Anda di halaman 1dari 15

ISSN: 1410-4571, E-ISSN: 2541-2604

MANAJEMEN PERUBAHAN ORGANISASI SEBAGAI


UPAYA PENINGKATAN KINERJA PERUSAHAAN DI
INDUSTRI BATIK LAWEYAN SURAKARTA
Lukman Hakim1 dan Eko Sugiyanto2
1
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Surakarta
2
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Surakarta
Email: Lukman.Hakim@ums.ac.id, Ekosugiyanto_01@yahoo.com

Abstrak-Tujuan penelitian ini adalah: (1) Mengidentifikasi penyebab perubahan organisasi yang
terjadi di industri Batik Laweyan Surakarta. (2) Mengidentifikasi dampak perubahan organisasi di
industri Batik LaweyanSurakarta. (3) Menganalisis proses perubahan organisasi yang terjadi di industri
Batik LaweyanSurakarta. (4) Menganalisis faktor pendukung perubahan organisasi di industri Batik
LaweyanSurakarta. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa penyebab perubahan organisasi: (1) karena
pemenuhan kebutuhan dan selera konsumen, (2) adanya persaingan dari competitor pengusaha batik, (3)
karena kondisi perekonomian di Indonesia yang fluktuatif. (4) Adanya masalah pendidikan dan kemampuan
keuangan perusahaan batik, (5) faktor lingkungan sekitar. Proses pelaksanaan perubahan yang terjadi di
Industri Batik Laweyan secara umum adalah berkarakter sama yaitu karakter tenang dan teratur secara
evolusi atau tahapan-tahapan (midle of change). Faktor pendukung perubahan, antara lain: (1) pihak
pemerintah, (2) lembaga pelindung (Forum Forum Pengembangan Kampoeng Batik Laweyan/ FPKBL), (3)
Kebijakan perusahaan, (4) bahan-bahan yang digunakan untuk melakukan inovasi dalam proses pewarnaan
mudah didapatkan. Sumber penolakan terhadap perubahan oganisasi, antara lain:(1) kekhawatiran akan
munculnya pesaing-pesaing baru, (2) Beragamnya ide atau gagasan pengusaha batik.

Kata Kunci: Peyebab perubahan organisasi, Dampak perubahan strategi, proses perubahan dan penghambat
perubahan strategi

Abstract-The purpose of this study are: (1) Identify the causes of organizational changes that occur in Batik
Laweyan Surakarta industry. (2) Identify the impact of organizational change in Batik Laweyan Surakarta
industry. (3) Analyzing organizational change process that happened in Batik Laweyan Surakarta industry.
(4) Analyzing the constraining factors and supporting organizational change in Batik Laweyan Surakarta
industry. The result of the research concludes that the cause of organizational change: (1) because the
fulfillment of consumer needs and tastes, (2) competition from batik entrepreneurs, (3) due to fluctuating
economic condition in Indonesia. (4) The existence of education problem and financial ability of batik
company, (5) environmental factor around. The process of execution of changes that occurred in Batik
Laweyan industry in general is the same character that is the character of calm and orderly by evolution
or stages (midle of change). Factors supporting the change include: (1) the government, (2) the protective
institutions(Kampoeng Batik Laweyan Development Forum), (3) company policy, (4) the materials used
to innovate in the process of easy staining obtained. Source of rejection to change of organization, among
others: (1) concern about the emergence of new competitor, (2) Variety of idea batik
​​ entrepreneur.

Keywords: Causes of organizational change, Impact of strategy change, and organizationalchange process

PENDAHULUAN perubahan akan mengalami dampak buruk


yang timbul dikemudian hari.
Organisasi modern dewasa ini dalam Para manajer efektif perlu memandang
menghadapi berbagi permasalahan. kegiatan mereka dalam hal mengelolaperubahan
Pemasalahan baik di bidang keuangan, sebagai suatu tanggung jawab yang bersifat
SDM, operasional dan lain-lain.Sebagai integral, dan bukan sekadar sebagai kegiatan
penyelesaiannya perusahaan tidak bisa yang sambil lalu. Perubahan juga melibatkan
tidak atau harus mengadakan perubahan. pemikiran individu-individu, kelompok-
Sebuah organisasi yang mengabaikan konsep kelompok di dalam suatu organisasi itu sendiri,

Volume 3, Nomor 2, Desember 2018: 49-63 Manajemen Perubahan Organisasi... 49


ISSN: 1410-4571, E-ISSN: 2541-2604

yang pada akhirnya berarti perubahan pada aman karena mereka yang baru bergabung
perilaku keorganisasian. Mengelola perubahan perusahaan.
dan studi tentang perubahan, memerlukan Penelitian Rodriguez et.all (2016) yang
pemahaman sejumlah disiplin-disiplin ilmu menganalisis perubahan organisasi tertentu
sosial yang bersifat interdisipliner. yang terjadi setelah privatisasi, dimana lebih
Keefektifan sebuah perubahan juga khusus, peneliti menganalisis dari perspektif
harus dibarengi dengan penerapan strategi teori keagenan bagaimana perubahan
perusahaan dan juga pengembangan strategi pada tingkat tata kelola perusahaan (tipe
perubahan organisasi. Sebagaimana hasil kepemilikan / struktur dan dewan direksi)
penelitian Rindaningsih (2012) tentang mempengaruhi strategi perusahaan, dan apa
pengembangan model manajemen Stratejik implikasi masalah ini harus untuk desain
di sebuah lembaga pendidikan di Sidoarjo mekanisme kompensasi. Hasil penelitian : (1)
Jawa Timur menghasilkan temuan bahwa variabel yang secara tradisional berhubungan
pengembangan stratejik sangat efektif dalam dengan kebebasan taktikperubahan yang lebih
mengatasi berbagai problematik di sekolahan besar dalam pemantauan tidak terikat setelah
dan perlunya peran maksimal pimpinan/ privatisasi. (2) kepentingan kepemilikan
kepala sekolah dalam proses perubahan. Hasil baru perusahaan ‘berdampak pada strategi
penelitian Abdul Mukhlis (2010) tentang perusahaan setelah privatisasi. Akhirnya,
implementasi manajemen strategis dalam desain sistem kompensasi jelas sejalan dengan
upaya peningkatan mutu pendidikan pada strategi perusahaan setelah privatisasi.
pondok pesantren di Jombang Jawa Timur Salah satu masalah yang di hadapi
menghasilkan temuan bahwa implementasi perubahan di organisasi adalah mencoba
manajemen strategis dalam upaya peningkatan mencocokaan model-model perubahan
mutu pendidikan sudah terlaksana dengan dengan pengalaman praktis. Model perubahan
baik di lembaga pesantren tersebut. Usaha tersebut nantinya berkaitan dengan proses
peningkatan mutu pendidikan mulai meningkat perubahan.Model formal perubahan umumnya
dan terarah karena penerapan manajemen mengesankan perubahan sebagai rentetan
strategis yang diterapkan oleh Pesantren dapat aktivitas atau tahap-tahap yang teratur dan
dilaksanakan dan tercapai dengan baik. rapi. Justru berkebalikan dari itu, pengalaman
Penelitian proses perubahan antara yang sesungguhnya biasanya lebih messy
lain penelitian Anjali Bansal (2015) yang (berantakan), dimana berbagai aktivitas kerap
melaporkan sebuah studi mekanisme berjalan parallel. Tahap-tahap tertentu acap
pasca-integrasi dilakukan oleh lima merger berulang-ulang saat rancangan organisasi baru
multinasional dan akuisisi (M & A) transaksi atau kebijakan pemasaran baru dicoba karena
terjadi dalam konteks India. Studi ini telah ternyata semua itu tidak jalan.
terjalin sekitar konsep integrasi manusia Penelitian Anna Pluta &Aleksandra
dan integrasi tugas sebagai tujuan yang Rudawska (2016) yang meneliti model
terpisah dari memperoleh organisasi yang pendekatan holistik untuk sumber daya
akan dicapai.Penelitian ini didasarkan pada manusia dalam situasi percepatan organisasi.
desain penelitian deskriptif. Data kualitatif Peneliti merumuskan bahwa pendekatan
dikumpulkan, di mana manajer dari organisasi holistik untuk HR membantu dalam menjaga
memperoleh dan karyawan dari perusahaan sumber daya yang berkelanjutan individu
yang diakuisisi telah mengambil bagian dalam karyawan dalam situasi perubahan organisasi
proses pengumpulan data melalui wawancara. terus menerus dan tekanan waktu yang lebih
Hasil penelitian menunjukkan bahwa lanjut dapat mencegah dari kelelahan sumber
organisasi di mana mekanisme integrasi daya individu. Hasil penelitiannya dalam situasi
manusia diberi kepercayaan karena juga fungsi percepatan HRM organisasi memainkan
memendam karyawan sangat berkomitmen peran penting dalam mempertahankan sumber
dari rekan-rekan organisasi mereka, sedangkan daya individu karyawan untuk meminimalkan
transaksi di mana tujuan integrasi tugas ancaman stres kerja dan burnout lebih lanjut.
diberikan preferensi sementara mengabaikan praktik HR harus menerapkan multidimensi
integrasi manusia, karyawan mengembangkan sumber daya individu dan ancaman itu secara
emosi negatif dari kemarahan dan rasa tidak holistik bertujuan mempertahankan keempat

