Oleh:
Andiek Widodo, M.M.
Widyaiswara Muda BDK Surabaya
Abstrak
Latar Belakang
Manusia terlahir di muka bumi ini sudah dibekali potensi diri yang dapat
dikembangkan dan digunakan untuk berbagai hal. Namun banyak orang yang
belum sepenuhnya, memanfaatkan dan mengembangkan potensi yang ada pada
dirinya”. Salah satu factor disebabkan karena mereka belum mengenal potensi diri
mereka seutuhnya dan berbagai kendala yang menyebabkan potensi diri mereka
tidak berkembang. Bagaimana memahami diri sendiri, konsep pengembangan
potensi diri, dan mengatasi hambatan-hambatan yang terjadi. Hal tersebut sangat
penting dimiliki oleh seorang aparatur Sipil Negara yang akan mengembangkan
pola pikirnya, dalam rangka menunjang tugas yang diembannya.
Di masyarakat luas selama ini berkembang opini yang cenderung memberikan
predikat dan citra buruk terhadap kinerja terhadap aparatur sipil negara masih terus
terjadi. Pelayanan public yang diberikan terkesan lamban, dan masih saja terjadi
tindakan penyelewengan, tindakan Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) masih
banyak terjadi di berbagai lembaga pemerintahan. Hal tersebut salah satunya
disebabkan potensi diri setiap aparatur sipil negara tidak berkembang secara
proposional. Untuk menghadapi kondisi tersebut maka perlu dilakukan
pengembangan potensi diri setiap aparatur negara, sebab jika tidak dilaksanakan
upaya perbaikan maka stigma negara dalam penyelenggaraan pemerintahan akan
semakin memburuk.
Pembentukan mental yang baik dan integritas yang tinggi pada diri PNS
memerlukan pembentukan kesadaran diri, karakter, dan kemampuan mengontrol diri
sendiri. Sehubungan dengan kondisi demikian maka Pusdiklat Tenaga Administrasi
memandang perlu untuk dilakukan Lokakarya Peningkatan Integritas dan
Pengembangan Diri yang tujuannya berusaha memadukan Kurikulum dan Silabus
Diklat Pengembangan Diri dan Diklat Sistem Integritas Nasional.
Salah satu solusi yang bisa dilakukan Diklat Pengembangan Diri. Muatan inti diklat
ini lebih menyentuh dimensi spiritual dan pembinaan mental PNS
Rumusan Masalah
Tujuan Penulisan
Setelah memaparkan latar belakang, identifikasi, dan perumusan masalah, tujuan
kajian ini adalah sebagai berikut:
1. Memahami pola pengembangan potensi diri Aparatur Sipil Negara
2. Mengetahui desain DDTK Pengembangan Diri dalam upaya mengembangkan
potensi diri
Pembahasan
A. Potensi Diri
Saat ini, persaingan global semakin meningkat, bahkan persaingan ini bukan
hanya dalam wujud persaingan antar negara, namun juga secara kolektif persaingan
antar individu dan kelembagaan di berbagai bidang, tak terkecuali di bidang
pendidikan. Fenomena ini medorong pengembangan diri di setiap orang yang bekerja di
suatu lembaga, guna meningkatkan kapasitas diri, daya saing dan keunggulan yang
dimilikinya. Setiap orang yang bekerja dalam bidang apapun, perlu melakukan
pengembangan diri. Demikian juga yang terjadi pada setiap orang yang di tempatkan di
suatu posisi guna melaksanakan tugas dan tanggungjawab yang diembannya.
Pengertian potensi diri (wikipedia) adalah kemampuan, kekuatan, baik yang belum
terwujud maupun yang telah terwujud, yang dimiliki seseorang, tetapi belum
sepenuhnya terlihat atau dipergunakan secara maksimal
Menurut Wiyono (2006:37) potensi diri merupakan kemampuan dasar dari sesuatu yang
masih terpendam di dalamnya yang menunggu untuk diwujudkan menjadi suatu
kekuatan nyata. Artinya, potensi diri manusia adalah kemmapuan dasar yang dimiliki
manusia yang masih terpendam di dalam dirinya, yang menunggu stimulus untuk
diwujudkan.
