dan telah muncul sebagai jenis utama kanker pada pria. Melanoma
jenis penyakit kulit berupa kanker berbentuk seperti tompel tapi terus
membesar dan menyebar.
d. Penyakit kulit infeksi bakteri
Kebanyakan bakteri jenis penyakit kulit disebabkan oleh
staphylococci. Kategori jenis penyakit kulit disebabkan bakteri ini adalah
impetigo, bisul (furunkel), dan lainnya.
e. Penyakit kulit infeksi jamur
Infeksi jamur yang paling sering disebabkan oleh spesies candida.
Jamur bertahan dengan hidup dari sel-sel kulit mati kita. Gejala-gejala gatal
dan
terbakar paling umum dijumpai. Beberapa dapat menyebabkan
kemerahan pada kulit, lesi juga bisa muncul. Jenis penyakit kulit akibat jamur
ini yang paling sering ditemukan adalah panu, kudis, dan lainnya.
3. Faktor Penyebab Penyakit Kulit
Faktor- faktor yang mempengaruhi tingginya prevalensi penyakit kulit adalah
iklim yang
panas ataupun hujan dan lembab yang memungkinkan bertambah
suburnya jamur dan tempat berkembang biaknya mikroorganisme lain, kebersihan
perorangan yang kurang baik dan faktor ekonomi yang kurang memadai. Harahap,
M.,. Ilmu Penyakit Kulit. Jakarta ; Hipokrates. 2000

4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Terjadinya Penyakit Kulit


Adapu
faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya penyakit kulit adalah
n
sebagai berikut:
1. Kebersihan diri/personal hygiene
Personal hygiene berasal dari bahasa
yunani, dari kata personal yang
artinya perorangan dan hygiene berarti sehat. Personal hygiene atau kebersihan
perorangan adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan
seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis. Tarwoto dan Wartonah. Kebutuhan
Dasar Manusia dan Proses Keperawatan, Jakarta: Salemba Medika. 2003.
Adapun tujuan personal hygiene diantaranya : a) Meningkatkan derajat
kesehatan seseorang, b) Memelihara kebersihan diri seseorang , c) Memperbaiki
personal hygiene yang kurang, d) Pencegahan penyakit, e) Memperbaiki percaya
diri seseorang, f) Menciptakan keindahan. Isro’in L, Andarmoyo S. Personal
Hygiene. In Yogyakarta: Graha Ilmu. 2012; 1–51.
Terdapat beberapa macam personal hygene yaitu:Isro’in L, Andarmoyo S.
Personal Hygiene. In Yogyakarta: Graha Ilmu. 2012; 1–51.
a. Perawatan kulit
Kulit yang bersih dan terpelihara dapat dapat terhindar dari berbagai macam
penyakit, gangguan atau kelainan-kelainan yang mungkin terdapat di kulit serta
menimbulkan perasaan senang dan kecantikan. Pemeliharaan kulit dapat
dilakukan dengan mandi paling sedikit 2 x sehari dan berpakaian.
1) Mandi
Mandi merupakan salah satu cara membersihkan kulit. Mandi berguna untuk
menghilangkan kotoran yang melekat pada kulit, menghilangkan bau keringat,
merangsang peredaran darah dan syaraf, melemaskan otot-otot, dan memberi
kesegaran kepada tubuh. Maryunani, A. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
In Jakarta: CV. Trans Info Media. 2013; 30–56.
Maryunani (2013) menyebutkan bahwa mandi dengan air saja tanpa sabun,
membuat badan seseorang belum cukup bersih, terlebih lagi air yang digunakan
untuk mandi adalah air yang kotor. Cara mandi yang baik dan benar yaitu
meliputi : a) Seluruh badan disiram dengan air, b) Kemudian seluruh badan
disabun dan digosok untuk menghilangkan semua kotoran yang menempel di
permukaan kulit, terutama bagian yang lembab dan berlemak seperti pada lipatan
paha, sela-sela jari kaki, ketiak, lipatan telinga dan muka, c) Setelah itu, disiram
kembali hingga bekas sabun terbuang bersih, d) Sebaiknya memakai sabun
pribadi saat mandi, e) Mengeringkan seluruh permukaan tubuh dengan handuk
yang kering dan bersih serta pencucian handuk disarankan setiap seminggu
sekali. Maryunani, A. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). In Jakarta: CV.
Trans Info Media. 2013; 30–56.
2) Pakaian
Pakaian berguna untuk melindungi kulit dari sengatan matahari atau cuaca
dingin dan kotoran yang berasal dari luar seperti debu, lumpur dan sebagainya.
Selain itu, pakaian juga berfungsi untuk membantu mengatur suhu tubuh dan
mencegah masuknya bibit penyakit. Maryunani, A. Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS). In Jakarta: CV. Trans Info Media. 2013; 30–56.
Pakaian banyak memberi pengaruh pada kulit seperti menimbulkan
pergeseran, tekanan dan menimbulkan pengaruh terhadap panas atau hawa.
Pakaian ketat dapat merusak kulit dan pembendungan pada pembuluh darah.
Maryunani, A. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). In Jakarta: CV. Trans Info
Media. 2013; 30–56.
Tata cara penggunaan dan pemeliharaan pakaian menurut Maryunani (2013)
diantaranya yaitu :
a) Memakai pakaian yang sesuai dengan ukuran tubuh. Pakaian yang menunjang
kesehatan
yaitu pakaian yang cukup longgar dipakai, sehingga pemakai dapat
bergerak bebas.
b) Memakai pakaian yang dapat menyerap
keringat untuk dapat mengurangi
terjadinya biang keringat.
c) Pakaian yang dikenakan tidak boleh menimbulkan gatal-gatal.
d) Mengganti pakaian setelah mandi dan apabila pakaian kotor atau basah karena
baik karena keringat ataupun air.
e) Membedakan jenis pakaian, antara lain yaitu pakaian rumah, pakaian sekolah
atau kerja, pakaian keluar rumah, pakaian
tidur, pakaian pesta dan pakaian
olahraga.
f) Membersihkan pakaian dengan cara dicuci, dan diseterika dengan baik dan
rapi.
g) Mencuci pakaian dengan air bersih dan sabun cuci (detergen) yang dapat
menghilangkan kotoran.
h) Tidak menumpuk pakaian basah, apabila pakaian tidak bisa langsung dicuci.
Sebaiknya pakaian digantung untuk mencegah tumbuhnya jamur.
i) Menjemur pakaian dengan sinar matahari dapat membunuh hama penyakit.