50 Lukman Hakim dan Eko Sugiyanto BENEFIT Jurnal Manajemen dan Bisnis
ISSN: 1410-4571, E-ISSN: 2541-2604

potensi - spiritual, intelektual, emosional dan yang pada tahun 2011 senilai 2.287.668,04
fisik. Dolar AS dengan volume 93.559,29 kg
Perubahan di sebuah organisasi meningkat menjadi 48,97 juta dollar AS pada
memberi banyak peran dan pengaruh positif tahun 2014. Ekspor batik tersebut terutama ke
terhadap kinerja karyawan dan organisasi. Amerika Serikat, Jerman dan Korea Selatan
Penelitian Gail F. Latta(2015) yang bertujuan (Kompas, 6 Oktober 2015).
memperjelas peran budaya organisasi dalam Salah satu industri batik terkenal
mengatur dinamika perlawanan dan fasilitasi di kota Surakarta adalah kampung batik
perubahan dengan memberi penjelasan Laweyan. Masyarakat Laweyan dari zaman
mekanisme operasional yang mendasari model kerjaan Pajang sampai sekarang merupakan
perubahan organisasi dalam konteks budaya daerah penghasil batik. Meskipun dalam
organisasi. Temuanpenelitian ini menjelaskan perkembangannya mengalami pasang surut
bahwa dua sumber resistensi dan fasilitasi dalam usahanya tetapi masyarakatnya
yang digambarkan, baik yang berasal dari masih tetap eksis dalam bidang perbatikan.
tingkat keselarasan budaya konten (inisiatif Sejak dicanangkannya Laweyan sebagai
strategis) dan proses (strategi implementasi) kampong wisata batik dengan SK Walikota
unsur perubahan strategis. Interaksi dinamis Surakarta Nomor 534.05/136-B/1/2004, maka
sumber-sumber independen perlawanan dan perkembangan industri batik dikampung
fasilitasi dieksplorasi dalam konteks model Laweyan mengalami kemajuan yang pesat.
budaya organisasi dimana konsekuensi dari Hal ini dapat dilihat dari banyaknya wisatawan
keselarasan budaya dianggap sehubungan yang berkunjung untuk berbelanja batik
dengan mengubah pelaksanaan dan terkait sekaligus belajar membatik serta menikmati
dengan teori bukti empiris. bangunan-bangunan peninggalan yang
Penelitian Safal Batra (2016) dengan bersejarah (Setiawati dan Nursiam, 2013).
tujuan menganalisis apakah perubahan selalu Hal ini secara tidak langsung membawa
alternatif terbaik? Sementara perusahaan besar pengaruh positif pada industry batik Laweyan
dan mapan diyakini manfaat dari fleksibilitas yang ditandai dengan meningkatnya omset
strategis dan perubahan, tujuan dari penelitian penjualan. Namun dibalik meningkatnya
ini adalah untuk membuktikan secara penjualan tersebut terdapat sejumlah
empiris bahwa perusahaan di negara-negara permasalahan di manajemen batik yang
berkembang perlu bertahan dengan strategi masih bersifat tradisional. Masalah tersebut
mereka selama tahun-tahun dalam rangka diantaranya masalah kurang kompetitifnya
untuk memperoleh keunggulan kompetitif produk batik, masalah SDM yaitu keluar
yang berkelanjutan. Temuan mengungkapkan masuknya tenaga kerja/ karyawan, kurangnya
bahwa bertahan dengan strategi yang ada tenaga pembatik pengganti dari kalangan
adalah cara yang paling optimal untuk bertahan tenaga muda di Laweyan sekitarnya. Pada
hidup dan berkembang di tahun-tahun awal umumnya tenaga pembatik berasal dari desa
usaha yang beroperasi di lingkungan bisnis sekitar pinggiran kota Surakarta sekitarnya
turbulen dari negara berkembang. Perubahan (Setiawati dan Nursiam, 2013).
radikal dalam postur strategis dapatberakibat Mengingat kondisi demikian perlu
fatal bagi perusahaan-perusahaan baru. adanya penelitian pengelolaan perubahan
Seiring adanya peningkatan minat dan strategi perusahaan batik, sehingga dapat
permintaan pasar batik dari berbagai kalangan diidentifikasi penyebab perubahan strategi,
tersebut, meningkat pula geliat produksi batik akibat dan model pengembangan strategi
dari industri batik di dalam negeri. Distribusi perubahan sebagai upaya peningkatan
batik juga mengalami peningkatan terutama kinerja industri Batik Laweyan Surakarta.
ekspor ke luar negeri. Terbukti peningkatan Tujuan penelitian ini : (1) Mengidentifikasi
pasar batik terutama diluar negeri pun penyebab perubahan organisasi yang terjadi
meningkat cukup tinggi setelah pengakuan di industri Batik Laweyan Surakarta. (2)
dari UNESCO sebagai warisan budaya asli Mengidentifikasi akibat atau dampak
Indonesia pada 2 Oktober 2009. Berdasarkan perubahan organisasi baik secara individu
data Kemenperin, ekspor batik dalam lima maupun organisasional diindustri Batik
tahun terakhir meningkat pesat. Ekspor batik LaweyanSurakarta. (3) Mengidentifikasi

Volume 3, Nomor 2, Desember 2018: 49-63 Manajemen Perubahan Organisasi... 51


ISSN: 1410-4571, E-ISSN: 2541-2604

karakteristik perubahan organisasi dari 1. Data primer


segi proses yang terjadi di industri Batik Data primer yang diperlukan dalam
LaweyanSurakarta. (4) Menganalisis faktor penelitian ini didapatkan melalui
pendukung perubahan organisasidi industri kuisioner, observasi, wawancara tertutup,
Batik Laweyan Surakarta. serta diskusi kelompok terarah (Focused
group discussion/FGD). Observasi
METODE PENELITIAN dilakukan dengan jalan mengadakan
pengamatan secara langsung terhadap
Jenis Penelitian obyek penelitian yaitu menghasilkan data
Jenis penelitian ini menggunakan kualitatif untuk mengidentifikasi peluang,
metode deskriptip dengan pendekatan studi ancaman, kekuatan serta ancaman
kasus (Case Studies). Studi kasus merupakan industri.
penelitian yang mendalam tentang individu, 2. Data sekunder
satu kelompok, satu organisasi, satu program Data sekunder meliputi antara lain
kegiatan, dan sebagainya dalam waktu kondisi lingkungan sosial, organisasi
tertentu. Tujuannya untuk memperoleh yang didapatkan dari dokumentasi Batik
diskripsi yang utuh dan mendalam dari sebuah Putra Laweyan, Batik Mahkota, Batik
entitas. Studi kasus menghasilkan data untuk Merak Manis, Batik Puspa Kencana dan
selanjutnya dianalisis untuk menghasilkan Batik Gres Tenan.Data sekunder juga
teori yang bisa diterapkan pada obyek baik berasal dari studi pustaka dilakukan
masyarakat atau perusahaan. Sebagaimana untuk mendapatkan teori-teori ataupun
prosedur perolehan data penelitian kualitatif, data empiris yang berasal dari jurnal
data studi kasus diperoleh dari wawancara, hasil penelitian, perpustakaan, internet
observasi, dan dokumentasi atau arsip. Studi maupun laporan dinas yang berkait.
kasus dalam penelitian ini dipakai untuk
meneliti perubahan organisasi di industri HASIL DAN PEMBAHASAN
batik Laweyan Surakarta, di mana para
pengusahanya bisa mencapai prestasi luar Penyebab Perubahan
biasa yaitu mengangkat pemasaran produknya Dari hasil analisis data dilapangan
yang bersifat lokal menjadi internasional. ditemukan beberapa identifikasi penyebab
Untuk mendapatkan data yang benar- perubahan organisasi yang terjadi di industri
benar valid, maka pemeriksaan keabsahan batik Kampung Laweyan, antara lain: Penyebab
data menggunakan tehnik triangulasi yaitu pertama oleh karena pemenuhankebutuhan
pengecekan atau sebagai pembanding dan selera konsumen. Sebab atau alasan
terhadap data tersebut. Menurut Patton untuk menghasilkan perubahan didasari oleh
dalam H.B. Sutopo (2002) terdapat empat kebutuhan individual terutama yang berkaitan
macam tehnik triangulasi, yaitu triangulasi dengan keinginan dan selera konsumen,
data, triangulasi metode, triangulasi peneliti seperti penuturan dari pemilik Batik Puspa
dan triangulasi teori.Dalam penelitian ini, Kencana berikut:
triangulasi yang dipakai adalah triangulasi “Kami selalu berusaha memenuhi produk
metode. Dengan alasan dalam triangulasi yang diinginkan konsumen, sehingga produk-
metode lebih ditekankan pada penggunaan produk batik yang diproduksi menyesuaikan
metode pengumpulan data yang berbeda pelanggan. Apalagi pelanggan kami mayoritas
seperti observasi dan wawancara mendalam berasal dari Malaysia yang sudah mengenal
dan bahkan lebih jelas untuk diusahakan batik khas Solo” (wawancara dengan bapak
mengarah pada sumber data yang sama untuk Ahmad sulaiman, 22 Maret 2018).
menguji kemantapan informasinya. Hal ini terbukti dari pengamatan tim
peneliti yang melihat mayoritas produk yang
Pengumpulan Data dan Analisis Data dihasilkan oleh Batik Puspa Kencana berbeda
Data yang dibutuhkan dalam penelitian dengan model-model pakaian yang ada pada
ini adalah : umumnya.Disamping pemenuhan dengan