Jadi Potensi diri adalah kemampuan atau kekuatan yang ada dalam setiap orang baik
fisik maupun mental dan memungkinkan untuk dioptimalkankan bila dilatih dengan
konsisten dan baik.
Sehingga bisa disimpulkan bahwa potensi diri adalah kemampuan, kekuatan, dan daya
yang ada di setiap orang yang bisa dimunculkan untuk berbagai kepentingan dan
keperluan kehidupan manusia.
Potensi Diri
Adversityl Emotional
Intelegent Emotional Spiritual
Spiritual
Quotient (IQ) Quotient (EQ) Quotient (AQ) Quotient (SQ)
Quotient (ESQ)
Gambar 1.1
Skema Potensi Diri
Pada diri manusia ada beberapa jenis potensi diri yang masing masing memiliki fungsi,
dapat tumbuh dan berkembang guna dimanfaatkan dalam kehidupannya. A1dapun
potensi yang ada pada tiap manusia terdiri dari:
Yang paling nampak terkait potensi ini adalah bentuk tubuh secra lahiriah seperti
bentuk wajah dan bentuk tubuh dan lainnya yang menjadi ciri fisik seseoran. Potensi
fisik ini merupakan kemampuan yang dimiliki seseorang yang dapat dioptimalkan
apabila dilatih dengan baik. Potensi yang terlatih ini akan menjadi suatu kecakapan,
keahlian, dan ketrampilan. Potensi diri fisik akan terus berkembang bila secata
konsisten dilatih dan digunakan.
Potensi diri psikis adalah bentuk kekuatan diri secara kejiwaan yang dimiliki seseorang
dan memungkinkan untuk ditingkatkan dan dikembangkan apabila dipelajari daan dilatih
dengan baik. Bentuk potensi diri psikis yang dimiliki setiap orang adalah:
profesi yang sesuai untuk tipe kecerdasan ini antara lain arsitak, seniman,
designer mobil, insinyur, designer grafis, komputer, kartunis, perancang intrior
dan fotografi.
3. Kecerdasan musik
Profesi yang sesuai bagi yang memiliki ini adalah peenggubah lagu, pemusik,
penyaanyi, disc jokey, guru seni suara, kritikus musik, ahli terapi musik, audio
mixier (pemandu suara dan bunyi).
Profesi yang sesuai bagi mereka yang memiliki kecerdasan ini adalah ahli
metematika ,ahli astronomi,ahli pikir, ahli forensik, ahli tata kota , penaksir
kerugian asuransi,pialang saham, analis sistem komputer,ahli gempa.
Profesi yang cocok bagi mereka yang memiliki kecerdasan ini adalah
ulama,pendeta,guru,pedagang , resepsionis ,pekerja sosial,pekerja panti
asuhan, perantara dagang,pengacara, manajer konvensi, ahli melobi, manajer
sumber daya manusia.
profesi yang cocok bagi mereka yang memiliki kecerdasan ini adalah peeliti, ahli
kearsipan, ahli agama, ahli budaya, ahli purbakala, ahli etika kedokteran.
1. Kecakapan pribadi
Kemampuan dalam menentukan dan menetapkan bagaimana kita mengelola diri
sendiri, yaitu meliputi kesadaran diri (self awareness), pengaturan diri (self
regulation) dan motivasi diri (self motivation). Mengetahui kondisi diri sendiri,
kesukaan dan kegemaran , sumber-sumber daya dan intuisi pribadi.
Percaya diri (Self confidence): yakni keyakinan tentang harga diri dan
kemampuan pribadi.
2. Kesadaran diri
kemampuan utuk memahami kondisi diri sendiri dan rasa percaya diri yang
tinggi, menyangkut emosi atau perasaan yang sedang terjaid, menyadari
keterbatasan diri dan faham akan kemampuan yang ada dalam dirinya.
3. Pengaturan diri
4. Motivasi
kemampuan berupa dorongan dalam mencapai tujuan dan target untuk meraih
prestasi dengan penuh komitmen, dan optimis.
5. Kecakapan sosial
6. Empati
Kemampuan untuk memahami orang lain dengan menempatkan diri dalam posisi
orang lain dan menerima pandangan serta emosinya yang berorientasi pada
pelayanan.