Page | 60
Maryunani, A. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). In Jakarta: CV. Trans Info
Media. 2013; 30–56.
b. Perawatan kaki, tangan dan kuku
Perawatan kaki dan tangan yang baik dimulai dengan menjaga kebersihan
termasuk
didalamnya membasuh dengan air bersih, mencucinya dengan sabun
serta mengeringkannya dengan handuk bersih. Mencuci kaki sewaktu akan tidur
adalah suatu kebiasaan yang baik. Maryunani, A. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS). In Jakarta: CV. Trans Info Media. 2013; 30–56.
Menggunakan sandal atau sepatu untuk menghindari kaki dari kotoran atau
terkena luka dan mencegah masuknya cacing tambang ke dalam tubuh melalui
kaki. Dengan memakai sepatu dalam keadaan kering, serta mencuci sepatu karet
secara teratur.

Maryunani, A. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). In Jakarta: CV. Trans
Info Media. 2013; 30–56.

Perawatan kuku dilakukan dengan cara sebagai berikut : a) Memotong ujung


kuku sampai beberapa millimeter dari tempat perlekatan antara kuku dan kulit
yang disesuaikan dengan bentuk ujung jari sedikitnya satu minggu sekali, b)
Menggunakan pemotong kuku atau gunting yang tajam, c) Mengikir tepi kuku
setelah dipotong agar menjadi rapi dan tidak tajam, d) Setelah pemotongan
selesai dilanjutkan dengan pencucian. Untuk memperoleh hasil yang baik, kuku
sebaiknya dicuci dengan air hangat dan disikat, e) Kemudian tangan, kaki dan
kuku dikeringkan dengan lap atau handuk kering dan bersih.

Maryunani, A. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). In Jakarta: CV. Trans
Info Media. 2013; 30–56.

c. Perawatan rambut
Rambut berguna sebagai pelindung, keindahan dan menahan panas.
Rambut dapat menyebabkan penyakit yang bisa ditimbulkan akibat dari
kurangnya menjaga kebersihan dan perawatan rambut. Isro’in L, Andarmoyo S.
Personal Hygiene. In Yogyakarta: Graha Ilmu. 2012; 1–51.
Isro’in dan Andarmoyo (2012), menyebutkan bahwa masalah kesehatan dan
kebersihan rambut yang umum ditemukan diantaranya ketombe, tungau,
kutu
rambut, dan kehilangan rambut (Alopecia).Isro’in L, Andarmoyo S. Personal
Hygiene. In Yogyakarta: Graha Ilmu. 2012; 1–51.