52 Lukman Hakim dan Eko Sugiyanto BENEFIT Jurnal Manajemen dan Bisnis
ISSN: 1410-4571, E-ISSN: 2541-2604

sejumlah variasi produk batik, industry juga kebutuhan akan karyawan-karyawan non
melayani konsumen luar negeri yaitu Malaysia. tradisional.Demikian juga menurut pemilik
Kondisi ini menurut Mc Calman, Paton (1992) batik yang lain bahwa ada kompetitor yang
yang menjelaskan tuntutan perubahan berasal sangat kuatyang lokasinya dekat dengan
dari perubahan eksternal yang sedang dihadapi Laweyan, sehingga menyebabkan para
oleh kebanyakan organisasi modern dewasa ini pengusaha batik dan pengurus forum di
di dunia internasional diantaranya akan timbul Laweyan harus bekerja keras (istilah jawa
sebuah pasar global yang lebih luas, yang “pontang-panting”)untuk mengimbanginya”.
menjadi lebih “kecil” karena meningkatnya Hasil pengamatan peneliti bahwa menemukan
unsur persaingan dari luar negeri. bahwa disamping pesaing bersal dari
Penyebab kedua yaitu faktor faktor perusahaan batik besar, juga karena gempuran
keinginan untuk meningkatkan pendapatan industry batik dari kota Pekalongan dan
para pengusaha batik. Faktor ini juga menjadi Cirebon yang terkenal lebih murah juga ikut
salah satu alasan untuk melakukan perubahan, mempengaruhi perubahan industri batik di
seperti yang disampaikan oleh humas Batik Laweyan.
Merak Manis berikut: Penyebab keempatadalah karena kondisi
perekonomian di Indonesia yang fluktuatif.
“Usaha batik kami dari segi pendapatan Kondisi perekonomian di Indonesia yang
sebenarnya sudah stabil, dengan artian fluktuatif, dimana dalam beberapa tahun
pendapatan yang kami terima tidak terakhir mata uang rupiah mengalami
kurang maupun kelebihan pendapatan, pelemahan yang signifikan sedangkan sumber
namun dengan adanya perubahan yang bahan baku kain seperti kapas, crayon dan
dilakukan diharapkan ada peningkatan sutera berasal dari Cina. Sebagaimana
biarpun sedikit” (wawancara dengan diungkapkan oleh pemilik Batik Puspa
bapak Heri 27 Maret 2018). Kencana:

Kondisi ini di dukung keinginan “Ketersediaan bahan baku di Laweyan


para karyawan terhadap gaji yang rendah, sendiri sangat melimpah, hanya saja
sementara kemampuan perusahaan tidak Indonesia belum mampu memenuhi
cukup untuk meningkatkan kesejahteraan kebutuhan bahan dasar tekstil seperti
karyawan, sehingga kondisi ini juga kapas, crayon dan sutera untuk produksi
mendukung terjadinya perubahan. Kondisi ini dalam negeri. Sehingga bahan baku batik
sesuai penyebab perubahan menurut Siagian (kain) harganya sangat tergantung nilai
(1997) yang memasukan pertimbangan tukar mata uang” (wawancara dengan
ekonomi, dimana tidak sedikit keluarga yang bapak Ahmad 22 Maret 2018).
mengalami mengalami tekanan ekonomi
dalam artin bahwa penghasilan nafkah utama, Dalam bidang pertekstilan, Indonesia
yang umumnya adalah para suami masih belum mampu memenuhi kebutuhan bahan
dirasakan belum mencukupi, sehingga para dasar tekstil seperti kapas, crayon dan sutera
wanita akhirnya membantu meningkatan untuk produksi dalam negeri. Sehingga bahan
pendapatan tersebut dengan bekerja di luar baku batik (kain) harus mengimpor dari
rumah tangga. negara lain yang harganya sangat tergantung
Penyebab ketiga yaitu adanya persaingan nilai tukar mata uang.
dari kompetitor pengusaha batik, sebagaimana Penyebab kelima adalah faktor
diungkapkan oleh pengusaha batik bahwa pemerintah, khususnya Pemerintah Kota
mayoritas pengusaha batik untuk menghindari Surakarta, dimana pemerintah menjadi
persaingan harus menciptakan produk yang pendorong perubahan dengan adanya
berbeda, teknologi produksi yang maju. mengadakan pelatihan (trainning) untuk
Sebagaimana penjelasan Mc Calman, menciptakan kreasi dan inovasi produk batik.
Paton (1992) bahwa perubahan organisasi Hal ini menjadi salah satu faktor penyebab
di picu karena tempat kerja yang berubah, perubahan dari lingkungan eksternal,
dan terjadinya kelangkaan ketrampilan- sebagaimana diungkapkan oleh pemilik Batik
ketrrampilan menyebabkan timbunya Halus Puspa Kencana berikut;