7. Ketrampilan sosial
Adalah bentuk kecerdasan seseorang untuk dapat bertahan dala menghadapi kesulitan
– kesulitan dan mampu mengatasi tantangan hidup. Paul G Stoltz dalam Adversity
Quotient membedakan tiga tingkatan AQ dalam masyarakat :
1. Tingkat quitrers (orang yang berhenti). Quiters adalah orang yang paling lemah
AQ nya. Ketika ia menghadapi berbagai kesulitan hidup ,ia berhenti dan
langsung menyerah.
Proses pengembangan potensi diri, yang diawali dengan mengetahui potensi diri
sendiri ini sangat penting dan berpengaruh terhadap optimalisasi seorang pegawai
untuk melaksanakan pekerjaan dan mencapai performansi yang berhasil (sukses). Oleh
sebab itu, sejauh mana seorang pegawai mengenali potensi dirinya dan siap
mengembangkan potensi yang dimilikinya itu akan menjadi langkah awal yang sangat
penting.
2. Perencanaan(Planning)
Melakukan perencanaan, berarti memikirkan apa yang akan dikerjakan dengan potensi
yang dimiliki. Agar dapat membuat rencana secara teratur dan logis, sebelumnya harus
ada keputusan terlebih dahulu sebagai petunjuk langkah-langkahs elanjutnya
Berbagai batasan tentang planning dari yang sangat sederhana sampai dengan yang
sangat rumit. Misalnya yang sederhana, merumuskan bahwa perencanaan adalah
penentuan serangkaian tindakan untuk mencapai suatu hasil yang diinginkan. Dengan
mengacu pada enam pertanyaan dibawah ini:
3. Organisasi (Organizing)
Organisasi (Organizing) adalah dua orang atau lebih yang bekerja sama dalam cara
yang terstruktur untuk mencapai sasaran spesifik atau sejumlah sasaran. Bila di tinjau
dari proses, maka proses itu adalah proses menyangkut bagaimana strategi dan taktik
yang telah dirumuskan dalam perencanaan diatur dalam sebuah struktur organisasi
yang tepat dan dapat bekerja secara efektif.
Mengerakkan atau actuating adalah suatu tindakan untuk mengusahakan agar semua
anggota kelompok berusaha untuk mencapai sasaran sesuai dengan perencanaan
manajerial dan usaha-usaha organisasi. Jadi actuating artinya adalah menggerakkan
orang-orang agar mau bekerja denagn seidirinya atau penuh kesadaran secara
brsama-sama untuk mencapai tujuan yang dikehendaki secara efektif. Dalam hal ini
yang dibutuhkan adalah kepemimpinan (leadership)
Menurut Wiyono (2006:59) jika fungsi fungsi manajemen diatas dikaitkan dengan
pengembangan potensi diri maka akan terdapat 4 fungsi manajemen pengembangan
potensi diri, yaitu :
Dalam meraih kesuksesan , maka potensi diri haruslah dikendalikan agar tujuan yang
ditetapkan dapat tercapai, yaitu mengendalikan akal pikiran, nafsu dan jiwa agar selalu
pada garis yang sama dalam mencapai tujuan.
Pengembangan diri yang merupakan proses yang komprehensif dari awal keputusan
sampai menuju puncak sukses dalam meraih kemandirian suatu organisasi.
Perkembangan berarti serangkaian perubahan progresif yang terjadi karena proses
kematangan dan pengalaman. Setiap individu dalam pengembangan dirinya pasti tidak
terlepas dari berbagai faktor, baik intern maupun ekstern.
Adapun faktor faktor pendukung dalam pengembangan diri berangkat dari dalam diri
sendiri setiap individu. Sedangkan dalam suatu organisasi, pengembangan diri terkait
bagaimana manajemen mengatur dengan tepat bagaimana suatu individu bisa
berkembang ssuai dengan tujuan organisasi. Terkait pengembangan diri dalam
organisasi , bisa diterapkan apabila:
Setiap individu harus memiliki motivasi yang datang dari diri sendiri dan mandiri
Lebih bersifat holistik, mempertimbangkan situasi sebagai suatu keseluruhan
Lebih berorientasi jangka panjang
Lebih lanjut, Joseph Luft dan Harrington Ingham (Higgins,1982) mengembangkan suatu
konsep yang dikenal dengan Johari windows. Dalam teori Johari Window dapat
digambarkan seperti jendela yang terdiri atas 4 (empat) bidang atau komponen. Johari
Window merupakan hasil pengamatan/persepsi orang terhadap diri sendiri dan orang
lain.