Cara pemeliharaan kesehatan rambut dapat dilakukan dengan melakukan


pencucian rambut, merapikan rambut dan memijat pada waktu membersihkan
rambut. Cara mencuci rambut menurut Maryunani (2013) diantaranya yaitu: 1)
Mencuci rambut dengan bahan pembersih atau sampo, paling sedikit dua kali
seminggu sacara teratur atau tergantung pada kebutuhan dan keadaan, 2) Rambut
disiram dengan air bersih, setelah basah semua (merata) kemudian digosok
dengan menggunakan sampo dan sebaiknya sambil dilakukan pemijatan pada
seluruh kulit kepala untuk meragsang persarafan pada kulit kepala sehingga
rambut tumbuh sehat dan normal, 3) Bila rambut dirasa masih kurang bersih,
gosok kembali menggunakan sampo, setelah itu dibilas sampai rambut terasa
kesat, 4) Kemudian rambut dikeringkan dengan handuk bersih dan disisir.
Maryunani, A. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). In Jakarta: CV. Trans Info
Media. 2013; 30–56.

d. Perawatan rongga mulut


Mulut dan organ tambahan didalamnya memiliki peranan penting, sehingga
hygiene mulut merupakan aspek yang sangat penting dalam perawatan. Masalah
kebersihan dan kesehatan gigi dan mulut diantaranya karies gigi, penyakit
periodonatal, karang gigi, gingivitis dan periodontitis.Maryunani, A. Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). In Jakarta: CV. Trans Info Media. 2013; 30–56.

e. Perawatan mata, telinga dan hidung


Kurang menjaga kesehatan dan kebersihan higiene mata, telinga dan hidung
akan menyebabkan berbagai masalah kesehatan. Salah satu masalah yang sering
ditimbulkan adalah infeksi pada mata, telinga dan hidung.Maryunani, A. Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). In Jakarta: CV. Trans Info Media. 2013; 30–56.

2. Pengetahuan
Menurut Notoatmojo, mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi
perilaku baru, didalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan, yaitu : 1)
Awareness (kesadaran), yakni orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui
stimulus (objek) terlebih dahulu. 2) Interest, yakni orang tertarik pada stimulus.
3) Evaluation(menimbang-nimbang baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi
dirinya). 4) Trial (orang mulai mencoba perilaku baru. 5) Adaption, subjek telah
berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran dan sikapnya terhadap
stimulus. Notoatmodjo. Promosi kesehatan dan ilmu perilaku. Jakarta: Rineka
Cipta. 2007.
5. Tanda dan Gejala Penyakit Kulit Secara Umum
Menurut Muammar, adapun tanda dan gejala penyakit kulit secara umum:
a. Gatal-gatal (saat pagi, siang, malam, ataupun sepanjang hari)
b. Muncul bintik-bintik merah/bentol-bentol/bula-bula yang berisi cairan
bening ataupun nanah pada pemukaan kulit tubuh
c. Timbul ruam-ruam
d. Kadang disertai demam
Muanmar. Penyakit kulit. Jakarta: Medika Citra. 2006.
6. Upaya Pencegahan Penyakit Kulit
Menurut Muanmar (2006) upaya pencegahan dan pemutusan penularan penyakit
kulit adalah sebagai berikut:
a. Tingkatkan kebersihan diri
b. Tingkatkan kekebalan tubuh dengan cara banyak mengkonsumsi makanan
bergizi (terutama buah dan sayur) dan istirahat yang cukup
c. Hindari kontak langsung dengan penderita, bila bersinggungan/bersentuhan
dengan penderita segera cuci tangan menggunakan air bersih yang mengalir
bila perlu menggunakan sabun.
d. Hindari penggunaan perlengkapan pribadi secara bersamaan (selimut,
pakaian, handuk, sabun mandi)
e. Lakukan perawatan dan pengobatan pada anggota keluarga yang menderita
penyakit kulit yang cenderung menular.
f. hindari menggaruk area yang gatal, bila gatal lebih baik diusap-usap atau bisa
juga direndam air hangat (tetapi harus dipastikan tidak ada luka/bula-bula
berisi cairan/nanah yang tidak pecah)
g. Pada area yang gatal dan terdapat luka/bekas bula yang pecah hindari terkena
air
h. Bila terdapat bula yang berisi nanah/cairan yang pecah, egera keringkan
menggunakan kapas, dan buang kapas pada tempat sampah (jangan
diletakkan disembarang tempat)
i. Jaga kebersihan diri dan ganti pakaian sehari minimal sekali

Muanmar. Penyakit kulit. Jakarta: Medika Citra. 2006.