Volume 3, Nomor 2, Desember 2018: 49-63 Manajemen Perubahan Organisasi... 53


ISSN: 1410-4571, E-ISSN: 2541-2604

“Pemerintah melalui DEKRANASDA membangun sebuah kerangka kerja konseptual


atau dewan yang menangani desain batik daerah terpadu mengidentifikasi praktik HR kritis
seperti Riau dengan Batik Melayu, Lampung selama perubahan organisasi dan dampaknya
dengan batik Lampung dan Batik Tidayu dari pada persepsi karyawan dan komitmen untuk
kerajaan Ketapang. Kreasi ini menambah berubah. Temuan studi ini menunjukkan
semarak dunia permotifan batik, dimana bahwa praktik SDM yang dilakukan di
motif batik menjadi beragam dan mendorong wilayah perusahaan maka disebabkan budaya,
peningkatan pesanan batik dari pelanggan kepemimpinan mengalami peningkatan.
dalam negeri, karena pada umumnya mereka Demikian juga lintas fungsional integrasi,
hanya bisa mengahasilkan desain atau motif pelatihan, komunikasi dan teknologi jika
tetapi tidak bisa mengeksekusinya menjadi diperkenalkan dan dilaksanakan secara positif
batik. Sehingga dalam proses pelaksanaan akan mempengaruhi persepsi karyawan,
eksekusi motif menjadi batik dilimpahkan ke mengurangi resistensi dan meningkatkan
pengrajin batik di kota Pekalongan ataupun komitmen untuk berubah.
Surakarta” (wawancara dengan bapak Ahmad Hasil penelitian ini berbeda dengan
22 Maret 2018). hasil penelitian penelitian Anjali (2015)
Temuan penelitian ini hamper sama dengan yang meneliti sebuah mekanisme pasca-
temuan penelitian Djoemad Tjiptowardojo integrasi perubahan dilakukan oleh lima
(2010) yang meneliti model teknik stratejik merger multinasional dan akuisisi (M & A)
peningkatan mutu Perguruan Tinggi Swasta transaksi terjadi dalam konteks India. Hasil
di Kota Bandung. Temuan penelitian ini penelitian tersebut menunjukkan bahwa
berimplikasi pada pentingnya peningkatan organisasi yang telah mengadakan perubahan
peranan dan dukungan pemerintah dan juga maka mekanisme integrasi manusia diberi
pihak-pihak ‘stakeholders’ lembaga terhadap kepercayaan karena juga memendam
program peningkatan mutu pendidikan karyawan sangat berkomitmen dari rekan-
melalui upaya-upaya peningkatan mutu dosen, rekan organisasi mereka, sedangkan transaksi
administrasi/manajemen lembaga dan sarana- di mana tujuan integrasi tugas diberikan
prasarana pembelajaran. preferensi sementara mengabaikan integrasi
Penyebab perubahan yang keenam manusia, karyawan mengembangkan emosi
adalah masalah naiknya tingkat pendidikan negatif dari kemarahan dan rasa tidak
dan pengembangan SDM terutama pimpinan aman karena mereka yang baru bergabung
perusahaan batik. Pendidikan menjadi faktor perusahaan.
penyebabperubahan dari dalam organisasi, Penyebab kedelapan dari hasil observasi
sebagaimana yang disampaikan oleh karyawan tim peneliti dilapangan adalah faktor
dari Batik Gress Tenan berikut; lingkungan sekitar, dimana banyak industri
batik berusaha menyamai proses pembatikan
“Yang punya pabrik ini kan masih bujang yang dilakukan oleh industri batik yang sudah
mas, terus sekolahnya juga tinggi dan mapan yang pemaikan waktunya lebih efisien,
modalnya ada. Maka enggak perlu heran selain itu kemudahan bertransaksi nontunai
mas kalo pabrik milik anaknya pak dengan nilai trasnsaksi yang besar. Penyesuaian
Jono ini lebih besar ketimbang punya tersebut antara lain proses pewarnaan kain
bapaknya” (wawancara dengan bapak SY yang mayoritas sudah menggunakan metode
8 April 2018). tolet atau menggunakan kuas yang terbuat dari
kain dan dililitkan pada sebuah kayu kecil,
Dari hasil wawancara kondisi tersebut sedangkan dalam mempermudah transaksi
sesuai dengan faktor-faktor rujukan Kasali para industri batik sudah mulai menyediakan
(2005) dimana faktor penyebab perubahan kartu kredit maupun kartu debit. Faktor
yang efektif idealnya berubah sendiri, dimana ini jika merujuk istilah Tjitra dkk (2012)
syarat untuk berubah sendiri adalah adanya adalah perubahan yang bersifat adaptif atau
proses belajar dan selalu beradaptasi dengan menyesuaikan dengan kemajuan-kemajuan
zaman.Kondisi seperti ini hamper sama dengan yang telah digunakan oleh industri lain.
hasil penelitian Maheshwari dan Vohra (2015) Kondisi seperti ini sesuai hasil penelitian
dengan delapan proposisi disajikan untuk Sugito (2011) menunjukan bahwa perubahan di

54 Lukman Hakim dan Eko Sugiyanto BENEFIT Jurnal Manajemen dan Bisnis
ISSN: 1410-4571, E-ISSN: 2541-2604

sebuah organisasi ternyata menjadi bagian dari (wawancara dengan bapak Heri 29 Maret
pengembangan perusahaan karena pengaruh 2018).
lingkungan. Jika manajemen menemukan
perusahaan berhenti berkembang atau tidak Dampak yang kedua adalah meningkatnya
dapat maju maka perusahaan harus berani permintaan atau pesanan yang diterima oleh
melakukan kebijakan-kebijakan yang berani, industri batik, hal ini dikarenakan industri
meskipun dirasakan oleh seluruh steakholder  batik yang dimiliki sudah mempunyai
ekstrim pada awalnya. Perubahan ternyata identitas berupa showroom, sehingga para
bukan keterpaksaan, tetapi sudah terbukti pelanggan ataupun calon pelanggan mudah
menjadi sebuah kebutuhan bagi perusahaan untuk mengingat atau mencarinya. Beberapa
yang ingin maju dan tetap survivel. pengusaha pada awalnya belum mempunyai
showroom, dimana proses penjualan langsung
Dampak Perubahan ke pengecer, sehingga harus mencari pengecer
Perubahan selalu mempunyai efek, karena terlebih dahulu, tapi sekarang pembeli sudah
sejatinya perubahan dilakukan dengan tujuan mulai datang ke showroom untuk membeli
adanya peningkatan kemampuan perusahaan secara langsung ataupun membuat pesanan.
ataupun memperbaiki kekurangan-kekurangan Bahkan beberapa tahun lalu sempat ada
yang ada pada periode sebelumnya. Adapun pesanan dari negara Laos meskipun tidak
efek atau dampak dari perubahan yang mengikat industry batik.
pertama adalah bertambah luasnya pasar dari Dampak ketiga dari perubahan organisasi
penjualan produk, sebagaimana diungkapkan yang dilakukan Industri Batik Laweyan
oleh pemilik Batik Puspa Kencana berikut; adalah keamanan dan kenyamanan karyawan
“Pangsa pasar dari batik saya adalah dalam bekerja. Para karyawan yang bekerja di
masyarakat Malaysia (70%) dan sisanya adalah industri Batik Laweyan merasa lebih nyaman
pasar dalam negeri, meski demikian dampak dalam bekerja, karena setelah terjadinya
yang saya rasakan adalah penjualan didalam perubahan, maka pabrik menjadi bersih,
negeri mengalami peningkatan separuhnya. luas dan penataan letaknya sangat baik. Dari
Selain itu dampak yang kami rasakan setelah pengamatantim peneliti, para pekerja lebih
mengikuti FPKBL mendapatkan kemudahan terjalin kerjasama timnya sehingga gesekan-
dalam mengajukan pinjaman ke bank” gesekan atau kesalahan komunikasi itu sangat
(wawancara dengan bapak Ahmad 22 Maret sedikit. Hal ini terjadi karena kondisi pabrik
2018). yang bersih dan tata letak pegawainya yang
Senada dengan Batik Puspa Kencana, sesuai.
Batik Merak Manis pun mengalami Dampak selanjutnya keempat yang
dampak yang sama terhadap penjualan dan dirasakan oleh karyawan adalah meningkatnya
pendapatan mereka setelah adanya perubahan. taraf kehidupan yang diakibatkan oleh
Sebagaimana penuturan dari narasumber batik kompensasi yang diterima, sebagaimana hasil
merak manis berikut; wawancara dengan karyawan Batik Gress
Tenan berikut;
“Dampaknya terhadap penjualan maupun
income memang ada, bukan bermaksud “Kan pabrik ini yang punya sekarang
mendeskriditkan FPKBL, tapi kan Merak anaknya pak Jono mas, dimana usianya
Manis sudah start dahulu, sehingga apa masih muda dan di tunjang pendidikan
yang mereka berikan terutama dalam yang memadai jadi tingkat gaji yang kami
pelatihan. Peranan yang dipegang FPKBL peroleh lumayan lah mas. Dibanding
selama ini adalah sebagai penyambung UMR masih tinggi upah kami, terus
informasi dari pemkot Surakarta kepada pemilik memberikan kepercayaan penuh
pelaku industry batik di Laweyan, kepada pegawai sehingga meskipun tidak
seperti menyampaikan even-even yang dikontrol kami tetep bekerja masuk dari
diselenggarakan oleh pemerintah, jam 8 sampai jam 4 sore. Apalagi kan
contohnya hari jadi kota Surakarta, Solo disini setiap hari tingkat produksinya
great sale, gong xi fa chai dan lainnya” tidak mesti mas, tapi semenjak pabrik