B1 B3
Diri Terbuka Diri Buta
B2 B4
Diri Tersembunyi Diri Gelap
Bagian I
Diri Terbuka (“Open Area”)
Bagian dari yang disadari oleh diri sendiri dan ditampilkan kepada orang lain atas
kemampuan diri sendiri. Misalnya: perasaan-perasaan, pendapat-pendapat dan pikiran
yang dipilih untuk disampaikan kepada orang lain. Termasuk juga hal-hal yang tidak
dapat ditutupi terhadap orang lain, seperti muka, bentuk badan, usia yang tampak pada
kondisi badan (tua, muda) meskipun banyak orang ingin juga menutupinya.
Bagian II
Diri Tersembunyi (“Hidden Area”)
Bagian diri yang disadari oleh diri sendiri akan tetapi secara tanpa sadar ditutup-tutupi
atau disembunyikan terhadap orang lain. Mungkin juga orang tidak tahu bagaimana
menyampaikan dirinya kepada orang lain (tidak setuju dengan pendapat orang lain
akan tetapi tidak dapat menyampaikan hal tersebut), karena kalau disampaikan dapat
membuat malu sendiri, misalnya: perasaan ketidakpastian, keinginan yang bersifat
rahasia.
Bagian III
Diri Terbuai (“Blind Area”)
Bagian diri yang tanpa disadari oleh dirinya sendiri tertutup terhadap dirinya, akan
tetapi tersampaikan kepada orang lain atau diketahui oleh orang lain. Misalnya:
kebiasaan-kebiasaan, sifat dan kemampuan tertentu yang tanpa disadari ada pada diri
sendiri, yang sering berpengaruh (positif atau negatif) dalam berhubungan dengan
orang lain (sering membuat interupsi, kurang memperhatikan perasaan orang lain,
senang membantah, membanggakan diri sendiri dan sebagainya).
Bagian IV
Diri Tak Dikenal (“Unknown Area”)
Bagian diri yang tidak dikenal oleh diri sendiri dan orang lain ini adalah berupa motif-
motif, kebutuhan yang tidak disadari / terlupakan atau didesak ke bawah sadar
sehingga tidak dikenal lagi tetapi masih mempengaruhi tindakan-tindakan orang dalam
berhubungan dengan orang lain.
Pada dasarnya setiap individu berbeda, maka jendela masing-masing individu juga
berbeda. Contoh diri orang dapat berbentuk jendela sebagai berikut :
Bidang 1 sempit kurang terbuka,
Banyak hal dari dirinya yang ditutup-tutupi (Diri tersembunyi) sehingga
tidak efektif
Diri Terlena besar, ada hal-hal yang tidak ia sadari, kurang mau menerima
feedback (pandangan orang lain) tentang dirinya
Tidak ada kepercayaan, menutupi kelemahan dirinya, karena takut kehilangan
harga dirinya atau tidak enak mendengar kritik.
- Hal-hal yang individu ketahui/kenal tentang dirinya tetapi tidak disampaikan karena
tidak disadari oleh individu tersebut. Sedangkan hal-hal yang disampaikan oleh
anggota lain tentang diri individu tersebut merupakan hal yang baru ketahui namun
tidak disadari oleh indvidu terebut, maka hal-hal tersebut merupakan bagian dari Diri
Terlena. Apabila hal-hal dari diri yang disadari/dikenal oleh diri sendiri maupun oleh
beberapa anggota lain, berarti hal tersebut termasuk bagian Diri Terbuka.
- Dengan latihan ini individu berlatih membuka diri terhadap feedback dan memberi
kepercayaan kepada orang lain untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan dirinya,
sehingga akan memudahkan proses perbaikan terhadap hal-hal yang masih negatif
(kelemahan dirinya) dan mempertahankan hal yang positif yang merupakan
kelebihan dirinya.