BAB 7
KESIMPULAN & SARAN
7.1 KESIMPULAN

Setelah menjalankan serangkaian kegiatan selama KKS di Puskesmas Medan


Denai dapat diambil kesimpulan bahwa ada beberapa permasalahan yang ditemukan
mengenai Pembinaan PHBS dan Penyakit kulit. Permasalahan Pembinaan PHBS
berdasarkan 10 indikator PHBS yang diketahui berdasarkan survei mengawas diri
(SMD) antara lain adanya keluarga yang tidak menggunakan air bersih untuk
kebutuhan sehari-hari sekitar 47%, yang tidak BAB di jamban yang sehat sekitar 20
% , kurangnya minat mengkonsumsi buah dan sayur serta tidak mencuci tangan
menggunakan sabun sehabis beraktivitas atau sebelum makan yang diketahui saat
kunjungan rumah ( home visite ) dan saat pengisian data Program Indonesia Sehat
dengan Pendekatan Keluarga ( PIS-PK ).
Sedangkan permasalahan mengenai penyakit kulit menurut data puskesmas
terjadi peningkatan penyakit kulit dari 22 kasus pada bulan Juli menjadi 40 kasus
pada bulan Agustus dan pada bulan Agustus penyakit kulit menduduki peringkat ke-6
dari 10 penyakit terbanyak di Puskesmas Medan Denai Kota Medan.
Terjadinya masalah tersebut disebabkan oleh banyak faktor diantaranya
keadaan sosial ekonomi yang rendah, tingkat kesadaran dan keingintahuan
masyarakat
yang rendah, dan ketidaktahuan masyarakat yang menyebabkan
rendahnya apresiasi terhadap kesehatannya.

7.2 SARAN
1. Bagi Petugas Kesehatan :
 Meningkatkan informasi serta melakukan penyuluhan terkait kesehatan
lingkungan kepada seluruh anggota keluarga masyarakat tentang pentingnya
PHBS dan personal hygiene yang dapat dilakukan secara langsung maupun
melalui media massa.
 Meningkatkan petugas yang berkontribusi dalam upaya penyelenggaraan
kesehatan lingkungan di wilayah kerja Puskesmas tersebut.
 Petugas yang berkontribusi diharapkan bisa bekerja sama untuk meningkatkan
kesehatan lingkungan dengan melakukan kegiatan gotong royong setiap bulan
untuk menjaga kebersihan lingkungan.

2. Bagi Masyarakat
 Bagi
Masyarakat diharapkan untuk lebih aktif berpartisipasi dalam upaya
meningkatkan kesehatan lingkungan seperti aktif dalam berkonsultasi kepada
petugas yang berwewenang terhadap kesehatan lingkungan, tidak hanya
datang ke puskesmas saat sakit.
 Kesadaran diri Masyarakat dan keperduliannya terhadap diri sendiri harus
lebih ditingkatkan supaya tercipta derajat kesehatan masyarakat yang sebaik
baiknya.

LAMPIRAN
 LEAFLET
1. Leaflet ISPA
2. Leaflet SADARI
3. Leaflet Diabetes Melitus (DM)
4. Leaflet Memilih Kontrasepsi
5. Leaflet Perkembangan janin
6. Leaflet Katarak

Page | 70
7. Leaflet Gizi Buruk
8. Leaflet Infeksi Saluran Kemih
9. Leaflet Hipertensi
10. Leaflet Stunting Cacingan
POSTER
DOKUMENTASI KEGIATAN

1. Rabu, 19 September 2018 : Ikut Serta Dalam Melaksanakan Imunisasi


Measles Rubella di SD Tunas Bangsa Jl. Jermal VII

2. Kamis, 20 September 2018 : Ikut Serta Dalam Melaksanakan PIS-PK di Jl.


Jermal XII

3. Kamis, 20 September 2018 : Ikut Serta Dalam Melaksanakan Posyandu di


Jermal
4. Selasa, 3 Oktober 2018 : Ikut Serta Dalam Melaksanakan Pemeriksaan
Kesehatan di SD Alwasliyah Jalan Jermal XIV

5. Kegiatan Sehari-Hari di Poli Puskesmas Medan Denai


 Poli KIA
 Poli Lansia

Poli Umum

Apoteker

 Registrasi
ABSEN PENYULUHAN

Anda mungkin juga menyukai