Volume 3, Nomor 2, Desember 2018: 49-63 Manajemen Perubahan Organisasi... 55


ISSN: 1410-4571, E-ISSN: 2541-2604

ini dibawahi oleh mas Arif pesanan yang pemanas menggunakan tungku tadisional atau
datang itu jadi stabil mas. Masalahnya kompor minyak, maka mengalami perubahan
kami juga enggak enak mas, masak digaji menggunakan pemanas dari kompor gas
gede kerjaannya tidak tetap” (wawancara bahkan ada yang menggunakan mesin
dengan bapak SY 8 April 2018). pemanas. Demikian juga proses penjemuran
kain batik yang semula di jemur di luar
Dampak kelima adalah dari perubahan pabrik dengan mengandalkan sinar matahari,
dalam proses pembatikan memberikan efek di beberapa perusahaan sudah menggunakan
terjadinya efisiensi dan efektifitas waktu suhu ruangan yang teratur.
serta tenaga yang digunakan. Para pekerja Perubahan lain hasil pengamatan peneliti
batik merasakan setelah perubahan organisasi adalah pada proses produksi, dimana sudah
terutama dari segi teknik membatik, mereka digantikannya peran kayu bakar oleh kompor
bekerja menjadilebih mudah dan cepat. Hal gas dalam pemanasan malam serta dalam
ini dikuatkan hasil pengamatan timpeneliti di proses pemanasan air ketika pelunturan
beberapa lokasi, dimana proses pewarnaan malam. Dalam urutan pelaksaan membatik
dengan cara penoletan memang lebih cepat, pun sekarang lebih fleksibel, jika dahulu
untuk mewarnai sebuah kain waktu yang pewarnaan kain dilakukan setelah pemberian
diperlukan hanya sekitar satu jam.Hal ini, motif, namun sekarang sudah ada batik yang
senada dengan yang disampaikan oleh SP, proses pewarnaannya lebih dahulu daripada
karyawan Batik Gress Tenan pun merasakan proses pemotifan.
dampak yang serupa. Sebagaimana wawancara Tahapanperubahan keduaadalah setelah
berikut: produk jadi, antar pengusaha batik saling
berinteraksi dan berkomunikasi secara intensif
“Kan kalo proses pelepasan malam kayak dan saling menitipkan produk antar pengusaha
gini pakainya air panas mas, terus ini juga batik, sebagaimana wawancara dengan batik
kan volume airnya banyak. Dulu waktu Puspa kencana berikut;
masih pakai kayu bakar lama banget “Kami para pengusaha batik saling
mas, tapi setelah pakai kompor gas ini melakukan interaksi penjualan atau
istilahnya bisa disengkakne lah mas” penitipan barang di show room, dengan cara
(wawancara dengan bapak SG 8 April memberikan potongan harga. Sehingga harga
2018). yang dijual tetap sama dengan di show room
asal” (wawancara dengan bapak Ahmad 22
Pernyataan kedua karyawan diatas Maret 2018).
diperkuat dengan pernyataan karyawan batik Untuk mempererat rasa kekeluargaan
Supriyarso berikut; sekaligus mengakomodir antar pengusaha
batik, setiap bulan diadakan pertemuan
“Dulu memanaskan malamnya masih pada tanggal 25 atau sering disebut dengan
pake arang mas, jadi pekerjaan dalam “selawenan”. Sebagaimana wawancara
membatik itu dobel, karena harus dengan humas Batik Merak Manis berikut;
ngipasi arang. Setelah pake kompor gas
pekerjaannya jadi lebih ringan, selain “Setiap tanggal 25 ada pertemuan antar
itu asapnya tidak ada mas” (wawancara pengusaha batik, kebetulan pemilik
dengan bapak JK 9 April 2018). Merak Manis dianggap masyarakat
sebagai salah satu sesepuh, sehingga
Proses Perubahan sering dimintai pendapat ataupun
Dari hasil pengamatan dan wawancara, masukan-masukan oleh pengurus forum”
makaperubahan diawali perubahan teknik (wawancara dengan bapak Heri 28 Maret
produksi, yang semula menggunakan batik 2018).
cap tadisional menjadi batik printing semi
modern, sebagaimana hasil wawancara Langkah perubahan yang ketiga
dengan mas Arif 28 maret 2017 (lihat yang dilakukan pengusaha batik adalah
proses perubahan). Perubahan teknik yang pengintensifan bauran promosi (promotional
lain terjadi dari pencelupan yang semula mix).Strategi tersebut diantaranya pembuatan

56 Lukman Hakim dan Eko Sugiyanto BENEFIT Jurnal Manajemen dan Bisnis
ISSN: 1410-4571, E-ISSN: 2541-2604

web, mengikuti pameran-pameran yang Tahapan perubahan yang kelima yaitu


diadakan oleh pemerintah seperti Solo Great para pengusaha batik memanfaatkan teknologi
Sale, Inacraft, gong xi fa chai, HUT kota transaksi perbankan yang modern. Dari hasil
Solo dan lain-lain. Promosi tradisional juga pengamatan (observasi), peneliti menemukan
dilakukan yang selama ini dinilai cukup efektif bahwa hampir seluruh show room batik di
adalah melalui “gethok tular” (pembicaraan Laweyan telah melayani transaksi pembayaran
dari mulut ke mulut). Langkah promosi ini tidak langsung atau menggunakan kartu debit
bila dikaitkan dengan teori yang dikemukakan maupun kredit. Hal ini dilakukan untuk
oleh Lupiyoadi (2013) tentang word of the mempermudah konsumen yang melakukan
mouth (WoM) atau informasi dari mulut pembelian dalam membayar, terutama yang
ke mulut dampaknya sangat besar terhadap melakukan transaksi dalam jumlah besar
pemasaran dibandingkan dengan aktivitas karena lebih terjamin keamanannya. Langkah-
komunikasi lainnya.Senada dengan penuturan langkah yang dilakukan diatas jika merujuk
Batik Merak Manis, langkah serupa juga istilah Clarke (1999), merupakan perubahan
dilakukan oleh pemilik Batik Halus Puspa yang dilandasi oleh faktor eksternal atau yang
Kencana. dihubungkan dengan perubahan yang terjadi
di pasar.
“Saya juga mengisi seminar masalah Tahapan perubahan keenam adalah
ekspor-impor terutama tentang batik menciptakan produk yang berbeda dengan
di perguruan tinggi, disitulah kadang- industri lain serta didukung tekonologi produksi
kadang setelah selesai acara ada yang untuk menciptakan kulitas dan keberagamaan
tertarik dengan produk kami” (wawancara produk, sebagaimana disampaikan oleh humas
dengan bapak Ahmad 22 Maret 2018). dari Batik Merak Manis berikut;

Tahapan perubahanyang keempat “Jika pada umumnya batik itu identik


yang dilakuan oleh para pengusaha batik dengan pakaian maka anda akan
adalah mengadakan kemitran usaha dengan menjumpai hal yang berbeda di Merak
perguruan tinggi, instansi dan kantor-kantor Manis, karena mayoritas produk kami
baik swasta maupun pemerintah. Pengusaha adalah yang berhubungan dengan
batik menerima pesanan seragam batik yang perlengkapan rumah tangga seperti taplak
dilakukan oleh instansi pemerintah mupun meja dan sprei, sisanya baru mengarah ke
perguruan tinggi yang motifnya telah mereka pakaian. Sehingga kami mempunyai ciri
siapkan. Sebagaimana yang disampaikan oleh khas tersendiri di Kampung Laweyan ini”
pemilik batik Puspa Kencana berikut; (wawancara dengan bapak Heri 29 Maret
2018).
“Sering mas dapat pesanan batik dari
Pemkab ataupun perguruan tinggi. Dulu Tahapan ini sesuai hasil penelitian
ada dari Pemkab dan beberapa sekolah Djoemad Tjiptowardojo (2010) yang meneliti
di Kalimantan, ini yang terakhir ada model teknik stratejik peningkatan mutu
pesanan dari Universitas Lampung. Perguruan Tinggi Swasta di Kota Bandung
Rata-rata mereka sudah menyiapkan berkesimpulan bahwa untuk peningkatan
motifnya, lalu mereka memilih bahan mutu penyelenggaraan pendidikan tinggi
yang akan digunakan. Selain itu sekarang dalam kerangka otonomi pendidikan tinggi
ini hampir seluruh daerah mampu dan globalisasi, dapat dilakukan dengan
membuat motif sendiri, karena ada menerapkan manajemen stratejik melalui
lembaga yang menangani itu mas yaitu penerapan strategi-strategi peningkatan mutu
DEKRANASDA, tapi meraka tidak bias dosen dan staf, mutu layanan administrasi/
untuk mengeksekusinya menjadi batik. manajemen, dan peningkatan mutu sarana dan
Sehingga untuk bagian eksekusi menjadi prasarana kelembagaan.
batik larinya kalo tidak ke Pekalongan ya Kalau di kaji secara menyeluruh tahapan-
Solo” (wawancara dengan bapak Ahmad tahapan perubahan dalam Industri Batik
22 Maret 2018). Laweyan hampir sama dengan tahapan model
Greiner (1972), dimana tipologi perubahan