Menurut Mike Woodcook & Dave Francis beberapa hambatan dalam proses
Pengembangan Potensi Diri dari Diri Sendiri antara lain :
Ketidakmampuan mengatur diri
Nilai pribadi yang tidak jelas
Tujuan pribadi yang tidak jelas
Pribadi yang kerdil
Kemampuan yang tidak memadai untuk memecahkan masalah
Kreatifitas rendah
Wibawa rendah
Kemampuan pemahaman manajerial rendah
Kemampuan menyelia rendah
Kemampuan latih rendah
Kemampuan membina tim rendah
Hambatan-hambatan Pengembangan Potensi Diri dari Luar (Lingkungan)
Sistem yang dianut
Kurang mendapat dukungan dari lingkungan
Harapan yang berlebihan dari orang lain
Hancur sebelum waktunya
Kebencian dari orang lain
Umpan balik yang kurang memadai
Untuk menunjukkan kinerja unggul kita, cara terbaiknya adalah dengan menyelesaikan
lebih banyak pekerjaan dalam waktu yang lebih singkat. Hal ini bisa dilakukan dengan
membuat jadwal pekerjaan yang menjadi tanggungjawab kita yang meliputi :
Selain ketiga hal diatas untuk meningkatkan kecepatan dalam bekerja harus
memperhatikan penetapan skala prioritas, menghindari penundaan sebisa mungkin,
menghilangkan kebiasaan membuang waktu, dan menghindari gangguan.
Bly (1999: 35) menyampaikan bahwa ada sepuluh cara agar pola bekerja lebih baik dan
lebih cepat :
1. Memanfaatkan komputer
2. Hindari bersikap perfeksionis
3. Bebaskan diri dari tuntutan menjadi inovator
4. Lakukan bebrapa tugas berbeda
5. Jangan membuang waktu dengan mengerjakan hal yang belum pasti
6. Atur tenggat yang tegas namun cukup
7. Jaga dan hargai waktu anda
8. Selalu Fokus
9. Buatlah sasaran hasil
10. Lakukan pekerjaan yang anda senangi
Membangkitkan produktivitas
Waktu adalah harta yang paling berharga dan tidak akan pernah datang kembali,
sehingga setiap orang yang ingin produktif dituntut untuk memanfaatkannya sebaik
mungkin. Waktu akan bisa dimanfaatkan secara maksimal bila kita bisa menyingkirkan
sifat malas dan membuang buang waktu luang. Banyak karyawan, pegawai ataupun
seseorang tidak bisa produktif karena mereka tidak benar benar menginginkannya. Ada
beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mencapai produktivitas tingkat tinggi, yaitu :
Manajemen waktu
Waktu dan tanggungjawab kerja bagi sebagian orang dinilai seolah tidak bisa
dikompromikan. Tatkala sedang sibuk sibuknya pekerjaan terus berdatangan,
tatkala sedang tidak sibuk tidak ada aktivitas apapun. Fenomena umum yang terjadi
dimanapun tempatnya adalah bekerja begitu giat dan mengelola waktu dengan baik
saat sibuk, kemudian mengurangi ritme kerja saat luang. Hal ini merupakan
kesalahan tanpa disadari. Karena kunci produktivitas tingkat tinggi adakah dengan
memaksimalkan semua waktu yang ada, baik saat senggang maupun saat sibuk.
Ada beberapa tips untuk menjaga produktivitas tingkat tinggi baik periode senggang
ataupun periode sibuk, diantaranya:
1. Menggunakan periode senggang secara produktif.
2. Menyelesaikan semua tuntutan dan berbagai pekerjaan
Hal tersebut diatas bisa dilaksanakan apabila Startegi Pengembangan Potensi Diri,
sebagai berikut :
1. Bersikap dan Berfikir Positif
2. Berani mengambil peluang dan resiko
3. Tegas mengambil keputusan
4. Menghargai Diri Sendiri
5. Bekerja Secara terorganisir
Pengembangan
Skill
SDM
attitude
Pengembangan sumber daya manusia memiliki arti yang cukup luas, bukan hanya
pelatihan. Pelatihan merupakan salah satu upaya dalam proses pengembangan
sumber daya manusia. Pengembangan sumber daya manusia memiliki cakupan yang
sangat luas dengan bertujuan meningkatkan kompetensi yang dimiliki sumber daya
manusia sebagai upaya meningkatkan profesionalitas dan produktivitas.
2. Bessant, John. Innovation. London, New York, Munich, Melbourne, and Dhelphi:
Essential Managers, 2009.