Volume 3, Nomor 2, Desember 2018: 49-63 Manajemen Perubahan Organisasi... 57


ISSN: 1410-4571, E-ISSN: 2541-2604

yang ada dalam perusahaan berkaitan dengan oleh pergeseran-pergeseran cepat atas strategi,
tahapan yang ada dalam perusahaan. Tahapan struktur atau budaya, baik secara masing-
tersebut antara lain : (1) tahap Entrepeneurial, masing atau ketiganya sekaligus.
dimana dalam tahap ini,tantangannya Proses perubahan yang terjadi di Industri
adalah bagaimaa menyediakan produk Batik Laweyan kalau kita kaitkan teori Grundy
atau jasa, sementara upaya bertahan hidup tersebut, maka karaktenya lebih mengarah
(survival) jadi strategi terpenting. (2) Tahap pada Bumphy Incremental Change, dimana
Kolektif, pada tahap ini, perusahaan semakin perubahan organisasi berjalan secara tenang,
berbentuk. Bagian–bagian fungsi dirumuskan dan teratur. Perubahan diawali perubahan
dan pembagaian kerja jadi tema dominant. teknik produksi hingga penataan produk jadi.
(3) Tahap Formalisasi, pada tahap ini sistem Sebagaimana penuturan dari pemilik Batik
komunikasi dan kontrol makin formal, tugas Gress Tenan;
manajemen puncak untk membuat keputusan
strategis dan mengimplimentasikan kebijakan “Sebenarnya tidak banyak sih mas
dipisahkan dari tugas manajemen tengah perubahan-perubahan yang dilakukan,
yang bertugas menjalankan dan mengatasi mungkin cuma pengadaan showroom,
keputusan operasional. (4) Tingkat elaborasi, mulai memroduksi batik printing serta
dimana tahap ini perushaan mencapai tingkat penataan letak saja” (wawancara dengan
perubahan strategis karena telah melewati mas Arif 28 maret 2018).
puncak (plateau) pada kurva pertumbuhannya Penuturan yang sama juga disampaikan
dan kinerja mulai menurun. oleh pemilik Batik Puspa Kencana, yang
Sedangkan tahapan perubahan jika juga merubah arah fokus bisnis dan cara
dikaitkan model perilaku industryStrebel kerja;
(1996), maka arah tahapanya berbeda dimana
model Strebel (1996) mengkaitkan pada “Pada tahun 1994saya bekerjasama
lingkungan kompetitif perusahaan. Teori dengan salah satu perusahaan tekstil
tipologi perubahan ini bisa juga disebut “daur dari Malaysia, awalnya hanya sebagai
perilaku kompetitif evolusioner” dimana penyuplai bahan baku namun setelah PT
memperkenalkan ide “breakpoint”, yaitu ARR kewalahan memenuhi permintaan,
periode dimana perusahaan harus merubah mereka memberikan bantuan 4 tenaga ahli
strategi mereka untuk merespon perubahan untuk mengajari motif, teknik pewarnaan
perilaku kompetitor atau pesaing. dan mode fashion dari Malaysia serta
Tahapan perubahan kalau kita kaji peralatannya. Teknik pewarnaan yang
dari teori “Proses Perubahan”, maka dalam diajarkan tenaga ahli tersebut kini hampir
melakukan setiap perubahan di setiap industri digunakan oleh keseluruhan industri batik
tak semuanya sama, ada beberapa perusahaan yang ada disini” (wawancara dengan
yang melakukan perubahan secara strategis bapak Ahmad 22 Maret 2018).
dan cepat tapi ada yang lambat dan juga ada
yang tenang. Menurut Grundy Theory (dalam Senada dengan Batik Gress Tenan dan
Sulaksana, 1994), dimana teori ini menjelaskan Batik Halus Puspa Kencana, Batik Merak
ada tiga jenis perubahan yaitu : (1) Smooth Manis pun melakukan perubahan yang bersifat
Incremental Change, dimana perubahan pengembangan Manajemen Pemasaran,
ini terjadi sifatnya lambat, sistematis dan sebagaimana diungkapkan oleh bagian humas
dapat diprediksikan, rentetan perubahan dari Batik Merak Manis berikut ini;
berlangsung pada kecepatan konstan. (2)
Bumphy Incremental Change, sifat perubahan “Usaha batik ini berusaha menerapkan
ini mempunyai karakter tenang, teratur dan perkembangan teknonologi yang ada,
terjadi secara periodik. Pemicu perubahan menambah gerai di luar kota, menyediakan
jenis ini selain mencakup perubahan ruangan untuk tamu yang berkunjung
lingkungan organisasi juga bersumber dari seperti kunjungan dari pemerintah daerah
perubahan internal seperti tuntutan efisiensi, ataupun kota yang ingin melihat-lihat
dan perubahan perbaikan metode kerja. (3) maupun melakukan transaksi pembelian.
Discountinous Change, Perubahan ini ditandai Karena dengan hal demikian secara

58 Lukman Hakim dan Eko Sugiyanto BENEFIT Jurnal Manajemen dan Bisnis
ISSN: 1410-4571, E-ISSN: 2541-2604

tidak langsung telah melakukan promosi sudah terlaksana dengan baik di lembaga
secara gethok tular yang terbukti sangat pesantren tersebut. Usaha peningkatan mutu
efektif dan tidak memakan biaya, selain pendidikan mulai meningkat dan terarah
itu kami melakukan pengkaderan kepada karena penerapan manajemen strategis yang
pekerja supaya setiap bagian ada yang diterapkan oleh Pesantren dapat dilaksanakan
membawahi” (wawancara dengan bapak dan tercapai dengan baik.
Heri 29 Maret 2018). Apabila dikaitkan dengan teori kelompok
French dan Bell (1990), maka proses perubahan
Langkah perubahan yang dilakukan oleh sudah menuju arah yang benar, dimana untuk
Batik Mahkota memang sedikit berbeda, mendorong perubahan, maka strateginya
karakter perubahan berlangsung lebih cepat, tidak hanya berkonsentrasi pada pengubahan
strategis dan reaktif. Sifat perubahan ini perilaku individu. Individu secara sendiri-
kalau berdasarkan teori Grundy seperti sendiri mendapat tekanan dari kelompok yang
“Discountinous Change. Hal ini dikarenakan menyebabkan harus beradaptasi. Maka fokus
pemiliknya adalah ketua forum pengembang perubahan mesti di pusatkan pada tataran
kawasan. Sehingga langkah yang dilakukan kelompok dan selayaknya berkonsentrasi
lebih cepat strategis dan selain digunakan untuk mempengaruhi dan mengubah norma,
untuk industrinya juga diajarkan kepada peran, dan nilai kelompok. Demikian juga
industri batik lainnya, sebagaimana wawancara arah perubahan di industri Batik Laweyan
dengan pemilik Batik Mahkota berikut: maka sesuai jika dikaitkan dengan Mazhab
Dinamika Kelompok Model Lewin (dalam
“Kami mulai mematenkan batik Heritage Sulaksana, 2004), dimana menekankan pada
yang dibantu fakultas hukum salah satu pencapaian perubahan organisasi melalui
perguruan tinggi negeri di Yogyakarta tim atau kelompok kerja, daripada individu.
serta membangun tugu batik yang Bahwa orang-orang dalam organisasi bekerja
berlokasi di pinggir jalan utama kota dalam kelompok, maka perilaku individual
Surakarta, selain itu kami juga mencoba bisa dimodifikasi atau diubah dalam kaitannya
pewarnaan berbahan alami dan ramah dengan praktek-praktek dan norma kelompok.
lingkungan yang di dukung oleh salah
satu perguruan tinggi swasta di kota Faktor Pendukung Perubahan
Surakarta ini. Karena selama ini pewarna Perubahan organisasi akan mudah
alami itu identik dengan waktu yang dilakukan jika terdapat faktor pendukung,
lama, namun berkat riset tersebut prosessemakin banyak faktor pendukung yang ada
pewarnaan hanya membutuhkan waktu maka tujuan perubahan yang dicanangkan
beberapa jam saja” (wawancara dengan akan dapat direalisasikan. Faktor pendukung
bapak Alpha 15 April 2018). perubahan yang pertama adalah dukungan
dari pemerintah. Sebagaimana wawancara
Kondisi perubahan ini hamper sama dengan pemilik Batik Puspa Kencana berikut;
dengan temuan penelitian Rindaningsih (2012)
tentang pengembangan model manajemen “Dari pemerintah kita mendapatkan
Stratejik di sebuah lembaga pendidikan di pembinaan mas, diantaranya dari
Sidoarjo Jawa Timur yang menghasilkan departemen koperasi memberikan
temuan bahwa pengembangan stratejik sangat pinjaman lunak, dari departemen
efektif dalam mengatasi berbagai problematik perindustrian memberikan pelatihan-
di sekolahan dan perlunya peran maksimal pelatihan dan dari departemen pariwisata
pimpinan/kepala sekolah dalam proses membantu pembentukan cluster batik”
perubahan. Demikian juga hasil penelitian (wawancara dengan bapak Ahmad 22
Abdul Mukhlis (2010) tentang implementasi Maret 2018).
manajemen strategis dalam upaya peningkatan
mutu pendidikan pada pondok pesantren di Senada dengan Batik Puspa Kencana,
Jombang Jawa Timur menghasilkan temuan Batik Merak Manis pun mengutarakan hal
bahwa implementasi manajemen strategis yang sama, sebagaimana wawancara dengan
dalam upaya peningkatan mutu pendidikan humas dari Batik Merak Manis Berikut:

Volume 3, Nomor 2, Desember 2018: 49-63 Manajemen Perubahan Organisasi... 59


ISSN: 1410-4571, E-ISSN: 2541-2604

“Solo itu identik dengan batik, batik potensi - spiritual, intelektual, emosional dan
itu identik dengan Laweyan, ayo wong fisik. Perbedaannya FPKBL adalah lembaga
Laweyan kalian ini sebagai sentra diluar organisasi perusahaan, sedangkan
kerajinan batik ayo bangkitkan kembali HRM adalah lembaga internal perusahaan
kejayaan industri batik di Laweyan, nanti yang berubah.
tak bantu share ke publik” (wawancara Faktor pendukung perubahan yang
dengan bapak Heri 28 Maret 2018). ketigayaitu meningkatnya tingkat pendidikan
pengelola industry batik, sebagaimana
Faktor pendukung yang kedua adalah wawancara dengan pemilik batik Puspa
adanya lembaga pelindung. Lembaga ini Kencana berikut;
bernama FPKBL (Forum Pengembangan
Komunitas Batik Laweyan). Lembaga ini “Kalo jaman dahulu anak-anak dari
berperan sebagai pelindung sekaligus pusat juragan batik yang sudah sekolah sampai
pengelolaan perubahan di industry Batik perguruan tinggi lebih memilih bekerja di
Laweyan. Sebagaimana yang diungkapkan perusahaan besar mas, tapi sekarang udah
pemilik Batik Gress Tenan berikut; kebalikannya, mereka bisa bekerja di
industri batik sendiri (kebanyakan milik
“Semenjak hadirnya FPKBL itu bapaknya) sudah mengenal manajemen
banyak banget mas manfaat yang kami atau pengelolaan yang baik” (wawancara
terima, karena ada organisasi resmi dengan bapak Ahmad 29 Maret 2018).
yang menangani. Forum memberikan
pelatihan-pelatihan baik dalam hal Senada dengan bapak Ahmad, pemilik
proses maupun pengembangan usaha Batik Mahkota Laweyan pun mengutarakan
serta mendatangkan tamu baik untuk hal yang serupa, sebagaimana wawancara
berbelanja maupun belajar membatik. dengan ketua FPKBL berikut:
Dulu kami hanya memproduksi batik lalu
dijual dan belum mengenal showroom “Kita itu enggak bisa melihat potensi
ataupun strategi dalam produksi maupun yang ada di lingkungan kita sendiri. Hal
penjualan” (wawancara dengan Arif 28 ini dikarenakan tingkat pendidikan pada
Maret 2018). saat itu masih rendah, sehingga pola pikir
yang ada pada saat itu kalo tidak jualan
Temuan penelitian ini hampir serupa batik ya pemrosesan batik. Namun,
dari hasil penelitian Anna Pluta &Aleksandra setelah banyak dari anak pengusaha batik
Rudawska (2016) yang meneliti model yang disekolahkan ke perguruan tinggi,
pendekatan holistik terhadap lembaga maka mereka mulai mau menerima
Sumberdaya Manusia (Human Resource masukan-masukan yang berasal dari
Management) dalam mendukung situasi luar, dan itu memberikan kemajuan yang
percepatan organisasi. Peneliti merumuskan sangat berarti buat industri batik yang
bahwa pendekatan holistik untuk Human ada” (wawancara dengan bapak Alpha 15
ResourceManagement sebagai lembaga yang April 2018).
membantu dalam menjaga sumber daya
yang berkelanjutan individu karyawan dalam Faktor pendukung ini hampir sama dengan
situasi perubahan organisasi terus menerus hasil penelitian Rodriguez et.all (2016) yang
dan tekanan waktu yang lebih lanjut dapat menganalisis perubahan organisasi tertentu
mencegah dari kelelahan sumber daya individu. yang terjadi setelah privatisasi, dimana hasil
Hasil penelitian lainnya dalam situasi fungsi penelitiannya menjelaskan bahwa variabel
percepatan HRM organisasi memainkan peran pendukung perubahan adalah kebebasan dalam
penting dalam mempertahankan sumber daya berkreasi terutama dalam taktikperubahan
individu karyawan untuk meminimalkan yang lebih besar setelah privatisasi. Demikian
ancaman stres kerja dan burnout lebih lanjut. juga kepentingan kepemilikan baru perusahaan
praktik HR harus menerapkan multidimensi berdampak pada strategi perusahaan setelah
sumber daya individu dan ancaman itu secara privatisasi. Maknanya kebebasan dalam
holistik bertujuan mempertahankan keempat berkreasi seringkali karena meningkatnya

60 Lukman Hakim dan Eko Sugiyanto BENEFIT Jurnal Manajemen dan Bisnis
ISSN: 1410-4571, E-ISSN: 2541-2604

factor pendidikan, pengembangan bakat dan atau pesanan yang diterima oleh industri
kreasi. batik, (3) meningkatnya taraf kehidupan
Faktor pendukung yang keempat adalah yang diakibatkan oleh kompensasi
para pengusaha mulai mengenal teknologi baik yang diterima, (4) terjadinya efisiensi
teknologi produksi dan informasi. Teknologi dan efektifitas waktu serta tenaga yang
produksi adalah melakukan inovasi terhadap digunakan, (5) keuletan dan kegigihan
bahan-bahan yang digunakan dalam proses pengurus dalam mengelola serta
pewarnaan dan bahan-bahan tersebut mudah mengembangkan kawasan.
didapati, sebagaimana penuturan pemilik 3. Proses pelaksanaan perubahan yang
Batik Mahkota Laweyan: merupakan tahapan dalam melakukan
setiap perubahan di industri batik
“Sekarang kami mulai menggunakan Laweyan secara individu tidak semuanya
tanaman indigo sebagai bahan dasar sama, ada beberapa perusahaan yang
pewarnaan batik terutama yang bewarna melakukan perubahan secara radikal
biru. Tanaman ini mudah dijumpai dan strategis seperti perubahan arah dan
disekitaran rel kereta api, dan kami fokus bisnis, perubahan nilai-nilai dasar
berusaha membudidayakannya di perusahaan dan perubahan cara kerja, ada
belakang rumah bapak ahmad sulaiman” beberapa perusahaan yang melakukan
(wawancara dengan bapak Alpha 5 April secara evolusi atau tahapan-tahapan.
2018). 4. Faktor pendukung perubahan, antara
lain: (1) pihak pemerintah, (2) lembaga
Faktor ini sesuai hasil penelitain pelindung (Forum Persatuan Komunitas
Wedsastro Gogo H (2012) yang menguji Pengusaha Batik Laweyan/ FPKBL),
secara empiris pengaruh faktor pemacu dalam (3) Kebijakan perusahaan, (4) bahan-
perubahan akuntansi manajemen, yaitu bahwa bahan yang digunakan untuk melakukan
faktor yang mempercepat perubahan akuntansi inovasi dalam proses pewarnaan mudah
manajemen adalah dukungan penerapan didapatkan.
Teknologi informasi (TI), ekspektasi, dewan
direksi. Selain itu faktor sikap kontrol perilaku Saran
dan lingkungan juga mendukung perubahan Dari analisis penyebab, akibat, faktor
akuntansi manajemen. Sedangkan faktor yang pendukung, faktor penghambat dan sumber
tidak berkaitan dengan perubahan organisasi penolakan terhadap perubahan, maka peneliti
dari segi akuntansi manajemen adalah staf, menyarankan baik kepada pengelola Industri
biaya, profitabilitas, kualitas data, insentif, Batik Laweyan, Pemkot Surakarta dan peneliti
dan masalah keagenan. lain:
1. Bagi pengusaha batik di Industri Batik
KESIMPULAN DAN SARAN Laweyan dalam mengelola perubahan,
maka memfokuskan pada upaya
Kesimpulan dikelompok pengusaha batik yang
Karakteristik perubahan organisasi di tergabung dalam FPKBL baik penanganan
Industri Batik Laweyan: perubahan secara perusahaan individu
1. Penyebab Perubahan organisasi: (1) maupun organisasional atau kelompok.
karena pemenuhan kebutuhan dan selera 2. Bagi Pemerintah Kota Surakarta siap
konsumen, (2) adanya persaingan dari diajak bermitra bahkan mendukung
competitor pengusaha batik, (3) karena sepenuhnya program kemitraan seperti
kondisi perekonomian di Indonesia yang mengadakan pendidikan dan pelatihan
fluktuatif. (4) Adanya masalah pendidikan kerja, dalam hal ini Balai Latihan
dan kemampuan keuangan perusahaan Kerja, Lembaga pelatihan atau Dewan
batik, (5) faktor lingkungan sekitar. Kesenian dan Kerajinan Nasional
2. Dampak perubahan, antara lain: (1) Daerah(DEKRANASDA). Pemkot
bertambahnya pasar dari penjualan Surakarta juga menyerukan pada
produk, (2) meningkatnya permintaan Lembaga Keuangan baik konvensional

Volume 3, Nomor 2, Desember 2018: 49-63 Manajemen Perubahan Organisasi... 61


ISSN: 1410-4571, E-ISSN: 2541-2604

maupun Lembaga Keuangan Syariah ini dikarenakan karakteristik perubahan


untuk mendukung perubahan tersebut organisasi lebih bervariatif dan lebih
dari sisi penambahan modal usaha. kompleks dan akan menghasilkan
3. Bagi peneliti lain, obyek penelitian bisa temuan penelitian yang lebih fenomena
diperluas dengan menggunakan industri dan berguna untuk meningkatkan kinerja
batik lainnya di seluruh Surakarta. Hal perusahaan.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsiwi, 1996, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, Binarupa Aksara,
Jakarta
Arsyad, Abdurrachman, 2013, Pengaruh Perubahan Organisasi terhadap Kinerja Karyawan
(Studi Kasus Pertamina Terminal Bahan Bakar Minyak Bandung, Institut Manajemen
Telkom Bandung
Bass, B.M. 1985, Leadership and performance beyond Expections. NewYork : Free Press
Berger, Lance, 2003, The Change Mangement handbook : A Road Map to Corporate
Transformation, Mc.Graw Hill, USA
Effendy , Rusman and Ridwan , Nurazi and Paraningrum, 2009,Analisis Dampak Perubahan
Organisasi Bagi Kinerja Pegawai di Lingkungan Skretariat Daerah Kota Bengkulu,
Thesis, Fakultas Ekonomi UNPAD Bandung
Gibson. L & Ivancevich,2001, Organizations(Behavior, structure and Process), Richard D.
Irwin, Inc. terjemah PT. Binarupa aksara, Jakarta
Handoko T. Hani, 1996, Managemen Personalia, dan Sumber Daya Manusia, BPFE Yogyakarta.
Hasibuan, SP Malayu, 1997, Manajemen Sumberdaya Manusia. Penerbit PT Gunung Agung,
Jakarta.
Heidjrachman Ranupandojo, 1993,”Manajemen Personalia“, BPFE UGM,Yogyakarta.
Hellriegel, Don, John W. Slocum, Jr.,1996,Management,SouthWesternCollege Publishing.
Ohio, U S A.
Henry Simmamora, 1995,”Manajemen Sumber Daya Manusia “,STIE YKPN,Yogyakarta
Jones, 2000, Organization Design, Process Reengenering, and Change Management, New
york: Mc. Graw Hill Book Company, USA
Kaeter, M. (Inggris)”The Age of the Specialized Generalist,” Training, desember 1993, hal.
48-53
Kast, Freeman and Rosenzweig, 1985, Organizations and Management, A System and
Contingency Approach, Mc Graw Hill Book company, New York, USA
Kompas 21 September 2011, Ekspor Batik Indonesia meningkat, PT. Gramedia, Jakarta
Kreitner R & Kinicki A, 2001, Organizational Behavior, Mc Graw Hill Companies, Inc. New
York
Moleong, L.J., 2005, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung PT. Remaja Rosdakarya
Kreitner, Robert& Kinicki, Angelo, 2005, Organizational Behavior, Mc Graw Hill Companies,
Inc. New York

62 Lukman Hakim dan Eko Sugiyanto BENEFIT Jurnal Manajemen dan Bisnis
ISSN: 1410-4571, E-ISSN: 2541-2604

Latta,Gail F. (2015) “Modeling the cultural dynamics of resistance and facilitation: Interaction
effects in the OC3 model of organizational change”, Journal of Organizational Change
Management, Vol. 28 Iss: 6, pp.1013 – 1037
Lukman Hakim & Vivian Maharani, 2010, Analisis Perumusan Strategi Perusahaan Pada PT.
Jamu Air Mancur Wonogiri, Penelitian Kolaborasi Dosen Mahasiswa, Prodi Manajemen
UMS.
Maheshwari,Shweta;Veena Vohra (2015) “Identifying critical HR practices impacting employee
perception and commitment during organizational change”, Journal of Organizational
Change Management, Vol. 28 Iss: 5, pp.872 – 894
Michael Hammer dan James Champy, 2004, Reengineering the Corporation : A Manifesto for
Business Revolution, SouthWesternCollege Publishing. Ohio, U S A.
Miftah, Thoha. 2008. Perilaku Organisasi; konsep dasar dan aplikasinya. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.
Muallimah, Atsarotul (2011) Implementasi Manajemen Perubahan Dalam Mewujudkan
Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) di SMPN Sidoarjo Undergraduate thesis,
UIN Sunan Ampel Surabaya.
Nina Karlina, 2016, Pengaruh Perubahan Organisasi Terhadap Kinerja Perusahaan PDAM
Kota Bandung, Jurnal Sosiohumaniora UNPAD Bandung
Nur Rahmanto, Choirudin (2010) Pengaruh antara variabel komitmen organisasi, perubahan
organisasi, dan budaya organisasi terhadapefektivitas kerja, Program Pasca Sarjana
Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta
Reksohadiprojo, Sukanto, &Hani Handoko, 1997,Organisasi Perusahaan. BPFE Yogyakarta
Robbins, Stephen P., 2005, Organizational Behavior, Concept Contropversies and Applications,
Prentice Hall Inc. USA. Terjemahan. Jakarta: P.T. Indeks Kelompok Gramedia.
Robbins, Stephen P.; Judge, Timothy A. (2008). Perilaku Organisasi Buku 2, Jakarta: Salemba
Empat, Jakarta
Rodriguez,Gloria Cuevas; Villegas,Jaime Guerrero;&Cabrera,Ramón Valle , (2016),”Corporate
governance changes, firm strategy and compensation mechanisms in a privatization
context”,Journal of Organizational Change Management, Vol. 29 Iss: 2, pp.199 – 221
Singarimbun, Masri dan Effendi, Sofyan.1995, Metode Penelitian Survey, Cetakan Kedua, PT
Pustaka LP3S, Jakarta
Schein, Edgar, 2005, Organization Culture and Leadership, Jossey Bass, San Fransisco, USA
Sukanto R & T. Hani Handoko, 1990, Organisasi Perusahaan, Penerbit BPFE,Yogyakarta
Winardi, 2009, Manajemen Perilaku Organisasi, Kencana, Prenada Media Group, Jakarta
Winardi, 2009, Teori Organisasi dan Pengorganisasian, PT. Raja Grafindo Rajawali Press,
Jakarta
Wexley, K.N., Yukl, G.A., 1977, Organizational Behavior and Personal Psychology, Richard
D. Irwin Inc., Homewood, Illinois.
Yin, K.R.,2006, Studi Kasus: Desain dan Metode, PT Raja Grafindo Persada Jakarta

Volume 3, Nomor 2, Desember 2018: 49-63 Manajemen Perubahan Organisasi... 63

Anda mungkin juga menyukai